Anda di halaman 1dari 21

FISIKA TEKNIK SIPIL

MUHAMMAD ARIF FADHILLAH


2207111495
KELAS B S1 TEKNIK SIPIL

STATIKA FLUIDA
TUGAS FISIKA TEKNIK SIPIL 14
FLUIDA STATIS
A. Fluida
Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap
perubahan bentuk ketika ditekan. Fluida memiliki beberapa sifat, di antaranya adalah tidak
menolak pada perubahan bentuk, memiliki kemampuan untuk mengalir, dan memiliki
kemampuan untuk menempati suatu wadah atau ruang. Dari jenis-jenis zat yang telah
diketahui, yang memiliki sifat fluida tersebut hanyalah zat cair dan gas.
Fluida dibagi menjadi dua, yaitu fluida statis dan fluida dinamis. Pada sesi ini, kita akan
belajar tentang fluida statis, yaitu fluida yang diam/tidak mengalir. Ada beberapa hukum
dasar dalam fluida statis. Namun, sebelum mempelajarinya, kita harus mengetahui beberapa
sifat penting dan besaran-besaran yang terlibat dalam pembahasan fluida berikut ini.

1. Kompresibel dan Tak Kompresibel

Cairan dan gas dapat dibedakan dari segi kompresibilitasnya. Kompresibilitas adalah
kemampuan suatu zat untuk dimampatkan. Cairan merupakan zat yang tak kompresibel atau
tidak dapat dimampatkan karena tidak ada perubahan volume ketika ditekan. Sementara itu,
gas merupakan zat yang kompresibel atau dapat dimampatkan karena ada perubahan volume
ketika ditekan.

2. Massa Jenis

Massa jenis merupakan ukuran kerapatan suatu benda. Oleh karena itu, jika suatu benda
mempunyai massa jenis yang besar, maka benda tersebut dapat dikatakan mempunyai
kerapatan yang besar pula, begitu juga sebaliknya. Massa jenis suatu benda dapat didefinisikan
sebagai massa per satuan volume benda. Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.

� Keterangan :

𝜌 = � 𝑘𝑔
� 𝜌 = massa jenis benda ( ⁄ �
3)

𝑉 = Volume benda (𝑚 3 )

𝑚 = Massa benda (kg)


Berikut ini merupakan massa jenis beberapa zat pada suhu 0°C dan tekanan 1 atm.

Massa Jenis Beberapa Zat pada Suhu 0°C dan Tekanan 1 atm

Massa Jenis Massa Jenis


No. Nama Zat No. Nama Zat
kg/m3 g/cm3 kg/m3 g/cm3

1. Air (4°C) 1.000 1 10. Seng 7.140 7 , 14

2. Alkohol 790 0,79 11. Es 920 0 , 92

3. Air raksa 13.600 13,60 12. Gula 1.600 1 , 60

4. Alumunium 2.700 2,70 13. Garam 2.200 2 , 20

5. Besi 7.900 7,90 14. Kaca 2.600 2 , 60

6. Emas 19.300 19,30 15. Tembaga 8.900 8 , 90

7. Kuningan 8.400 8,40 16. Minyak 800 0 , 80


Tanah

8. Platina 10.500 10,50 17. Oksigen 1,3 0,0013

9. Timah 11.300 11,30 18. Helium 0,179 0,000179


Tekanan Hidrostatis
Pernahkah kalian memikirkan ?????

“Mengapa Penyelam perlu menggunakan Oksigen dan set alat penyelam ketika
menyelam?”
“Mengapa Bagian bawah bendungan selalu dibuat lebih tebal dari pada bagian
atas ?”
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang dapat Anda jawab setelah mempelajari
Tekanan Hidrostatis

A. Tekanan

Tekanan selalu tekait dengan


gaya.
Tekanan
yang besar selalu dihasilkan oleh gaya yang
besar dan sebaliknya. Namun pengertian
tekanan tidak hanya sampai disini. Terdapat
Gambar 1 . Kedua balon ditekan dengan
gaya 𝑭 yang sama oleh jarum dan jari
perbedaan hasil tekanan yang diberikan oleh
tangan. Tetapi mengapa balon pecah ketika benda yang memiliki ujung runcing/tajam
ditekan oleh jarum ? dengan benda yang memiliki ujung tumpul.
Perhatikan tekanan yang diberikan pada sebuah balon oleh jarum dan jari tangan seperti
pada gambar 1.
Jarum dan jari tangan menekan balon dengan gaya 𝐹 yang sama, tetapi jarum dapat
memecahkan balon sedangkan jari tangan tidak. Dari sini terlihat pada luas permukaan yang
dikenai gaya juga berpengaruh terhadap tekanan. Luas permukaan yang tajam menghasilkan
tekanan yang lebih besar daripada luas permukaan tumpul. Berdasarkan hal tersebut, dapat
disimpulkan bahwa tekanan sebanding dengan gaya dan berbanding terbalik dengan luas
permukaan.


Rumus Tekanan : �
𝑃 =�

Keterangan :
𝐹 = gaya tekanan (N)
𝐴 = luas bidang tekan ( 𝑚 2 )

𝑃 = tekanan ( 𝑁 ⁄ 𝑚 2 𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑃 𝑎)

FISIKA DI SEKITAR KITA


Tahukah anda ??

Gambar 2. Sepatu hak tinggi


mempunyai luas bidang sentuh
yang leih kecil dari pada sepatu
dengan hak lebar. Hal ini
mengakibatkan kedua tungkai
memperoleh beban yang cukup
besar untuk menopang berat
tubuh

Dari rumus diatas dapat dihitung tekanan dengan mudah misalnya orang yang beratnya
800 N berdiri dengan kedua kakiny. Jika luas permukaan kedua kakinya adalah 400 𝑐 𝑚 2 ,
maka tekanan orang tersebut terhadap tana adalah :
𝐹 𝑤 800
𝑃 = = = = 20.000
𝑁 ⁄ 𝑚𝐴 2 𝐴 0,04
Jika orang tersebut berdiri dengan salah satu kakinya, beratnya tidak berubah tetapi
luas penampangnya menjadi setengahnya. Dengan demikian tekanannya menjadi dua kali

lipatnya atau 40.000 𝑁 ⁄ 𝑚 2 .


B.Tekanan Hidrostatis

Zat cair dalam wadah selalu tertarik ke bawah karena adanya gaya gravitasi. Adanya
gaya tarik ke bawah ini menyebabkan adanya tekanan zat cair pada dasar wadahnya. Tekanan
zat cair yang hanya disebabkan oleh gaya beratnya sendiri disebut Tekanan Hidrostatis.

Tekanan pada zat cair yang disebabkan oleh fluida tak


bergerak yang dialami oleh suatu titik di dalam fluida
Tekanan Hidrostatis diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada diatas titik
tersebut.

Besarnya tekanan hidrostatis dipengaruhi oleh massa jeni zat cair, kedalaman zat
cair dan percepatan gravitasi.
Perhatikan gambar 3.
Sebuah titik dalam zat cair yang tterletak pada kedalaman ℎ
Dari permukaan zat cair mengalami gaya berat zat cair
diatasnya. Gaya berat tersebut terbagi secara merata pada
luas penampang 𝐴 sehingga menghasilkan tekanan hdrostatis,
yaitu :𝐹 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎
𝑃 = 𝐴 = 𝑢𝑙 𝑎 𝑠 𝑝 𝑒 𝑛 𝑎 𝑚 𝑝 𝑎=
𝜌. 𝐴.ℎ. 𝑔
𝑛 𝑔
𝐴
Gambar 3. Titik dalam zat 𝑃 = 𝜌. 𝑔. ℎ
cair pada kedalaman ℎ dan
luas penampang 𝐴 Jadi rumus tekanan hidrostatis adalah :

𝑃ℎ = 𝜌 𝑔 ℎ
C. Tekanan Mutlak

Pada lapisan atas zat cair bekerja tekanan atmosfer.


Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi. Di
permukaan laut tekanan atmosfer bernilai 1 × 105 𝑃𝑎 .
Tekanan atmosfer = 1 atm = 76 cm Hg = 105 N/m2.
Perhatikan Gambar 4. Tekanan pada permukaan zat cair adalah
𝑃𝑜. Maka tekanan mutlak atau tekanan total yang dialami titik
pada kedalaman ℎ adalah :
Gambar 4. Pada
permukaan zat cair bekerja
tekanan atmosfer 𝑃 𝑜 𝑃 = 𝑃𝑜 + 𝜌 𝑔

Keterangan :

𝑃 = tekanan total/ tekanan mutlak (𝑃𝑎 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑁 ⁄ 𝑚 2 )

𝑃ℎ = tekanan hidrostatis ( 𝑃𝑎 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑁 ⁄ 𝑚 2


)
𝑃𝑜 = tekanan atmosfer (1 𝑎𝑡𝑚 = 1 × 105 𝑃𝑎)
𝜌 = massa jenis zat cair

( 𝑘 𝑔 ⁄ 𝑚 3 ) ℎ = kedalaman ( 𝑚 )
𝑔 = percepatan gravitasi bumi
(𝑚 ⁄ 𝑠 2 )

Tabel 1. Massa jenis beberapa zat


cair
D. Hukum Utama Hidrostatis

Hukum Utama Hidrostatis ini


berbunyi “Tekanan Hidrostatis pada
sembarang titik yang terletak pada
satu bidang mendatar di dalam zat
cair (fluida) yang diam besarnya
sama”.

Berdasarkan Hukum Pokok Hidrostatika, maka tekanan di titik A, B, dan C besarnya sama.

PA = PB = PC = ρ .g.h

Tekanan Hidrostatis tidak bergantung pada bentuk bejana melainkan bergantung pada
kedalaman (h), percepatan gravitasi (g), dan massa jenis zat cair (𝜌 ) .

Bagaimana jika bejana berhubungan diisi dengan dua zat cair yang berbeda? Bila bejana
berhubungan diisi dengan dua jenis zat cair, Hukum utama hidrostatis tetap berlaku, yaitu
tekanan hidrostatis di 𝑃1 sama dengan tekanan hidrostatis di 𝑃2.

Hukum Utama Hidrostatis ini biasanya berlaku pada pipa U (bejana berhubungan) yang
diisi lebih dari satu macam zat cair yang tidak bercampur. Jadi konsep hukum utama
hidrostatis ini dapat dipakai untuk mengetahui massa jenis (𝜌 ) zat lain.

Hukum Pokok Hidrostatika dapat digunakan untuk menentukan massa jenis zat cair dengan
menggunakan pipa U sebagai berikut :

Hukum Utama Hidrostatis menyatakan bahwa tekanan


hidrostatis pada setiap titik yang berada di kedalaman yang
sama dalam keadaan setimbang adalah sama. Berdasarkan
hukum utama hidrostatis tersebut, besar tekanan pada titik P1
dan P2 dalam gambar 5 adalah sama.

𝑃1 = 𝑃2

𝜌 𝑔 ℎ1 = 𝜌 𝑔 ℎ2
Gambar 5. Pipa 𝑈 untuk
menentukan massa jenis zat
cair
𝑃1 = 𝑃2

𝜌1. 𝑔. ℎ1 = 𝜌2. 𝑔. ℎ2

𝜌1. ℎ1 = 𝜌2. ℎ2

𝜌1 = 𝜌 2.ℎ2
ℎ1

Ingat,
\\ ya !!
Dalam
\ bejana berhubungan yang diisi dengan suatu jenis zat cair, dalam
keadaan setimbang, permukaan zat cair terletak dalam satu bidang datar.

Hukum utama hidrostatis menyatakan Bahwa ‘Tekanan


hidrostatis suatu zat cair hanya bergantung pada kedalaman
zat cair (h), massa jenis zat cair dan percepatan gravitasi.
Hukum Utama Hidrostatis
Tidak brgantung pada bentuk dan ukuran bejana”.

Perhatikan Gambar Berikut !!

Gambar 6. Tiga buah bejana diatas meskipun memiliki perberbedaan bentuk dan diisi air
yang sama dengan ketinggian yang sama memiliki tekanan hidrstatis yang sama besar
ditiap bejana, sedangkan berat zat cair tiap bejana berbeda, jadi dapat disimpulkan bahwa
tekanan hidrostats tidak dipengaruhi oleh betuk wadah.
E. Penerapan Tekanan Hidrostatis dalam Kehidupan Sehari-hari

 Pemasangan Infus

 Seseorang yang sedang menyelam dan berenang

 Pemasangan Bendungan
Blaisse Pascal, seorang ilmuwan Prancis tahun 1623-1662. Blaisse Pascal menyelidiki
setiap kenaikan tekanan di permukaan zat cair akan diteruskan ke setiap titik di dalam zat cair
tersebut. Pascal merumuskan prinsip yang dikenal sebagai hukum pascal, yakni Tekanan yang
diberikan pada zat cair di dalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dan ke semua
bagian ruang tersebut dengan sama besar.

Secara sederhana, suatu perlatan hidrolik, misalnya dongkrak hidrolik seperti pada
gambar di bawah, terdiri atas bejana tertutup U yang dilengkapi dengan dua buah pengisap

pada kedua kakinya. Misalnya luas penampang pengisap 1 adalah A1 dan luas penampang 2 adalah A2,

dengan A1 < A2. Jika pengisap 1 diberi gaya sebesar F1 ke bawah maka zat cair yang berada dalam bejana

tersebut akan mengalami tekanan P1.

Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik


Berdasarkan Hukum Pascal, tekanan P1 akan diteruskan ke segala arah dengan sama besar ke

pengisap 2. Jadi, pengisap 2 dengan luas penampang A2 menerima tekanan P1. Jika gaya yang dihasilkan

oleh tekanan P1 pada penampang A2 adalah F2 maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut :

𝑃1 = 𝑃2
sehingga
𝐹1
=
𝐹21
𝐴
𝐴2
Keterangan : F1 = Gaya yang bekerja pada piston 1 (N)
F2 = Gaya yang bekerja pada piston 2 (N)

A1 = Luas permukaan piston 1 (𝑚 2 )


A2 = Luas permukaan piston 2 (𝑚 2 )

Contoh Alat Penerapan Hukum Pascal dalam Kehidupan Sehari-hari

a. Dongkrak Hidrolik

b. Kempa Hidrolik
c. Rem Hidrolik

d. Alat Pengangkat Mobil


Hukum
Archimedes
Pernahkah kalian memikirkan ????

“Mengapa kapal-kapal pesiar yang terbuat dari logam berat dapat terapung di
perairan?”

“Mengapa balon udara bisa terbang tinggi dengan membawa beban yang berat?”
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang dapat Anda jawab setelah mempelajari hukum
Archimedes.
A. Pengantar Hukum Archimedes

Seorang ilmuwan Yunani yang bernama Archimedes (187 – 212 SM) menemukan
bahwa benda-benda yang tercelup dalam air seolah-olah kehilangan beratnya. Hal ini karena
air memberikan gaya ke atas yang menopang benda secara keseluruhan. Akan tetapi kejadian
tersebut tidak hanya terjadi pada zat cair saja, melainkan pada seluruh fluida.

Archimedes 187-212 SM

Suatu benda yang dicelupkan dalam zat cair mendapat gaya ke atas sehingga benda
kehilangan sebagian beratnya (beratnya menjadi berat semu). Gaya ke atas ini disebut sebagai
gaya apung (buoyancy) , yaitu suatu gaya ke atas yang dikerjakan oleh zat cair pada benda.
Munculnya gaya apung adalah konsekuensi dari tekanan zat cair yang meningkat dengan
kedalaman. Dengan demikian berlaku :

Gaya apung = berat benda di udara – berat benda dalam zat cair

Archimedes adalah seorang ilmuwan yang


hidup sebelum masehi (187-212 SM). Mari ikuti
mula-mula Archiemedes menemukan hukumnya.
Pertama, sebaiknya kita memahami arti dari
“volume air yang dipindahkan”. Jika kita celupkan
Gambar 1. batu dicelupkan ke
batu ke dalam sebuah bejana berisi air, permukaan
dalam air
air akan naik (gambar 1). Ini karena batu
menggantikan volume air. Jika batu Anda celupkan
pada bejana yang penuh berisi air, sebagian air akan
tumpah dari bejana (gambar 2). Volume air tumpah

Gambar 2. percobaan memahami


gaya apung
yang ditampung tetap sama dengan volume batu
yang menggantikan air.
Jadi,

Suatu benda yang dicelupkan seluruhnya dalam zat cair selalu menggantikan volum zat
cair yang sama dengan volum benda itu sendriri.

Kedua, Archiemedes mengaitkan antara gaya apung yang dirasakannya dengan volum cat zair
yang dipindahkan benda. Dari sinilah Archiemedes menemukan hukumnya, yaitu hukum
Archiemeds yang berbunyi :

Gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang dicelupkan


sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida sama
Hukum Archiemedes
dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.

B. Penurunan Rumus Hukum Archimedes


“Apakah penyebab munculnya gaya apung yang dikerjakan oleh suatu fluida kepada
benda yang tercelup dalam fluida?“
Ternyata gaya apung ini muncul karena selisih antara gaya hidrostatis yang dikerjakan
fluida terhadap permukaan bawah dengan permukaan atas benda.
Gaya apung terjadi karena makin dalam zat cair, makin besar tekanan
hidrostasisnya. Ini menyebabkan tekanan pada bagian bawah benda lebih besar daripada
tekanan bagian
atasnya.
Sebuah silinder dengan tinggi h dan luas A yang
tercelup seluruhnya di dalam zat cair dengan massa jenis
𝜌𝑓.

Fluida melakukan tekanan hidrostatis P1 = 𝜌𝑓. 𝑔. ℎ1 pada


bagian atas silinder.
Gaya yang berhubungan dengan tekanan ini adalah
F1 = P1A = 𝜌𝑓. 𝑔. ℎ1A berarah ke bawah

Fluida melakukan tekanan hidrostatis


F1 = P2A = 𝜌𝑓. 𝑔. ℎ2A dengan arah ke

atas.
Resultan kedua gaya ini adalah gaya apung Fa.

Jadi, Fa = F2 – F1
= 𝜌𝑓. 𝑔. ℎ2A - 𝜌𝑓. 𝑔. ℎ1A

= 𝜌𝑓. 𝑔. 𝐴 (h2-h1)
= 𝜌𝑓. 𝑔. 𝐴. ℎ
= 𝜌𝑓. 𝑔. 𝑉𝑓

Jadi, gaya apung Fa yang dikerjakan fluida pada benda sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh silinder.
 Hukum Archimedes berlaku untuk semua fluida (zat Fa = ρf . Vf . g
cair dan gas)

Vf adalah volume benda yang tercelup dalam fluida. Jika

 benda tercelup seluruhnya  Vf = volume benda Jika benda
tercelup sebagian  Vf = volume benda yang tercelup
dalam fluida saja

C. Mengapung, Melayang dan Tenggelam

Bila benda dicelupkan ke dalam zat cair, maka ada 3 kemungkinan yang terjadi yaitu
tenggelam, melayang dan terapung.
A. Benda Tenggelam
Benda disebut tenggelam dalam zat cair apabila posisi benda selalu terletak pada
dasar tempat zat cair berada.
Pada benda tenggelam terdapat 3 gaya, yaitu :

W = gaya
berat benda
Fa = gaya
Archimedes
N = gaya
Perhatikan :
normal
ρf . Vf = mf adalah massa fluida yang
dipindahkan oleh benda

ρf . Vf . g = mf . g adalah berat fluida


yang dipindahkan oleh benda
Dalam keadaan seimbang maka W = N + Fa, sehingga :

W > Fa
m . g > ρ cair . Vb . g ρ
b. Vb . g > ρ cair . Vb . g

ρ b > ρ cair

𝝆 𝒃 > 𝝆𝒄𝒂𝒊𝒓

ρb = massa jenis benda

ρcair = massa jenis zat cair


B. Benda Melayang
Benda melayang dalam zat cair apabila posisi benda di bawah permukaan zat cair dan di
atas dasar tempat zat cair berada.

Pada benda melayang terdapat 2 gaya, yaitu :

1. Fa
2. W
Dalam keadaan seimbang, maka :

W = Fa

ρb . Vb . g = ρcair . Vb . g

ρb = ρcair

𝝆 𝒃 = 𝝆𝒄𝒂𝒊𝒓

D. Benda Terapung
Benda terapung dalam zat cair apabila posisi benda sebagian muncul di permukaan zat
cair dan sebagian terbenam dalam zat cair.

Pada benda terapung terdapat 2 gaya, yaitu :


1. Fa

2. W
Dalam keadaan seimbang, maka :

W = Fa
𝝆 𝒃 < 𝝆𝒄𝒂𝒊𝒓
sehingga 𝑭 𝒂
ρb . Vb . g<=𝑾ρcair . V2 . g

ρb. Vb = ρcair . V2

karena Vb > V2 maka ρb < ρcair


D. Penerapan Hukum Archimedes

1. Penerapan hukum archimedes untuk menentukan massa jenis benda


𝑚
ρ 𝑏 𝑒𝑛 𝑑 𝑚 = (ingat hukum archimedes tentang 𝑉𝑏 𝑒𝑛 𝑑 𝑎 = 𝑉𝑎 𝑟𝑖 )
=𝑎 𝑉 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑉 𝑎𝑖𝑟
2. Penerapan hukum archimedes dalam bidang teknik
Penerapan hukum Archimedes dapat dijumpai dalam berbagai peralatan dari yang
sederhana sampai yang canggih, misalnya hidrometer, kapal laut, kapal selam, galangan kapal,
balon udara, dan jembatan ponton.
a. Hidrometer
Hidrometer merupakan alat untuk mengukur berat jenis atau massa jenis zat cair. Jika
hidrometer dicelupkan ke dalam zat cair, sebagian alat tersebut akan tenggelam. Makin
besar massa jenis zat cair, Makin sedikit bagian hidrometer yang tenggelam. Hidrometer
banyak digunakan untuk mengetahui besar kandungan air pada bir atau susu.

(a) Hidrometer (b) Bagian-bagian hidrometer. Sumber Nurachmandani, Setya.2009.FISIKA 2:Untuk


SMA/MA Kelas XI. Jakarta:Pusat Perbukuan

Hidrometer terbuat dari tabung kaca. Supaya tabung kaca terapung tegak dalam zat cair,
bagian bawah tabung dibebani dengan butiran timbal. Diameter bagian bawah tabung kaca
dibuat lebih besar supaya volume zat cair yang dipindahkan hidrometer lebih besar. Dengan
demikian, dihasilkan gaya ke atas yang lebih besar dan hidrometer dapat mengapung di dalam
zat cair. Tangkai tabung kaca hidrometer didesain supaya perubahan kecil dalam berat benda
yang dipindahkan (sama artinya dengan perubahan kecil dalam massa jenis zat cair)
menghasilkan perubahan besar pada kedalaman tangki yang tercelup di dalam zat cair. Artinya
perbedaan bacaan pada skala untuk berbagai jenis zat cair menjadi lebih jelas.

b. Jembatan Ponton
Jembatan ponton adalah kumpulan drum-drum kosong yang berjajar sehingga
menyerupai jembatan. Jembatan ponton merupakan jembatan yang dibuat berdasarkan prinsip
benda terapung. Drumdrum tersebut harus tertutup rapat sehingga tidak ada air yang masuk ke
dalamnya. Jembatan ponton digunakan untukn keperluan darurat. Apabila air pasang,
jembatan naik. Jika air surut, maka jembatan turun. Jadi, tinggi rendahnya jembatan ponton
mengikuti pasang surutnya air

Jembatan ponton. Sumber Nurachmandani, Setya.2009.FISIKA 2:Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:Pusat
Perbukuan

c. Kapal Laut
Pada saat kalian meletakkan sepotong besi pada bejana berisi air, besi akan tenggelam.
Namun, mengapa kapal laut yang massanya sangat besar tidak tenggelam? Bagaimana konsep
fisika dapat menjelaskannya? Agar kapal laut tidak tenggelam badan kapal harus dibuat
berongga. hal ini bertujuan agar volume air laut yang dipindahkan oleh badan kapal menjadi
lebih besar. Berdasarkan persamaan besarnya gaya apung sebanding dengan volume zat
cair yang dipindahkan, sehingg gaya apungnya menjadi sangat besar. Gaya apung inilah
yang
mampu melawan berat kapal, sehingga kapal tetap dapat mengapung di permukaan laut.

d. Kapal Selam dan Galangan Kapal


Pada dasarnya prinsip kerja kapal selam dan galangan kapal sama. Jika kapal akan
menyelam, maka air laut dimasukkan ke dalam ruang cadangan sehingga berat kapal
bertambah. Pengaturan banyak sedikitnya air laut yang dimasukkan, menyebabkan kapal
selam
dapat menyelam pada kedalaman yang dikehendaki. Jika akan mengapung, maka air laut
dikeluarkan dari ruang cadangan. Berdasarkan konsep tekanan hidrostastis, kapal selam
mempunyai batasan tertentu dalam menyelam. Jika kapal menyelam terlalu dalam, maka kapal
bisa hancur karena tekanan hidrostatisnya terlalu besar. Untuk memperbaiki kerusakan kapal
bagian bawah, digunakan galangan kapal. Jika kapal akan diperbaiki, galangan kapal
ditenggelamkan dan kapal dimasukkan. Setelah itu galangan diapungkan. Galangan
ditenggelamkan dan diapungkan dengan cara memasukkan dan mengeluarkan air laut pada
ruang cadangan.

(a) Galangan kapal (b) Prinsip mengapung dan tenggelam pada sebuah kapal selam. Sumber
Nurachmandani, Setya.2009.FISIKA 2:Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:Pusat Perbukuan

Anda mungkin juga menyukai