Pandemi COVID-19
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD ARIF FADHILLAH
SMAN 3 DUMAI
BIOLOGI
TAHUN AJARAN 2020/2021
Farmasi UGM – Awal tahun 2020 dunia digegerkan dengan berita
mewabahnya penyakit yang disebut corona virus disease 19 (COVID-19) yang
mulai merebak di Wuhan, Cina. Tidak disangka, dalam waktu 4 bulan wabah
yang disebabkan oleh virus SARS-CoV2 ini sudah menjangkau seluruh dunia
(213 negara, area, atau teritori), termasuk Indonesia (data per April 2020).Di
seluruh dunia penyakit ini sudah menginfeksi sekitar hampir 2 juta orang
dengan kematian mencapai lebih dari 100 ribu kasus. Bila dilihat, kematian
akibat lebih banyak terjadi pada pasien lanjut usia. Selain itu, keparahan
COVID-19 juga lebih banyak dijumpai pada individu-individu yang sedang atau
pernah memiliki riwayat penyakit diabetes, jantung dan penyakit kronis
lainnya.Yang menarik, tidak semua pasien COVID-19 menunjukkan gejala,
atau hanya menunjukkan gejala yang ringan saja. Hal ini diduga akibat
perbedaan kekuatan sistem imun tubuh, dimana pada usia dewasa muda,
sistem imun lebih kuat daripada pasien usia lanjut.
Apabila imunogen terpapar ke tubuh kita, maka tubuh kita akan meresponnya
dengan membentuk respon imun dari sistem imun. Sistem imun secara
harfiah merupakan sistem pertahanan diri yang menguntungkan, tetapi dalam
kondisi tertentu dapat menimbulkan keadaan yang merugikan.
2. Makanan
3. Usia
Usia sangat berpengaruh pada kemapuan sistem imun. Seperti sel-sel lain,
pada umumnya sel-sel imun juga berada pada aktivitas puncaknya saat
individu sudah dewasa. Setelah itu semakin tua usia sel-sel ini akan menurun
aktivitasnya, termasuk dalam memproduksi protein yang berfungsi untuk
melawan infeksi virus, yaitu interferon. Fungsi organ tubuh kita juga mulai
menurun dengan meningkatnya usia.
4. Kondisi kesehatan
5. Konsumsi obat-obatan
Hal lain yang perlu diketahui adalah bakteri, virus akan menyebabkan infeksi
bila bakteri dan virus tersebut melakukan kontak tubuh, misalnya melalui kulit,
mata, saluran pencernaan maupun saluran kemih. Bila kulit dalam kondisi baik
bakteri maupun virus akan sulit masuk, tetapi bila ada luka terbuka kan lebih
mudah untuk masuk dan menginfeksi. Penggunaan masker untuk menutup
saluran nafas (mulut dan hidung) akan membantu mencegah infeksi virus yang
datang melalui udara.
2. Vitamin C
Dosis vitamin C per hari yang direkomendasikan untuk dewasa yaitu 75-90 mg
dan pada perokok ditambah 35 mg. Pada dosis yang cukup, suplemen viamin
C dapat dikatakan aman. Namun, terdapat beberapa efek samping yang
mungkin muncul, seperti mual, muntah, insomnia, dan sakit kepala.Pada
beberapa orang juga ditemukan bahwa vitamin C dapat menyebabkan batu
ginjal.Penggunaan dalam jangka panjang dengan dosis 2 gram/hari dapat
meningkatkan efek samping.
3. Vitamin D
Dosis yang direkomendasikan untuk vitamin D per hari adalah 15 mcg (600 IU)
pada kelompok umur 18-70 tahun dan untuk >71 tahun adalah 20 mcg (800
IU).Dosis terbesar yang dapat dikonsumsi adalah 100 mcg (4000 IU) per
hari.Beberapa efek samping yang mungkin muncul pada penggunaan vitamin
D adalah batuk, kesulitan menelan, dan pusing.
4. Vitamin E
5. Zinc
Zinc membantu banyak enzim, protein, dan membentuk sel baru. Zinc juga
melepaskan vitamin A dari penyimpanan di hati. Bila diminum dengan
antioksidan, zinc dapat menghambat progresi degenerasi karena penuaan.
Zinc diperlukan sebagai ion katalitik, strukrural, dan pengatur untuk enzim,
protein, dan faktor transkripsi. Oleh karena itu, zinc merupakan elemen yang
utama dalam beberapa mekanisme homeostatis tubuh, termasuk respon imun
(12). Zinc juga dapat menginduksi perlekatan sel myelomonositik ke
endothelium. Defisiensi zinc tidak hanya mempengaruhi rekruitmen neutrofil,
tetapi juga menurunkan kemotaksis dari neutrofil. Dalam kondisi ini juga dapat
mengganggu aktivitas sel NK serta fagositosis makrofag dan neutrofil (13).
Dosis zinc yang direkomendasikan adalah 8-11 mg/hari dengan dosis tertinggi
yang dapat ditoleransi sebesar 40 mg/hari. Pada dosis besar, zinc sulfat dapat
menyebabkan diare, kram perut, dan muntah setalah 3-10 jam dari pemakaian.
Gejala akan hilang setelah pengehentian konsumsi.
6. Selenium
Dosis selenium per hari yang direkomendasikan adalah 55 mcg dengan batas
tertinggi yaitu 400 mcg.Gejala efek samping pada overdosis selenium adalah
diare, bau mulut dan keringat seperti bawang putih, kerontokan rambut, mual,
dan muntah.
7. Herbal Echinacea
8. Propolis
Propolis merupakan produk dari lebah madu yang sering disebut sebagai lem
lebah karena digunakan oleh lebah dalam pembuatan sarang.Propolis
merupakan kombinasi lilin lebah dan air liur yang merupakan sistem pertahan
yang dibangun oleh lebah.Hingga saat ini, propolis telah banyak diteliti
manfaatnya untuk kesehatan, salah satunya untuk meningkatkan kekebalan
tubuh (immunostimulan) (19).Banyak senyawa bioaktif yang berhasil
diidentifikasi dari propolis.Umumnya, senyawa yang ada dalam propolis berupa
senyawa asam fenolik, flavonoid, terpenoid, lignan, senyawa aromatic, asam
amino, asam lemak, vitamin dan mineral.Namun diantara banyak senyawa
tersebut, penelitian tentang aktivitas biologis dari propolis lebih mengarah
kepada kandungan senyawa flavonoid dan fenolik yang cukup tinggi
(20).Senyawa flavonoid dan fenolik yang umumnya ada dalam propolis berupa
krisin, galangin, pinostrobin, pinobanksin, dan pinocembrin (kandungan utama)
(21). Kandungan utama senyawa dalam propolis sangat bervariasi karena
dipengaruhi faktor asal sarang lebah, lokasi, dan musim.Propolis yang bersal
dari daerah yang berbeda memiliki kandungan kimia yang berbeda yang
salahsatunya terlihat dari warnanya yang berbeda antara satu dengan yang
lain (hijau, merah atau coklat).Variasi inilah yang menyebabkan sulitnya
mengekstrapolasikan klaim manfaat kesehatan dari propolis (22).
9. Empon-empon (Kurkumin)
10. Meniran
Rekomendasi
1. Virus Covid-19 dapat menginfeksi siapa saja, tanpa memandang usia, jenis
kelamin, status sosial, ataupun status kesehatan.
2. Karena penyakit akibat virus biasanya merupakan “self limiting disease”, maka
daya tahan tubuh menjadi sangat penting untuk menangkal virus dan
mencegah perburukan gejala penyakit
3. Daya tahan tubuh dapat dipengaruhi oleh faktor makanan, lingkungan, dan
dapat ditingkatkan dengan makanan yang bergizi dan mengandung vitamin
dan mineral, utamanya adalah Vitamin C, D, E, zinc dan selenium.
4. Beberapa bahan alam memiliki potensi untuk meningkatkan sistim imun,
walaupun uji-uji yang menjadi dasarnya sebagian besar berupa uji preklinik.
Sediaan herbal yang berpotensi dapat meningkatkan system imun antara lain
adalah Echinaceae, Phylantus niruri (meniran), madu/propolis, dan empon-
empon yang mengandung curcumin.
5. Dari kajian terhadap aktivitasnya, tidak terdapat hal-hal yang membahayakan
pemakaiannya untuk menghadapi Covid-19. Respon seseorang mungkin
bervariasi terhadap sediaan herbal ini, sehingga jika dirasakan manfaatnya,
maka dapat diteruskan penggunaannya.
Daftar Pustaka:
1. [online] (https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-
2019), diakses 11 April 2020.
2. Abbas, A. et al., 2018, Cellular and molecular immunology, 9 , Saunders
th
Elsevier.
3. Laing, K., Immune responses to viruses, Bitesized Immunology. British
Society for Immunology, [online] (https://www.immunology.org/public-
information/bitesized-immunology/pathogens-and-disease/immune-
responses-viruses), diakses 10 April 2020.
4. Science, 2016, 352(6285): 535-853)
5. Sasmito, E., 2017, Imunomodulator Bahan Alami, Penerbit Andi.
6. Sasmito, E., Sahid, M.N.A., dan Ikawati, M. (editor), 2020, Buku Petunjuk
Praktikum Imunologi Farmasi, Fakultas Farmasi UGM.
7. Anonim, 2017, Vitamin C, https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements-
vitamin-c/art-20363932, diakses pada 13 April 2020.
8. Carr, A.C., Maggini, S., 2017, Vitamin C and Immune Function, Nutrients,
9, 1211.
9. Iruretagoyena, M., Hirigoyen, D., Naves, R., Burgos, P.I., 2015, Immune
Response Modulation by Vitamin D: Role in Systemic Lupus
Erythematosus, Frontiers in Immunology, 6, 513.
10. Lee, G.Y., Han, S.N., 2018, The Role of Vitamin E in Immunity, Nutrients,
10, 1614.
11. Hussain, M.I., Ahmed, W., Nasir, M., Mushtaq M.H., Sheikh, A.A.,
Shaheen, A.Y., Mahmood, A., 2019, Immune boosting role of vitamin E
against pulmonary tuberculosis, Pak J Pharm Sci, 32(1 supplementary),
269-276.
12. Ferenčík, M., Ebringer, L., 2003, Modulatory effect of selenium and zinc on
the immune system, Folia Microbiologica, 48, 417.
13. Rink, L., Gabriel, P., 2000, Zinc and the immune system, Proceedings of the
Nutrition Society, 59, 541-552.
14. Hudson, J. B. (2012). Applications of the phytomedicine Echinacea
purpurea (Purple Coneflower) in infectious diseases. J Biomed Biotechnol,
2012, 769896.
15. Manayi, A., Vazirian, M., & Saeidnia, S. (2015). Echinacea purpurea:
Pharmacology, phytochemistry and analysis methods. Pharmacognosy
Reviews, 9(17), 63-72.
16. Dobrange, E., Peshev, D., Loedolff, B., & Van den Ende, W. (2019).
Fructans as Immunomodulatory and Antiviral Agents: The Case of
Echinacea. Biomolecules, 9(10).
17. Park, S., Lee, M. S., Jung, S., Lee, S., Kwon, O., Kreuter, M. H., . . . Kim,
Y. (2018). Echinacea purpurea Protects Against Restraint Stress-Induced
Immunosuppression in BALB/c Mice. J Med Food, 21(3), 261-268.
18. Burger, R. A., Torres, A. R., Warren, R. P., Caldwell, V. D., & Hughes, B.
G. (1997). Echinacea-induced cytokine production by human
macrophages. International Journal of Immunopharmacology, 19(7), 371-
379.
19. Braakhuis, A. (2019). Evidence on the Health Benefits of Supplemental
Propolis. Nutrients, 11(11), 2705
20. Moreno, M. I., Isla, M. I., Sampietro, A. R., & Vattuone, M. A. (2000).
Comparison of the free radical-scavenging activity of propolis from several
regions of Argentina. J Ethnopharmacol, 71(1-2), 109-114.
21. Markham, K. R., Mitchell, K. A., Wilkins, A. L., Daldy, J. A., & Lu, Y.
(1996). HPLC and GC-MS identification of the major organic constituents
in New Zeland propolis. Phytochemistry, 42(1), 205-211.
22. Anjum, S. I., Ullah, A., Khan, K. A., Attaullah, M., Khan, H., Ali, H., Dash,
C. K. (2019). Composition and functional properties of propolis (bee glue):
A review. Saudi J Biol Sci, 26(7), 1695-1703.
23. Sforcin, J. M. (2007). Propolis and the immune system: a review. J
Ethnopharmacol, 113(1), 1-14.
24. Serkedjieva, J., Manolova, N., & Bankova, V. (1992). Anti-influenza virus
effect of some propolis constituents and their analogues (esters of
substituted cinnamic acids). J Nat Prod, 55(3), 294-302
25. Amoros, M., Sauvager, F., Girre, L., & Cormier, M. J. A. (1992). In vitro
antiviral activity of propolis. 23(3), 231-240.
26. Bueno-Silva, B., Kawamoto, D., Ando-Suguimoto, E. S., Alencar, S. M.,
Rosalen, P. L., & Mayer, M. P. (2015). Brazilian Red Propolis Attenuates
Inflammatory Signaling Cascade in LPS-Activated Macrophages. PLoS
One, 10(12), e0144954.
27. Alqarni, A. M., Niwasabutra, K., Sahlan, M., Fearnley, H., Fearnley, J.,
Ferro, V. A., & Watson, D. G. (2019). Propolis Exerts an Anti-
Inflammatory Effect on PMA-Differentiated THP-1 Cells via Inhibition of
Purine Nucleoside Phosphorylase. Metabolites, 9(4), 75.
28. Cohen, H. A., Varsano, I., Kahan, E., Sarrell, E. M., & Uziel, Y. (2004).
Effectiveness of an Herbal Preparation Containing Echinacea, Propolis, and
Vitamin C in Preventing Respiratory Tract Infections in Children: A
Randomized, Double-blind, Placebo-Controlled, Multicenter
Study. Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine, 158(3), 217-221.
29. Kunnumakkara, A. B., Bordoloi, D., Padmavathi, G., Monisha, J., Roy, N.
K., Prasad, S., & Aggarwal, B. B. (2017). Curcumin, the golden
nutraceutical: multitargeting for multiple chronic diseases. Br J Pharmacol,
174(11), 1325-1348.
30. Momtazi-Borojeni, A. A., Haftcheshmeh, S. M., Esmaeili, S. A., Johnston,
T. P., Abdollahi, E., & Sahebkar, A. (2018). Curcumin: A natural modulator
of immune cells in systemic lupus erythematosus. Autoimmun Rev, 17(2),
125-135.
31. Shimizu, K., Funamoto, M., Sunagawa, Y., Shimizu, S., Katanasaka, Y.,
Miyazaki, Y., Morimoto, T. (2019). Anti-inflammatory Action of Curcumin
and Its Use in the Treatment of Lifestyle-related Diseases. European
cardiology, 14(2), 117-122.
32. Hsu, C.-H., & Cheng, A.-L. (2007). Clinical Studies With Curcumin. In B.
B. Aggarwal, Y.-J. Surh, & S. Shishodia (Eds.), The Molecular Targets and
Therapeutic Uses of Curcumin in Health and Disease (pp. 471-480).
Boston, MA: Springer US.
33. Devi, Y. S., DeVine, M., DeKuiper, J., Ferguson, S., & Fazleabas, A. T.
(2015). Inhibition of IL-6 Signaling Pathway by Curcumin in Uterine
Decidual Cells. PLoS One, 10(5), e0125627.
34. Chen, D.-Y., Shien, J.-H., Tiley, L., Chiou, S.-S., Wang, S.-Y., Chang, T.-J.,
. . . Hsu, W.-L. (2010). Curcumin inhibits influenza virus infection and
haemagglutination activity. Food Chemistry, 119(4), 1346-1351.
35. Jantan, I., Haque, M. A., Ilangkovan, M., & Arshad, L. (2019). An Insight
Into the Modulatory Effects and Mechanisms of Action of Phyllanthus
Species and Their Bioactive Metabolites on the Immune System. Front
Pharmacol, 10, 878.
36. Muthulakshmi, M., Subramani, P. A., & Michael, R. D. (2016).
Immunostimulatory effect of the aqueous leaf extract of Phyllanthus niruri
on the specific and nonspecific immune responses of Oreochromis
mossambicus Peters. Iranian journal of veterinary research, 17(3), 200-202.
37. Sarisetyaningtyas, P., Hadinegoro, S., & Munasir, Z. (2016). Randomized
controlled trial of Phyllanthus niruri Linn extract. Paediatrica Indonesiana,
46(2), 77-81.
38. Raymond Rubianto, T., Liana Wijaya, S., &Dwi, N. (2017). The use of
Phyllanthus niruri L. as an immunomodulator for the treatment of infectious
diseases in clinical settings. Asian Pacific Journal of Tropical Disease, 7(3),
132-140.
39. Wu, W., Li, Y., Jiao, Z., Zhang, L., Wang, X., & Qin, R. (2019).
Phyllanthin and hypophyllanthin from Phyllanthus amarus ameliorates
immune-inflammatory response in ovalbumin-induced asthma: role of IgE,
Nrf2, iNOs, TNF-α, and IL’s. Immunopharmacol Immunotoxicol, 41(1), 55-
67.
40. Tan, W. C., Jaganath, I. B., Manikam, R., & Sekaran, S. D. (2013).
Evaluation of antiviral activities of four local Malaysian Phyllanthus species
against herpes simplex viruses and possible antiviral target. International
journal of medical sciences, 10(13), 1817-1829.
Kontributor:
Prof. Dr. Ediati Sasmito, SE., Apt.; Dr. Muthi’ Ikawati, M.Sc., Apt.,; M.
Novrizal A. Sahid, M.Eng., Apt., Ph.D.; Dr. Nanang Fakhrudin, MSc, Apt,;
Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt.; Drh Retno Murwanti, MP, PhD