OLEH
KELOMPOK : V
KELAS : FARMASI A
DOSEN : Hj. Gemy Nastity Handayany, S.Si., M.Si., Apt.
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA – GOWA
2015
PENDAHULUAN
tubuh dalam menghadapi infeksi maupun penyakit lain, makin berkembang pula
tersebut.
antara lain Morinda citrifolia, Centella asiatica, jamur Maitake, Echinacea dan
sedangkan jamur Maitake sejak dahulu dipercaya sebagai bahan makanan yang
bernilai gizi sangat tinggi dan dapat mencegah dan menyembuhkan berbagai
penyakit.
LEMBAR KERJA
fungsinya berlebihan.
imun.
bantuan.
Kecacingan : infeksi cacing (Soil Transmitted Helminthes) yang disebabkan
2. Kata/Problem Kunci
Imunomodulator
Sistem imun
Autoimun
Imunitas
Mikroorganisme
3. Pertanyaan-Pertanyaan Penting
tubuh!
Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah mekanisme pertahanan tubuh
yang bertugas merespon atau menanggapi ''serangan'' dari luar tubuh kita. Dikatakan
sistem imun akan mempengaruhi kondisi pasien dan penyebaran penyakit, seperti
pada kasus terapi adjuvan yang melibatkan infeksi bakteri, fungi atau virus
Saat terjadi serangan, biasanya antigen pada tubuh akan mulai bertugas.
bakteri, virus, jamur, dan berbagai kuman penyebab penyakit. Ketika sistem imun
tidak bekerja optimal, tubuh akan rentan terha-dap penyakit. Beberapa hal dapat
makanan, gaya hidup sehari-hari, stres, umur, dan hormon. Untuk itu sebelum
jatuh sakit, penting kiranya setiap orang menjaga gaya hidup yang sehat dan baik.
Caranya dengan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, hidup yang sehat
dan higienis, tidur cukup selama delapan jam sehari, minum air putih dua liter per
hari, olahraga teratur dan menjaga berat badan yang ideal (Haryadi, 2006).
Sistem imun dibagi atas dua jenis, yaitu sistem imun kongenital atau non
spesifik dan sistem imun didapat atau adaptive atau spesifik. Mekanisme
pertahanan tubuh oleh sistem imun kongenital bersifat spontan, tidak spesifik, dan
tidak berubah baik secara kualitas maupun kuantitas bahkan setelah paparan
berulang dengan patogen yang sama. Sedangkan sistem imun didapat muncul
setelah proses mengenal oleh limfosit (clonal selection), yang tergantung pada
memungkinkan respon imun dini untuk melindungi tubuh selama 4-5 hari, yang
didapat). Mekanisme pertahanan tubuh ini dibagi atas 3 fase: (Flachsmann, 2001)
benda asing, akan diserang atau dihancurkan secara langsung. Bila m.o
dikenal sebagai benda asing oleh fagosit dan kemudian diserang atau
dihancurkan.
m.o, APPs, dan protein komplemen kemudian dikenali oleh fagosit dan
3) Late phase, merupakan respon imun didapat yang timbul 4 hari setelah
infeksi pertama, ditandai oleh clonal selection limfosit spesifik. Pada
diantaranya adalah: (1). Infeksi virus, pada umumnya infeksi virus menurunkan
imunitas. Penurunan kekebalan tubuh dapat bersifat sementara misalnya pada SARS,
influenza, herpes, morbili, juga common cold (batuk pilek), tetapi dapat pula
menurunkan kekebalan tubuh secara lama dan progresif misalnya HIV. (2). Kanker,
pada penyakit kanker juga terjadi penurunan kekebalan tubuh dan pada kanker lanjut
penurunan kekebalan tubuh menjadi lebih nyata. (3). Penyakit kronik, beberapa
penyakit seperti diabetes melitus, sirosis hati, gagal ginjal kronik, tuberkolosis, lepra,
tubuh yang sudah tua, dan pengawasan terhadap penghancuran sel-sel yang
bermutasi terutama yang mejadi ganas. Dengan kata lain, respons imun dapat
d. Definisi Imunomodulator
sel mast dan basofil, memblokade Fc reseptor, menginhibisi IL-1, IL-2, IL-3, IL-
4, dan IL-5, mengurangi secara selektif sel-sel imun yang aktif berlebihan,
2002).
Tumbuhan obat yang bekerja pada sistem imunitas bukan hanya bekerja
e. Fungsi Imunomodulator
dan sintetik. Dikenal dua golongan imunostimulan yaitu imunostimulan biologi dan
jamur, dan tanaman obat (herbal). Sedangkan imunostimulan sintetik yaitu levamisol,
iii) imunosupresor, yang dapat menghambat atau menekan aktivitas sistem imun.
dalam sistem imunitas (Block dan Mead, 2003). Bahan yang dapat menstimulasi
sistem imun berperan mengendalikan respon imun baik pada sistem imunitas
Ialah suatu cara untuk mengembalikan fungsi sistem imun yang terganggu
dan timus.
defisiensi imun humoral, baik primer maupun sekunder. ISG dapat diberikan
b) Plasma
Infus plasma segar telah diberikan sejak tahun 1960 dalam usaha
imunoglobulin dapat diberikan dalam jumlah besar tanpa menimbulkan rasa sakit.
c) Plasmapheresis
atau sel, seperti pada penyakit: miastenia gravis, sindroma goodpasture, dan
d) Leukopheresis
usaha terapi artritis reumatoid yang tidak baik dengan cara-cara yang sudah ada.
1. Biologik
a. Hormon timus
Sel epitel timus memproduksi beberapa jenis homon yang berfungsi dalam
pematangan sel T dan modulasi fungsi sel T yang sudah matang. Ada 4 jenis
hormon timus, yaitu timosin alfa, timolin, timopoietin dan faktor humoral timus.
non-spesifik) pada usia lanjut, kanker, autoimunitas dan pada defek sistem imun
menunjukkan peningkatan jumlah, fungsi dan reseptor sel T dan beberapa aspek
imunitas seluler. Efek sampingnya berupa reaksi alergi lokal atau sistemik.
b. Limfokin
Disebut juga interleukin atau sitokin yang diproduksi oleh limfosit yang
Growth Factor (MGF), T-cell Growth Factor atau Interleukin-2 (IL-2), Colony
Stimulating Factor (CSF) dan interferon gama (IFN-γ). Gangguan sintetis IL-2
c. Interferon
Ada tiga jenis interferon yaitu alfa, beta dan gama. INF-α dibentuk oleh
leukosit, INF-β dibentuk oleh sel fibroblas yang bukan limfosit dan IFN-γ
replikasi virus DNA dan RNA, sel normal dan sel ganas serta memodulasi sistem
imun.
d. Antibodi monoklonal
Diperoleh dari fusi dua sel yaitu sel yang dapat membentuk antibodi dan
sel yang dapat hidup terus menerus dalam biakan sehingga antibodi tersebut dapat
gangrenosa.
(imuno-stimulan non-spesifik).
3) Klebsiella dan Brucella, diduga memiliki efek yang sama dengan BCG.
4) Bordetella pertusis, memproduksi Lymphocytosis Promoting Factor
mengaktifkan makrofag.
Berbagai bahan telah dihasilkan dari jamur seperti lentinan, krestin dan
glukan yang dapat meningkatkan fungsi makrofag dan telah banyak digunakan
2. Sintetik
a. Levamisol
b. Isoprinosin
Disebut juga isosiplex (ISO), adalah bahan sintetis yang mempunyai sifat
pemberian oral dapat meningkatkan sekresi enzim dan monokin. Bila diberikan
bersama minyak dan antigen, MDP dapat meningkatkan baik respons seluler dan
humoral.
d. Bahan-bahan lain
adalah:
- Azimexon dan ciamexon: diberikan secara oral dan dapat meningkatkan respons
imun seluler.
- Bestatin: diberikan secara oral dan dapat meningkatkan respons imun seluler dan
humoral.
klinik terutama pada transplantasi untuk mencegah reaksi penolakan dan pada
anti-inflamasi yang luas dan imunosupresi. Efek ini nampak dalam berbagai
tingkat terhadap produksi, pengerahan, aktivasi dan fungsi sel efektor. Efek
antiinflamasi dan efek imunosupresi KS sulit dibedakan karena banyak sel, jalur
dan mekanisme yang sama terlibat dalam kedua proses tersebut. KS efektif
tulang. Oleh karena efek toksiknya, hanya digunakan pada penyakit berat.
reumatoid, LES, inflamatory bowel disease, penyakit saraf dan penyakit autoimun
transplantasi (ginjal, jantung, hati), artritis reumatoid dan kondisi lain seperti
psoriasis.
Merupakan antagonis asam folat yang digunakan sebagai anti kanker dan
dalam dosis yang lebih kecil digunakan pada pengobatan artritis reumatoid,
sindrom Felty, sindrom Reiter, asma yang steroid dependen dan penyakit
autoimun lain.
f) Imunosupresan lain
g) Antibodi monoklonal
Antibodi dapat merupakan suatu imunosupresan yang aktif baik untuk sel
CD3 dan CD8. Dengan diketahuinya peranan sitokin dan ditemukannya reseptor
terhadap sitokin yang larut, telah dipikirkan pula untuk menggunakan mekanisme
5. Tujuan Pembelajaran
kekebalan tubuh.
STH.
Limfokin
Sintetik Biologik
Imunostimulator
Imunomodulator
Imunosupresor Imunoregulator
Anatagonis purin
Steroid Plasmapheresis
Leukopheresis
Imunosupresan lain Antibodi monoklonal
7. Klarifikasi Informasi
balita dan anak usia sekolah dasar terutama di daerah pedesaan dan daerah kumuh
menurut WHO (2011) adalah sebagai infestasi satu atau lebih cacing parasit usus
yang terdiri dari golongan nematoda usus. Diantara nematoda usus ada sejumlah
spesies yang penularannya melalui tanah atau biasa disebut dengan cacing jenis
(Gandahusada, 2006).
beriklim basah dimana hygiene dan sanitasinya buruk. Penyakit ini merupakan
dan ditemukan pada berbagai golongan usia (WHO, 2011). Penyakit ini tidak
selalu menyebabkan kematian atau bahkan penyakit yang berat, namun dalam
absorbsi dan metabolisme zat-zat gizi yang berujung pada kekurangan gizi dan
daerah kota atau daerah pinggiran (Hotes, 2003). Sedangkan menurut Phiri (2000)
yang dikutip Hotes (2003) bahwa jumlah prevalensi Ascaris lumbricoides banyak
2. Tanah
dengan tinja yang mengandung telur Trichuris trichiura, telur tumbuh dalam
tanah liat yang lembab dan tanah dengan suhu optimal ± 30ºC (Depkes R.I, 2004:
18). Tanah liat dengan kelembapan tinggi dan suhu yang berkisar antara 25ºC-
32 ºC dan tanah gembur seperti pasir atau humus, dan untuk Ancylostoma
(Gandahusada, 2000).
3. Iklim
panas dan lembab. Lingkungan yang paling cocok sebagai habitat dengan suhu
dan kelembapan yang tinggi terutama di daerah perkebunan dan pertambangan
(Onggowaluyo, 2002).
4. Perilaku
lewat tanah (Peter J. Hotes, 2003: 21). Anak-anak paling sering terserang penyakit
5. Sosial Ekonomi
(1995) dikutip Hotes (2003) yaitu faktor sanitasi yang buruk berhubungan dengan
6. Status Gizi
kalori dan dapat menyebabkan kekurangan protein serta kehilangan darah. Selain
1) Ascaris lumbricoides
30 cm, sedangkan betina 22-35 cm, pada stadium dewasa hidup di rongga usus halus,
cacing betina dapat bertelur sampai 100.000-200.000 butir sehari, terdiri dari telur
Di tanah, dalam lingkungan yang sesuai telur yang dibuahi tumbuh menjadi
bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu. Bentuk infektif ini bila tertelan
manusia akan menetas menjadi larva di usus halus, larva tersebut menembus dinding
usus menuju pembuluh darah atau saluran limfa kemudian di alirkan ke jantung lalu
mengikuti aliran darah ke paru-paru. Setelah itu melalui dinding alveolus masuk ke
rongga alveolus, lalu naik ke trachea melalui bronchiolus dan broncus. Dari trachea
masuk ke dalam esofagus lalu menuju ke usus halus, tumbuh menjadi cacing dewasa.
Proses tersebut memerlukan waktu kurang lebih 2 bulan sejak tertelan sampai
b) Patofisiologi
berupa gangguan usus ringan seperti mual, nafsu makan berkurang, diare dan
konstipasi. Pada infeksi berat, terutama pada anak-anak dapat terjadi gangguan
obstructive).
Kesehatan (2006) gangguan juga dapat disebabkan oleh larva yang masuk ke
paru-paru sehingga dapat menyebabkan perdarahan pada dinding alveolus yang
cacingan biasanya lesu, tidak bergairah dan kurang konsentrasi belajar. Pada
sering sakit, diare, dan nafsu makan kurang. Biasanya anak masih dapat
yaitu dengan menemukan telur-telur cacing di dalam tinja tersebut. Jumlah telur
juga dapat dipakai sebagai pedoman untuk menentukan beratnya infeksi (Menteri
Kesehatan, 2006).
d) Epidemiologi
Telur A. lumbricoides keluar bersama tinja, pada tanah yang lembab dan
tidak terkena sinar matahari langsung telur tersebut berkembang menjadi bentuk
infektif. Infeksi A. lumbricoides terjadi bila telur yang infektif masuk melalui
mulut bersama makanan atau minuman dan dapat pula melalui tangan yang kotor
(Menteri Kesehatan,2006).
e) Pengobatan
cacing tambang yang dewasa di manusia. Habitatnya ada di rongga usus halus.
mempunyai panjang sekitar 1 cm, cacing jantan kira-kira 0,8 cm, cacing dewasa
berbentuk seperti huruf S atau C dan di dalam mulutnya ada sepasang gigi.
Daur hidup cacing tambang adalah sebagai berikut, telur cacing akan
keluar bersama tinja, setelah 1-1,5 hari dalam tanah, telur tersebut menetas
menjadi larva rabditiform. Dalam waktu sekitar 3 hari larva tumbuh menjadi
larva filariform yang dapat menembus kulit dan dapat bertahan hidup 7-8 minggu
di tanah.
bujur dan mempunyai dinding tipis. Di dalamnya terdapat beberapa sel, larva
panjangnya kurang lebih 600 mikron. Setelah menembus kulit, larva ikut aliran
trachea dan laring. Dari laring, larva ikut tertelan dan masuk ke dalam usus halus
dan menjadi cacing dewasa. Infeksi terjadi bila larva filariform menembus kulit
b) Patofisiologi
Cacing tambang hidup dalam rongga usus halus. Selain menghisap darah,
cacing tambang juga menyebabkan perdarahan pada luka tempat bekas tempat
isapan.
Kekurangan darah akibat cacingan sering terlupakan karena adanya penyebab lain
penyakit, prestasi kerja menurun, dan anemia merupakan manifestasi klinis yang
sering terjadi. Di samping itu juga terdapat eosinofilia (Menteri Kesehatan, 2006).
d) Epidemiologi
darah hanya sedikit namun luka-luka gigitan yang berdarah akan berlangsung
lama, setelah gigitan dilepaskan dapat menyebabkan anemia yang lebih berat.
Kebiasaan buang air besar di tanah dan pemakaian tinja sebagai pupuk
2000).
Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva adalah tanah gembur (pasir,
3) Trichuris trichiura
sekitar 4 cm. Hidup di kolon asendens dengan bagian anteriornya masuk ke dalam
mukosa usus.
tempayan dengan semacam penonjolan yang jernih pada kedua kutub. Kulit telur
yang dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja, telur menjadi matang dalam
waktu 3–6 minggu di dalam tanah yang lembab dan teduh. Telur matang ialah
Cara infeksi langsung terjadi bila telur yang matang tertelan oleh manusia
(hospes), kemudian larva akan keluar dari dinding telur dan masuk ke dalam usus
halus sesudah menjadi dewasa cacing turun ke usus bagian distal dan masuk ke
kolon asendens dan sekum. Masa pertumbuhan mulai tertelan sampai menjadi
cacing dewasa betina dan siap bertelur sekitar 30-90 hari (Gandahusada, 2000).
b) Patofisiologi
ditemukan di dalam kolon asendens. Pada infeksi berat, terutama pada anak
cacing ini tersebar diseluruh kolon dan rektum, kadang-kadang terlihat pada
defekasi.
trauma yang menimbulkan iritasi dan peradangan mukosa usus. Pada tempat
Kesehatan, 2006).
klinis yang jelas atau sama sekali tanpa gejala. Sedangkan infeksi berat dan
menahun terutama pada anak menimbulkan gejala seperti diare, disenteri, anemia,
Trichuris trichiura yang berat juga sering disertai dengan infeksi cacing lainnya
(Gandahusada, 2000).
d) Epidemiologi
tinja. Telur tumbuh di tanah liat, tempat lembab, dan teduh dengan suhu optimum
kira 30 derajat celcius. Di berbagai negeri pemakaian tinja sebagai pupuk kebun
pembuatan jamban yang baik dan pendidikan tentang sanitasi dan kebersihan
perorangan, terutama anak. Mencuci tangan sebelum makan, mencuci dengan baik
2000).
a. Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar dengan
g. Memakai alas kaki bila berjalan di tanah, dan memakai sarung tangan bila
melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan tanah.
h. Menutup makanan dengan tutup saji untuk mencegah debu dan lalat
Block, K.I. And M.N. Mead. Immune System Effects of Echinacea, Ginseng and
Astragalus: A Review. Integrative Cancer Therapies. 2003.
Mardiana dan Djarismawati. Prevalensi Cacing Usus pada Murid Sekolah Dasar
Wajib Belajar Pelayanan Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan
Daerah Kumuh di Wilayah DKI Jakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol. 7
No. 2. 2008.
Tizard, I.R. Immunology: An Introduction. 6th Ed. New York: Saunders College
Publishing. 2004.
15 kg, dan TB 120 cm datang ke Rumah Sakit Sejahtera. Si Ibu bercerita kepada
sang Dokter bahwa seminggu yang lalu anaknya menderita batuk, cepat lelah, dan
kurang konsentrasi saat belajar. Dengan saran dari seorang teman dan melihat
iklan di TV, maka Ibu tersebut memberikan obat Konidin dan Sangobion syrup
masing-masing 3 x sehari kepada si anak, namun belum juga sembuh. Dan 2 hari
yang lalu perut anaknya menjadi buncit dan sering sakit, diare, dan anorexia.
memakai alas kaki, dan suka bermain tanah. Dokter meresepkan obat oralit,
Curcuma Plus syrup, dan Levamisol 50 mg 2 x sehari. Apa saran Anda sebagai
seorang farmasis?
Penyelesaian
Keluhan: batuk, cepat lelah, kurang konsentrasi, perut buncit dan sering sakit,
diare, anorexia.
Objective:
Kecacingan
Plan:
Terapi farmakologi
alergi, flu, pilek atau sisa-sisa bronchitis. Jadi, konidin tidak tepat untuk
diberikan sebagai obat batuk untuk pasien karena batuk yang dialami
3. Pada penderita diare tanpa dehidrasi (Terapi A) diberikan cairan (air tajin, larutan
gula garam, oralit) sebanyak yang diinginkan hingga diare stop, sebagai petunjuk
mcg, Beta Karoten 10 % 4 mg, Dekspantenol 3 mg, Lysine HCl 200 mg.
stamina. Dosisnya 2 kali sehari 1 sendok teh dan diberikan setelah makan.
4. Memotong kuku.