Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIK I
“TETAPAN KALORIMETER DAN KONSENTRASI H2SO4”

Nama : Nisa Meilani


Nim : PMM2100276
Kelas : Reg B
Kelompok : Kelompok 4

Dosen Pengampu :
Dr. Yusnaidar, S,Si, M.Si
Dr. Dra. Wilda Syahri, M. Pd

Nama Asdos :
Thifani Aulia Putri Pane (A1C118009)
Erik Surya Kurniawan (A1C118027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
PERCOBAAN 1

I. JUDUL : Tetapan Kalorimeter dan Konsentrasi H2SO4


II. HARI, TANGGAL : Jum’at, 10 September 2021
III. TUJUAN
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah:
1. Dapat menentukan tetapan kalorimeter sebagai dasar percobaan yang lain
2. Dapat menentukan konsentrasi H2SO4 (5)

IV. LANDASAN TEORI (14)


Alat yang digunakan untuk mengukur perubahan panas suatu reaksi
disebut kalorimeter. Setiap kalorimeter mempunyai sifat yang khas dalam
mengukur panas. Hal ini dapat terjadi karena kalorimeter (baik gelas,
polietilen maupun logam) menyerap panas, sehingga tidak seluruh panas
terukur. Panas yang diserap oleh bahan kalorimeter berbeda-beda untuk
bahan yang berbeda [ CITATION Tim212 \l 1057 ].
Pengukuran termokimia dilakukan dengan alat kalorimeter. Alat ini
terdiri dari suatu termostat bertemperatur yang memiliki kapasitas panas
tertentu. Jika perubahan fisika berlangsung di dalam termostat, panas yang
dilepaskan atau panas yang diserap oleh perubahan akan diserap juga oleh
seluruh zat di dalam kalorimeter dan kalorimeter itu sendiri [ CITATION
Fat15 \l 1057 ].
Kalorimeter merupakan sebuah alat yang dirancang untuk
mengisolasi sistem di dalamnya sehingga panas yang keluar dari benda
sama dengan panas yang masuk ke air dan wadahnya. Ada dua jenis
kalorimeter yaitu kalorimeter larutan dan bom. Kalorimeter larutan adalah
alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada reaksi
kimia dalam sistem larutan. Sedangkan kalorimeter bom adalah alat yang
digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran
sempurna dalam oksigen berlebih suatu materi atau sampel tertentu
[ CITATION Hes18 \l 1057 ].
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu
zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu
benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi
maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar dan begitu pula
sebaliknya. Kalor ada dua jenis yaitu kalor yang digunakan untuk
menaikkan suhu dan untuk merubah wujud (kalor laten) [ CITATION Muh19 \l
1057 ].
Kalor jenis adalah banykanya yang diperlukan zat sebesar 1 kg
untuk mengalami perubahan suhu sebesar 10C. Kalor jenis merupakan
karakteristik termal suatu benda karena tergantung dari jenis benda yang
dipanaskan atau di dinginkan. Kalor adalah suatu jenis energi yang dapat
menimbulkan perubahan suhu pada suatu benda. Secara alami kalor
berpindah dari benda yang bersuhu tinggi kebenda yang bersuhu rendah,
sehingga terjadi percampuran suhu dari kedua benda tersebut. Kesetaraan
satua kalori: 1 kalor = 4,2 joule, 1 joule = 0,24 kalori, kalor yang dilepaskan
= kalor yang diterima. Asas Black adalah suatu prinsip dalam
termodinamika yang dikemukakan oleh Joseph Black [ CITATION Sri20 \l 1057
].
Jumlah kalor yang terlibat dalam suatu proses reaksi kimia ternyata
mempunyai ikatan dengan sifat-sifat ataupun jumlah materi yang bereaksi.
Dengan demikian sifat maupun materi yang bereaksi akan dapat dievaluasi
atau ditentukan apabila jumlah kalor atau parameter yang terkait dapat
dideteksi. . salah satu parameter yang terkait dengan kalor adalah temperatur
atau perubahan temperatur. Perubahan kalor selama reaksi kimia adalah
kalorimeter. Dalam metode kalorimeter pembakaran suatu unsur atau
senyawa dibakar, basanya dalam oksigen dan kalor yang dibebaskan dalam
reaksi itu diukur, setiap kalorimeter mempunyai sifat khas dalam mengukur
kalor. Hal ini dapat terjadi karena kalorimeter sendiri (gelas/logam)
menyerap kalor, sehingga tidak semua kalor terukur [ CITATION How19 \l
1057 ].
Asam sulfat dapat digunakan sebagai larutan elektrolit yang dapat
menghasilkan arus listrik. Cairan ini dipakai untuk cairan aki motor atau
mobil. Asam sulfat merupakan asam mineral yang kuat. Zat ini larut dalam
air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan
dan salah satu produk utama dalam industri kimia. Asam sulfat dianggap
tidak beracun selain bahan korosifnya. Jika terkena kulit maka
menyebabkan luka bakar dan penghirupan aerosol asap (menyebabkan
iritasi mata, saluran pernapasan dan membran mukosa yang cukup parah).
[ CITATION Yus19 \l 1057 ].
Asam sulfat adalah asam mineral (anorganik) yang kuat. Ciri-ciri
asam sulfat antara lain cair, bening, tidak berbau. Asam sulfat ini memiliki
banyak kegunaan, misalnya digunakan dalam berbagai proses yaitu pelarut,
pereaksi, suasana asam, pengawetan dan masih banyak lagi [ CITATION
Ret18 \l 1057 ].

V. ALAT DAN BAHAN (5)


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
5.1 Alat
1. Kalorimeter sederhana
2. Alat Pemanas
3. Termometer
4. Pipet tetes
5. Corong
6. Gelas kimia
7. Gelas ukur
8. Pencatat waktu

5.2 Bahan
1. H2SO4 x molar
2. Aquades
VI. PROSEDUR KERJA (10)
6. 1 Menentukan tetapan kalorimeter

Kalorimeter
Dipasang seperti yang telah dilakukan dalam penuntun.

Dimasukkan air dengan volume tertentu.

Diaduk dan dicatat suhu pada selang waktu tertentu.

Dimasukkan air panas sebanyak volume air pertama.

Diaduk dan dicatat suhu pada selang waktu tertentu.

Dibuat kurva hubungan antara waktu dan suhu.


Catat hasil pengamatan

6. 2 Menentukan Konsentrasi larutan H2SO4

H2SO4

Diisi air sepertiga volumenya, dicatat suhu setelah 9 menit

Ditambah 5 ml larutan H2SO4 x mol dalam kalorimeter.


Dicatat suhu campuran sambil diaduk sampai suhu maksimum.

Diulangi langkah (l) ddan (ll) dengan konsentrasi H 2SO4


pertama diencerkan menjadi 2x, 3x, 4x, dan 5x.

Catat hasil pengamatan


VII. DATA PENGAMATAN
1. Menentukan Tetapan Kalorimeter
Air Dingin Setelah Ditambah Air Panas
Waktu (menit) Suhu (˚C) Waktu (menit) Suhu (˚C)
No
1 0,5 29 0,5 37
2 1 29 1 37
3 1,5 29 1,5 37
4 2 29 2 37
5 2,5 29 2,5 37
6 3 29 3 36,9
7 3,5 29 3,5 36,9
8 4 29 4 36,8
9 4,5 29 4,5 36,8
10 5 29 5 36,8

Volume air dingin = 75 ml


Volume air panas = 75 ml
Suhu air dingin (2) = 29 ˚C
Suhu air panas awal (3) = 45 ˚C
Perubahan suhu (ΔT) air (2) = 36,92˚C - 29˚C = 7,92˚C
Perubahan suhu (ΔT) air (3) = 45˚C – 36,92˚C = 8,08˚C
Kapasitas panas air = 4,18 Jg-1 ˚C-1
Masa jenis air = 1 gram/mL

 Kurva hubungan antara waktu dengan suhu air dingin


Hubungan waktu dan suhu air dingin
35
30
Suhu (°C) 25
20
15
10
5
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Waktu (S)

 Kurva hubungan antara waktu dengan suhu air panas

Hubungan antara waktu dan suhu air panas


37.05
37
36.95
36.9
Suhu (°C)

36.85
36.8
36.75
36.7
36.65
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5

Waktu (s)

2. Menentukan konsentrasi H2SO4


Volume air = 50 mL
Suhu air = 29 mL
Suhu maksimum campuran air dan H2SO4 =32˚C
Suhu maksimum campuran air dan H2SO4 setelah diencerkan 2x =30˚C
Suhu maksimum campuran air dan H2SO4 setelah diencerkan 3x =29,3˚C
Suhu maksimum campuran air dan H2SO4 setelah diencerkan 4x =29˚C
Suhu maksimum campuran air dan H2SO4 setelah diencerkan 5x =29˚C

VIII. PERHITUNGAN
1. Hitung berapa energi (panas) yang diserap air dingin!
Jawab :
QAD = m x c x ΔT
= m x c x (TAD - TC)
= 75 gr x 4,18 Jg-1 ˚C-1 x (36,92 - 29)˚C
= 2482,92 J

2. Hitung berapa energi (panas) yang dilepaskan air panas!


Jawab :
QAP = m x c x ΔT
= m x c x (TAP - TC)
= 75 gr x 4,18 Jg-1 ˚C-1 x (45 - 36,92)˚C
= 2533,08 J

3. Hitung berapa energi (panas) yang diserap kalorimeter!


Jawab :
Qk = QAP – QAD
= 2533,08 J - 2482,92 J
= 50,16 J

4. Hitung berapa energi (panas) yang diserap kalorimeter untuk setiap


kenaikan suhu 1˚C!
Qk
Jawab :Ck=
ΔT
Qk
=
(Tc−TAD)
50,16 J
=
( 36,92−29 ) ˚ C
= 6,33 J/ ˚C

5. Hitung berapa energi (panas) yang diserap 1 gram air untuk setiap
kenaikan suhu 1˚C!
Jawab :
Qair = m x c x ΔT
= 1 gr x 4,18 Jg-1 ˚C-1 x 1˚C
= 4,18 J
6. Hitung berapa perubahan panas setiap pelarutan H2SO4!
Jawab :
ΔH = 138,91 kJ/mol
Larutan 1
Q = m x c x ΔT
= 50 x 4,18 x 3
= 627 J
n = gr/Mr
= 50/98
= 0,5 mol
ΔH = -Q/n
= -627/0,5
= 1.254 J
= 1,254 kJ
Larutan 2
Q = m x c x ΔT
= 50 x 4,18 x 1
= 209 J
ΔH = -Q/n
= -209/0,5
= 418 J
= 0,418 kJ
Larutan 3
Q = m x c x ΔT
= 50 x 4,18 x 0,3
= 62,7 J
ΔH = -Q/n
= -62,7/0,5
= 125 J
= 0,125 kJ
Larutan 4
Q = m x c x ΔT
= 50 x 4,18 x 0
=0J
ΔH = 0
Larutan 5
Q =0
ΔH = 0

7. Hitung berapa konsentrasi masing-masing larutan H2SO4!


Jawab :
Qpelarutan = -(Qpelarutan + Qk)
= -[m H2SO4 x Cair x (Tc-Tair) + Ck(Tc-Tair)]
= -[2,53 gr x 4,18 Jg-1 ˚C-1 x (32-29) + 6,33(32-19)]
= -[10,5754 J x (3) x 6,33 J x (3)]
= -[31,7262 J + 18,99 J]
= -50,7162 J

Qpelarutan
n =
∆H
50,7162. 10−3 kJ
=
138,91 kJ /mol
= 3,65 . 10-4 mol

n
[H2SO4] =
Volume
3,65. 10−4
= 5.10−3

= 0,073
Secara teoritis = V1 = 5ml
M1 = 5M
ΔV = 50ml air, maka V2 = V1 + ΔV = 55ml
M1.V1= M2.V2
5M . 5ml = M2 . 55ml
M2 = 0,45 M

IX. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini kami melaksanakan praktikum kimia fisik 1
secara online melalui video demonstrasi oleh asisten dosen di google
classroom. Percobaan pertama ini membahas tentang tetapan kalorimeter
dan konsentrasi H2SO4.
 Menentukan tetapan kalorimeter
Pada percobaan tetapan kalorimeter ini, hal yang pertama
dilakukan adalah menentukan tetapan kalorimeter. Kalorimeter yaitu
alat yang digunakan untuk mengukur perubahan panas atau suatu reaksi.
Tetapan kalorimeter merupakan banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu kalorimeter beserta isinya 1˚C. Prinsip kerja dari
kalorimeter adalah menyerap dan menghasilkan kalor dengan adanya
gesekan antara pengaduk dan dinding kalorimeter yang bertumbukan
dengan molekul udara dan pelarut. Pengukuran kalor jenis dengan
kalorimeter didasarkan pada azas blask, yaitu kalor yang diterima oleh
kalorimeter sama dengan kalor yang diberikan oleh zat yang dicari kalor
jenisnya. Hal ini mengandung arti bahwa benda yang berbeda suhunya
saling bersentuhan, maka akan menuju kesetimbangan termodinamika
dan suhu akhir kalor benda akan sama.
Qlepas = Qterima
Qair panas = Qair dingin + Qkalorimeter
m1 x c x (Tp - Tc) = m2 x c x (Tc - Td) + c(Tc - Td)
Keterangan =
m1 = massa air panas
m2 = massa air dingin
c = kalor jenis air
C = kapasitas kalorimeter
Tp = suhu air panas
Td = suhu air dingin
Tc = suhu campuran

Berdasarkan data yang sudah diperoleh saat didemonstrasikan oleh


asisten dosen dalam percobaan menentukan tetapan kalorimeter,
didapatkan data sebagai berikut ; dari air dingin yang dimasukkan ke
dalam kalorimeter yang suhu awalnya 29˚C, didapatkan hasil bahwa
dari 10x percobaan yang dilakukan didapatkan hasil suhu konstan
sebesar 29˚C. Konstannya suhu pada hasil pengamatan ini sampai akhir
menit ke-5 menunjukkan bahwa pertukaran kalor antara air dingin dan
kalorimeter sudah berlangsung sempurna (seimbang).
Dalam praktikum atau percobaan ini saat dilakukannya
pengukuran, kalorimeter ditutup dengan rapat agar meminimalisir
pertukaran kalor antara sistem (kalorimeter) dan lingkungan. Apabila
pertukaran kalor tersebut terjadi maka, akan menyebabkan penentuan
tetapan kalorimeter akan terganggu. Setelah dimasukkan ke dalam
kalorimeter air dingin diaduk menggunakan batang pengaduk yang
terdapat di tutup kalorimeter. Batang pengaduk tersebut berhubungan
dengan besi yang berbentuk lingkaran yang terdapat didalam
kalorimeter. Tujuan dari pengadukan ini untuk meratakan suhu air yang
terdapat dalam kalorimeter sehingga suhu yang diamati itu bisa
representatif. Akan tetapi pengadukan juga tidak terlalu kuat dan cepat
untuk menghindari meningkatnya suhu air dalam kalorimeter akbat dari
pengadukan.
Pada percobaan dengan air panas, sebelum mencampurkan air
panas ke dalam kalorimeter yang berisi air dingin, dilakukan
pengukuran suhu awal air panas yaitu sebesar 45˚C. Pada proses
pencampuran air panas dan air dingin, suhu nya naik menjadi 37˚C.
Nah, suhu 37˚C ini konstan sampai percobaan ke-5. Pada percobaan ke-
6 dan 7, suhu mengalami penurunan menjadi 36,9˚C. Pada percobaan
ke-8 sampai 10 terjadi penurunan suhu secara konstan yaitu sebesar
36,8˚C. Turunnya suhu campuran air panas dan dingin ini menunjukkan
bahwa terjadi penyerapan suhu air panas oleh air dingin dan
kalorimeter. Sedangkan suhu konstan pada 0,5 menit sampai akhir 5
menit menunjukkan bahwa pertukaran suhu antara air dingin, air panas,
maupun dengan kalorimeter sudah berlangsung dengan sempurna.

 Menentukan konsentrasi H2SO4


Pada percobaan menentukan konsentrasi H2SO4, ketika H2SO4
dilarutkan ke dalam air terjadi reaksi eksoterm. Reaksi eksoterm
merupakan reaksi membebaskan kalor. Kalor mengalir dari sistem ke
lingkungan. Terjadinya kenaikan suhu menyebabkan sistem melepas
kalor ke lingkungan. Selain itu, penurunan suhu juga disebabkan oleh
kalorimeter yang melepas kalor atau biasa dikenal dengan istilah tetapan
kalorimeter.
Pada percobaan ini juga terdapat reaksi hidrasi dan merupakan
reaksi yang bersifat eksoterm sehingga panas pelarutnya bernilai
negatif, dikarenakan kalor dari sistem pindah ke lingkungan. Dilihat dari
pengamatan, ketika larutan H2SO4 diencerkan diperoleh suhu sebesar 32
˚C. Pada pengenceran 2x didapatkan suhu 30˚C, penegnceran 3x
didapatkan suhu sebesar 29,3˚C, dan pada pengenceran ke 4x dan 5x
didapatkan suhu konstan yaitu sebesar 29˚C.
Setelah melakukan perhitungan untuk menentukan konsentrasi
H2SO4 didapatkan hasil bahwa konsentrasinya sebesar 0,074M, namun
secara teoritis konsentrasi H2SO4 itu sebesar 0,45M, jadi antara hasil
perhitungan dan secara teoritis berbeda. Hal ini tentu disebabkan karena
adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut antara
lain : kadar zat terlarut, jenis zat terlarut dan pelarut, massa jenis zat
terlarut dan volume zat terlarut dalam pelarut. Kemungkinan juga terjadi
kesalahan-kesalahan saat percobaan berlangsung dikarenakan beberapa
faktor, salah satu faktornya yaitu kalorieter sederhana yang digunakan
tidak dalam keadaan adiabatik sehingga kalor dari larutan tidak terjaga
dan membuat data yang diperoleh kurang valid,

X. PERTANYAAN PASCA PRAKTIKUM


1. Mengapa energi yang diterima air dingin tidak sama dengan yang
dilepaskan oleh air panas?
Jawab :
Hal ini terjadi karena kalorimeter yang digunakan sebagai tempat untuk
mencampurkan air dingin dan air panas ikut menyerap kalor/energi yang
dilepaskan oleh air panas. Oleh karena itu, kalor yang dilepaskan oleh
air panas tidak hanya diserap oleh air dingin tetapi juga diserap oleh
kalorimeter. Dengan demikian kalor yang diserap oleh kalorimeter
merupakan selisih kalor yang diberikan oleh air panas dikurangi dengan
kalor yang diserap oleh air dingin.
2. Bagaimana anda dapat menghitung kapasitas panas kalorimeter?
Jawab :
Untuk menghitung kapasitas panas dari kalorimeter, maka dapat
dilakukan dengan mencampurkan volume tertentu air dingin (massa m 1
suhu T1) dengan volume tertentu air panas (massa m2 dan T2) di dalam
kalorimeter yang akan ditentukan tetapannya. Karena kalorimeter ikut
menyerap panas, maka kalor yang diserap oleh kalorimeter merupakan
selisih kalor yang dilepaskan oleh air panas dikurangi dengan kalor yang
diserap oleh air dingin. Harga tetapan kalorimeter diperoleh dengan
membagi jumlah kalor yang diserap oleh kalorimeter dengan perubahan
temperatur pada kalorimeter.
XI. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan praktikan dapat menarik
kesimpulan bahwa :
1. Tetapan kalorimeter adalah besarnya kalor yang diserap atau dilepaskan
oleh calorimeter. Dengan melakukan percobaan ini maka praktikan
dapat menguji calorimeter, menjaga dan mempertahankan kalor.
2. Menentukan konsentrasi H2SO4 dapat dicari dengan mencari mol dan
volume dari larutan, H2SO4 yang bersifat asam, karena jika dicampurkan
dengan air akan menghasilkan suhu yang mendidih tergantung dengan
molaritasnya.
XII. DAFTAR PUSTAKA (5)
Fatimah, I. (2015). Kimia Fisika. Yogyakarta: Deepublish.
Hesti N.S, Masturi dan Sukiswo N. (2018). Pengembangan Alat Praktikum
Kalorimeter pada Pokok Bahasan Kalor. Unnes Physics Education
Journal, 43.
Howan D,H,O. (2019). Kajian Kalor Reaksi Tembaga Sulfat (CuSO4
5H2O) melalui Prototipe Kalorimeter. Jurnal of Chemistry, 12-13.
Muhsin. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick untuk
Meningkatkan Sikap Positif dan Prestasi Belajar IPA Pokok
Bahasan Kalor pada Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika, 6.
Retno L, Eko S.M dan Rima S.A. (2018). Pengaruh Konsentrasi Asam
Sulfat dan Lama Perendaman Terhadap Kuat Lentur Kayu Kelapa
Implementasi Pada Mata Kuliah Ilmu Bahan Bangunan. Jurnal
Ilmu Bahan Bangunan, 79-89.
Sri Zelviani, Riska dan Fitriyanti. (2020). Nilai Termofisika Daun Kapuk,
Daun Sirih, Dan Daun Bunga Kembang Sepatu Srbagai Bahan
Kompres Demam. Jurnal Fisika dan Terapannya, 107-113.
Tim Kimia Fisik 1. (2021). Penuntun Praktikum Kimia Fisik 1. Jambi:
Universitas Jambi.
Yusnita, M. (2019). Asam Basa dan Garam di Lingkungan Kita. Semarang:
Alprin.
XIII. LAMPIRAN
13.1 Lampiran Gambar

Alat dan Bahan


Percobaan
Menentukan Tetapan Kalorimeter

Proses Percobaan Data Percobaan

Data Percobaan Percobaan


Menentukan Konsentrasi Larutan Asam
Proses Percobaan Data Percobaan

13.2 Lampiran Jurnal

Anda mungkin juga menyukai