Asam
1. Pengertian Asam
Zat atau senyawa asam telah dikenal orang sejak zaman dahulu. Jauh sebelum ilmu pengetahuan
berkembang seperti sekarang.ini, masyarakat di Mesopotamia telah menggunakan air kuat
untuk memisahkan biji emas dari campurannya dengan perak. Sekarang ini, zat yang dikenal
dengan air kuat tersebut disebut dengan asam nitrat.
Meskipun senyawa asam telah dikenal sejak zaman dahulu, tetapi penjelasan ilmiah tentang
senyawa asam baru dimulai sekitar akhir abad ke-18, yaitu sejak Antoine Laurent
Lavoisier mengemukakan pendapat bahwa semua zat asam mengandung oksigen. Pada
kenyataannya, pendapat Lavoisier tersebut terbukti tidak benar, karena terdapat beberapa
senyawa asam yang tidak mengandung oksigen.
Pada tahun 1810, ahli kimia Inggris yang bernama Sir Humphry Davy mengemukakan pendapat,
bahwa semua senyawa asam mengandung unsur hidrogen, dan bukan oksigen seperti yang
dikemukakan oleh Lavoisier. Setelah itu tahun 1884, ahli kimia Swedia yang bernama Svate
August Arrhenius mengemukakan teori ion, dan kemudian merumuskan pengertian asam.
Menurut Arrhenius, suatu atom unsur penyusun senyawa kimia yang berinteraksi dengan atom
unsur lainnya dapat kehilangan sejumlah elektron atau memperoleh sejumlah elektron. Atom
unsur yang kehilangan elektron akan bermuatan positif. Sedangkan atom unsur yang
mendapatkan tambahan elektron akan bermuatan negatif. Unsur yang bermuatan listrik positif
atau negatif tersebut dinamakan ion. Contoh ion antara lain adalah ion hidrogen (H
+
), ion
natrium (Na
+
), ion klorida (Cl
-
), ion hidroksida (OH
-
), dan lain-lain. Dengan demikian,
pengertian asam menurut Arrhenius adalah sebagai berikut.
Asam adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidrogen (H
+
).
Berdasarkan pengertian asam menurut Arrhenius tersebut, maka ketika suatu senyawa asam
dilarutkan ke dalam air akan terbentuk ion hidrogen (H
+
) dan ion negatif menurut reaksi sebagai
berikut.
Asam H
+
+ ion negatif
Contoh:
Asam klorida (HCL) H
+
+ Cl
-
Asam sulfat (H
2
SO
4
) 2H
+
+ SO
4
2-
Asam fosfat (H
3
PO
4
) 3H
+
+ PO
4
3-
2. Sifat Senyawa Asam
Senyawa asam dapat berupa zat padat, cair, maupun gas. Beberapa senyawa asam ini ada yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh kita, dan ada pula yang sangat beracun serta membahayakan.
Secara umum, senyawa-senyawa asam atau bahan yang mengandung asam mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut.
a. Bersifat korosif, artinya dapat merusak benda-benda lain, termasuk logam dan marmer.
b. Dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas hidrogen (H
2
).
c. Mempunyai rasa yang asam.
d. Dapat mengubah warna zat lain, seperti lakmus, sari bunga sepatu, sari kol merah, dan lain-lain.
3. Senyawa Asam dalam Kehidupan Sehari-hari
Senyawa asam banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, dalam susu
terdapat senyawa asam laktat, dalam buah jeruk terkandungasam sitrat, dalam buah anggur
terdapat senyawa asam tartrat. Dalam tubuh manusia terdapat senyawa-senyawa asam yang
berfungsi sebagai zat pembangun, yaitu protein yang terbentuk dari asam amino. Selain itu juga
terdapat lemak yang terbentuk dari asam lemak. Salah satu senyawa asam yang berperan dalam
sistem pencernaan makanan adalah asam klorida yang terdapat di dalam lambung dan berfungsi
alam menghancurkan zat-zat makanan, serta asam karbonat dan asam fosfat yang terdapat
didalam darah dan berperan dalam pengangkutan zat-zat makanan. Senyawa asam yang sering
digunakan dalam makanan adalah cuka (asam asetat). Selain cuka, masih banyak lagi zat asam
yang ada di sekitar kita.
Meskipun menurut Arrhenius, senyawa asam selalu mengandung hidrogen, tetapi tidak semua
senyawa yang mengandung hidrogen tergolong senyawa asam. Sebagai contoh, gula pasir
(C
12
H
22
O
11
), etanol (C
2
H
5
OH), dan beberapa zat lain yang mengandung unsur hidrogen, tetapi
tidak tergolong senyawa asam. Hal ini karena senyawa-senyawa tersebut tidak dapat membentuk
H
+
di dalam air.
Di sisi lain, dalam atmosfer bumi terdapat banyak zat pembentuk asam. Letusan gunung berapi
membuang gas SO
2
dan SO
3
ke udara. Karbon dioksida hasil pernafasan manusia dan hewan
pun dilepaskan ke udara. Gas karbon monoksida (CO) hasil pembakaran dan pengolahan industri
juga disuplai ke udara. Zat-zat seperti SO
2
, SO
3
, CO
2
, CO, dan masih banyak zat lain dapat
bereaksi menjadi zat asam saat bereaksi dengan air hujan. Inilah yang menyebabkan hujan asam.
Hujan asam tersebut mencemari lingkungan dan bersifat korosif terhadap logam. Zat-zat yang
dapat bereaksi dengan zat lain membentuk zat asam disebut oksida asam. Selain zat tersebut,
masih banyak lagi oksida asam lainnya, seperti N
2
O
3
, N
2
O
5
, P
2
O
3
, dan P
2
O
5
.
Tabel nama asam yang telah dikenal
B. Basa
1. Pengertian Basa
Jika zat asam menghasilkan ion hidrogen (H
+
) yang bermuatan positif lain halnya dengan basa.
Dalam hal ini, basa mempunyai arti sebagai berikut:
Basa adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH
-
).
Berdasarkan pengertian basa di atas, maka ketika suatu senyawa basa dilarutkan ke dalam air,
maka akan terbentuk ion hidroksida (OH
-
) dan ion positif menurut reaksi sebagai berikut.
Basa ion positif + OH
-
Contoh:
Natrium hidroksida (NaOH) Na
+
+ OH
-
Amonium hidroksida (NH
4
OH) NH
4
+
+ OH
-
Kalsium hidroksida (Ca(OH)
2
) Ca
2+
+ 2(OH)
-
Ion hidroksida (OH
-
) terbentuk karena senyawa hidroksida (OH) mengikat satu elektron saat
dimasukkan ke dalam air.
2. Sifat Senyawa Basa
Secara umum, sifat senyawa basa atau bahan-bahan yang mengandung basa mempunyai sifat-
sifat sebagai berikut.
a. Bersifat kaustik, artinya dapat merusak kulit kita.
b. Terasa licin di tangan. Hal ini karena dapat bereaksi dengan lemak pada kulit kita dan
membentuk lapisan sabun.
c. Mempunyai rasa pahit atau getir.
d. Dapat mengubah warna zat lain, seperti lakmus, sari bunga sepatu, sari kol merah, dan lain-lain.
Akan tetapi, perubahan warna yang diakibatkan oleh senyawa basa berbeda dengan perubahan
warna yang diakibatkan oleh senyawa asam.
3. Senyawa Basa dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan senyawa-senyawa basa dalam berbagai
bahan. Sebagai contoh, air kapur mengandung kalsium hidroksida dan pada cairan pembersih
kaca atau lantai umumnya mengandung larutan amonium hidroksida.Selain itu, para penderita
penyakit maag dapat meminum obat yang mengandung senyawa basa aluminium
hidroksida dan magnesium hidroksida. Beberapa produk seperti sabun, pasta gigi, dan produk-
produk kosmetik juga banyak mengandung senyawa basa.
Senyawa basa juga digunakan dalam bidang pertanian, yaitu sebagai bahan baku untuk membuat
pupuk. Jika tanah terlalu asam, maka para petani menaburkan pupuk yang mengandung
senyawa kalsium hidroksida (Ca(OH)
2
).
Seperti halnya asam, basa juga mempunyai oksida basa (zat yang apabila bereaksi dengan air
membentuk basa), antara lain : Na
2
O, K
2
O, CaO, BaO, Al
2
O
3
, dan lain-lain.
Tabel nama basa yang telah dikenal
C. Indikator Asam-Basa
1. Indikator Buatan
Sebernarnya, untuk mengetahui asam atau basanya suatu zat dapat dicicipi dengan menggunakan
lidah. Akan tetapi, perlu kita ingat juga bahwa tidak semua zat aman bagi tubuh kita karena ada
bahan yang bersifat racun. Untuk keperluan eksperimen para ilmuan menciptakan lakmus.
Lakmus adalah sejenis zat yang diperoleh dari jenis lumut kerak (Rocella tinctoria). Lakmus
sekarang yang terdapat dilaboratorium kimia tersedia dalam bentuk kertas.
Sebagai indikator asam-basa, lakumus memiliki beberapa kelebihan antara lain sebagai berikut:
a. Lakmus dapat berubah warnanya dengan cepat saat bereaksi dengan asam maupun basa. Warna
yang terjadi pada lakmus dapat terlihat jelas. Lakmus akan berwarna merah dalam larutan asam
dan akan berwarna biru dalam larutan basa.
b. Lakmus sukar bereaksi dengan oksigen dalam udara bebas, sehingga dapat bertahan lama (awet).
c. Lakmus dapat diserap oleh kertas, sehingga digunakan dalam bentuk kertas lakmus (agar zat
lebih mudah meresap).
Selain lakmus, dalam laboratorium kimia juga masih banyak lagi indikator asam-basa buatan
antara lain fenolftalen, metil merah,dan brom timol biru.
Fenolftalen dalam larutan asam tetap (tidak berubah warnanya), sedangkan dalam larutan basa
berubah menjadi warna merah. Metil mera dalam larutan asam berwarna merah sedangkan dalam
larutan basa berwarna kuning.
Tabel Indikator asam-basa
Nama Indikator Dalam Basa Dalam Asam
Lakmus Biru Merah
Metil merah Kuning Merah
Fenolftalen merah Tak berwarna
Brom timol biru biru kuning
2. Indikator Alami
Di samping menggunakan indikator buatan, seperti lakmus, fenolftalen, metil merah, dan brom
timol biru, kita juga dapat mengenali senyawa asam-basa dengan menggunakan indikator alami,
seperti bunga sepatu, kunyit, kol merah, dan beberapa jenis tumbuhan lainnya.
D. Garam
Jika mendengar kata garam, pastilah yang terbayang pada benakmu adalah garam dapur.
Garam dapur memang merupakan salah satu contoh garam.
Dalam kehidupan sehari-hari pernahkah kamu melihat orang yang sakit perut (maag dan
sejenisnya)? Tahukah kamu mengapa orang yang sakit maag minum obat sakit maag
atau antacid? Apakah antacid itu? Orang mengalami sakit perut disebabkan asam lambung yang
meningkat. Untuk menetralkan asam lambung (HCl) digunakan antacid. Antacid mengandung
basa yang dapat menetralkan kelebihan asam lambung (HCl). Umumnya zat-zat dengan sifat
yang berlawanan, seperti asam dan basa cenderung bereaksi membentuk zat baru. Bila larutan
asam direaksikan dengan larutan basa, maka ion H+ dari asam akan bereaksi dengan ion OH-
dari basa membentuk molekul air.
H
+
(aq)
+ OH
-
(aq)
H
2
O
()
Asam Basa Air
Karena air bersifat netral, maka reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan. Apakah
terjadi reaksi antara ion negatif dari asam dan ion positif logam dari basa? Ion-ion ini akan
bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam. Bila garam yang terbentuk ini mudah
larut dalam air, maka ion-ionnya akan tetap ada di dalam larutan. Tetapi jika garam itu sukar
larut dalam air, maka ion-ionnya akan bergabung membentuk suatu endapan. Jadi, reaksi asam
dengan basa disebut juga reaksi penggaraman karena membentuk senyawa garam. Mari kita
simak contoh reaksi pembentukan garam berikut.
Asam + Basa Garam + Air
Asam klorida + Natrium hidroksida Natrium klorida + air
HCl
(aq)
+ Na OH
(aq)
Na Cl
(aq)
+ H
2
O
()
Asam Basa Garam Air
Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan, tetapi hasil reaksi (garam) tidak
selalu bersifat netral. Sifat asam basa dari larutan garam bergantung pada kekuatan asam dan
basa penyusunnya.
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral, disebut garam normal,
contohnya NaCl dan KNO
3
. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam
dan disebut garam asam, contohnya adalah NH
4
Cl. Garam yang berasal dari asam lemah dan
basa kuat bersifat basa dan disebut garam basa, contohnya adalah CH
3
COONa. Contoh asam
kuat adalah HCl, HNO
3
, H
2
SO
4
. Adapun KOH, NaOH, Ca(OH)
2
termasuk basa kuat.
Simaklah beberapa garam yang telah dikenal dalam kehidupan sehari-hari pada tabel berikut.
Apa sajakah garam yang ada dalam kehidupan kita?
Tabel nama garam yang telah dikenal
E. Derajat Keasaman dan Kebasaan (pH dan pOH)
Mungkin kamu pernah mendengar istilah pH suatu larutan. Apakah pH itu? Pada dasarnya
derajat/tingkat keasaman suatu larutan (pH = potenz Hydrogen)) bergantung pada konsentrasi ion
H
+
dalam larutan. Semakin besar konsentrasi ion H
+
semakin asam larutan tersebut. Umumnya
konsentrasi ion H
+
pada larutan sangat kecil, maka untuk menyederhanakan penulisan digunakan
konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion H
+
. Nilai pH sama dengan negatif logaritma
konsentrasi ion H
+
dan secara matematika dinyatakan dengan persamaan
pH = - log (H
+
)
Analog dengan pH, konsentrasi ion OH