1.1 Bagi suatu reaksi kimia dengan persamaan stoikiometri sebagai berikut
a A + b B --- c C + d D
laju reaksi r didefinisikan sebagai
1 dA 1 dB 1 dC 1 dD
r = - =- =- =-
a dt b dt c dt d dt
Dimensi dari r adalah : konsentrasi/waktu. Bagi sistem gas, dimana diandaikan
persamaan gas ideal berlaku, maka :
konsentrasi = n/V = P/RT
sehinga pada suhu tetap, konsentrasi dapat diganti dengan tekanan P. Untuk
pengamatan dengan spektrofotometer, konsentrasi dapat diganti dengan
absorbansi.
1.2 Laju reaksi r merupakan fungsi dari berbagai variabel yang menentukan jalan
reaksi, seperti : konsentrasi pereaksi, konsentrasi hasil reaksi, suhu, tekanan total
(bagi sistem gas), zat-zat lain di luar pereaksi dan hasil reaksi (seperti katalis), dan
sebagainya. Jadi
r = f(T,P,[Xi],C,…)
kefungsian r pada konsentrasi disebut sebagai persamaan laju, yang merupakan
ungkapan yang diperoleh sebagai suatu pengamatan eksperiment. Dengan kata
lain, bentuk persamaan laju tak dapat diperoleh dari persamaan stokiometri ;
bentuk stokiometri yang sama dapat menghasilkan laju yang berbeda.
Beberapa contoh berikut dapat memperjelas.
a. Reaksi hidrogen dengan iod membentuk hidrogen iodid (fasa gas).
H2 + I2 = 2HI
memiliki persamaan laju
r = k[H2][I2]
33
b. Reaksi hidrogen dengan brom membentuk hidrogen bromid (fasa gas)
H2 + Br2 = 2HBr
memiliki persamaan laju
k H 2 Br2
12
r
1 k2
HBr
Br2
c. Reaksi pembentukan fosgen (fasa gas).
CO + Cl2 = COCl2
memiliki persamaan laju
r = k[Cl2]3/2[CO]
d. Reaksi penguraian asetaldehida (fasa gas)
CH3CHO = CH4 + CO
1.3 Persamaan laju dapat memiliki berbagai bentuk. Bila persamaan laju
berbentuk perkalian dari konsentrasi, masing-masing dengan pangkat tertentu,
seperti :
r = k[A]a[B]b[C]c…
maka dapat didefinisikan pengertian orde reaksi, yaitu :
a = orde reaksi terhadap A
b = orde reaksi terhadap B
dan seterusnya, sedangkan
k = tetapan laju reaksi.
Orde reaksi dapat bilangan bulat atau pecahan, positif maupun negatif. Bila
persamaan laju tak dapat dituliskan dalam bentuk pemfaktoran seperti diatas,
34
seperti dalam hal reaksi antara hidrogen dan brom, maka reaksi dikatakan tak
memiliki orde tertentu terhadap berbagai komponennya.
1.4 Penentuan orde raksi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu : cara
differensial dan cara integral. Dalam cara differensial, yang ditentukan adalah
orde reaksi terhadap salah satu komponen pereaksi, sedangkan dalam cara integral
dilakukan pengandaian suatu orde reaksi dan dicek dengan data reaksi.
35
b. Cara integral didasarkan atas pengandaian harga orde reaksi tertentu terhadap
suatu komponen. Jadi diandaikan berorde a terhadap komponen A, persamaam
laju menjadi ( untuk satu komponen ) :
d A
r =- = -k dt
A a
Bila orde reaksi a=1, integrasi menghasilkan ungkapan
ln [A] = ln [A]0 – kt
sehingga pengaluran ln [A] terhadap t akan menghasilkan garis lurus, dengan
kelerangan sebesar –k. Disini [A]0 adalah konsentrasi A pada awal reaksi, yaitu
t=0.
Bila digunakan andaian orde a 1, integrasi akan menghasilkan
1 1 k
t
A a 1
A 0 a 1
a 1
1
Pengaluran
A a 1 dari data eksperiment terhadap waktu t akan menghasilkan
k
kurva garis lurus, dengan kelerengan sebesar .
a 1
Cara integral biasanya digunakan setelah ada indikasi besar orde reaksi dari cara
differensial.
1. Suatu reaksi gas-gas :
2A(g) 2B(g) + C(g)
yang berlangsung pada suhu dan volume tetap, diamati melalui pengukuran
tekanan total, Ptot dari campuran. Jika pada t =0 hanya ada gas A saja, hasil
pengamatan adalah sebagai berikut :
T, menit Ptot , atm
0 2,000
20 2,182
40 2,308
60 2,400
80 2,471
100 2,526
Pertanyaan :
36
a. Turunkan hubungan antara tekanan total, Pt ; tekanan parsial, PA dan
tekanan awal, Po.
b. Tunjukan bahwa reaksi adalah orde dua tertahap A.
c. Tentukan harga tetapan laju, k beserta satuan yang tepat.
Jawab :
a. Reaksi : 2A(g) 2B(g) + C(g)
Awal (Po,t = 0): Po - -
Terurai : x x ½x
Pada t = t : Po – x x ½x
8
Menurut Dalton: Ptot = p
i 1
i (V, T tetap), dengan Pi = tekanan parsial
komponen i
Pt = PA + PB + PC
Pt = PO – x + x + ½ x
Pt = PO + ½ x x = 2Pt – 2PO
Jadi : PA = PO – x
PA = PO – 2Pt + 2PO
PA = 3PO – 2Pt
Coba uji ungkapan tersebut apakah benar pada saat t = 0 hanya gas A saja.
Jadi : PA = 3 x 2 - 2 x 2
b. Untuk membuktikan orde reaksi lebih cepat dan tepat, digunakan metode
integral.
Caranya :
dPA
- kPA2
dt
37
PA t
dPA
- 2 k dt
PO PA t 0
1 1
kt
PA PO
1 1
kt
PA PO
Alurkan 1/PA terhadap t, jika diperoleh garis lurus, maka benar bahwa
data tersebut mengikuti reaksi orde dua
dPA
Satuan k : - kPA2
dt
atm
k .atm 2 k atm 1 men 1
men
d. hitung kembali dari harga n dan k yang diperoleh. Hitunglah nilai P tot pada t
= 40 menit.
Jawab :
1 1
kt
PA PO
1 1
5,29 x10 3 x 40
PA 2,000
38
PA = 1,405
3 1
Ptot = x 2 x1,405
2 2
= 0,46%
Diamati melalui pengukuran tekanan total dari campuran sebagai fungsi dari waktu. Hasil pengamatan adalah sebagai berikut :
a. Turunkan hubungan antara tekanan total, Ptot; tekanan parsial, PA; dan
tekanan awal PO.
39
b. Hitung tekanan parsial, PA sebagai fungsi waktu.
dp A
c. Bila persamaan laju adalah : - kPAn
dt
e. Dari harga n dan k yang diperoleh, hitung kembali Ptot pada t = 20 nenit dan
hitung % kesalahannya.
Jawab :
c. untuk menentukan orde dari data diatas, dapat diselesaikan dengan dua cara
Keterangan 1 :
Turunkan hubungan waktu paruh, t1/2 ; tekanan awal, PO dan orde reaksi, secara
umum. Mulailah dari hukum laju bentuk differensial :
dPA
- kPAn
dt
1
- po po = kt1/2
2
40
1
po = kt1/2
2
P0
t1/2 = ……….. 1
2k
dPA
- = kPA
dt
1/ 2 p0 t1/ 2
dPA
- PA
=k dt
po t 0
1
po
- ln 2 = kt1/2
po
ln 2
t1/2 = ………..2
k
dPA
- = kPA2
dt
1 / 2 p0 t1/ 2
dPA
p 2A
=k dt
po t 0
1
1
1 - = kt1/2
po po
2
1
t1/2 = ………….3
k. p o
Dari tiga data t12 untuk masing-masing orde, dapat disimpulkan bahwa kaitan t1/2
po dan orde reaksi umum :
t1/2 ≈ Po1-n ………………4
41
Dengan menggunakan hubungan di nomor 4, maka reaksi tersebut mengikuti
reaksi orde dua, buktikan !!
Keterangan 2 :
Dengan menggunakan metoda differensial akan diperoleh orde reaksi yang tepat.
Mengapa tidak menggunakan metode integral ?
dPA
- = kPAn
dt
r = k. PAn………….1
ubahlah persamaan 1 menjadi persamaan garis lurus :
ln r = ln k + n ln PA
isilah tabel berikut :
t, men Ptot, atm PA, atm PA Ln PA dPA Ln r
r=-
dt
0 1,200 1,200 1,2 0,8 0 1,2 0,8 - 3,219
2 10 2
10 1,400 0,800 0,7 -0,3567 0,02 -3,912
20 1,500 0,6 0,54 -0,6162 0,42 -4,428
30 1,560 0,48 0,44 0,008 -4,428
-3
40 1,600 0,4 0,371 5,8.10 -5,150
50 1,629 0,342 0,321 4,2. 10-3 -5,473
-3
60 1,650 0,3 0,97 6. 10 -5,116
80 1,680 0,24 0,22 4. 10-3 -5,522
100 1,700 0,2 0,185 3. 10-3 -5,809
120 1,715 0,17 0,135 7. 10-3
140 1,75 0,1
- Buatlah grafik, alurkan ln r terhadap ln PA , harus menghasilkan garis lurus.
Dari grafik tersebut koefisien arahnya merupakan orde reaksi dan intersepnya
adalah ln k . dari hasil tersebut, k dapat dicari .
d. dengan menggunakan waktu paruh orde dua.
1
T1/2 =
k. Po
1
K =
t1 / 2 . Po
1
K = 20 x 1,2
42
Bandingkan hasil ini dengan hasil yang diperoleh dari grafik.
e. n = orde reaksi = 2
k = tetapan laju = 0,042 .atm-1 menit-1
dari hasil integrasi hukum laju dengan n = 2, diperoleh :
1 1
= + kt
PA Po
1 1
= 1,2 + 0,042 x 20
PA
PA = 0,598 atm
PA = 3 Po – 2 Pt
3 1
Pt = po - PA
2 2
3 1
= x 1,2 - x 0,598
2 2
Pt = 1,501 .atm
1,501 1,500
Jadi % kesalahan = x 100 % 0,08 %
1,500
f. PA = 3 Po – 2 Pt
PA = 3 x 1,2 – 2 x 1,7625
PA = 0,075.atm
Ternyata hasilnya adalah paruhan dari o,150. Jadi, dengan menggunakan
hubungan t1/2 , orde dua dapat ditentukan. Pada menit keberapa tekanan total
menjadi 1,7625 ?
( Kunci jawaban = 220 menit )
3. reaksi antara A dan B berlangsung dengan konsentrasi awal A o = 0,4 mol / L
43
30 2,31
Pertanyaan :
a. Tunjukkan bahwa reaksi orde dua berbentuk :
r = k [A].[B]
b. Tentukan harga tetapan laju, k beserta satuannya :
Jawab :
a. Turunkan terlebih dahulu Ao, Bo, A, B , dan t dari hukum laju bentuk
differensial.
A+B→X
dA dB dX
- =- = = k [A].[B]
dt dt dt
pada saat awal, t = 0 : [A] = [A] 0
[B] = [B] 0
pada saat t = t, : [A] = [A] 0 – X
[B] = [B] 0 – X
dX
: = k [A0 – X ] [B0 – X ]
dt
x t
dX
:
A0 X B0 X = k 0
dt
0
44
Grafik aluran ln [A] / [B] terhadap t lihat lampiran 2 :
Dari grafik diperoleh : tg α = 0,014
= ( B 0 – A0 ) k
0,014
jadi : k = 0,07.mol 1 L.menit 1
( B0 A0 )
-
P0 PAn
=k dt
t 0
1
1 n
1 n
P0 ( n 1 ) kt1 / 2
2
45
( n 1 )k
P0 1 n 1 n
t1 / 2
1
1
2
b. Untuk menentukan orde reaksi n, buatlah persamaan diatas menjadi
persamaan garis lurus :
1
1 n
(1 n ) ln p 0 ln ( n 1 )k ln 1 ln t1 / 2
2
1
ln P0 ln ( n 1)k -
1 n
1
1
1 n
1
ln 1 ln t1 / 2
1 n 2
1 n
1 1
1
1 n
dan intersept : ln ( n 1 ) k ln 1
1 n 1 n
2
dari koefisien arah dapat diperoleh orde reaksi dan dari intersept dapat
diperoleh harga tetapan laju .
5. Suatu reaksi diperkirakan memiliki persamaan laju berbentuk :
r = k [A] a [B]b
Pengamatan laju awal r0 ( dalam satuan mol.liter-1.menit-1 ) pada beberapa
konsentrasi ( mol.liter-1 ) dari A dan B adalah sebagai berikut :
No [A] [B] r0
1 0,20 0,20 0,0140
2 0,40 0,20 0,0198
3 0,40 0,40 0,0560
4 0,40 0,80 0,1580
5 0,80 0,20 0,280
6 0,80 0,80 0,2240
Pertanyaan :
Atas dasar data tersebut, tentukan a,b dan k
Jawab :
Dalam menentukan orde reaksi terhadap A dan B. gunakan metoda isolasi.
1. Untuk menentukan orde terhadap A , carilah data dimana [B] konstan
46
2. Untuk mencari orde terhadap B, carilah data dimana [A] konstan.
Penentuan orde terhadap A :
Ambil data 1,2 dan 5 :
Persamaan laju : r = k [A] a [B]b
Ln = ln k + b ln [B] + a ln [A]
Ln r = ln k’ + a ln [A] Dengan ln k’ = ln k + b ln [B]
No [A] Ln [A] r0 Ln r0
1 0,2 -1,609 0,0140 -4,269
2 0,4 -0,916 0,0198 -3,922
3 0,8 -0,223 0,0280 -3,575
47