Anda di halaman 1dari 15

BAB 4

METODE PENENTUAN ORDE REAKSI


Laju Reaksi dan Persamaan Laju

1.1 Bagi suatu reaksi kimia dengan persamaan stoikiometri sebagai berikut

a A + b B --- c C + d D
laju reaksi r didefinisikan sebagai
1 dA 1 dB 1 dC 1 dD
r = - =- =- =-
a dt b dt c dt d dt
Dimensi dari r adalah : konsentrasi/waktu. Bagi sistem gas, dimana diandaikan
persamaan gas ideal berlaku, maka :
konsentrasi = n/V = P/RT
sehinga pada suhu tetap, konsentrasi dapat diganti dengan tekanan P. Untuk
pengamatan dengan spektrofotometer, konsentrasi dapat diganti dengan
absorbansi.

1.2 Laju reaksi r merupakan fungsi dari berbagai variabel yang menentukan jalan
reaksi, seperti : konsentrasi pereaksi, konsentrasi hasil reaksi, suhu, tekanan total
(bagi sistem gas), zat-zat lain di luar pereaksi dan hasil reaksi (seperti katalis), dan
sebagainya. Jadi
r = f(T,P,[Xi],C,…)
kefungsian r pada konsentrasi disebut sebagai persamaan laju, yang merupakan
ungkapan yang diperoleh sebagai suatu pengamatan eksperiment. Dengan kata
lain, bentuk persamaan laju tak dapat diperoleh dari persamaan stokiometri ;
bentuk stokiometri yang sama dapat menghasilkan laju yang berbeda.
Beberapa contoh berikut dapat memperjelas.
a. Reaksi hidrogen dengan iod membentuk hidrogen iodid (fasa gas).
H2 + I2 = 2HI
memiliki persamaan laju
r = k[H2][I2]

33
b. Reaksi hidrogen dengan brom membentuk hidrogen bromid (fasa gas)
H2 + Br2 = 2HBr
memiliki persamaan laju

k  H 2  Br2 
12

r
1  k2
 HBr 
 Br2 
c. Reaksi pembentukan fosgen (fasa gas).
CO + Cl2 = COCl2
memiliki persamaan laju
r = k[Cl2]3/2[CO]
d. Reaksi penguraian asetaldehida (fasa gas)
CH3CHO = CH4 + CO

memiliki persamaan laju


r =k[CH3CHO]3/2
Kesimpulan : persamaan stokiometri suatu reaksi tidak menggambarkan proses
kimia yang berlangsung secara lengkap. Yang sebenarnya berlangsung
adalah lebih rumit daripada yang digambarkan oleh persamaan stokiometri.

1.3 Persamaan laju dapat memiliki berbagai bentuk. Bila persamaan laju
berbentuk perkalian dari konsentrasi, masing-masing dengan pangkat tertentu,
seperti :
r = k[A]a[B]b[C]c…
maka dapat didefinisikan pengertian orde reaksi, yaitu :
a = orde reaksi terhadap A
b = orde reaksi terhadap B
dan seterusnya, sedangkan
k = tetapan laju reaksi.
Orde reaksi dapat bilangan bulat atau pecahan, positif maupun negatif. Bila
persamaan laju tak dapat dituliskan dalam bentuk pemfaktoran seperti diatas,

34
seperti dalam hal reaksi antara hidrogen dan brom, maka reaksi dikatakan tak
memiliki orde tertentu terhadap berbagai komponennya.

1.4 Penentuan orde raksi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu : cara
differensial dan cara integral. Dalam cara differensial, yang ditentukan adalah
orde reaksi terhadap salah satu komponen pereaksi, sedangkan dalam cara integral
dilakukan pengandaian suatu orde reaksi dan dicek dengan data reaksi.

a. Cara diferrensial didasarkan atas penggunaan persamaan laju secara langsung.


Untuk kasus satu komponen, dengan persamaaan laju
r = k[A]a
maka
ln r = ln k + a ln [A]
Pengaluran ln r terhadap ln [A] dari data pengamatan, akan menghasilkan garis
lurus, dengan koeffisien kelerengan (slope) a dan perpotongan dengan ordinat
pada ln k. Dengan demikian orde dapat langsung ditentukan melalui penarikan
garis lurus terbaik (berdasarkan data pengamatan) dan penentuan kelerengannya.
Bila reaksi terdiri atas dua pereaksi, dengan persamaan laju dituliskan sebagai
r = k[A]a[B]b
salah satu komponen dibuat berharga “tetap”, denagan cara menggunakan
konsentrasi yang jauh lebih besar dari yang lain. Jadi, jika [B]>>[A],maka
perubahan harga [A] tak akan banyak mempengaruhi [B] sehingga selama reaksi
berlangsung dapat dianggap “tetap”. Dengan demikian, dari ungkapan
ln r = {ln k + b ln [B]} + a ln [A]
Pengaluran ln r terhadap ln [A] tetap menghasilkan orde terhadap A dengan suku
dalam kurung {…} merupakan perpotongan dengan ordinat. Proses ini dapat
dibalik, dengan membuat konsentrasi A “tetap” untuk memperoleh orde terhadap
b, dan kemudian harga tetapan laju k.

35
b. Cara integral didasarkan atas pengandaian harga orde reaksi tertentu terhadap
suatu komponen. Jadi diandaikan berorde a terhadap komponen A, persamaam
laju menjadi ( untuk satu komponen ) :
d  A
r =- = -k dt
 A a
Bila orde reaksi a=1, integrasi menghasilkan ungkapan
ln [A] = ln [A]0 – kt
sehingga pengaluran ln [A] terhadap t akan menghasilkan garis lurus, dengan
kelerangan sebesar –k. Disini [A]0 adalah konsentrasi A pada awal reaksi, yaitu
t=0.
Bila digunakan andaian orde a  1, integrasi akan menghasilkan
1 1  k 
  t
 A a 1
 A 0  a  1 
a 1

1
Pengaluran
 A a 1 dari data eksperiment terhadap waktu t akan menghasilkan

 k 
kurva garis lurus, dengan kelerengan sebesar  .
 a 1
Cara integral biasanya digunakan setelah ada indikasi besar orde reaksi dari cara
differensial.
1. Suatu reaksi gas-gas :
2A(g)  2B(g) + C(g)
yang berlangsung pada suhu dan volume tetap, diamati melalui pengukuran
tekanan total, Ptot dari campuran. Jika pada t =0 hanya ada gas A saja, hasil
pengamatan adalah sebagai berikut :
T, menit Ptot , atm
0 2,000
20 2,182
40 2,308
60 2,400
80 2,471
100 2,526

Pertanyaan :

36
a. Turunkan hubungan antara tekanan total, Pt ; tekanan parsial, PA dan
tekanan awal, Po.
b. Tunjukan bahwa reaksi adalah orde dua tertahap A.
c. Tentukan harga tetapan laju, k beserta satuan yang tepat.
Jawab :
a. Reaksi : 2A(g)  2B(g) + C(g)
Awal (Po,t = 0): Po - -
Terurai : x x ½x

Pada t = t : Po – x x ½x
8
Menurut Dalton: Ptot = p
i 1
i (V, T tetap), dengan Pi = tekanan parsial

komponen i

Pt = PA + PB + PC

Pt = PO – x + x + ½ x

Pt = PO + ½ x x = 2Pt – 2PO

Jadi : PA = PO – x

PA = PO – 2Pt + 2PO

PA = 3PO – 2Pt

Coba uji ungkapan tersebut apakah benar pada saat t = 0 hanya gas A saja.

Pengujian : t = 0 ; PO = 2,000 dan Pt = 2,000 atm

Jadi : PA = 3 x 2 - 2 x 2

= 2,000 atm …… (benar)

b. Untuk membuktikan orde reaksi lebih cepat dan tepat, digunakan metode
integral.

Caranya :

dPA
-  kPA2
dt

37
PA t
dPA
-  2  k  dt
PO PA t 0

1 1
  kt
PA PO

1 1
 kt 
PA PO

Alurkan 1/PA terhadap t, jika diperoleh garis lurus, maka benar bahwa
data tersebut mengikuti reaksi orde dua

T, men Ptot , atm PA, atm 1/PA, atm


0 2,000 2,000 0,500
20 2,182 1,636 0,611
40 2,308 1,384 0,722
60 2,400 1,200 0,833
80 2,471 1,058 0,945
100 2,526 0,948 1,055
Kesimpulan benar orde dua karena aluran 1/PA terhadap t berupa garis lurus.

c. Dari grafik diperoleh ; tg  = k = 5,29 x 10-3

dPA
Satuan k : -  kPA2
dt

atm
 k .atm 2  k  atm 1 men 1
men

d. hitung kembali dari harga n dan k yang diperoleh. Hitunglah nilai P tot pada t
= 40 menit.

Jawab :

1 1
kt 
PA PO

1 1
 5,29 x10  3 x 40 
PA 2,000

38
PA = 1,405

Sedang : PA = 3PO – 2Pt

3 1
 Ptot = x 2  x1,405
2 2

 Ptot = 2,297 atm


2,308  2,297
% = kesalahan = x100%
2,308

= 0,46%

2. Suatu reaksi gas-gas diberikan oleh persamaan reaksi :

2A(g) B(g) + 2C(g)

Diamati melalui pengukuran tekanan total dari campuran sebagai fungsi dari waktu. Hasil pengamatan adalah sebagai berikut :

t, menit Ptot, atm


0 1,200
10 1,400
20 1,500
30 1,560
40 1,600
50 1,629
60 1,650
70 1,680
80 1,700
100 1,715
120 1,725
140 1,725
Jika pada awal reaksi hanya ada A saja, maka :

a. Turunkan hubungan antara tekanan total, Ptot; tekanan parsial, PA; dan
tekanan awal PO.

39
b. Hitung tekanan parsial, PA sebagai fungsi waktu.

dp A
c. Bila persamaan laju adalah : -  kPAn
dt

tentukan orde reaksi, n dari data tersebut.

d. Tentukan harga tetapan laju, k beserta satuannya yang tepat !

e. Dari harga n dan k yang diperoleh, hitung kembali Ptot pada t = 20 nenit dan
hitung % kesalahannya.

f. Pada menit keberapakah tekanan total menjadi 1,7625 atm ?

Jawab :

a. penyelesaian sama seperti soal 1a.

b. dengan menggunakan ungkapan yang diperoleh pada soal nomor a, tekanan


parsial A sebagai fungsi waktu dapat dihitung.

c. untuk menentukan orde dari data diatas, dapat diselesaikan dengan dua cara

1. dengan melihat waktu paruhannya

2. dengan menggunakan metoda differensial

Keterangan 1 :

Turunkan hubungan waktu paruh, t1/2 ; tekanan awal, PO dan orde reaksi, secara
umum. Mulailah dari hukum laju bentuk differensial :

dPA
-  kPAn
dt

Untuk orde nol :


dPA
- = kP0A
dt
1 / 2 p0 t1/ 2
dPA
-  PA
=k  dt
po t 0

1 
- po  po = kt1/2
2 

40
1
po = kt1/2
2
P0
t1/2 = ……….. 1
2k

Untuk orde satu :

dPA
- = kPA
dt

1/ 2 p0 t1/ 2
dPA
-  PA
=k  dt
po t 0

1
po
- ln 2 = kt1/2
po

ln 2
t1/2 = ………..2
k

Untuk order dua :

dPA
- = kPA2
dt

1 / 2 p0 t1/ 2
dPA
 p 2A
=k  dt
po t 0

1
1
1 - = kt1/2
po po
2
1
t1/2 = ………….3
k. p o

Dari tiga data t12 untuk masing-masing orde, dapat disimpulkan bahwa kaitan t1/2
po dan orde reaksi umum :
t1/2 ≈ Po1-n ………………4

41
Dengan menggunakan hubungan di nomor 4, maka reaksi tersebut mengikuti
reaksi orde dua, buktikan !!
Keterangan 2 :
Dengan menggunakan metoda differensial akan diperoleh orde reaksi yang tepat.
Mengapa tidak menggunakan metode integral ?
dPA
- = kPAn
dt
r = k. PAn………….1
ubahlah persamaan 1 menjadi persamaan garis lurus :
ln r = ln k + n ln PA
isilah tabel berikut :
t, men Ptot, atm PA, atm PA Ln PA dPA Ln r
r=-
dt
0 1,200 1,200 1,2  0,8 0 1,2  0,8 - 3,219
2 10  2
10 1,400 0,800 0,7 -0,3567 0,02 -3,912
20 1,500 0,6 0,54 -0,6162 0,42 -4,428
30 1,560 0,48 0,44 0,008 -4,428
-3
40 1,600 0,4 0,371 5,8.10 -5,150
50 1,629 0,342 0,321 4,2. 10-3 -5,473
-3
60 1,650 0,3 0,97 6. 10 -5,116
80 1,680 0,24 0,22 4. 10-3 -5,522
100 1,700 0,2 0,185 3. 10-3 -5,809
120 1,715 0,17 0,135 7. 10-3
140 1,75 0,1
- Buatlah grafik, alurkan ln r terhadap ln PA , harus menghasilkan garis lurus.
Dari grafik tersebut koefisien arahnya merupakan orde reaksi dan intersepnya
adalah ln k . dari hasil tersebut, k dapat dicari .
d. dengan menggunakan waktu paruh orde dua.
1
T1/2 =
k. Po

1
K =
t1 / 2 . Po
1
K = 20 x 1,2

K = 0,042 .atm-1 menit-1

42
Bandingkan hasil ini dengan hasil yang diperoleh dari grafik.
e. n = orde reaksi = 2
k = tetapan laju = 0,042 .atm-1 menit-1
dari hasil integrasi hukum laju dengan n = 2, diperoleh :
1 1
= + kt
PA Po

1 1
= 1,2 + 0,042 x 20
PA

PA = 0,598 atm
PA = 3 Po – 2 Pt
3 1
Pt = po - PA
2 2
3 1
= x 1,2 - x 0,598
2 2
Pt = 1,501 .atm
1,501  1,500
Jadi % kesalahan = x 100 %  0,08 %
1,500

f. PA = 3 Po – 2 Pt
PA = 3 x 1,2 – 2 x 1,7625
PA = 0,075.atm
Ternyata hasilnya adalah paruhan dari o,150. Jadi, dengan menggunakan
hubungan t1/2 , orde dua dapat ditentukan. Pada menit keberapa tekanan total
menjadi 1,7625 ?
( Kunci jawaban = 220 menit )
3. reaksi antara A dan B berlangsung dengan konsentrasi awal  A o = 0,4 mol / L

dan B  B o = 0,6 mol / L. Reaksi diikuti dengan mengukur perbandingan


konsentrasi [A]/ [B] pada tiap saat, dengan hasil sebagai berikut :
t, menit [A]/ [B]
0 1,50
5 1,61
10 1,73
15 1,86
20 2,00
25 2,15

43
30 2,31
Pertanyaan :
a. Tunjukkan bahwa reaksi orde dua berbentuk :
r = k [A].[B]
b. Tentukan harga tetapan laju, k beserta satuannya :
Jawab :
a. Turunkan terlebih dahulu Ao, Bo, A, B , dan t dari hukum laju bentuk
differensial.
A+B→X
dA dB dX
- =- = = k [A].[B]
dt dt dt
pada saat awal, t = 0 : [A] = [A] 0
[B] = [B] 0
pada saat t = t, : [A] = [A] 0 – X
[B] = [B] 0 – X
dX
: = k [A0 – X ] [B0 – X ]
dt
x t
dX
: 
 A0  X  B0  X  = k 0
dt
0

dengan teknik-teknik matematika, maka persamaan diatas dapat


diselesaikan dan menghasilkan :
 B  ln  B  0
ln = + ( B0 – A0 ) k.t
 A  A 0
Buatlah grafik ln [A]/ [B] terhadap t. Apabila diperoleh garis lurus, maka
terbukti bahwa laju reaksi adalah r = k [A].[B] dengan orde total = 2
b. Isi tabel berikut :
t, menit [A] / [B] Ln [A] / [B]
0 1,50 0,405
5 1,61 0,476
10 1,73 0,548
15 1,86 0,620
20 2,00 0,693
25 2,15 0,756
30 2,31 0,837

44
Grafik aluran ln [A] / [B] terhadap t lihat lampiran 2 :
Dari grafik diperoleh : tg α = 0,014
= ( B 0 – A0 ) k
0,014
jadi : k =  0,07.mol 1 L.menit 1
( B0  A0 )

4. Suatu penguraian gas : Q hasil


Diikuti dengan mengukur harga t1/2 pada berbagai tekanan awal. Data
pengamatannya sebagai berikut :
P0,atm t1/2, menit
0,4 84
0,8 71
1,2 64
1,6 60
2,0 56
2,4 54
Pertanyaan :
a. Turunkan terlebih dahulu hubungan antara t1/2, P0, orde rekasi, n dan tetapan
laju, k.
b. Tentukan orde reaksi ,n dan k
Jawab :
a. Hukum laju bentuk differensial :
dPA
- = kPAn
dt
1 / 2 P0
dPA t1 / 2

- 
P0 PAn
=k  dt
t 0

Diandaikan bahwa n tidak sama dengan 1, maka :


1
P01-n l 1p0/ 2 p0 = kt1/2
 n 1
1 n
1 
  P0 
1 n
 P0   ( n  1 ) k .t1 / 2
2 


 1 
1 n

 1 n
   P0  ( n  1 ) kt1 / 2

 2  

45
( n  1 )k
 P0  1 n  1 n
t1 / 2
1
  1
2
b. Untuk menentukan orde reaksi n, buatlah persamaan diatas menjadi
persamaan garis lurus :


 1 
1 n


(1  n ) ln p 0  ln ( n  1 )k  ln    1  ln t1 / 2
 2
  

1
ln P0  ln ( n  1)k -
1 n

1 
 1 
1 n

 1
ln    1  ln t1 / 2
1 n  2
  
 1  n

buatlah grafik aluran ln P0 terhadap ln t1/2 dengan koefisien arah :

1 1 
 
 1 
1 n

 
dan intersept : ln ( n  1 ) k  ln    1 
1 n 1  n 
  2
  


dari koefisien arah dapat diperoleh orde reaksi dan dari intersept dapat
diperoleh harga tetapan laju .
5. Suatu reaksi diperkirakan memiliki persamaan laju berbentuk :
r = k [A] a [B]b
Pengamatan laju awal r0 ( dalam satuan mol.liter-1.menit-1 ) pada beberapa
konsentrasi ( mol.liter-1 ) dari A dan B adalah sebagai berikut :
No [A] [B] r0
1 0,20 0,20 0,0140
2 0,40 0,20 0,0198
3 0,40 0,40 0,0560
4 0,40 0,80 0,1580
5 0,80 0,20 0,280
6 0,80 0,80 0,2240
Pertanyaan :
Atas dasar data tersebut, tentukan a,b dan k
Jawab :
Dalam menentukan orde reaksi terhadap A dan B. gunakan metoda isolasi.
1. Untuk menentukan orde terhadap A , carilah data dimana [B] konstan

46
2. Untuk mencari orde terhadap B, carilah data dimana [A] konstan.
Penentuan orde terhadap A :
Ambil data 1,2 dan 5 :
Persamaan laju : r = k [A] a [B]b
Ln = ln k + b ln [B] + a ln [A]
Ln r = ln k’ + a ln [A] Dengan ln k’ = ln k + b ln [B]
No [A] Ln [A] r0 Ln r0
1 0,2 -1,609 0,0140 -4,269
2 0,4 -0,916 0,0198 -3,922
3 0,8 -0,223 0,0280 -3,575

Buatlah grafik dengan mengalurkan ln r0 terhadap ln [A] didapat hasil orde


terhadap A = 0,5 dan ln k’ = -3,47 maka : - 3,47 = ln k + b ln 0,2…..1
Penentuan orde terhadap B :
Ambil data 2,3 dan 4 dengan [A] = 0,4

Persamaan laju : ln r = ln k’’ + b ln [B]


Dengan ln k’’ = ln k + a ln [A]
No [B] Ln [B] r0 Ln r0
2 0,2 -1,609 0,0198 -3,922
3 0,4 -0,916 0,0560 -2, 882
4 0,8 -0,223 0,01580 -1, 845

Buatlah grafik dengan mengalurkan ln r0 terhadap ln [A]


Didapat orde terhadap B = 1,5
Dan ln k’’ = -1,5
Maka – 1,5 = ln k + 0,46 ln 0,4………..2
Dari persamaan 1 dan 2 dapat diperoleh harga k = 0,344 mol-0,96L.menit-1

47

Anda mungkin juga menyukai