Anda di halaman 1dari 15

A.

Asam
1. Pengertian Asam
Zat atau senyawa asam telah dikenal orang sejak zaman dahulu. Jauh sebelum ilmu pengetahuan
berkembang seperti sekarang.ini, masyarakat di Mesopotamia telah menggunakan air kuat
untuk memisahkan biji emas dari campurannya dengan perak. Sekarang ini, zat yang dikenal
dengan air kuat tersebut disebut dengan asam nitrat.
Meskipun senyawa asam telah dikenal sejak zaman dahulu, tetapi penjelasan ilmiah tentang
senyawa asam baru dimulai sekitar akhir abad ke-18, yaitu sejak Antoine Laurent
Lavoisier mengemukakan pendapat bahwa semua zat asam mengandung oksigen. Pada
kenyataannya, pendapat Lavoisier tersebut terbukti tidak benar, karena terdapat beberapa
senyawa asam yang tidak mengandung oksigen.
Pada tahun 1810, ahli kimia Inggris yang bernama Sir Humphry Davy mengemukakan pendapat,
bahwa semua senyawa asam mengandung unsur hidrogen, dan bukan oksigen seperti yang
dikemukakan oleh Lavoisier. Setelah itu tahun 1884, ahli kimia Swedia yang bernama Svate
August Arrhenius mengemukakan teori ion, dan kemudian merumuskan pengertian asam.
Menurut Arrhenius, suatu atom unsur penyusun senyawa kimia yang berinteraksi dengan atom
unsur lainnya dapat kehilangan sejumlah elektron atau memperoleh sejumlah elektron. Atom
unsur yang kehilangan elektron akan bermuatan positif. Sedangkan atom unsur yang
mendapatkan tambahan elektron akan bermuatan negatif. Unsur yang bermuatan listrik positif
atau negatif tersebut dinamakan ion. Contoh ion antara lain adalah ion hidrogen (H
+
), ion
natrium (Na
+
), ion klorida (Cl
-
), ion hidroksida (OH
-
), dan lain-lain. Dengan demikian,
pengertian asam menurut Arrhenius adalah sebagai berikut.
Asam adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidrogen (H
+
).
Berdasarkan pengertian asam menurut Arrhenius tersebut, maka ketika suatu senyawa asam
dilarutkan ke dalam air akan terbentuk ion hidrogen (H
+
) dan ion negatif menurut reaksi sebagai
berikut.
Asam H
+
+ ion negatif
Contoh:
Asam klorida (HCL) H
+
+ Cl
-

Asam sulfat (H
2
SO
4
) 2H
+
+ SO
4
2-

Asam fosfat (H
3
PO
4
) 3H
+
+ PO
4

3-


2. Sifat Senyawa Asam
Senyawa asam dapat berupa zat padat, cair, maupun gas. Beberapa senyawa asam ini ada yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh kita, dan ada pula yang sangat beracun serta membahayakan.
Secara umum, senyawa-senyawa asam atau bahan yang mengandung asam mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut.
a. Bersifat korosif, artinya dapat merusak benda-benda lain, termasuk logam dan marmer.
b. Dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas hidrogen (H
2
).
c. Mempunyai rasa yang asam.
d. Dapat mengubah warna zat lain, seperti lakmus, sari bunga sepatu, sari kol merah, dan lain-lain.

3. Senyawa Asam dalam Kehidupan Sehari-hari
Senyawa asam banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, dalam susu
terdapat senyawa asam laktat, dalam buah jeruk terkandungasam sitrat, dalam buah anggur
terdapat senyawa asam tartrat. Dalam tubuh manusia terdapat senyawa-senyawa asam yang
berfungsi sebagai zat pembangun, yaitu protein yang terbentuk dari asam amino. Selain itu juga
terdapat lemak yang terbentuk dari asam lemak. Salah satu senyawa asam yang berperan dalam
sistem pencernaan makanan adalah asam klorida yang terdapat di dalam lambung dan berfungsi
alam menghancurkan zat-zat makanan, serta asam karbonat dan asam fosfat yang terdapat
didalam darah dan berperan dalam pengangkutan zat-zat makanan. Senyawa asam yang sering
digunakan dalam makanan adalah cuka (asam asetat). Selain cuka, masih banyak lagi zat asam
yang ada di sekitar kita.
Meskipun menurut Arrhenius, senyawa asam selalu mengandung hidrogen, tetapi tidak semua
senyawa yang mengandung hidrogen tergolong senyawa asam. Sebagai contoh, gula pasir
(C
12
H
22
O
11
), etanol (C
2
H
5
OH), dan beberapa zat lain yang mengandung unsur hidrogen, tetapi
tidak tergolong senyawa asam. Hal ini karena senyawa-senyawa tersebut tidak dapat membentuk
H
+
di dalam air.
Di sisi lain, dalam atmosfer bumi terdapat banyak zat pembentuk asam. Letusan gunung berapi
membuang gas SO
2
dan SO
3
ke udara. Karbon dioksida hasil pernafasan manusia dan hewan
pun dilepaskan ke udara. Gas karbon monoksida (CO) hasil pembakaran dan pengolahan industri
juga disuplai ke udara. Zat-zat seperti SO
2
, SO
3
, CO
2
, CO, dan masih banyak zat lain dapat
bereaksi menjadi zat asam saat bereaksi dengan air hujan. Inilah yang menyebabkan hujan asam.
Hujan asam tersebut mencemari lingkungan dan bersifat korosif terhadap logam. Zat-zat yang
dapat bereaksi dengan zat lain membentuk zat asam disebut oksida asam. Selain zat tersebut,
masih banyak lagi oksida asam lainnya, seperti N
2
O
3
, N
2
O
5
, P
2
O
3
, dan P
2
O
5
.


Tabel nama asam yang telah dikenal
B. Basa
1. Pengertian Basa
Jika zat asam menghasilkan ion hidrogen (H
+
) yang bermuatan positif lain halnya dengan basa.
Dalam hal ini, basa mempunyai arti sebagai berikut:
Basa adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH
-
).
Berdasarkan pengertian basa di atas, maka ketika suatu senyawa basa dilarutkan ke dalam air,
maka akan terbentuk ion hidroksida (OH
-
) dan ion positif menurut reaksi sebagai berikut.
Basa ion positif + OH
-

Contoh:
Natrium hidroksida (NaOH) Na
+
+ OH
-

Amonium hidroksida (NH
4
OH) NH
4
+
+ OH
-

Kalsium hidroksida (Ca(OH)
2
) Ca
2+
+ 2(OH)
-

Ion hidroksida (OH
-
) terbentuk karena senyawa hidroksida (OH) mengikat satu elektron saat
dimasukkan ke dalam air.

2. Sifat Senyawa Basa
Secara umum, sifat senyawa basa atau bahan-bahan yang mengandung basa mempunyai sifat-
sifat sebagai berikut.
a. Bersifat kaustik, artinya dapat merusak kulit kita.
b. Terasa licin di tangan. Hal ini karena dapat bereaksi dengan lemak pada kulit kita dan
membentuk lapisan sabun.
c. Mempunyai rasa pahit atau getir.
d. Dapat mengubah warna zat lain, seperti lakmus, sari bunga sepatu, sari kol merah, dan lain-lain.
Akan tetapi, perubahan warna yang diakibatkan oleh senyawa basa berbeda dengan perubahan
warna yang diakibatkan oleh senyawa asam.
3. Senyawa Basa dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan senyawa-senyawa basa dalam berbagai
bahan. Sebagai contoh, air kapur mengandung kalsium hidroksida dan pada cairan pembersih
kaca atau lantai umumnya mengandung larutan amonium hidroksida.Selain itu, para penderita
penyakit maag dapat meminum obat yang mengandung senyawa basa aluminium
hidroksida dan magnesium hidroksida. Beberapa produk seperti sabun, pasta gigi, dan produk-
produk kosmetik juga banyak mengandung senyawa basa.
Senyawa basa juga digunakan dalam bidang pertanian, yaitu sebagai bahan baku untuk membuat
pupuk. Jika tanah terlalu asam, maka para petani menaburkan pupuk yang mengandung
senyawa kalsium hidroksida (Ca(OH)
2
).
Seperti halnya asam, basa juga mempunyai oksida basa (zat yang apabila bereaksi dengan air
membentuk basa), antara lain : Na
2
O, K
2
O, CaO, BaO, Al
2
O
3
, dan lain-lain.
Tabel nama basa yang telah dikenal

C. Indikator Asam-Basa
1. Indikator Buatan
Sebernarnya, untuk mengetahui asam atau basanya suatu zat dapat dicicipi dengan menggunakan
lidah. Akan tetapi, perlu kita ingat juga bahwa tidak semua zat aman bagi tubuh kita karena ada
bahan yang bersifat racun. Untuk keperluan eksperimen para ilmuan menciptakan lakmus.
Lakmus adalah sejenis zat yang diperoleh dari jenis lumut kerak (Rocella tinctoria). Lakmus
sekarang yang terdapat dilaboratorium kimia tersedia dalam bentuk kertas.
Sebagai indikator asam-basa, lakumus memiliki beberapa kelebihan antara lain sebagai berikut:
a. Lakmus dapat berubah warnanya dengan cepat saat bereaksi dengan asam maupun basa. Warna
yang terjadi pada lakmus dapat terlihat jelas. Lakmus akan berwarna merah dalam larutan asam
dan akan berwarna biru dalam larutan basa.
b. Lakmus sukar bereaksi dengan oksigen dalam udara bebas, sehingga dapat bertahan lama (awet).
c. Lakmus dapat diserap oleh kertas, sehingga digunakan dalam bentuk kertas lakmus (agar zat
lebih mudah meresap).
Selain lakmus, dalam laboratorium kimia juga masih banyak lagi indikator asam-basa buatan
antara lain fenolftalen, metil merah,dan brom timol biru.
Fenolftalen dalam larutan asam tetap (tidak berubah warnanya), sedangkan dalam larutan basa
berubah menjadi warna merah. Metil mera dalam larutan asam berwarna merah sedangkan dalam
larutan basa berwarna kuning.
Tabel Indikator asam-basa
Nama Indikator Dalam Basa Dalam Asam
Lakmus Biru Merah
Metil merah Kuning Merah
Fenolftalen merah Tak berwarna
Brom timol biru biru kuning

2. Indikator Alami
Di samping menggunakan indikator buatan, seperti lakmus, fenolftalen, metil merah, dan brom
timol biru, kita juga dapat mengenali senyawa asam-basa dengan menggunakan indikator alami,
seperti bunga sepatu, kunyit, kol merah, dan beberapa jenis tumbuhan lainnya.


D. Garam
Jika mendengar kata garam, pastilah yang terbayang pada benakmu adalah garam dapur.
Garam dapur memang merupakan salah satu contoh garam.
Dalam kehidupan sehari-hari pernahkah kamu melihat orang yang sakit perut (maag dan
sejenisnya)? Tahukah kamu mengapa orang yang sakit maag minum obat sakit maag
atau antacid? Apakah antacid itu? Orang mengalami sakit perut disebabkan asam lambung yang
meningkat. Untuk menetralkan asam lambung (HCl) digunakan antacid. Antacid mengandung
basa yang dapat menetralkan kelebihan asam lambung (HCl). Umumnya zat-zat dengan sifat
yang berlawanan, seperti asam dan basa cenderung bereaksi membentuk zat baru. Bila larutan
asam direaksikan dengan larutan basa, maka ion H+ dari asam akan bereaksi dengan ion OH-
dari basa membentuk molekul air.
H
+

(aq)
+ OH
-

(aq)
H
2
O
()

Asam Basa Air

Karena air bersifat netral, maka reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan. Apakah
terjadi reaksi antara ion negatif dari asam dan ion positif logam dari basa? Ion-ion ini akan
bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam. Bila garam yang terbentuk ini mudah
larut dalam air, maka ion-ionnya akan tetap ada di dalam larutan. Tetapi jika garam itu sukar
larut dalam air, maka ion-ionnya akan bergabung membentuk suatu endapan. Jadi, reaksi asam
dengan basa disebut juga reaksi penggaraman karena membentuk senyawa garam. Mari kita
simak contoh reaksi pembentukan garam berikut.
Asam + Basa Garam + Air
Asam klorida + Natrium hidroksida Natrium klorida + air
HCl
(aq)
+ Na OH
(aq)
Na Cl
(aq)
+ H
2
O
()

Asam Basa Garam Air
Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan, tetapi hasil reaksi (garam) tidak
selalu bersifat netral. Sifat asam basa dari larutan garam bergantung pada kekuatan asam dan
basa penyusunnya.
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral, disebut garam normal,
contohnya NaCl dan KNO
3
. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam
dan disebut garam asam, contohnya adalah NH
4
Cl. Garam yang berasal dari asam lemah dan
basa kuat bersifat basa dan disebut garam basa, contohnya adalah CH
3
COONa. Contoh asam
kuat adalah HCl, HNO
3
, H
2
SO
4
. Adapun KOH, NaOH, Ca(OH)
2
termasuk basa kuat.
Simaklah beberapa garam yang telah dikenal dalam kehidupan sehari-hari pada tabel berikut.
Apa sajakah garam yang ada dalam kehidupan kita?
Tabel nama garam yang telah dikenal

E. Derajat Keasaman dan Kebasaan (pH dan pOH)
Mungkin kamu pernah mendengar istilah pH suatu larutan. Apakah pH itu? Pada dasarnya
derajat/tingkat keasaman suatu larutan (pH = potenz Hydrogen)) bergantung pada konsentrasi ion
H
+
dalam larutan. Semakin besar konsentrasi ion H
+
semakin asam larutan tersebut. Umumnya
konsentrasi ion H
+
pada larutan sangat kecil, maka untuk menyederhanakan penulisan digunakan
konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion H
+
. Nilai pH sama dengan negatif logaritma
konsentrasi ion H
+
dan secara matematika dinyatakan dengan persamaan
pH = - log (H
+
)
Analog dengan pH, konsentrasi ion OH

juga dapat dinyatakan dengan cara yang sama, yaitu


pOH (Potenz Hydroxide) dinyatakan dengan persamaan berikut.
pOH = - log (OH
-
)
Derajat keasaman suatu zat (pH) ditunjukkan dengan skala 0-14.
a. Larutan dengan pH < 7 bersifat asam.
b. Larutan dengan pH = 7 bersifat netral.
c. Larutan dengan pH > 7 bersifat basa.

Jumlah harga pH dan pOH = 14. Misalnya, suatu larutan memiliki pOH = 5, maka harga pH = 14
5 = 9. Harga pH untuk beberapa jenis zat yang dapat kita temukan di lingkungan sehari-hari.


Basa
Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH). Ion hidroksida terbentuk
karena senyawa hidroksida dapat mengikat satu elektron pada saat dimasukkan ke dalam air. Basa
dapat menetralisir asam (H+) sehingga dihasilkan air (H2O). Sabun merupakan salah satu zat yang
bersifat basa.
Beberapa basa yang dikenal:

Sifat-sifat larutan basa adalah sebagai berikut: (a) Terasa licin jika terkena kulit. (b) Menghantarkan arus
listrik.(c) Jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidroksida/OH. (d) Mengubah lakmus merah
menjadi biru. (e) Menetralkan larutan asam.
Perbedaan sifat asam dan basa

3. Garam
Contoh Garam
Garam adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa. Terdapat beberapa contoh garam,
antara lain: NaCl, CaCl2, ZnSO4, NaNO2, dan lain-lain. Dalam kehidupan seharihari tentu kamu tidak
asing dengan garam. Contoh garam adalah garam dapur (NaCl) yang biasa digunakan untuk keperluan
memasak. Garam dapur dapat diperoleh dari air laut. Petani garam membuatnya dengan cara
penguapan dan kristalisasi. Garam yang diperoleh kemudian diproses iodisasi (garam kalium, KI)
sehingga diperoleh garam beriodium. Garam dapur juga dapat diperoleh dengan cara mencampur zat
asam dan basa. Asam bereaksi dengan basa membentuk zat netral dan tidak bersifat asam maupun
basa. Reaksi antara asam dan basa dinamakan reaksi netralisasi. Sebagai contoh asam klorida bereaksi
dengan natrium hidroksida (soda api) akan membentuk garam dapur dan air. Jika dengan menggunakan
proses penguapan, maka air akan menguap dan tersisa endapan garam dapur saja.
HCl + NaOH NaCl + H2O
Asam Basa Garam dapur Air
Reaksi kimia yang dapat menghasilkan garam, antara lain:
1) Asam + basa menghasilkan garam + air
2) Basa + oksida asam menghasilkan garam + air
3) Asam + oksida basa menghasilkan garam + air
4) Oksida asam + oksida basa menghasilkan garam
5) Logam + asam menghasilkan garam + H2
Beberapa garam yang dikenal:

Reaksi penetralan berguna bagi manusia, antara lain produksi asam lambung (HCl) yang berlebihan
dapat dinetralkan dengan menggunakan senyawa basa Mg(OH)2. Para petani menggunakan reaksi
penetralan agar tanah yang terlalu asam dan tidak baik bagi tanaman dapat menjadi netral dengan
menambahkan senyawa basa Ca(OH)2 atau air kapur. Pasta gigi mengandung basa berfungsi untuk
menetralkan mulut kita dari asam, yang dapat merusak gigi dan menimbulkan bau mulut.

http://rahmiola.wordpress.com/kelas-ix/asam-basa-dan-garam/

A. Identifikasi Asam-Basa
Asam dan Basa dapat dikenali dengan menggunakan zat indikator, yaitu zat yang memberi warna
berbeda dalam lingkungan asam dan lingkungan basa.
Contoh :
1. Kertas lakmus. Kertas lakmus akan berwarna merah dalam larutan asam dan berwarna biru dalam
larutan basa.
2. Larutan Indikator. misalnya : larutan fenolftalein (pp), Metil merah, Metil jingga, Brom timol biru
Keempat indikator tersebut memiliki warna sebagai berikut :
Indikator Larutan asam Larutan basa Larutan netral
Fenolftalein Tidak berwarna Merah Tidak berwarna
Metil merah Merah Kuning Kuning
Metil jingga Merah Kuning Kuning
Bromtimol biru Kuning Biru Biru kekuningan
3. Indikator alami. misalnya : mahkota bunga mawar atau bunga sepatu
Ekstrak kol merah (merah tua asam kuat, kuning basa kuat)

B. Tingkat keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) suatu larutan dapat ditentukan menggunakan indikator universal, indikator stick,
larutan indiaktor, dan pH meter.
a. Indikator Universal
Indikator universal merupakan campuran dari bermacammacam indikator yang dapat menunjukkan pH
suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam yaitu indikator yang berupa
kertas dan larutan.
b. Indikator Kertas (Indikator Stick)
Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi dengan peta
warna. Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke dalam larutan yang akan
diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta warna yang tersedia.
c. Larutan Indikator
Salah satu contoh indikator universal jenis larutan adalah larutan metil jingga (Metil Orange = MO). Pada
pH kurang dari 6 larutan ini berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari 7 warnanya menjadi kuning
Contoh indikator cair lainnya adalah indikator fenolftalin (Phenolphtalein = pp). pH di bawah 8, fenolftalin
tidak berwarna, dan akan berwarna merah anggur apabila pH larutan di atas 10
d. pH Meter
Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga menggunakan pH meter. Penggunaan alat ini dengan cara
dicelupkan pada larutan yang akan diuji, pada pH meter akan muncul angka skala yang menunjukkan pH
larutan.
C. ASAM
Asam adalah zat elektrolik yang bila dilarutkan dalam akir akan membentuk larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik.
Wujud senyawa asam :
1. padat
2. cair
3. gas
sifat-sifat umum asam :
1. korosif, merusak bahan-bahan yang mengandung logam dan bahan-bahan yang terbuat dari marmer,
semen
unsur logam + asam gas hidrogen (H
2
)
marmer + asam gas karbonsioksida (CO
2
)
2. Rasanya asam
3. Memerahkan kertas lakmus
Contoh asam dalam kehidupan sehari-hari
1. Asam dalam makanan
Makanan yang mengandung asam : jeruk, lemon, nanas, anggur (mengandung asam sitrat dan asam
askorbat (vit C)).
o Cuka, saos tomat (asam cuka/asam asetat)
o Minuman bersoda (coca-cola, pepsi, sprite mengandung asam karbonat) dengan reaksi CO
2
+
H
2
O H
2
CO
3

2. Asam dalam tubuh
Dinding lambung menghasilkan asam klorida. Getah lambung mempunyai pH antara 1- 2. Asam klorida
dalam lambung ini berfungsi mematikan bakteri yang terdapat dalam makanan, menciptakan kondisi yang
sesuai untuk memulai pencernaan protein.
3. Hujan asam
o Air hujan bersifat asam pH = 6, hal ini terjadi karena karbondioksida yang terdapat dalam udara sebagian
larut dalam air hujan menghasilkan asam karbonat
o Air hujan yang pH-nya kurang dari 5,6 disebut hujan asam. Ini terjadi karena udara tercemar oleh oksida-
oksida yang bersifat asam khususnya oksida belerang (SO
2
dan SO
3
) dan oksida Nitrogin (NO
2
). Oksida
belerang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil (batubara). Oksida nitrogin berasal dari asap
kendaraan bermotor dan asam industri.
o Kerugian hujan asam :
a. Merusak tumbuhan (hutan). Hujan asam dapat mengubah pH tanah sehingga kondisinya tidak sesuai
bagi tumbuhan
b. Mengurangi kesuburan tanah. Air hujan yang asam dapat membilas unsur hara dalam tanah
c. Mematikan biota air. Hujan asam dapat mengubah pH air
d. Merusak bangunan, khusunya yang terbuat dari logam dan batu pualam (karbonat)
4. Asam dalam tanah
o di daerah berpasir /lahan gambut tanah bersifat asam
o tanah liat biasanya bersifat sedikit asam
o di daerah tanah kapur, tanah sedikit bersifat basa
o tanah yang baik adalah sedikit asam, yaitu pH 6,5 hingga 7
o tanah yang terlalu asam dapat diolahdengan menaburkan batu kapur (kalsium karbonat) atau kapur
(kalsium hidroksida)
5. Asam di laboratorium

D. BASA
Basa adalah senyawa yang dalam larutan rasanya adak pahit dan kalau terkena kulit terjadi sesuatu
seperti lendir. Sifat ini sering kita alami kalau tangan kita terkena kapur pekat, sifat ini disebut sifat kaustik
basa.
Beberapa sifat basa :
1. Berasa pahit
2. Mengubah lakmus merah menjadi biru
3. Basa beraksi dengan lemak menjadi biru
4. Basa menetralkan sifat asam
5. Basa bersifat korosif
Basa dalam kehidupan sehari-hari
1. Soda api (natrium hidroksida, NaOh) berfungsi untuk melarutkan lemak dan minyak, sehingga dapat
digunakan untuk membuka saluran bak cuci yang mampat. Soda api juga untuk membersihkan oven,
dapat menghancurkan selulosa sehingga dapat membuka saluran toilet yang tertutup bahan kertas/tisue
2. Kalsium hidroksida atau kapur (Ca(OH)
2
) digunakan untuk kapur sirih dan sebagai bahan bangunan
(misal, campuran adukan semen)
3. Amonia (larutan NH
3
) digunakan dalam pembersih muka / kaca
4. Dalam industri kalsium hidroksida karena harganya murah digunakan untuk menetralkan tanah yang
kelebihan asam, digunakan untuk membuat pemutih, seperti kaporit/kapur klor. Natrium hidroksidan
digunakan dalam industri sabun, kertas dan rayon.

E. GARAM
Asam dan basa saling menetralkan oleh karena itu, reaksi asam denga basa disebut reaksi netralisasi
Contoh reaksi netralisasi dalam kehidupan sehari-hari :
1. Kelebihan asam lambung dinetralkan dengan obat antasida (Mylanta, promag)
2. Tanah pertanian yang terlalu asam (tanah gambut dinetralkan dengan kapur (Ca(OH)
2
) atau batu kapur
(CaCO
3
))
3. Baking soda dapat menetralkan sengatan lebah yang bersidfat asam, sedangkan sengatan tawon yang
bersifat basa dapat dinetralkan denga asam cuka.
Reaksi netralisasi menghasilkan senyawa yang disebut garam. Contoh :
- Garam dapur (NaCl) yang terbentuk dari reaksi antara natrium hidroksida dengan asam klorida.
- MgSO
4
(Magnesium sulfat)/garam Inggris obat cuci perut
- CaCO
3
(Calsium Carbonat) senyawa dalam batu kapur, pualam
- Na
2
CO
3
(calsium karbonat) soda pencuci
- Al
2
(SO
4
)
3
(aluminium sulfat) untuk menjernihkan air
- NaC
17
H
35
COO (Natrium Stearat) komponen utama sabun mandi
http://budi-sriyanto.blogspot.com/2011/10/asam-basa-dan-garam.html

A. PENGERTIAN LARUTAN
Kita sering mendengar kata larutan. Ada larutan gula, larutan garam, larutan teh. Tapi bagaimana dengan air kopi?
Apakah kita menganggapnya sebagai sebuah larutan?
Suatu campuran terdiri dari dua komponen utama, yaitu zat terlarut dan zat pelarut. Jika dari contoh di atas zat
terlarutnya adalah, gula, garam, teh, dan kopi; sedangkan zat pelarutnya adalah air.
Suatu zat dikatakan larutan jika campuran antara zat terlarut dan pelarutnya bersifat homogen. Artinya tidak terdapat
batas antar komponennya, sehingga tidak dapat dibedakan lagi antara zat pelarut (air) dan terlarutnya. Beda halnya
dengan air kopi, masih terdapat perbedaan antara keduanya, walaupun secara kasat mata, airnya sudah berubah
warna menjadi hitam. Hal ini juga berlaku untuk campuran antara pasir dan air. Anda bisa menambahkan sendiri
contoh-contonya. Untuk air kopi kita menyebutnya sebagai larutan heterogen/campuran .
B. PENGERTIAN LARUTAN ELEKTROLIT
Mari kita kembali ke pokok bahasan ini. Pastinya kita pernah melihat orang melakukan penangkapan ikan dengan
alat setrom listrik yang sumber arusnya berasal dari aki; atau kalian pernah mendengar penyataan jika kita
menyentuh stop kontak dalam kondisi tangan basah, kemungkinan besar akan kesetrom. Apa yang menjadi faktor
penyebab dari semua perilaku ini? Mengapa ikan bisa mati jika alat setrom dicelupkan kedalam air? Bukankah
penghantar listrik erat kaitannya dengan suatu bahan logam? Pertanyaan-pertanyaan ini akan kita bahas di sini.
Suatu larutan dapat dikatakan sebagai larutan elektrolit jika zat tersebut mampu menghantarkan listrik. Mengapa zat
elektrolit dapat menghantarkan listrik? Ini erat kaitannya dengan ion-ion yang dihasilkan oleh larutan elektrolit (baik
positif maupun negative). Suatu zat dapat menghantarkan listrik karena zat tersebut memiliki ion-ion yang bergerak
bebas di dalam larutan tersebut. ion-ion inilah yang nantinya akan menjadi penghantar. Semakin banyak ion yang
dihasilkan semakin baik pula larutan tersebut menghantarkan listrik.
C. BERBAGAI JENIS LARUTAN ELEKTROLIT
Larutan apa saja yang dapat menghantarkan listrik? Terdapat berbagai jenis larutan yang bisa menghantarkan listrik.
Pembagian zat tersebut adalah sebagai berikut.
PEMBAGIAN LARUTAN ELEKTROLIT
Terdapat dua jenis larutan elektrolit, yaitu sebagai berikut:
1. Elektrolit kuat, karakteristiknya adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan banyak ion
2. Molekul netral dalam larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali
3. Terionisasi sempurna, atau sebagian besar terionisasi sempurna
4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan banyak, lampu menyala
5. Penghantar listrik yang baik
6. Derajat ionisasi = 1, atau mendekati 1
7. Contohnya adalah: asam kuat (HCl, H2SO4, H3PO4, HNO3, HClO4); basa kuat (NaOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2,
LiOH), garam NaCl
2. Elektrolit lemah, karakteristiknya adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan sedikit ion
2. Molekul netral dalam larutan banyak
3. Terionisasi hanya sebagian kecil
4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan sedikit, lampu tidak menyala
5. Penghantar listrik yang buruk
6. Derajat ionisasi mendekati 0
7. Contohnya adalah: asam lemah (cuka, asam askorbat, asam semut), basa lemah [Al(OH)3, NH4OH, Mg(OH)2,
Be(OH)2]; garam NH4CN
Sebagai tambahan, larutan non elektrolit memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Tidak menghasilkan ion
2. Semua dalam bentuk molekul netral dalam larutannya
3. Tidak terionisasi
4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: tidak menghasilkan gelembung, dan lampu tidak menyala
5. Derajat ionisasi = 0
6. Contohnya adalah larutan gula, larutan alcohol, bensin, larutan urea.

E. Materi Pokok(materi ajar)
Larutan elektrolit dan non elektrolit

Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis atau lebih zat. suatu larutan terdiri atas zat pelarut (
solvent ) dan zat terlarut ( solute ). Dilihat dari kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik larutan
dibedakan menjadi 2 yaitu:

1.Larutan Elektrolit adalah larutan yang dapat terurai menjadi partikel partikel yang bermuatan (ion
positif dan ion negative),dan dapat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit pada alat uji elektrolit
ditandai dengan lampu menyala dan timbulnya gelembung gas pada salah satu atau kedua
elektrodanya. Larutan elektrolit dibedakan menjadi 2 yaitu:

a) Elektrolit kuat : seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi sempurna). Karena banyak
ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat Lampu menyala terang, dan pada
permukaan elektroda terdapat banyak gelembung gas. Contoh : NaCl, H2SO4, HCl, HNO3, HBr, HI,
HClO4, NaOH, KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2, Sr(OH)2, NaCl. KCl, Mg(NO3)2, dsb

b) Elektrolit lemah :. Lampu menyala redup/ tidak menyala dan pada permukaan elektroda terdapat
sedikit gelembung gas. Hal ini disebabkan tidak semua larutan terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak
sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik
Contoh : HF, HNO2, HCN, H2S, CH3COOH, NH3, Al(OH)3, Fe(OH)3 dsb

2. Larutan Non Elektrolit adalah larutan yang tidak dapat mengalami ionisasi(terurai) menjadi partikel-
partikel bermutan (ion positif dan ion negatif) dan tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hal ini
ditandai lampu tidak menyala pada alat uji elektrolit dan tidak terdapat gelembung gas pada permukaan
elektrodanya.

Contoh : larutan gula, larutan UREA, larutan alkohol dsb.
Tabel Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan Elektrolit Larutan non elektrolit
1. Dapat menghantarkan listrik
1. Tidak dapat menghantarkan listrik
1. Terjadi proses ionisasi
(terurai menjadi ion-ion)
2. Tidak terjadi proses ionisasi
1. Lampu dapat menyala terang atau
redup dan ada gelembung gas
3. Lampu tidak menyala dan tidak
ada
Contoh:Garam dapur (NaCl),Cuka
dapur (CH3COOH)
Air accu (H2SO4)
Garam magnesium (MgCl2)
Contoh:
Larutan gula (C12H22O11)
Larutan urea (CO NH2)2
Larutan alkohol C2H5OH (etanol)
Larutan glukosa (C6H12O6)

Bagaimana larutan elektrolit atau zat elektrolit dapat menghantarkan arus listrik??? Menurut Arrhenius
bahwa dalam larutan elektrolit yang berperan menghantarkan arus listrik adalah partikel-partikel
bermutan (ion) yang bergerak bebas didalam larutan. Contohnnya bila Kristal NaCl dilarutkan dalam air,
maka oleh pengaruh air NaCl terdissosiasi menjadi ion positif Na+ (kation) dan ion Cl- (anion) yang bebas
bergerak. Ion-ion inilah yang menghantarkan arus listrik dalam larutan elektrolit melalui kedua ujung
kawat (kutub electrode) pada alat uji elekrolit.

Dari pengamatan tersebut diketahui bahwa ion-ion positif bergerak menuju ke kutub negative dan ion-
ion negatif bergerak ke kutub positif, jadi dapat disimpulkan bahwa suatu zat dapat menjadi elektrolit
bila didalam larutannya zat tersebut terurai menjadi ion-ion yang bebas bergerak
http://nurchemistry.wordpress.com/prangkat-pembelajaran/rpp/elektrolit-nonelektrolit/
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT


PENGERTIAN LARUTAN
Kita sering mendengar kata larutan. Ada larutan gula, larutan garam, larutan teh. Tapi bagaimana
dengan air kopi? Apakah kita menganggapnya sebagai sebuah larutan?


Suatu campuran terdiri dari dua komponen utama, yaitu zat terlarut dan zat pelarut. Jika dari
contoh di atas zat terlarutnya adalah, gula, garam, teh, dan kopi; sedangkan zat pelarutnya adalah
air.


Suatu zat dikatakan larutan jika campuran antara zat terlarut dan pelarutnya bersifat homogen.
Artinya tidak terdapat batas antar komponennya, sehingga tidak dapat dibedakan lagi antara zat
pelarut (air) dan terlarutnya (gula, kopi, maupun teh). Beda halnya dengan air kopi, masih terdapat
perbedaan antara keduanya, walaupun secara kasat mata, airnya sudah berubah warna menjadi
hitam. Hal ini juga berlaku untuk campuran antara pasir dan air. Anda bisa menambahkan sendiri
contoh-contonya. Untuk air kopi kita menyebutnya sebagai larutan heterogen.


PENGERTIAN LARUTAN ELEKTROLIT
Mari kita kembali ke pokok bahasan ini. Pastinya kita pernah melihat orang melakukan
penangkapan ikan dengan alat setrom listrik yang sumber arusnya berasal dari aki; atau kalian
pernah mendengar penyataan jika kita menyentuh stop kontak dalam kondisi tangan basah,
kemungkinan besar akan kesetrom. Apa yang menjadi faktor penyebab dari semua perilaku ini?
Mengapa ikan bisa mati jika alat setrom dicelupkan kedalam air? Bukankah penghantar listrik erat
kaitannya dengan suatu bahan logam? Pertanyaan-pertanyaan ini akan kita bahas di sini.


Suatu larutan dapat dikatakan sebagai larutan elektrolit jika zat tersebut mampu menghantarkan
listrik. Mengapa zat elektrolit dapat menghantarkan listrik? Ini erat kaitannya dengan ion-ion yang
dihasilkan oleh larutan elektrolit (baik positif maupun negative). Suatu zat dapat menghantarkan
listrik karena zat tersebut memiliki ion-ion yang bergerak bebas di dalam larutan tersebut. ion-ion
inilah yang nantinya akan menjadi penghantar. Semakin banyak ion yang dihasilkan semakin baik
pula larutan tersebut menghantarkan listrik.


BERBAGAI JENIS LARUTAN ELEKTROLIT
Larutan apa saja yang dapat menghantarkan listrik? Terdapat berbagai jenis larutan yang bisa
menghantarkan listrik. Pembagian zat tersebut adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan jenis larutan
a. Larutan asam (zat yang melepas ion H
+
jika dilarutkan dalam air),
contohnya adalah:
1. Asam klorida/asam lambung : HCl
2. Asam florida : HF
3. Asam sulfat/air aki : H2SO4
4. Asam asetat/cuka : CH3COOH
5. Asam askorbat/Vit C
6. Asam sianida : HCN
7. Asam nitrat : HNO3
8. Asam fospat : H3PO4
b. Larutan basa (zat yang melepas ion OH
-
jika dilarutkan dalam air),
contohnya adalah:
1. Natrium hidroksida/soda kaustik : NaOH
2. Calcium hidroksida : Ca(OH)2
3. Litium hidroksida : LiOH
4. Kalium hidroksida : KOH
5. Barium hidroksida : Ba(OH)2
6. Magnesium hidroksida : Mg(OH)2
7. Aluminium hidroksida : Al(OH)3
8. Besi (II) hidroksida : Fe(OH)2
9. Besi (III) hidroksida : Fe(OH)3
10. Amonium hirdoksida : NH4OH
c. Larutan garam (zat yang terbentuk dari reaksi antara asam dan basa),
contohnya adalah:
1. Natrium klorida/garam dapur : NaCl
2. Ammonium clorida : NH4Cl
3. Ammonium sulfat : (NH4)2SO4
4. Calcium diklorida : CaCl2


2. Berdasarkan jenis ikatan:
a. Senyawa ion (senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion),
contohnya adalah: NaCl, CaCl2, AlCl3, MgF2, LiF (sebagian besar berasal
dari garam)
b. Senyawa kovalen polar (senyawa melalui ikatan kovalen yang
bersifat polar/memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar antar
atom), contohnya adalah: HCl, NaOH, H2SO4, H3PO4, HNO3, Ba(OH)2
(berasal dari asam dan basa)


KEKUATAN LARUTAN ELEKTROLIT
Kekauatan larutan elektrolit erat kaitannya dengan derajat ionisasi/disosiasi . Derajat
ionisasi/disosiasi adalah perbandingan antara jumlah ion yang dihasilkan dengan jumlah zat mula-
mula. Dapat dirumuskan sebagai berikut:


= mol ion yang dihasilkanmol zat mula-mula


Derajat ionisasi memiliki rentang antara 0 sampai 1.


Jika derajat ionsisasi suatu larutan mendekati 1 atau sama dengan 1, ini mengindikasikan bahwa zat
tersebut tergolong larutan elektrolit kuat. Artinya adalah sebagian besar/semua zat tersebut
terionisasi membentuk ion positif dan ion negative. Hanya sebagian kecil/tidak ada zat tersebut
dalam bentuk molekul netral.


Jika derajat ionsisasi suatu larutan mendekati 0, ini mengindikasikan zat tersebut tergolong larutan
elektrolit lemah. Artinya adalah hanya sebagian kecil zat tersebut yang terionsisasi menghasilkan
ion positif dan ion negative. Sisanya masih berupa molekul netral.


Jika derajat ionisasi suatu larutan sama dengan 0, ini mengindikasikan zat tersebut tergolong
larutan non elektrolit. Artinya adalah zat tersebut tidak mengalami ionisasi/tidak menghasilkan ion
positif dan ion negative, semuanya dalam bentuk molekul netral. Perhatikan gambar di bawah ini.




Gambar A:
Pada larutan ini derajat ionisasinya = 1; artinya semua larutan membentuk ion-ion (positif dan
negative), tidak ada dalam bentuk molekul netralnya. Gelembung yang dihasilkan banyak dan
dapat menyalakan nyala lampu.


Gambar B:
Pada larutan ini derajat ionisasinya mendekati 1; artinya sebagian besar larutan terionisasi
membentuk ion positif dan ion negative, hanya sebagian kecil dalam bentuk molekul netralnya.
Walaupun masih terdapat molekul netral, gas yang terbentuk banyak (tapi tidak sebanyak
gambar A) dan dapat menyalakan lampu.


Gambar C:
Pada larutan ini derajat ionisasinya mendekati 0; artinya hanya sebagian kecil yang terionsisasi
membentuk ion positif dan ion negative. Sebagian besar terdapat dalam bentuk molekul netral.
Gelembung yang dihasilkan sedikit, dan lampu tidak menyala.


Gambar D:
Pada larutan ini derajat ionisasinya = 0; artinya tidak ada zat yang terionisasi membentuk ion positif
dan ion negative, semua zat masih dalam bentuk molekul netralnya. Tidak menghasilkan
gelembung dan lampu tidak menyala.


PEMBAGIAN LARUTAN ELEKTROLIT
Terdapat dua jenis larutan elektrolit, yaitu sebagai berikut:
1. Elektrolit kuat, karakteristiknya adalah sebagai berikut:
a. Menghasilkan banyak ion
b. Molekul netral dalam larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali
c. Terionisasi sempurna, atau sebagian besar terionisasi sempurna
d. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan
banyak, lampu menyala
e. Penghantar listrik yang baik
f. Derajat ionisasi = 1, atau mendekati 1
g. Contohnya adalah: asam kuat (HCl, H2SO4, H3PO4, HNO3, HF); basa kuat
(NaOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Li(OH)2), garam NaCl


2. Elektrolit lemah, karakteristiknya adalah sebagai berikut:
a. Menghasilkan sedikit ion
b. Molekul netral dalam larutan banyak
c. Terionisasi hanya sebagian kecil
d. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan sedikit, lampu tidak
menyala
e. Penghantar listrik yang buruk
f. Derajat ionisasi mendekati 0
g. Contohnya adalah: asam lemah (cuka, asam askorbat, asam semut), basa lemah {Al(OH)3,
NH4OH}, garam NH4CN


Sebagai tambahan, larutan non elektrolit memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Tidak menghasilkan ion
2. Semua dalam bentuk molekul netral dalam larutannya
3. Tidak terionisasi
4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: tidak menghasilkan gelembung, dan lampu tidak
menyala
5. Derajat ionisasi = 0
6. Contohnya adalah larutan gula, larutan alcohol, bensin, larutan urea.


Teori Ion Svante August Arrhenius
Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan
larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik? Penjelasan tentang
permasalahan di atas pertama kali dikemukakan olehSvante August
Arrhenius (1859 1927) dari Swedia saat presentasi disertasi PhD-nya di
Universitas Uppsala tahun 1884.
Menurut Arrhenius, zat elektrolit dalam larutannya akan terurai menjadi
partikel-partikel yang berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik yang
dinamakan ion. Ion yang bermuatan positif disebut kation, dan ion yang bermuatan
negatif dinamakananion.
Peristiwa terurainya suatu elektrolit menjadi ion-ionnya disebut proses
ionisasi. Ion-ion zat elektrolit tersebut selalu bergerak bebas dan ion-ion inilah
yang sebenarnya menghantarkan arus listrik melalui larutannya. Sedangkan zat
nonelektrolit ketika dilarutkan dalam air tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap
dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik. Hal inilah yang menyebabkan
larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan:
1. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena zat elektrolit dalam
larutannya terurai menjadi ion-ion bermuatan listrik dan ion-ion tersebut selalu
bergerak bebas.
2. Larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat
nonelektrolit dalam larutannya tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam
bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik.
Zat elektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya dapat menghantarkan
arus listrik karena telah terionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik.
Zat nonelektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya tidak dapat
menghantarkan arus listrik karena tidak terionisasi menjadi ion-ion, tetapi tetap
dalam bentuk molekul.

Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah
Berdasarkan kuat-lemahnya daya hantar listrik, larutan elektrolit dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Larutan elektrolit kuat, yaitu larutan elektrolit yang mengalami ionisasi
sempurna. Indikator pengamatan: lampu menyala terang dan timbul gelembung gas
pada elektrode. Contoh: larutan H2SO4, larutan NaOH, dan larutan NaCl.
b. Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan elektrolit yang mengalami sedikit ionisasi
(terion tidak sempurna). Indikator pengamatan: lampu tidak menyala atau menyala
redup dan timbul gelembung gas pada elektrode. Contoh: larutan CH3COOH dan
larutan NH4OH.
Larutan nonelektrolit tidak akan terionisasi dalam larutan. Proses ionisasi
dipengaruhi oleh konsentrasi. Untuk membedakan larutan elektrolit dan
nonelektrolit, dapat menggunakan derajat dissosiasi.Derajat dissosiasi adalah
fraksi molekul yang benar-benar terdissosiasi. Atau dapat juga merupakan
perbandingan mol zat terionisasi dengan mol zat mula-mula.

Nilai dapat berubah-ubah antara 0-1 dengan ketentuan:
= 1 , larutan terdissosiasi sempurna = elektrolit kuat
0 < < 1 , larutan terdissosiasi sebagian = elektrolit lemah
= 0 , larutan tidak terdissosiasi = nonelektrolit
Tabel perbedaan elektrolit kuat dan elektrolit lemah

Larutan Elektrolit dan Ikatan Kimia
Kemampuan untuk menghantarkan arus listrik tidak hanya dimiliki oleh
senyawa ionik. Beberapa senyawa kovalen juga mampu menghantarkan listrik. Meski
demikian, senyawa kovalen dan ionik memiliki beberapa perbedaan dalam
menghantarkan arus listrik.
a. Senyawa ionik Senyawa ionik adalah senyawa yang atom-atomnya berikatan secara
ionik. Ikatan ionik adalah ikatan yang dihasilkan dari perpindahan elektron dari satu
atom ke atom lain. Satu atom memberikan satu atau lebih dari elektron terluarnya.
Atom yang kehilangan elektron menjadi ion positif (kation) dan atom yang menerima
elektron menjadi ion negatif (anion).

Dalam larutan, senyawa ionik akan terurai sempurna menjadi ion-ionnya yang
bergerak bebas. Ion-ion itulah yang menghantarkan arus listrik. Dalam larutan,
senyawa ionik pada umumnya membentuk larutan elektrolit kuat.
Contoh:
NaCl (aq) Na+ (aq) + Cl- (aq)
KOH (aq) K+ (aq) + OH- (aq)
b. Senyawa kovalen Senyawa kovalen adalah senyawa yang atom-atomnya
berikatansecara kovalen. Ikatan kovalen terjadi akibat penggunaan bersama-sama
pasangan elektron oleh dua atom. Senyawa kovalen nonpolar timbul karena
perbedaan elektronegativitas antaratom yang sangat kecil, bahkan hampir sama.
Sementara itu, senyawa kovalen polar timbul karena perbedaan elektronegativitas
yang cukup besar antara dua atom. Hal tersebut menyebabkan salah satu atom lebih
positif dan yang lain lebih negatif.
Larutan senyawa kovalen polar mampu menghantarkan arus listrik dengan baik.
Hal tersebut terjadi karena senyawa kovalen polar dalam air akan terdissosiasi
menjadi ion-ionnya.
Contoh: HCl (aq) H+ (aq) + Cl- (aq)
Beberapa senyawa kovalen polar tidak terdissosiasi sempurna dalam pelarut
air sehingga memiliki kemampuan daya hantar listrik yang rendah. Hal ini karena
dalam pelarut air, hanya sedikit dari zat tersebut yang terdissosiasi membentuk
ion.
Contoh: NH3(aq) + H2O (l) NH4+ (aq) + OH- (aq)

Daftar Pustaka
Harnanto,Ari dan Ruminten. 2009. Kimia 1 Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: SETI-AJI
Permana, Ifan. 2009. Memahami Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: PT Intan
pariwara.

Membedakan Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit
Larutan elektrolit dan non elektrolit dapat dibedakan dengan jelas dari sifatnya yaitu kemampuan
menghantarkan listrik.
a) Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik.
Hal ini untuk pertama kalinya diterangkan oleh Svante August Arrhenius (1859-1927), seorang
ilmuwan dari Swedia. Arrhenius menemukan bahwa zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi
partikel-partikel berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik. Karena secara total larutan
tidak bermuatan, maka jumlah muatan positif dalam larutan harus sama dengan muatan negatif.
Atom atau gugus atom yang bermuatan listrik itu dinamai ion. Ion yang bemuatan positif disebut
kation, sedangkan ion yang bermuatan negatif disebut anion. Pembuktian sifat larutan elektrolit
yang dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen. Zat-zat yang
tergolong elektrolit yaitu asam, basa, dan garam. Contoh larutan elektrolit kuat : HCl, HBr, HI,
HNO
3
, dan lain-lain. Contoh larutan elektrolit lemah : CH
3
COOH, Al(OH)
3
dan Na
2
CO
3
.
b) Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.
Adapun larutan non elektrolit terdiri atas zat-zat non elektrolit yang tidak dilarutkan ke dalam
air tidak terurai menjadi ion (tidak terionisasi). Dalam larutan, mereka tetap berupa molekul yang
tidak bermuatan listrik. Itulah sebabnya larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.
Pembuktian sifat larutan non elektrolit yang tidak dapat menghantarkan listrik ini dapat
diperlihatkan melalui eksperimen. Contoh larutan non elektrolit: Larutan Gula (C
12
H
22
O
11
),
Etanol (C
2
H
5
OH), Urea (CO(NH
2
)
2
), Glukosa (C
6
H
12
O
6
), dan lain-lain.

1.4 Kekuatan Elektrolit
Kekuatan suatu elektrolit ditandai dengan suatu besaran yang disebut derajat ionisasi ()
Keterangan :
Elektrolit kuat memiliki harga = 1, sebab semua zat yang dilarutkan terurai menjadi ion
Elektrolit lemah memiliki harga <1, sebab hanya sebagian yang terurai menjadi ion.
Adapun non elektrolit memiliki harga = 0, sebab tidak ada yang terurai menjadi ion.
Elektrolit kuat : = 1(terionisasi sempurna)
Elektrolit lemah : 0 < < 1 (terionisasi sebagian)
Non Elektrolit : = 0 (tidak terionisasi)
Reaksi Ionisasi Elektrolit Kuat
Larutan yang dapat memberikan lampu terang, gelembung gasnya banyak, maka laurtan ini
merupakan elektrolit kuat. Umumnya elektrolit kuat adalah larutan garam. Dalam proses
ionisasinya, elektrolit kuat menghasilkan banyak ion maka = 1 (terurai seluruhnya), pada
persamaan reaksi ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan. Perlu
diketahui pula elektrolit kuat ada beberapa dari asam dan basa.
Contoh :
NaCl (aq) Na
+
(aq) + Cl
-
(aq)
KI (aq) K
+
(aq) + I
-
(aq)
Ca(NO
3
)
2
(g) Ca
2+
(aq) + 2NO
3
-
(aq)

Reaksi Ionisasi Elektrolit Lemah
Larutan yang dapat memberikan nyala redup ataupun tidak menyala, tetapi masih terdapat
gelembung gas pada elektrodanya maka larutan ini merupakan elekrtolit lemah. Daya hantarnya
buruk dan memiliki (derajat ionisasi) kecil, karena sedikit larutan yang terurai (terionisasi).
Makin sedikit yang terionisasi, makin lemah elektrolit tersebut. Dalam persamaan reaksi ionisasi
elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik) artinya tidak semua molekul
terurai (ionisasi tidak sempurna)
Contoh:
CH
3
COOH (aq) CH
3
COO
-
(aq) + H
+
(aq)
NH
4
OH(g) NH
4
+
(aq) + OH
-
(aq)

Anda mungkin juga menyukai