Anda di halaman 1dari 6

Nama : fahima hi ilyas

Npm : 03292722030

Kls/semester : B/ IV

BAB I

Ikatan metallic (ikatan logam)

A. Pengertian ikatan logam (ikatan metallic)

Ikatan logam adalah suatu jenis ikatan kimia yang melibatkan gaya tarik elektrostatik
di antara elektron konduksi yang dikumpulkan di dalam suatu awan elektron dan ion
logam bermuatan positif.Ikan logam adaah ikatan ikatan yang terjadi antara atom-atom
logam, baik atom-atom logam yang sejenis maupuntidak sejenis. Elektron pada kulit
terluar dari atom logam memiiki ikatan yang lemah dengan inti atomnya. Hal ini membuat
atom-atom logam cenderung melepaskan elektron pada kulit terluarnya dan berubah
menjadi ion positif. Ikatan logam lebih berperan dalam berbagai sifat fisik yang dimiliki
oleh sesuatu logam seperti kekuatan, duktilitas, konduktivitas termal dan listrik, serta
kilauan.

Ikan logam iyalah ikatan kimia yang karena pengunaan bersama elektron-elektron
valensi antar atom-atom logam, contoh logam besi, zeng, dan perak. Salah satu teori yang
dikemukakan dalam penjelasan ikatan logam adalah teori Lautan elektron. Teori lautan
elektron atau sering disebut toeri awan adalah gaya tarik antara muatan positif dari ion-ion
logam (kation logam) dengan muatan negatif yang terbentuk dari elektron valensi dari
atom logam.

Meskipun istilah "ikatan logam" lebih sering digunakan menggantikan "ikatan


kovalen", penggunaan pengikatan logam (metallic bonding) lebih dianjurkan, karena jenis
ikatan ini bersifat kolektif dalam alam, dan satu "ikatan logam" tunggal tidak ada. Tidak
semua logam memiliki pengikatan logam: salah satu contoh adalah ion merkuri (Hg 2+ 2 )
yang membentuk ikatan kovalen logam-logam.

B. Ciri-ciri ikatan logam


 Biasanya atom-atom logam di ibaratkan seperti bola pingpong yang terjelar
rapat satu sama lain.
 Atom logam memiliki sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah dilepas
dan membentuk ion positif.
 Kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong)
sehingga elektron bisa berpinda dari satu atom ke atom yang lain.
 Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi
logam mengalami suatu delokalisasi yaitu suatu keadan di mana elektron
valensi tersebu tidak tetap posisinya pada satu atom, tetapi senantiasa
berpinda-pinda dari satu atom ke atom yang lain.
 Elektron-elektron valensi tersebut berbaur membentu awan elektron yang
menyelimuti ion-ion positif logam.

C. Struktur logam

Ion-ion tembaga disatukan oleh daya tarik elaktron bebas di antara mereka. Gaya tarik
yang kuat di sebut ikatan logam

Susunan teratur ion menghasilkan kristal tembaga, hal ini menunjukan kristal dalam
sepotong tembaha, diperbesar 1000 kali (mereka semua dalam sudut yang berbeda)

Kristal tembaga disebut bijian. Sebuah benjolan tembaga seperi ini terdiri dari jutaan
butir bergabung bersama-sama
D. Sifat logam
Biasanya logam bersifat padat pada temperatur dan tekanan standar, dengan
pengecualian unsur merkuri dan galium yang keduanya berupa cairan. Pada umumnya
logam mempunyai sifat fisis, antara lain:
 Memiliki konduktivitas termal dan listrik yang tinggi.
 Berkilau dan memantulkan cahaya
 Dapat ditempa dan memeiliki variasi kekuatan mekanik

Sifat-sifat logam tidak bisah dimasukan dalam kriteria ikatan seperti katan
kovalen maupun ikatan ion

E. Proses pembentukan ikatan logam


Pada proses ikatan logam terjadi saling meminjamkan elektron, hanya saja jumlah
atom yang bersama-sama saling meminjamkan elektron valensinya (elektron yang berda
pada kulit terluar) tidak terjadi hanya antara dua melainkan beberapa atom tetapi dalam
jumlah yang tidak terbatas. Setiap atom menyerahkan elektron valensi unruk di pakai
bersama, dengan demikian akan ada ikatan terik menarik antara atom-atom yang saling
berdekatan.
Jarak antara atom ini akan tetap sama, maksudnya bila ada atom yang bergerak
menjauh maka gaya tarik menarik akan menarik kembali ke posisi semula dan jika
bergerak terlalu mendekat maka akan timbul gaya tolak menolak karena inti-inti atom
berjarak terlalu dekat padahal muatan muatan listriknya sama sehingga kedudukan atom
relatif terhadap atom lain. akan tetapi pada ikatan logam, inti-inti atom berjarak tertentu
dan terletak beraturan sedangkan eletron yang saling dipinjamkan seolah-olah
membentuk kabut elektron. Dalam logam, orabital atom terluar yang terisi elektron
menyatu menjadi suatu sistem terdelokalosasi yang merupakan dasar pembentukan
ikatan logam.
Atom-atom logam dapat berikatan sambung menyambung ke segala arah sehingga
menjadi molekul yang besar. Satu atom akan berikatan dengan beberapa atom lain
disekitarnya. Akibatnya atom tersebut terikat kuat dan menjadi logam berwujud padat
(kecuali Hg) dan umumnya keras.

F. Reaksi senyawa logam


Logam-logam alkali mempunyai beberapa sifat fisik antara lain semuanya lunak,
putih mengkilat, putih mengkilat, dan mudah dipotong. Jika logam-logam tersebut
dibiarkan udara terbuka maka permukaannya akan menjadi kusam karena logam-logam
tersebut mudah bereaksi dengan air atau oksigen, dan biasanya disimpan dalam minyak
tanah.
Bersamaan dengan bertambahnya nomor atom maka tingkat kelunakannya juga
semakain bertambah.
BAB II

IKATAN ION

A. Pengertiang ikatan ion

Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke
atom yang lain (James E. Brady,1990). Ikatan ion terbentuk antara atom yang
melepaskan elektron (logam) dengan atom yang menangkap elektron (bukan logam).
Atom logam, setelah melepaskan elektron berubah ion positif. Sedangkan atom bukan
logam, setelah menerima elektron berubah menjadi ion negatif. Antara ion-ion yang
berlawanan muatan ini ini terjadi tarik menarik (gaya elektrostastis) yang disebut ikatan
ion (ikatan elektrovalen). Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut senyawa ionik.
Senyawa ionik biasanya terbentuk atom-atom antara unsur logan dan non-logam.

B. Contoh ikatan ionik

Proses terbentuknya ikatan ion dicontohkan dengan pembentukan NaCl. Natrium (Na)
dengan konfigurasi elektron (2,8,1) akan lebih stabil jika melepaskan 1 elektron sehingga
konfigurasi elektron berubah menjadi (2,8). Sedangkan klorin (Cl), yang mempunyai
konfigurasi (2,8,7) jika akan lebuh stabil ketika mendapatkan 1 elektron sehingga
konfigurasinya menjadi (2,8,8). Jadi agar keduanya lebih stabil, maka natrium
menyumbang satu elektron dan klorin akan mendapatkan satu elektron dari natrium.
Ketika natrium kehilangan satu elektron, maka natrium menjadi lebih kecil. Sedangkan
klorin akan menjadi lebih besar karena ketambahan satu elektron.

C. Sifat-sifat ikatan ionik adalah:


 Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar
 Memiliki titik leleh yang tinggi
 Baik larutan maupun lelehnya bersifat elektrolit

D. Keunikan ikatan ionik


1. Ikatan ion terbentuk antara ion logam (ion positif) dan ion non-logam (ion negatif)
2. Penamaan ikatan ionik sederhana dimulai dari nama logam, kemudian di ikuti
nama non-logam.
3. Ikatan ionik mudah larut dalam air dan pelarut polar lainnya
4. Senyawa ionik medah sekali menghantarkan arus listrik jika dalam laruta
5. Senyawa ionik cenderung membentuk kristal solid dengan titik leleh yang tinggi
BAB III

METALURGI

A. Pengertian metalurgi
Metalurgi adalah ilmu pengetahuan dan teknologi logam, pengolahan dari bijihnya,
pemurnian, serta studi sifat maupun penggunaannya. Prosedur pengolahan logam dari
bijihnya melewati tiga tahap yang umum yaitu pemekatan bijih, ekstraksi logam dari
bijihnya termasuk reduksi logam, dan pemurnian (refening) logam. Metalurgi adalah
salah satu bidang ilmu dan teknik bahan yang mempelajari tentang perilaku fisika dan
kimia dari unsur-unsur logam, senyawa-senyawa antarlogam, dan paduan-paduan
logam yang disebut aloi atau lakur. Metalurgi juga adalah teknologi logam, yakni
penerapan sains dalam produksi logam penuangan leburan emas ke dalam acuan
wantah batangan di Tambang Emas La Luz, Siuna, Nikaragua, sekitar 1959. Dan
rekayasa komponen-komponen logam untuk digunakan pada produkproduk yang
ditujukan bagi konsumen dan industri-industri manukfaktur.
DAFTAR PUSTAKA

Arie,rose.2011. complete chemistry for cambridge. Oxford. Secon edition.

Petrucci, Ralph. 1985 kimia dasar prinsip dan terapan moderen edisi ke empat jilit 3.
Jakarta : Erlangga.

Clark J. 2000. Ionic (Electrovalent) Bonding. [terhubung berkala].


http://www.chemguide.co.uk/atoms/bond ing/ionic.html

Anda mungkin juga menyukai