SISTEM IMUNOLOGI
Mata kuliah :
DISUSUN OLEH:
2021312025
MAGISTER KEPERAWATAN
PADANG
1. Rintang mekanis
Kulit yang utuh tidak dapat di tembus oleh mikroorganisme karena
epidermis terdri daru berbaga lapis sel epitel yang sangat rapat, disertai
dengan lapisan tanduk di bagian atasnya.
Daya tahan tubuh spesifik atau imunitas dibagi menjadi imunitas humoral
ynag menyangkut reaksi antigen dan antibodi yang komplementer di
dalam tubuh; dan imunitas seluler yang mneyangkut reaksi sejenis sel (T-
Limfosit) dengan antigen didalam tubuh.
1. Sumsum Tulang
Semua sel sistem kekebalan tubuh berasal dari sel-sel induk dalam
sumsum tulang. Sumsum tulang adalah tempat asal sel darah merah, sel
darah putih, (termasuk limfosit dan makrofag) dan platelet. Sel-sel dari
sistem kekebalan tubuh juga terdapat di tempat lain.
2. Timus
Timus merupakan jaringan limfatik yang terletak di sepanjanng organ
trakea di bagian rongga dada atas. Timus membesar sewaktu pubertas
atrofi atau mengecil setelah dewasa. Fungs timus adalah memproses
limfosit muda (protimosit) menjadi T-limfosit. T-limfosit ynag terbentuk
kemudian berpindah menuju jaringan limtaif lainnya.
Thymus Glandula thymus memproduksi dan mematurasi/mematangkan T
limfosit yang kemudian bergerak ke jaringan limfatik yang lain,dimana T
limfosit dapat berespon terhadap benda asing.
Thymus mensekresi 2 hormon thymopoetin dan thymosin yang
menstimulasi perkembangan dan aktivitas T limfosit.
1. Limfosit T sitotoksik limfosit yang berperan dan imunitas yang
diperantarai sel. Sel T sitotoksik memonitor sel di dalam tubuh dan
menjadi aktif bila menjumpai sel dengan antigen permukaan yang
abnormal. Bila telah aktif sel T sitotoksik menghancurkan sel
abnormal.
2. Limfosit T helper Limfosit yang dapat meningkatkan respon sistem
imun normal. Ketika distimulasi oleh antigen presenting sel sepeti
makrofag, T helper melepas faktor yang yang menstimulasi
proliferasi sel B limfosit.
3. Limfosit B Tipe sel darah putih ,atau leukosit penting untuk
imunitas yang diperantarai antibodi/humoral. Ketika di stimulasi
oleh antigen spesifik limfosit B akan berubah menjadi sel memori
dan sel plasma yang memproduksi antibodi.
4. Sel plasma Klon limfosit dari sel B yang terstimulasi. Plasma sel
berbeda dari limfosit lain ,memiliki retikulum endoplamik kasar
dalam jumlah yang banyak ,aktif memproduksi antibodi
3. Getah Bening
Pembuluh getah bening atau pembuluh limfe berasal dari
sekumpulan pembuluh kapiler limfe yang buntu. Berbeda dengan kapiler
darah, kapiler limfe memiliki banyak pori-pori berdameter cukup besar
dan permeabel terhadap protein. Pembuluh limfe terebar di seluruh tubuh
tetapi tidak terdapat di sumsum tulang, otak, medula spinalis, pulpa limfa
dan kuku. Didalam limfe mengalir cairan limfe
Kelenjar getah bening berbentuk kacang kecil terbaring di
sepanjang perjalanan limfatik. Terkumpul dalam situs tertentu seperti
leher, axillae, selangkangan, dan paraaorta daerah
Kapiler-kapiler limfe bersatu menjadi pembuluh-pembuluh
limfe.pembuluh limfe berstruktur sama dengan pembuluh vena, tetapi
mengandung katup lebih banyak dan berdinding tipis. Pada jaraj tertentu
dari pembuluh limfe terdapat kelenjar limfe. Aliran pembuluh limfe
umumnya mengikut aliran darah. Akhirnya oembuluh-pembuluh limfe
bersatu membentuk dua pembuluh limfe besar di rongga dada yatu duktus
torakikus dan duktus limfatikus dekstra.
Duktus torakikus menerima cairan limfe dari kepala, leher,dada
dan tungkai atas: semuanya sebelah kiri dan dari seluruh tubuh di bawah
dada. Duktus torakikus bermuara pada vena brakiohepatika sinistra, pada
titik temu antara vena jugularis interna sinistra dan vena subklavikula
sinistra. Sedangkan duktus limfatikus menerima cairan limfe dari kepala,
kleher dan tunngkai atas semuanya sebelah kanan. Duktus limfatikus
dekstra bermuara di vena brakohepatika dekstra.
4. Nodus limfatikus
Nodus limfatikus (limfonodi) terletak sepanjang sistem limfatik.
Nodus limfatikus mengandung limfosit dalam jumlah banyak dan
makrofag yang berperan melawan mikroorganisme yang masuk ke dalam
tubuh. Limfe bergerak melalui sinus,sel fagosit menghilangkan benda
asing. Pusat germinal merupakan produksi limfosit.
5. Tonsil
Tonsil adalah sekumpulan besar limfonodi terletak pada rongga
mulut dan nasofaring. Tiga kelompok tonsil adalah tonsil palatine, tonsil
lingual dan tonsil pharyngeal. Tonsil bukan merupakan kelenjar limfe
karena tidak memilik pembuluh aferen. Oleh sebab itu tonsil tidak
melakukan penyaringan cairan limfe, jumlah tonsil ada tiga masing masng
terletak pada:
1. Dinding belakang nasofaring (tonsil faringeal)
2. Fosa tonsiliaris di samping belakang lidah (tonsi polatina)
3. Bawah lidah (tonsil lingualis)
6. Limpa
Limpa merupakan jaringan limfatik terbesar, berdiameter 12 cm
yang terletak di antara lambung dan difragma. Limpa mendeteksi dan
merespon terhadap benda asing dalam darah ,merusak eritrosit tua dan
sebagai penyimpan darah. Parenkim limpa terdiri dari 2 tipe jaringan:
pulpa merah dan pulpa putih
1. Pulpa merah terdiri dari sinus dan di dalamnya terisi eritrosit
2. Pulpa putih terdiri limfosit dan makrofag Benda asing di dalam
darah yang melalui pulpa putih dapat menstimulasi limfosit
1.8. Imunisasi
1.8.1. Definisi imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia
terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit.
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, resisten. Imunisasi berarti
anak di berikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal
terhadap suatu penyakit tapi belum kebal terhadap penyakit yang lain.
Imunisasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan atau
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit.
1.8.2. Tujuan imunisasi
Tujuan imunisasi yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit
tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada
sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan suatu
penyakit tertentu dari dunia. (Ranuh, 2008, p10) Program imunisasi
bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini, penyakit-
penyakit tersebut adalah difteri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak
(measles), polio dan tuberkulosis.
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada
bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang
disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Secara umun tujuan
imunisasi antara lain;
1. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular
2. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
3. Imunisasi menurunkan angka mordibitas (angka kesakitan) dan
mortalitas (angka kematian) pada balita
1.8.3. Manfaat imunisasi
1. Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit,
dan kemungkinan cacat atau kematian.
2. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi
pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga
apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-
kanak yang nyaman.
3. Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa
yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
1.8.4. Jenis-jenis imunisasi Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa
agar tidak menimbulkan efek-efek yang merugikan. Imunisasi ada 2
macam, yaitu:
1. Imunisai aktif Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang
telah dilemahakan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh
berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap antigen
ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan
meresponnya. Contoh imunisasi aktif adalah imunisasi polio dan
campak. Dalam imunisasi aktif, terdapat beberapa unsur-unsur
vaksin, yaitu:
1. Vaksin dapat berupa organisme yang secara keseluruhan
dimatikan, eksotoksin yang didetoksifikasi saja, atau
endotoksin yang terikat pada protein pembawa seperti
polisakarida, dan vaksin dapat juga berasal dari ekstrak
komponen-komponen organisme dari suatu antigen. Dasarnya
adalah antigen harus merupakan bagian dari organisme yang
dijadikan vaksin.
2. Pengawet, stabilisator atau antibiotik. Merupakan zat yang
digunakan agar vaksin tetap dalam keadaan lemah atau
menstabilkan antigen dan mencegah tumbuhnya mikroba.
Bahanbahan yang digunakan seperti air raksa dan antibiotik
yang biasa digunakan.
3. Cairan pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan
kultur jaringan yang digunakan sebagai media tumbuh antigen,
misalnya antigen telur, protein serum, dan bahan kultur sel.
4. Adjuvan, terdiri dari garam alumunium yang berfungsi
meningkatkan sistem imun dari antigen. Ketika antigen
terpapar dengan antibodi tubuh, antigen dapat melakukan
perlawanan juga, dalam hal ini semakin tinggi perlawanan
maka semakin tinggi peningkatan antibodi tubuh.
2. Imunisasi pasif Merupakan suatu proses meningkatkan kekebalan
tubuh dengan cara pemberian zat imunoglobulin, yaitu zat yang
dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari
plasma manusia (kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui
plasenta) atau binatang (bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi
mikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Contoh
imunisasi pasif adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum)
pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah
yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut
menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah
plasenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap
campak.
1.8.5. Jenis vaksin yang diberikan sesuai tingkatan usia
Vaksin yang diberikan pada bayi-anak
1. Vaksin BCG optimal diberikan pada usia 2-3 bulan . bola lebih
dari 3 bulan perlu dilakukan uji tuberkulin
2. Vaksin hepatitis B Pertama diberikan dalam waktu 12 jam setelah
lahir
3. Vaksin polio-0(OPV)di berikan saat kunjungan bayi pertama
4. Vaksin DPT diberikan pada usia >6 minggu .ulangan DPT usia 18
bulan dan 5 tahun
5. Vaksin campak atau MMR ulangan diberikan pada usia 5-7 tahun
6. Vaksin pneumokokus (PVC) pada usia 7-12 bulan
7. Vaksin influenza; usia < 9 tahun
8. Vaksin MMR dapat diberikan pada usia 12 bhulan, apabila belum
mendapatkan vaksin usia 9 bulan.
9. Vaksin varisela dapat diberikan setelah usia 12 bulan
1.9. Penyakit pada sistem imunitas yang dapat dicegah dengan imunisasi
2. AIDS ( acquired immuno deficiency syndrome)
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh HIV( Human immuno
deficiency virus). Penyakit ini menimbulkan penurunan imunitas pada
seseorang yang belum memiliki imunitas yang normal.
Diagnosis untuk menentukan seseorang terkena HIV adalah dengan
menemukan HIV pada serum ataupun pada kelenjar limfe dengan melalui
tes ELIZA (Enzyme linked imunosorbent assay) dan tes westerm blot
3. Systemic lupus erythematosus ( SLE)
Merupakan penyakit autoimun inflamatif kronik yang belum diketahui
etiologi. Penyakit ini dikenal dengan penyakit seribu wajah dan memiliki
ciri khas dengan timbulnya ruam di waja yang disebut dengan butterfly
rash.
4. Sjogren syndrome
Merupakan gangguan sistem kekebalan tubuh yang dapat diidentifikasi
dengan dua gejala paling umum, yaitu mata kerin dan mulut kering.
5. Tuberkulosis (TB)
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang umum disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis menyerang daerah paru-paru namun juga
bisa menyerang bagian tubuh lainnya.
Penanganan TB menggunakan antibiotik untuk membunuh bakterinya.
Dua jenis antibioti yang sering digunakan biasanya menggunakan
isoniazid dan rifampicin dan pengobatan dapat berlangsung berbulan-
bulan
6. Difteri
Difteri merupakan penyakit akibat terjangkit bakteri yang bersumber dari
corynebacterium diphrherie. Difteri ialah penyakit yang mnegerikan pada
awal munculnya dengan gejala sakit tenggorokan, demam, sulit bernapas,
dan menelan,mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung dan sangat
lemah. Perawatan yang dapat dilakukan termasuk antitoksin difteri, yang
melemahkan dan antibiotik. Eritromisin dan penisilin membantu
menghilangkan kuman dan menghentikan pengeluaran toksin
7. Pertusis (batuk 100 hari)
Pertusis atau batuk rejan atau batuk seratus hari adalah suatu penyakit
yang disebabkan oleh birdetella pertusis. Pertusis merupakan penyakit
yang toxin mediated,toksin yang dihasilkan kuman (melekat pada bulu
getar saluran pernafasan atas. Terapi yang dapat digunakan adalah
antibiotika; eritrimisiin dengan dosis 50mg/kgbb/hari dibagi dalam 4
dosis, ampisilin dan rovamisin, kotromoksazol,kloramfenikol dan
tetrasiklin.
8. Tetanus
Tetanus yang jjuga dikenal sebagai lockjaw merupakan oenyakit yang
disebabkan oleh tetanospasmin yaitu sejenis neurositoksin yang
diproduksi oleh clostridium tetani. Penyakit ini adalah penyakit infeksi di
saat spasme otot tonik dan hiperrefleksia menyebabkan trimus (lockjaw),
spasme otot umum, melengkungnya punggung (opistotonus),spasme
glotal, kejang dan paralisi pernafasan.
9. Poliomiolitis
Merupakan penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus.
Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirusi
(PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus
dapat memasuki aliran darah dan mengalir kesistem saraf pusat
menyebabkan melemahnya itit dan kadang kelumpuhan (paralisis)
10. Hepatitis B
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh “virus
hepatitis B”dan juga paparan zat lainnya
DAFTAR PUSTAKA
1. Irianto, Koes. 2014. Anatomi dan Fisiologi Untuk mahasiswa. Bandung.
Alfabeta.