Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISA

INDIKATOR ASAM BASA


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Laporan Laboratorium
Praktikum Kimia Analisa

DISUSUN OLEH:

INDAH APRILLA NIM.190140036


MHD. AKBAR ADITYA R. NIM.190140042
NAWARDAH HANIE NIM.190140046
ANDINI PUTRI NST NIM.190140057
MHD. DHANI MAULANA NIM.190140126
IKA NURDIAH NIM.190140133

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2021
ABSTRAK

Indikator asam basa adalah suatu zat yang memberikan warna berbeda pada larutan
asam dan larutan basa. Pada percobaan ini bertujuan untuk mengamati perubahan-
perubahan pada larutan asam maupun basa. Percobaan ini dilakukan dengan cara
memasukkan air, HCl 0,1 N, NaOH 2N, CH3COOH 10%, air laut, dan air sabun
masing-masing kedalam 6 buah tabung reaksi lalu dicelupkan dengan kertas lakmus
pada setiap tabung, lalu dilakukan dengan cara yang sama namun dengan indikator
yang berbeda yaitu methyl blue, methyl orange, methyl red dan fenolftalein. Hasil
percobaan ini menunjukkan hasil dimana aquades dan air laut pada lakmus merah
dan biru tidak berubah warna, indikator PP berwarna bening, methyl red
menghasilkan warna kuning, methyl blue menghasilkan warna biru, dan methyl
orange berwarna orange, untuk bahan HCl 0,1 M dan CH3COOH 10%
menunjukkan hasil pada kertas lakmus merah tidak berubah warna, pada lakmus
biru berubah menjadi merah, indikator PP berwarna bening, methyl red berwarna
merah muda, methyl blue berwarna biru pudar dan methyl orange berwarna orang,
dan untuk larutan NaOH 2N dan air sabun, menunjukkan hasil pada kertas lakmus
merah yang berubah menjadi biru, kertas lakmus merah tidak berubah warna,
indikator PP berwarna merah muda keunguan, methyl red berwarna kuning, methyl
blue menunjukkan warna biru, dan methyl orange berwarna kuning. Dari percobaan
diperoleh kesimpulan bahwa air dan air laut bersifat netral, HCl dan CH3COOH
bersifat asam lalu NaOH 2N dan air sabun bersifat basa.

Kata Kunci : Asam, Basa, Indikator, Larutan dan Warna.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Indikator Asam Basa


1.2 Tanggal Praktikum : 22 April 2021
1.3 Pelaksana Praktikum : 1. Indah Aprilla NIM.190140036
2. Mhd. Akbar Aditya R. NIM.190140042
3. Nawardah Hanie NIM.190140046
4. Andini Putri Nst NIM.190140057
5. Mhd.Dhani Maulana NIM.190140126
6. Ika Nurdiah NIM.190140133
1.4 Tujuan Praktikum : Mengamati Perubahan-Perubahan Pada Larutan
Asam Basa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Indikator adalah sesuatu yang digunakan untuk menghasilkan benda atau


zat masuk kedalam suatu kategori, dalam hal ini adalah asam dan basa. Sifat-sifat
indicator bergantung pada sifat benda atau zat yang diuji, dengan kata lain indikator
akan memiliki warna yang berbeda dalam keadaan asam dan basa (Brady, 1998 :78)

2.1 Teori asam-basa arrhenius


Teori asam-basa arrhenius mendasari perhitungan kekuatan asam-basa.
Teori ini dikemukakan oleh ilmuan Swedia, Suante Arrhenius pada tahun 1807,
menurut Arrhenius senyawa asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air
menghasilkan ion H+. Perhatikan contoh-contoh persamaan reaksi berikut.
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq) …..………………………………(2.1)
HNO3(aq) H+(aq) + NO3-(aq) ………………………………...(2.2)
H2SO4(aq) 2H+(aq) + SO42-(aq) ………………………………(2.3)
H3PO4(aq) 3H+(aq) + PO43-(aq) ………………………………(2.4)
Berdasarkan jumlah ion H+ yang dapat dilepaskan, senyawa asam
dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, yaitu:
a. Asam monoprotik, yaitu asam yang melepaskan satu ion H+
Contoh: HCl, HNO3, HBr
b. Asam diprotik, yaitu senyawa asam yang melepaskan dua ion H+. Contoh:
H2SO4.
c. Asam triprotik, yaitu asam yang melepaskan tiga ion H+. Contoh:H3PO4
Menurut Arrhenius, senyawa basa adalah senyawa yang jika dilarutkan
dalam air menghasilkan ion OH-. Perhatikan contoh-contoh persamaan reaksi
berikut:
NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq) ……………..…………………(2.5)
KOH(aq) K+(aq) + OH-(aq) …………………………………(2.6)
Ca(OH)2(aq) Ca2+(aq) + 2OH-(aq) ……………………………...(2.7)
Al(OH)3(aq) Al3+(aq) + 3OH-(aq) ……………………………...(2.8)
Berdasarkan jumlah gugus OH- yang diikat, senyawa basa dikelompokkan
dalam beberapa jenis, yaitu:
a. Basa momohidroksi, yaitu senyawa basa yang memiliki satu gugus OH-.
Contoh: NaOH, KOH, NH4OH.
b. Basa dihidroksi, yaitu senyawa basa yang memiliki dua gugus OH-. Contoh:
Ca(OH)2, Ba(OH)2.
c. Basa trihdroksi, yaitu senyawa basa yang memiliki tiga gugus OH-. Contoh:
Al(OH)3, Fe(OH)3.

2.2 Teori Asam-Basa Bronsted-Lowrg


Teori asam-basa yang lebih luas dan tidak terbatas hanya pada senyawa
asam basa dalam pelarut air adalah teori asam-basa yang dikemukakan oleh Johanes
N. Bronsted dan Thomas M. Lowrg. Pada tahun 1927, daya ilmuan yang bekerja
secara terpisah ini mengemukakan teori asam yang sama mengenai asam-basa,
menurut Bronsted dan Lowrg, asam-basa dimana asam adalah suatu zat yang dapat
member proton (donor ion H+), sedangkan basa adalah suatu zat yang dapat
menerima proton (auseptor ion H+). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan
bahan jika terdapat zat yang bersifat asam, harus terdapat zat yang bersifat basa,
demikian pula sebaliknya. Perhatikan contoh reaksi berikut:
H2O + HCl ⇆ H3O+ + Cl- ……………………….……………………...(2.9)
Reaksi ke kanan:
a. Senyawa HCl memberikan ion H+ pada H2O, berarti HCl bersifat asam.
b. Senyawa H2O menerima ion H+ dari HCl, berarti H2O bersifat basa.
Reaksi ke kiri:
a. Ion Cl- menerima ion H+ dari H3O+, berarti Cl- bersifat basa.
b. Ion H3O+ memberikan ion H+ pada Cl-, berarti H3O+ bersifat asam.
c. HCl bersifat asam dan Cl- bersifat basa HCl dan Cl- merupakan pasangan
asam basa dikenal dengan asam basa konjugasi.
d. Cl- merupakan basa konjugat HCl, sebaliknya HCl merupakan asam
konjugat Cl-
e H2O bersifat basa dan H3O+ bersifat asam. H2O dan H3O merupakan asam
basa dikenal asam basa konjugasi.
f. H3O merupakan basa konjugat H2O, sebaliknya H2O merupakan basa
konjugat H3O.

H+ bertambah

HCl + H2O ⇆ Cl- + H3O+ ………………….(2.10)


Asam Basa Basa Konjugat Asam Konjugat

H+ berkurang

2.3 Teori Asam-Basa Lewis


Teori asam-basa terus berkembang pada 1923, G. N. Lewis, seorang ahli
kimia Amerika Serikat mengemukakan teori asam basanya, menurut Lewis asam
adalah partikel (ion atau molekul) yang dapat bertindak sebagai penerima
(akseptor) pasangan electron sedangkan basa adalah partikel (ion atau molekul)
yang dapat bertindak sebagai pemberi (donor) pasangan electron. Reaksi asam-basa
menurut teori Lewis berkaitan dengan transfer pasangan electron yang terjadi pada
ikatan kovalen koordinasi perhatikan reaksi pada gambar berikut:
H+ + NH3 NH4+ ………………………………………………(2.11)

Gambar 2.1 Teori Lewis

Berdasarkan reaksi tersebut, NH3 bertindak sebagai basa dan H+ bertindak


sebagai asam, ikatan koordinasi terjadi karena adanya pasangan electron dari suatu
atom yang berikatan. Contohnya pada pembentukan ion kompleks, antara ion
logam transisi (penerima pasangan) dan ion non logam (pemberi pasangan electron)
(Sutresna,2007).

2.4 Pengenalan Asam-Basa


Sifat asam atau basa suatu senyawa dapat diketahui dengan cara mencicipi,
namun pengenalan dengan cara ini beresiko tinggi karena ada senyawa kimia yang
bersifat racun, pengenalan senyawa asam dan basa dapat menggunakan kertas
lakmus dan indikator asam-basa.
2.4.1 Kertas Lakmus
Ada dua macam kertas lakmus yang biasa digunakan untuk mengenali
senyawa asam atau basa, yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru, kertas
lakmus biru berubah warna menjadi merah jika bereaksi dengan senyawa asam,
sedangkan kertas lakmus merah berubah menjadi biru jika bereaksi dengan
senyawa basa.
Tabel 2.1 Pengujian Sifat Asam-Basa Beberapa Zat.
Perubahan Warna
Larutan Lakmus Merah Lakmus Biru Kesimpulan
Sifat Zat
Air Sumur Tidak berubah Tidak berubah Netral
HCl Tidak berubah Merah Asam
Air Jeruk Tidak berubah Merah Asam
NH4OH Biru Tidak berubah Basa
NaOH Biru Tidak berubah Basa

Glukosa Tidak berubah Tidak berubah Netral

Minuman Tidak berubah Merah Asam


Softdrink
Air Aki Tidak berubah Merah Asam

Air Kapur Biru Tidak berubah Basa


Sumber : (Cang, 2000)
2.4.2 Indikator Asam-Basa
Indikator asam-basa adalah suatu zat yang memberikan warna berbeda pada
larutan asam dan larutan basa. Dengan adanya perbedaan warna tersebut, indikator
dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu zat bersifat asam atau basa
perhatikan perubahan warna indikator pada larutan asam-basa pada table berikut:
Tabel 2.2 Pengujian Sifat Asam Basa Beberapa Zat
Warna Setelah Ditambahkan Indikator
Indikator Larutan Asam Larutan Basa Larutan Netral

Fenol Ftalein Tidak berwarna Merah Mda Tidak Berwarna


Brom Timol Kuning Biru Biru
Metil Merah Merah Kuning Kuning
Metil Jingga Merah Kuning Kuning
(Cang, 2000).

2.5 Pengukuran pH
Kertas lakmus hanya berfungsi menentukan apabila suatu zat bersifat asam
atau basa. Lakmus merah dan lakmus biru tidak dapat menunjukkan berapa harga
pH secara tepat. Adapun indikator asam-basa, seperti Fenol Etalein dan kertas
indikator universal dapat digunakan untuk mengukur pH larutan, selain itu dapat
juga digunakan pH meter.
2.5.1 Larutan Indikator
Indikator asam-basa merupakan suatu zat yang dapat berubah warna pada
pH yang berbeda-beda, sifat inilah yang dimanfaatkan untuk mengetahui nilai pH
suatu larutan. Perubahan warna zat atau larutan indikator memiliki rentang (trayek)
tertentu yang disebut trayek indikator.
Tabel 2.3 Trayek pH Beberapa Indikator.
Warna
Indikator Asam Basa Trayek pH

Metil Hijau Kuning Biru 0.2-1.8


Warna
Indikator Asam Basa Trayek pH

Timol Biru Kuning Biru 0.2-2.8


Metil Jingga Merah Kuning 3.2-4.4
Metil Ungu Ungu Hijau 4.8-5.4
Bremkresol Biru Kuning Biru 6.0-7.6
Fenol Ftalein Tidak Berwarna Merah Muda 8.2-10.0
Brumkresol Ungu Kuning Ungu 5.2-6.8
Kuning Alizarin Kuning Merah 10.1-12.0
Sumber : (Brady,2000)
2.5.2 pH Meter
Penentuan pH larutan yang lebih akurat, dapat dilakukan menggunakan alat
pH meter. Alat ini bekerja berdasarkan elektrolik larutan asam dan basa, bagian
utamanya adalah sebuah electrode yang peka terhadap konsentrasi ion H+ dalam
larutan yang akan diukur pH-nya jika electrode tersebut dicelupkan ke dalam
larutan yang akan diuji pH meter menunjukkan angka yang sesuai dengan harga pH
larutan tersebut (Brady, 2000).

2.6 Identifikasi Larutan Dengan Bahan Alami


Ada banyak bahan disekitar lingkungan yang dapat berfungsi sebagai
indikator misalnya kulit buah manggis, kulit buah manggis yang berwarna ungu
akan berubah menjadi coklat kemerahan jika berada dalam lingkungan asam.
Dalam lingkungan basa, ekstrak kulit buah manggis akan berubah menjadi warna
biru kehitaman, ekstrak kembang sepatu yang berwarna merah jika ditambahkan ke
larutan asam akan tetap merah, dan jika ditambahkan ke larutan basa akan berubah
warna menjadi kuning kehijauan (Rosserbery, 1996).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat-alat
Adapun alat-alat yang digunakan sebagai berikut:
1. Tabung Reaksi 12 buah
2. Rak Tabung Reaksi 2 buah
3. Pipet Tetes 6 buah
4. Gelas Ukur 1 buah
3.1.2 Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan sebagai berikut:
1. Larutan HCl 0,1 M 12 ml
2. Larutan NaOH 2 N 12 ml
3. Larutan CH3COOH 10 % 12 ml
4. Air Laut 12 ml
5. Sabun 12 ml
6. Kertas Lakmus Secukupnya
7. Indikator
Fenolphtalein Secukupnya
Methyl Blue Secukupnya
Methyl Red Secukupnya
Methyl Orange Secukupnya

3.2 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut:
1. Enam buah tabung reaksi masing-masing diisi dengan 2ml larutan :
a. Air
b. HCl 0,1 M
c. NaOH 2N
d. CH3COOH 10%
e. Air Laut
f. Air Sabun
Secara bergantian kemudian dicelupkan kertas lakmus kedalam tabung
reaksi diatas dan catat perubahan kertas lakmus.
2. Setelah dicelupkan kertas lakmus, empat tabung reaksi yang lain masing-
masing dimasukkan dua tetes indikator.
3. Ulangi cara kerja diatas dengan larutan yang berbeda.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat dalam percobaan ini ditunjukkan pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 perubahan warna kertas lakmus dan indikator.
Bahan Lakmus Lakmus Indikator Metyl Methyl Metyl
Merah Biru PP Red Blue Orange
Air Merah Biru Bening Kuning Biru Orange
HCl 0,1 Merah Merah Bening Merah Biru Merah
M Muda Pudar
Air Laut Biru Biru Bening Kuning Biru Orange
NaOH Merah Biru Ungu Kuning Biru Orange
2N Pucat
CH3CO Merah Merah Bening Merah Biru Merah
OH 10% Muda
Air Biru Biru Merah Kuning Biru Kuning
Sabun Muda (Sedikit
terang)
Sumber : (Praktikum Kimia Analisa, 2021)

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah diperoleh maka, pada larutan
aquadest ketika dicelupkan dengan kertas lakmus merah, warna tetap merah dan
Ketika dicelupkan dengan kertas lakmus biru, warna kertas lakmus juga tetap
menunjukkan warna biru. Hal ini menandakan bahwa aquades bersifat netral.
Selanjutnya HCl dicelupkan dengan kertas lakmus berwarna merah , warna kertas
lakmus tetap merah dan ketika dicelupkan dengan lakmus biru menghasilkan warna
yang berubah menjadi merah , hal ini menandakan bahwa HCl bersifat asam.
Kemudian pada larutan air laut Ketika dicelupkan dengan kertas lakmus merah,
warna tetap merah dan Ketika dicelupkan kertas lakmus biru, warna kertas tetap
sama yaitu biru. Hal ini menandakan bahwa air laut bersifat netral. Selanjutnya
NaOH dicelupkan dengan kertas lakmus merah, warna kertas lakmus menjadi biru,
dan ketika dicelupkan dengan kertas lakmus biru, warna kertas lakmus tidak
berubah. Hal ini menunjukkan bahwa NaOH bersifat basa. Selanjutnya CH3COOH
dicelupkan dengan kertas lakmus merah, warna kertas lakmus tetap merah , dan
ketika dicelupkan dengan kertas lakmus biru, warna kertas lakmus berubah menjadi
merah. Hal ini menandakan bahwa CH3COOH bersifat asam. Selanjutnya ketika air
sabun dicelupkan dengan kertas lakmus merah, warna kertas berubah menjadi biru,
dan ketika dicelupkan dengan kertas lakmus biru warna kertas tidak berubah. Hal
ini menunjukkan bahwa air sabun bersifat basa.
Pada percobaan selanjutnya menggunakan indicator fenolftalein. Pada
larutan aquades Ketika ditambahkan fenolftalein menghasilkan warna bening, ini
menandakan bahwa larutan aquades bersifat netral. Selanjutnya larutan HCl
ditambahkan fenolftalein dan menunjukkan hasil larutan yang bening. Hal ini
dikarenakan larutan HCL yang bersifat asam dan termasuk golongan asam kuat .
Selanjutnya larutan air laut ditambahkan fenolftalein menghasilkanlarutan yang
berwarna bening, ini menandakan bahwa air laut bersifat netral. Selanjutnya NaOH
ditambahkan fenolftalein menghasilkan warna ungu yang berarti NaOH bersifat
basa dan termasuk golongan basa kuat. Selanjutnya larutan CH3COOH
ditambahkan fenolftalein menghasilkan warna bening yang menandakan larutan
CH3COOH bersifat asamdan termasuk basa lemah. Selanjutnya air sabun
ditambahkan fenolftalein menghasilkan warna merah muda yang menandakan
bahwa air sabun bersifat basa.
Pada percobaan selanjutnya menggunakan indicator methyl blue, pada
larutan aquades ketika ditambahkan menghasilkan warna biru yang berarti aquades
bersifat netral, selanjtnya larutan HCl ditambahkan methyl blue menghasilkan
warna biru pudar yang menandakan bahwa HCl bersifat asam. Selanjutnya air laut
ditambahkan dengan methyl blue yang menghasilkan warna biru yang menandakan
bahwa air laut bersifat netral. Selanjutnya NaOH ditambahkan methyl blue
menghasilkan larutan berwarna biru pekat yang menandakan bahwa NaOH bersifat
basa. Selanjutnya larutan CH3COOH ditambahkan methyl blue menghasilkan
warna biru, hal ini menandakan CH3COOH bersifat asam. Selanjutnya air sabun
ditambahkan methyl blue menghasilkan warna biru pekat, hal ini menandakan
bahwa larutan air sabun bersifat basa.
Pada percobaan selanjutnya menggunakan methyl orange, larutan aquadest
dan air laut ditambahkan masing-masing dengan larutan methyl orange
menghasilkan warna orange, hal ini menandakan bahwa aquades dan air laut
bersifat netral. Selanjutnya larutan HCL dan CH3COOH ditambahkan methyl
orange menghasilkan warna merah yang menandakan bahwa kedua bahan ini
bersifat asam. Selanjutnya NaOH dan air sabun ditambahkan methyl orange
menghasilkan warna orange dan kuning yang menadakan keduanya bersifat basa.
Pada percobaan selanjutnya menggunakan methyl red, larutan aquades dan
air laut ditambahkan methyl red dan menghasilkan warna kuning yang menandakan
bahwa keduanya bersifat netral. Selanjutnya larutan HCl dan CH3COOH
ditambahkan dengan methyl red dan menghasilkan warna merah muda yang
menandakan keduanya bersifat asam. Selanjutnya larutan NaOH dan air sabun
ditambahkan methyl red menghasilkan warna kuning pucat dan kuning yang
menandakan keduanya bersifat basa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpilkun bahwa :
1. Pada larutan aquades dan air laut tidak terjadi perubahan warna dikarenakan
larutan ini bersifat netral.
2. Pada larutan NaOH terjadi perubahan warna ketika ditambahkan dengan
indikator fenolftalein menjadi ungu dikarenakan larutan ini bersifat basa.
3. Pada larutan air sabun terjadi perubahan warna ketika ditambahkan dengan
indikator methyl red menjadi kuning dikarenakan larutan ini bersifat basa.
4. Pada larutan HCl dan CH3COOH terjadi perubahan warna ketika
ditambahkan dengan indikator methyl orange menjadi merah dikarenakan
larutan ini bersifat asam.

5.2 Saran
Sabaiknya praktikan mencuci semua peralatan yang telah digunakan agar
warna yang dihasilkan sesuai dengan teori yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Atkins, PW. 1994. Kimia fisik II. Jakarta: Erlangga.

Brady, James E. 2000. Chemistry, The Study matter and It’s changes. New York:
John Wiles and Sons.
Chang, Raymond. 2002. Chemistry Edisi Ketujuh. New York: MC Grow Hill.

Rosserbery, L. Serome. 1996. Kimia Dasar Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Sutresna, Nana. 2007. Kimia SMA Kelas XI. Bandung: Grafinda.


LAMPIRAN B
TUGAS DAN PERNYATAAN

1. Tuliskan semua rumus molekul dari indikator di atas!


Jawab:
a. Fenolftalein :C H O
20 14 9

b. Metyl Blue : C H OS
37 27 9 3

c. Metyl Orange : C H N NaO S


14 14 3 3

d. Metyl Red : C H NO
15 15 3 2

2. Di alam ada indikator alam yang belum diekstrak. Sebutkan 2 buah


contohnya!
Jawab:
a. Bunga mawar
b. Kunyit
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT

No Gambar/Nama Alat Fungsi


1. Tabung reaksi Menampung larutan dalam jumlah yang
sedikit.

2. Pipet tetes Pipet tetes berfungsi untuk membantu


memindahkan cairan dari wadah ke
wadah yang lain dalam jumlah yang
sedikit.

3. Gelas Ukur Mengukur volume cairan.

4. Rak Tabung Tempat tabung reaksi. Biasanya


digunakan pada saat melakukan
percobaan yang membutuhkan banyak
tabung reaksi.

Anda mungkin juga menyukai