Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KONSEP DASAR IMUNITAS DAN RESPON IMUN

Diajukan sebagai tugas resume


Mata kuliah biologi molekuler

Dosen pengampu : Dr. dr., Akrom M.Kes

Disusun oleh :
Fhahira Alifiya
1600023234
3C

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2017
ABSTRAK

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wr. Wb.
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah swt atas berkat dan rahmatNya makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Makalah ini terdiri dari konsep-konsep dasar imunitas dan respon
imun.
Makalah ini ditulis berdasarkan penjelasan yang saya dapatkan dari masig-masing
kelompok serta pencarian dari beberapa sumber yaitu melalui media elektronik.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun
materinya. Kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah
LATAR BELAKANG

Sejak lahir manusia sudah memiliki dilengkapi dengan sistem pertahanan atau
dikenal juga sebagai sistem imun yang berguna sebagai sistem pertahanan tubuh dari
berbagai gangguan yang datang dari dalam maupun luar tubuh. Sistem imun dirancang
untuk melindungi host (inang) dari patogen-patogen penginvasi yaitu virus,bakteri,parasit
dan jamur . Sistem imun diklasifikasi menjadi 2 kelompok yaitu sistem imun non spesifik
atau natural ( innate immunitiy ) adalah pertahanan tubuh yang mempunyai sifat tidak
spesifik dan merupakan pertahanan pertama, Imunitas natural berfungsi sebagai system
pertahanan terdepan pada awal terjadinya infeksi penyakit. Yang termasuk komponen
sistem imun natural yaitu : membran epithaliat, NK sel, komplemen, fagosit, ILCs, dan sel
dendrit. Sedangkan sistem imun spesifik atau adaptif ( acquired immunitiy) sistem imun
adaptif mengenali dan bereaksi terhadap sejumlah besar mikroba dan zat non mikroba.
Karakteristik yang menentukan dari kekebalan adaptif adalah kemampuan membedakan zat
berbeda yaitu disebut spesifik.yang termasuk komponen sistem imun adaptif yaitu : sel
limfosit B dan sel limfosit T.
Sistem imun dibagi menjadi 2 cabang yaitu : sistem imun humoral yang merupakan fungsi
protektif dapat ditemukan pada humoral dan sistem imun seluler yang fungsi protektifnya
berikatan dengan sel.
Komponen demi komponen dari masing-masing klasifikasi sistem imun memiliki
definsi, morfologi serta mekanisme pengkatifan dan mekanisme peran tentu berbeda-beda.
Dari perbedaan karakteristik dan fungsi dari komponen-komponen tersebut terjadi
komunikasi antar komponen yang menyebabkan adanya perlawanan terhadap adanya
patogen pada tubuh.

TUJUAN

Mengetahui morfologi, karakteristik,peran,mekanisme aksi dan contoh kasus dari


komponen – komponen sistem imun
ISI DAN PEMBAHASAN

1. IMMUNOGLOBULIN (Ig)
MORFOLOGI:suatu glikoprotein
KARAKTERISTIK :
- yang mengandung dua atau lebih rantai karbohidrat,
yang biasanya terikat pada ikatan yang panjang.
-Memiliki COOH pada bagian ujung terminal yang
tertanam dalam membran sel, serta bagian-bagian
pendek dari rantai di dalam sel (intrasel segmen yang
berbeda ukuran)
-terikat nonkovalen dengan dua peptida aksesori yang membentik kompleka B antigen
reseptor di membran limfosit B
-mamalia mengekspresikan 5 isotipe Ig berbeda dari antibodi yaitu : IgG, IgM, IgA, IgD,
dan IgE
-Masing-masing isotipe Ig memiliki 2 fungsi yang sama (kecuali IgD) yaitu :
1) Mengenali dan mengikat antigen
2) Melakukan pembunuhan kompleks imun melalui mekanisme aktivator
PERAN:
- IgG : meningkatkan fagositosis, menetralkan toksin dan
virus, melindungi fetus newborn
-IgM : merupakan antibodi pertama yang diproduksi
selama infeksi
- IgA : Melokalisasi proteksi pada permukaan mukosa,
meningkatkan imunitas pada saluran pencernaan infant,
menggalutinasi mikroba  fagositosis
- IgD : Pada sel B dapat menginisisasi respon imun 
reseptor Ag  aktivitas sel B
- IgE : Pada reaksi alergi akan meningkat, infeksi dari
cacing (lisisnya cacing)
MEKANISME AKSI:
1. Neutralization  Antibodi mencegah virus dan bakteri masuk ke dalam sel dengan
cara mengikat antigen sehingga antigen sulit melewati membran sel.
2. Opsonization  Antibodi menandai antigen tersebutuntuk dihancurkan atau
dieliminasi oleh sel imun lain, seperti natural killer atau makrofag
3. Activation of complement  sama dengan opsonisasi, antibodi akan menandai
antigen untuk dieliminasi. Tetapi eliminasi sebenarnya diinisiasi oleh protein cascade
yang membentuk lubang pada membran sel antigen sehingga sel tersebut menjadi
lisis
KASUS:
Pemberian serum antirabies.
2. C-REAKTIV PROTEIN
MORFOLOGI : protein
KARAKTERISTIK:
-keluarga pentrasiklin - Gen yang bertanggung jawab terdapat pada kromosom I
- pengikat berbagai molekul fosforikolin - Terletak di kromosom (1q21-Q23A)
-5 subunit polipeptida (masing-masing 23 kD terdiri dari 206 residu asam amino)
PERAN:
- Meningkatkan aktivitas dan motilitas sel fagosit seperti granulasit dan monosit atau
makrofag
- Meningkatkan komplemen baik melalui jalur klasik mulai dengan C1q maupun jalur
alternative
- mengenal residu fosforikolin dari fosfolipid, lipoprorein membrane sel rusak, kromatin
inti dan kompleks DNA-histon
MEKANISME AKSI :
marker inflamasi yang diproduksi dan dilepas oleh hati dibawah rangsangan sitokin-
sitokin IL-6, interleukin 1(IL-1), dan tumor necroting factor ∝ (TNF∝)
KASUS: kasus ateroklorosis. Crp bisa menginduksi ateroklorosis dalam melalui berbagai
cara, seperti:
1. Oksigen radikal, Crp mengaktifkan komplemen trombosit dan menginduksi ekspresi
sitokin. Crp mengingkatkan generasi radikal bebas oksigen melalui monosit dan
neutrophil secara langsung. Oksigen radikal terlibat dalam patofisiologi
aterosklerosis
2. Molekul adhesi, sel molekul adhesi yang terlibat dalam atherogenesis. Crp
menginduksi ekspresi molekul adhesi pada sel endotel dan MCP-1

3.CD (CLUSTER OF DIFFERENTIAL)


MORFOLOGI: molekul bervariasi yang menyerupai sel lain
KARAKTERISTIK:
-molekul yang terdapat pada permukaan suatu sel limfosit
PERAN:
- molekul pengenal dalam system imun yang terdapat pada permukaan limfosit T
MEKANISME AKSI:
Antigen akan berikatan dengan CD yang terdapat pada sel limfosit kemudian CD akan
mengatur respon imun yang akan diberikan oleh limfosit
KASUS:
Kulit ( wajah) terinfeksi bakteri Propionii Bacterium Acnes, timbul inflamasi (jerawat).
Masuknya bakteri mengaktifkan IL 2 penyebab inflamasi, kemudian IL 2 akan berikatan
dengan limfosit T Helper CD4Th2, CD4Th2 mengaktivasi limfosit T untuk
mengeluarkan respon imun.

4.MAKROFAG
MOFROLOGI : sel berinti tunggal
KARAKTERISTIK :
- Makrofag berasal dari sel precursor sumsum tulang belakang dari promonosit yang
akan membelah menghasilkan monosit yang beredar dalam darah.
PERAN:
-Sebagai fagosit professional
-Sebagai APC (menyajikan antigen ke limfosit)
MEKANISME AKSI:
1. Proses oksidatif
Terjadi berupa peningkatan penggunaan oksigen, peningkatan proses hexose
monophosphate shunt(HMPS), menungkatkan produksi H2O2 & produksi beberapa
senyawa
2. Proses Non oksidatif
Berlangsung bdengan bantuan berbagai protein
KASUS:Melisiskan sel tumor
1. makrofag mengekspresikan reseptor Fc-gamma dan aktivitasnya dapat diarahkan
kepada tumor yang dilapisi antibodi (ADCC , prosesnya mirip pada sel NK)
2. mekanisme pembunuhan bisa diasosikan pada pembunuhan mikroba yaitu melepas
enzim lisosom, ROI, dan RNI.
3. makrofag teraktivasi, juga memproduksi TNF. TNF merusak sel tumor dengan efek
toksik langsung atau secara tidak langsung dengan merusak pembuluh darah tumor
(nekrosis).
5.NK SEL
MORFOLOGI : sel berinti (limfosit)
KARAKTERISTIK:
-NK sel tumbuh dan berkembang di sumsum tulang, namun matang dalam jaringan
perifer
-NK sel dapat dihasilkan dari limfoid progenitor umu yg dimiliki oleh sel limfosid T dan B
-NK sel utamanya berkembang di sumsum tulang, namun timus janin dan hati yang
mengandung bipotent yaitu T/NK progenitor akan mampu berkembang menjadi NK sel.
PERAN: sitotoksik dan penguat sistem imun
MEKANISME AKSI:
Adanya inhibisi NK sel agar tidak membunuh sel normal terlebuh dahulu. Lalu, NK sel
tidak aktif, maka NK sel akan aktif dengan membunuh sel yang terinfeksi virus dengan
menghasilkan granul sitokin yang diproduksi oleh makrofag. Kemudian sitokin akan
masuk ke membrane sel yang terinfeksi maka akan terjadi apoptosis pada sel yang
terinfeksi tadi. Selain dengan menghasilkan sitokin, NK sel juga isa menghasilkan IFN –
gamma sehingga akan mengaktifkan makrofag yang akan memakan mikroba.
6. VAKSIN
MORFOLOGI: Antigen dari bakteri yang telah dilemahkan
KARAKTERSITIK :
- bentuk sediaan beku kering sedangkan vaksin berupa cairan dan harus aman serta efektif.
- mudah rusak bila terkena sinar matahari
-pengimpanan pada suhu 2°-8° C
PERAN :
- mempersiapkan sistem imun untuk bertahan terhadap serangan patogen
MEKANISME AKSI:
vaksin disuntikkan, antigen dalam vaksin merangsang pembentukan antibodi yang spesifik
terhadap spesifik patogen. Kemudian Limfosit B bereplikasi membentuk klon menjadi sel B
memory. Sel B memory dilatih untuk mengikatkan diri dengan patogen dan mengingat
patogen yang pernah masuk. Jika tubuh terinfeksi patogen yang sama, maka patogen
dikenali sel B memory yang telah terbentuk, kemudian bereplikasi menjadi sel plasma. Sel
plasma menghasilkan antibody yang dapat mengikatkan diri dengan patogen secara cepat,
sehingga patogen mati.
KASUS: vaksi palsu, dimana isinya tidak sesuai dengan standar seharusnya. Sehingga bisa
saja tidak menimbulkan efek yang diinginkan sehingga tidak terbentuk antibodi.

7.ANTIGEN
MORFOLOGI : molekul asing
KARAKTERISTIK:
-dapat berupa protein,karbohidrat, atau
lippopolisakarida
PERAN:
-mendatangkan gangguan bagi host. Namun
adanya antigen dapat membentuk antibody
MEKANISME AKSI:
Antigen dapat secara spesifik diikat oleh Ab atau
reseptor sel T pada bagian yang disebut Epitop
atau Determinan Antigen Epitop akan dikenali oleh sel B (melalui Ab) dan sel T
(melalui sel T reseptor/ TCR).
KASUS: imunitas seluler pada penolakan sel tumor. Antigen tumor akan mengaktifkan sel Tc
host demikian pula interferon yang dilepaskan oleh sel T juga akan mengaktifkan sel NK
(natural killer) untuk melisis sel tumor.
8.KEMOKIN
MORFOLOGI : molekul kecil
KARAKTERISTIK:
- molekul kecil yang mampu memicu kemotaksis
bermacam sel termasuk netrofil, monosit, limfosit,
eosinofil, fibroblast dan keratinosit
PERAN:
- membantu sel kekebalan bermigrasi ke lokasi invasi
mikroba dengan cara sel-sel yang tertarik oleh kemokin mengikuti sinyal dari
meningkatnyakonsentrasi kemokin menuju sumber dari kemokin.
- Kemokin mengontrol sistem sel imun
MEKANISME AKSI:
mengikat reseptor ditampilkan pada permukaan mereka reseptor ditampilkan pada permukaan
mereka. Reseptor kemokin adalah salah satu pasangan reseptor G protein, dengan komponen
G-protein didalam sel yang menginduksi jalur sinyal sel ketika reseptor diaktifkan.
Kemokin bekerja pada permukaan sel-sel inflamasi berikatan dengan reseptor (CCR3) karena
CCR3 mempunyai kadar tertinggi, ditemukan dipermukaan eosinofil dan eotaxin sebagai ligand
yang spesifik bagi CCR3.
KASUS:
Pada kasus infeksi HIV, reseptor kemikin terutama CCR5 terlibat pada transmisi HIV melalui
aktifasi GPCR. Aktivitas sel Th oleh patogen HIV yang ada dalam makrofag melalui reseptor
GPCR dibantu dengan CCR5 antara lain menyebabkan disekresinya sitokin, proliferasi sel
terinfeksi HIV dan replikasi virus. Stimulasi CCR5 oleh glikoprotein (gp) 120 R5 pada proliferasi
makrofag yang diaktifasi oleh signal yang dihasilkan mitogenic signalling cascade dari Raf ke
MEK (mitogen-activated protein kinase (MAPK) dan extracellular signal-regulated kinase (ERK)
kinase) ke ERK.
9.TLR (TOLL-LIKE RESEPTOR)
MORFOLOGI: Protein homolog
KARAKTERISTIK:
-Memiliki panjang 135-160 asam amino
PERAN:
menginduksi inflamasi dan menstimulasi sistem imun spesifik dengan menghasilkan
makrofag untuk membunuh patogen. Toll-like receptor dapat mengenali struktur
molekul umum dari mikroorganisme yang dikenal sebagai PAMPs (pathogen-associated
molecular pattern)
MEKANISME AKSI:
Aktivasi sinyal TLR melalui pengenalan pola molekular terkait patogen/pathogen-
associated molecular patterns (PAMP), memicu aktivasi transkripsi gen yang menyandi
sitokin proinflamasi, kemokin, dan molekul kostimulator, yang selanjutnya mengontrol
aktivasi sepsifik antigen respon imun adaptif.
KASUS: Terjadi pada penyakit kulit karena infeksi yang terkait dengan TLR antara lain
Lepra, Pioderma, dan Sifilis.
10.CD8 CTL

MORFOLOGI: sel berinti


KARAKTERISTIK: Terdapat glikoprotein CD8 pada permukaan
PERAN:
1. Membunuh sel yang terinfeksi firus atau patogen lain dengan cara langsung menghancurkan
virus atau patogen tersebut.
2. Merusak atau mematikan antigen intraseluler dan sel kanker.
3. Menghancurkan sel ganas dan sel histoinkompatible yang menimbulkan penolakkan
tranplantasi.
MEKANISME AKSI:
Membunuh sel secara langsung dipermukaan yang mana melawan antigen asing MHC kelas
1. MHC kelas 1 yang terikat pada permukaan sel T (yang terdapat glikoprotein CD8).
KASUS :
Bila menjumpai sel yang terinfeksi atau sel somatik disfungsional sel T cytotoxic melepaskan
protein Perforin, Granzim, dan Granulisin. Melalui aksi Perforin, Granzim memasuki
sitoplasma sel target dan fungi protease serin, mereka memicu kaskade kaspase, yang
merupakan rangkaian dari protease sistein yang akhirnya menyebabkan apoptosis (kematian
sel terprogram)

KESIMPULAN :

Setiap komponen – komponen sistem imun memiliki morfologi,karakteristik, peran,


mekanisme aksi yang berbeda-beda. Namun memiliki fungsi umum yang sama yaitu
melawan gangguan dari luar maupun dalam tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Abbas.abul K., Litctman Andrew H.,pillai shiv.2015.celluler and molecular immunology


eight edition.canada

Nezli.roald.1998.the immunologoy structure and function.USA: academic press

Vivier.eric.,santo.james.2016.natural iller cells.swizetland : springernature

Whitlock.sherly A.2010.immunihematology for medical laboratory technicans.USA:


delmar

https://googleweblight.com/?lite_url=https://id.m.wikipedia.org/wiki/Vaksin&ei=IX4M
o96t&lc=id-
ID&s=1&m=869&host=www.google.co.id&ts=1511971212&sig=ANTY_L1oFGEJNkoo8q
WFFteVB7Vqgrg4eg

https://googleweblight.com/?lite_url=https://id.m.wikipedia.org/wiki/Vaksin&ei=IX4M
o96t&lc=id-
ID&s=1&m=869&host=www.google.co.id&ts=1511971212&sig=ANTY_L1oFGEJNkoo8q
WFFteVB7Vqgrg4eg

http://infoimunisasi.com/news/prinsip-kerja-vaksin/

https://de.wikipedia.org/wiki/C-reaktives_Protein

https://www.google.co.id/amp/s/moko31.wordpress.com/2012/07/07/imunologi-
kanker/amp/

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/100

https://imunologigoblog.wordpress.com/2016/09/29/prinsip-dasar-imunoinformatika/

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/1007

http://duniashinichi.blogspot.co.id/2013/01/mengenal-mhc-kelas-i-mhc-kelas-ii-
hla.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai