Anda di halaman 1dari 13

Ir. Saifullah Ramli, M.

Sc Page 25 10/4/2018

MODUL IV
SHELL-AND-TUBE HEAT EXCHANGER TYPE 1-2

4.1. Pengantar
Alat penukar panas jenis Shell-and-Tube (S & T) banyak digunakan dalam industri-industri proses
dibandingkan dengan jenis double pipe exchanger. Biasanya penggunaan S & T exchanger bila luas
permukaan heat transfer di atas 300 ft2. Bentuk shell and tube exchanger terdiri dari selongsong luar (Shell)
dan tube-tube di dalamnya. Tube-tube dalam HE (heat exchanger) ini terkumpul dalam satu tube sheet yang
disebut tube bundles dan bisa dikeluar/masukkan dengan mudah bila diperlukan, misalnya pada pembersihan.
Susunan tube dalam HE ini berbentuk persegi empat (square pitch), segitiga sama sisi (triangular pitch),
belah ketupat (square pitch rotated), dan lainnya. Standar ukuran tube menurut BWG (Birmingham wire
gage) yang dibedakan berdasarkan ketebalan. Semakin besar nomor BWG, ketebalan dinding tube semakin
tipis. Berbeda halnya dengan pipa komersiel dengan standar IPS (international pipe standar), semakin besar
schedule number IPS, ketebalan dinding pipa semakin tebal. Bentuk susunan tube persegi empat dan bagian-
bagiannya diperlihatkan pada gambar 4.1a dan gambar 4.1b untuk susunan segitiga.

C’ Gambar 4.1a. pitch persegi gambar 4.1b. pitch segitiga


dimana :
PT PT = pitch/jarak antar titik pusat dua buah tube
C’ = clearance/jarak antar tube
OD = diameter luar tube
OD
t1 PT
T2
Shell Tube

Baffle (penyekat)
T1
t2

Baffle (penyekat) berguna untuk meng-arahkan aliran dalam Shell sehingga aliran menjadi turbulen
dan juga untuk menahan tube dari getaran/pembengkokan. Jarak antara dua baffle disebut baffle pitch atau
baffle spacing (B). susunan baffle ada yang berbentuk segmental cut (dipotong 25%), disc and doughnut, dan
orifice baffle (lihat gambar 7.6 – 7.8 dalam KERN). Tube sheet dalam shell ada yang berbentuk pipa lurus
dan berbentuk U-bend yang disesuaikan dengan arah aliran melalui tube.
Type dan ukuran Shell-and-Tube Exchanger: type 1-2 HE artinya 1 aliran melalui shell (shell pass)
dan 2 atau lebih aliran melalui tube (tube pass), type 2-4 HE (sama dengan 2 buah type 1-2 HE) artinya 2
aliran melalui Shell dan 4 atau lebih aliran melalui tube, demikian juga untuk type 3-6 HE atau type lebih
besar lagi. Pemilihan type ini disesuaikan dari nilai FT factor koreksi temperature untuk t. Type 1-2 HE bila
nilai FT > 0,75- 0,80 dalam aliran parallel/searah atau berlawanan arah; type 2-4 HE untuk F T  0,85 bila
baffle longitudinal dilas/solder dalam parallel flow-counterflow, dan F T  0,90 bila baffle longitudinal tanpa
dilas, penentuan ini dapat dilihat pada appendik gambar 18-23 (KERN).

Proses Heat Transfer/SFR 25


Ir. Saifullah Ramli, M.Sc Page 26 10/4/2018

4.2. Perhitungan Shell-and-Tube Exchanger


4.2.1. Koefisien film bagian shell
Koefisien heat transfer bagian luar tube bundle ditunjukkan sebagai koefisien bagian shell. Adanya
baffle menyebabkan aliran turbulen dalam shell sehingga koefisien heat transfer lebih tinggi dari pada tanpa
menggunakan baffle. Turbulensi aliran susunan pitch segitiga lebih besar dari pada pitch persegi. Untuk
kondisi yang sama, koefisien pada pitch segitiga kl 25% lebih tinggi dari pada pitch persegi. Jika ada 6 baffle
maka terjadi 7 kali cross aliran dalam shell, atau bila ada 10 baffle berarti ada 11 kali cross aliran. Jarak
baffle (B) makin dekat memberikan cross lebih banyak dan aliran semakin turbulen. Batas jarak baffle B
maksimum = ID shell dan minimum = 1/5 x ID shell atau tidak kurang 2 inchi. Koefisien heat transfer untuk
bagian luar tube dihitung dengan persamaan (88)
0 , 55 1/ 3 0 ,14
ho De  De .G s   c.    
 0,36      (90)
k     k   w 
Perhitungan ini biasanya digunakan gambar 28 (Kern) dari metode Colburn and Short.

4.2.2 kecepatan massa dan diameter ekuivalen


Luas aliran (crossflow area) bagian shell, as dihitung dengan
IDs xC B 2
as  , ft (91)
PT x144
M
Gs  (92)
as
PT = ODt + C’ (93)

dimana C’ adalah jarak antara tube (clearance/tube spacing) dan PT adalah tube pitch yaitu jumlah diameter
tube dan clearance. Diameter ekuivalen bagian shell adalah
4 xfreearea
De  , ft (94)
wetted . perimeter
4 x( PT2  d o2 / 4
de  in (95)
d o
Umumnya dengan menggunakan gambar 28 dapat dipilih diameter ekuivalen (de) untuk pitch persegi atau
pitch segitiga

4.2.3 True Temperature difference, t


Dari neraca panas, dimana t adalah beda temperature (true temperature difference), yaitu

Q = U A t = MC (T1 – T2) = mc (t2 – t1) (96)


 T  T2   t t 
t   1   2 1  (97)
 UA / MC  true  UA / mc  true
mc T1  T2 t 2  t1
R  dan S  (98)
MC t 2  t1 T1  t1

Proses Heat Transfer/SFR 26


Ir. Saifullah Ramli, M.Sc Page 27 10/4/2018

 t 2  t1 
  (UA / mc) counter . flow
 UA / mc  true  (99)
 t 2  t1  (UA / mc) true
 
 UA / mc  counter . flow
Rasio beda temperature true terhadap LMTD adalah factor koreksi temperature FT.
R 2  1 ln(1  S ) /(1  RS )
FT 
2  S (R  1  R 2  1) (100)
( R  1) ln
2  S (R  1  R  1)
2

Nilai FT ini dapat juga ditentukan dari gambar 18 – 23 (Kern). Untuk aliran searah (parallel flow) dan
berlawanan arah (counterflow) bila suhu T2 – t2 atau T2 > t2 dikatakan temperature approach dan bila t2 > T2
atau t2 – T2 dikatakan temperature cross. Persamaan Fourier untuk sheel-and-tube type 1-2 HE dapat ditulis

Q  UAt  UA.FT ( LMTD )


(101)

Contoh 4.1. Tentukan nilai FT untuk data berikut


(a) 500 approach (b) Zero approach (c) 200 cross
(T1) 350 200 (t2)(T1) 300 200 (t2)(T1) 280 200 (t2)
(T2) 250 100 (t1)(T2) 200 100 (t1)(T2) 180 100 (t1)
100 100 100 100 100 100
T1  T2
R = 100/100 = 1,0 R = 1,0 R = 1,0
t 2  t1
t t
S  2 1 =100/(350 -100) = 0,40 S = 0,50 S = 0,555
T1  t1
FT = 0,925 (fig 18) FT = 0,8 FT = 0,64

4.2.4 Pressure Drop (P) bagian Shell


Pressure drop (penurunan tekanan) melalui shell sebanding dengan banyaknya cross fluida pada
bundle tube diantara baffle. Persamaan Fanning (81) dapat digunakan untuk menghitung pressure drop
bagian shell. Bila Ds diameter shell dalam feet, L panjang tube dalam feet dan N jumlah baffle, maka

12 xL
Jumlah cross (N + 1) = panjang tube, in / jarak baffle,in = (102)
B
Jika panjang tube 16’0” dan jarak baffle 18 in, maka ada 11 cross atau 10 buah baffle. Untuk jumlah cross
ganjil, letak nozel pada shell di bagian berlawanan (opposite side) dan bila jumlah cross genap, letak nozel
pada shell di bagian yang sama.
Diameter ekuivalen (De) yang digunakan untuk perhitungan pressure drop adalah sama untuk heat
transfer. Persamaan pressure drop untuk fluida panas atau dingin dan termasuk kehilangan energi pada
entrance dan exit adalah.

fG s2 Ds ( N  1) fG s2 Ds ( N  1)
Ps   , psf (103)
2 gDe s 5,22 x1010 De s s

Proses Heat Transfer/SFR 27


Ir. Saifullah Ramli, M.Sc Page 28 10/4/2018

Dimana s adalah spesifik garfity dari fluida. Satuan engineering umumnya dalam pound per inchi kuadrat
(psi). untuk merubah langsung ke psi, maka dimensi factor friksi (f) bagian shell harus dalam satuan ft2/in2,
hal ini diperoleh langsung pada gambar 29, atau agar Ps satuan pound per feet (psf) nilai f dari gambar 29
dikalikan dengan 144.

4.2.5 Pressure Drop (P) bagian Tube


Persamaan Fanning (81) dapat digunakan untuk menghitung pressure drop bagian tube. Sieder dan
Tate telah mengkorelasikan factor friksi (f) untuk fluida panas atau dingin dalam tube seperti ditunjukkan
dalam gambar 26 yang digunakan dalam persamaan

fGt2 L.n
Pt  psf (104)
5,22 x1010 De st
Dimana n adalah jumlah lewatan melalui tube (tube pass), L panjang tube, dan Ln adalah total panjang
perjalan (length of path) dalam feet. Akibat pembelokan aliran dalam tube akan terjadi juga kehilangan
tekanan yang disebut return loss pressure drop Pr, untuk velocity head (V2/2g’) dilihat pada gambar 27. jika
yang digunakan air (water) kecepatan air tidak boleh kurang dari 3 fps.

4.n V 2
Pr  psi (105)
s 2g 
Dimana V adalah kecepatan aliran (fps), s = spesifik graffiti dan g’ = percepatan grafitasi (ft/sec 2). Sehingga
total pressure drop bagian tube (PT) adalah

PT = Pt + Pr psi (106)

Ada tiga syarat untuk melihat service atau kinerja (performance) shell-and-tube exchanger tipe 1-2 HE.
1. Bagimana nilai koefisien bersih UC dari hasil penentuan koefisien film masing-masing hio dan ho?
2. Dari neraca panas Q = MC(T1 – T2) = mc(t2 – t1), luas permukaan A, dan true temperature difference,
dapat ditentukan UD. nilai UC harus lebih tinggi dari UD. kemudian ditentukan factor pengotor (dirt
factor), Rd untuk mengetahu perlu tidaknya service/pembersihan HE.
3. Pressure drop P untuk kedua aliran tidak melebihi dari P yang diizinkan (ketentuan).

4.3 Langkah-langkah perhitungan exchanger type 1-2 HE


Kondisi poses yang dibutuhkan
Fluida panas : T1, T2, M, C, s atau k, P, Rd
Fluida dingin: t1, t2, m, c, s atau k, P, Rd

Untuk exchanger data berikut perlu diketahui


Bagian Shell bagian Tube
ID Jumlah dan panjang
Jarak baffle (baffle space) OD, BWG, dan pitch
Lewatan (passes) Lewatan (passes)

Proses Heat Transfer/SFR 28


Ir. Saifullah Ramli, M.Sc Page 29 10/4/2018

(1) Neraca panas, Q = MC(T1 - T2) = mc(t2 – t1)


(2) True temperature difference, t
T1  T2 t 2  t1
Hitung LMTD, R  dan S  (53)
t 2  t1 T1  t1
t = LMTD x FT (FT dari gambar 18) (101)
(3) Temperatur kalorik Tc dan tc (58) , (59)

Hot Fluid: Shell side Cold Fluid: Tube side


(4’) Flow area: as = ID x C’B/144 PT, ft2 pers (91) (4) Flow area: as
Flow area per tube at’ dari table 10, in2
No.of .tube.x. flow.area / tube
at 
No.of . passes
(5’) Mass vel.Gs = M/as lb/h.ft2 pers (92) N t at
(6’) tentukan De dari fig. 28 atau hitung dengan pers 95 at  , ft2 pers 106
Tentukan  pada Tc , lb/(ft).(h) = cp x 2,42 144n
Res = DeGs/ (5) Mass vel.Gt = M/at lb/h.ft2 pers (92)
(6) tentukan D dari table 10
(7’) tentukan jH (fig. 28) Tentukan  pada tc , lb/(ft).(h) = cp x 2,42
(8’) pada Tc, tentukan c, Btu/lb-0F dan k Btu/(h)(ft2)(0F/ft) Ret = DGt/
Hitung (c/k)1/3 (7) tentukan jH (fig. 24)
(9’). ho = jH (k/D)(c/k)1/3 s pers (86) (8) pada tc, tentukan c, Btu/lb-0F dan k Btu/(h)(ft2)(0F/ft)
Hitung (c/k)1/3
(10’) Temperatur dinding tube, tw (9). hi = jH (k/D)(c/k)1/3 t pers (85)
ho /  s (10) Temperatur dinding tube, tw
tw  tc  (Tc  t c ) pers (62) hio hi ID
hio / t  ho /  s  pers (71)
t t OD
(11’) tentukan w dan s = (w)0,14 (fig 24)
(12’) koreksi koefisien , ho = (ho/s) s pers 87 (11) Dapatka tw dari (10’),
tentukan w dan t = (w)0,14 (fig 24)
(12) Koreksi koefisien , hio = (hio/t) t pers 88

(13) Koefisien overall bersih, Uc:


h .h
U c  io o pers (73)
hio  ho
(14) Koefisien overall design (kotor), UD
Dapatkan external surface/lin ft a” dari appendik table 10.
Luas permukaan heat transfer, A = a” L Nt, ft2

Q
UD  Btu/(h)(ft2)(0F)
A.t

(15) Dirt factor, Rd:


U U D
Rd  C (h)(ft2)(0F)/Btu
U C .U D
Jika Rd sama dengan atau sedikit melebihi dari dirt factpr yang dizinkan, proses dilanjutkan ke pressude drop
Pressure drop
(1’) untuk Res pada (6’) tentukan f, ft /in2 2
Fig. 29 (1) untuk Ret pada (6) tentukan f, ft2/in2 (fig. 26)

Proses Heat Transfer/SFR 29


Ir. Saifullah Ramli, M.Sc Page 30 10/4/2018

fGt2 L.n
(2’) Jumlah cross, N + 1 = 12L/B pers(102) (2) Pt  pers
5,22 x1010 De st
fG s2 Ds ( N  1) (104)
(3’) Ps  , psi 4.n V 2 62,5
5,22 x1010 De s s (3) Pr  psi pers
s 2 g  144
(105)
PT = Pt + Pr psi

Contoh soal 4.1


43.800 lb/h kerosin 420API didinginkan dari 390 ke 2000F dengan memanaskan 149.000 lb/h Crude oil
340API dari 100 ke 1700F. dirt factor gabungan 0,003, diameter ID shell 21¼ in, jumlah tube 158, 1 in OD,
13 BWG, panjang tube 16’0” dengan pitch persegi 1¼ in. bundle disusun untuk 4 passes dan jarak baffle 5
in. Apakah exchanger ini layak dipakai (berapa dirt factor)?

Jawaban
Exchanger:
Bagian Shell bagian Tube
ID = 21¼ in Jumlah dan panjang = 158, 16’0”
Jarak baffle = 5 in OD, BWG, pitch = 1 in, 13 BWG, 1¼-in square
Lewatan = 1 Lewatan =4

(1) Neraca panas,


Kerosin Q = 43.800 x 0,605(390 – 200) = 5.100.000 Btu/h fig 4
Crude oil Q = 149.000 x 0,49(170 – 100) = 5.100.000 Btu/h fig 4
(2) t:
Hot fluid cold fluid diff
390 Higher temp. 170 220 t2
200 Lower temp. 100 100 t1
190 difference 70 120 t2 - t1
(T1 – T2) (t2 – t1)
t 2  t1
LMTD =  152.50F (53)
ln t 2 / t1
R = 190/70 = 2,71
S = 70 / (390 – 100) = 0,241
FT = 0,905 (fig. 18)
t = 0,905 x 152,5 = 1380F (101)
(3) Temperatur kalorik: Tc dan tc
tc/th = 70/190 = 0,455
Kc = 0,20 (crude oil sebagai control)
Fc = 0,42 (Fig. 17)
Tc = 200 + 0,42 x 190 = 2800F (58)
tc = 100 + 0,42 x 70 = 1290F (59)

Proses Heat Transfer/SFR 30


Ir. Saifullah Ramli, M.Sc Page 31 10/4/2018

Luas aliran (flow area) kedua bagian shell dan tube mendekati sama, dianggap aliran terbesar dialirkan
kedalam tube dan perhitungan mulai bagian tube

Hot Fluid: Shell side , Kerosin Cold Fluid: Tube side, Crude oil
(4’) Flow area: as = ID x C’B/144 PT, ft 2
pers (91) (4) Flow area: at’ = 0,515 in2 table 10,
= 21,25 x 0,25 x 5/144 x 1,25 = 0,1475 ft2 N a
(5’) Mass vel.Gs = M/as lb/h.ft2 pers (92) at  t t
= 43.800/0,1475 = 297.000 lb/(h)(ft2)
144n
(6’) tentukan De dari fig. 28 atau hitung dengan pers 95 = 158 x 0,515 / (144 x 4) = 0,141ft2 pers 106
De = 0,99/12 = 0,0825 ft fig 28 (5) Mass vel.Gt = M/at lb/h.ft2 pers (92)
= 149.000/0,141 = 1.060.000 lb/(h)(ft2)
pada Tc = 280 F,  = 0,40 x 2,42= 0,97 lb/(ft)(h) fig 14
0
(6) D = 0,18/12 = 0,00675 ft table 10
Res = DeGs/ 0,0825 x 297.000 / 0,97 = 25.300
Pada tc = 129 F,  = 3,6 x 2,42 = 8,7 lb/(ft)(h) fig 14
0
(7’) jH = 93 (fig. 28)
0
(8’) pada Tc = 280 F, c = 0,59 Btu/lb- F 0
(fig 4). Ret = DGt/= 0,00675 x 1.060.000/8,7 = 8.220
dan k = 0,0765 Btu/(h)(ft2)(0F/ft) Fig 1 (7) L/D = 16/0,0675 = 237
jH = 31 (fig. 24)
(c/k)1/3 =(0,59 x 0,97/0,0765)1/3 = 1,95
(8) pada tc,= 1290F, c = 0,49 Btu/lb-0F (fig 4)
(9’). ho = jH (k/D)(c/k)1/3 s pers (86)
dan k = 0,077 Btu/(h)(ft2)(0F/ft) (fig 1)
ho/s=93 x 0,0765/0,0825 x 1,95 = 169 Btu/(h)(ft2)(0F)
(c/k)1/3 = (0,49 x 8,7/0,077)1/3 = 3,81
(9). hi = jH (k/D)(c/k)1/3 t pers (85)
(10’) Temperatur dinding tube, tw
hi/t =31 x 0,077/0,0675 x 3,81 = 135
ho /  s
tw  tc  (Tc  t c ) pers (62) (10) Temperatur dinding tube, tw
hio / t  ho /  s hio hi ID
tw = 129 + 169/(109 + 169) (280 – 129) = 2210F  = 135 x 0,81/1,0 = 109 pers (71)
t t OD
(11’) at tw= 2210F, w= 0,56 x 2,42 =1,36 lb/(ft)(h) fig 14
dan s = (w)0,14 =(0,97/1,36)0,14 = 0,96 (fig 24)
(11) tw =2210F, w = 1,5 x 2,42 = 3,63 lb/(ft)Fh) fig 14
(12’) koreksi koefisien , ho = (ho/s) s pers 87
t = (w)0,14 = (8,7/3,63)0,14 =1,11 (fig 24)
= 169 x 0,96 = 162 Btu/(hr)(ft2)(0F)
(12) Koreksi koefisien , hio = (hio/t) t pers 88
= 109 x 1,11 = 121 Btu/(h)(ft2)(0F)
(13) Koefisien overall bersih, Uc:
h .h
U c  io o = (121 x 162) / (121 + 162) = 69,3 Btu/(h)(ft2)(0F) pers (73)
hio  ho
(14) Koefisien overall design (kotor), UD
external surface/lin ft a” = 0,2618 ft2/lin ft table 10.
Total luas permukaan heat transfer, A = a” L Nt, = 158 x 16’0” x 0,2618 = 662 ft2
Q
UD  = 5.100.000/(662 x 138) = 55,8 Btu/(h)(ft2)(0F)
A.t

(15) Dirt factor, Rd:


U U D
Rd  C = (69,3 – 55,8) / (69,3 x 138) = 0,00348 (h)(ft2)(0F)/Btu
U C .U D
Kesimpulan
162 h outside 121
UC 69,3
UD 55,8
Rd (hitungan) 0,00348
Rd (ketentuan) 0,00300
Pressure drop
(1’) untuk Res = 25.300, (1) untuk Ret = 8220,

Proses Heat Transfer/SFR 31


Ir. Saifullah Ramli, M.Sc Page 32 10/4/2018

f, = 0,00175 ft2/in2 Fig. 29 f = 0,000285 ft2/in2 (fig. 26)


s = 0,73 Fig 6 s = 0,83 Fig. 6
Ds = 21,25/12 = 1,77 ft fGt2 L.n
(2’) Jumlah cross, N + 1 = 12L/B pers(102) (2) Pt  pers
= 12 x 16/5 = 39 5,22 x1010 De st
(104)
fG Ds ( N  1)
2
0,002285 x1.060.000 2 x16 x 4
(3’) Ps 
s
, psi pers =
5,22 x1010 De s s 5,22 x1010 x 0,0675 x 0,83 x1,11
= 6,3 psi
(103)
(3) Gt = 1.060.000 , V2/2g’ = 0,15 Fig 27
0,00175x 297.000 2 x1,77 x39 2
= 4.n V
5,22 x1010 x 0,0825 x0,73 x 0,96 Pr  psi pers
s 2g 
= 3,5 psi
(105)
4 x4
Pressure drop (memenuhi) = 0,83 x 0,15 = 2,9 psi
Ps (diizinkan) = 10,0 psi PT = Pt + Pr pers (106)
= 6,3 + 2,9 = 9,2 psi (memenuhi)
Ps (diizinkan) = 10,0 psi

Exchanger yang menggunakan air sebagai media pendingin umumnya air dilewatkan melalui tube, karena
air mudah membentuk korosi pada besi/baja, terutama bila suhu dinding tube tinggi. Oleh karena itu, bahan
kontruksi tube sering dibuat dari admiralty, red brass, dan copper. Kecepatan air lambat menyebabkan
terbentuk kotoran dan endapan dari kegiatan microorganisme. Dalam praktek kecepatan air melalui tube
tidak kurang dari 3 fps. Penggunaan air pendingin yang banyak memberikan range suhu yang kecil, atau
jumlah air pendingin sedikit memberikan range suhu yang besar. Range suhu mempengaruhi LMTD. Bila
jumlah air banyak, t2 beda jauh dari T1 memberikan nilai LMTD besar dan nilai A (luas permukaan) kecil. Ini
perlu dipertimbangkan dalam perhitungan cost (biaya) operasi.
Bila menggunakan steam yang bebas udara nilai koefisien film antara 1000 – 3000 Btu/(h)(ft 2)(0F),
umumnya digunakan nilai rata-rata hi = ho = hio = 1500 Btu/(h)(ft2)(0F).

Contoh 4.2
20.160 lb/h larutan pospat 30%, spesifik grafity pad 1200F = 1,3 didinginkan dari 150 ke 900F dengan air
sumur dari 68 ke 900F. pressure drop diizinkan 10 psi dan dirt factor 0,002. Bila digunakan tipe 1-2 HE
dengan ID = 10,02 in, jumlah tube 52, OD tube ¾ in, 16 BWG panjang 16’0” susunan pitch persegi 1-in.
jarak baffle 2 in. Apakah ini layak digunakan?

Jawaban:

Exchanger:
Bagian Shell bagian Tube
ID = 10,02 in Jumlah dan panjang = 52, 16’0”
Jarak baffle = 2 in OD, BWG, pitch = ¾ in, 16 BWG, 1 in square
Lewatan = 1 Lewatan =2

(1) Neraca panas,

Proses Heat Transfer/SFR 32


Ir. Saifullah Ramli, M.Sc Page 33 10/4/2018

Panas spesifik larutan pospat = 0,3 x 0,19 + 0,7 x 1 = 0,757 Btu/(lb)(0F)


30% K3PO4 Q = 20,100 x 0,757(150 – 90) = 915.000 Btu/h
Air Q = 41.600 x 1,0(90 – 68) = 915.000 Btu/h
(2) t:
Hot fluid cold fluid diff
150 Higher temp. 90 60 t2
90 Lower temp. 68 22 t1
60 difference 22 38 t2 - t1
(T1 – T2) (t2 – t1)
t 2  t1
LMTD =  37,90F (53)
ln t 2 / t1
R = 60/22 = 2,78 ; S = 22 / (150 – 68) = 0,968
FT = 0,81 (fig. 18)
t = 0,81 x 87,9 = 30,70F (101)
(3) Temperatur kalorik: Tc dan tc
temperature rata-rata Ta = 120 dan ta = 790F cukup/memuaskan

Hot Fluid: Shell side , larutan pospat Cold Fluid: Tube side, air
(4’) Flow area: as = ID x C’B/144 PT, ft2 pers (91) (4) Flow area: at’ = 0,302 in2 table 10,
= 10,02 x 0,25 x 2/144 x 1 = 0,0347 ft2 N t at
(5’) Mass vel.Gs = M/as lb/h.ft2 pers (92) at 
= 20.160/0,0347 = 578.000 lb/(h)(ft2)
144n
(6’) tentukan De dari fig. 28 atau hitung dengan pers 95 = 52 x 0,302 / (144 x 2) = 0,0545ft2 pers 106
De = 0,95/12 = 0,079 ft fig 28 (5) Mass vel.Gt = M/at lb/h.ft2 pers (92)
= 41.600/0,0545 = 762.000 lb/(h)(ft2)
pada Tc = 1200F,  = 2 x air = 1,20 x 2,42
(6) D = 0,62/12 = 0,0517 ft table 10
= 2,90 lb/(ft)(h) fig 14
Pada tc = 790F,  = 0,91 x 2,42 = 2,2 lb/(ft)(h) fig 14
Res = DeGs/ 0,079 x 578.000 / 2,9 = 15,750
Reynolds hanya untuk pressure drop saja
(7’) jH = 71 (fig. 28)
(8’) pada Tc = 1200F, c = 0,757 Btu/lb-0F Ret = DGt/= 0,0517 x 762.000/2,20 = 19.900
dan k = 0,9kair = 0,9 x 0,37
= 0,33 Btu/(h)(ft2)(0F/ft) Fig 1
(9). hi = 800 x 1,0 = 800 (fig 25)
(c/k)1/3 =(0,757 x 2,90/0,33)1/3 = 1,88
hio = hi x ID/OD = 800 x 0,62/0,75
(9’). ho = jH (k/D)(c/k)1/3 s pers (86)
= 662 Btu/(h)(ft2)(0F) pers (71)
ho/s = 71 x 0,33/0,079 x 1,88 = 558 Btu/(h)(ft2)(0F)

(10’) (11’) (12’) s = t = (w)0,14 = 1

(13) Koefisien overall bersih, Uc:


h .h
U c  io o = (662 x 558) / (662 + 558) = 303 Btu/(h)(ft2)(0F) pers (73)
hio  ho
(14) Koefisien overall design (kotor), UD
external surface/lin ft a” = 0,1963 ft2/lin ft table 10.
Total luas permukaan heat transfer, A = a” L Nt, = 52 x 16’0” x 0,1963 = 163 ft2
Q
UD  = 915.000/(163 x 30,7) = 183 Btu/(h)(ft2)(0F)
A.t

(15) Dirt factor, Rd:

Proses Heat Transfer/SFR 33


Ir. Saifullah Ramli, M.Sc Page 34 10/4/2018

UC U D
Rd  = (303 – 183) / (303 x 183) = 0,00216 (h)(ft2)(0F)/Btu
U C .U D
Kesimpulan
558 h outside 662
UC 303
UD 183
Rd (hitungan) 0,00216
Rd (ketentuan) 0,00200
Pressure drop
(1’) untuk Res = 15.750, (1) untuk Ret = 17.900,
f, = 0,0019 ft2/in2 Fig. 29 f = 0,00023 ft2/in2 (fig. 26)
s = 1,30 (diketahui soal) s = 1,0 (untuk air)
Ds = 10,02/12 = 0,833 ft fGt2 L.n
(2’) Jumlah cross, N + 1 = 12L/B pers(102) (2) Pt  pers
= 12 x 16/2 = 96 5,22 x1010 De st
(104)
fG s2 Ds ( N  1) 0,0023x 762.000 2 x16 x 2
(3’) Ps  , psi pers =
5,22 x1010 De s s 5,22 x1010 x 0,0517 x1,0 x1,0
= 1,6 psi
(103)
(3) Gt = 762.000 , V2/2g’ = 0,08 Fig 27
0,0019 x578.000 2 x 0,833 x96 2
= 4.n V
5,22 x1010 x 0,079 x1,30 x1,0 Pr  psi pers
s 2g 
= 9,5 psi
(105)
Pressure drop (memenuhi) 4 x2
= x 008 = 0,7 psi
1
Ps (diizinkan) = 10,0 psi PT = Pt + Pr pers (106)
= 1,6 + 0,7 = 2,3 psi (memenuhi)
Ps (diizinkan) = 10,0 psi

Tidak semua exchanger tipe 1-2 HE mempunyai baffle segmental cut 25%, bila diinginkan pressure
drop fluida yang melewati shell relative rendah, dapat digunakan baffle segmental 50% (1/2 lingkaran) untuk
mencegah lenturan dari tube. Bila fluida dalam shell mengalir sepanjang tube atau baffle dipotong lebih dari
25%, maka gambar 28 tidak perlu digunakan. Aliran ini dianalogkan seperti dalam annulus pada double pipe
exchanger. Perhitungan pressure drop bagian shell juga sama seperti pada annulus.

Contoh 4.3 Pemanasan larutan gula tanpa baffle


200.000 lb/h larutan gula 20% (s = 1,08) dipanaskan dari 100 ke 122 0F dengan menggunakan steam pada
tekanan 5 psi. bila 12in ID 1-2 exchanger tanpa baffle mempunyai tube 76 buah, ¾ in OD, 16 BWG, panjang
16’0” dengan pitch 1 –in persegi, apakah HE ini layak digunakan, jika Rd = 0,003 dan P tidak lebih 10 psi?

Jawaban
Exchanger:
Bagian Shell bagian Tube
ID = 12 in Jumlah dan panjang = 76, 16’0”
Jarak baffle = ½ lingkaran OD, BWG, pitch = ¾ in, 16 BWG, 1 in square
Lewatan = 1 Lewatan =2

Proses Heat Transfer/SFR 34


Ir. Saifullah Ramli, M.Sc Page 35 10/4/2018

(1) Neraca panas,


Panas spesifik 20% larutan gula pada 1110F = 0,2 x 0,30 + 0,8 x 1 = 0,86 Btu/(lb)(0F)
Larutan gula Q = 200,000 x 0,86(122 – 100) = 3.790.000 Btu/h
Steam Q = 3950 x 960,1 = 3.790.000 Btu/h (table 7)
(2) t:
Hot fluid cold fluid diff
228 Higher temp. 122 106 t2
228 Lower temp. 100 100 t1
0 difference 22 29 t2 - t1
(T1 – T2) (t2 – t1)
t 2  t1
Bila R = 0, t = LMTD =  116,50F (53)
ln t 2 / t1
(3) Temperatur kalorik: Tc dan tc
Koefisien film steam sangat besar dibandingkan larutan gula, suhu dinding mendekati 228 0F sebagai suhu
kalorik fluida panas dan diambil 1110F sebagai suhu rata-rata ta.

Hot Fluid: Shell side , larutan gula Cold Fluid: Tube side, steam
(4’) Flow area: aa = (luas shell – luas tube) (4) Flow area: at’ = 0,302 in2 table 10,
= 1/144(122/4 – 76 x  x 0,752/4= 0,55 ft2 N a
(5’) Mass vel.Gs = M/as lb/h.ft2 pers (92) at  t t
144n
= 200.000/0,55 = 364.000 lb/(h)(ft2)
= 76 x 0,302 / (144 x 2) = 0,0797ft2 pers 106
(6’) pada ta = 1110F,  = 2air = 1,30 x 2,42
(5) Mass vel.Gt = M/at lb/h.ft2 pers (92)
= 3,14 lb/(ft)(h) fig 14
= 3950/0,079 = 49.500 lb/(h)(ft2)
De = 4aa/(wetted perimeter)
(6) Pada tc = 790F, steam = 0,0128 x 2,42
De = 4 x 0,55 /(76 x  x 0,75/12)= 0,148 ft
= 2,2 lb/(ft)(h) fig 15
Res = DeGs/ 0,148 x 364.000 / 3,14 = 17,100 D = 0,62/12 = 0,0517 ft table 10
(7’) jH = 61,5 (fig. 24) Reynolds hanya untuk pressure drop saja
(8’) pada Tc = 1110F, c = 0,86 Btu/lb-0F
Ret = DGt/= 0,0517 x 49.500/0,031 = 82.500
dan k = 0,9kair = 0,9 x 0,37
= 0,333 Btu/(h)(ft2)(0F/ft) Fig 1
1/3 1/3
(c/k) =(0,86 x 3,14/0,333) = 2.0 (9). Kondensasi dari steam
(9’). ho = jH (k/De)(c/k)1/3 s pers (86) hi = 1500 Btu/(h)(ft2)(0F)
ho/s = 61,5 x 0,333/0,079 x 2,0 = 278 Btu/(h)(ft2)(0F) (10’) Temperatur dinding tube, tw
ho
(11’) at tw= 2100F, w= 2air t w  tc  (Tc  t c ) pers (62)
= 0,51 x 2,42 =1,26 lb/(ft)(h) fig 14 hio  ho
dan s = (w)0,14 =(3,14/1,26)0,14 = 1,12 (fig 24) tw = 111 + 1500/(1500 + 278)(228 – 111) = 2100F
(12’) koreksi koefisien , ho = (ho/s) s pers 87
= 278 x 1,12 = 311 Btu/(hr)(ft2)(0F)

(13) Koefisien overall bersih, Uc:


h .h
U c  io o = (1500 x 311) / (1500 + 311) = 257 Btu/(h)(ft2)(0F) pers (73)
hio  ho
(14) Koefisien overall design (kotor), UD
external surface/lin ft a” = 0,1963 ft2/lin ft table 10.
Total luas permukaan heat transfer, A = a” L Nt, = 76 x 16’0” x 0,1963 = 238 ft2

Proses Heat Transfer/SFR 35


Ir. Saifullah Ramli, M.Sc Page 36 10/4/2018

Q
UD  = 3.790.000/(238 x 116,5) = 137 Btu/(h)(ft2)(0F)
A.t

(15) Dirt factor, Rd:


U U D
Rd  C = (257 – 137) / (257 x 137) = 0,0034 (h)(ft2)(0F)/Btu
U C .U D
Kesimpulan
1500 h outside 311
UC 257
UD 137
Rd (hitungan) 0,0034
Rd (ketentuan) 0,003
Pressure drop
(1’) De’ = (4 x flow area) /fractional wetted perimeter (1) volume spesifik steam (table 7)
pers (70) v = 20,0 ft3/lb
= (4 x 0,55) / (76 x 3,14 x 0,75/12 + 3,14 x 12/12) s = (1/20,0) / 62,5 = 0,00080
= 0,122 ft untuk Ret = 82.5900,
Res = De’Gs/ pers. f = 0,000155 ft2/in2 (fig. 26)
= 0,122 x 364.000/3.14 = 14.100 1 fG L.n 2

(2) Pt 
t
f, = 0,00025 ft2/in2 (untuk tube side) Fig. 26 x pers (104)
2 5,22 x10 De s t
10

fG s2 Ln 1 0,000155 x 749.500 2 x16 x 2


P  = x
(2’) s , psi pers (104) 2 5,22 x1010 x 0,0517 x 0,0008 x1,0
5,22 x1010 De s s
= 2,8 psi (memenuhi)
0,00025x364.000 2 x16 x1
=
5,22 x1010 x 0,122 x1,08 x1,12 Ini adalah relative tinggi pressure drop untuk steam.
= 0,07 psi (memenuhi)
Ps (diizinkan) = 2,0 psi
Ps (diizinkan) = 10,0 psi

4.4. Recovery panas dalam HE 1-2


Bila HE keadaan bersih, suhu keluar fluida panas lebih rendah dari suhu keluaran proses dan suhu keluar
fluida dingin lebih tinggi dari suhu keluaran proses. Bagian ini terutama untuk menentukan T 2 atau ts dari
exchanger. Dari tinjauan bagian 2.2 telah ditetapkan untuk:
(T1  t 2 )  (T2  t1 )
mc(t2 – t1) = UA x LMTD = UA
ln(T1  t 2 ) /(T2  t1 )
T1  t 2  T  T2 
ln  UA 1  1 (107)
T2  t1  t 2  t1 
mc T1  T2
R 
MC t 2  t1
T1  T2 (1  R)T1  [1  e (UA / mc )( R 1) ]Rt 2
Diperoleh t 2  t1  dan T2 
R 1  Re (UA / mc )( R 1)
(108)
Hubungan ini semua telah diplot dalam gambar 7.25 (Kern) sehingga dapat ditentukan S, t2 dan T2.

Proses Heat Transfer/SFR 36


Ir. Saifullah Ramli, M.Sc Page 37 10/4/2018

Contoh 4.4
Dalam contoh 4.1 kerosin-crude oil exchange, berapa seharusnya suhu keluar bila exchanger baru
dibersihkan.

Jawaban:
Dari jawaban contoh 4.1. UC = 69,7 A = 662, m = 149.000 c = 0,49
M = 43.800 C = 0,60
UA 69,3 x 662
  0,63
mc 149.000 x 0,49
mc 149.000 x 0,49
R   2,78
MC 43.800 x 0,60
Dari gambar 7.25 diperoleh S = (t2 – t1) / (T1 – t1) = 0,265
t2 = t1 + 0,265 (T1 – t1) = 100 + 0,265 (390 – 100) = 1770F
T2 = T1 – R (t2 – t1) = 390 – 2,78 (177 – 100) = 1760F

4.5 Efisiensi Exchanger


Dogde mendefinisikan efisiensi exchanger sebagai rasio kuantitas panas yang dipindahkan dari suatu
fluida ke sejumlah panas yang seharusnya (secara maksimum) dapat dipindahkan.

mc(t 2  t1 ) t 2  t1
e  (109)
mc (T1  t1 ) T1  t1
MC (T1  T2 )
Atau e (110)
MC (T1  t1 )

Soal-soal untuk dikerjakan

1. Suatu 1-2 HE digunakan untuk memanskan 50.000 lb/h MEK(metyl etyl keton) dari 100 – 200 0C
menggunakan amyl alcohol panas pada 2500F. (a) berapa jumlah amyl alkohon yang diperlukan untuk
pemanasan tersebut? (b). jika suhu amyl alcohol 2750F, berapa jumlah yang dibutuhkan?
2. 34.200 lb/h distillate 350API didinginkan dari 250 -1200F menggunakan air pendingin dari 85 ke 1200F.
bila tersedia 19¼ in ID 1-2 HE, mempunyai 204 tube ¾ in OD, 16 BWG, panjang 16’0”, pitch 1-in
persegi. Jarak baffle 5 in dan bundle tersesun untuk 4 pass (lewatan). What arrangement gives the more
nearly balanced pressure drops, and what is the dirt factor? What is the optimum outlet-water
temperature? Bila perlu viskositas lihat soal 7.6 (Kern)
3. 75.000 lb/h ethylene glycol dipanaskan dari 100 ke 2000C dengan steam pada 2500F. bila tersedia 17¼ in
ID 1-2 HE yang mempunyai 224 tube ¾ in OD, 14 BWG, panjang 16’0” dengan 15/16-in pitch segitiga.
Jarak baffle 7 in, dengan 2 tube pass. Berapa penurunan tekanan dan factor pengotor (dirt factor)?
4. 100.000 lb/h larutan potassium iodine (KI) 20% dipanaskan dari 80 ke 200 0F dengan steam 15 psig.
Tersedia 10 in ID 1-2 HE tanpa baffle mempunyai 50 tube ¾ in OD, 16 BWG, panjang 16’0” tersusun
untuk 2 pass dengan 15/16-in pitch segitiga. Berapa pressure drop dan disrt factor?
5. 78.359 lb/h isobutan (1180API) didinginkan dari 203 ke 1800F dengan memanaskan butane (111.50API)
dari 154 ke 1770F. bial tersedia 17¼ in ID 1-2 HE mempunyai 178 tube ¾ in OD, 14 BWG, panjang
12’0” 1-in pitch segitiga. Jarak baffle 6 in dan bundle tersesun untuk 4 pass. Berapa pressure drop dan Rd.
6. soal-soal 7.11 dan 7.12

Proses Heat Transfer/SFR 37

Anda mungkin juga menyukai