Anda di halaman 1dari 5

Sistem imun merupakan kumpulan mekanisme dalam suatu

mahluk hidup yang melindunginya terhadap infeksi dengan


mengidentikasi dan membunuh substansi patogen. Sistem ini
dapat mendeteksi bahan patogen, mulai dari virus sampai parasit
dan cacing serta membedakannya dari sel dan jaringan normal.
Deteksi merupakan suatu hal yang rumit karena bahan patogen
mampu beradaptasi dan melakukan cara-cara baru untuk meng-
infeksi tubuh dengan sukses.
Sistem imun merupakan kumpulan mekanisme dalam suatu
mahluk hidup yang melindunginya terhadap infeksi dengan
mengidentikasi dan membunuh substansi patogen. Sistem ini
dapat mendeteksi bahan patogen, mulai dari virus sampai parasit
dan cacing serta membedakannya dari sel dan jaringan normal.
Deteksi merupakan suatu hal yang rumit karena bahan patogen
mampu beradaptasi dan melakukan cara-cara baru untuk meng-
infeksi tubuh dengan sukses.
SISTEM IMUN
A. Pengertian
Sistem imun merupakan sistem yang sangat komplek dengan berbagai peran ganda
dalam usaha menjaga keseimbangan tubuh. Sistem ini merupakan kumpulan
mekanisme dalam suatu makhluk hidup yang melindunginya terhadap infeksi
dengan mengidentifikasi dan membunuh substansi patogen. Sistem ini dapat
mendeteksi bahan patogen seperti, virus, parasit, dan cacing, serta membedakannya
dari sel dan jaringan normal (Sudiono, 2014). Seperti halnya sistem indokrin, sistem
imun yang bertugas mengatur keseimbangan, menggunakan komponennya yang beredar
diseluruh tubuh, supaya dapat mencapai sasaran yang jauh dari pusat. Untuk
melaksanakan fungsi imunitas, didalam tubuh terdapat suatu sistem yang disebut dengan
sistem limforetikuler. Sistem ini merupakan jaringan atau kumpulan sel yang letaknya
tersebar diseluruh tubuh, misalnya didalam sumsum tulang, kelenjar limfe, limfa, timus,
sistem saluran napas, saluran cerna dan beberapa organ lainnya. Jaringan ini terdiri atas
bermacam-macam sel yang dapat menunjukkan respons terhadap suatu rangsangan sesuai
dengan sifat dan fungsinya masing-masing (Roitt dkk., 1993; Subowo, 1993; Kresno,
1991).

B. Fungsi
Dalam pandangan modern, system imun mempunyai tiga fungsi utama yaitu: pertahanan,
homeostasis dan perondaan.
1. Pertahanan
Fungsi pertahanan menyangkut pertahanan terhadap antigen dari luar tubuh
seperti invasi mikroorganisme dan parasit kedalam tubuh. Ada dua kemungkinan
yang terjadi dari hasil perlawanan antara dua fihak yang berhadapan tersebut,
yaitu tubuh dapat bebas dari akibat yang merugikan atau sebaliknya, apabila
fihak penyerang yang lebih kuat (mendapat kemenangan), maka tubuh akan
menderita sakit.
2. Homeostasis
Fungsi homeostasis, memenuhi persyaratan umum dari semua organisma
multiseluler yang menghendaki selalu terjadinya bentuk uniform dari 12 setiap
jenis sel tubuh. Dalam usaha memperoleh keseimbangan tersebut, terjadilah
proses degradasi dan katabolisme yang bersifat normal agar unsur seluler yang
telah rusak dapat dibersihkan dari tubuh. Sebagai contoh misalnya dalam proses
pembersihan eritrosit dan leukosit yang telah habis masa hidupnya.
3. Perondaan
Fungsi perondaan menyangkut perondaan diseluruh bagian tubuh terutama
ditujukan untuk memantau pengenalan terhadap sel-sel yang berubah menjadi
abnormal melalui proses mutasi. Perubahan sel tersebut dapat terjadi spontan atau
dapat diinduksi oleh zat-zat kimia tertentu, radiasi atau infeksi virus. Fungsi
perondaan (surveillance) dari sistem imun bertugas untuk selalu waspada dan
mengenal adanya perubahabperubahan dan selanjutnya secara cepat membuang
konfigurasi yang baru timbul pada permukaan sel yang abnormal.

C. Sifat Imunitas
1. Respon Imun Nonspesifik
Merupakan imunitas bawaan (innate immunity), dalam artian bahwa respons
terhadap zat asing dapat terjadi walaupun tubuh sebelumnya tidak pernah terpapar
oleh zat tersebut. Sebagai contoh dapat dijelaskan sebagai berikut : salah satu
upaya tubuh untuk mempertahankan diri terhadap masuknya antigen misalnya,
bakteri, adalah dengan cara menghancurkan bakteri tersebut dengan cara
nonspesifik melalui proses fagositosis. Selain fagositosis, manifestasi lain dari
respons imun nonspesifik adalah reaksi inflamasi. Reaksi ini terjadi akibat
dilepaskannya mediator-mediator tertentu oleh beberapa jenis sel, misalnya
histamine yang dilepaskan oleh basofil dan mastosit, Vasoactive amine yang
dilepaskan oleh trombosit, serta anafilatoksin yang berasal dari komponen –
komponen komplemen, sebagai reaksi umpan balik dari mastosit dan basofil.
2. Respon Imun Spesifik
Merupakan respon imun yang didapat (acquired), yang timbul akibat dari
rangsangan antigen tertentu, sebagai akibat tubuh pernah terpapar sebelumnya.
Respon imun ini bersifat spesifik, heterogen dan memiliki daya ingat atau
memory.

DAFTAR RUJUKAN :
Suardana, I. B. K. (2017). Diktat imunologi dasar sistem imun. Denpasar: Fakultas Kedokteran
Hewan.

Sudiono, J. (2014). Sistem kekebalan tubuh. Jakarta: EGC, 52-4.

Huldani, H. (2020). Pengantar Imunologi Dari Imunoseluler Ke Exercise Imunologi.

TAMBAHAN PUNYA SAFINA

Mekanisme Kekebalan Adaptasi (Spesifik)


Imunitas adaptasi dihasilkan dari produksi antibodi spesifik yang dikhususkan untuk antigen
penyerang. Antigen singkatan dari antibody-generators, merupakan suatu molekul penanda yang
terdapat pada permukaan semua jenis sel. Antibodi mengikat antigen dan mematikan atau
menonaktifkan mikroba melalui beberapa cara.

Imunitas Humoral
Imunitas humoral diatur oleh sel B dan antibodi yang dihasilkannya. Imunitas yang diperantarai sel
dikendalikan oleh sel T. Reaksi antibodi yang diperantarai melindungi terhadap serangan virus dan
bakteri. Imunitas sel yang diperantarai berhubungan dengan sel di tubuh yang telah terkena infeksi
virus dan bakteri, melindungi dari parasit, fungi, dan protozoa, dan juga membunuh sel kanker
Langkah-langkah pada imunitas humoral adalah: 1) pendeteksian antigen,, 2) pengaktifan sel T
penolong, dan 3) produksi antibodi oleh sel B.
 Pendeteksian Antigen. Setiap benda asing yang memasuki tubuh akan mengeluarkan antigen.
Antigen merupakan molekul khas yang dimiliki oleh setiap benda yang memasuki tubuh. Antigen
akan dikenali oleh antibodi, yaitu suatu zat yang dikeluarkan oleh sel limfosit untuk mengikat dan
menggumpalkan antigen.
 Pengaktifan Sel T Penolong. Sel T penolong adalah makrofaga yang diaktifkan ketika menghadapi
antigen yang terpapar pada permukaan membran selnya. Ketika kontak antara makrofaga dan
antigen penyerang terjadi makrofaga tersebut, kemudian akan mengikat antigen tersebut dan
menyajikannya kepada sel T penolong. Penyajian tersebut merangsang sel T penolong untuk
melakukan tiga hal. Pertama yaitu memproduksi klon sel T memori, kedua merangsang sel B untuk
menghasilkan sel-sel plasma dan sel-sel B memori dan yang ketiga merangsang sel T sitotoksik
untuk menghasilkan sel-sel T sitotoksik dan sel-sel T memori.
 Produksi Antibodi oleh Sel B. Ketika sel B dirangsang oleh sel T penolong, sel B kemudian
membentuk sel plasma dan sel B memori. Sel plasma membuat dan melepaskan 2000 sampai
20.000 antibodi per detik ke dalam darah untuk empat atau lima hari. Sel B memori hidup selama
beberapa bulan atau tahun, dan menjadi bagian dari sistem kekebalan.

Anda mungkin juga menyukai