Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KIMIA DASAR
BANGUNAN ATOM DAN HUBUNGAN BERKALA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

Muliadi (170140128)
Safrina melya (170140130)
Arif setiawan dika (170140131)
Novita dewi (170140132)
Muammar khadafi (170140133)
Lisa andriani (170140136)
M. firman maulana (170140137)
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Suryati, ST, MT

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2017/2018
KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dengan karunia dan hidayahnya sehingga
kami masih diberikan kesadaran dan kemauan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
teknik kimia dengan judul “bangunan atom ; hubungan berkala” sesuai dengan waktu yang telah di
tentukan. Laporan ini kami susun berdasarkan berbagai referensi yang kami ambil serta ilmu yang
kami peroleh selama pembelajaran yang kami ikuti.
Makalah kimia dasar yang telah kami susun ini di buat dalam rangka memenuhi tugas dari
dosen pembimbing dan merupakan tanggung jawab kami sebagai mahasiswa untuk
menyelesaikan materi presentasi.
Dengan selesainya penyusunan makalah ini kami mengucapan terima kasih kepada dosen
pembimbing maupun kepada kawan kawan kelompok dua yang senantiasa bekerja sama dalam
membantu penyusunan makalah ini. Semoga dengan selesainya makalah ini, kami dapat
mempresentasikan hasil kerja kami dengan maksimal.

Kami sangat menyadari keterbatasan dan kelemahan juga masih banyaknya kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, maka dari itu kami mohon maaf jika adanya kekeliruan dalam
penyampaian materi ini. Kami juga sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosenpembimbing
maupun dari kawan kawan sekalian, agar kami dapat menyusun makalah yeng lebih baik lagi
kedepannya.

Lhokseumawe, 20 September 2017

penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................................................... 1
1.3 Manfaat ........................................................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian struktur atom ............................................................................................. 2
2.2 Perkembangan teori atom ........................................................................................... 2
2.3 Partikel atom dan sub atom ......................................................................................... 6
2.4 Susunan berkala .......................................................................................................... 12
2.5 Kegunaan tabel berkala ............................................................................................... 17
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Mencari nilai neutron ................................................................................................... 18
3.2 Mencari Konfigurasi elektron ....................................................................................... 18
3.3 Menghitung bobot atom ............................................................................................... 18
3.4 Menentukan isotop, isobar dan isoton ......................................................................... 19
BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 20
4.2 Saran ........................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Segala sesuatu benda dalam alam ini mempunyai unsur dan partikel dalam penyusunannya.
Suatu zat atau benda memiliki beberapa partikel dalam menyusun dirinya, mulai dari partikel
berukuran makro hingga partikel yang berukuran mikro. Dalam partikel berukuran mikro, zat-zat itu
akan tersusun atas partikel yang lebih kecil lagi sehingga pada akhirnya tidak dapat dibagi lagi.
Partikel itulah yang disebut dengan atom. Atom merupakan partikel yang sangat kecil yang
tersusun atas partikel sub - atom, yaitu proton, elektron, dan neutron.
Perkembangan model atom dimulai dari yang hipotesis-hipotesis. Kemudian seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi banyak teori-teori atom yang baru dari hasil
pemikiran para ilmuwan yang menghasilkan fakta-fakta percobaan dan melengkapi bahkan
memperbaruhi dari teori sebelumnya, hingga akhirnya model atom mengalami modifikasi menjadi
model yang sekarang dikenal. Pada saat sekarang, pengambaran dari sebuah atom telah semakin
sempurna dan lengkap dan semakin banyak partikel-partikel penyusun atom yang ditemukan.
Sehingga, model atom selalu mengalami perubahan. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami
mencoba menguraikan beberapa tentang atom, mulai dari awal mula perkembangan model atom,
timbulnya teori-teori tentang atom dan susunan atom berkala.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menguraikan beberapa penemuan tentang teori-teori atom yang di kemukakan oleh para ahli.
2. Menjelaskan apa itu yang dimaksud atom.
3. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan hubungan berkala dalam atom.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Memberikan bekal pengetahuan agar dapat mengetahui menganai bangunan atom
2. Menambah pengetahuan mengenai bangunan atom.
3. Memberikan pengetahuan agar dapat mengetahui ruang lingkup hubungan berkala
dalam atom.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Struktur Atom


Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari proton,neutron dan elektron.
Proton dan neutron yang berada di dalam inti atom, sedangkan elektron bergerak mengelilingi inti
atom karena muatan listriknya.Semua elektron bermuatan negatif (-) dan semua proton bermuatan
positif (+).Sementara itu neutron bermuatan netral.

2.2 Perkembangan Teori Atom


A. Leokippos dan Demokritus (460-380 SM)
Leokippos bersama Demokritus muridnya mencetuskan tentang keberadaan atom, bahwa
materi terbentuk dari materi yang sudah tidak terbagi lagi. Yang kemudian mereka namai dengan
sebutan atom. Atom berasal dari bahasa yunani (atomos = tak terbagi). Namun pendapat ini tidak
didukung dengan eksperimen yang meyakinkan sehingga tidak dapat diterima oleh para ahli salah
satunya Aristoteles, ia berpendapat bahwa materi bersifat kontinu ( materi dapat dibelah terus
menerus sampai tidak terhingga). Oleh karena itu Aristoteles termasuk orang yang sangat
berpengaruh pada masa itu.
B. John Dalton (1803- 1807 M)
Berdasarkan berbagai penemuan pada masa itu John Dalton merumuskan teorinya tentang
atom yang pertama kali, yang dikenal sebagai teori atom Dalton. Berikut adalah pendapat Dalton
tentang atom :
1. Setiap unsur terdiri dari partikel yang sudah tidak terbagi lagi, dinamai dengan atom.
2. Atom – atom dari suatu unsur adalah identik. Atom – atom dari unsur yang berbeda,
mempunyai sifat yang berbeda dan mempunyai masa yang berbeda pula.
3. Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain, dan tidak dapat
dimusnahkan atau diciptakan.
Senyawa terbentuk ketika atom – atom dari dua jenis unsur atau lebih bergabung dengan
perbandingan tertentu.
Namun pada perkembangannya terdapat kelemahan dari teori atom Dalton, diantaranya:
1. Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi.
2. Tidak dapat menjelaskan cara atom- atom saling berikatan.
3. Tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu dengan atom lain.
Meskipun demikian, teori atom Dalton diterima, karena dapat menjelaskan dengan baik
beberapa fakta eksperimen pada masa itu, diantaranya :
- Hukum Kekekalan Massa (hukum Lavoisier) : massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
sama.
- Hukum Perbandingan Tetap (hukum Proust) : perbandingan massa unsur-unsur yang
menyusun suatu zat adalah tetap.

Gambar 1.1 Modem atom Dalton

C. Hipotesa Prout (1785-1855 M)


Hipotesa Prout adalah upaya yang dilakukan diawal abad ke -19 untuk menjelakan
keberadaan unsur kimia melalui hipotesis tentang struktur – struktur internal dari atom. Pada 1815
dan 1816 kimiawan Inggris William Prout menerbitkan dua artikel dimana ia mencatat bahwa berat
atom yang telah ditetapkan untuk unsur yang dikenal pada saat itu tampaknya menjadi beberapa
dari semua berat atom Hidrogen.
D. JJ Thomson(1900 M)
Kelemahan dari Dalton diperbaiki oleh JJ. Thomson, yaitu dengan eksperimen yang
dilakukan melalui tabung sinar kotoda.Hasil eksperimennya menyatakan ada partikel bermuatan
negatif dalam atom yang disebut elektron.

Gambar 1.2 model atom JJ Thomson


Gambar 1.3 Percobaan tabung sinar katoda

Thomson mengusulkan model atom seperti roti kismis atau kue onde-onde. Suatu bola
pejal yang permukaannya dikelilingi elektron dan partikel lain yang bermuatan positif sehingga
atom bersifat netral. Kelemahan model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan
positif dan negatif dalam bola atom tersebut.
E. Rutherford (1910 M)
Pada tahun 1910, Rutherford bersama dua assitennya yaitu Hans Geiger dan Ernest
Marsden, melakukan serangkaian percobaan untuk mengetahui lebih banyak tentang susunan
atom. Mereka menembaki lempeng mas yang sangat tipis dengan partikel sinar alpha yang
berenergi tinggi. Sebelumnya telah ditemukan partikel alpha yaitu partikel yang bermuatan positif
dan bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga dapat menembus lembaran tipis kertas.
Hasil eksperimen tersebut adalah, ternyata partikel itu ada yang diteruskan, dibelokkan atau
dipantulkan. Berarti didalam atom terdapat susunan-susunan partikel bermuatan positif dan
negatif.
Hipotesa dari Rutherford adalah atom yang tersusun dari inti atom dan elektron yang
mengelilinginya. Inti atom bermuatan positif dan massa atom terpusat pada inti atom. Kelemahan
dari teori atom Rutherford ialah tidak dapat menjelaskan mengapa elektron itu tidak jatuh ke
intinya.

Gambar 1.5 model atom Rutherford


F. Nielhs Bohr (1913)
Kelemahan dari Rutherford diperbaiki oleh Niels Bohr dengan percobaannya
menganalisa spektrum warna dari atom hidrogen yang berbentuk garis. Pada tahun 1913,
berdasarkan analisis spektrum atom dan teori kuantum yang dikemukakan oleh Max planck,
Nielsh bohr mengajukan model atom hidrogen.

Gambar 1.6 model atom Niels Bohr

Hipotesis Bohr adalah :


a. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang
bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
b. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau
memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan berkurang. Jika berpindah
lintasan ke lintasan yang lebih tinggi maka elektron akan menyerap energi. Jika beralih ke
lintasan yang lebih rendah maka akan memancarkan energi.
Kelebihan atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat
berpindahnya elektron. Kelemahan model atom ini adalah tidak dapat menjelaskan spekrum
warna dari atom berelektron banyak. Sehingga diperlukan model atom yang lebih sempurna dari
model atom Bohr.
G. Teori Mekanika Kuantum (1926)
Teori ini dikembangkan berdasarkan teori mekanika kuantum yang disebut
mekanika gelombang dan diprakarsai oleh 3 ahli, yaitu:
a) Louis Victor de Broglie
Menyatakan bahwa materi mempunyai dualisme sifat yaitu sebagai materi dan
sebagai gelombang.
b) Werner Heisenberg
Mengemukakan prinsip ketidakpastian untuk materi yang bersifat sebagai
partikel dan gelombang. Jarak atau letak elektron-elektron yang mengelilingi inti hanya dapat
ditentukan dengan kemungkinan – kemungkinan saja.
c) Erwin Schrodinger (menyempurnakan model Atom Bohr)
Berhasil menyusun persamaan gelombang untuk elektron dengan menggunakan prinsip
mekanika gelombang. Elektron-elektron yang mengelilingi inti terdapat di dalam suatu orbital yaitu
daerah 3 dimensi di sekitar inti dimana elektron dengan energi tertentu dapat ditemukan dengan
kemungkinan terbesar.

Gambar 1.7 atom modern


Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital
menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau
hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk kulit.Dengan
demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit terdiri dari beberapa orbital. Walaupun
posisi kulitnya sama tetapi posisi orbitalnya belum tentu sama.

2.3 Partikel Atom dan Sub Atom


A. Sifat Benda Bermuatan
sifat benda bermuatan:
- Arus listrik adalah gerakan partikel bermuatan dalam suatu penghantar.
- Partikel yang muatannya berlawanan akan saling menarik, sebaliknya partikel yang sama
akan tolak menolak.
- Partikel bermuatan bergerak diantara kawat atau lempeng bermuatan yang disebut
elektrode. Elektrode yang bermuatan positif disebut anode (+), sedangkan elektrode yang
bermuatan negatif, disebut katode (-).

B. Bukti – bukti Eksperimen


a.) Elektron
- Percobaan tabung sinar katode pertama kali dilakukan oleh William Crookes (1875). Hasil
ekperimennya yaitu ditemukannya seberkas sinar yang muncul dari arah katode menuju ke
anode yang disebut sinar katode.
- George Johnstone Stoney (1891) mengusulkan nama sinar katode disebut “elektron”.
Kelemahan dari stoney tidak dapat menjelaskan pengaruh elektron terhadap perbedaan sifat
antara atom suatu unsur dengan atom dalam unsur lainya.
- Antonine Henri Beecquerel (1896) menemukan sinar yang dipancarkan dari unsur-unsur
radioaktof yang sifatnya mirip dengan elektron.
- Joseph John Thomson (1897) melanjutkan eksperimen William Crookes yaitu pengaruh
medan listrik dan medan magnet dalam tabung sinar katode.Hasil percobaan J.J Thomson
menujukkan bahwa sinar katode dapat dibelokkan ke arah kutub positif medan listrik. Hal ini
membuktikan terdapat partikel bermuatan negatif dalam suatu atom.
- Besarnya muatan dalam eletron ditemukan oleh Robert Andreww miliki (1908) melalui
percobaan tetes Minyak Milikan. Minyak disemprotkan kedalam tabung yang bermuatan litrik.
Akibat gaya tarik grafitasi akan mengendapkan tetesan minyak yang turun. Apabila tetesan
minyak diberi muatan negatif maka akan tertarik ke kutub positif medan listrik. Dari hasil
percobaan Milikan dan Thomson diperoleh muatan elektron-1 dan massa elektron 0.
b.) Proton
Jika massa elektron 0 bearti suatu partikel tidak mempunyai massa. Namun pada kenyataan
nya partikel materi mempunyai massa yang dapat diukur dan atom bersifat atom netral. Eugene
Goldstein (1886) melakukan eksperimen dari tabung gas yang memiliki katode, yang diberi
lubang-lubang dan diberi muatan listrik. Hasil eksperimen tersebut membuktikan bahwa pada saat
terbentuk elektron yang menuju anode, terbentuk pula sinar positif yang menuju arah berlawanan
melalui lubang pada katode. Setelah berbagai gas dicoba dalam tabung ini, ternyata gas
hidrogenlah yang menghasilkan sinar muatan positif yang paling kecil baik massa maupun
muatanya, sehingga partikel ini disebut proton. Massa proton = 1 sma (satuan massa atom) dan
muatan proton = +
c.) Inti Atom
Setelah penemuan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan penelitian
penembakan lempeng tipis emas. Jika atom terdiri dari partikel yang bermuatan positif dan negatif
maka sinar alfa yang ditembakkan seharusnya tidak ada yang diteruskan/ menembus lempeng
sehingga mincullah istilah inti atom. Ernest Rutherford dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest
Marsden (1911) menemukan konsep inti atom didukung oleh penemuan sinar X oleh WC. Rontgen
(1895) dan penemuan zat radioaktif (1896). Berikut gambar percobaannya.

Gambar 1.8 penelitian penembakan lempeng tipis emas


Hasil percobaan ini membuat Rutherford menyatakan hipotesisnya bahwa atom tersusun
dari inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron
yang bermuatan negatif, sehingga atom bersifat netral. Massa inti atom tidak seimbang dengan
massa proton yang ada dalam inti atom, sehingga dapat diprediksi bahwa ada partikel lain dalam
inti atom.
d.) Neutron
Prediksi dari Rutherford memicu W. Bothe dan H. Becker (1930) melakukan eksperimen
penembakan partikel pada inti atom berilium (Be) dan dihasilkan radiasi partikel berdaya tembus
tinggi James Chadwick (1932). Ternyata partikel yang menimbulkan radiasi berdaya tembus tinggi
itu bersifat nertal atau tidak bermuatan dan massanya hampir sama dengan proton. Partikel ini
disebut neutron.

C. Menentukan Struktur Atom Berdaasarkan Tabel Periodik


1. Partikel Dasar Penyusun Atom
Struktur atom menggambarkan bagaimana partikel-partikel dalam atom tersusun, atom
tersusun atas inti atom dan dikelilingi elektron-elektron yang tersebar dalam kulit-kulitnya.
Sebagian besar atom terdiri dari ruang hampa yang dalamnya terdapat inti yang sangat kecil di
mana massa dan muatan positifnya dipusatkan dan dikelilingi oleh elektron-elektron yang
bermuatan negatif. Inti atom tersusun atas sejumlah proton dan neutron. Jumlah proton dalam inti
atom menentukan muatan inti atom, sedangkan massa atom inti ditentukan oleh banyaknya
proton dan neutron.
2. Memahami Susunan dari Sebuah Atom
Cara memahami susunan dari sebuah atom adalah :
1. Lihatlah nomor dari tabel periodik, nomor atom selalu lebih kecil dari nomor massa
2. Nomor atom merupakan jumlah proton. Oleh karena sifat atom netral, maka nomor atom juga
merupakan jumlah elekton
3. Susunan elektron-elektron dalam level-level energi, selalu isi level terdalam sebelum mengisi
level luar
Dua hal yang penting diperhatikan jika anda melihat susunan daam tabel periodik
a. Jumlah elektron tingkat terluar (atau kulit terluar)sama dengan nomor golongan (kecuali
helium yang memiliki 2 elektron. Gas mulia biasa disebut dengan golonga 0 bukan golongan
8. Hal ini berlaku diseluruh golongan unsur pada tabel periodik (kecuali unsur-unsur transisi).
Jadi, jika anda mengetahui bahwa barium terletak pada golongan 2, bearti barium memiliki 2
elektron pada tingkat teluar.
b. Gas mulia memiliki elektron penuh pada tingkat terluar
D. Nomor Atom Dan Nomor Massa
Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas satu sama lain. Dengan penemuan partikel
penyusun atom dikenal istilah nomor atom (Z) dan nomor massa (A). Dimana :
A = nomor massa
Z = nomor atom
X = lambang unsur
Nomor Massa (A) = Jumlah proton + Jumlah Neutron, Atau
Jumlah Neutron = Nomor massa – Nomor atom
Nomor Atom (Z) = Jumlah proton

1.Nomor Atom (Z)


Nomor atom (Z) menujukkan jumlah proton (muatan positif) atau jumlah elektron dalam atom
tersebut. Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu unsur. Oleh karena atom bersifat netral maka
jumlah proton sama dengan jumlah elektronya, sehingga nomor atom juga menujukkan jumlah
elektron. Elektron inilah yang nantinya paling menentukan sifat suatu unsur. Nomor atom ditulis
agak ke bawah sebelum lambang unsur.
2.Nomor Massa (A)
Massa elektron sangat kecil dan dianggap nol sehingga massa atom ditentukan oleh
inti atom yaitu proton dan neutron. Nomor massa (A) menyatakan banyaknya proton dan neutron
yang menyusun inti atom suatu unsur. Nomor massa ditulis agak ke atas sebelum lambang unsur.

E. Isotop, Isobar, Dan Isoton Suatu Unsur


1. Isotop adalah atom-atom yang memiliki nomor atom sama, tetapi nomor massanya berbeda
serta unsur-unsur yang sama.
2.Isobar adalah atom-atom yang memiliki nomor atom dan unsur-unsur yang berbeda tetapi
nomor massa sama.
3.Isoton adalah atom-atom dengan nomor atom, nomor massa dan unsur-unsur yang berbeda
tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama.

Gambar 1.9 contoh isotop, isobar dan isoton


F. Menentukan Elektron Valensi
1. Konfigurasi Elektron
Konfigurasi (susunan) elektron suatu atom berdasar pada kulit-kulit atom tersebut. Ada dua
cara penyusunan elektron yaitu :
1) cara per kulit (cara K L M N)
2) cara persubkulit ( cara s p d f )
Konfigurasi elektron perkulit didasarkan pada jumlah elektron maksimum yang dapat
mengisi setiap kulit sesuai dengan rumusan :

∑e maksimum perkulit =

Perhatikan tabel berikut :


Kulit n Elektron maksimum
K 1 2(1)2=2
L 2 2(2)2=8
M 3 2(3)2=18
N 4 2(4 )2=32

Telah diketahui bahwa elektron menempati kulit atom berdasarkan tingkat energinya.
Dengan demikian, pengisian elektron dimulai dari tingkat energi terendah menuju tingkat energi
yang lebih tinggi. Prinsip ini dikenal dengan prinsip Aufbau. Keadaan ketika elektron mengisi kulit
dengan energi terendah disebut keadaan dasar (ground state). Perhatikan urutan pengisian
elektron dengan menggunakan diagram aufbau berikut :

Gambar 1.10 Urutan tingkat energi pada


orbital.
Arah anak panah menyatakan urutan pengisian orbital. [1] Urutan orbital berdasarkan
tingkat energi mengacu pada urutan arah panah, yaitu 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, dan seterusnya. Dari
urutan tersebut terlihat bahwa tingkat energi 3d lebih besar dibandingkan tingkat energi 4s. Jadi,
setelah 3p penuh, elektron akan mengisi subkulit 4s terlebih dahulu sebelum subkulit 3d.
Pada saat pengisian elektron subkulit dengan tingkat energi terendah diisi penuh terlebih
dahulu, kemudian sisa elektron akan menempati subkulit dengan tingkat energi lebih tinggi.
Misalnya pada atom hidrogen, elektron terletak pada subkulit 1s. Jadi orbital ini mempunyai tingkat
energi paling rendah. Karena atom hidrogen mempunyai 1 elektron maka kita tulis 1s1 untuk
menunjukkan konfigurasi elektron atom hidrogen.
2. Elektron Valensi
Elektron yang berperan dalam reaksi pembentukan ikatan kimia dan reaksi kimia adalah elektron
pada kulit terluar atau elektron valensi. Jumlah elektron valensi suatu atom ditentukan
berdasarkan elektron yang terdapat pada kulit terakhir dari konfigurasi elektron atom tersebut.
Perhatikan tabel berikut :

Unsur –unsur yang mempunyai jumlah elektron valensi yang sama akan memiliki sifat
kimia yang sama pula.

G. Perhitungan Bobot Atom


pengukuran cermat dengan spektograf massa memberikan cara terbaik untuk menentukan
bobot atom unsur –unsur. Bobot atom suatu unsur adalah rata – rata berbobot dari bobot isotop –
isotop alamiahnya.

Unsur Nomor Lambang Bobot Kelimpahan Bobot


massa isotop isotop persen rata-rata
sma sma
1
hidrogen 1 H 1.0078 99.985 1.0079
2
2 H 2.0141 0.015
12
Karbon 12 C 12(eksak) 98.892 12.011
13
13 C 13.0034 1.108
14
nitrogen 14 N 14.0031 99.635 14.007
15
15 N 15.0001 0.365
16
oksigen 16 O 15.9949 99.759 15.999
17
17 O 16.9991 0.037
18
18 O 17.9992 0.204
54
besi 54 Fe 53.940 5.84 55.85
56
56 Fe 55.935 91.68
57
57 Fe 56.935 2.17
58
58 Fe 57.933 0.31

Hanya isotop radioaktif yang dicantumkan

2.4 Susunan Berkala


Susunan Berkala disebut juga sebagai sistem periodik unsur.Dengan ilmu kimia kita dapat
mempelajari segala sesuatu tentang unsur-unsur dan interaksi antara suatu unsur dengan unsur
yang lainya,sehingga dapat terjadi suatu perubahan kimia (reaksi kimia persenyawaan dan lain-
lain).
Seperti kita ketahui, telah dikenal lebih 100 unsur terdapat di alam dan masing-masing unsur
memiliki sifat-sifat yang berbeda.Oleh karna itu untuk mepelajari setiap unsur,perlu diadakan
klasifikasi unsur-unsur dalam golongan-golongan yang didasarkan atas persamaan sifat-
sifatnya.Unsur-unsur yang memiliki sifat-sifat yang mirip dimasukkan ke dalam satu
golongan,sehingga dapat dipelajari dengan lebih mudah dan lebih sistematis sekaligus dapat
melihat hubungan antara satu hal dengan hal lainya.
A. Sejarah Perkembangan Sistem Periodik
Sejarah perkembangan Sistem Periodik Unsur dan penyusunan sistem PeriodikUnsur telah
mengalami banyak penyempurnaan mulai dari AntoineLavoiser, Dalton, John Jacob Berzelius,
J.Newslands, Mendeleev, hingga Henry Moseley.
a) Lavoiser (1789)
Antoine Lavoiser mengelompokkan 33 unsur kimia. Pengelompokkan unsur tersebut
berdasarkan sifat kimianya. Unsur-unsur kimia di bagi menjadi empat kelompok yaitu
gas,tanah,logam dan non logam.Pengelompokkan ini masih terlalu umum karena ternyata dalam
kelompok unsur logam masih terdapat berbagi unsur yang memiliki sifat berbeda. Unsur gas yang
di kelompokkan oleh lavoiser adalah cahaya,kalor,oksigen,azote(nitrogen),dan hidrogen.Unsur-
unsur yang tergolong non logam adalah sulfur,fosfor,karbon,asam sulfida,dan asam borak. Unsur-
unsur logam adalah antimon, perak, arseenik, bismuth, kobalt, tembaga, timah, nesi, mangan,
raksa, molibdenum, nikel, emas, platina, tobel, tungsen, dan seng. Yang tergolong unsur tanah
adalah kapur, magnesium oksida, barium oksida, alumunium oksida, dan silikon oksida.
Kelemahan dari atom Lavoiser : Pengelompokkan masih terlalu umum.
kelebihan dari atom Lavoiser : Sudah mengelompokkan 33 unsur yang ada berdasarkan
sifat kimia ssehingga bisa dijadikan referensi bagi ilmuwan – ilmuwan setelahnya.
b) Jhon Dalton.
Dalton mengemukakan bahwa unsur dari atom yang berbeda mempunyai sifat dan massa
yang berbeda. Massa atom diperoleh dari perbandingan massa atom unsur terhadap massa atom
unsur hidrogen. Dari teorinya itu Dalton mengelompokkan zat-zat yang berupa unsur-unsur
(sebanyak 36 unsur) berdasarkan kenaikan massa atomnya.
c) Jhon Jacob Berzellius
Dalam daftar massa unsur yang dibuat oleh Dalton terdapat kesalahan dalam penentuan
massa atom unsur. Pada tahun 1828 Barzellius berhasil membuat dan mempublikasikan daftar
massa atom unsur-unsur yang lebih akurat. Lambang unsur ditemukan oleh John Jacob Berzelius.
Aturan yang digunakan yaitu, simbol kimia yang digunakan adalah singkatan dari nama latin
karena waktu itu bahasa latin merupakan bahasa sains, misalnya Fe adalah simbol untuk unsur
ferrum (besi), Hg adalah simbol untuk hydrargyrum (raksa), dll. Secara internasional, huruf
pertama simbol kimia ditulis dalam huruf kapital, sedangkan huruf selanjutnya jika ada ditulis
dalam huruf kecil. Sistem periodik unsur dapat membantu mempelajari jumlah unsur yang semakin
banyak dan membuatnya lebih praktis.
d) J. A. K. Newland (1863-1865)
Newlands merupakan orang pertama yang mengelompokan unsur-unsur berdasarkan
kenaikan massa atom relatif. Newlands mengumumkan penemuanya yang disebut hukum oktaf.
Ia menyatakan bahwa sifat-sifat unsur berubah secara teratur. Unsur pertama mirip dengan unsur
kedelapan, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya. Daftar unsur yang
disusun oleh Newlands berdasarkan hukum oktaf. Disebut Hukum Oktaf karena beliau mendapati
bahwa sifat-sifat yang sama berulang pada setiap unsur ke delapan dalam susunan selanjutnya
dan pola ini menyerupai oktaf musik.
Hukum oktaf newlands hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Jika diteruskan, teryata
kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Ti mempunya sifat yang cukup berbeda dengan Al
maupun B. Kelemahan dari teori ini adalah dalam kenyataanya masih diketemukan beberapa oktaf
yang isinya lebih dari delapan unsur. Dan penggolonganya ini tidak cocok untuk unsur yang
massa atomnya sangat besar.
e) Lothar Meyer (1969)
Lothar Meyer mengamati hubungan antara kenaikan massa atom dengan sifat unsur. Hal ini
dilakukan antara lain dengan membuat Kurva volume atom versus fungsi massa atom.
Dari kurva, ia mengamati adanya keteraturan dari unsur-unsur dengan sifat yang mirip, dan
pengulangan sifat unsur tidak selalu setelah 8 unsur, seperti dinyatakan dalam hukum oktaf.
Unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom secara vertikal. Pengulangan sifat unsur
membentuk kolom. Sedangkan unsur-unsur dengan sifat yang mirip terletak pada baris yang
sama.
f) Dimitri Mendeleev (1869)
Berdasarkan pengamatan terhadap 63 unsur yang sudah dikenal ketika itu, ia menyimpulkan
bahwa sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Tabel Sistem Periodik
Mendeleev yang telah disempurnakan (1871) terdiri atas golongan (lajur tegak) dan periode (deret
mendatar).
Keuntungan Tabel Periodik Mendeleev dalam memahami sifat unsur ialah:
- Sifat kimia dan sifat fisika unsur dalam satu golongan berubah secara teratur
- Dapat meramal sifat unsur yang belum diketemukan, yang akan mengisi tempat kosong
dalam daftar.
Kelemahan Tabel Periodik Mendelev:
Panjang periode tidak sama dan tidak menjelaskan penyebabnya.
Selisih massa atom relatifnya antara dua unsur yang berurutan tidak teratur (antara –1 dan +4),
sehingga sukar untuk meramal unsur-unsur yang belum ditemukan. Sebagaimana dapat dilihat
pada gambar di atas, Mendeleev mengkosongkan beberapa tempat. Hal itu dilakukan untuk
menetapkan kemiripan sifat dalam golongan.
g) Henry G. Moseley
Pada 1913, seorang kimiawan inggris bernama Henry Moseley melakukan eksperimen
pengukuran panjang gelombang unsur menggunakan sinar-X. Berdasarkan hasil eksperimenya
tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa sifat dasar atom bukan didasari oleh massa atom relatif,
melainkan berdasarkan kenaikan jumlah proton. Hal tersebut diakibatkan adanya unsur-unsur
yang memiliki massa atom berbeda, tetapi memiliki jumlah proton sama atau disebut isotop.
Kenaikan jumlah proton ini mencerminkan kenaikan nomor atom unsur tersebut. Pengelompokan
unsur-unsur sistem periodik modern merupakan penyempurnaan hukum periodik Mendeleev, yang
disebut juga sistem periodik bentuk panjang.
B. Periode dan Golongan
1. Periode
Periode unsur pada sistem periodik unsur modem disusun dalam arah horisontal (baris)
untuk menunjukkan kelompok unsur yang mempunyai jumlah kulit sama.

2. Golongan
Golongan unsur pada sistem periodik unsur modern disusun berdasarkan jumlah elektron
valensi (elektron yang terletak pada kulit terluar). Unsur dalam satu golongan mempunyai sifat
yang cenderung sama dan ditempatkan dalam arah vertikal (kolom). Pada sistem periodik unsur
modern, golongan dibagi menjadi 18 berdasarkan aturan IUPAC. Berdasarkan aturan Amerika,
sistem periodik unsur modern dibagi dua golongan yaitu golongan A dan B. Jadi, golongan unsur
dari kiri ke kanan ialah IA, IIA, IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB, IB, IIB, IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan
VIIIA. Umumnya, digunakan pembagian golongan menjadi A dan B.
C. Sifat – Sifat Unsur Dalam Sistem Periodik.
1. Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit terluar. Unsur-unsur yang segolongan, jari-jari
atom makin bertambah besar dari atas kebawah. sebab jumlah kulit yang dimiliki atom makin
banyak. Unsur-unsur yang seperiode, jari-jari atom makin kecil dari kiri kekanan. Unsur-unsur
yang seperiode memiliki jumlah kulit yang sama. Sebab, semakin ke kanan letak unsur, proton dan
elektron yang dimiliki makin banyak, sehingga tarik-menarik inti dengan elektron makin kuat.
2. Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar suatu atom.
Unsur-unsur yang segolongan, energi ionisasinya makin ke bawah semakin kecilkarena elektron
terluar makin jauh dari inti (gaya tarik inti makin lemah), sehingga elektron terluar makin mudah
dilepaskan.Unsur-unsur yang seperiode, gaya tarik inti makin ke kanan makin kuat, sehingga
energi ionisasi pada umumnya makin ke kanan makin besar.
3. Elektronegativitas (Keelektronegatifan)
Keelektronegatifan adalah kemampuan atau kecenderungan suatu atom untuk menangkap atau
menarik elektron dari atom lain.Unsur-unsur yang segolongan, keelektronegatifan makin ke bawah
makin kecil sebab gaya tarik inti makin lemah. Unsur-unsur yang seperiode, keelektronegatifan
makin ke kanan makin besar. Akan tetapi perlu diingat bahwa golongan VIIIA tidak mempunyai
keelektronegatifan. Hal ini karena sudah memiliki 8 elektron di kulit terluar. Jadi keelektronegatifan
terbesar berada pada golongan VIIA.
4. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah energi yang menyertai proses penambahan elektron pada satu atom
netral dalam wujud gas, sehingga terbentuk ion bermuatan –1. Unsur yang memiliki afinitas
elektron bertanda negatif, berarti mempunyai kecenderungan lebih besar dalam menyerap
elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negatif nilai afinitas
elektron, maka makin besar kecenderungan unsur tersebut dalam menyerap elektron
(kecenderungan membentuk ion negatif).
5. Sifat Logam
Sesuai dengan kecenderungan energi ionisasi dan keelektronegatifan, maka sifat logam-
nonlogam dalam periodik unsur adalah:
a. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam berkurang, sedangkan sifat nonlogam
bertambah.
b. Dari atas ke bawah dalam satu golongan, sifat logam bertambah, sedangkan sifat nonlogam
berkurang.
6. Titik Didih dan Titik Cair (Leleh)
Dalam satu periode, titik cair dan titik didih naik dari kiri ke kanan sampai golongan IVA, kemudian
turun drastis. Titik cair dan titik didih terendah dimiliki oleh unsur golongan VIIIA. Dalam satu
golongan, ternyata ada dua jenis kecenderungan:
a. Unsur-unsur golongan IA – IVA, titik cair dan titik didih makin rendah dari atas ke bawah
b. Unsur-unsur golongan VA – VIIIA, titik cair dan titik didihnya makin tinggi.
7. Kereaktifan
Kereaktifan unsur-unsur logam bertambah dari atas ke bawah dalam satu golongan, sedangkan
unsur-unsur non logam kereaktifannya berkurang dari atas kebawah dalam satu golongan.
D. Penataan Elektron Berkala
Untuk mengingat penataan akan membantu bila diingat ,bahwa dengan naiknya nomor atom:
1.tingkatan energi utama tidak dapat memiliki lebih dari 2 elektron.
2.tingkatan energi utama kedua tidak dapat memiliki lebih dari delapan elektron.
3.tingkatan energi utama ketiga tidak dapat memiliki lebih dari delapan,kecuali kalau atom itu
memiliki 21 elektron atau lebih.Konfigurasi elektron adalah suatu daftaran subtingkatan-
subtingkatan atom.
E. Suatu Tabel Berkala Modern
Suatu bentuk popular table berkala adalah bentuk panjang; suatu salinan table ini
dicantumkan dalam halaman sampul depan.Unsur-unsur dalam tabel ini dibagi secara
vertikal,disebut golongan,dan baris horizontal disebut periode. Terdapat 16 pembagian
vertikal,karena terdapat 8 grup,dan tiap grup memiliki keluarga A dan B. Terdapat 7 periode, dan
enam yang pertama berakhir dengan suatu gas mulia.Untuk setiap unsur terdapat:
1. Lambang
2.nomor atom di sudut kiri atas
3.bobot atom dibawah lambang

Gambar 1.11 sistem periodik modern


2.5 Kegunaan Tabel Berkala
1. Sebagai alat untuk mengingat dan memahami data kimia
2. Sebagai penunjuk dalam teori kimia
3. Untuk mempelajari unsur - unsur senyawa
4. Untuk meramalkan dan mengetahui sifat unsur,sehingga kita dapat meramalkan dan
mengetahui berbagai kejadian di alam.
5. Dapat digunakan untuk memprediksi harga bilangan oksidasi, yaitu nomor golongan suatu
unsur (unsur utama, dan unsur transisi), menyatakan bilangan oksidasi tertinggi yang dapat
dicapai oleh unsur tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Mencari nilai neutron
Jika diketahui Nitrogen mempunyai nomor massa 14 dan nomor atom 7. maka berapakah jumlah
neutron Nitrogen tersebut?
jawab :
Diketahui, nomor massa (A) = 14 ; nomor atom = 7 ; maka maka neutron?
Neutron = A – Z
Neutron = 14 – 7
Neutron = 7
Jadi, jumlah neutron pada Nitrogen adalah 7.

3.2 Konfigurasi elektron


Tulislah konfigurasi elektron yang lengkap maupun yang singkat,
a. timah , Sn (Z = 50) dan
b. uranium ,U (Z = 92)
Jawab :
untuk timah : 1s22s22p63s23p64s23d104p65s24d105p2 atau (Kr) 4d105s2sp2
untuk uranium : 1s22s22p63s23p64s23d104p65s24d105p66s24f145d106p67s25f4 atau (Rn) 5f47s2

3.3 Perhitungan Bobot Atom


Isotop alamiah belerang mempunyai massa 31, 972; 32,971; 33,968 dan 35,967 sma. kelimpahan
relatif dalam persen masing – masing ialah 95,01; 0,76; 4,22 dan 0.01. hitunglah bobot atom rata
–rata belerang.
Jawab :
untuk menghitung bobot atom rata –rata dari bobot atom isotop dan kelimpahan persennya, kita
mengalikan tiap bobot isotop dengan kelimpahan pecahan dan sumbangan proposional tiap isotop
itu kemudian dijumlahkan.
Bobot isotop X kelimpahan pecahan = sumbangan proposional
31,972 X 0,9501 = 30,38
32,971 X 0,0076 = 0,25
33,968 X 0,0422 = 1,43
35,967 X 0,0001 = 0,003
Bobot atom rata – rata = 32,063 sma
3.4 Menentukan isotop, isobar dan isoton
Diberikan beberapa unsur sebagai berikut :

Tentukan pasangan-pasangan yang merupakan isotop, isoton dan isobar!


Jawab :
1
1 H, 21H dan 21H → isotop (nomor atom 1 semua)
16
8 O dan 188O → isotop (nomor atom 8 semua)
23
11 Na dan 2411Na → isotop (nomor atom 11 semua)
24
11 Na dan 2412Mg → isobar (nomor massa sama-sama 24)
23
11 Na dan 2412Mg → isoton (jumlah neutronnya sama-sama 12, 23 − 11 = 12 dan
24 − 12 = 12 juga)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Atom berasal dari bahasa yunani (atomos = tak terbagi). Penemuan partikel sub-atom
membuat perubahan revolusioner dalam kimia dan fisika. Banyak studi dilakukan mengenai
perilaku partikel bermuatan dalam tabung vakum, yang memiliki elektrode yaitu katode dan anode.
Discas listrik dalam satu tube vakum yang disebut suatu sinar katode, terdiri dari elektron ringan
bermuatan negatif, yang merupakan partikel dasar dari semua materi.
1) Gagasan mengenai pertama kali di kemukakan oleh Leokippos dan Demokristus yaitu “
atom terbentuk dari materi yang tida terbagi lagi” yang kemudian di teliti lebih lanjaut oleh
ilmiwan-ilmuwan lainnya seperti John Dalton, J.J Thomson, Ernest Rutherford, dan Niels
Bohr yang pada akhirnya di simpulkan bahwa atom terdiri dari proton, neutron dan elektron.
2) Unsur-unsur yang sudah ditemukan manusia dialam jumlahnya banyak sekali. Para
ilmuwan kimia mengelompokkan unsur-unsur kimia tersebut yang dikenal dengan sistem
periodik. Penyusunan sistem periodik telah mengalami banyak penyempurnaan. Mulai dari
Antoine Lavoisier, John Dalton, John Jacob Benzellius, J.A.K Newland, Lothar Meyer, Dmitri
Medeleev dan Henry G. Moseley.

4.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami susun. Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak
merasa puas, karena masih banyak ilmu-ilmu yang didapat dari berbagai sumber. Sebaiknya
mencari sumber lain untuk lebih memperdalam materi mengenai bangun atom dan hubungan
berkala. Alangkah baiknya jika mempelajari unsur-unsur kimia yang lain dalam tabel periodik.
Daftar Pustaka
Keenan, Kleinfelter. Wood (1989). Kimia Untuk Universitas Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Goldberg, David E. (2004). Kimia Untuk Pemula Edisi kedua. Jakarta: Erlangga.
www.upi.ed:www.kimlemoet.wordpress.com/2013/03/08/perkembangan-teori-atom/. ;
www.slideshare.net/marnitukah/makalah-struktur-atom-2 ;

Anda mungkin juga menyukai