Anda di halaman 1dari 6

SISTEM IMUN (KEKEBALAN TUBUH)

1. Pengertian
 Sistem kekebalan tubuh ( imunitas ) adalah sistem yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar
dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor.
 Sistem ini mendeteksi dan melindungi tubuh dari infeksi,bakteri,virus sampai cacing parasit,serta
menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka .
 Sistem imun tersusun dari sel-sel dan jaringan yang membentuk imunitas, yaitu kekebalan tubuh terhadap
infeksi atau penyakit
 Penyebab penyakit (patogen) dapat masuk ke dalam tubuh kita, dapat menghancurkan sistem imun dan
menggandakan diri dalam tubuh, menghancurkan jaringan-jaringan dengan melepaskan racun.
 Jika kekebalan tubuh dapat dikalahkan oleh patogen, berarti tubuh kita mengalami suatu penyakit.
2. Fungsi Sistem Imun
 Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan menghilangkan mikroorganisme atau
substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh
 Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak (debris sel) untuk perbaikan jaringan.
 Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal
3. Jenis – jenis Sistem Kekebalan Tubuh dapat dikelompokan berdasarkan asalnya dan mekanisme kerjanya
3.1. Berdasarkan asalnya sistem kekebalan tubuh terbagi menjadi 2 yaitu kekebalan Nonspesifik (Kekebalan tubuh
bawaan /Kekebalan tubuh alami) dan kekebalan tubuh spesifik (adaftif/buatan)
a. Kekebalan tubuh nonspesifik adalah
 bagian dari tubuh kita yang telah ada sejak kita lahir.Sistem ini tidak selektif,artinya semua benda asing
yangmasuk ke dalam tubuh akan diserang dan dihancurkan tanpa seleksi , serta tidak memiliki kemampuan
untuk mengingat infeksi yanterjadi sebelumnya .
b. Kekebalan tubuh spesifik ( kekebalan adaptif / Kekebalan tubuh buatan ), adalah
 system kekebalan yang diaktifkan oleh kekebalan tubuh nonspesifik dan merupakan system pertahanan tubuh
yang ketiga.
3.2. Berdasarkan mekanismekerjanya sistem kekebalan tubuh terbagi 2,yaitu :
a. Imunitas humoral, yaitu
 imunitas yang dimediasi oleh molekul di dalam darah, yang disebut antibodi.
 Antibodi dihasilkan oleh sel B limfosit.
 Mekanisme imunitas ini ditujukan untuk benda asing yang berada di di luar sel (berada di cairan atau jaringan
tubuh).
 B limfosit akanmengenali benda asing tersebut, kemudian akan memproduksi antibodi.
 Antibodi merupakan molekul yang akan menempel di suatu molekul spesifik (antigen) dipermukaan benda asing
tersebut. Kemudian antibodi akan menggumpalkan benda asing tersebut sehingga menjadi tidak aktif, atau
berperan sebagai sinyal bagi sel-sel fagosit.

b. Imunitas selular adalah :


 respon imun yang dilakukan oleh molekul-molekul protein yang tersimpan dalam limfa dan plasma darah.
Imunitas ini dimediasi oleh sel T limfosit.
 Mekanisme ini ditujukan untuk benda asing yang dapat menginfeksi sel (beberapa bakteri dan virus) sehingga
tidak dapat dilekati oleh antibodi.
 Tlimfosit kemudian akan menginduksi 2 hal, yaitu :(1) fagositosis benda asing tersebut oleh sel yang terinfeksi,
(2) lisis sel yang terinfeksi sehingga benda asing tersebut terbebas ke luar sel dan dapat di dilekati oleh antibodi.
4. Sistem Pertahanan Tubuh (Respon imun)
 Tiga macam sel darah putih yang berperan dalam respon imun, yaitu: Limfosit B, disebut sel B karena diproduksi
di dalam bone marrow (sumsum tulang), Limfosit T, disebut sel T karena diproduksi di dalam kelenjar timus, dan
Makrofag.
 Mekanisme kerjanya : antibodi Limfosit B berperan dalam sintesis antibodi. Antibodi ini bisa disekresikan atau
tetap terikat membran pada permukaan sel B, tergantung kondisinya. Selama respon imun humoral, antibodi-
antibodi mengikat antigen-antigen yang kemudian diingesti (ditelan) dan didegradasi (dipecah/dirusak) oleh
makrofag
 Limfosit T lebih memiliki respon dalam imun sel. Sel-sel T mensintesis reseptor yang mengenali antigen-antigen
pada permukaan sel dan memicu lisisnya sel-sel yang mengandung antigen tadi.Antigen merupakan zat yang
menyebabkab munculnya respon imun di dalam tubuh.
5. Seputar immun
 Autoimmunitas merupakan respon imun terlalu aktif menyebabkan disfungsi imun
 Sistem imun gagal untuk memusnahkan dengan tepat antara diri sendiri dan bukan diri sendiri, dan menyerang
bagian dari tubuh.
 Autoimunitas adalah kegagalan suatu organisme untuk mengenali bagian dari dirinya sendiri sebagai bagian dari
dirinya, yang membuat respon kekebalan melawan sel dan jaringan miliknya sendiri atau antibody tidak
mengenali jaringan tubuh dan menganggapnya sebagai antigen
Beberapa penyakit yang dihasilkan dari kelainan respon kekebalan ini dinamakan penyakit autoimun. Contohnya
meliputi penyakit Coeliac, diabetes melitus tipe 1, Systemic Lupus Erythematosus, Sjögren’s syndrome, Churg-Strauss
Syndrome, Hashimoto’s thyroiditis, Graves’ disease, idiopathic thrombocytopenic purpura, dan
SISTEM IMUN
KOMPETENSI DASAR
3.14. Mengaplikasikan pemahaman tentang prinsip-prinsip sistem immun untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dengan
kekebalan yang dimilikinya melalui program immunisasi sehingga dapat terjaga proses fisiologi di dalam tubuh.
4.16.Menyajikan data jenis-jenis imunisasi (aktif dan pasif) dan jenis penyakit yang dikendalikannya.
PENGERTIAN SISTEM IMUN
Imun atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh
biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam
pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit,
serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar
tetap dapat berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan memiliki cara baru agar dapat
menginfeksi organisme.
Fungsi Sistem Imun
1. PERTAHANAN tubuh, yaitu menangkal bahan berbahaya agar tubuh tidak sakit, dan jika sel-sel imun yang bertugas
untuk pertahana ini mendapatkan gangguan atau tidak bekerja dengan baik, maka orang akan mudah terkena sakit
2. KESEIMBANGAN, atau fungsi homeostatik artinya menjaga keseimbangan dari komponen tubuh.
3. PERONDAAN, sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampuna untuk memantau ke seluruh bagian tubuh. Jika ada sel-
sel tubuh yang mengalami mutasi maka sel peronda tersebut akan membinasakannya
MACAM-MACAM SISTEM IMUN
1. SISTEM IMUN NON-SPESIFIK
Merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme, oleh karena
dapat memberikan respon langsung. Sistem ini disebut non-spesifik karena tidak ditujukan untuk mikroorganisme
tertentu, telah ada pada tubuh kita dan siap berfungsi sejak lahir yang dapat berupa permukaan tubuh dan berbagai
komponennya. Yang meliputi sistem imun non-spesifik antara lain :

a. Pertahanan fisik/mekanik
Pertahanan fisik/mekanik meliputi kulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk dan bersin. Komponen-
komponen tersebut merupakan garis pertahanan terdepan terhadap infeksi.
b. Pertahanan Biokimia
Beberapa mikroorganisme dapat masuk melalui kelenjar sebaseus dan folikel rambut. pH asam dari keringat,
berbagai asam lemak yang dilepas kulit mempunyai efek denaturasi protein membran sel kuman sehingga dapat
mencegah infeksi melalui kulit. Sedangkan lisozim dalam keringat, ludah, air mata dan air susu ibu melindungi tubuh
dari kuman garam positif. Selain itu air susu ibu juga mengandung laktooksidase dan asam neuraminik, mempunyai sifat
antibakterial terhadap E.Coli dan Staphylicoccus.
A. MACAM-MACAM SISTEM KEKEBALAN TUBUH NON-SPESIFIK
1. Kekebalan eksternal (Kulit dan Membran Mukosa )
2. Kekebalan Internal
Kekebalan internal akan melawan bakteri, virus, atau zat-zat asing yang mampu melewati kekebalan eksternal.
Kekebalan internal berupa rangsangan kimiawi dan melibatkan :
· protein anti mikroba yang melawan zat asing yang telah masuk dalam tubuh
· sel-sel fagosit
· peradangan (inflamasi) dan demam.

2. SISTEM IMUN SPESIFIK


Sistem imun spesifik merupakan sistem pertahanan tubuh lapis kedua,jika sistem imun non-spesifik tidak mampu
Mengeliminasi Agen penyakit. Hal ini terjadi jika fagosit tidak mengenali agen infeksius, karena hanya sedikit reseptor
yang cocok untuk agen infeksius atau agen tersebut tidak bertindak sebagai faktor antigen terlarut (aoluble
antigen) yang aktif. Sistem imun spesifik pada umumnya terjalin kerjasama antara antibodi komplemen-fagosit Dan
antara sel T-makrofag.
SISTEM IMUN SPESIFIK MELIPUTI :

A. Struktur Sistem Imun


Struktur Sistem Imun - Antibodi merupakan suatu protein yang disintesis dengan mekanisme, yaitu DNA—RNA —
polipeptida sehingga informasi antibodi disandi dengan DNA. Antibodi memiliki struktur protein tertentu.
STRUKTUR SISTEM IMUN TERDIRI ATAS :
a. Limfosit B
b. Limfosit T
c. Antibodi/ Immunoglobulin
Antibodi atau Immunoglobulin merupakan sistem pertahanan tubuh lapis ketiga yang bersifat spesifik. Fungsinya adalah
merespon antigen yang dihasilkan oleh mikroorganisme parasit yang masuk ke dalam tubuh mahluk hidup.
1. Immunoglobulin G ( Ig G )
2. Immunoglobulin M ( Ig M )
3. Immunoglobulin A ( Ig A )
4. Immunoglobulin D ( Ig D )
5. Immunoglobulin E ( Ig E )

Sistem Imun pada Manusia

Pada dasarnya sistem imun manusia mengacu pada semua mekanisme pertahanan diri yang dapat dimobilisasi
tubuh untuk memerangi ancaman invasi organismeasing (bakteri, virus, dan berbagai jenis mikroba lainnya).
Sistem imun bekerja secara spesifik, respon-respon tersebut sebagian besar di perantai oleh sel darah putih
terutama Limfosit (Limfosit-T dan limfosit-B). Sel Limfosit tersebut berasal dari sel-sel limfositik di sumsum
tulang.

Secara garis besar, respon Imun dibedakan menjadi dua, yaitu pertama Respons Imun yang Diperantarai sel
(Cell-mediated response) dan respons Humoral. Kedua jenis respons imun tersebut, entitas penyerangannya
dikenali melalui antigen-nya. Organisme atau racun memiliki senyawa-senyawa kimiawi khusus, yang tidak
ditemukan pada entitas-entitas lainnya; senyawa-senyawa itu yang nantinya disebut dengan antigen. Pada
dasarnya antigen tersusun atas protein-protein khusus, polisakarida-polisakarida besar, atau lipoprotein.
Antigen seringkali ditemukan di permukaan organisme selular. Di dalam tubuh, terdapat antibody spesifik yang
nyaris ada bagi semua jenis antigen.

Respons Humoral

Respon humoral dikendalikan oleh sel Limfosit-B yang menghasilkan protein-protein globular yang disebut
antibodi dan selanjutnya lebih dikenal dengan imonoglobulin (Ig). Antibodi tersusun atas empat rantai
polipeptida ditentukan oleh gen-gen yang spesifik. Dua rantai pertama merupakan rantai berat (heavy chain)
keduanya biasanya identik dan berukuran sangat panjang. Dua rantai yang lain dikenal dengan rantai ringan
(light chain) yang berukuran pendek serta identik satu sama lain dalam hal struktur. Masing-masing rantai
tersebut terikat satu sama lain oleh ikatan S-S.

Setiap antibody memiliki satu pasang situs pengikatan bagi antigen. Setiap situs perlekatan antigen tersebut
dibentuk dari asosiasi antara rantai ringan dan rantai berat. Antibodi memiliki konfirmasi-konfirmasi unik yang
dihasilkan sekuens-sekuens yang ada diujung kepala situs pengikatan antigen.

Sebuah antigen (yang bersifat kompleks) mampu bereaksi dengan lebih dari satu antibody, meskipun hal ini tak
umum (jarang terjadi). Disamping hal tersebut, antigen yang bereaksi dengan antibody yang menghasilkan
proliferasi limfosit di awal reaksi harus berupa molekul besar. Nantinya, cukup determinan antigenic saja yang
berperan dalam meneruskan respons imun.

Ada lima jenis antibody (imunoglobulin) yang dimiliki oleh manusia, yaitu IgG, IgM, IgA, IgD dan IgE.
Berikut penjelasannya:

a. Imunoglobulin Gamma (IgG) adalah kelompok imunoglobulin pertama yang lebih sering ditemukan
dan jumlah yang paling melimpah dalam sistem sirkulasi. Imunoglobulin-G mampu melewati dinding
pembuluh darah dan memasuki cairan jaringan, disamping itu IgG mampu untuk menembus plasenta yang pada
akhirnya akan memberikan kekebalan pasif dari ibu ke janin (bayi). IgG memberikan perlindungan terhadap
invasi bakteri, virus, dan toksin yang beredar dalam darah dan limfa serta memicu kerja sistem komplemen.

b. Imunoglobulin-M (IgM) adalah antibody pertama yang ditemukan ketika terjadi serangan infeksi
(paparan awal suatu antigen). Antibodi jenis ini memiliki pergiliran yang tinggi dan tidak bertahan lama dalam
kadar yang tinggi. IgM terdiri dari lima monomer situs pengikatan antigen yang setiap monomer berbentuk
“Y“ dan tersusun dalam struktur pentamer. Tempat pengikatan antigen yang banyak tersebut membuatnya
menjadi sangat efektif dalam mengaglutinasi atau menggumpalkan antigen dan dalam reaksi yang melibatkan
komplemen. Namun, IgM terlalu besar untuk dapat menembus plasenta dan tidak memberikan kekebalan
maternal.

c. Imunoglobulin-A (IgA) merupakan antibody yang dihasilkan dalam bentuk dua monomer “Y“ oleh sel-
sel yang terdapat melimpah dalam membrane mukosa. Fungsi utama IgA adalah untuk mencegah pertautan
virus dan bakteri kepermukaan epithelium. IgA ditemukan dalam sebagian besar sekresi tubuh, misalnya ludah,
keringat, air mata, bahkan air susu. Kehadirannya dalam kolustrum membantu melindungi bayi dari infeksi
saluran gastrointestinal.

d. Imunoglobulin-E (IgE) merupakan antibody berukuran sedikit lebih besar daripada molekul IgG dan
hanya mewakili sebagian kecil dari total antibody dalam darah. Daerah ekor berikatan dengan reseptor pada sel
mast dan basofil, ketika dipicu oleh antigen, menyebabkan sel-sel tersebut membebaskan histamin dan bahan
kimia lain yang menyebabkan alergi.
Serangan antibody terhadap antigen dapat menyebabkan teraglutinasinya antigen tersebut, atau membuat
antigen menjadi tidak aktif atau rusak secara komposisi kimiawinya. Setiap antibody memiliki dua situs
pengikatan antigen, maka antibody secara langsung mampu mengikat dua organisme antigenic (misalnya:
bakteri). Pengikatan tersebut menyebabkan agen-agen invasif itu mengalami penurunan mobilitas dan membuat
agen-agen invasif tersebut lebih rentan terhadap fagositosis (suatu proses penelanan dan pencernaan organime
atau zat asing oleh leukosit). Selain menurunkan mobilitas agen-agen invasif (sel yang diserang, dalam hal ini
bakteri atau protozoa), antibodi-antibodi tertentu mampu melisiskan sel-sel yang diserang tersebut atau
menetralisir toksik yang dihasilkan antigen secara efektif.

Ketika antibody membentuk kompleks perlekatan dengan situs antigen spesifiknya, antibody juga mengaktivasi
sistem komplemen yang berupa sekelompok prekusor enzim yang jumlahnya kurang lebih 12 jenis. Prekusor
tersebut ditemukan dalam plasma dan cairan-cairan tubuh lainnya. Enzim-enzim yang teraktivasi dari sistem
tersebut melubangi membran sel organisme penyerbu dan pada akhirnya mengakibatkan pecahnya sel tersebut.
Komplemen juga membuat permukaan sel menjadi lebih rentan terhadap fagositosis dan memberikan efek
kemotaksis yang menarik neutrofil dan makrofag menuju organisme penyerbu, selain hal tersebut komplemen
juga mampu mengakibatkan virus menjadi tidak virulen dengan menyerang struktur molekul dan menginduksi
aglutinasi komponen proteinnya.

Repons Diperantarai Sel

Respons yang diperantai oleh sel sepenuhnya dilakukan oleh sel Limfosit T dan bukan senyawa kimiawi seperti
Imunoglobulin dalam respons humoral. Serangkaian antigen yang berasosiasi erat dengan glikokaliks (bagian
karbohidrat dari membran sel) memainkan peran peran penting dalam pengenalan sel-sel sebagai diri (member)
dan dalam interaksi sel-sel tubuh yang terinfeksi dengan Limfosit-limfosit T dalam renspons imun yang
diperantarai sel. Kelompok kedua antigen tersebut hanya terdapat pada sel-sel yang merupakan bagian dari
pertahanan imun; kelompok tersebut mendorong kerja sama dan asosiasi erat yang menjadi ciri sistem imun.
Antigen-antigen tersebut adalah glikoprotein dan menyusun kompleks histokompabilitas mayor (Major
Histocompability Complex; MHC). Antigen-antigen tersebut dikodekan oleh kira-kira dua lusin gen. Masing-
masing dari gen tersebut terdapat dalam bentuk alelik, sehingga kombinasi genetic berbeda mampu
menghasilkan kompleks-kompleks antigen yang khas dan dalam jumlah yang hampir tidak terbatas.

Penghancuran organisme penyerbu dalam respons yang diperantarai sel ini dilakukan dengan
beberapa cara. Sel-sel Limfosit T terspesialisasi yang dikenal dengan sel-sel T sistolik menyerang
organisme penyerbu secara langsung. Seperti halnya antibody, sel T disentralisasi oleh antigen spesifik
yang diserangnya. Ketika sel T menemukan antigen tersebut, sel T melepaskan enzim-enzim sitotoksik
dan digesif, yang mampu melisiskan sel atau organisme asing. Sel-sel T juga melepaskan faktor-faktor
pelepas yang menarik makrofag, meningkatkan aktivitasnya dan mempertahankan keberadaannya di
daerah yang terinfeksi dimana makrofag dapat menelan organisme asing.

RESPON KEKEBALAN TUBUH ANTIGEN


a. Imunitas Humoral/ Kekebalan tubuh Humoral
Respons kekebalan tubuh humoral atau imunitas humoral melibatkan aktivitas sel B dan produksi antibodiyang
beredar di dalam plasma darah dan limfa. Pembentukan antibodi ini dipicu oleh kehadiran antigen. Antibodi secara
spesifik akan bereaksi dengan antigen. Antibodi umumnya tidak secara langsung menghancurkan antigen yang
menyerang, namun antibodi terlebih dahulu akan mengikat antigen tersebut.
b. Imunitas Seluler/ Kekebalan tubuh Seluler
Respon kekebalan tubuh selular melibatkan sel-sel yang bereaksi langsung terhadap sel-sel asing atau jaringan
yang terinfeksi. Respon kekebalan tubuh seluler ini merupakan kekebalan yang ditunjang oleh sel T (Limfosit T).
Tugas utama imunitas seluler adalah untuk menghancurkan sel tubuh yang telah terinfeksi patogen, misalnya
oleh bakteri atau virus.
PERTAHANAN SPESIFIK: IMUNITAS DIPERANTAI ANTIBODI
Pertahanan Spesifik: Imunitas diperantai antibodi Untuk respon imun yang diperantarai antibodi, limfosit B berperan
dalam proses ini, dimana limfosit B akan melalui 2 proses yaitu respon imun primer dan respon imun sekunder.Jika sel
limfosit B bertemu dengan antigen dan cocok, maka limfosit B membelah secara mitosis dan menghasilkan beberapa sel
limfosit B.
Semua Limfosit B segera melepaskan antibodi yang mereka punya dan merangsang sel Mast untuk menghancurkan
antigen atau sel yang sudah terserang antigen untuk mengeluarkan histamin. 1 sel limfosit B dibiarkan tetap hidup
untuk menyimpan antibodi yang sama sebelum penyerang terjadi. Limfosit B yang tersisa ini disebut limfosit B memori.
Inilah proses respon imun primer.
PERTAHANAN SPESIFIK: IMUNITAS DIPERANTAI SEL
Untuk respon imun yang diperantarai sel, Limfosit yang berperan penting adalah limfosit T. Jika suatu saat ada patogen
yang berhasil masuk dalam tubuh kemudian dimakan oleh suatu sel yang tidak bersalah(biasanya neutrofil), maka
patogen itu dicerna dan materialnya ditempel pada permukaan sel yang tidak bersalah tersebut. Materi yang tertempel
itu disebut antigen. Respon imun akan dimulai jika kebetulan sel tidak bersalah ini bertemu dengan limfosit T yang
sedang berpatroli, yaitu sel tadi mengeluarkan interleukin 1 sehingga limfosit T terangsang untuk mencocokkan antibodi
dengan antigennya.
Penyakit pada sistem Imun
1. HIV / AIDS
Juga dikenali sebagai sindrom kurang daya tahan melawan penyakit; yang mana virus HIV menyerang
sistem imun. Apabila memasuki badan manusia, virus tersebut akan memusnahkan sel otak dan ‘leucocytes’ dan ia
membiak dan berkembang di limfosit menyebabkan badan manusia hilang keupayaan untuk melawan penyakit. Yang
sakit akan lemah dan terdedah kepada berbagai penyakit berjangkit seperti tuberkulosis pulmonari, kandidiasis, kayap,
manakala enteritis, pneumonia, ‘cephalitis’ dan lain-lain yang disebabkan oleh mikroorganisma patogenik yang luar
biasa.
2. Autoimunitas
autoimunitas adalah respon imun tubuh yang berbalik menyerang organ dan jaringan sendiri. autoimunitas bisa terjadi
pada respon imun humoral atau imunitas diperantarai sel. beberapa kelainan yang diakibatkan oleh autoimunitas
adalah :
· Addison’s Disease adalah kegagalan korteks kelenjar adrenal untuk memproduksi hormon dalam jumlah yang adekuat
sehingga akan mempengaruhi kerja tubuh dalam menekan dan meregulasi tekanan darah serta mengatur
keseimbangan air dan garam, dapat terjadi pada semua kelompok umur dan menimpa pria-pria dan wanita-wanita sama
rata.
· Diabetes Melitus yakni penyakit yang disebabkan oleh kadar gula dalam darah yang meningkat tinggi. penyakit ini
akibat kekurangan hormon insulin. pada dasarnya penyakit ini karena antibodi menyerang sel-sel beta di pankreas yang
insulin.
· Myasthenia Gravis Yakni kelainan yang diakibatkan oleh antibodi yang menyerang otot lurik. akibatnya otot lurik akan
mengalami degradasi sehingga kemampuan otot untuk menangkap asetil kolin akan berkurang.
3. Alergi
alergi merupakan respons yang berlebihan atau hipersensitif terhadap antigen yang masuk ke dalam tubuh. antigen
penyebab alergi disebut dengan alergen. alergen dapat berupa debu, serbuk sari , gigitan serangga , cuaca yang dingin
dan jenis makanan tertentu. reaksi terhadap alergi dapat bermacam-macam seperti bersin, gatal-gatal, muntah,
kesulitan bernafas bahkan dapat menimbulkan kematian.
4. PENOLAKAN TRANSPLANTASI
Penolakan transplantasi terbagi menjadi tiga kategori:
a.Penolakan Hiperakut,terjadi segera begitu transplantasi dilakukan.Dapat diatasi dengan cara mencangkokkan organ
pada resipien yang memiliki golongan sama dengan donor
b.Penolakan Akut, biasanya terjadi beberapa hari setelah transplantasi . Untuk mengatasi ini biasanya diberikan
obat,seperti siklosporin yang memengaruhi respons molekul MHC resipien terhadap donor
c.Penolakan Kronis,terjadi karena organ yang ditransplantasikan kehilangan fungsi yang disebabkan oleh darah beku
pada pembuluh dalam organ .
5. Isoimunitas
Isoimunitas adalah keadaan dimana tubuh mendapatkan kekebalan dari individu lain yang melawan sel tubuhnya
sendiri. Isoimunitas dapat muncul akibat transfusi darah atau karena cangkok organ dari orang lain.
6. Penyakit Lupus
Penyakit Lupus adalah penyakit kronis yang merusak sistem kekebalan tubuh (imunitas) dan memengaruhi berbagai
macam jaringan, kulit, persendian, jantung, darah, ginjal, dan otak. Penderita penyakit lupus sering disebut odipus
(orang hidup dengan lupus). Para penderita penyakit lupus akanmenghidari hal-hal yang Mengakibatkan penyakitnya
kambuh.
7. Sindrome Kawasaki
Sindrom Kawasaki atau Kawasaki disease adalah penyakit yang menyerang anak-anak dibawah usia 5 tahun, dan 2 kali
lebih sering ditemukan pada anak laki-laki. Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Tomisaku Kawasaki dari jepang
pada tahun 1967 dan saat itu dikenal sebagai mucocutaneous lymphnode syndrome yang menyerang selaput lendir,
kelenjar getah bening, lapisan pembuluh darah dan jantung.

Anda mungkin juga menyukai