STATIKA FLUIDA
TUGAS FISIKA TEKNIK SIPIL 14
FLUIDA STATIS
A. Fluida
Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap
perubahan bentuk ketika ditekan. Fluida memiliki beberapa sifat, di antaranya adalah tidak
menolak pada perubahan bentuk, memiliki kemampuan untuk mengalir, dan memiliki
kemampuan untuk menempati suatu wadah atau ruang. Dari jenis-jenis zat yang telah
diketahui, yang memiliki sifat fluida tersebut hanyalah zat cair dan gas.
Fluida dibagi menjadi dua, yaitu fluida statis dan fluida dinamis. Pada sesi ini, kita akan
belajar tentang fluida statis, yaitu fluida yang diam/tidak mengalir. Ada beberapa hukum
dasar dalam fluida statis. Namun, sebelum mempelajarinya, kita harus mengetahui beberapa
sifat penting dan besaran-besaran yang terlibat dalam pembahasan fluida berikut ini.
Cairan dan gas dapat dibedakan dari segi kompresibilitasnya. Kompresibilitas adalah
kemampuan suatu zat untuk dimampatkan. Cairan merupakan zat yang tak kompresibel atau
tidak dapat dimampatkan karena tidak ada perubahan volume ketika ditekan. Sementara itu,
gas merupakan zat yang kompresibel atau dapat dimampatkan karena ada perubahan volume
ketika ditekan.
2. Massa Jenis
Massa jenis merupakan ukuran kerapatan suatu benda. Oleh karena itu, jika suatu benda
mempunyai massa jenis yang besar, maka benda tersebut dapat dikatakan mempunyai
kerapatan yang besar pula, begitu juga sebaliknya. Massa jenis suatu benda dapat didefinisikan
sebagai massa per satuan volume benda. Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.
� Keterangan :
�
𝜌 = � 𝑘𝑔
� 𝜌 = massa jenis benda ( ⁄ �
3)
�
𝑉 = Volume benda (𝑚 3 )
Massa Jenis Beberapa Zat pada Suhu 0°C dan Tekanan 1 atm
“Mengapa Penyelam perlu menggunakan Oksigen dan set alat penyelam ketika
menyelam?”
“Mengapa Bagian bawah bendungan selalu dibuat lebih tebal dari pada bagian
atas ?”
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang dapat Anda jawab setelah mempelajari
Tekanan Hidrostatis
A. Tekanan
�
Rumus Tekanan : �
𝑃 =�
�
Keterangan :
𝐹 = gaya tekanan (N)
𝐴 = luas bidang tekan ( 𝑚 2 )
𝑃 = tekanan ( 𝑁 ⁄ 𝑚 2 𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑃 𝑎)
Dari rumus diatas dapat dihitung tekanan dengan mudah misalnya orang yang beratnya
800 N berdiri dengan kedua kakiny. Jika luas permukaan kedua kakinya adalah 400 𝑐 𝑚 2 ,
maka tekanan orang tersebut terhadap tana adalah :
𝐹 𝑤 800
𝑃 = = = = 20.000
𝑁 ⁄ 𝑚𝐴 2 𝐴 0,04
Jika orang tersebut berdiri dengan salah satu kakinya, beratnya tidak berubah tetapi
luas penampangnya menjadi setengahnya. Dengan demikian tekanannya menjadi dua kali
Zat cair dalam wadah selalu tertarik ke bawah karena adanya gaya gravitasi. Adanya
gaya tarik ke bawah ini menyebabkan adanya tekanan zat cair pada dasar wadahnya. Tekanan
zat cair yang hanya disebabkan oleh gaya beratnya sendiri disebut Tekanan Hidrostatis.
Besarnya tekanan hidrostatis dipengaruhi oleh massa jeni zat cair, kedalaman zat
cair dan percepatan gravitasi.
Perhatikan gambar 3.
Sebuah titik dalam zat cair yang tterletak pada kedalaman ℎ
Dari permukaan zat cair mengalami gaya berat zat cair
diatasnya. Gaya berat tersebut terbagi secara merata pada
luas penampang 𝐴 sehingga menghasilkan tekanan hdrostatis,
yaitu :𝐹 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎
𝑃 = 𝐴 = 𝑢𝑙 𝑎 𝑠 𝑝 𝑒 𝑛 𝑎 𝑚 𝑝 𝑎=
𝜌. 𝐴.ℎ. 𝑔
𝑛 𝑔
𝐴
Gambar 3. Titik dalam zat 𝑃 = 𝜌. 𝑔. ℎ
cair pada kedalaman ℎ dan
luas penampang 𝐴 Jadi rumus tekanan hidrostatis adalah :
𝑃ℎ = 𝜌 𝑔 ℎ
C. Tekanan Mutlak
( 𝑘 𝑔 ⁄ 𝑚 3 ) ℎ = kedalaman ( 𝑚 )
𝑔 = percepatan gravitasi bumi
(𝑚 ⁄ 𝑠 2 )
Berdasarkan Hukum Pokok Hidrostatika, maka tekanan di titik A, B, dan C besarnya sama.
PA = PB = PC = ρ .g.h
Tekanan Hidrostatis tidak bergantung pada bentuk bejana melainkan bergantung pada
kedalaman (h), percepatan gravitasi (g), dan massa jenis zat cair (𝜌 ) .
Bagaimana jika bejana berhubungan diisi dengan dua zat cair yang berbeda? Bila bejana
berhubungan diisi dengan dua jenis zat cair, Hukum utama hidrostatis tetap berlaku, yaitu
tekanan hidrostatis di 𝑃1 sama dengan tekanan hidrostatis di 𝑃2.
Hukum Utama Hidrostatis ini biasanya berlaku pada pipa U (bejana berhubungan) yang
diisi lebih dari satu macam zat cair yang tidak bercampur. Jadi konsep hukum utama
hidrostatis ini dapat dipakai untuk mengetahui massa jenis (𝜌 ) zat lain.
Hukum Pokok Hidrostatika dapat digunakan untuk menentukan massa jenis zat cair dengan
menggunakan pipa U sebagai berikut :
𝑃1 = 𝑃2
𝜌 𝑔 ℎ1 = 𝜌 𝑔 ℎ2
Gambar 5. Pipa 𝑈 untuk
menentukan massa jenis zat
cair
𝑃1 = 𝑃2
𝜌1. 𝑔. ℎ1 = 𝜌2. 𝑔. ℎ2
𝜌1. ℎ1 = 𝜌2. ℎ2
𝜌1 = 𝜌 2.ℎ2
ℎ1
Ingat,
\\ ya !!
Dalam
\ bejana berhubungan yang diisi dengan suatu jenis zat cair, dalam
keadaan setimbang, permukaan zat cair terletak dalam satu bidang datar.
Gambar 6. Tiga buah bejana diatas meskipun memiliki perberbedaan bentuk dan diisi air
yang sama dengan ketinggian yang sama memiliki tekanan hidrstatis yang sama besar
ditiap bejana, sedangkan berat zat cair tiap bejana berbeda, jadi dapat disimpulkan bahwa
tekanan hidrostats tidak dipengaruhi oleh betuk wadah.
E. Penerapan Tekanan Hidrostatis dalam Kehidupan Sehari-hari
Pemasangan Infus
Pemasangan Bendungan
Blaisse Pascal, seorang ilmuwan Prancis tahun 1623-1662. Blaisse Pascal menyelidiki
setiap kenaikan tekanan di permukaan zat cair akan diteruskan ke setiap titik di dalam zat cair
tersebut. Pascal merumuskan prinsip yang dikenal sebagai hukum pascal, yakni Tekanan yang
diberikan pada zat cair di dalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dan ke semua
bagian ruang tersebut dengan sama besar.
Secara sederhana, suatu perlatan hidrolik, misalnya dongkrak hidrolik seperti pada
gambar di bawah, terdiri atas bejana tertutup U yang dilengkapi dengan dua buah pengisap
pada kedua kakinya. Misalnya luas penampang pengisap 1 adalah A1 dan luas penampang 2 adalah A2,
dengan A1 < A2. Jika pengisap 1 diberi gaya sebesar F1 ke bawah maka zat cair yang berada dalam bejana
pengisap 2. Jadi, pengisap 2 dengan luas penampang A2 menerima tekanan P1. Jika gaya yang dihasilkan
oleh tekanan P1 pada penampang A2 adalah F2 maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut :
𝑃1 = 𝑃2
sehingga
𝐹1
=
𝐹21
𝐴
𝐴2
Keterangan : F1 = Gaya yang bekerja pada piston 1 (N)
F2 = Gaya yang bekerja pada piston 2 (N)
a. Dongkrak Hidrolik
b. Kempa Hidrolik
c. Rem Hidrolik
“Mengapa kapal-kapal pesiar yang terbuat dari logam berat dapat terapung di
perairan?”
“Mengapa balon udara bisa terbang tinggi dengan membawa beban yang berat?”
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang dapat Anda jawab setelah mempelajari hukum
Archimedes.
A. Pengantar Hukum Archimedes
Seorang ilmuwan Yunani yang bernama Archimedes (187 – 212 SM) menemukan
bahwa benda-benda yang tercelup dalam air seolah-olah kehilangan beratnya. Hal ini karena
air memberikan gaya ke atas yang menopang benda secara keseluruhan. Akan tetapi kejadian
tersebut tidak hanya terjadi pada zat cair saja, melainkan pada seluruh fluida.
Archimedes 187-212 SM
Suatu benda yang dicelupkan dalam zat cair mendapat gaya ke atas sehingga benda
kehilangan sebagian beratnya (beratnya menjadi berat semu). Gaya ke atas ini disebut sebagai
gaya apung (buoyancy) , yaitu suatu gaya ke atas yang dikerjakan oleh zat cair pada benda.
Munculnya gaya apung adalah konsekuensi dari tekanan zat cair yang meningkat dengan
kedalaman. Dengan demikian berlaku :
Gaya apung = berat benda di udara – berat benda dalam zat cair
Suatu benda yang dicelupkan seluruhnya dalam zat cair selalu menggantikan volum zat
cair yang sama dengan volum benda itu sendriri.
Kedua, Archiemedes mengaitkan antara gaya apung yang dirasakannya dengan volum cat zair
yang dipindahkan benda. Dari sinilah Archiemedes menemukan hukumnya, yaitu hukum
Archiemeds yang berbunyi :
atas.
Resultan kedua gaya ini adalah gaya apung Fa.
Jadi, Fa = F2 – F1
= 𝜌𝑓. 𝑔. ℎ2A - 𝜌𝑓. 𝑔. ℎ1A
= 𝜌𝑓. 𝑔. 𝐴 (h2-h1)
= 𝜌𝑓. 𝑔. 𝐴. ℎ
= 𝜌𝑓. 𝑔. 𝑉𝑓
Jadi, gaya apung Fa yang dikerjakan fluida pada benda sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh silinder.
Hukum Archimedes berlaku untuk semua fluida (zat Fa = ρf . Vf . g
cair dan gas)
Vf adalah volume benda yang tercelup dalam fluida. Jika
benda tercelup seluruhnya Vf = volume benda Jika benda
tercelup sebagian Vf = volume benda yang tercelup
dalam fluida saja
Bila benda dicelupkan ke dalam zat cair, maka ada 3 kemungkinan yang terjadi yaitu
tenggelam, melayang dan terapung.
A. Benda Tenggelam
Benda disebut tenggelam dalam zat cair apabila posisi benda selalu terletak pada
dasar tempat zat cair berada.
Pada benda tenggelam terdapat 3 gaya, yaitu :
W = gaya
berat benda
Fa = gaya
Archimedes
N = gaya
Perhatikan :
normal
ρf . Vf = mf adalah massa fluida yang
dipindahkan oleh benda
W > Fa
m . g > ρ cair . Vb . g ρ
b. Vb . g > ρ cair . Vb . g
ρ b > ρ cair
𝝆 𝒃 > 𝝆𝒄𝒂𝒊𝒓
1. Fa
2. W
Dalam keadaan seimbang, maka :
W = Fa
ρb . Vb . g = ρcair . Vb . g
ρb = ρcair
𝝆 𝒃 = 𝝆𝒄𝒂𝒊𝒓
D. Benda Terapung
Benda terapung dalam zat cair apabila posisi benda sebagian muncul di permukaan zat
cair dan sebagian terbenam dalam zat cair.
2. W
Dalam keadaan seimbang, maka :
W = Fa
𝝆 𝒃 < 𝝆𝒄𝒂𝒊𝒓
sehingga 𝑭 𝒂
ρb . Vb . g<=𝑾ρcair . V2 . g
ρb. Vb = ρcair . V2
Hidrometer terbuat dari tabung kaca. Supaya tabung kaca terapung tegak dalam zat cair,
bagian bawah tabung dibebani dengan butiran timbal. Diameter bagian bawah tabung kaca
dibuat lebih besar supaya volume zat cair yang dipindahkan hidrometer lebih besar. Dengan
demikian, dihasilkan gaya ke atas yang lebih besar dan hidrometer dapat mengapung di dalam
zat cair. Tangkai tabung kaca hidrometer didesain supaya perubahan kecil dalam berat benda
yang dipindahkan (sama artinya dengan perubahan kecil dalam massa jenis zat cair)
menghasilkan perubahan besar pada kedalaman tangki yang tercelup di dalam zat cair. Artinya
perbedaan bacaan pada skala untuk berbagai jenis zat cair menjadi lebih jelas.
b. Jembatan Ponton
Jembatan ponton adalah kumpulan drum-drum kosong yang berjajar sehingga
menyerupai jembatan. Jembatan ponton merupakan jembatan yang dibuat berdasarkan prinsip
benda terapung. Drumdrum tersebut harus tertutup rapat sehingga tidak ada air yang masuk ke
dalamnya. Jembatan ponton digunakan untukn keperluan darurat. Apabila air pasang,
jembatan naik. Jika air surut, maka jembatan turun. Jadi, tinggi rendahnya jembatan ponton
mengikuti pasang surutnya air
Jembatan ponton. Sumber Nurachmandani, Setya.2009.FISIKA 2:Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:Pusat
Perbukuan
c. Kapal Laut
Pada saat kalian meletakkan sepotong besi pada bejana berisi air, besi akan tenggelam.
Namun, mengapa kapal laut yang massanya sangat besar tidak tenggelam? Bagaimana konsep
fisika dapat menjelaskannya? Agar kapal laut tidak tenggelam badan kapal harus dibuat
berongga. hal ini bertujuan agar volume air laut yang dipindahkan oleh badan kapal menjadi
lebih besar. Berdasarkan persamaan besarnya gaya apung sebanding dengan volume zat
cair yang dipindahkan, sehingg gaya apungnya menjadi sangat besar. Gaya apung inilah
yang
mampu melawan berat kapal, sehingga kapal tetap dapat mengapung di permukaan laut.
(a) Galangan kapal (b) Prinsip mengapung dan tenggelam pada sebuah kapal selam. Sumber
Nurachmandani, Setya.2009.FISIKA 2:Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:Pusat Perbukuan