Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH IKATAN KIMIA

IKATAN LOGAM

DISUSUN OLEH :
PUTRADI
AMANDA EKI WIRYA SATI
I WAYAN MARDHAWA SANTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MATARAM
2015

IKATAN LOGAM
A. DEFENISI IKATAN LOGAM
Logam mempunyai beberapa sifat yang unik seperti mengkilat, menghantarkan arus
listrik atau panas, dapat ditempa, ditarik, dan dibengkokkan. Sifat sifat logam tersebut tidak
dapat di jelaskan dengan menggunakan teori ikatan ionik dan ikatan kovalen.
Logam tersusun secara teratur dalam suatu kisi kristal yang terdiri dari ion ion positif
logam di dalam lautan elektron. Lautan elektron tersebut merupakan elektron valensi dari
masing masing atom yamg saling tumpang tindih. Masing masing elektron valensi
tersebut dapat bergerak bebas mengelilingi inti atom yang ada dalam Kristal tersebut dan
tidak hanya terpaku pada salah satu inti atom. Gaya tarik inti atom atom logam dengan
lautan elektron mengakibatkan terjadinya ikatan logam.
Pada ikatan logam terdapat elektron yang bebas mengeliling inti , inti tersusun secara
teratur dikelilingi elektron elektron. Elektron bebas yang mengelilingi inti itu tidak terikat
pada salah satu inti, hingga mudah pindah pindah ke tempat tempat yang energinya
rendah. Dengan adanya elektron yang tidak terikat secara khusus pada inti tertentu, maka
ikatan logam itu kuat dan logam tersebut mudah menghantarkan listrik.
Elektron yang paling luar pada sebagian besar logam biasanya mempunyai hubungan
yang tidak erat dengan ini karena letaknya yang jauh dari muatan positif inti. Semua elektron
valensi logam-logam bergabung membentuk lautan elektron yang bergerak bebas di antara
inti atom. Elektron yang bergerak bebas beraksi sebagai ikatan terhadap ion bermuatan
positif. Ikatan logam tidak mempunyai arah. Akibatnya, ikatan tidak rusak ketika logam
ditempa.
Skema ikatan logam dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Elektron valensi menjadi
terdisosiasi dengan inti atomnya dan membentuk lautan elektron.

Gambar Skema ikatan Logam

Pada umumya Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik
menarik antara muatan positif dari ion ion logam dengan muatan negatif dari elekton
elektron yang bebas bergerak dalam logam tersebut.
Berdasarkan pernyataan dan penjelasan diatas maka

defenisi ikatan logam dapat di

kembangkan sebagai berikut :


1. Ikatan logam adalah ikatan yang disebabkan oleh adanya elektron valensi suatu logam
yang tidak terarah. Misalnya pada logam Li memiliki struktur 1s 2 2s1. Elektron 1s2
terdapat dalam orbital yang terarah sedangkan elektron dalam 2s1 terdapat pada orbital
tidak terarah. Elektron 2s inilah yang akan membentuk ikatan.
2.

Ikatan logam adalah ikatan yang disebabkan oleh tumpang tindih orbital valensi dari
atom-atom logam. Akibatnya elektron-elektron yang ada pada orbitalnya dapat
berpindah ke orbital valensi atom tetangganya.

3.

Ikatan logam adalah ikatan antara inti positif unsur logam di dalam lautan elektron
yang dihasilkan oleh elektron valensi unsur logam yang bersangkutan.

Contoh : Ikatan logam pada logam Natrium


Natrium memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s1. Tiap atom Natrium tersentuh oleh
delapan atom natrium yang lainnya dan terjadi pembagian (sharing) antara atom tengah dan
orbital 3s di semua delapan atom yang lain. Dan tiap atom yang delapan ini disentuh oleh
delapan atom natrium lainya secara terus menerus hingga diperoleh seluruh atom dalam
bongkahan natrium. Semua orbital 3s dalam semua atom saling tumpang tindih untuk
memberikan orbital molekul dalam jumlah yang sangat banyak yang memeperluas
keseluruhan tiap bagian logam.
Elektron dapat bergerak dengan leluasa diantara orbital-orbital molekul tersebut, dan
karena itu tiap elektron menjadi terlepas dari atom induknya. Logam terikat bersamaan
melalui kekuatan daya tarik yang kuat antara inti positif dengan elektron yang terdelokalisasi.

Gambar ikatan anatar ion ion Na+ dengan elektron terdelokalisasi

B. KLASIFIKASI IKATAN LOGAM


Berdasarkan golongannya ikatan logam dapat di klasifikasikan menjadi ikatan logam
pada logam golongan utama dan ikatan logam pada logam golongan transisi .
1. Ikatan logam pada logam golongan utama
Ikatan logam pada unsur golongan utama relatif lebih lemah dibandingkan dengan
dengan unsur golongan transisi. Contohnya kristal besi lebih kuat dibandingkan
dengan kristal logam magnesium.
2. Ikatan logam pada logam golongan transisi
Logam transisi cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi. Alasannya
adalah logam transisi dapat melibatkan elektron 3d yang ada dalam kondisi
delokalisasi seperti elektron pada 4s. Lebih banyak elektron yang dapat terlibat,
kecenderungan daya tarik akan semakin lebih kuat. Contoh ikatan logam pada unsur
transisi transisi adalah Ag, Fe, Cu dan lain-lain.
Berdasarkan unsur penyusunnya ikatan logam terbagi 2 yaitu:
1. Ikatan logam antar unsur sejenis
Misalnya Ikatan antara unsur litium dengan unsur litium yang lainnya.
2. Ikatan logam antar unsur yang berbeda jenis (aloi).
Bahan-bahan logam yang bukan hanya dibuat dari satu jenis unsur logam tetapi telah
dicampur atau ditambah dengan unsur-unsur lain disebut aloi atau sering disebut lakur
atau paduan. Misalnya logam Baja Stainless steel yang terdiri dari logam Besi 72%,
logam Krom 18% dan logam Nikel 8%.
Aloi terbentuk apabila leburan dua atau lebih macam logam dicampur atau
leburan suatu logam dicampur dengan unsur-unsur nonlogam yang campuran tersebut
tidak saling bereaksi serta masih menunjukan sifat sebagai logam setelah didinginkan.
Aloi dibagi menjadi dua macam yaitu aloi selitan dan aloi substitusi. Disebut
aloi selitan bila jari-jari atom unsur yang dipadukan sama atau lebih kecil dari jari-jari
atom logam. Sedangkan aloi substitusi terbentuk apabila jari-jari unsur yang
dipadukan lebih besar dari jari-jari atom logam.
C. FAKTA EKSPERIMEN
Sifat fisika ikatan pada logam tidak dapat di jelaskan dengan teori ikatan ionik dan ikatan
kovalen. Untuk menjelaskan sifat fisika ikatan logam , di kemukakan beberapa teori yang
sejalan dengan perkembangan teori mengenai struktur atom dan teori ikatan utuk senyawa
kovalen.

1. Teori Awan Elektron


Teori ini dikemukakan oleh Drude dan Lorentz pada awal abad ke-20.
Menurut teori ini, didalam Kristal logam, setiap atom melepaskan elektron valensinya
sehingga terbentuk awan elektron dan ion bermuatan positif yang tersusun rapat
dalam awan elektron awan tersebut. Karena elektron valensi tidak terikat pada salah
satu ion logam, tetapi terdelokalisasi terhadap semua ion logam, maka elektron
valensi tersebut bebas bergerak keseluruh bagian dari kristal logam, sama halnya
dengan molekul gas yang dapat bergerak bebas dalam ruangan tertentu.

Gambar Ikatan logam menurut Teori Awan Elektron

Misalnya logam magnesium yang memiliki 2 elektron valensi. Berdasarkan


model awan elektron, logam magnesium dapat dianggap terdiri dari ion positif Mg2+
yang tersusun secara teratur, berulang dan disekitarnya terdapat awan atau lautan
lektron yang dibentuk dari elektron valensi magnesium.

Gambar ikatan logam pada Logam Magnesium

Maka, teori awan atau lautan elektron pada ikatan logam itu didefinisikan
sebagai gaya tarik antara muatan positif dari ion-ion logam (kation logam) dengan
muatan negatif yang terbentuk dari elektron-elektron valensi dari atom-atom logam.
Jadi logam yang memiliki elektron valensi lebih banyak akan menghasilkan kation
dengan muatan positif yang lebih besar dan awan elektron dengan jumlah elektron
yang lebih banyak atau lebih rapat. Hal ini menyebabkan logam memiliki ikatan yang
lebih kuat dibanding logam yang tersusun dari atom-atom logam dengan jumlah
elektron valensi lebih sedikit.

Teori lautan atau awan elektron ini dapat menjelaskan berbagai sifat fisika dari logam.
1. Logam dapat ditempa, dapat dibengkokkan, direntangkan dan tidak rapuh
Hal ini disebabkan atom-atom logam tersusun secara teratur dan rapat
sehingga ketika diberi tekanan atom-atom tersebut dapat tergelincir di atas
lapisan atom yang lain

.
Gambar Sifat fisika logam dapat dibegkokkan dan ditempa

2. Sifat Mengkilap
Di dalam ikatan logam, terdapat elektron-elektron bebas. Sewaktu cahaya
jatuh pada permukaan logam, maka elektron-elektron bebas akan menyerap
energi cahaya tersebut. Elektron-elektron akan melepas kembali energi
tersebut dalam bentuk radiasi elektromagnetik dengan frekuensi yang sama
dengan frekuensi cahaya awal. Oleh karena frekuensinya sama, maka kita
melihatnyta sebagai pantulan cahaya yang datang. Pantulan cahaya tersebut
memberikan permukaan logam tampak mengkilap.
Bila Cahaya tampak jatuh pada permukaan logam, sebagian elektron
valensi yang mudah bergerak tersebut akan tereksitasi. Ketika elektron yang
tereksitasi tersebut kembali kepada keadaan dasarnya, maka energi cahaya
dengan panjang gelombang tertentu akan dipancarkan kembali. Peristiwa ini
dapat menimbulkan sifat kilap yang khas pada logam.
3. Daya hantar listrik
Di dalam ikatan logam, terdapat elektron valensi yang bebas (mudah bergerak)
yang dapat membawa muatan listrik. Jika diberi suatu beda tegangan, maka
elektron-elektron ini akan bergerak dari kutub negatif menjadi kutub positif
4. Daya hantar panas
Elektron-elektron yang bergerak bebas di dalam kristal logam memiliki energi
kinetik. Jika dipanaskan, elektron-elektron akan memperoleh energi kinetik
yang

cukup

untuk

dapat

bergerak/bervibrasi

dengan

cepat.

Dalam

pergerakannya, elektron-elektron tersebut akan bertumbukkan dengan


elektron-elektron lainnya. Hal ini menyebabkan terjadinya transfer energi dari
bagian bersuhu tinggi ke bagian bersuhu rendah.

Gambar Sifat logam menghantarkan panas

5. Titik didih dan titik leleh tinggi


Pada logam, Ikatan logam tidak sepenuhnya putus sampai logam mendidih ini
menunjukkan bahwa ikatan logam memiliki titik didih yang tinggi. Hal ini
dikarenakan atom-atom logam terikat oleh ikatan logam yang kuat. Untuk
mengatasi ikatan tersebut, diperlukan energi dalam jumlah yang besar.
2. Teori Resonansi
Pada tahun 1965 Pauling mengemukakan ikatan logam dengan menetapkan
konsep resonansi.Menurut teori ini ikatan logam merupakan ikatan kovalen dan sesuai
dengan struktur kristal logam yang dapat diamati pada eksperimen maka dapat
diperkirakan terjadi resonansi.Dalam mengembangkan teorinya Pauling meninjau
kristal logam Li.Dari tafsiran analisis terhadap pola difraksi sinar-X oleh kristal logam
Li dapat diketahui bahwa setiap atom Li dikelilingi oleh 8 atom Li yang lain.Karena
elekton valensi Li adalah 1,maka tidak mungkin 1 atom Li nmengikat 8 atom Li
lainnya. Bila atom Li menggunakan elektron valensinya,maka resonansi pasangan
ikatan Li-Li terjadi secara serempak didalam kisi kristalnya.
3. Teori Pita
Dikenal logam yang tidak begitu baik menghantarkan listrik yang disebut
semikonduktor, di samping logam yang menghantarkan listrik dengan baik yaitu
konduktor. Sifat logam konduktor, semikonduktor dapat dijelaskan melalui Teori Pita.
Teori

Pita

yang

menggunakan

pendekatan Teori

Orbital

Molekul,

mulai

dikembangkan pada tahun 1970. Melelui pendekatan tersebut dianggap orbital atom
logam dalam kisi kristalnya, membentuk orbital molekul berupa pita.
Misalnya kisi kristal Li dalam satu dimensi. Konfigurasi elektron Liadalah 1s22s1.
Pada pemebentukan rantai Li Li Li .......Li Li Li, 2 atom Li membentuk
Li2, 3 atom Li membentuk Li3 dan seterusnya. Pembentukan Li2, orbital 2s dari masing
masing atom Li menghasilkan sebuah orbital bonding dan sebuah orbital anti
bonding. Elektron elektron yang berasal dari orbital 2s kedua atom Li , akan
menempati orbital molekul bonding sedangkan orbital molekul anti bonding tidak

ditempati elektron. Pada pembentukan Li 3 dihasilkan 1 orbital molekul bondingyang


ditempati 2 elektron , 1 orbital anti bonding dimana terdapat sebuah elektron dan 1
orbital molekul anti bonding yang masih kosong. Pada pembentukan Li4 dihasilkan 2
orbital molekul bonding yang masing masing ditempati 2 elektron dan 2 orbital
molekul anti bonding yang masih kosong.
Kita dapat bayangkan bahwa N atom Li yang terdapat dalam kisi Kristal Li
dapat membentuk N/2 orbital molekul bonding dan N/2 orbital molekul anti bonding.
N/2 orbital molekul bonding yang terbentuk mempunyai tingkat energy yang sama
dan menempati ruang yang sangat berdekatan sehingga menjadi kontinu. Hal sama
juga terjadi pada N/2 orbital molekul anti bonding yang kontinu menyerupai pita.
D. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IKATAN LOGAM
1. Titik leleh dan titik didih
Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena
kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan berbeda antara logam yang satu dengan
logam yang lain. Titik leleh dan titik didih logam berkaitan langsung dengan kekuatan
ikatan logamnya. Titik didih dan titik leleh logam makin tinggi bila ikatan logam yang
dimiliki makin kuat. Contohnya pada logam alkali semakin kebawah titik didih
semakin rendah sehingga ikatan logamnya akan semakin lemah.

Logam

Titik lebur (C)

Titik didih (C)

Li

180

1330

Na

97,8

892

63,7

774

Rb

38,9

688

29,7

690

Cs

Tabel Titik Lebur dan Titik Didih Logam Alkali

Titik didih dan titik leleh berhubungan dengan sifat periodik unsur yaitu sifat jarijari atomnya. Semakin besar jari-jari atomnya maka semakin kecil titik didih dan titik
lelehnya sehingga mengakibatkan ikatan lebih lemah.

2. Jari-jari atom
Dalam sistem periodik unsur, pada satu golongan dari atas kebawah, ukuran kation
logam dan jari-jari atom logam makin besar. Hal ini menyebabkan jarak antara pusat kationkation logam dengan awan elektronnya semakin jauh, sehingga gaya tarik elektrostatik antara
Logam

Jari-jari
(pm)

atom

logam Kation logam

Jari-jari kation logam


(pm)

Li

157

Li+

106

Na

191

Na+

132

235

K+

165

Rb

250

Rb+

175

Cs
272
Cs+
188
kation-kation logam dengan awan elektronnya semakin lemah.

Tabel Jari-Jari Atom Logam Alkali


3.

Jumlah elektron valensi (elektron yang terdelokalisasi)


Logam-logam golongan 1 seperti natrium dan kalium memiliki ikatan logam
yang relatif rendah karena tiap atomnya hanya memiliki satu elektron untuk
dikontribusikan pada ikatan. Sedangkan pada logam golongan II seperti magnesium
memiliki dua elektron untuk dikontribusikan pada ikatan sehingga logam golongan II

memiliki ikatan yang relatif lebih kuat dibanding logam golongan I.


4. Bilangan koordinasi
Logam natrium dikelilingi oleh delapan logam natrium yang lainnya,
sedangkan logam magnesium dikelilingi oleh dua belas logam magnesium lainnya.
Hal ini menyebabkan ikatan logam pada magnesium lebih besar dibandingkan dengan
ikatan logam pada natrium.

KESIMPULAN
1. Ikatan logam merupakan salah satu jenis ikatan kimia yang tak dapat dijelaskan secara
teori ikatan ionik dan ikatan kovalen.
2. Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik menarik antara
muatan positif dari ion ion logam dengan muatan negatif dari elekton elektron
yang bebas bergerak dalam logam tersebut.
3. Sifat Fisika dari logam seperti dapat ditempa, menghantarkan arus listrik, mengkilap,
dan titik didih yang tinggi dapat dijelaskan dengan teori awan elektron, dan teori pita.
4. Ikatan logam dapat dibagi menjadi 2 bagian berdasarkan golongan yaitu ikatan logam
pada golongan utama dan ikatan logam pada golongan transisi dan berdasarkan
unsure penyusunnya ikatan logam juga dibagi 2 yaitu ikatan logam antar unsur
sejenis dan ikatan logam antar unsure yang berbeda.
5. Teori awan elektron atau teori elektron bebas, ikatan logam terdapat antara ion logam
bermuatan positif dan elektron yang mudah bergerak dalam lautan elektron.
6. Teori pita dapat menjelaskan mengenai sifat logam sebagai konduktor, semikonduktor
dan isolator.
7.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kuatnya ikatan logam adalah: titik didih dan titik
leleh, jari-jari atom, jumlah elektron valensi yang terdelokalisasi, dan bilangan
koordinasi.

DAFTAR PUSTAKA
Jahro, Iis S. 2014. Ikatan Kimia. Medan : Jurusan Kimia FMIPA UNIMED
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar . Jakarta: Erlangga
Sukardjo. 1990. Ikatan Kimia. Jakarta: Rineka Cipta
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika.Jakarta : Rineka Cipta
Syarifuddin, Nuraini. 2002. Ikatan Kimia. Jakarta: Universitas Terbuka
http://www.ilmukimia.org/2013/01/ikatan-logam.html
http://www.chem-is-try.org/?s=ikatan+logam
http://hildajunandaharahap.wordpress.com/2012/05/31/ikatan-logam-10/

Anda mungkin juga menyukai