Anda di halaman 1dari 13

IMUNOSEROLOGI

(SISTEM KOMPLEMEN)

NAMA KELOMPOK 2 :

1. ARMITA WINANTI ( 201713453001 )

2. LIA NUR SAFITRI ( 201713453003 )


SISTEM KOMPLEMEN

• Komplemen merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh bawaan. Fungsi


utamanya adalah pengenalan dan eliminasi patogen melalui pembunuhan langsung
dan / atau stimulasi fagositosis.
• Sistem komplemen adalah protein dalam serum darah yang bereaksi berjenjang
sebagai enzim untuk membantu sistem kekebalan seluler dan sistem kekebalan
humoral untuk melindungi tubuh dari infeksi.
 Sistem komplemen adalah suatu sistem yang terdiri dari seperangkat kompleks
protein yang satu dengan lainnya sangat berbeda. Ada 9 komponen dasar komplemen
yaitu C1 sampai C9 yang bila diaktifkan, dipecah menjadi bagian-bagian yang besar
dan kecil.
KOMPONEN KOMPLEMEN

 Sebagian dari komponen protein komplemen diberi nama dengan huruf C: Clq, Clr, CIs,
C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8 dan C9 berurutan sesuai dengan urutan penemuan unit
tersebut, bukan menurut cara kerjanya.
 Unsur pokok sistem komplemen diwujudkan oleh sekumpulan komponen protein yang
terdapat di serum. Protein-protein ini dapat dibagi menjadi protein fungsional yang
menggambarkan elemen dari berbagai jalur, dan protein pengatur yang menunjukkan
fungsi pengendalian.
 Komplemen sebagian besar disintesis di dalam hepar oleh sel hepatosit, dan juga oleh sel
fagosit mononuklear yang berada dalam sirkulasi darah.
FUNGSI SISTEM KOMPLEMEN

1. Mencerna sel, bakteri, dan virus


2. Opsonisasi, yaitu memicu fagositosis antigen partikulat
3. Mengikat reseptor komplemen spesifik pada sel-sel imun, inflamasi, dan beberapa
molekul imunoregulator
4. Pembersihan imun, yaitu membuang sisa-sisa bahan imunitas (kompleks imun) dan
mengirimnya ke di limpa dan hati untuk dihancurkan.
PERANANSISTEM KOMPLENEN PADA SYSTEM
PERTAHANAN

Dalam pertahanan system komplemen berperan dalam proses:


1. Sitolisis
2. Adherensi C3b
3. Immunoconglutinin
4. Inflamasi
AKTIVASI KOMPLEMEN
Sistem komplemen dapat diaktifkan melalui dua jalur, yaitu:
1. Aktivasi Komplemen Jalur klasik
2. Aktivasi Komplemen Jalur alternative
Aktivasi tersebut melalui suatu proses enzimatik yang terjadi secara berantai, berarti produk
yang timbul pada satu reaksi akan merupakan enzim untuk reaksi berikutnya. Caranya ialah
dengan dilepaskannya sebagian atau mengubah bangunan kompleks protein tersebut (pro enzim)
yang tidak aktif menjadi bentuk aktif (enzim). Satu molekul enzim yang aktif mampu
mengakibatkan banyak molekul komplemen berikutnya. Cara kerja semacam ini disebut the one
hit theory.
1. Aktivasi Komplemen Jalur Klasik
Aktivasi komplemen melalui jalur klasik atau disebut pula jalur intrinsik, dibagi menjadi
3 tahap, yaitu:
1) Tahap pengenalan dan pencetusan
2) Tahap penguatan (amplifikasi)
3) Tahap serangan membran
2. Aktivasi Komplemen Jalur Alternatif
 Aktivasi jalur alternatif atau disebut pula jalur properdin, terjadi tanpa melalui tiga reaksi
pertama yang terdapat pada jalur klasik (C1 ,C4 dan C2) dan juga tidak memerlukan
antibodi IgG dan IgM.
 Pada keadaan normal ikatan tioester pada C3 diaktifkan terus menerus dalam jumlah yang
sedikit baik melalui reaksi dengan H2O2 ataupun dengan sisa enzim proteolitik yang
terdapat sedikit di dalam plasma.
 Komplemen C3 dipecah menjadi fragmen C3a dan C3b. Fragmen C3b bersama dengan ion
Mg++ dan faktor B membentuk C3bB. Fragmen C3bB diaktifkan oleh faktor D menjadi
C3bBb yang aktif.
LANJUTAN …

• Pada keadaan normal reaksi ini berjalan terus dalam jumlah kecil sehingga tidak terjadi
aktivasi komplemen selanjutnya. Lagi pula C3b dapat diinaktivasi oleh faktor H dan
faktor I menjadi C3b, dan selanjutnya dengan pengaruh tripsin zat yang sudah tidak aktif
ini dapat dilarutkan dalam plasma.
Akibat aktivasi sistem komplemen :
1. Reaksi inflammasi
Reaksi tubuh terhadap masuknya bend aasing, invasi mikroorganisme atau kerusakan jaringan.
2. Kemotaksis dan opsonisasi
Kemotaksis : gerakan fagosit ke tempat infeksi yang merupakan respons terhadap berbagai faktor
seperti produk bakteri dan faktor biokimiawi yang lepas pada aktivasi komplemen. Jaringan yang
rusak atau mati dapat juga melepas faktor kemotaksis.
Opsonisasi : proses melapisi partikel antigen oleh antibodi dan/atau oleh komponen komplemen
sehingga lebih mudah dan cepat dimakan fagosit.
3. Aktivitas sitolitik
KESIMPULAN

• Sistem komplemen adalah suatu sistem yang terdiri dari seperangkat kompleks
protein yang satu dengan lainnya sangat berbeda. Pada kedaan normal komplemen
beredar di sirkulasi. darah dalam keadaan tidak aktif, yang setiap saat dapat diaktifkan
melalui dua jalur yang tidak tergantung satu dengan yang lain.
• Sistem komplemen diaktivasikan menjadi 2 jalur yaitu aktivasi komplemen jalur
klasik dan aktivasi komplemen jalur alternative.

Anda mungkin juga menyukai