NIM :B1A119401
IMUNOLOGIK
I. PENDAHULUAN
menimbulkan penyakit infeksi pada manusia. Mikroba patogen yang ada bersifat
poligenik dan kompleks. Oleh karena itu respons imun tubuh manusia terhadap
proteksi. Begitu juga respon imun terhadap bakteri khususnya bakteri ekstraselular
Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit,
radiasi matahari, dan polusi. Stres emosional atau fisiologis dari kejadian ini
adalah tantangan lain untuk mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita
makrofag, dan cukup lengkap kebutuhan gizi untuk menjaga kesehatan. Kelebihan
kedokteran klinis saat ini adalah untuk mengobati penyakit saja. Infeksi bakteri
dilawan dengan antibiotik, infeksi virus dengan antivirus dan infeksi parasit
oleh stres emosional diobati dengan antidepresan atau obat penenang. Kekebalan
depresi disebabkan oleh kekurangan gizi jarang diobati sama sekali, bahkan jika
diakui, dan kemudian oleh saran untuk mengkonsumsi makanan yang lebih sehat.
Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas,
organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing
parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel
organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa. Deteksi
sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan memiliki cara baru agar dapat
bakteri dimusnahkan oleh sistem enzim yang melindungi terhadap infeksi virus.
Mekanisme imun lainnya yang berevolusi pada eukariota kuno dan tetap
pada keturunan modern, seperti tanaman, ikan, reptil dan serangga. Mekanisme
perlindungan yang lebih efektif selama pertemuan di masa depan dengan patogen
II. TUJUAN
imunologik
6/E, 2002
Untuk melindungi diri dari ancaman terhadap jati diri, tubuh manusia
daya ingat dan spesifisitas daya ingat adalah meningkatnya kemampuan suatu
organisme untuk berespon terhadap suatu antigen (suatu sel atau molekul yang
sel tubuh sendiri yang bermutasi dan berpotensi menjadi neoplasma (tumor)
antigen sel, untuk menunjukkan bahwa semua sel memiliki organisme tertentu.
Leukosit Manusia (HLA) karena pertama kali ditemukan disel-sel darah putih
(SPD).
Molekul MHC kelas I yang ditemukan dipermukaan semua sel berinti dan
terinfeksi oleh virus.Apabila suatu sel terinfeksi oleh virus, maka molekul kelas
I berinteraksi dengan mikroorganisme yang bereplikasi deidalam sel dan
berasal dari patogen yang bereplikasi diluar sel, seperti bakteri molekul MHC
kels II ditemukan dimonosit, makrofag, dan sel sistem imun lainnya yang akan
repon imun yang terutama dilaksanakan oleh limfosit T atau sel T, ketika tubuh
Antigen adalah suatu molekul atau sel yang bereaksi dengan antibodi
repon imun, apabila molekul hapten terlibat dengan demikian hapten tidak
menyebabkan reaksi alergi yang parah pada sebagian orang adalah penisilin G.
Imunogen yang paling kuat adalah protein dengan berat molekul lebih
dari 100.000 dalton.Molekul dengan berat yang rendah (kurang dari 10.000
dalton) bersifat imunogenik lemah, dan molekul yang sangan kecil seperti
antigen). Epitop adalah suatu gugus kimia kecil pada imunogen yang memicu
respon imun dan dapat bereaksi dengan suatu imunoglobulin, sebagian besar
imunogen memiliki levih dari satu epitop dan dianggap mampu bereaksi
asing. Sistem limfoid mempertahankan tubuh dari agen penginvasi melalui dua
respon imun selular adalah respon imun yang dilaksanakan oleh limfosit T. Saat
atau imunitas yang diperantarai oleh antibodi, adalah imunitas spesifik yang
humoral juga dibantu oleh sistem komplemen, suatu sistem amplifikasi yang
macam sel hematopoietik dan dapat membelah diri. Sel-sel ini ditemukan di
tiga jenis limfosit yang berasal dari sel bakal, limfosit T (dikenal sebagai sel
T), limfosit B (dikenal sebagai sel B), dan sel natural killer (NK).Sel NK
satu sama lain dan juga bermanfaat untuk mengetahui subset-subset sel T.
awal perkembangan limfosit dari sel bakal di sumsum tulang, limfosit tidak
sel ini juga berkembang menjadi tiga subkelas yang berbeda. Sel-sel T
petanda sel T. Namun, perbedaan utama antara sel NK dan sel T adalah
bahwa sel NK bersifat ”pratimus”, yaitu sel ini tidak melewati timus untuk
menjadi matang.
anterior dan diatas jantung. saat lahir, berat timus adalah 10 sampai 15 g
beratnya sampai sebesar 40 g. Selama masa dewasa dan usia lanjut, timus
pubertas. Timus adalah organ yang memiliki banyak pembuluh darah dan
ditemukan di timus), sedangkan medula lebih lebih jarang terisi oleh sel.
(jaringan ikat fibrosa yang terletak tepat dibawah epitel permukaan selaput
lendir) dan di submukosa saluran cerna (GI), saluran napas, dan saluran
yang sangat vasikular ini menghasilkan keterkaitan yang erat antara darah
dan sel-sel imun. Pada dasarnya, darah mengalir melalui limpa dan
pulpa merah dan pula putih. Pulpa merah terutama berperan dalam destruksi
eritrosit (sel darah merah, SDM) yang sudah tua, walaupun bagian ini juga
dari limfa dan cairan yang mengalir dari ruang interstisium (ruang antar
sel). Kelenjar getah bening yang merupakan struktur kecl berbentuk bulat
atau seperti ginjal dengan garis tengah 1 sampai 20 mm, umumnya terletak
diproses.
dan jaringan, limf disaluran ke dalam saluran- saluran sentral yang lebih
besar yang menyatu dan masuk ke dalam aliran darah melalui duktus
kali sehari.
limfoid dengan lama bervariasi, dan kemudian beredar melalui limf untuk
kembali menyatu dengan limfosit lain di darah. Limfosit berbeda satu sama
tahun) dan mengalami daur ulang secara ekstensif. Limfosit lain hidup
dengan berbagai bagian sistem limfoid. Hala pokok adalah di dalam sistem
limfoid terdapat suatu cara untuk menggerakkan limfosit dari satu daerah ke
Daerah lain. Makna biologik dari kenyataan ini adalah bahwa anggota
dari suatu klona limfosit yang pada awalnya berfroliferasi di suatu lokasi
di semua lokasi.
5. Imunitas Seluler
Peran sel T dibagi menjadi dua fungsi utama , fungsi regulator dan
fungsi efektor. Fungsi regulator terutama dilakukan oleh salah satu subsel
sel T, sel T penolong (juga dikenal sebagai sel CD4 karena pertanda cluster
pembunuh tetapi jaga dikacaukan dengan sel NK, saat ini dikenal sebagai
mematikan sel yang terinfeksi oleh virus, sel tumor, dan jaringan
6. Pendidikan Timus
timus, sel-sel T imatur ridak memiliki reseptor pengikat epitop dan protein
antigenik. Peran protein CD4 dan CD8 pada sel T matang adalah untuk
menstabilkan interaksi antara sel T dan sel lain. Dengan demikian, sel T
asing dan kedua memiliki protein CD4 atau CD8 yang fungsional. Dengan
fungsi berikut : 1) sel yang mengenali sel diri lainnya dari antigen MHC dan
tidak berikatan dengan sel tersebut (yaitu , reseptor protein sel T tidak akan
“cocok” dengan sel diri lainnya), 2) sel yang menandai se asing sebagai
penyerang, dan 3) sel yang dapat berikatan dengan sel asing dengan protein
CD4 atau CD8 fungsional untuk menstabilkan interaksi antara dua sel.
membentuk sekitar 65% dari seluruh limfosit T yang beredar. Sel CD4
memilki empat fungsi utama 1) sel CD4 memiliki fungsi regulatorik yang
menungkinkan sel CD4 dan CD8 tumbuh, dan 4) sel CD4 berkembang
menjadi pengingat.
Salah satu fungsi regulatorik esensial pada sel CD4 adalah perannya
Sebuha spitop berikatan dengan antigen MHC makrofag (MHC kelas II),
sel makrofag.
APC berinteraksi dengan sel CD4 dan mengaktifkannya. Sel –sel CD4 yang
membentuk sekitar 35% dari seluruh limfosit T yang beredar. Sel-sel CD8
melakukan dua fungsi efekltor utama, hipersensitivitas tipe lambat dan Sel-
sel CD8 melakukan dua fungsi efektor utama, hipersensitivitas tipe lambat
dalam tubuh memliki slah satu tipe antigen MHC (MHC kelas I) yang dapat
klona sel kemudian mengeluarkan perforin (zat kimia toksik yang merusak
dikutip :
secara langsung sel sasaran seperti sel yang terinfeksi virus atau sel
tumor. Sel CD8 melakukan fungsi ini dengan mengikat sel yang
terinfeksi atau sel tumor dan mengeluarkan perforin yang mematikan sel
sasaran
dihasilkan oleh sel CD8. Sel NK diberi nama terlebih demikian karena sel
ini aktif tanpa perlu terlebih dahulu “disensitisasi” oleh epitop, sel NK
listrik yang tidak lazim dipermukaan sel. Perbedaan utama antara sel CD8
dan sel NK adalah bahwa sel NK tidak spesifik utama epitop dan tidak
fungsi penting; sel-sel ini selalu untuk ada menyerang sel-sel yang
benar-benar teraktifkan.
Sekitar 5% sampai 15% dari semua limfosit dalam sirkulasi adalah sel
kelompok APC. Pada masa janin, prekursor sel B pertama kali ditemukan di
pematangan dalam dua tahap tetapi, tidak seperti sel T, tidak matang di
rantai polipeptida ringan (L) dan dua rantai polipeptida berat (H) yang
konstan (C) dan region engsel yang fleksibel, yang pada eksperimen dapat
tidak bergantung pada imunogen (yaitu, bukan merupakan hasil dari reaksi
dengan suatu imonogen, menjadi aktif, dan membentuk sel plasma yang
yang dapat bereaksi dengan salah satu imunogen (atau kelompok imunogen
dan membentuk suatu klona sel. Sel-sel klona ini mengalami pematangan
untuk imunogen yang pertama kali memicu perubahan ini.Pada fase kedua
immunoglobulin.
yang spesifik bagi epitop tersebut. Selain itu, sebagian sel B yang sudah
sel T.
12. Imunoglobulin
plasma darah, immunoglobulin juga ditemukan didalam cairan air mata, air
liur, sekresi mukosa saluran napas, cerna dan kemih, kelamin, serta
sama, namun banyak yang memiliki struktur dasar serupa, dengan bentuk
berat molekul rendah (L) dan berat molekul tinggi (H). Walaupun terdapat
beberapa perbedaan, namun semua immunoglobulin memiliki dua rantai H
konstan, rantai H biasanya memiliki satu bagian variabel dan tiga bagian
konstan.
suatu antigen sehingga kontak lekal dengan sel fagositik menjadi lebih
stabil)
serum)
misalnya sel yang terinfeksi virus, dengan reseptor sel NK dapat membunuh
sel pada proses ADCC. Dalam proses ini, sel NK menimbulkan kematian
pada produk immunoglobulin orang atau pejamu lain. iminitas pasif dapat
terjadi secara alami saat IgG ibu masuk ke janin atau neonates medapat IgA
melalui kolostrum.
sama) dan sel tumor, 2) menghasilkan mediator atau fragmen protein yang
penguat (amplifier) dari semua reaksi imun yang terjadi sebagai respons
selubung luar virus.Dari kedua jalur ini, jalur alternative lebih penting bagi
sentral, C3b, yang memiliki dua fungsi penting opsoniasi dan pembentukan
MAC.
MHC, yang juga dikenal sebagai kompleks HLA bergantung pada suatu
regio di lengan pendek kromosom 6. Setiap orang memiliki dua set gen ini
(haplotip), satu dari kromosom ibu dan satu dari ayah. Kelompok gen ini
mengidentifikasi setiap sel berinti dalam tubuh seseorang sebagai sel diri.
1) Kelas Antigen MHC
Protein yang dikode oleh MHC umumnya dibagi menjadi tiga kelas,
yaitu antigen MHC kelas I, kelas II dan kelas III.Antigen MHC kelas I
spermatozoa. Saat satu sel terinfeksi oleh virus, maka epitop virus akan
disajikan di permukaan sel oleh molekul MHC kelas I. Dalam ikatan ini, sel
T CD8 (sel T sitotoksik) yang memiliki reseptor sel T (TCR) yang sesuai
berbeda dari yang diperankan oleh komponen MHC kelas I. Apabila suatu
permukaannya, maka epitop tersebut dikaitkan ke antigen MHC kelas II. Sel
T CD4 menstabilkan interaksi dan sel CD4 menjadi aktif untuk melanjutkan
demikian, saat suatu sel terinfeksi oleh virus, antigen MHC kelas I
monosit dan sel B. Suatu saat antigen disajikan oleh APC melalui antigen
dan C4) dan berperan dalam jalur klasik dan alternatif sistem C. Dua
mediator, faktor nekrosis tumor (TNF) dan limfotoksin, serta beberapa zat
yang tampaknya tidak berkaitan juga dikode oleh regio MHC kelas III.
dalam sebuah kelompok gen. Alel adalah salah satu dari dua atau lebih gen
dan menempati posisi yang sama pada sepasang kromosom) MHC. Masing-
proses yang digunakan dalam uji paternitas dan seleksi donor untuk
lebih sering terjadi pada orang dengan gen MHC tertentu. Penyebab
keterkaitan yang sering kuat ini masih belum diketahui pasti. Namun,
produk-produk gen MHC tertentu (bukan gen yang lain) tampaknya dapat
menyajikan imunogen (termasuk antigen diri) yang memicu respons
imunologik.
ini.Bakteri atau virus pemicu sangat mirip dengan suatu komponen tubuh
D. RESPON IMUN
sistem imun dan protein lain seperti sistem C dan sejumlah sitokin (protein
terberat molekul rendah yang dikeluarkan oleh sel yang ikut serta dalam respon
APC atau sel yang terinfeksi virus menyajikan sebuah epitop tersebut sehingga
terjadi pengaktivan sel T. antigen MHC kelas I dan kelas II sangat penting
menstabilkan reaksi dengan sel yang terinfeksi virus dan sel T CD8 (sitotoksik),
sedangkan antigen MHC kelas II menstabilkan reaksi dengan APC dan sel T
dari sel T CD8. Destruksi dan netralisasijuga dapat mencerminkan reaksi yang
netralisasi, opsonisasi dan pengaktivan enzim-enzim C dan lisis sel. Sel T dan
cabang eferen. Cabang aferen juga dikenal sebagai fase induksi, adalah
adalah limfosit (sel T dan sel B) dan APC, yang berpoliferasi selama cabang
aferen.Cabang eferen, yang juga dikenal sebagai fase efektor, terjadi saat
tubuh.Peran komponen respons imun yang menetap dan beredar ini adalah
seluruh tubuh.
kali tubuh “bertemu” dengan imunogen. Saat tubuh pertama kali bertemu
hari, yang mencerminkan produksi oleh suatu klona sel B dan sel plasma
daripada respons primer karena adanya sel-sel pengingat dari kontak pertama
seldalam jumlah besar yang mempu menghasilkan IgM seperti pada respons
primer. Namun, produksi IgG jauh lebih banyak daripada yang terjadi pada
lama daripada saat pertama kali kontak dengan imunogen. Selain itu,