TERMOKIMIA
Disusun Oleh:
Kelompok 1V (A5)
Zahara Firda NIM. 180140126
Anugrah Yunika Tambunan NIM. 180140131
Mai Fajar Fajri NIM. 180140139
Dwi Wulan Amalia NIM. 180140144
M. Anjes Laudi NIM. 180140149
Rasma Diana Putri NIM. 180140158
Almira Hanifa NIM. 180140171
Annisa Ramadina NIM. 180140182
b. Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm adalah reaksi kimia yang menyerap atau menerima
kalor. Pada reaksi ini, terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem
sehingga suhu lingkungan turun dan menjadi lebih dingin. Reaksi endoterm
menyerap sejumlah energi sehingga energi sistem bertambah. Karena entalpi
bertambah, perubahan entalpinya bertanda positif. Contoh reaksi endoterm, yaitu
reaksi antara barium hidroksida (Ba(OH)2 dan kristal amonium klorida (NH4Cl)
dengan penambahan beberapa tetes air. Reaksinya: Ba(OH)2(s) + 2NH4Cl(s)→
BaCl(aq) + 2NH4OH(aq)
Reaksi ini menyerap kalor dari lingkungan. Jika reaksi dilakukan pada
tabung reaksi, tangan dapat merasakan dinginnya tabung karena sistem menyerap
kalor dari tangan (lingkungan) (Sutresna, 2007).
2.2 Entalpi
Entalpi (H) adalah jumlah total dari semua bentuk energi suatu zat
ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk energi yang dimiliki zat yang
jumlahnya tidak dapat diukur dan akan tetap konstan selama tidak ada energi yang
masuk atau keluar dari zat. Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama
proses penerimaan atau pelepasan kalor dinyatakan dengan perubahan entalpi
(∆H). Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi ∆H
dapat ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem misalya
pada proses perubahan bahan es menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada
perubahan kimia selalu terjadi perubahan entalpi. Besarnya perubahan entalpi
adalah sama dengan besar dengan selisih antar entalpi hasil reaksi dan jumlah
entalpi bereaksi.
Entalpi suatu zat bertambah jika zat tersebut dipanaskan, oleh karena itu
entalpi reaksi berubah dengan perubahan temperatur karena entalpi setiap zat
dalam suatu reaksi bervariasi dengan cara yang khas. Sehingga ∆H positif.
Sedangkan pada reaksi eksoterm entalpi sesudah reaksi menjadi lebih kecil
sehingga ∆H negatif perubahan entalpi pada suatu reaksi disebut kalor reaksi. Kita
dapat menegtahui perubahan entalpi pada suatu reaksi seperti berikut :
Perubahan Entalpi = Entalpi hasil rekasi/produk – Entalpi
pereaksi/reaktan atau ∆H = Hproduk – Hreaktan. Kalor reaksi untuk reaksi-reaksi yang
khas disebut dengan nama yang khas diantaranya:
a. Entalpi Pembentukan Standar (∆HoE)
Entalpi pembentukan standar suatu senyawa yang menyatakan jumlah
kalor yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembentukan kalor 1 mol
senyawa dari unsur-unsurnya yang stabil pada keadaan standar. Entalpi
pembentukan standar diberi simbol (∆HoE) simbol E berasal dari kata fermation
yang berarti pembentukan. Contoh unsur-unsur yang stabil pada keadaan standar
yaitu: H2, O2, C, N2, Ag, S, Na, Mg.
Contoh: H2O(l)→ H2(g)+ ½ O2(g) ∆H = -286 kJ mol-1
b. Entalpi Penguraian Standar (∆Hod)
Entalpi penguraian standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang
diperlukan atau dibebaskan untuk proses penguraian 1 mol senyawa dari unsur-
unsurnya yang stabil pada keadaan standar. Entalpi penguraian standar diberi
simbol (∆Hod) simbol d berasal dari kata decomposition yang berarti penguraian.
Menurut hukum laplace, jumlah kalor yang dibebaskan pada pembentukan
senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor yang diperlukan pada
penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya. Jadi entalpi penguraian
merupakan kebalikan dari entalpi pembentukan senyawa yang sama-sama dengan
demikian jumlah kalornya sama tapi tandanya berlawanan karena reaksinya
berlawanan.
Contoh: H2O(l)→ H2 + ½O2 ∆H = +286 kJ mol-1
c. Entalpi Pembakaran Standar (∆Hoc)
Entalpi pembakaran standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang
diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembakaran 1 mol senyawa dari unsur-
unsurnya yang stabil pada keadaan standar. Entalpi pembakaran standar diberi
simbol (∆Hoc) simbol c berasal dari kata combustion yang berarti pembakaran.
Contoh: ½C4H4(g) + 3/2 O2→ CO2(g)+ H2O(l) ∆H= -705,5 kJmol-1
b. Hukum Laplace
Hukum ini diajukan oleh Marquis de Laplace dan dia menyatakan bahwa
jumlah kalor yang dilepaskan dalam pembentukan sebuah senyawa dari unsur-
unsurnya sama dengan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menguraikan
senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya.
c. Hukum hess
Hukum ini diajukan oleh Germain Hess, dia menyatakan bahwa entalphi
reaksi (ΔH) hanya tergantung pada keadaan awal reaksi dan hasil reaksi dan tidak
bergantung pada jalannya reaksi. Jika suatu reaksi merupakan penjumlahan
aljabar dari dua atau lebih reaksi, maka perubahan entalphi (ΔH) atau kalor
reaksinya juga merupakan penjumlahan aljabar dari (ΔH) yang menyertai reaksi.
Berdasarkan persamaan reaksi gas karbon dioksida dapat terbentuk
melalui dua tahap, yang pertama pembentukan karbonmonoksida dari unsur-
unsurnya dan dilanjutkan dengan oksidasi dari karbonmonoksida menjadi
karbondioksida. Penjumlahan aljabar ΔHreaksi dari setiap tahap reaksi juga
dilakukan sesuai dengan tahap reaksi, maka ΔHreaksi dari pembentukan gas Karbon
dioksida juga dapat dilakukan.Berdasarkan berbagai jenis reaksi, maka kita juga
dapat mengembangkan jenis kalor reaksi atau ΔH yang disesuaikan dengan jenis
reaksinya, ada empat jenis kalor reaksi yaitu kalor reaksi pembentukan,
penguraian, pembakaran dan pelarutan.
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1.2 Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan sebagai berikut:
1. Aquades 2ml
2. HCL 2ml
3. H2SO4 pekat 3ml
4. NH4Cl 2gr
5. Serbuk Zn
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat dalam percobaan ini adalah:
Tabel 4.1.1 Hasil percobaan Reaksi Penguraian
Perubahan Suhu
No Tabung Keterangan
awal akhir
1. I (2ml aquades + 2 gr NH4Cl) 300C 240C Endoterm
2. II (2ml aquades + 3ml H2SO4 30%) 290C 320C Eksoterm
Sumber: (Praktikum Termokimia, 2019).
4.2 Pembahasan
Pada percobaan reaksi penguarian, tabung pertama dimasukkan 2ml
aquades lalu diukur suhunya menggunakan thermometer hingga di dapatkan suhu
awal 300C. Kemudian ditambahkan NH4Cl sebanyak 2 gram da diukur kembali
suhunya menjadi 240C. Pada percobaan ini terjadi reaksi endoterm, karena adanya
penyerapan kalor dari lingkungan ke sistem atau lebih dikenal dengan penurunan
suhu pada sistem. Persamaan reaksi pada proses penguraian :
NH4Cl + H2O → NH4OH + HCl
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penambahan aquades dengan NH4Cl mengalami reaksi endoterm karena
terjadi penurunan suhu dari 300C menjadi 240C.
2. Penambahan aquades dengan H2SO4 pekat mengalami reaksi eksoterm,
karena terjadi kenaikan suhu dari 290C menjadi 320C.
3. Pada tabung terbuka penambahan HCl dengan serbuk Zn mengalami
reaksi eksoterm, karena terjadi kenaikan suhu dari 290C menjadi 300C.
4. Pada tabung tertutup, penambahan HCl dengan serbuk Zn mengalami
reaksi endoterm, karena terjadi penurunan suhu dari 300C menjadi 280C.
5.2 Saran
Kepada praktikan disarankan agar berhati-hati saat mereaksikan H2SO4
karena ketika direaksikan akan menghasilkan panas. Sebaiknya dalam
memperhatikan suhu pada termometer tidak hanya satu praktikan yang mengamati
agar hasilnya lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Pipet Volume
Aluminium foil
5 Bola hisap
Menghisap larutan menggunakan pipet
volume
Spatula
Neraca digital