Anda di halaman 1dari 10

1

2. SISTEM PERSAMAAN LINIER

Dalam proses modeling persoalan proses kimia, sering kali dijumpai model yang
dihasilkan merupakan sistem persamaan linier yang sulit diselesaikan secara
manual. Pada bagian ini kita akan membahas bagaimana menyelesaikan sistem
persamaan linier dengan bantuan Matlab. Namun sebelum itu perhatikan konsep
penyelesaian sistem persamaan linier berikut ini:

a x +a x +a x + …+ a x = b
a x +a x +a x + …+ a x = b
a x +a x +a x + …+ a x = b
. . . . .
. . . . .
a x +a x +a x + …+ a x = b

Dari persamaan di atas ada n variabel yang tidak diketahui x , x , … , x dan n


persamaan aljabar linier. Secara umum, system persamaan linier tersebut dapat
dinyatakan dalam vektor dan matriks sebagai:

A.X = b

Dimana:
A adalah matriks n x n dari koefisien yang diketahui
X adalah vektor kolom dari n yang tidak diketahui
b adalah vektor kolom dari n koefisien yang diketahui

Sehingga:
𝑎 𝑎 … 𝑎 𝑏 𝑥
𝑎 𝑎 … 𝑎 𝑏 𝑥
𝐴= … … … … , 𝑏= , 𝑥= …

𝑎 𝑎 … 𝑎 𝑏 𝑥

Jika A matrik persegi dan non singular, maka solusi dari sistem persamaan linier
tersebut adalah:
x = A .b
Dimana:
A adalah matriks n x n dari koefisien yang diketahui
X adalah vector kolom dari n yang tidak diketahui
b adalah vector kolom dari n koefisien yang diketahui
Bab 2 Sistem Persamaan Linier
Dr. Yulianto Wasiran
2

Contoh 2.1:
Tentukan penyelesaian dari system persamaan linier berikut ini.
2x − 4x + x = 12
4x + 2x − x = 8
-3x + x + 2x = −6

Penyelesaian menggunakan Matlab:

>> A=[2 -4 1;4 2 -1;-3 1 2]; b=[12;8;-6];


>> x=A\b
x =
3
-1
2
>> x=inv(A)*b
x =
3
-1
2
Dari running command windows matlab diperoleh: x = 3, x = −1 dan x = 2

Contoh 2.2:
Gambar 2.1 berikut ini menunjukkan pelat datar persegi dengan sisi-sisinya
mempunyai suhu yang konstan. Temukan suhu disetiap titik x , x , x dan x jika
suhu pada setiap titik diasumsikan sebagai suhu rata-rata dari node yang berdekatan.

Gambar 2.1 Pelat datar persegi dengan perpindahan panas

Penyelesaian:

x = , x = , x = , x =
Bab 2 Sistem Persamaan Linier
Dr. Yulianto Wasiran
3

atau jika disusun kembali diperoleh sebuah sistem persamaan linier sebagai berikut:

4x − x − x = 45
-x + 4x − x = 35
-x + 4x − x = 55
-x − x + 4x = 45
atau

4 −1 −1 0 𝑥 45
−1 4 0 −1 𝑥 35
=
−1 0 4 −1 𝑥 55
0 −1 −1 4 𝑥 45

Selanjutnya penyelesaian menggunakan Matlab adalah:

>> A=[4 -1 -1 0;-1 4 0 -1;-1 0 4 -1;0 -1 -1 4];


b=[45;35;55;45];
>> x=A\b
x =
22.5000
20.0000
25.0000
22.5000

Contoh 2.3:

Pertimbangkan penampang cerobong persegi panjang dengan konduksi panas yang


stabil di sepanjang x- dan sumbu y seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Karena kedua ujung bagian ini simetris, kita dapat mempertimbangkan hanya 1/8
bagian. Dari bagian ini, kita dapat membangun jaringan simpul yang terdiri dari
kecil kotak. Keseimbangan panas pada simpul 4 diberikan oleh persamaan:
𝑘𝐴 𝑘𝐴 𝑘𝐴 𝑘𝐴
𝑞 = (𝑇 − 𝑇 ) + (𝑇 − 𝑇 ) + (𝑇 − 𝑇 ) + (𝑇 − 𝑇 )
∆𝑥 ∆𝑥 ∆𝑦 ∆𝑦
Karena setiap node berbentuk bujur sangkar, Δx = Δy, dan dengan mengatur ulang
persamaan yang kita miliki diperoleh:
𝑞 ∆𝑥
= 2𝑇 + 2𝑇 − 4𝑇
𝑘𝐴

Pada kondisi tunak, q4 / kA diasumsikan nol. Temukan temperatur T4, T5,…, T12
pada node 4 hingga 12.

Bab 2 Sistem Persamaan Linier


Dr. Yulianto Wasiran
4

Gambar 2.2. Potongan melintang dari cerobong persegi panjang.

Penyelesaian:
Dari keseimbangan panas di setiap node, dan mempertimbangkan kondisi batas, kita
miliki persamaan:
T = T = T = 500 F
T = T = T = T = T = T = 200 F
di node 4: −4T + 2T + 2T = 0
di node 5: T − 4T + T + T = −500
di node 6: T − 4T + T + T = −500
di node 7: 2T − 4T + T = −500
di node 8: −4T + 2T = −400
di node 9: T + T − 4T + T = −200
di node 10: T + T − 4T + T = −200
di node 11: T + T − 4T + T = −200
di node 12: T + 2T − 4T = −200

Persamaan linear di atas dapat diselesaikan dengan menggunakan operator


backslash seperti yang ditunjukkan di bawah ini:

>> A=[-4 2 0 0 0 2 0 0 0;1 -4 1 0 0 0 1 0 0;0 1 -4 1 0 0 0 1


0;0 0 2 -4 0 0 0 0 1;0 0 0 0 -4 2 0 0 0;…
1 0 0 0 1 -4 1 0 0;0 1 0 0 0 1 -4 1 0;0 0 1 0 0 0 1 -4 1;0 0
1 0 0 0 0 2 -4];
>> b=[0 -500 -500 -500 -400 -200 -200 -200 -200]';

Bab 2 Sistem Persamaan Linier


Dr. Yulianto Wasiran
5

>> x=A\b
x =
311.9011
369.4600
387.6418
391.7217
227.1712
254.3423
278.2969
289.3855
291.6032

Hasilnya dirangkum sebagai berikut:


T = 311,9011 o F, T = 369,4600 o F, T = 387,6418 o F, T = 391,7217 o F, T =
227,1712 o F, T = 254,3423 o F, T = 278,2969 o F

Contoh 2. 4:
Pembakaran metana dioksigen dapat diwakili oleh persamaan kimia:
CH4 + O2 → CO2 + H2O
Agar reaksi tesebut setimbang, maka perlu dilakukan penyamaan koefisien reaksi,
metode aljabar dapat digunakan dengan cara memberikan koefisien dari setiap
senyawa, yaitu:
x1CH4 + x2O2 → x3CO2 + x4H2O
Tugas kita adalah menentukan koefisien yang tidak diketahui x1, x2, x3, dan x4. Ada
tiga elemen yang terlibat dalam hal ini reaksi: karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O). Sebuah persamaan keseimbangan dapat ditulis untuk masing-masing
ini elemen:
Carbon (C): 1. x + 0. x = 1. x + 0. x
Hydrogen (H): 4 x + 0. x = 0. x + 2.x
Oxygen (O): 0.x + 2. x = 2. x + 1. x
atau :
x –x =0
4x – 2x = 0
2x – 2x – x = 0

Diperoleh tiga persamaan dengan empat variabel yang tidak diketahui. Sehingga
dibutuhkan suatu persamaan bantu dengan mendifinisikan nilai untuk salah satu
koefisien: x4 = 1
Sistem persamaan lengkap dapat ditulis dalam bentuk matriks sebagai Ax = b, di
mana:
Bab 2 Sistem Persamaan Linier
Dr. Yulianto Wasiran
6

1 0 −1 0 𝑥 0
4 0 0 −2 𝑥 0
A= ,x= 𝑥 ,b=
0 2 −2 −1 0
0 0 0 1 𝑥 1

Penyelesaian dengan menggunakan matlab diperoleh hasil sebagai berikut:


>> A =[ 1 0 -1 0; 4 0 0 -2; 0 2 -2 -1; 0 0 0 1];
>> b=[0 0 0 1]';
>> x=A\b
x =
0.5000
1.0000
0.5000
1.0000

Karena nilai-nilai yang diperoleh merupakan nilai pecahan, maka agar menjadi
bilangan bulat, maka semua nilai dibagi dengan bilangan terkecil yaitu 0,5, hasilnya
adalah:

>> x=x/0.5
x =
1
2
1
2
Dengan demikian persamaan reaksi yang setimbang adalah:

CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O

Contoh 2.5:
Reaksi yang ditunjukkan pada contoh sebelumnya dapat mudah diseimbangkan
dengan cara aljabar biasa. Tidak demikian halnya dengan persamaan berikut:

x Cr O x Fe + x H → x Cr + x Fe + x H O

Sekilas, mungkin tampak bahwa persamaan ini tidak bisa seimbang secara aljabar
karena ada enam koefisien stoikiometri yang tidak diketahui tetapi hanya ada empat
unsur (Cr, O, Fe, dan H). Agar menghasilkan 6 buah persamaan, maka dibutuhkan
persamaan bantu dengan cara mendifinisikan sebuah variabel yang tidak diketahui
dengan sebuah nilai tertentu.

Bab 2 Sistem Persamaan Linier


Dr. Yulianto Wasiran
7

Chromium (Cr): 2x − x = 0
Oxygen (O): 7x1 – x6 = 0
Iron (Fe): x2 – x5 = 0
Hydrogen (H): x3 – 2x6 = 0
Charge (+): –2x1 + 2x2 + x3 – 3x4 – 3x5 = 0

Dan misalkan x6 = 1, maka diperoleh persamaan baru dalam bentuk matrik yaitu:

2 0 0 −1 0 0 0
⎡7 0 0 0 0 −1⎤ ⎡0⎤
⎢ ⎥ ⎢ ⎥
0 1 0 0 −1 0 ⎥ 0
A= ⎢ , b=⎢ ⎥
⎢0 0 1 0 0 −2⎥ ⎢0⎥
⎢−2 −2 1 −3 −3 0 ⎥ ⎢0⎥
⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎣1⎦

Penyelesaian menggunakan matlab ditunjukkan di bawah ini.

>> A=[2 0 0 -1 0 0;7 0 0 0 0 -1;0 1 0 0 -1 0;0 0 1 0 0 -2;-2


2 1 -3 -3 0;0 0 0 0 0 1];
>> b=[0 0 0 0 0 1]';
>> x=A\b
x =
0.1429
0.8571
2.0000
0.2857
0.8571
1.0000

Selanjutnya bagi dengan nilai x terkecil untuk mendapatkan koefisien berupa


bilangan bulat. Dalam hal ini, nilai terkecil ditemukan di elemen pertama, ditunjuk
oleh x (1):
>> x=x/x(1)
x =
1.0000
6.0000
14.0000
2.0000
6.0000
7.0000
Berdasarkan perhitungan Matlab diperoleh persamaan reaksi sebagai berikut:
Cr O + 6Fe + 14H → 2Cr + 6Fe + 7H O

Bab 2 Sistem Persamaan Linier


Dr. Yulianto Wasiran
8

Contoh 2.6:
Reaksi redoks yang sulit. Angka oksidasi dan metode setengah reaksi adalah
biasanya direkomendasikan untuk menyeimbangkan reaksi redoks. Namun, tidak
ada metode yang bekerja dengan baik pada yang berikut ini:

x P I + x P + x H O → x PH I + x H PO

Yang membuat reaksi ini sulit adalah fosfor muncul dalam empat keadaan oksidasi
yang berbeda. Namun, kita dapat dengan mudah menyeimbangkan reaksi ini
menggunakan MATLAB:

>> A = [2 4 0 -1 -1; 4 0 0 -1 0;0 0 2 -4 -3; 0 0 1 0 -4; 0 0 0 0 1];


>> b = [0 0 0 0 1]';
>> x=A\b
x =
0.3125
0.4063
4.0000
1.2500
1.0000

Untuk mendapatkan nilai x yang bulat, bagi nilai x dengan angka terkecil yaitu
dengan x(1)

>> x=x/x(1)

x =
1.0000
1.3000
12.8000
4.0000
3.2000

Karena hasil perhitungan masih menghasilkan bilangan pecahan yang lebih besar
dari 1, maka kalikan semua nilai x dengan 10
>> x=x*10
x =
10
13
128
40
32

Bab 2 Sistem Persamaan Linier


Dr. Yulianto Wasiran
9

Dengan demikian persamaan reaksi yang setimbang adalah:


10P I + 13P + 128H O → 40PH I + 32H PO

Contoh 2.7:
Gambar di bawah ini menunjukkan tiga reaktor yang dihubungkan oleh pipa. Laju
aliran Q m3/menit, dan konsentrasi c dalam ml/m3. Jika selama periode wakru
materi yang masuk dan keluar dari volume dapat dinyatakan sebagai: Akumulasi =
input – output. Berdasarkan data pada system reaktor di bawah ini, tentukan
konsentrasi massa dari setiap reaktor.

Gambar 2.3 Sistem 3 reaktor

Penyelesaian:
- Pada reaktor 1: 540 + Q C = Q C + Q C
- Pada reaktor 2: Q C = Q C + Q C
- Pada reaktor 3: 230 + Q C + Q C = Q C
atau:
(Q + Q )C - Q C = 540
Q C − (Q + Q )C = 0
−Q C − Q C + Q C = 230

Jika nilai-nilai yang diketahui disubstitusikan ke dalam persamaan, maka diperoleh


matrik berikut ini.
85 + 45 −30 0 𝐶 540
85 −(30 + 60) 0 𝐶 = 0
−45 −60 125 𝐶 230

Penyelesaian menggunakan Matlab dapat ditulis sebagai berikut:


>> Q=[130 -30 0;85 -90 0;-45 -60 125];
Bab 2 Sistem Persamaan Linier
Dr. Yulianto Wasiran
10

>> b=[540 0 230]';


>> c=Q\b
c =
5.3115
5.0164
6.1600

Sehingga diperoleh C1 = 5,3115, C2 = 5,0164, dan C3 = 6,1600

Bab 2 Sistem Persamaan Linier


Dr. Yulianto Wasiran

Anda mungkin juga menyukai