Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISA

TERMOKIMIA

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktikum Kimia Analisa

Disusun Oleh:
Kelompok 1V (A5)
Zahara Firda NIM. 180140126
Anugrah Yunika Tambunan NIM. 180140131
Mai Fajar Fajri NIM. 180140139
Dwi Wulan Amalia NIM. 180140144
M. Anjes Laudi NIM. 180140149
Rasma Diana Putri NIM. 180140158
Almira Hanifa NIM. 180140171
Annisa Ramadina NIM. 180140182

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2019
ABSTRAK

Termokimia adalah bagian dari termodinamika yang mempelajari perubahan-


perubahan panas yang mengikuti reaksi-reaksi kimia. Termokimia membahas
hubungan antara kalor dengan reaksi kimia atau proses-proses yang berhubungan
dengan reaksi kimia. Perubahan kalor pada suatu reaksi kimia ditandai dengan
suatu perubahan suhu dari suatu reaksi kimia. Telah dilakukan percobaan dengan
reaksi penguraian dan reaksi tertutup dan terbuka. Dan didapat hasil pada reaksi
penguraian NH4Cl + H2O → NH4OH + HCl suhu yang didapat 300C menjadi 240C
merupakan reaksi endoterm, H2SO4 + H2O → HSO4- + H3O+ suhu yang didapat
290C menjadi 320C merupakan reaksi eksoterm. Pada reaksi tabung tertutup HCl +
serbuk Zn didapati penurunan suhu 300C menjadi 280C merupakan reaksi
endoterm. Pada reaksi tabung terbuka HCl + serbuk Zn didapati kenaikan suhu
dari 290C menjadi 300C merupakan reaksi eksoterm.

Kata Kunci : Endoterm, Eksoterm, Penguraian, Perubahan suhu, Termokimia


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Termokimia


1.2 Tanggal Praktikum : 15 November 2019
1.3 Pelaksana Praktikum : 1. Zahara Firda NIM. 180140126
2. Anugrah Yunika T NIM. 180140131
3. Mai Fajar Fajri NIM. 180140139
4. Dwi Wulan Amalia NIM. 180140144
5. M. Anjes Laudi NIM. 180140149
6. Rasma Diana Putri NIM. 180140158
7. Almira Hanifah NIM. 180140171
8. Annisa Ramadina NIM. 180140182
1.4 Tujuan Praktikum : Mengamati perubahan suhu reaksi
eksoterm
dan reaksi endoterm.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Termokimia merupakan cabang ilmu kimia yang meruapakan bagian dari


thermodinamika yang mempelajari perubahan-perubahan panas yang mengikuti
reaksi-reaksi kimia. Reaksi dalam termokimia terbagi menjadi reaksi eksoterm
dan reaksi endoterm.
Hampir semua reaksi kimia menyerap atau menghasilkan (melepaskan
energi), semuanya dalam bentuk kalor. Kalor adalah perpindahan energi termal
antara dua benda yang suhunya berbeda sering dikatakan “aliran kalor” dari benda
panas ke benda dingin walaupun kalor itu sendiri mengandung arti perpindahan
energi, tetapi biasa disebut “kalor serap” atau kalor dibebaskan, ketika
menggambarkan perubahan energi yang terjadi selama proses tersebut ilmu yang
mempelajari perubahan kalor menyertai reaksi kimia disebut termokimia (Chang,
2004).
Banyaknya kalor yang dibebaskan akan diserap diperoleh dengan menaruh
suatu intensitas yang ditimbang dari pereaksi-pereaksi dalam wadah, membiarkan
reaksi bergabung dan kemudian mencatat perubahan temperatur dalam air
disekitarnya. Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu :
a. Sistem terbuka
adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadi pepindahan energi dan zat
(materi) antara lingkungan dengan sistem. Perubahan materi artinya ada
hasil reaksi yang dapat meninggalkan sistem (wadah realisi) misalnya gas
atau ada lingkungan yang dapat memasuki sistem.
b. Sistem tertutup
yaitu sistem yang antara sistem dan lingkungan dapat terjadi perpindahan
energi, tetapi tidak dapat terjadi pertukaran materi disebut sistem tertutup.
c. Sistem terisolasi
merupakan sistem yang tidak memungkinkan terjadinya perpindahan
energi dan materi antara sistem dengan lingkungan. Energi adalah
kapasitas untuk melakukan kerja (W) atau menghasilkan panas (kalor : q)
atau bentuk energi lainnnya yang secara kolektif disebut (W) energi yang
dipindahkan dalam bentuk kerja atau bentuk kalor yang mempengaruhi
jumlah lebih energi yang terdapat didalam sistem disebut energi dalam
(keenan, 1984).

2.1 Reaksi eksoterm dan reaksi endoterm


a. Reaksi Eksoterm
Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia yang menghasilkan kalor pada reaksi
terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan energi sehingga entalpi sistem
berkurang dan perubahan entalpi negatif. Reaksi-reaksi pembakaran seperti
pembakaran kayu, pembakaran metana, pembakaran propana, dan reaksi antara
serbuk aluminium dan besi cusida merupakan conth-contoh reaksi eksoterm.
Contoh lain reaksi eksoterm yaitu reaksi antara kalsium (CaO) dan air.
Reaksi tersebut menghasilkan kalsium hidroksida (Ca(OH) 2) melalui
persamaan reaksi berikut : CaO + H2O → Ca(OH)2 + panas. Tangan dapat
merasakan panas yang dilepaskan oleh reaksi ini. Tangan (termasuk lingkungan)
menerima panas dari sistem yang bereaksi tersebut.

b. Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm adalah reaksi kimia yang menyerap atau menerima
kalor. Pada reaksi ini, terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem
sehingga suhu lingkungan turun dan menjadi lebih dingin. Reaksi endoterm
menyerap sejumlah energi sehingga energi sistem bertambah. Karena entalpi
bertambah, perubahan entalpinya bertanda positif. Contoh reaksi endoterm, yaitu
reaksi antara barium hidroksida (Ba(OH)2 dan kristal amonium klorida (NH4Cl)
dengan penambahan beberapa tetes air. Reaksinya: Ba(OH)2(s) + 2NH4Cl(s)→
BaCl(aq) + 2NH4OH(aq)
Reaksi ini menyerap kalor dari lingkungan. Jika reaksi dilakukan pada
tabung reaksi, tangan dapat merasakan dinginnya tabung karena sistem menyerap
kalor dari tangan (lingkungan) (Sutresna, 2007).
2.2 Entalpi
Entalpi (H) adalah jumlah total dari semua bentuk energi suatu zat
ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk energi yang dimiliki zat yang
jumlahnya tidak dapat diukur dan akan tetap konstan selama tidak ada energi yang
masuk atau keluar dari zat. Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama
proses penerimaan atau pelepasan kalor dinyatakan dengan perubahan entalpi
(∆H). Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi ∆H
dapat ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem misalya
pada proses perubahan bahan es menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada
perubahan kimia selalu terjadi perubahan entalpi. Besarnya perubahan entalpi
adalah sama dengan besar dengan selisih antar entalpi hasil reaksi dan jumlah
entalpi bereaksi.
Entalpi suatu zat bertambah jika zat tersebut dipanaskan, oleh karena itu
entalpi reaksi berubah dengan perubahan temperatur karena entalpi setiap zat
dalam suatu reaksi bervariasi dengan cara yang khas. Sehingga ∆H positif.
Sedangkan pada reaksi eksoterm entalpi sesudah reaksi menjadi lebih kecil
sehingga ∆H negatif perubahan entalpi pada suatu reaksi disebut kalor reaksi. Kita
dapat menegtahui perubahan entalpi pada suatu reaksi seperti berikut :
Perubahan Entalpi = Entalpi hasil rekasi/produk – Entalpi
pereaksi/reaktan atau ∆H = Hproduk – Hreaktan. Kalor reaksi untuk reaksi-reaksi yang
khas disebut dengan nama yang khas diantaranya:
a. Entalpi Pembentukan Standar (∆HoE)
Entalpi pembentukan standar suatu senyawa yang menyatakan jumlah
kalor yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembentukan kalor 1 mol
senyawa dari unsur-unsurnya yang stabil pada keadaan standar. Entalpi
pembentukan standar diberi simbol (∆HoE) simbol E berasal dari kata fermation
yang berarti pembentukan. Contoh unsur-unsur yang stabil pada keadaan standar
yaitu: H2, O2, C, N2, Ag, S, Na, Mg.
Contoh: H2O(l)→ H2(g)+ ½ O2(g) ∆H = -286 kJ mol-1
b. Entalpi Penguraian Standar (∆Hod)
Entalpi penguraian standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang
diperlukan atau dibebaskan untuk proses penguraian 1 mol senyawa dari unsur-
unsurnya yang stabil pada keadaan standar. Entalpi penguraian standar diberi
simbol (∆Hod) simbol d berasal dari kata decomposition yang berarti penguraian.
Menurut hukum laplace, jumlah kalor yang dibebaskan pada pembentukan
senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor yang diperlukan pada
penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya. Jadi entalpi penguraian
merupakan kebalikan dari entalpi pembentukan senyawa yang sama-sama dengan
demikian jumlah kalornya sama tapi tandanya berlawanan karena reaksinya
berlawanan.
Contoh: H2O(l)→ H2 + ½O2 ∆H = +286 kJ mol-1
c. Entalpi Pembakaran Standar (∆Hoc)
Entalpi pembakaran standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang
diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembakaran 1 mol senyawa dari unsur-
unsurnya yang stabil pada keadaan standar. Entalpi pembakaran standar diberi
simbol (∆Hoc) simbol c berasal dari kata combustion yang berarti pembakaran.
Contoh: ½C4H4(g) + 3/2 O2→ CO2(g)+ H2O(l) ∆H= -705,5 kJmol-1

d. Entalpi Pelarutan Standar (∆Hos)


Entalpi pelarutan standar menyatakan jumlah kalor yang diperlukan atau
dibebaskan 1 mol zat pada keadaan standar. Entalpi pelarutan standar diberi
simbol (∆Hos) simbol s berasal dari kata solution yang berarti pelarutan jika
sangat positif. Zat itu tidak larut dalam air. Jika (∆H os) negatif zat itu larut dalam
air,
Contoh: NH3(g) + aq → NH3(g NH3(aq) ∆Hs = -35,6 kJmol-1

e. Entalpi Penguapan Standar


Entalpi yang terjadi pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair menjadi
fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan
standar maka dinotasikan dengan stauannya kj/mol.

f. Entalpi Peleburan Standar


Entalpi penguapan standar adalah entalpi yang terjadi karena pada
pencairan atau peleburan 1 mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase cair
pada keadaan standar, maka dihasilkan dengan satuannya (Atkins, 1994).

2.3 Hukum Dalam Termokimia


Dalam mempelajari reaksi kimia dan energi kita perlu memahami hukum-
hukum yang mendasari tentang perubahan dan energi.
a. Hukum kekekalan energy
Dalam perubahan kimia atau fisika energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentu lainnya.
Hukum ini merupakan hukum termodinamika pertama dan menjadi dasar
pengembangan hukum tentang energi selanjutnya, seperti konversi energi.

b. Hukum Laplace
Hukum ini diajukan oleh Marquis de Laplace dan dia menyatakan bahwa
jumlah kalor yang dilepaskan dalam pembentukan sebuah senyawa dari unsur-
unsurnya sama dengan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menguraikan
senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya.

c. Hukum hess
Hukum ini diajukan oleh Germain Hess, dia menyatakan bahwa entalphi
reaksi (ΔH) hanya tergantung pada keadaan awal reaksi dan hasil reaksi dan tidak
bergantung pada jalannya reaksi. Jika suatu reaksi merupakan penjumlahan
aljabar dari dua atau lebih reaksi, maka perubahan entalphi (ΔH) atau kalor
reaksinya juga merupakan penjumlahan aljabar dari (ΔH) yang menyertai reaksi.
Berdasarkan persamaan reaksi gas karbon dioksida dapat terbentuk
melalui dua tahap, yang pertama pembentukan karbonmonoksida dari unsur-
unsurnya dan dilanjutkan dengan oksidasi dari karbonmonoksida menjadi
karbondioksida. Penjumlahan aljabar ΔHreaksi dari setiap tahap reaksi juga
dilakukan sesuai dengan tahap reaksi, maka ΔHreaksi dari pembentukan gas Karbon
dioksida juga dapat dilakukan.Berdasarkan berbagai jenis reaksi, maka kita juga
dapat mengembangkan jenis kalor reaksi atau ΔH yang disesuaikan dengan jenis
reaksinya, ada empat jenis kalor reaksi yaitu kalor reaksi pembentukan,
penguraian, pembakaran dan pelarutan.
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat-alat
Adapun alat-alat yang digunakan sebagai berikut:
1. Thermometer 2 buah
2. Tabung Reaksi dan Rak 4 buah
3. Aluminum foil Secukupnya
4. Pipet Volume 1 buah
5. Bola Hisap 1 buah
6. Neraca massa 1 buah
7. Spatula 1 buah

3.1.2 Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan sebagai berikut:
1. Aquades 2ml
2. HCL 2ml
3. H2SO4 pekat 3ml
4. NH4Cl 2gr
5. Serbuk Zn

3.2 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut:
1. Reaksi Penguraian
Dua tabung reaks, masing-masing diisi 2ml aquades. Diukur suhunya
menggunakan thermometer dan dicatat, kemudian pada tabung pertama
dimasukkan 2 gram NH4Cl dan catat suhunya. Pada tabung ke dua di
teteskan larutan H2SO4 pekat 1ml, dan dicatat suhunya.
2. Reaksi Tertutup dan Terbuka
Disediakan 2 buah tabung reaksi, tabung pertama dilengkapi dengan
aluminium foil dan tabung kedua dibiarkan terbuk. Masing-masing tabung
diisi HCl 2ml, dan diukur serta dicatat suhunya. Kemudian ditambahkan
serbuk zn secukupnya dan dibiarkan selama 5 menit, dan di catat serta
diukur suhunya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat dalam percobaan ini adalah:
Tabel 4.1.1 Hasil percobaan Reaksi Penguraian
Perubahan Suhu
No Tabung Keterangan
awal akhir
1. I (2ml aquades + 2 gr NH4Cl) 300C 240C Endoterm
2. II (2ml aquades + 3ml H2SO4 30%) 290C 320C Eksoterm
Sumber: (Praktikum Termokimia, 2019).

Tabel 4.1.2 Hasil percobaan reaksi ruangan tertutup dan terbuka


Perubahan Suhu
No Tabung Keterangan
awal akhir
1. I (Tertutup) 2ml HCl + Serbuk Zn 300C 280C Endoterm
2. I (Terbuka) 2ml HCl + Serbuk Zn 290C 320C Eksoterm
Sumber: (Praktikum Termokimia, 2019).

4.2 Pembahasan
Pada percobaan reaksi penguarian, tabung pertama dimasukkan 2ml
aquades lalu diukur suhunya menggunakan thermometer hingga di dapatkan suhu
awal 300C. Kemudian ditambahkan NH4Cl sebanyak 2 gram da diukur kembali
suhunya menjadi 240C. Pada percobaan ini terjadi reaksi endoterm, karena adanya
penyerapan kalor dari lingkungan ke sistem atau lebih dikenal dengan penurunan
suhu pada sistem. Persamaan reaksi pada proses penguraian :
NH4Cl + H2O → NH4OH + HCl

Pada percobaan reaksi penguraian, tabung kedua dimasukkan 2ml aquades


Lalu diukurnsuhunya menggunakan thermometer hingga didapatkan suhu awal
290C. Kemudian ditambahkan H2SO4 30% didapatkan kembali suhunya setelah
diukur menjadi 320C. Pada percobaan ini terjadi reaksi eksoterm, karena adanya
pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan atau lebih dikenal dengan kenaikan
suhu pada sistem. Persamaan reaksi pada proses penguraian :
H2SO4 + H2O → HSO4- + H3O+

Pada perobaan tabung terbuka dan tertutup, disediakan 2 tabung reaksi


yang satu diberi tutup dan satu lagi dibiarkan terbuka. Masing-masing tabung
dimasukkan 2ml HCl dan diukur suhunya menggunakan termometer maka
didapatkan hasilnya pada tabung terbuka yaitu 290C dan tabung tertutup yaitu
300C. Kemudian pada tabung terbuka ditambahkan serbuk Zn dan diukur suhunya
serta didiamkan selama 5 menit, suhu pada tabung terbuka menjadi 30 0C. Pada
percobaan ini terjadi reaksi eksoterm, karena danya pelepasan kalor dari sistem ke
lingkungan yaitu pada gas hidrogen yang dihasilkan.
Pada tabung tertutup suhu awalnya 300C lalu ditambahkan serbuk Zn dan
diukur suhunya serta didiamkan selama 5 menit, suhu pada tabung tertutup
menjadi 280C. Pada percobaan ini terjadi reaksi endoterm karena terjadinya
penurunan suhu pada sistem. Persamaan reaksi pada percobaan tabung terbuka
dan tertutup sebagai berikut: 2HCl + Zn → ZnCl2 + H2
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penambahan aquades dengan NH4Cl mengalami reaksi endoterm karena
terjadi penurunan suhu dari 300C menjadi 240C.
2. Penambahan aquades dengan H2SO4 pekat mengalami reaksi eksoterm,
karena terjadi kenaikan suhu dari 290C menjadi 320C.
3. Pada tabung terbuka penambahan HCl dengan serbuk Zn mengalami
reaksi eksoterm, karena terjadi kenaikan suhu dari 290C menjadi 300C.
4. Pada tabung tertutup, penambahan HCl dengan serbuk Zn mengalami
reaksi endoterm, karena terjadi penurunan suhu dari 300C menjadi 280C.

5.2 Saran
Kepada praktikan disarankan agar berhati-hati saat mereaksikan H2SO4
karena ketika direaksikan akan menghasilkan panas. Sebaiknya dalam
memperhatikan suhu pada termometer tidak hanya satu praktikan yang mengamati
agar hasilnya lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Atkins, PW. 1999, KimiaUniversity, Jakarta, Bina Aksara.


Chang Raymond. 2004. Kimia Dasar Jilid I. Jakarta : Erlangga
Keenan, A, Pudjaatmaja, Hadyana. 1994. Kimia Untuk Universitas Jilid I. Jakarta:
Erlangga .
Sutresna, Kana. 2007. Kimia SMA Kelas XI. Bandung : Grafindo
LAMPIRAN B
TUGAS DAN JAWABAN

1. Sebutkan pembagian dari panas reaksi?


2. Buatlah definisi dari masing-masing bagian pada saat no.1 ?
Penyelesaian :

1. Pembagian panas reaksi :


a. Panas atomisasi
b. Panas penguapan standar
c. Panas peleburan standar
d. Panas pelarutan integral
e. Panas pengenceran integral
f. Panas pelarutan differensial
g. Panas pengenceran differensial
h. Panas hidrasi
i. Panas netraslisasi

2. Defenisi dari soal nomor 1 :


a. Panas atomisasi adalah panas yang diperlukan untuk menghasilkan 1
mol zat dalam bentuk gas dari keadaan yang paling stabil pada keadaan
standar.
b. Panas penguapan standar adalah panas yang diperlukan untuk
menguapkan 1 mol zat cair menjadi upaya pada keadaan standar.
c. Panas pelebuaran standar adalah panas yang di perlukan atau dilepas
pada peleburan.
d. Panas pelarutan integral adalah panas yang timbula atau diserap pada
pelarutan suatu zat dalam suatu pelarut.
e. Panas pengenceran integral adalah panas yang timbul atau diserap jika
suatu larutan dengan konsentrasi tertentu diencerkan lebih lanjut dengan
menambahkan pelarut.
f. Panas pelarut differensial adalah panas yang timbul atau diserap jika 1
mol zat terlarut ditambahan ke dalam sejumlah besar larutan tanpa
mengubah konsentrasi larutan.
g. Panas pengenceran differensial adalah panas yang timbul atau diserap
jika 1 mol pelarut ditambahkan ke dalam sejumlah larutan tanpa
mengubah konsentrasi larutan tersebut.
h. Panas netralisasi adalah panas yang diserap atau dilepaskan jika 1 mol
ekivalen asam kuat tepat di netralkan oleh 1 mol ekivalen basa kuat.
i. Panas hidrasi adalah panas yang timbul atau diperlukan pada
pembentukkan hidrat.
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT

No Nama dan Gambar Alat Fungsi


Termometer

1 Sebagai pengukur suhu

Pipet Volume

2 Untuk Mengambil larutan

Tabung reaksi dan rak

Sebagai tempat mereaksikan bahan


3
kimia

Aluminium foil

4 Sebagai penutup wadah

5 Bola hisap
Menghisap larutan menggunakan pipet
volume

Spatula

6 Sendok untuk mengambil bahan kimia

Neraca digital

Mengetahui bobot/massa suatu benda


7
atau sebagai alat ukur massa/berat.

Anda mungkin juga menyukai