Anda di halaman 1dari 8

PEMODELAN REAKSI HIDROGENASI SENYAWA HIDROKARBON

GOLONGAN ALKENA DAN ALKUNA MELALUI STUDI KOMPUTASI

Irma Amalia*1, Vinni Putri Ayu Dani2, Vitri Tamala3, dan Musnaini4
1,2,3,4
Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Samudra
Jln. Kampus Meurandeh, Langsa 24416
*Email: irmaamalia116@gmail.com

Abstrak
Hidrogenasi merupakan reaksi hidrogen dengan senyawa organik, reaksi ini terjadi dengan
penambahan hidrogen secara langsung pada ikatan rangkap. Senyawa yang bisa dihidrogenasi
adalah senyawa yang kurang jenuh yaitu golongan alkena dan alkuna. Reaksi ini termasuk reaksi
eksotermik yaitu reaksi yang membebaskan panas. Panas yang dilepaskan tersebut dikenal dengan
panas hidrogenasi atau energi hidrogenasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan
tingkat kemudahan senyawa hidrokarbon golongan alkena dan alkuna ketika dilakukan hidrogenasi,
yang dilihat dari nilai panas hidrogenasinya. Studi komputasi ini menggunakan pendekatan teori
DFT, fungsional B3LYP, dan basis set 3-21G. Dari hasil pengukuran menunjukan bahwa, pada
hidrogenasi alkena rantai lurus, panas hidrogenasi tidak ditentukan secara signifikan oleh panjang
rantai tetapi oleh posisi ikatan rangkap sedangkan pada rantai bercabang, adanya penambahan
cabang pada senyawa alkena akan menyebabkan panas hidrogenasi yang dilepaskan semakin kecil
sehingga secara termodinamis semakin sulit berlangsung. Hal ini disebabkan kemungkinan adanya
efek sterik (rintangan oleh gugus/cabang) yang terjadi pada rantai bercabang. Pada alkuna, panjang
rantai tidak berpengaruh pada tingkat mudah atau tidaknya hidrogenasi berlangsung secara
termodinamis.
Kata kunci: Hidrogenasi, alkena, alkuna, efek sterik

Abstract
Hydrogenation is the reaction of hydrogen with organic compounds, this reaction occurs by adding
hydrogen directly to a double bond. The compounds that can be hydrogenated are the less saturated
compounds, they are the alkene and alkyne group. These reactions include exothermic reactions,
those that release heat. The heat released is known as hydrogenation heat or hydrogenation energy.
The purpose of this study is to compare the ease of hydrocarbon compounds of the alkenes and
alkenes when hydrogenated, as seen from the heat value of the hydrogenation. This computational
study uses the DFT theory approach, B3LYP functional, and 3-21G basis set. From the
measurement results show that, in the hydrogenation of straight chain alkene, the heat of
hydrogenation is not significantly determined by the length of the chain but by the position of the
double bond while in the branching chain, the addition of branches to the alkene compound will
cause the hydrogenation heat to be released smaller and so thermodynamically more difficult take
place. This is due to the possibility of steric effects (obstacles by clusters / branches) that occur in
branching chains. In alkyne, the length of the chain has no effect on the degree to which
hydrogenation takes place thermodynamically
Keywords: Hydrogenation, alkene, alkyne, stericobstacle

PENDAHULUAN komputasi juga bermanfaat untuk


Kimia komputasi menunjukkan meramalkan struktur, mekanisme dan
bahwa suatu sistem kimia dideskripsikan energi reaksi yang terjadi di laboratorium
secara matematis menggunakan hukum- sehingga kimiawan dapat mendesain
hukum fisika dan diselesaikan struktur dan meramalkan sifat suatu
menggunakan komputer. Kimia senyawa sebelum melakukan sintesis

CHEMICA: Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia 33


Vol . 2, No. 1, Juni 2019
(Male, Sutapa, dan Ranglalin, 2015). membebaskan panas (Saputro dan Akbar,
Pemodelan senyawa menggunakan 2017). Panas yang dilepaskan tersebut
metode komputasi Density Functional dikenal dengan Panas hidrogenasi atau
Theory (DFT). Metode ini dipilih karena energi hidrogenasi (ΔHhidrogenasi). Energi ini
dapat memodelkan sistem molekul dengan merupakan indikator yang menunjukan
akurat dan memberikan data dalam tingkat tingkat mudah atau tidaknya hidrogenasi
mikroskopik yang berkorelasi signifikan terjadi secara termodinamis. Panas atau
dengan hasil eksperimen laboratorium energi hidrogenasi beberapa golongan
(Wahyudah, 2016). alkena dan alkuna bisa diperbandingkan
Hidrogenasi adalah reaksi yang dengan menghitung panas hidrogenasi
terjadi antara molekul hidrogen (H2) melalui data panas pembentukan, yaitu
dengan senyawa kimia lain dimana panas pembentukan produk (ΔHf produk)
berfungsi untuk memutus ikatan rangkap dikurangi panas pembentukan reaktan (ΔHf
yang terdapat dalam senyawa tersebut. reaktan)
Semakin sedikit jumlah ikatan rangkap, ΔHhidrogenasi = ΔHf produk - ΔHf reaktan
akan semakin meningkatkan kestabilan Reaktannya dalam hal ini adalah
senyawa (Alghifari dan Antika, 2016). senyawa yang dihidrogenasi yaitu alkena
Reaksi ini termasuk ke dalam reaksi adisi atau alkuna dan gas hidrogen. Sedangkan
karena terjadi penambahan atom. Senyawa produknya adalah hasil reaksi yaitu bisa
yang bisa dihidrogenasi adalah senyawa alkana atau alkena. Dengan menganggap
yang kurang jenuh (unsaturated) yaitu nilai panas pembentukan gas hidrogen
golongan alkena dan alkuna. Penambahan adalah nol atau tetap, maka panas
hidrogen ke dalam senyawa tersebut akan hidrogenasi bias dihitung dari panas
menambah tingkat kejenuhannya.(Nyoman pembentukan produk dan reaktan yang
Chandra, 2013) lain(Nyoman Chandra, 2013).

METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan satu set
Reaksi hidrogenasi tidak terlepas komputer yang dilengkapi dengan
dari peran katalis. (Bustan dan Haryati, program-program kimia yaitu Marvin
2016). Reaksi hidrogenasi tidak akan sketch, Avogadro dan NwChem.
berlangsung tanpa bantuan katalis. Secara Pengukuran dilakukan dengan perhitungan
termodinamika, reaksi ini lebih disukai struktur stabil yang terlibat dalam reaksi
karena reaksi ini akan membentuk produk hidrogenasi. Pada semua tingkat
yang lebih stabil. Dengan kata lain, energi perhitungan dilakukan dengan metode
produk lebih rendah dibandingkan dengan komputasi melalui metode DFT, fungsionsl
energi reaktannya. B3LYP dan menggunakan basis set 3-21G.
Reaksi pembentukan melalui Software yang digunakan dalam
hidrogenasi bersifat eksotermik, artinya perhitungan komputasi yaitu Nwchem.
reaksi ini akan menghasilkan/ Pemodelan komputasi a dilakukan dalam
3 tahapan utama, yaitu penyiapan input file,

CHEMICA: Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia 34


Vol . 2, No. 1, Juni 2019
new job (proses perhitungan), dan analisis software visualisasi, yaitu Avogadro untuk
hasil komputasi. Secara lebih rinci akan memvisualisasikan struktur hasil
dijelaskan sebagai berikut. komputasi. Dari output file, dilakukan
Pada tahap penyiapan input file perhitungan panas pembentukan produk
dibutuhkan koordinat struktur. Penyiapan dan reaktan sehingga dapat dihitung besar
input file memanfaatkan aplikasi panas hidrogenasi dari reaksi tersebut.
Avogadro. Pada reaksi hidrogenasi
Pemodelan struktur stabil
hidrokarbon perhitungan struktur yang
paling stabil (reaktan dan produk) Perhitungan panas pembentukan
dilakukan dengan membuat struktur yang produk dan reaktan menggunakan
akan dihitung. Senyawa produk dan basis set B3LYP/3-21G(d)
reaktan yang akan diukur panas dengan sofware NwChem
pembentukannya di gambar bentuk tiga
dimensinya menggunakan program Olah data,analisis dan validasi
hasil dengan studi terdahulu
Avogrado. Struktur tersebut kemudian
dioptimasi dengan menggunakan perintah Gambar 1. Diagram alir pemodelan struktur
Extensions - Optimize Geometry sehingga (Hasby dkk., 2016)
menghasilkan struktur dengan energi yang
paling rendah. Selanjutnya, dikakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
pengambilan input file dengan Hidrogenasi dengan mekanisme
mengggunkan perintah Extensions – pemutusan ikatan rangkap tak jenuh C=C
Nwchem lalu dilakukan penyesuaian basis menjadi ikatan tunggal jenuh C-C dalam
set yang digunakan. rantai molekul (Andriani dkk., 2018). Studi
Pada tahap new job dibutuhkan hidrogenasi yang dilakukan bertujuan untuk
komputer untuk melakukan tahap ini. membandingkan tingkat kemudahan
Selain komputer dibutuhkan juga software senyawa hidrokarbon golongan alkena dan
komputasi kuantum yaitu NwChem. New alkuna ketika dilakukan hidrogenasi, yang
job adalah proses pengiriman job untuk dilihat dari nilai panas hidrogenasinya
melakukan optimasi geometri secara termodinamika. Kajian dilakukan
menggunakan software NwChem dalam dengan memvariasi panjang rantai dan
melakukan perhitungan komputasi. bentuk rantai. Hasil pengukuran dan
Software Nwchem dapat melakukan perhitungan panas pembentukan dan panas
proses perhitungan setelah perintah kerja hidrogenasi bisa dilihat pada tabel yang
dilakukan (contoh: untuk melakukan new dilampirkan.
job, pada software Nwchem klik new job Dari hasil yang didapatkan pada Tabel 1,
kemudian ambil data struktur yang akan Tabel 2 dan Tabel 3, nilai dari ΔHhidrogenasi
dihitung secara komputasi perintah yang bernilai negatif (-) melalui basis set
terdapat pada software Nwchem yaitu new B3LYP/3-21G. Hasil ini menunjukkan
job> file.nw >open>save). bahwa reaksi berlangsung secara eksoterm
Pada tahap analisis hasil dan energi pembentukan produk lebih
komputasi (output file) dibutuhkan rendah dibandingkan energi pembentukan

CHEMICA: Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia 35


Vol . 2, No. 1, Juni 2019
reaktan, maka selama reaksi berlangsung panas hidrogenasi terlihat pasangan
disertai dengan pelepasan kalor. senyawa 3-4 memiliki panjang rantai yang
1. Hidrogenasi pada alkena rantai lurus sama namun memiliki panas hidrogenasi
Pada Tabel 1. Dari hasil pengukuran

Tabel 1. Panas pembentukan dan Panas hidrogenasi beberapa golongan alkena rantai lurus
No Panas
Panas Panas
pembentukan
Reaktan pembentukan Produk hidrogenasi
produk
reaktan(kcal/mol) (kcal/mol)
(kcal/mol)
1
-48979,46 -49725,72 -746,262
Etena Etana
2
-73480,23 -74224,92 -744,686
Propena Propana
3
-97978,83 -98724,05 -745,225
Butena Butana
4
-97978,76 -98724,05 -745,288
2-butena Butana
5
-122478,12 -123301,16 -823,04
Pentena Pentana
6
-122482,83 -123301,16 -818,325
2-pentena Pentana
7
-146.977,549 -147.722,882 -745,333
Heksena Heksana

yang hampir sama. Berbeda dengan Posisi ikatan rangkap menjadi faktor
pasangan senyawa 5-6, di mana pasangan yang paling berpengaruh terhadap panas
senyawa tersebut punya panjang rantai hidrogenasi yang dihasilkan. Misalnya bisa
yang sama, tetapi panas hidrogenasinya dilihat pada pasangan senyawa no 3-4 dan
berbeda. Sedangkan untuk pasangan 5-6. Posisi ikatan rangkap yang berada di
senyawa nomor 4-7, pasangan tersebut ujung, cenderung tidak stabil sehingga
punya panjang rantai berbeda, tetapi senyawa tersebut mudah berubah menjadi
memiliki panas hidrogenasi yang hampir produk.
sama. Hal ini menunjukan bahwa panas Bentuk produk lebih disukai secara
hidrogenasi secara termodinamik tidak termodinamika dibandingkan bentuk
ditentukan oleh panjang rantainya. reaktan. Pada senyawa nomor 1, posisi

CHEMICA: Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia 36


Vol . 2, No. 1, Juni 2019
ikatan rangkapnya berada di ujung, akan menyebabkan panas hidrogenasi yang
tetapi posisinya simetris yaitu sisi gugus dilepas lebih besar (lebih stabil), kita juga
sebelah kiri sama dengan sisi gugus bisa mengkajinya dari tinjauan kinetis.
sebelah kanan sehingga senyawa ini secara Posisi ikatan di ujung memungkinkan tidak
termodinamik lebih stabil dibandingkan adanya rintangan sehingga memudahkan
senyawa lain yang memiliki ikatan hidrogen untuk masuk. Di sini dapat dilihat
rangkap di ujung. Pada pasangan senyawa bahwa faktor dari rintangan steriklah yang
5-6 dapat dilihat dari tinjauan sangat berpengaruh dalam besarnya panas
termodinamis di mana ikatan rangkap yang hidrogenasi
berada di ujung akan cenderung lebih
tidak stabil dibandingkan senyawa dengan
ikatan rangkap lebih ke tengah, yang

Tabel 2. Panas hidrogenasi alkena bercabang


No Panas
Panas Panas
pembentukan
Reaktan pembentukan Produk hidrogenasi
produk
reaktan(kcal/mol) (kcal/mol)
(kcal/mol)
1
-147051,28 -147.997,40 -946,122
2- Metil propena 2- Metil propana
2
-122485,90 -123.224,59 -738,687
2-Metil butena 2-Metil butana
3
-171493,69 -172.222,86 -729,167
2,3-Dimetil Pentena 2-Dimetil Pentana
4

-195983,36 -196.635,89 -652,529


2,3,4-Trimetil 2,3,4-Trimetil
Pentena Pentana

2. Hidrogenasi alkena rantai bercabang nomor 4 dapat dilihat bahwa pasangan


Tabel 2 menunjukan pengukuran dan tersebut memiliki lebih banyak cabang
perhitungan panas reaksi beberapa dibandingkan senyawa lainnya. Dari hasil
golongan alkena rantai bercabang. panas hidrogenasi yang didapatkan terlihat
Beberapa senyawa divariasikan banyak bahwa pasangan senyawa nomor 4
cabang dan panjang rantainya untuk memiliki panas hidrogenasi lebih besar
mengetahui faktor yang mempengaruhi maka senyawa tersebut akan semakin
panas hidrogenasi. Pada pasangan senyawa meningkatkan kestabilannya. Hal ini

CHEMICA: Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia 37


Vol . 2, No. 1, Juni 2019
disebabkan oleh adanya rintangan sterik 3. Hidrogenasi senyawa golongan
yang mangakibatkan unsur H sulit masuk. alkuna
Akan tetapi, kenaikan kestabilan lebih Pada bagian ini dikaji hidrogenasi
besar terjadi pada reaktan yaitu pada senyawa golongan alkuna. Senyawa
golongan alkena sehingga adanya lebih golongan alkuna bila dihidrogenasi akan
penambahan cabang akan menyebabkan menjadi senyawa golongan alkena. Panas
panas hidrogenasi yang dilepaskan pembentukan alkuna (reaktannya), panas
semakin kecil (produk dengan cabang pembentukan alkena (produknya) dan
banyak akan semakin kurang stabil panas hidrogenasinya disajikan dalam tabel
disbanding dengan produk dengan cabang 3. Pada pasangan senyawa nomor 3-5
sedikit). pasangan ini memiliki panjang rantai yang

Tabel 3. Panas hidrogenasi alkuna


N Panas Panas Panas
o pembentukan pembentuka hidrogenas
Reaktan Produk
reaktan(kcal/mol n produk i
) (kcal/mol) (kcal/mol)

1 -48.223,18 -48.979,46 -756,276


Etuna Etena

2 -72.720,21 -73.480,23 -760,020


Propuna Propena

3 -97.223,59 -97.978,83 -755,233


Butuna Butena

4 -121.726,72 -122.478,12 -751,394


Pentuna Pentena

5 -146.221,91 -146.977,55 -755,642

Heksuna Heksena

berbeda namun memiliki panas hidrogenasi dilepaskan tidak berpengaruh secara


yang hampir sama. Dari data tersebut dapat signifikan. Lebih jelas nya dapat dilihat Dari
dilihat bahwa panjang rantai pada senyawa pasangan nomor 1-5 yaitu hidrogenasi etuna
alkuna terhadap panas hidrogenasi yang dan heksuna yang memiliki panas

CHEMICA: Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia 38


Vol . 2, No. 1, Juni 2019
hidrogenasi tidak berbeda jauh. Pada Sains dan Teknologi, 11.
senyawa 1-2 dapat dilihat bahwa bentuk
alkenanya(produk) lebih stabil Andriani, W., Puspitasari, S,. Wydiantoro A.
dibandingkan bentuk alkunanya. Dilihat N Z., dan Muslich. 2018. Evaluasi
berdasarkan panas pembentukan dari Jenis Bahan Penstabil Dan Koagulan
senyawa tersebut. Panas pembentukan Lateks Pada Sistem Reaksi
peoduk lebih besar dibandingkan panas Hidrogenasi Katalitik Lateks Karet
pembentukan senyawa lainnya. Alam Skala Semi Pilot. Jurnal
Penelitian Karet 36 (1): 89–100.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat Bustan, M. D., dan Haryati, S. 2016. Studi
disimpulkan bahwa panas hidrogenasi Pengaruh Ukuran Partikel Ruthenium
yang dilepaskan hidrogenasi pada unsur Dalam Katalis Ru/Al2O3 pada Reaksi
alkena tidak dipengaruhi oleh panjang Hidrogenasi Karbon Monoksida. 22
rantai ikatan tetapi pada posisi ikatan (4): 8.
rangkap dari senyawa tersebut. Sedangkan
penambahan cabang pada senyawa alkena Hasby., Ledyastuti M., dan Pamungkas, G.
menyebabkan panas hidrogenasi yang 2016. Pembelajaran Reaksi
dilepaskan semakin kecil sehingga secara Isomerisasi HOCN-HNCO Melalui
termodinamis reaksi semakin sulit Studi Komputasi Ab Initio. Prosiding
berlangsung. Hal ini disebabkan adanya SNIPS, 6.
rintangan sterik yang menyebabkan H
kesulitan masuk.. Pada hidrogenasi alkuna Male, Y. T., Sutapa, I. W., dan Ranglalin, O.
panjang rantai tidak berpengeruh secara M. 2015. Studi Komputasi Zat Warna
signifikan pada tingkat mudah tidaknya (Dyes) Alami sebagai Material Aktif
reaksi berlangsung. pada Sel Surya Organik
Menggunakan Teori Fungsional
UCAPAN TERIMA KASIH Kerapatan (Density Functional
Penulis mengucapkan terima kasih Theory, Dft). Ind. J. Chem. Res 2: 8
kepada Bapak Hasby, M.Pkim atas
Nyoman, C. 2013. Studi Hidrogenasi
bimbingannya sehingga penelitian ini dapat
Senyawa Hidrokarbon Golongan
terselesaikan. Penulis juga berterima kasih
Alkena Dan Alkuna Secara
kepada tim atas kerjasama yang luar biasa
Komputasi. Jurnal FMIPA UNILA 1
demi terselesaikannya penelitian ini.
(1): 193–97.

DAFTAR PUSTAKA Saputro., Gandaryus, A., dan Akbar, F. T.


Alghifari, M. I., dan Mega A. F. 2016. 2017. Reaksi Hidrogenasi Metoksida
Sintesis Biodiesel Dari Minyak Menjadi Metanol Pada Klaster
Kemiri Sunan Dengan Katalis Pd6Ni. Journal of Science and
Homogen Melalui Reaksi Application Technology 2 (1): 53–57.
Esterifikasi Dan Transesterifikasi
Secara Bertahap. Seminar Nasional Wahyudah, H., dan Sanjaya, I G. M. 2016.

CHEMICA: Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia 39


Vol . 2, No. 1, Juni 2019
Kajian Teoritis Kompleks
Aluminium-Delfinidin Sebagai
Bahan Dasar Fotosensor. UNESA
Journal Of Chemistry 5: 7.

CHEMICA: Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia 40


Vol . 2, No. 1, Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai