Anda di halaman 1dari 20

Sumber: Fisika Bilingual

1. Tekanan Hidrostatis
Fluida yang berada dalam suatu wadah memiliki berat akibat pengaruh gravitasi
bumi. Berat fluida menimbulkan tekanan pada setiap bidang permukaan yang bersinggungan
dengannya.
Pada dasarnya, fluida selalu memberikan tekanan pada setiap bidang yang
bersentuhan dengannya. Besarnya tekanan bergantung pada gaya dan luas bidang tempat
gaya bekerja.
Dalam hal ini tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu
bidang tiap satuan luas bidang tersebut. Secara matematis, tekanan dirumuskan sebagai
berikut.
𝐹
𝑝=
𝐴
Dengan
p = tekanan (𝑁⁄𝑚2 ) atau Pascal (Pa)
F = gaya (N)
A = luas bidang tekan (𝑚2 )
Adapun tekanan zat cair dalam keadaan diam disebut tekanan hidrostatis. Misalnya,
sebuah gelas dengan luas penampang 𝐴 berisi air yang massanya 𝑚 dengan ketinggian ℎ
diukur dari dasar gelas. Apabila air tersebut berada dalam keadaan diam maka besarnya
tekanan hidrostatis di dasar gelas dapat dirumuskan sebagai berikut.
𝐹
𝑝=
𝐴
Karena dalam keadaan statik, air hanya melakukan gaya berat sebagai akibat gaya
gravitasi bumi, maka
𝑚𝑔
𝑝=
𝐴
𝑚
Berdasarkan persamaan massa jenis 𝜌 = 𝑉 ⇒ 𝑚 = 𝜌𝑉, sehingga persamaan
sebelumnya menjadi
𝜌𝑉𝑔
𝑝=
𝐴
Karena 𝑉 = 𝐴ℎ, maka
𝜌𝐴ℎ𝑔
𝑝=
𝐴
𝑝 = 𝜌𝑔ℎ
Dengan
𝜌 = massa jenis zat cair (𝑘𝑔⁄𝑚3 )
g = percepatan gravitasi bumi (𝑚⁄𝑠 2 )
h = kedalaman zat cair diukur dari permukaannya ke titik yang diberi tekanan
(m)
p = tekanan hidrostatis (𝑁⁄𝑚2 )
Berdasarkan rumus tekanan hidrostatis di atas, diketahui bahwa tekanan hidrostatis
bergantung pada massa jenis zat cair, ketinggian atau kedalaman zat cair, serta percepatan
gravitasi bumi. Sekarang, perhatikanlah gambar-gambar berikut ini dan buktikan melalui
kegiatan ilmiah.
Gambar 7.1 (a) Pancaran zat cair pada ketinggian berbeda; (b) pancaran zat cair pada
ketinggian sama
Berdasarkan percobaan di atas, diketahui bahwa pada kaleng pertama pancaran air
terjauh berasal dari lubang paling bawah. Semakin tinggi lubang dari dasar wadah, semakin
dekat pancaran airnya. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan air akan semakin besar jika
letaknya semakin dalam dari permukaan air.
Kekuatan pancaran air atau pancaran zat cair (dalam kasus umum) ini ditentukan oleh
besarnya tekanan dalam air atau zat cair tersebut. Hal ini berarti semakin dalam suatu tempat
dalam air atau zat cair dari permukaannya, maka semakin besar tekanan hidrostatisnya.
Sementara itu, dari kaleng kedua diketahui bahwa pada lubang dengan ketinggian
yang sama, pancaran air atau zat cair memiliki jarak yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa
pada kedalaman yang sama, tekanan zat cair sama besar ke segala arah.
Khazanah Fisika
Semakin dalam suatu tempat di bawah permukaan air laut, semakin besar tekanan
hidrostatisnya, sehingga benda-benda atau makhluk hidup pada tempat tersebut juga
mengalami tekanan yang besar. Oleh karena itu, selain membawa tabung oksigen, para
penyelam menggunakan perlengkapan yang dapat melindungi dirinya dari tekanan
hidrostatis. Perlengkapan yang digunakan oleh para penyelam biasanya dibuat dari bahan
yang kuat dan tahan air, misalnya terbuat dari bahan karet. Perlengkapan yang digunakan
oleh para penyelam juga dirancang untuk bergerak bebas dan cepat, untuk menahan gaya ke
atas dari air, dan untuk menjaga keseimbangan suhu tubuh.
Contoh Soal 7.1
Sebuah benda melayang di dalam bejana berisi air. Jarak benda itu dari permukaan
air adalah 15 cm, seperti tampak pada gambar. Hitunglah tekanan hidrostatis pada titik ini,
jika diketahui massa jenis air = 1000 𝑘𝑔⁄𝑚3 dan percepatan gravitasi bumi 10 𝑚⁄𝑠 2 !
Penyelesaian
h = 15 cm = 0,15 m
𝜌 = 1000 𝑘𝑔⁄𝑚3
𝑔 = 10 𝑚⁄𝑠 2
p = 𝜌𝑔ℎ = 1000 𝑘𝑔⁄𝑚3 𝑥10 𝑚⁄𝑠 2 𝑥0,15 m
= 1500 𝑁⁄𝑚2 .
Jadi, tekanan hidrostatis pada titik ini adalah 1500 𝑁⁄𝑚2 .
Bumi yang kita tempati dikelilingi oleh lapisan udara yang disebut dengan atmosfer.
Pada setiap lapisan atmosfer bekerja gaya gravitasi bumi, sehingga udara pada lapisan
atmosfer tersebut mempunyai berat. Gaya berat dari komponen-komponen udara di atmosfer
memberikan tekanan terhadap benda-benda di permukaan bumi. Tekanan yang diberikan oleh
komponen-komponen udara tersebut dinamakan dengan tekanan udara atau tekanan atmosfer.
Besarnya tekanan udara di permuukaan bumi dapat berbeda-beda bergantung pada
ketinggian suatu tempat di permukaan bumi. Semakin rendah tempat tersebut dari permukaan
bumi maka tekanan udara (atmosfer)-nya semakin besar. Sebaliknya, semakin tinggi suatu
tempat di permukaan bumi, maka tekanan atmosfernya semakin kecil.
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan atmosfer adalah barometer. Salah satu
jenis barometer yang banyak digunakan adalah barometer raksa. Barometer raksa ini
merupakan hasil perkembangan dari alat yang digunakan pada suatu percobaan yang
dilakukan oleh ahli fisika berkebangsaan Italia Evangelista Toricelli pada tahun 1643.
Gambar 7.2 Barometer Raksa
Satuan yang digunakan untuk menyatakan tekanan atmosfer adalah atmosfer (atm)
atau cmHg.
1 𝑎𝑡𝑚 = 6𝑐𝑚𝐻𝑔
1𝑎𝑡𝑚 = 1,01𝑥105 𝑃𝑎
Berdasarkan hasil pengukuran diketahui bahwa tekanan atmosfer di permukaan laut
bernilai kira-kira 1 atmosfer (atm) atau 76 cmHg. Semakin rendah posisi suatu tempat dari
permukaan laut, semakin besar tekanan atmosfernya. Sedangkan semakin tinggi posisi suatu
tempat dari permukaan laut, semakin kecil tekanan atmosfernya.
Tekanan atmosfer dapat mempengaruhi tekanan pada kedalaman tertentu pada zat
cair, karena tekanan atmosfer yang menekan permukaan zat cair akan menambah besar
tekanan dalam zat cair. Besarnya tekanan pada kedalaman tertentu dalam zat cair apabila
dipengaruhi oleh tekanan atmosfer dapat ditentukan berdasarkan persamaan berikut ini.
𝑝𝑡 = 𝑝0 + 𝑝
Atau
𝑝𝑡 = 𝑝0 + 𝜌𝑔ℎ
Dengan
𝑝𝑡 = tekanan total dalam zat cair
𝑝0 = tekanan atmosfer
p = tekanan hidrostatis
Contoh Soal 7.2
Sebuah kolam renang dalamnya 2 meter. Apabila tekanan udara luar (atmosfer) di atas
permukaan air 72 cmHg, massa jenis air 1000 𝑘𝑔⁄𝑚3 , dan percepatan gravitasi bumi 10
𝑚⁄𝑠 2 , hitunglah total di dasar kolam renang!
Penyelesaian
h = 2m
𝑝0 = 72 cmHg
72 𝑐𝑚𝐻𝑔
= 76 𝑐𝑚𝐻𝑔 𝑥1,01. 105 𝑁⁄𝑚2
= 9,6 x 104 𝑁⁄𝑚2
g = 10 𝑚⁄𝑠 2
𝜌𝑎𝑖𝑟 = 1000 𝑘𝑔⁄𝑚3
𝑝 = 𝑝0 + 𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑔ℎ
= 9,6 x 104 𝑁⁄𝑚2 x 1000 𝑘𝑔⁄𝑚3 x 10 𝑚⁄𝑠 2 x 2 m
= 11,6 x 104 𝑁⁄𝑚2
= 1,16 x 105 𝑁⁄𝑚2
Jadi, tekanan di dasar kolam adalah 1,16 x 105 𝑁⁄𝑚2 atau 1,16 x 105 Pa.
2. Hukum Pokok Hidrostatis
Pada pembahasan sebelumnya kita sudah mengetahui bahwa apabila suatu wadah yang
berisi air dilubangi dari dua sisi yang berbeda dnegan ketinggian yang sama dari dasar
wadah, maka air akan memancar dari kedua lubang tersebut dengan jarak yang sama. Hal itu
menunjukkan bahwa pada kedalaman yang sama tekanan air sama besar.
Di samping itu, kita juga sudah mengetahui bahwa tekanan hidrostatis di dalam suatu zat
cair pada kedalaman yang sama memiliki nilai yang sama.
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam fluida statik terdapat sebuah hukum yang
menyatakan tekanan hidrostatis pada titik-titik di dalam zat cair, yang disebut dengan hukum
pokok hidrostatis.
Hukum pokok hidrostatis menyatakan bahwa
Setiap titik yang terletak pada bidang datar di dalam suatu zat cair memiliki tekanan
hidrostatis yang sama.
Tekanan hidrostatis suatu zat cair hanya bergantung pada tinggi kolom zat cair (ℎ); massa
jenis zat cair (𝜌), dan percepatan gravitasi (𝑔), tidak bergantung pada bentuk dan ukuran
bejana, seperti tampak pada gambar berikut ini.
Gambar 7.4 Lima buah bejana berbeda bentuk berisi zat cair yang sama dengan
ketinggian yang sama memiliki tekanan hidrostatis yang sama besar pada tiap dasar
bejananya.
Kelima bejana di atas diisi dengan zat cair yang sama dengan ketinggian yang sama.
Tekanan hidrostatis pada tiap dasar bejana sama besar, sedangkan berat zat cair pada tiap
bejana berbeda.
Sebuah tabung berbentuk U berisi minyak dan air, seperti pada Gambar 7.5.
Gambar 7.5
Titik A dan titik B berada pada satu bidang datar dan dalam satu jenis zat cair.
Berdasarkan hukum pokok hidrostatis maka kedua titik tersebut memiliki tekanan yang sama,
sehingga
𝑝𝐴 = 𝑝𝐵
𝜌𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑔ℎ𝐴 = 𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑔ℎ𝐵
𝜌𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 ℎ𝐴 = 𝜌𝑎𝑖𝑟 ℎ𝐵
ℎ𝐵
𝜌𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = 𝜌
ℎ𝐴 𝑎𝑖𝑟
3. Jbkj

Sumber: Sears dan Zemansky, Fisika Universitas (Ed-ke10, Jakarta: Erlangga, 2002), h.
426.

Hukum Pascal dan Prinsipnya


Fluida (baik cair maupun gas) ketika berada dalam keadaan tenang maka
fluida akan memberikan gaya yang tegak lurus ke seluruh permukaan kontaknya,
seperti dinding bejana atau benda yang tercelup dalam fluida, ketika fluida secara
keseluruhan berada pada keadaan tenang, molekul-molekul yang menyusunnya tetap
bergerak gaya yang diberikan fluida adalah akibat tumbukan molekul-molekul
dengan lingkungannya. Permukaan kecil dengan luas 𝑑𝐴 berpusat pada titik di dalam
fluida gaya normal yang diberikan fluida pada masing-masing sisi adalah 𝑑𝐹 ⊥.
Tekanan (pressure) 𝑝 pada titik sebagai gaya normal per satuan luas yaitu
perbandingan 𝑑𝐹 ⊥ dan 𝑑𝐴:
𝑑𝐹 ⊥
𝑝=
𝑑𝐴
Jika setiap titik pada permukaan bidang terbatas memiliki tekanan yang sama
maka:
𝐹
𝑝=
𝐴

Keterangan:
P = Tekanan (𝑁⁄𝑚2 atau 𝑑𝑦𝑒𝑛⁄𝑚3 atau Pascal)
F = Gaya (Newton)
A = Luas permukaan bidang kontak gaya (𝑚2 atau 𝑐𝑚2 )
Dimana F adalah gaya normal total pada suatu sisi permukaan. Satuan SI
untuk tekanan adalah Pascal, dimana 1 Pascal = 1 Pa = 1 𝑁⁄𝑚2. Satuan yang
berkaitan dengan satuan Pascal yang terutama digunakan dalam meteorologi adalah
bar setara dengan 105 Pa, dan millibar setara dengan 100 Pa.

Sumber:
Seorang ilmuan Perancis bernama Blaise Pascal (1623-1662) dan disebut
dengan prinsip Pascal. Prinsip ini mengatakan bahwa tekanan yang dilakukan di
dalam zat cair yang tertutup diteruskan ke setiap bagian dari zat cair dan dinding-dinding
tempat fluida tanpa mengalami perubahan harga. Peristiwa ini tidak lain
adalah akibat dari hukum-hukum mekanika fluida dan bukan merupakan suatu prinsip
yang berdiri sendiri.
Maka:
𝐹 𝐹 𝐴
𝑝 = 𝐴1 = 𝐴2 dan 𝐹2 = 𝐴2 𝐹1
1 2 1

Sumber
Hasil yang dinyatakan oleh Blaise Pascal dinamakan dengan prinsip Pascal.
Prinsip tersebut yaitu, tekanan yang dipakaikan pada suatu fluida tertutup diteruskan
tanpa berkurang besarnya kepada setiap bagian fluida dan dinding-dinding yang
berisi fluida tersebut. Walaupun dianggap cairan sebagai tak termampatkan, namun
ternyata cairan tersebut adalah sedikit termampatkan (slightly compressible). Ini berarti
bahwa suatu perubahan tekanan yang dipakaikan kepada satu bagian cairan menjalar
melalui cairan sebagai sebuah gelombang dengan laju bunyi di dalam cairan
tersebut. Sekali gangguan tersebut telah lenyap dan kesetimbangan telah dihasilkan,
maka didapatkan bahwa prinsip Pascal berlaku. Prinsip tersebut berlaku untuk gas-gas
dengan sedikit komplikasi mengenai tafsiran yang disebabkan oleh perubahan volume
yang besar yang dapat terjadi bila tekanan pada gas yang dibatasi diubah.

Sumber: Mediatama
A. Tekanan
Tekanan adalah besar gaya yang bekerja setiap satuan luas bidang dimana gaya
tersebut bekerja. Besar tekanan dipengaruhi oleh besar gaya dan luas bidang yang ditekan.
Semakin besar gaya yang bekerja pada bidang, maka tekanan semakin besar. Namun,
semakin besar luas bidang yang ditekan oleh gaya yang bekerja, maka tekanan yang diterima
semakin kecil.
Misalnya, sebuah paku dengan ujung runcing, dapat menembus kayu dengan mudah
setelah gaya sebesar F kamu berikan. Namun, jika luas penampang (A) pada ujung paku
lebar, maka kamu membutuhkan gaya tekan F lebih besar agar paku dapat menembus kayu.
Secara matematis, tekanan dapat dinyatakan sebagai berikut.

C. Hukum Archimedes
1. Konsep Hukum Archimedes
Perhatikan gambar di samping! Gambar di samping merupakan gambar kapal
selam. Bagaimana kapal selam yang berat dapat melayang di dalam air? Pasti kamu akan
merasa penasaran dengan cara kapal selam dapat melayang di air.
Untuk menjawab rasa ingin tahumu tersebut, maka lakukan kegiatan berikut ini
dengan tekun dan sungguh-sungguh.
Kegiatan 3.3
Judul Kegiatan: Mengidentifikasi Faktor yang Mempengaruhi Gaya Archimedes
Jenis Kegiatan : Diskusi Kelompok
Tujuan Kegiatan :
1) Peserta didik dapat mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi gaya Archimedes
dengan benar.
2) Peserta didik dapat melakukan kegiatan tentang hokum Archimedes dengan terampil.
Langkah Kegiatan
1. Buatlah kelompok terdiri dari 2-3 peserta didik
2. Bacalah langkah kegiatan di bawah ini dengan cermat!
a. Siapkan gelas ukur, air, garam, telur, dan pengaduk.
b. Masukkan air ke dalam gelas ukur.
c. Masukkan telur ke dalam air di gelas ukur.
d. Amati kondisi telur ketika dimasukkan ke dalam air di gelas ukur.
e. Masukkan garam ke dalam gelas ukur tersebut sendok demi sendok.
f. Amatilah telur yang ada pada larutan garam tersebut!
3. Ajukan pertanyaan kepada gurumu jika kamu kurang memahami langkah kegiatan di
atas!
4. Lakukan kegiatan ini sesuai dengan langkah kegiatan di atas! Catatlah data hasil
kegiatan yang telah kamu lakukan!
5. Diskusikan bersama anggota kelompokmu permasalahan di bawah ini!
a. Mengapa telur mengalami perubahan posisi setelah diberi garam? Jelaskan!
b. Gambarkan posisi telur mulai dari dimasukkan ke dalam air tawar, hingga diberi
garam!
c. Berdasarkan kegiatan ini, identifikasikanlah faktor yang mempengaruhi gaya ke
atas atau Archimedes!
d. Buatlah kesimpulan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi gaya
Archimedes!
6. Tulis hasil diskusimu, lalu presentasikan di depan kelas!
Melalui kegiatan di atas, tentunya kamu sudah mendapatkan gambaran tentang
hokum Archimedes. Untuk mempelajarinya lebih lanjut, maka pelajarilah materi tentang
hokum Archimedes di bawah ini dengan penuh kesungguhan.
Kapal selam memiliki berat yang mencapai ribuan ton dan tidak mungkin dapat
terapung seperti halnya batu yang dicelupkan ke dalam air. Tetapi kenyataannya, kapal selam
dapat terapung. Hal ini dikarenakan kapal selam memiliki tangki ballast dan katup udara
yang membuat gaya apung kapal selam lebih besar dan berat kapal selam lebih ringan. Ketika
katup udara dibuka udara akan masuk memenuhi tangki ballast sehingga kapal selam akan
ringan dan dapat terapung di air.
Apa itu gaya apung? Gaya apung dalam fisika juga disebut sebagai gaya ke atas
atau gaya Archimedes. Kapal selam merupakan salah satu alat yang menerapkan hokum
Archimedes. Hukum Archimedes ditemukan oleh Archimedes. Hukum Archimedes dapat
dinyatakan sebagai berikut.
“Sebuah benda yang tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida,
doangkat ke atas oleh sebuah gaya yang sama dengan berat fluida yang dipindahkan”
Selain kapal selam, contoh hokum Archimedes yang lebih sederhana adalah
memasukkan balok kayu ke dalam gelas yang berisi penuh dengan air. Ketika dimasukkan ke
dalam air, air tersebut tumpah.
Balok kayu akan mendapatkan gaya ke atas. Besarnya gaya ke atas balok kayu
tersebut sama dengan berat dari air yang tumpah dari gelas tersebut. Secara matematis dapat
dirumuskan sebagai berikut.
𝐹𝐴 = 𝑤𝑓
𝐹𝐴 = 𝑚𝑓 𝑔 ⇒ 𝑚𝑓 = 𝜌𝑓 𝑉𝑓
Volume fluida yang dipindahkan sama dengan volume benda yang tercelup ke
dalam fluida. Sehingga persamaan di atas menjadi:
𝐹𝐴 = 𝜌𝑓 𝑉𝑏𝑓 𝑔
Keterangan:
𝐹𝐴 = gaya ke atas (N)
𝑚𝑓 = massa fluida (kg)
g = percepatan gravitasi (𝑚/𝑠 2 )
𝜌𝑓 = massa jenis fluida (kg/𝑚3 )
𝑉𝑏𝑓 = volume benda yang tercelup dalam fluida (𝑚3 )
Besar kecilnya gaya ke atas sangat dipengaruhi oleh massa jenis fluida, volume
benda, dan percepatan gravitasi. Sama halnya dengan Kegiatan 3.3, semakin pekat larutan
garam, maka telur akan semakin terangkat ke atas. Hal ini disebabkan oleh massa jenis fluida
yang semakin besar sehingga mengakibatkan telur terangkat ke atas.
Berdasarkan percobaan hokum Archimedes, benda di udara lebih berat daripada
berat benda di air. Sesuai dengan hal tersebut, maka gaya ke atas juga dapat dirumuskan
secara matermatis sebagai berikut.
𝐹𝐴 = 𝑤𝑢 − 𝑤𝑎
Keterangan:
𝐹𝐴 = gaya ke atas (N)
𝑤𝑢 = berat benda di udara (N)
𝑤𝑎 = berat benda di air (N)
Contoh Soal 5
Sebuah bola pejal ditimbang di udara, beratnya 50 N. Ketika bola tersebut ditimbang di
dalam air, beratnya menjadi 45 N. Berapa gaya ke atas yang diterima bola pejal tersebut?
Diketahui : 𝑤𝑢 = 50 N; 𝑤𝑎 = 45 N
Ditanya : 𝐹𝐴
𝐹𝐴 = 𝑤𝑢 − 𝑤𝑎 = 50 N – 45 N = 5 N
Jadi, gaya ke atas bola tersebut adalah 5N.
Di atas telah disinggung tentang percobaan Archimedes. Bagaimana cara melakukan
percobaan Archimedes? Untuk membuktikan rumus gaya ke atas yang dihasilkan dari
percobaan Archimedes, maka kamu dapat melakukan Unjuk Kerja di bawah ini.
Unjuk Kerja
Hukum Archimedes
Alat dan Bahan
1. Gelas ukur berpancuran 1000 ml
2. Beberapa benda padat (batu tiga ukuran)
3. Air
4. Neraca pegas
5. Gelas ukur
Langkah Kegiatan
1. Pahamilah langkah kegiatan percobaan!
2. Perhatikanlah skema percobaan Archimedes pada Gambar 3.17 agar kamu
memahami langkah kerjanya!
3. Isilah gelas ukur berpancuran dengan air, hingga akan mencapai pancurannya!
4. Ukurlah berat benda di udara dengan neraca pegas, kemudian catat hasilnya!
5. UKurlah berat benda di dalam air menggunakan neraca pegas dengan cara
memasukkannya secara perlahan ke dalam air sampai benda melayang di air! Catat
pula hasilnya.
6. Ketika benda dimasukkan ke dalam air, maka zat cair yang ada di dalam gelas ukur
bepancuran akan keluar melalui pancuran dan jatuh ke gelas ukur! Catat volume air
yang ada pada gelas ukur di bawah gelas ukur berpancuran. Volume tersebut
merupakan volume dari benda yang dimasukkan dalam air.
7. Kerjakan kegiatan tersebut beberapa kali, dengan tiga benda yang berbeda-beda!
Gunakan table di bawah ini untuk mencatat semua hasil pengukuran. 𝜌 = ⋯ 𝑘𝑔/𝑚3
Benda ke- Volume Berat benda Berat benda 𝝆𝒇 𝑽𝒃𝒇 𝒈 (N) 𝒘𝒖 − 𝒘𝒂
benda (𝒎𝟑 ) di udara (N) di air (N)

8. Diskusikan pertanyaan berikut bersama kelompokmu!


a. Bandingkan antara berat benda di udara dan berat benda di dalam air!
Bagaimanakah hasilnya? Mengapa demikian?
b. Bandingkan nilai dari kelompok 4 dan 5! Hubungkan dengan gaya ke atas!
c. Buatlah kesimpulan mengenai besar gaya Archimedes sesuai dengan kegiatan
yang telah kamu lakukan!
9. Susunlah laporan percobaan dengan sistematika: judul, tujuan, alat dan bahan,
langkah kegiatan, data hasil percobaan, analisis, pembahasan, kesimpulan, dan daftar
pustaka!
10. Presentasikan hasil laporanmu setelah itu kumpulkan laporanmu kepada gurumu
untuk mendapatkan penilaian!
Gurumu akan menilaimu sesuai dengan instrumen di bawah ini.
Statif

Alat dan Bahan:

Statif Beban Neraca Air Gelas


pegas Beker

2. Terapung, Melayang, dan Tenggelam


Amatilah gambar di bawah ini dengan cermat!
Gambar 3.18
Statif
Gambar di atas menunjukkan bahwa terdapat tiga keadaan benda di dalam air yaitu,
terapung, melayang, dan tenggelam. Berikut akan dijelaskan mengenai terapung, melayang,
dan tenggelam.
a. Terapung
Perhatikan gambar di samping! Gambar di samping merupakan gambar
benda yang terapung. Benda yang terapung akan memiliki bagian yang ada di
permukaan fluida dan sebagian lagi di dalam fluida. Dalam keadaan diam atau
setimbang, maka gaya ke atas sama dengan berat benda. Coba pelajari dengan
saksama persamaan berikut ini.
𝐹𝐴 = 𝑤𝑏 , tetapi 𝐹𝐴 < 𝐹𝐴 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
𝐹𝐴 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 merupakan gaya apung ketika benda masuk semua ke dalam fluida.
Gambar 3.19
Pada benda yang terapung, sebagian volume benda ada yang di permukaan
fluida dan sebagian lagi di dalam fluida.
b. Melayang
Perhatikan dengan seksama gambar di samping! Sebuah benda melayang di
dalam fluida, jika semua bagian benda tersebut tercelup dalam fluida. Dengan gaya
ke atasnya sama dengan berat benda. Cobalah perhatikan persamaan di bawah ini.
𝐹𝐴 = 𝑤𝑏 , tetapi 𝐹𝐴 = 𝐹𝐴 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Berdasarkan persamaan di atas, benda melayang jika semua volume benda
tercelup ke dalam fluida.
c. Tenggelam
Sebuah benda tenggelam di dalam fluida, jika semua bagian benda tercelup
dalam fluida. Dengan gaya berat benda lebih besar daripada gaya ke atasnya.
𝐹𝐴 < 𝑤𝑏 , tetapi 𝐹𝐴 = 𝐹𝐴 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Berdasarkan persamaan di atas, benda tenggelam jika semua volume benda
tercelup ke dalam fluida.
Contoh Soal 6
Di sebuah bejana berisi air, mengapung segumpal es yang mempunyai massa jenis 0,9𝑔𝑟/
𝑐𝑚3 . Volume es yang tercelup pada air adalah 0,18𝑚3. Tentukan volume es seluruhnya!
Diketahui: 𝜌𝑒𝑠 = 0,9 𝑔⁄𝑐𝑚3, 𝑉𝑓 = 0,18 𝑚3
Ditanya: 𝑉𝑒𝑠
Jawab:
Sebelum melakukan perhitungan, jangan lupa kamu konversikan satuan massa jenis es.
𝜌𝑒𝑠 = 0,9 𝑔⁄𝑐𝑚3 = 900 𝑘𝑔⁄𝑚3
𝑉𝑒𝑠 𝜌𝑒𝑠 = 𝑉𝑓 𝜌𝑓
𝑉𝑓 𝜌𝑓 (0,18𝑚3 )(1000 𝑘𝑔⁄𝑚3 )
𝑉𝑒𝑠 = = = 0,2𝑚3
𝜌𝑒𝑠 900 𝑘𝑔⁄𝑚3
Jadi, volume es seluruhnya 0,2𝑚3 .
3. Penerapan Hukum Archimedes
Penerapan hokum Archimedes dalam bidang teknologi dan rekayasa adalah sebagai
berikut.
a. Kapal Laut atau Kapal Selam
Kapal laut terbuat dari besi atau kayu yang dibuat berongga di bagian tengahnya.
Rongga pada bagian tengah kapal laut ini bertujuan agar volume air laut yang dipindahkan
badan kapal besar. Aplikasi ini berdasarkan bunyi hokum Archimedes dimana gaya ke atas
suatu benda sebanding dengan banyaknya air yang dipindahkan. Dengan menggunakan
prinsip tersebut maka kapal laut bisa terapung dan tidak tenggelam.
Berbeda dengan kapal selam yang memang dikehendaki untuk bisa tenggelam di air
dan juga mengapung di udara. Untuk itu pada bagian tertentu dari kapal selam dipersiapkan
sebuah rongga yang dapat menampung sejumlah air laut yang bisa diisi dan dibuang sesuai
kebutuhan. Saat ingin menyelam, rongga tersebut diisi dengan air laut sehingga berat kapal
selam bertambah. Sedangkan saat ingin mengapung, air laut dalam rongga tersebut
dikeluarkan sehingga kapal selam menjadi ringan dan mampu melayang di permukaan laut.
b. Jembatan Ponton
Jembatan ponton adalah sebuah jembatan yang terbuat dari kumpulan drum-drum
kosong yang melayang di atas air dan diatur sedemikian rupa sehingga menyerupai sebuah
jembatan. Jembatan ponton disebut juga jembatan apung. Untuk bisa dijadikan sebagai
jembatan, drum-drum tersebut harus berada dalam kondisi kosong dan tertutup rapat
sehingga udara di dalam drum tidak dapat keluar dan air tidak dapat masuk ke dalam. Dengan
cara itu berat drum dapat diminimalkan sehingga bisa terapung di atas permukaan air.
D. Tegangan Permukaan dan Meniskus
1. Tegangan Permukaan
Pernahkah kamu melihat embun di pagi hari? Mengapa dapat terbentuk embun?
Terjadinya embun merupakan salah satu anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus
disyukuri. Selain itu, embun merupakan salah satu fenomena dalam fluida static.
Ayo, lakukan kegiatan di bawah ini dengan tekun untuk mempelajari tentang
tegangan permukaan!
Kegiatan 3.4
Judul Kegiatan : Menganalisis Peristiwa Tegangan Permukaan
Tujuan Kegiatan : Kerja Kelompok
Tujuan Kegiatan : 1) Peserta didik dapat menganalisis peristiwa tegangan permukaan dengan
tepat. 2) Peserta didik dapat mempresentasikan peristiwa tegangan
permukaan dengan terampil.
Analisislah permasalahan tegangan permukaan berikut dengan kritis bersama anggota
kelompokmu!
a. Mengapa embun atau air dapat berbentuk bulat di atas daun? Jelaskan!
b. Sebutkan contoh peristiwa yang mirip dengan peristiwa yang ada pada gambar!
c. Buatlah kesimpulan sesuai dengan hasil diskusimu!
Masih banyak lagi contoh peristiwa tegangan permukaan dalam kehidupan sehari-
hari. Pelajarilah materi di bawah ini untuk menjawab rasa ingin tahumu!
Pernahkah kamu melihat orang sedang mencuci atau kamu pernah mencuci?
Kegiatan mencucui baju tentu tidak terlepas dari penggunaan detergen atau sabun cuci baju.
Detergen adalah campuran dari berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu
pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Disbanding dengan sabun,
keunggulan detergen antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak
terpengaruh oleh kesadahan air. Kemampuan detergen untuk mengangkat kotoran yang
menempel di baju, tidak terlepas dari konsep tegangan permukaan.
Tegangan permukaan adalah gaya yang diakibatkan oleh suatu benda yang bekerja
pada permukaan zat cair sepanjang permukaan yang menyentuh benda itu. Ketika baju yang
kotor kamu cuci menggunakan air biasa, maka baju tidak akan bersih dan masih terdapat sisa
kotoran yang menempel. Namun, jika kamu mencuci menggunakan detergen, maka bajumu
akan lebih bersih. Untuk mendapatkan hasil cucian yang bersih, air harus masuk ke serat
baju. Semua cairan memiliki tegangan permukaan, tetapi tegangan permukaan air lebih tinggi
daripada yang lainnya. Tegangan permukaan dari air diturunkan dengan penambahan
detergen. Ketika detergen ditambahkan ke air, tegangan permukaan air akan menurun,
sehingga butiran-butiran air akan hancur, dan air akan terserap ke pakaian. Hal ini akan
memudahkanmu dalam mencuci.
Contoh peristiwa lain yang membuktikan adanya tegangan permukaan antara lain,
peristiwa jarum, silet, penjepit kertas, atau nyamuk yang dapat mengapung di permukaan air,
butiran-butiran embun berbentuk bola, air yang menetes cenderung berbentuk bulat-bulat dan
air berbentuk bola di permukaan daunt alas. Jika setetes raksa diletakkan di atas permukaan
kaca, maka raksa akan membuat bulatan-bulatan kecil seperti berbentuk bola. Hal ini terjadi
karena gaya kohesi molekul-molekul raksa menarik molekul-molekul yang terletak di
permukaan raksa ke arah dalam. Gaya tarik menarik antara sebuah molekul di dalam cairan
dan molekul-molekul lain dalam cairan dinamakan gaya kohesi. Sedangkan gaya antara
sebuah molekul cairan dengan bahan lain, seperti dinding pipa yang tipis, dinamakan gaya
adhesi.
Selanjutnya, karena pengaruh gaya kohesi, permukaan raksa terasa seperti selaput
yang terapung. Tegangan selaput pada raksa ini juga disebabkan karena tegangan permukaan.
Tegangan permukaan (𝛾) dalam zat cair didefinisikan sebagai gaya per satuan panjang yang
bekerja sepanjang garis.
𝐹 𝐹
𝛾= =
𝑑 2𝐿
F = gaya (N)
L = panjang permukaan (m)
d = panjang permukaan yang menyentuh fluida (m) jika dua permukaan yang
menyentuh fluida maka d = 2l.
Tegangan permukaan suatu cairan berhubungan dengan garis gaya tegangan yang
dimiliki permukaan cairan tersebut. Gaya tegang ini berasal dari gaya tarik kohesi. Besarnya
tegangan permukaan dipengaruhi oleh gaya tarik menarik antarmolekul di dalam cairan.
Umumnya, cairan yang mempunyai gaya tarik antarmolekulnya besar seperti raksa, memiliki
tegangan permukaan yang besar. Sebaliknya cairan seperti alcohol gaya tarik-menarik antara
molekulnya juga kecil, maka tegangan permukaannya juga kecil. Selain itu, tegangan
permukaan juga dipengaruhi oleh suhu. Suhu dapat menurunkan tegangan permukaan cairan,
karena suhu secara langsung mempengaruhi energy kinerik molekul dalam cairan. Berikut
adalah tabel pengukuran tegangan permukaan untuk berbagai macam cairan.
Tabel 3.3 Daftar Nilai Tegangan Permukaan
Cairan 𝑇(°𝐶) Tegangan Permukaan (𝑁/𝑚)
Air raksa 20 0,44
Etil Alkohol 20 0,023
Air 20 0,072
Benzena 20 0,029
Air Sabun 20 0,025
Contoh Soal 7
Gambar 3.27 Lapisan Sabun pada Sebuah Kawat
Sebatang kawat dibengkokkan menyerupai hurup U. Kawat kecil AB bermassa 0,3 gram
kemudian, dipasang pada kawat tersebut. Kawat ini selanjutnya dicelupkan ke dalam lapisan
sabun, kemudian diangkat sehingga berbentuk lapisan sabun pada kawat. Selain itu, tampak
bahwa kawat AB mengalami gaya tarik ke atas. Agar terjadi keseimbangan, maka pada kawat
kecil AB, digantungkan benda bermassa 0,2 gram. Jika panjang AB = 10 cm, dan 𝑔 =
10 𝑚⁄𝑠 2 , tentukan tegangan permukaan lapisan sabun tersebut!
Diketahui: 𝑚𝑘 =0,3 gr= 3 x 10−4kg;𝑙𝑘 = 10𝑐𝑚 = 0,1𝑚;
𝑚𝑏 =0,2 gr= 2 x 10−4kg;𝑔 = 9,8 𝑚⁄𝑠 2 ;
Ditanya : 𝛾
Jawab:
Gaya yang bekerja merupakan gaya berat kawat AB dan benda.
𝐹 = 𝑤𝑘 + 𝑤𝑏 = 𝑚𝑘 𝑔 + 𝑚𝑏 𝑔
= (3𝑥10−4 𝑘𝑔)(9,8 𝑚⁄𝑠 2 ) + (2𝑥10−4 𝑘𝑔)(9,8 𝑚⁄𝑠 2 )
=29,4𝑥10−4 𝑁 + 19,6𝑥10−4 𝑁
Sehingga tegangan permukaan diperoleh:
𝐹 𝐹 49𝑥10−4 𝑁
𝛾= = = = 2,45𝑥10−2 𝑁/𝑚
𝑑 2𝐿 2𝑥0,1𝑚
Jadi, tegangan permukaannya adalah 2,45𝑥10−2 𝑁/𝑚.
2. Meniskus
Jika raksa diletakkan di dalam pipa sempit, maka tampak raksa berbentuk
lengkungan cembung. Kelengkungan permukaan suatu zat cair di dalam tabung disebut
meniskus.
Perhatikan gambar di bawah ini!
Ketika air yang dimasukkan ke dalam pipa sempit, maka terjadi meniskus cekung,
karena bentuknya cekung. Sudut yang dibentuk oleh kelengkungan air terhadap garis vertical
dinamakan sudut kontak. Besarnya sudut kontak untuk meniskus cekung lebih kecil dari 90°.
Permukaan raksa yang menempel pada tabung kaca melengkung ke bawah dan disebut
sebagai meniskus cembung. Besarnya sudut kontak untuk meniskus cembung ini lebih besar
dari 90°.
3.

E. Peristiwa Kapilaritas
Pasokan listrik di Indonesia, memang belum merata seluruhnya. Masih banyak
daerah-daerah yang belum teraliri pasokan listrik. Daerah yang belum mendapatkan pasokan
listrik, umumnya menggunakan lampu minyak untuk pencahayaan. Lampu minyak terdiri
dari sumbu, dan minyak yang diletakkan di dalam botol kaca atau aluminium. Selain
digunakan di daerah yang belum mendapat pasokan listrik, lampu minyak juga sering
digunakan ketika listrik padam. Bagaimanakah nyala api yang terdapat pada lampu minyak
dapat bertahan? Nyala lampu minyak tidak lepas dari konsep fisika, yakni apa itu kapilaritas.
Ayo, analisislah tentang peristiwa kapilaritas melalui kegiatan di bawah ini!
Kegiatan 3.5
Judul Kegiatan : Menganalisis Peristiwa Kapilaritas
Jenis Kegiatan : Diskusi Kelompok
Tujuan Kegiatan :
1) Peserta didik dapat menganalisis peristiwa kapilaritas pada lampu minyak dengan
tepat.
2) Peserta didik dapat mengamati nyala lampu minyak (peristiwa kapilaritas) dengan
terampil.
Langkah Kegiatan
1. Berkelompoklah dengan teman sebangkumu atau yang terdekat tempat duduknya!
Setiap kelompok terdiri dari 2-3 peserta didik!
2. Apakah di rumahmu atau di lingkunganmu terdapat lampu minyak? Jika tidak
terdapat kamu dapat membuat lampu minyak dari botol kaca dan sumbu kompor,
tutup botol diberi lubang lalu diberi sumbu kompor lalu botol diisi minyak tanah.
Jika terdapat lampu minyak maka nyalakan lampu minyak kemudian amatilah nyala
lampu minyak tersebut! Jika tidak terdapat lampu minyak maka amatilah gambar di
samping dengan penuh kecermatan!
3. Lakukan tanya jawab dengan anggota kelompokmu tentang lampu minyak dan
nyalanya!
4. Berdasarkan pengamatanmu, cobalah sebutkan bagian-bagian dari lampu minyak
tersebut!
5. Berdiskusilah dengan kelompokmu untuk menganalisis proses yang terjadi pada
lampu minyak yang menyala! Buatlah kesimpulan sesuai dengan hasil diskusimu!
6. Sampaikanlah hasil diskusimu di depan kelas!
Pada kegiatan di atas kamu sudah berusaha menjelaskan salah satu fenomena fisika,
yaitu kapilaritas yang terjadi pada nyala lampu minyak. Untuk mempelajari lebih jauh
tentang kapilaritas, maka bacalah dan pahami uraian materi di bawah ini dengan tekun dan
sungguh-sungguh!
Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler (pipa
sempit), seperti celah-celah pada sumbu kompor. Kapilaritas dipengaruhi oleh adanya gaya
kohesi dan adhesi antara zat cair dengan dinding kapiler. Karena dalam pipa kapiler gaya
adhesi antara partikel air dank aca lebih besar daripada gaya gaya kohesi antara partikel-
partikel air, maka air akan naik dalam pipa kapiler. Sebaliknya raksa cenderung turun dalam
pipa kapiler, jika gaya kohesinya lebih besar daripada gaya adhesinya.
2𝛾𝑐𝑜𝑠𝜃
𝛾=
𝜌𝑔𝑟
Keterangan
y = naik/turunnya zat cair dalam kapiler (m)
𝛾 = tegangan permukaan (N/m)
𝜃 = sudut kontak
𝜌 = massa jenis zat cair (𝑘𝑔⁄𝑚3 )
𝑔 = percepatan gravitasi (𝑚⁄𝑠 2 )
Selain memberikan manfaat, peristiwa kapilaritas juga menimbulkan kerugian.
Diantaranya menyebabkan tembok rumah retak akibat pori-pori tembok yang menyerap air
dalam tanah, lumut menempel di dinding tembok, cat tembok rumah ruksak akibat air yang
terserap tembok.

F. Kekentalan (Viskositas)
Perhatikan gambar di samping! Gambar di samping merupakan gambar mesin sepeda motor.
Mesin yang sudah terlalu lama dan sering digunakan akan mengakibatkan mesin menjadi aus.
Untuk menghindari keausan mesin digunakan oli sebagai pelumas. Pernahkah kamu melihat
seseorang sedang menuangkan oli? Bagaimana kecepatan oli saat dituang? Bagaimana jika
dibandingkan dengan bensin yang dituang? Lakukan kegiatan di bawah ini untuk menjawab
pertanyaan tersebut!

Kegiatan 3.6
Judul Kegiatan : Mengidentifikasi Viskositas
Jenis Kegiatan : Kerja Kelompok
Tujuan Kegiatan :
1) Peserta didik dapat menganalisis tentang viskositas dengan tepat.
2) Peserta didik terampil menunjukkan yang lebih cepat ketika air dan oli dituangkan
bersama-sama.
Langkah Kegiatan:
1. Buatlah kelompok yang terdiri atas 2-3 peserta didik secara heterogen tanpa
membedakan jenis kelamin, suku, dan agama!
2. Bcalah kutipan artikel di bawah ini dengan cermat!
3. Bertanyalah kepada gurumu tentang bacaan di atas, jika kamu ada yang kurang jelas!
4. Cobalah tuangkan air dan tuangkan oli! Manakah yang lebih cepat?
5. Sesuai dengan kutipan artikel yang telah kamu baca analisislah tentang viskositas.
Serta bagaimanakah viskositas antara oli dan air? Buatlah kesimpulan berdasarkan
kegiatan ini!
6. Tuliskan hasilnya pada selembar kertas, lalu presentasikan di depan kelas!

Setelah melakukan kegiatan di atas, maka kamu dapat menjelaskan tentang viskositas.
Untuk lebih memahami tentang viskositas, maka pelajarilah materi di bawah ini dengan
penuh kesungguhan.
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan
di dalam fluida. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul
zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul
gas. Berikut adalah tabel viskositas untuk beberapa jenis fluida.
Tabel 3.2 Daftar Nilai Koefisien Viskositas
Koefisien Kekentalan ; 𝜼
Fluida Suhu (°𝑪)
(𝑵𝒔⁄𝒎𝟐 )
Air 0 1,8 x 10−3
20 1 x 10−3
100 0,3 x 10−3

Darah seluruh tubuh 37 4 x 10−3


Plasma darah 37 1,5 x 10−3
Alkohol etil 20 1,2 x 10−3
Minyak mesin (SAE 10) 30 200 x 10−3
Gliserin 20 1500 x 10−3
Udara 20 0,018 x 10−3
Hidrogen 0 0,009 x 10−3
Uap air 100 0,013 x 10−3
Gaya gesek antara permukaan benda padat yang bergerak dengan fluida akan sebanding
dengan kecepatan relatif gerak benda ini terhadap fluida. Hambatan gerak benda di dalam
fluida disebabkan oleh gaya gesek antara bagian fluida yang melekat ke permukaan benda
dengan bagian fluida di sebelahnya. Gaya gesek itu sebanding dengan koefisien viskositas (𝜂)
fluida. Menurut Stokes, gaya gesek tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.
𝐹𝑆 = 6𝜋𝜂𝑟𝑣
Keterangan:
𝐹𝑆 = gaya Stokes (N)
r = jari-jari benda (m)
𝜂 = koefisien viskositas (Ns/𝑚2 )
𝑣 = kecepatan benda (m/s)

Perhatikan gambar sebuah bola yang jatuh dalam fluida! Gaya yang bekerja pada saat
jatuh adalah gaya berat bola, gaya apung, dan gaya stokes. Ketika dijatuhkan, bola bergerak
dipercepat. Namun, karena kecepatannya bertambah, maka gaya Stokes juga bertambah,
suatu saat bola berada dalam keadaan setimbang dengan kecepatan maksimum dan tetap.
Kecepatan bola pada saat mencapai nilai maksimum dan tetap disebut kecepatan terminal.
Besarnya kecepatan terminal dirumuskan sebagai berikut.
2𝑟 2 𝑔
𝑣= (𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 )
9𝜂
Atau
2𝑟 2 𝑔
𝜂= (𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 )
9𝑣
Keterangan:

𝜂 = koefisien viskositas (Ns/𝑚2 )


r = jari-jari bola (m)
𝜌𝑏 = massa jenis bola (kg/𝑚3 )
𝜌𝑏 = massa jenis air (kg/𝑚3 )
g = percepatan gravitasi (m/𝑠 2 )
v = kecepatan terminal bola (m/s)

Kegiatan 1
Memanipulasi: jari-jari bola
Kegiatan 2
Memanipulasi: jarak (kecepatan)

Dengan memanipulasi jarak tempuh, maka kecepatan bola dari jarak yang terdekat hingga
terjauh pada zat cair (aquades) akan semakin (kecil/besar).
Dengan memanipulasi jarak tempuh, maka kecepatan bola dari jarak yang terdekat hingga
terjauh pada zat cair (minyak) akan semakin (kecil/besar)
Massa jenis zat cair (aquades) diperoleh dari hasil percobaan sebesar … kg/m3
Massa jenis zat cair (minyak) diperoleh dari hasil percobaan sebesar … kg/m3
Selisih massa jenis bola dan zat cair (aquades) dari hasil percobaan sebesar … kg/m3
Selisih massa jenis bola dan zat cair (aquades) dari hasil percobaan sebesar … kg/m3
Apakah selisih massa jenis bola dan zat cair dapat mempengaruhi kecepatan yang dihasilkan
bola? Jelaskan!

Analisislah hasil pengamatanmu pada tabel 4 berikut untuk menemukan konsep dari
viskositas
Tabel 4. Analisis Data
𝒓𝒃𝒐𝒍𝒂 = …….cm = ……… m
𝝆𝒃 − 𝝆𝒇 = ……. kg/m3
Kecepatan (𝝆𝒃 − 𝝆𝒇 )
No Jarak 𝒌 = (𝝆𝒃 − 𝝆𝒇 ) × 𝒗 𝒌=
bola 𝒗
1 2 …… …… ……
2 4 …… …… ……
……
3 6 …… ……

Jika konstanta (𝑘) mengindikasikan hubungan antara dua variabel selisih massa jenis
bola dan zat cair (𝝆𝒃 − 𝝆𝒇 ) dan kecepatan (𝑣) dan nilai (𝑘) merupakan suatu
ketetapan atau konstanta (nilainya cenderung tetap atau tidak mengalami
perubahan), maka berdasarkan perhitungan pada tabel (4), bagaimana hubungan
antara selisih massa jenis bola dan zat cair (𝝆𝒃 − 𝝆𝒇 ) terhadap kecepatan (𝑣))?
Apakah kedalaman *berbanding lurus dengan tekanan hidrostatis
(𝝆𝒃 −𝝆𝒇 )
𝒌=
𝒗
⇒ 𝑃 ≈ ℎ) atau *berbanding terbalik dengan massa beban
1
𝒌 = (𝝆𝒃 − 𝝆𝒇 ) × 𝒗 ⇒ (𝝆𝒃 − 𝝆𝒇 ) ≈ ?) Jelaskan analisismu!
𝑣
Jawab:
Berdasarkan dua kolom tabel konstanta (K) pada tabel 4 diketahui bahwa
ketika tekanan dengan kedalaman dikalikan, nilai yang diperoleh tidak sama dan
berbeda jauh. Karena nilainya tidak tetap, maka itu bukan konstanta.
Ketika tekanan dengan kedalaman dibagi, nilai yang diperoleh ada yang
sama dan ada yang beda, dan nilai yang berbeda tersebut tidak berbeda jauh dengan
nilai lainnya. Karena nilainya cenderung tetap, maka itulah konstanta. Dari situ kita
menemukan hubungan antara tekanan (P) dengan kedalaman (h) adalah
𝑃
𝐾 = ℎ atau 𝑃 = 𝐾 × ℎ
Karena nilai K relatif sama, maka bisa dieliminasi, sehingga hubungan antara tekanan
dengan kedalaman diperoleh
𝑃≈ℎ

Anda mungkin juga menyukai