Anda di halaman 1dari 8

QBD 2

AKTIVASI SISTEM KOMPLEMEN MELALUI JALUR KLASIK DAN


ALTERNATIF
Disusun sebagai salah satu tugas modul imunologi

Oleh: NOVTA SILFIA PABALIK


201870024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PAPUA
SORONG
2019
1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................... 1

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 2

BAB 2 PEBAHASAN ...................................................................................... 3

2.1 Aktivasi komplemen jalur alternatif .................................................... 3

2.2 Aktivasi komplemeen jalur klasik ....................................................... 5

BAB 3 KESIMPULAN .................................................................................... 7

REFERENSI ..................................................................................................... 8
2

BAB 1

PENDAHULUAN

Tubuh manusia dilengkapi dengan sistem pertahanan internal dan eksternal yang
menyediakan proteksi terhadap invasi agen asing. Pertahanan internal pada tubuh antara
lain sistem imun yang merupakan kumpulan dari sel-sel, jaringan, dan makromolekul
yang berperan dalam pertahanan infeksi.1,2

Sistem imun terdiri dari sistem imun spesifik dan nonspesifik, pada sistem imun
nonspesifik terdapat peran dari sistem komplemen yang merupakan sekelompok protein
plasma inaktif, yang ketika terdapat mikroba yang masuk ke tubuh, sistem komplemen
akan diaktivasi secara berurutan kemudian akan merusak sel-sel asing dengan menyerang
membran plasmanya, selain itu terdapat beberap fungsi dari sistem komplemen, antara
lain opsonisasi, lisis sel, dan inflamasi. Terdapat 3 jalur guna aktivasi sistem komplemen,
antara lain jalur alternatif, jalur klasik, dan jalur lektin.1,2
3

BAB 2
PEMBAHASAN
Sistem komplemen merupakan sekelompok protein plasma inaktif yang ketika
diaktifkan secara berurutan oleh sel-sel asing maka akan merusak sel tersebut dengan cara
menyerang membran plasmanya dengan membuat MAC (membrane attack complex).
Dalam mengaktivasi sistem komplemen, terdapat tiga jalur dalam pengaktifan sistem
komplemen hingga dapat merusak sel, antara lain jalur alaternatif, dan jalur klasik.1

2.1 Aktivasi Komplemen Jalur Alternatif

Aktivasi sistem komplemen melalui jalur alternatif dipicu ketika terdapat suatu
produk pecahan dari hidrolisis C3 yaitu C3b, ditimbun pada permukaan suatu rnikroba yang akan
mengaktivasi komplemen-komplemen lainnya hingga membuat suatu pori yaitu membrane
attack complex pada sel mikroba sehingga sel mikroba mengalami lisis.1,2

2.2.1 Proses aktivasi Komplemen melalui jalur alternatif

Berbeda dengan aktivasi melalui jalur klasik yang memeperlukan kompleks


antigen-antibodi, Jalur altematif di induksi oleh C3 yang merupakan molekul yang
tidak stabil dan terus menerus ada, Aktivasi C3 diduga terjadi pada permukaan sel,
pada sel normal akan mengekspresikan inhibitor yang mencegah aktivasi sedangkan
pada mikroba tidak terdapat inhibitor sehingga akan mengaktifkan C3 yang secara
otomatis akan memecah menjadi C3a yang berperan dalam reaksi inflamasi, dan C3b
yang akan, terikat pada permukaan suatu rnikroba dan akan membentuk suatu ikatan
kovalen yang stabil dengan protein mikroba atau polisakarida dan dengan demikian
terlindung dari degradasi. C3b yang terikat pada mikroba akan mengikat protein lain
yang disebut faktor B yang kemudian akan dihancurkan oleh suatu protease plasma
(faktor D) guna menjadi fragmen Bb dan Ba. Fragmen Bb akan tetap menempel pada
C3b membentuk kompleks C3bBb berfungsi sebagai enzim, disebut jalur alternatif C3
konvertase, yang kemudian akan berfungsi untuk memecah C3 lebih banyak lagi. C3
konvertase distabilkan oleh properdin, yang merupakan suatu regulator positif sistem
komplemen, pecahan C3b selanjutnya akan membentuk kompleks C3bBb3b sebagai
suatu CS konvertase, untuk menghancurkan protein komplemen C5 dan menginisiasi
tahap lanjut aktivasi komplemen dengan mengaktifkan C5-C9 yang akan bergabung
membentuk MHC (membrane attack complex) yang akan melisiskan mikroba.2
4

Gambar 1. Aktivasi komplemen melalui jalur alternatif.2

2.2 Aktivasi Komplemen Jalur Klasik

Aktivasi sistem komplemen pada jalur klasik dipicu oleh antibodi IgM atau
subkelas IgG yang di hasilkan terhadap mikroorganisme pengivasi spesifik yang
kemudian akan berikatan dengan antigen. Hasil dari kompleks antigen-antibodi
kemudian akan memberi akses pada C1 untuk berikatan dengan antibodi, Hal ini
menyebabkan C1 secara enzimatis menjadi aktif dan akan menyebakan pengikatan dan
pemecahan dua protein lainnya antara lain C4 dan C2. C4b yang merupakan salah satu
fragmen C4 akan menempel secara kovalen ke antibodi atau ke permukaan mikroba di
mana antibodi diikat, C1 juga akan memecah C2 yang terikat untuk menghasilkan C2a
dan C2b dan selanjutnya C2a akan membentuk kompleks C4b2a bersama C4b, Kompleks
ini membbentuk C3 konvertase pada jalur klasik yang berfungsi untuk memecah C3
menjadi C3a dan C3b yang dibentuk kembali akan berikatan pada mikroba. Beberapa
C3b berikatan dengan kompleks C4b2a, membentuk C4b2a3b yang berfungsi sebagai
5

suatu C5 konvertase, yang memecah protein komplemen C5 yang selanjutnya akan


mengaktivasi C6 hingga C9 dan kemudian akan membuat pori (membtane attack
complex) yang akan melisiskan sel.2,3

Gambar 1. Aktivasi komplemen melalui jalur klasik.2


6

BAB 3
KESIMPULAN
Sistem komplemen merupakan kumpulan protein dalam darah dan membran sel
yang berperan penting dalam pertahanan inang terhadap mikroba dan kerusakan jaringan,
Terdapat jalur yang di gunakan dalam aktivasi komplemen antara lain jalur alternatif yang
dipicu ketika suatu produk pecahan dari hidrolisis C3 yaitu C3b yang ditimbun pada
permukaan suatu mikroba, jalur klasik yang dipicu ketika IgM atau subkelas IgG
berikatan dengan antigen, selain itu terdapat juga jalur lektin.

Fungsi dari aktivasi sistem komplemen yaitu guna pertahanan terhadap mikroba
yanf dapat di lakukan dengan inflamasi, opsonisasi, dan lisis sel.
7

REFERENSI
1. Sherwood L. Introduction to human physiology. Edisi 8. Australia: Cengange
Learning; 2013. Hal 445
2. Abbas AK, Lichtman AH, Pillai S. Imunologi dasar abbas: fungsi dan kelainan sistem
imun. Edisi indonesia ke 5. Editor Kalim H. 2016. 1, 42, 181-2
3. Baratawidjaja KG, Rengganis I. Imunologi dasar. Edisi 10. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2012. Hal. 180-3

Anda mungkin juga menyukai