Anda di halaman 1dari 135

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan
tetap ini sebagai tugas kuliah Satuan Proses II sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti ujian akhir semester.
Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal
mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak akan luput dari kesalahan
dan kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang
agar lebih baik dari sebelumnya.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing atas
bimbingan,dorongan, dan ilmu yang telah diberikan kepada kami sehingga kami
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini sebagai tugas akhir semester
mata kuliah kimia fisik tepat pada waktunya dan insyaAllah sesuai dengan yang
diharapkan. Kami mengucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan dari semua
pihak yang terkait dalam penyusunan laporan ini.
Pada dasarnya laporan tetap kami sajikan khusus untuk membahas tentang
praktikum Satuan Proses II. Mudah-mudahan laporan tetap ini bisa memberikan
pengetahuan yang mendalam tentang praktik Satuan Proses II kepada kita semua.
Laporan tetap ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman untuk memperbaiki
laporan kami selanjutnya. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terimakasih.

Palembang, 2 juli 2018

Tim Penyusun

2
PEMBUATAN AMYL ASETAT

I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan almyl asetat dari
reaksi antara alcohol primer dengan asam karboksilat.

II. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan
- Labu leher dua
- Pipet ukur
- Bola karet
- Spatula
- Seperangkat alat destilasi
- Termometer
- Erlenmeyer
- Corong pisah
- Gelas ukur
- Gelas kimia
- Corong buncher
- Labu buncher

Bahan yang digunakan


- Amyl alcohol
- Asam sulfat (H2SO4)
- Asam asetat
- Natrium bikarbonat
- Magnesium sulfat
- Aquades

3
III. DASAR TEORI
Ester adalah senyawa yang luas tersebar di alam. Strukturnya
secara umum:OR-C-OR Ester dalam bentuk yang sederhana cenderung
menghasilkan bau wangi(seperti buah-buahan). Dalam beberapa kasus,
karakterisasi rasa dan bau (wewangian) dari bunga dan buah terdapat
senyawa dengan gugus fungsional ester. Kualitasorganoleptis (bau dan
aroma) dari buah dan bunga jarang ditemukan dalam singleester, tetapi
dalam campuran kompleks dimana single ester lebih dominan. Ester sering
digunakan sebagai aditif untuk meningkatkan bau dan rasa baik pada
minuman maupun makanan. Misalnyarasa/bau yang tidak terjadi secara
alami adalah juicy fruit yaitu iso pentenil asetat.Instan agar-agar (pudding)
dengan bau rum yang tercium seperti alkoholis.Sebenarnya bau tersebut
diduplikatkan oleh penambahan campuran, dengankomponen lain,
diantaranya adalah etil fomat dan isobutyl proionate. Bau dan rasaalami
secara nyata tidak dapat diduplikatkan, karena pasti berbeda.Sifat-sifat
ester adalah:Ester suku rendah (dengan jumlah atom C sedikit) merupakan
senyawa yangmudah menguap dan memberikan bau yang sedap (harum),
semakin banyak atomkarbonnya, semakin tinggi titik didihnya ester suku
tinggi sukar larut dalam air, tetapimudah larut dalam ester. Beberapa ester
yang penting dan kegunaannya adalah: ester sebagai zat cita rasa (zat
pemberi aroma).
Beberapa ester dari asam karboksilat suku rendah umumnya diberi
aromasedap (harum). Oleh karena itu, umumnya ester digunakan sebagai
zat tambahan(aditif) pada makanan/minuman yang akan memberi aroma
tertentu pada makanan.Ester-ester tersebut umumnya akan memberi aroma
buah, misalnya: etil butiratmemberi aroma nanas, oktil asetat aroma jeruk
amil asetat aroma pisang, amil valerataroma apel.
Sifat dan Kegunaan Ester
Ester dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam atau basa.
Hidrolisis ester disebut juga reaksi penyabunan. Hidrolisis ester tiada lain
adalah mengubah ester menjadi alkohol dan garam yang berasal dari

4
turunannya. Misalnya, hidrolisis etil asetat. Proses hidrolisis berlangsung
sempurna jika dididihkan dengan pelarut basa, seperti NaOH. Reaksi
penyabunan bukan merupakan reaksi kesetimbangan sebagaimana pada
esterifikasi sebab pada akhir reaksi, ion alkoksida mengikat proton dari
asam karboksilat dan terbentuk alkohol yang tidak membentuk
kesetimbangan.

C2H5COOC2H5 + H2O⎯H2SO4→ C2H5COOH + C2H5OH

C2H5COOC2H5 + NaOH ⎯⎯→C2H5COONa + C2H5OH

Ester asam karboksilat dengan massa molekul relatif rendah umumnya


tidak berwarna, berwujud cair, mudah menguap, dan memiliki bau yang
sedap. Ester-ester ini umumnya memiliki rasa buah. Ester-ester ini banyak
ditemukan dalam buah-buahan atau bunga.
Ester banyak digunakan sebagai esens buatan yang berbau buah-
buahan .Misalnya, etil asetat (rasa pisang), amil asetat (rasa nanas), oktil
asetat (rasa jeruk orange), dan etil butirat (rasa stroberi).
Umumnya ester yang berasal dari asam karboksilat pendek dan alkohol
pendek berupa cairan pada suhu kamar; sedangkan dari rantai panjang
cenderung berupa padatan. Semua ester berbau harum; ada yang berbau
bunga, daun, dan ada yang berbau buah. Uap ester tidak bersifat racun
(toksik) kecuali jika dihisap dalam jumlah besar. Hanya satu senyawa ester
yang cenderung bersifat racun yakni amil asetat.
Amyl asetat
Amil asetat merupakan salah satu ester yang memiliki rumus
bangun CHCOOC5H11. Amil asetat merupakan perasa buatan jika
dihasilkan dari campuran Cuka dengan Amil Alkohol, dengan
menambahkan Asam Sulfur sebagai katalis. Dan alami jika dihasilkan dari
menyuling Pisang dengan Pelarut.
Pada dasarnya setiap perasa buatan sepaerti amil asetat memiliki

5
kecenderungan bersifat racun. hal ini dapat terjadi apabila penggunaannya
telah melebihi batas yang telah ditentukan. Karena meskipun senyawa ini
dapat memberikan citra rasa, senyawa ini juga berfungsi sebagai pelarut
damar dan lak.
Pembuatan amil asetat biasanya melalui proses esterifikasi. Pembuatan
ester dariasam organik.

CH3COOH + C5H11OH CH3COOC5H11 + H2O


(Asam asetat) (amil alkohol) (amil asetat)

Dari reaksi diatas kerugian yang ditimbulkan adalah terbentuknya hasil


samping yaitu air (H2O), sedangkan kelebihannya adalah pada suhu dan tekanan
yang relatif rendah reaksi dapat berjalan dengan baik,bahan baku tidak
beracun dan reaksi berjalan reversible.

Menurut kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh masing-


masing reaksi amil asetat maka dipilih pembuatan amil asetatdari asam
organik (asam asetat) dan alkohol (amil alkohol) dengan pertimbangan bahan
baku tidak beracun. Reaksi esterifikasi berlangsung secara reversible pada suhu 80oC-
83,4oC dan tekanan 1 atm denganmengikuti orde 1 terhadap asam asetat,
sehingga untuk memperoleh amil asetat sebesar mungkin maka kecepatan
reaksi ke arah kanan harus lebih besar dari pada kecepatan reaksi ke arah kiri.
Reaksi esterifikasi amil asetat terjadi dengan melepaskan panas(eksotermis)

Kegunaan Produk

1. Sebagai solvent atau pelarut dalam industri pembuatan selulosa nitrat,etil


selulosa dan polivinil asetat
2. Digunakan untuk ekstraksi dan pemurnian pada pembuatan
penisilinatau antibiotik
3. Sebagai bahan pembantu pemberi flavour

6
4. Sebagai penyamaan kulit, tekstil (sebagai obat sablon tekstil)
5. Sebagai campuran obat-obatan oleh perusahaan-perusahaan farmasi

Sifat Fisik dan Kimia

A. Bahan Baku
1. Asam Asetat
Sifat fisik:
 Rumus Kimia : CH3COOH
 Kadar : 99,8%
 Bentuk : cairan tidak berwarna
 Berat molekul : 60 kg/kmol
 Titik didih : 117,87oC
 Titik lebur : 16,6oC
 Densitas (25oC) : 1,049 kg/L

Sifat Kimia:

a. Reaksi penyabunanAsam asetat bila direaksikan dengan caustic soda


menghasilkan Naasetat.
CH3COOH (l) + NaOH(S)  CH3COONa + H2O

Asam asetat caustic soda Na Asetat air

b. EsterifikasiAsam asetat bila direaksikan dengan alkohol menghasilkan ester.


CH3COOH + C5H11OH  CH3COOC5H11 + H2O
Asam asetat amil alkohol amil
asetat air

7
2. Amil Alkohol

Sifat fisik :

 Rumus Kimia : C5H11OH


 Kadar : 99%
 Bentuk : cairan tidak berwarna
 Berat molekul : 88 kg/kmol
 Titik didih : 138,1oC
 Titik lebur : -79oC
 Densitas (25oC) : 0,824 kg/L

Sifat Kimia :

a. EsterifikasiJika amil alkohol direaksikan dengan asam asetat


menghasilkanamil asetat
CH3COOH + C5H11OH  CH3COOC5H11+ H2O
Asam asetat amil alkohol amil asetat air
b. DehidrasiAmil alkohol memberikan campuran 1 dan 2 pentena pada175o –
400oC dengan keberadaan katalis (seperti alumina oksida
dansenyawa klorida).

3. Produk Amil Asetat


Sifat fisik :

 Rumus Kimia : CH3COOC5H11


 Kadar : 99,9%
 Berat molekul : 130 kg/kmol
 Titik didih : 148,4oC
 Titik lebur : -70,8oC
 Densitas (250C) : 0,879 kg/L

8
Sifat Kimia

a. HidrolisisAmil asetat dapat terhidrolisis dengan adanya air


menjadi asam asetatdan amil alkohol.
CH3COOC5H11+ H2O → CH3COOH + C5H11OH

b. AmonolisisAmonia dan amil asetat bereaksi membentuk amil alkohol dan


amida.
CH3COOC5H11+ NH3 → CH3CONH2+ C5H11OH
c. TransesterifikasiJika amil asetat direaksikan dengan alkohol
asam atau ester yang laindalam keadaan panas, maka gugus alkohol atau
asamnya berubah(Transesterifikasi).

 Perubahan gugus alkohol (alkoholisis)


CH3COOC5H11+ ROH→ CH3COOR + C5H11OH

 Perubahan gugus asam (asidolisis)


CH3COOC5H11+ RCOOH → RCOOC4H9+ CH3COOH

 Pertukaran ester – ester (Transesterifikasi)


CH3COOC5H11+ R1COOR2 → CH3COOR + R1COOC5H11

9
IV. PROSEDUR KERJA
1. Masukan 20 ml amyl alkohol dalam sebuah labu leher dua yang
berukuran 500 ml, kemudian tambahkan sediltit demi sedikit asam
sulfat pekat sebanyak 14 rnl.
2. Seteah itu tambahkan pula asam cuka glasial sebanyak 60 rnl.
3. Siapkan peralatan destilasi, dan lakukan proses destilasi pada suhu
135 160°C selama 3 jam.
4. Tampung destilat dalam erlenmeyer, dan masukan dalam corong
pemisah.
5. Tambahkan 60 ml aquadest kedalam pemisah dan kocok. Setelah itu
didiamkan beberapa menit maka akan terdapat dua lapisan.
6. Lapisan bagian dibawah dikeluarkan dan ditampung, lapisan bagian
atas merupakan senyawa ester biarkan dalam corong
7. Pada lapisan ester tambahkan 50 ml air dan 14 ml Natrium bikarbonat
kemudian kocok. Setelah itu didiamkan beberapa menit, terdapat dua
lapisan larutan.
8. Pisahkan lapisan bagian bawah dan ditampung, pada bagian atas
ditambahkan 4 g kristal Magnesium Sulfat, kemudian kocok.
9. Saring larutan, dapatkan cairan tak benwana yang berbau sedap
(aroma pisang)
10. Timbang destilat dan tentukan massanya.

10
V. DATA PENGAMATAN
No. Perlakuan Pengamatan
1. 10 ml amyl alkohol + 7 ml Terbentuk larutan yang homogen
asam sulfat + 30 ml asam asetat berwarna bening agak kecoklatan
glasial dimasukkan kedalam dan terjadi reaksi eksotermis
labu leher dua.
2. Melakukan destilasi selama 1,5 Lalu terpisah antara residu dan
jam pada suhu 120̊C-130̊C. destilat. Dimana destilatnya
adalah air dan residunya adalah
amyl asetat.
3. Menambahkan 30 ml air dalam Lalu dilakukan proses pemisahan
larutan pada decanter dan terbentuk dua lapisan. Dimana
lapisan bawah akan ditampung
dan lapisan atas akan diberi
perlakuan selanjutnya.
4. Menambahkan 50 ml air dan 7 Setelah beberapa saat terbentuk 2
ml larutan Na2CO3 dan lapisan . lapisan bawah ditampung
dikocok. di dalam gelas kimia.
5. Menambahkan 4 gram MgSO4 Setelah ditambahkan MgSO4lalu
kedalam larutan. terbentuk larutan yang jernih
dengan bau seperti aroma pisang.

11
VII. DATA PERHITUNGAN

7.1 Amil Alkohol

- Volume = 10 ml

-Berat Jenis = 0,8144 gr/ml

- gr = ρ. v

= 0,8144 gr/ml x 10 ml

= 8,144 gr

Mr = 88 gr/ml

8,144 𝑔𝑟
n = 88 9𝑟/𝑚𝑜𝑙

= 0,0925 mol

7.2. Asam Asetat Glasial

- Volume = 30 ml

-Berat Jenis = 1,049 gr/ml

- gr = ρ. v

= 1,049 gr/ml x 30 ml

= 31,47 gr

Mr = 60 gr/ml

31,47𝑔𝑟
n = 60 9𝑟/𝑚𝑜𝑙

= 0,5245 mol

12
7.3. H2SO4

- Volume = 7 ml

-Berat Jenis = 1, 89 gr/ml

- gr = ρ. v

= 1,89 gr/ml x 7 ml

= 13,23 gr

Mr = 98 gr/ml

13,23 𝑔𝑟
n = 98 9𝑟/𝑚𝑜𝑙

= 0,135 mol

7.4 Perhitungan Amyl Asetat secara teori

Reaksi

C H3COOH + C5H11OH + C7H11O2 + H2O

m : 0,5245 0,9225 - -

B : 0.0925 0,9225 0,9225 0,9225

S : 0,472 - 0, 9225 0,9225

gr C H3COOH = mol x BM

= 0,423 x 60 gr/mol

= 25,92 gr

gr C7H11O2 = mol x BM

= 0, 0925x 130,19 gr/mol

= 12, 0425 gr

13
Tabel neraca massa teori :

Komponen Input Output


Gr n ( mol ) gr n( mol )
CH3COOH 31,47 0,5245 29,92 0,432
C5H11OH 8,144 0,0925 - -
C7H14O2 - - 12,0425 0,0925
H2O - - 1,665 0,0925
Tootal 39,614 39,6275

7.5. Perhitungan amyl asetat secara praktek

gr amyl asetat yang didapat :

- Massa erlenmeyer kosong = 116,02 gr


- Massa erlenmeyer + amil asetat = 152,96 gr
- Massa amil asetat = ( erlenmeyer + amil asetat ) – ( erlenmeyer kosong )
= 152,96 gr – 116,02 gr
= 36,94 gr
𝑔𝑟
- mol amil asetat = 𝐵𝑀

36,94 𝑔𝑟
= 𝑔𝑟
130,19
𝑚𝑙

= 0, 2837 ml

Reaksi

C H3COOH + C5H11OH + C7H11O2 + H2O

m : 0,5245 0,0925 - -

B : 0.2837 0.2837 0.2837 0.2837

S : 0,240 - 0.2837 0.2837

14
Tabel neraca massa praktek

Komponen Input Output


Gr n ( mol ) gr n( mol )
CH3COOH 31,47 0,5245 14,4 0,240
C5H11OH 8,144 0,0925 - 16,8256 -0,1912
C7H14O2 - - 36,94 0,2837
H2O - - 5,1066 0,2837
Tootal 39,614 39,62

7.6 % konversi ( limiting reakton )

𝑚𝑜𝑙 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% konversi = 𝑚𝑜𝑙 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛 x 100 %

0,2837
= 0,0935x 100 %

= 32 %

7.7. % yield C7H14O2

𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘−𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
% yield = x 100 %
𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘

36,94−12,0425
= x 100 %
36,94

= 67,39 %

15
VIII. ANALISA PERCOBAAN

Pada praktikum kali ini tentang pembuatan amil asetat. Dimana


tujuan dari percobaan untuk mengetahui proses pembuatan alkil asetat dari
ekstraksi antara alkohol primer dengan asam karboksilat. Pada percobaan
ini bahan baku yang digunakan yaitu amil alkohol dan asam asetat dan
katalis yang digunakan pada percobaan ini yaitu asam sulfat.
Padapercobaandapatdianalisisbahwa pembuatan amil asetat dapat
dibuat dengan mereaksikan alkohol dengan asam asetat. Amyl alkohol dan
asam asetat dapat bereaksi pada suhu ruang. Pemanasan akan
meningkatkan reaksi antara keduanya. Setelah reaksi itu ditandai dengan
berasapnya larutan ketika asam asetat dicampur dengan amyl alkohol.
Reaksi ini merupakan reaksi eksoterm yang menghasilkan panas.
Reaksi yang terjadi antara amyl alkoho dan asam asetat
CH3COOH + C5H11OH CH3COOC5H11 + H2O
Dari reaksi tersebut terbentuk amyl asetat dan air. Untuk memisahkan
produk amil asetat dengan asam asetat yang tidak bereaksi. Amyl alkohol
yang tidak bereaksi serta air dilakukan dengan cara destilasi. Hasil destilat
yang didapatkan juga belum tentu murnisehingga dilakukan ekstraksi
dengan air, proses ekstraksi ini adalah proses pengikatan air pada amyl
asetat sehingga amyl asetat yang dihasilkan benar-benar bebas dari air.
Selanjutnya dilakukan pemurnian kembali dengan menambahkan Natrium
bikarbonat, Natrium bikarbonat ini akan mengikat senyawa-senyawa lain
yang mengotori amyl asetat baik itu senyawa bahan yang tidak bereaksi
maupun zat pengotor yang mengkontaminasi. Setelah itu dilakukan
penambahan MgSO4 dalam larutan campuran dimana fungsi penambahan
MgSO4 untuk menjernihkan ester lalu didapatkan Produk amyl asetat yang
dihasilkan berbentuk cairam bening serta memiliki aroma khas pisang.
Setelah dilakukan ekstraksi dan pemurnian didapatkan amyl asetat
sebanyak 36,94 gram dengan persen konversi 36% dan persen yeild
67,39 %.

16
IX. KESIMPULAN
Dari percobaandapatdisimpulkanbahwa:
1. Amil asetat merupakan salah satu ester yang melalui proses
esterifikasi dan proses destilasi
2. Amilasetatdapat dibuat dengan mereaksikan amyl alkohol dan asam
asetat dengan asam sulfat sebagai katalisnya.
3. Amilasetatberbentuk cairan berwarna bening dan beraroma pisang.
4. Dari data perhitungan di dapatkan data
5. % yield yaitu 67,39 %
6. % konversiyaitu 36 %
7. Produk yang dihasilkan 36,94 gram

17
DAFTAR PUSTAKA

Kasie, polsri.2018 penuntun praktikum satuan proses “pembuatan amil


asetat” palembang
......., 2015 praktikum pemuatan amil asetat. Dapat di download di
blogspot berikut ini
https://didachchem.blogspot.com/2011/11/praktikum pembuatan
amil asetat.
Safitri, puja. 2013. pembuatan amil asetat dapat di download di laman
berikut. https://www.scribd.com/doc/13927/dasar teori
pembuatan amil asetat

18
GAMBAR ALAT

GELAS KIMIA PENGADUK

SPATULA KACA ARLOJI

PIPET UKUR BOLA KARET

19
CORONG KACA PERALATAN DESTILASI

20
PEMBUATAN SENYAWA ALKANA

I. TUJUAN
- Mengetahui cara pembuatan sentawa hidrokarbon alifatis jenuh (Alkana).
- Mengetahui sifat-sifat dari bahan yang digunakan.
- Menuliskan reaksi dan mekanismenya.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Alat yang digunakan :
- Bunsen
- Penjepit
- Tabung reaksi + rak tabung reaksi
- Corong
- Kapas
- Mortar dan pistil
- Sendok makan
2. Bahan yang digunakan :
- NaOH
- Natrium Benzoat (C6H5COONa)
- Natrium Asetat (CH3COONa)

III. DASAR TEORI


a. Pengertian
Alkana merupakan kelompok hidrokarbon yang paling
sederhana yaitu senyawa -senyawa yang hanya mengandung karbon dan
hidrogen. Alkana hanya mengandung ikatan C-H dan ikatan tunggal C-C.
Rumus umum senyawa alkana adalah:
C2H 2n+2

21
Alkana disebut juga golongan paraffin: afinitas kecil(=sedikit gaya
gabung). Alkana mempunyai berbagai wujud berdasarkan jumlah atom
karbon yang ada dalam molekulnya :
1. C1 – C4 : pada t dan p normal adalah gas
2. C4 – C17 : pada t dan p normal adalah cair
3. > C18 : pada t dan p normal adalah padat
Sifat-Sifat Fisik
1. Titik Didih
a. Fakta-Fakta

Titik-titik didih yang ditunjukkan pada gambar di atas semuanya


adalah titik didih untuk isomer-isomer "rantai lurus" dimana terdapat lebih
dari satu atom karbon. Perhatikan bahwa empat alkana pertama di atas
berbentuk gas pada suhu kamar. Wujud padat baru bisa terbentuk mulai
dari struktur C17H36. Alkana dengan atom karbon kurang dari 17 sulit
diamati dalam wujud padat karena masing-masing isomer memiliki titik
lebur dan titik didih yang berbeda. Jika ada 17 atom karbon dalam alkana,
maka sangat banyak isomer yang bisa terbentuk. Sikloalkana memiliki titik
didih yang sekitar 10 - 20 K lebih tinggi dibanding alkana rantai lurus
yang sebanding.

b. Penjelasan-Penjelasan
Perbedaan keelektronegatifan antara karbon dan hidrogen tidak terlalu
besar, sehingga terdapat polaritas ikatan yang sangat tinggi. Molekul-

22
molekul sendiri memiliki polaritas yang sangat kecil. Bahkan sebuah
molekul yang simetris penuh seperti metana tidak polar sama sekali.
Ini berarti bahwa satu-satunya gaya tarik antara satu molekul dengan
molekul tetangganya adalah gaya dispersi Van der Waals. Gaya ini sangat
kecil untuk sebuah molekul seperti metana, tapi akan meningkat apabila
molekul bertambah lebih besar. Itulah sebabnya mengapa titik didih alkana
semakin meningkat seiring dengan bertambahnya ukuran molekul.
Semakin bercabang rantai suatu isomer, maka titik didihnya akan
cenderung semakin rendah. Gaya dispersi Van der Waals lebih kecil untuk
molekul-molekul yang berantai lebih pendek, dan hanya berpengaruh pada
jarak yang sangat dekat antara satu molekul dengan molekul tetangganya.
Molekul dengan banyak cabang tapi berantai pendek lebih sulit
berdberdekatan satu sama lain dibanding molekul yang sebagai contoh,
titik didih tiga isomer dari C5H12.
Titik didih yang sedikit lebih tinggi untuk sikloalkana kemungkinan
diakibatkan karena molekul-molekul bisa saling mendekati akibat struktur
cincin yang membuatnya lebih rapi dan kurang "mengerut".

2. Kelarutan
a. Fakta-fakta
Kelarutan alkana tidak berbeda dengan kelarutan sikloalkana. Alkana
hampir tidak dapat larut dalam air, tapi larut dalam pelarut organik.
Alkana dalam bentuk cair merupakan pelarut yang baik untuk berbagai
senyawa kovalen yang lain.
b. Penjelasan-penjelasan
1) Kelarutan dalam air
Apabila sebuah zat molekular larut dalam air, maka terjadi hal-hal berikut:
- gaya tarik antar-molekul dalam zat menjadi hilang. Untuk alkana, gaya
tarik tersebut adalah gaya dispersi Van der Waals.

23
- gaya tarik antar-molekul dalam air menjadi hilang sehingga zat bisa
bercampur dengan molekul-molekul air.Dalam air, gaya tarik antar-
molekul yang utama adalah ikatan hidrogen.

2.Kelarutan dalam pelarut-pelarut organik


Pada kebanyakan pelarut organik, gaya tarik utama antara molekul-
molekul pelarut adalah gaya Van der Waals - baik gaya dispersi maupun
gaya tarik dipol-dipol.
Ini berarti bahwa apabila sebuah alkana larut dalam sebuah pelarut
organik, maka gaya tarik Van der Waals terputus dan diganti dengan gaya
Van der Waals yang baru. Pemutusan gaya tarik yang lama dan
pembentukan gaya tarik yang baru saling menghapuskan satu sama lain
dari segi energi sehingga tidak ada kendala bagi kelarutannya.

3. Kereaktifan kimiawi Alkana


Alkana mengandung ikatan tunggal C-C yang kuat dan ikatan C-H
yang juga kuat. Ikatan C-H memiliki polaritas yang sangat rendah
sehingga tidak ada molekulnya yang membawa jumlah ion positif atau
negatif yang signifikan untuk menarik molekul lainnya.Olehnya itu
alkana-alkana memiliki reaksi yang cukup terbatas.
Beberapa hal yang bisa dilakukan pada alkana:
· alkana bisa dibakar, yakni memusnahkan seluruh molekulnya;
· alkana bisa direaksikan dengan beberapa halogen yakni memutus ikatan
C-H;
· alkana bisa dipecah, yakni dengan memutus ikatan C-C.

PEMBUATAN ALKANA :
1. Secara Komersil
Pemecahan (cracking)
Pemecahan (cracking) adalah istilah yang digunakan untuk
menguraikan molekul-molekul hidrokarbon yang besar menjadi

24
molekulmolekul yang lebih kecil dan lebih bermanfaat. Penguraian ini
dicapai dengan menggunakan tekanan dan suhu tinggi tanpa sebuah katalis,
atau suhu dan tekanan yang lebih rendah dengan sebuah katalis. Sumber
molekul-molekul hidrokarbon yang besar biasanya adalah fraksi nafta atau
fraksi minyak gas dari penyulingan minyak mentah (petroleum) menjadi
beberapa fraksi. Fraksi-fraksi ini diperoleh dari proses penyulingan dalam
bentuk cair, tetapi diuapkan ulang kembali sebelum dipecah. Tidak ada
reaksi unik yang terjadi pada proses pemecahan. Molekulmolekul
hidrokarbon dipecah secara acak menghasilkan campuran campuran
hidrokarbon yang lebih kecil, beberapa diantaranya memiliki ikatan
rangkap karbon-karbon. Sebagai contoh, salah satu reaksi yang mungkin
terjadi untuk hidrokarbon C15H32 adalah:

Atau reaksi yang lebih rinci, yang menunjukkan secara lebih jelas apa
yang terjadi pada berbagai atom dan ikatan, dapat dilihat pada gambar
berikut:

Pemecahan (cracking) terbagi menjadi 2 cara:


a. Pemecahan katalisis
Pemecahan moderen menggunakan zeolit sebagai katalis.
b. Pemecahan termal
Pada pemecahan termal, digunakan suhu yang tinggi (biasanya antara
450°C sampai 750°C) and tekanan tinggi (sampai sekitar 70 atmosfir)

25
untuk menguraikan hidrokarbon-hidrokarbon yang besar menjadi
hidrokarbon yang lebih kecil.

Reaksi-reaksi dari radikal bebas akan menghasilkan berbagai produk.

2. Secara Laboratorium
a. Hidrogenasi senyawa Alkena dan Alkuna
b. Reduksi Alkil Halida
c. Reduksi metal dan asam
d. Sintesa Dumas
Garam Na-Karboksilat jika dipanaskan bersama-sama dengan NaOH,
maka akan terbentuk alkana
CH3-COONa + NaOH → CH4 + Na2CO3
Na-asetat metana
CH3CH2CH2-COONa + Na → CH3CH2CH3 + Na2CO3
Na-butirat Pronana
e. Reaksi Wurtz
Suatu reaksi pembuatan parafin hidrokarbon (alkana) dengan
mengrefluks alkil halida (haloalkana) dengan logam natrium dalam eter
kering. Pereduksi selain alkalimetal dapat digunakan Mg, Ni(CO)4, dan t-
BuLi.

26
Reaksi pada alkana
1. Pembakaran
Pembakaran sempurna alkana menghasilkan gas CO2 dan H2O (uap
air), sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO dan uap
air, atau jelaga (partikel karbon).
2.Substitusi atau pergantian
Atom H dari alkana dapat digantikan oleh atom lain, khususnya
golongan halogen. Penggantian atom H oleh atom atau gugus lain disebut
reaksi substitusi.Salah satu reaksi substitusi terpenting dari alkana adalah
halogenasi yaitu penggantian atom H alkana dengan atom halogen,
khususnya klorin (klorinasi).Klorinasi dapat terjadi jika alkana direaksikan
dengan klorin.

3. Perengkahan atau cracking


Perengkahan adalah pemutusan rantai karbon menjadi
potonganpotongan yang lebih pendek. Perengkahan dapat terjadi bila
alkana dipanaskan pada suhu dan tekanan tinggi tanpa oksigen. Reaksi ini
juga dapat dipakai untuk membuat alkena dari alkana. Selain itu juga dapat
digunakan untuk membuat gas hidrogen dari alkana.
Penggunaan alkana:
1. Metana : zat bakar, sintesis, dan carbon black (tinta,cat,semir,ban)
2. Propana, Butana, Isobutana : zat bakar LPG (Liquified Petrolium Gases)

27
3. Pentana, Heksana, Heptana : sebagai pelarut pada sintesis Fraksi
tertentu dari Destilasi langsung Minyak Bumi/mentah TD (oC)

Sisa destilasi :
1. Minyak mudah menguap, minyak pelumas, lilin dan vaselin
2. Bahan yang tidak mudah menguap, aspal dan kokas dari minyak
bumi
Sikloalkana
Sikloalkana juga hanya mengandung ikatan C-H dan ikatan tunggal C-
C, hanya saja atom atom karbon tergabung dalam sebuah cincin.
Sikloalkana yang paling kecil adalah siklopropana.

Jika anda menghitung jumah karbon dan hidrogen pada gambar di atas,
anda akan melihat bahwa jumlah atom C dan H tidak lagi memenuhi
rumus umum CnH2n+2. Dengan tergabungnya atom-atom karbon dalam
sebuah cincin, ada dua atom hidrogen yang hilang. Dua atom hidrogen
yang hilang memang tidak diperlukan lagi, sebab rumus umum untuk
sebuah sikloalkana adalah CnH2n. Jangan anda berpikir bahwa molekul-
molekul yang terbentuk dari rumus ini adalah molekul-molekul biasa.

28
Semua sikloalkana mulai dari siklopentana keatas terdapat sebagai "cincin
yang berkerut".
Sikloheksana misalnya, memiliki sebuah struktur cincin yang terlihat
seperti di bawah ini:

Struktur ini dikenal sebagai bentuk "kursi" dari sikloheksana – sesuai


dengan bentuknya yang sedikit menyerupai sebuah kursi. Sikloalkana
memiliki titik didih yang sekitar 10 - 20 K lebih tinggi dibanding alkana
rantai lurus yang sebanding.

29
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
a. percobaan pertama
- menyiapkan alat dan bahan
- menumbuk halus NaOH sebanyak 4,2 gram dan CH3COONa sebanyak 4,2
gram
- memasukkan 4,2 gram campuran kedalam tabung reaksi
- menutup tabung reaksi dengan kapas secukupnya
- memanaskan tabung reaksi diatas bunsen sampai campuran berbusa
(terdapat gelembung)
- mengamati campuran dari segi warna, bentuk dan aroma campuran

b. percobaan kedua
- menyiapkan alat dan bahan
- menumbuk halus NaOH sebanyak 4,2 gram dan Natrium Benzoat
sebanyak 4,2 gram
- memasukkan 4,2 gram campuran kedalam tabung reaksi
- menutup tabung reaksi dengan kapas secukupnya
- memanaskan tabung reaksi diatas bunsen sampai campuran berbusa
(terdapat gelembung)
- mengamati campuran dari segi warna, bentuk dan aroma campuran

30
V. DATA PENGAMATAN

Perlakuan Pengamatan
Menimbang 1 sendok NaOH, Natrium - 1 sendok NaOH
benzoat, Natrium Asetat = 4,2 gr
- 1 sendok Natrium Asetat
= 4,2 gr
- 1 sendok natrium benzoat
= 4,2 gr
Menggerus setiap bahan NaOH digerus hingga halus dan
mencampurkan masing-masing
bahan yaitu natrium benzoat dan
natrium asetat
Memasukkan bahan kedalam tabung Campuran dimasukkan kedalam
reaksi tabung reaksi sebanyak 1 sendok
Memanaskan campuran bahan Campuran bahan tadi dipanaskan
diatas api bunsen sampai keluar
gelembung
Pemanasan pada tabung 1 yaitu NaOH Gelembung yang terdapat pada
+ Natrium Asetat tabung reaksi bewarna bening dan
mengeluarkan gas metana.
Pemanasan pada tabung 2 yaitu NaOH Gelembung yang terdapat pada
+ Natrium Benzoat tabung reaksi bewarna bening dan
terdapat gelembung yang
merupakan senyawa Benzen.

31
VI. ANALISA PERCOBAAN
Berdasarkan percobaan Pembuatan Senyawa Alkana yang telah
dilakukan dapat dianalisa bahwasebagai hidrokarbon jenuh, alkana
memiliki jumlah atom H yang maksimum. Alkana juga dinamakan parafin
(dari parum affinis), karena sukar bereaksi dengan senyawa-senyawa
lainnya. Kadang-kadang alkana juga disebut sebagai hidrokarbon batas,
karena batas kejenuhan atom-atom H telah tercapai.
Pada percobaan kali ini kami melakukan pembuatan senyawa
alkana atau senyawa jika direaksikan dengan senyawa lain akan
membentuk senyawa alkana. Pada percobaan ini kami melibatkan
campuran antara NaOH dan CH3COONa, NaOH dan Natrium Benzoat.
Percobaan yang pertama kami mencampurkan NaOH dan Natrium
Asetat. NaOH dan Natrium Asetat masing-masing sebanyak 1 sendok
makan, sebelum mencampurkan kedua bahan tersebut kami menghaluskan
NaOH karena bentuknya yang mengkristal. Selanjutnya campuran bahan
tersebut dimasukkan kedalam tabung reaksi dan menutupnya dengan kapas
dengan tujuan agar bau yang dihasilkan setelah proses pemanasan tidak
begitu menyengat. Setelah proses pemanasan, senyawa didalamnya akan
mengalami reaksi oksidasi atau pembakaran yang akan menghasilkan CO2
dan H2O. Campuran bahan tersebut berubah warna menjadi hitam yang
sebelumnya bewarna putih dan terdapat sedikit gelembung disertai bau
menyengat. Dalam percobaan ini, reaksi kimia yang dihasilkan adalah :

CH3COONa + NaOH → Na2CO3 + CH4


Senyawa CH4 adalah gugus alkana, yaitu metana

Percobaan kedua, kami melakukan metode yang sama seperti pada


percobaan pertama hanya saja bahan yang kami gunakan berbeda dengan
percobaan pertama, bahan yang kami gunakan pada percobaan kedua ini
adalah NaOH dan Asam Benzoat. Dari percobaan ini diamati bahwa
campuran bahan tersebut berubah warna menjadi putih bening yang

32
sebelumnya bewarna putih dan terdapat sedikit gelembung. Hal itu karena
adanya reaksi pembakaran atau oksidasi yang menghasilkan CO2 dan H2O.
Dalam percobaan ini, kami tidak berhasil karena menghasilkan
senyawa alkana, sesuai dengan tujuan pada percobaan ini menghasilkan
senyawa Benzena.
C6H5COONa + NaOH → Na2CO3 + C6H6

33
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Percobaan bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan sentawa
hidrokarbon alifatis jenuh (Alkana), mengetahui sifat-sifat dari bahan yang
digunakan, menuliskan reaksi dan mekanismenya.
2. Alkana merupakan kelompok hidrokarbon yang paling sederhana yaitu
senyawa -senyawa yang hanya mengandung karbon dan hidrogen.
3. Senyawa alkana yang dihasilkan adalah CH4 pada percobaan pertama dan
C6H6 pada percobaan kedua.
4. CH4 dan C6H6 berwujud gas dan Na2CO3 berwujud cairan.
5. Reaksi pada percobaan pertama :
C6H5COONa + NaOH → Na2CO3 + C6H6
6. Reaksi pada percobaan kedua:
C6H5COONa + NaOH → Na2CO3 + C6H6

34
DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet. 2013. “Buku Penuntun Praktikum Satuan Proses 2”. POLSRI :


Palembang
Yunithafafa.2012.Pembuatan Senyawa Alkana. Online
(http://yuniethafafa.blogspot .com/2012/04/pembuatan-alkana.html)

35
GAMBAR ALAT

Corong kaca Busen

Rak Tabung reaksi

Kaca arloji Penjepit

36
Mortar dan alu spatula

37
SIFAT ASAM DAN BASA SENYAWA ORGANIK

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengenal dan memahami sifat fisika asam dan basa senyawa organik.
2. Mengenal perbedaan keasaman sesuai dengan pH standar.

II. ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Kertas lakmus
2. Spatula
3. Gelas kimia
4. Labu takar
5. Pipet ukur
6. Bola karet

III. BAHAN YANG DIGUNAKAN


1. Asam asetat
2. Asam benzoat
3. Natrium hidroksida
4. Ethanol

IV. GAMBAR ALAT (terlampir)

V. DASAR TEORI

. Istilah asam berasal dari bahasa bahasa Latin “acetum”, yang


berarti cuka. Sedangkan istilah basa berasal dari bahasa Arab yang berarti
abu. Tentunya kalian masih penasaran mengenai asam dan basa secara
mendalam. Berikut paparannya.

1. Asam

38
Menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang meningkatkan
konsentrasi ion hodronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Definisi
yang pertama dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam
dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air. Menurut Arrhenius,
senyawa asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion H+. Sifat khas yang dimiliki senyawa asam
diantaranya, dilihat dari rasa senyawa asam akan berasa masam ketika
dilarutkan dlaam air, dilihat dari sentuhan terhadap kulit senyawa akan
terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam kuat,
dilihat dari kereaktifannya senyawa asam sangat mudah bereaksi
dengan kebanyakan logam atau dengan kata lain korosif terhadap logam,
dan jika dilihat dari daya hantar listriknya senyawa asam merupakan
senyawa elektrolit walaupun bukan senyawa ionik. Senyawa asam
memiliki berbagai kegunnaan. Senyawa asam sering digunakan untuk
menghilangkan karat dari logam dalam proses yang disebut “pengawet
asaman” (pickling). Senyawa asam juga dapat digunakan sebagai
sebagai elektrolit di dalam baterai sel basah, seperti asam sulfat yang
digunakan di dalam baterai mobil. Pada tubuh manusia dan berbagai
hewan, asam klorida merupakan bagaian dari asam lambung yang
disekresikan di dalam lambung untuk memecah protein dan
polisakarida maupun mengubah proenzim pepsinogen yang inaktif
menjadi enzim pepsin. Selain itu, senyawa asam juga digunakan
sebagai katalis misalnya, asam sulfat sangat banyak digunakan dalam
proses alkilasi pada pembuatan bensin. Beberapa contoh senyawa asam.

Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:


 Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air.
 Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila
asamnya asam kuat.
 Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu
korosif terhadap logam.

39
 Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan
elektrolit

Berikut ini jenis-jenis asam :

Jenis Asam Kuat/Lemah Terdapat Pada

Asam askorbat Lemah Buah-buahan

Asam karbonat Lemah Minuman berkarbonat

Asam sitrat Lemah Jeruk

Asam etanoat Lemah Cuka

Asam laktat Lemah Susu basi

Asam klorida Kuat Lambung

Asam nitrat Kuat Pupuk

Asam fosfat Kuat Cat anti karat

Asam sulfat Kuat Aki

2. Basa

Secara umum definisi dari basa adalah senyawa kimia yang


menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa merupakan
lawan dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur atau senyawa kimia yang
memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk
basa kuat. Jadi kita menggunakan nama kostik soda untuk natrium
hidroksida (NaOH) dan kostik postas untuk kalium hidroksida (KOH).
Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa
sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH-
dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut. Menurut Arrhenius,

40
basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion
OH-. Sifat khas yang dimiliki senyawa asam diantaranya, mempunyai rasa
yang pahit atau getir, dapat mengubah warna zat lain, seperti lakmus,
bersifat kaustik khususnya untuk basa-basa kuat, artinya dapat merusak
kulit kita, menetralkan sifat asam, dan terasa licin di tangan karena
senyawa basa (khususnya basa kuat) dapat bereaksi dengan lemak pada
kulit dan membentuk lapisan sabun. Beberapa contoh senyawa basa.

Jenis Basa Kuat/Lemah Terdapat Pada

Amonia Lemah Bhan pembuat pupuk

Kalsium hidroksida Kuat Obat untuk mengurangi keasaman tanah

Kalsium Oksida Kuat Bahan pembuat semen

Magnesium hidroksida Kuat Tablet untuk mengurangi asam lambung

Natrium hidroksida Kuat Bahan pembuat sabun

Pengidentifikasian Senyawa Asam dan Basa


Berdasarkan pengertian asam-basa menurut Arrhenius beserta sifat-sifatnya,
suatu senyawa bersifat asam dalam air karena adanya ion H+. Adapun suatu
senyawa yang bersifat basa dalam air jika ada ion OH-.
Untuk mengetahui apakah suatu larutan mengandung ion H+ atau ion OH-,
kalian dapat mengujinya dengan cara yang paling sederhana yang biasa dilakukan
di laboratorium, yaitu dengan menggunakan kertas lakmus. Jangan sampai kalian
mencicipi larutan tersebut karena hal itu sangat berbahaya.
Ada dua jenis kertas lakmus yang kita kenal, yaitu kertas lakmus merah dan
kertas lakmus biru. Beberapa identikasi yang menandakan jika suatu larutan
bersifat asam atau basa, yaitu

41
 Jika kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam larutan dan tidak
mengalami perubahan warna, maka larutan tersebut bersifat asam.
 Jika kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam suatu larutan dan
mengalami perubahan warna, yaitu berwarna biru, maka larutan tersebut
berifat basa.
 Jika kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam larutan dan tidak mengalami
perubahan warna, maka larutan tersebut bersifat basa.
 Jika kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam suatu larutan dan mengalami
perubahan warna, yaitu berwarna merah, maka larutan tersebut berifat
asam.
 Jika kertas lakmus merah ataupun biru dicelupkan pada larutan netral,
maka kartas lakmus tidak akan mengalami perubahan warna, tapi tidak
bersifat asam ataupun basa.

Penggunaan pH meter adalah untuk mengukur ketelitian nilai pH terkecil.


Sedangkan pH paper universal penggunaannya hanya dengan menyamakan warna
pada kertas lakmus dengan warna pada pH paper universal sehingga diketahui pH
bahan sesuai standar yang telah ada.

Perbedaan nilai pH melalui pengukuran dengan menggunakan kedua alat


tersebut antara lain karena kurang teliti dalam mencocokkan warna pada pH paper
universal dan kekurangan dalam menetralkan pH meter yang telah digunakan
untuk menguji bahan sebelumnya sehingga terkontaminasi dan nilai pH dari
bahan kurang tepat.Nilai pH larutan fenol diukur dengan pH paper universal
sebesar 5 dan diukur dengan pH meter sebesar 6.60. dengan demikian, larutan
fenol bersifat asam.Dari hasil pengukuran diperoleh larutan fenol, metanol dan
etanol mempunyai nilai pH < 7. Jadi ketiga larutan tersebut bersifat asam. Larutan
asam benzoate dan asam asetat juga bersifat asam, tetapi kedua larutan tersebut
mempunyai pH yang lebih kecil fenol, metanol dan etanol. Hal ini menunjukan
bahwa asam asetat dan asam benzoat memiliki tingkat keasaman yang lebih tinggi
dari fenol,metanol dan etanol.Hasil pengukuran pH pada difenilamin dan anilin
menunjukan bahwa difenilamin mempunyai tingkat keasaman yang lebih tinggi

42
dari pada anilin. Dari hasil pengukuran difenilamin dan anilin menunjukan bahwa
kedua larutan tersebut mempunyai pH < 7 yang artinya bersifat asam, padahal
seharusnya kedua larutan tersebut bersifat basa. Difenilamin dan anilin merupakan
contoh dari basa lemah dan keduanya termasuk basa aromatik, yakni senyawa
bersifat basa yang mempunyai gugus aromatik. Meskipun difenilamin dan anilin
merupakan senyawa aromatik, namun pada gugus fungsinya mempunyai orbital
kosong untuk menerima proton sehingga kedua larutan tersebut termasuk contoh
dari basa aromatik.

Sifat fisik dan kimia bahan yang digunakan :

1. Asam asetat
Rumus molekul : CH3COOH
Massa molar : 60.05 g/mol
Densitas dan fase : 1.049 g cm−3, cairan 1.266 g cm−3,
padatan Titik lebur : 16.5 °C (289.6 ± 0.5 K) (61.6 °F)
Titik didih : 118.1 °C (391.2 ± 0.6 K) (244.5 °F)
Penampilan Cairan tak berwarna atau kristal
Keasaman (pKa) : 4.76 pada 25 °C

Sifat-sifat kimia

Keasaman

Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil (−COOH) dalam asam karboksilat
seperti asam asetat dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton), sehingga
memberikan sifat asam. Asam asetat adalah asam lemah monoprotik dengan nilai
pKa=4.8. Basa konjugasinya adalah asetat (CH3COO−). Sebuah larutan 1.0 M
asam asetat (kira-kira sama dengan konsentrasi pada cuka rumah) memiliki pH
sekitar 2.4.

Dimer siklis dari asam asetat, garis putus-putus melambangkan ikatan


hidrogen.Struktur kristal asam asetat menunjukkan bahwa molekul-molekul asam

43
asetat berpasangan membentuk dimer yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen.[3]
Dimer juga dapat dideteksi pada uap bersuhu 120 °C. Dimer juga terjadi pada
larutan encer di dalam pelarut tak-berikatan-hidrogen, dan kadang-kadang pada
cairan asam asetat murni.[4] Dimer dirusak dengan adanya pelarut berikatan
hidrogen (misalnya air). Entalpi disosiasi dimer tersebut diperkirakan 65.0–66.0
kJ/mol, entropi disosiasi sekitar 154–157 J mol–1 K–1.[5] Sifat dimerisasi ini juga
dimiliki oleh asam karboksilat sederhana lainnya.
Sebagai Pelarut
Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air
dan etanol. Asam asetat memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2,
sehingga ia bisa melarutkan baik senyawa polar seperi garam anorganik dan gula
maupun senyawa non-polar seperti minyak dan unsur-unsur seperti sulfur dan
iodin. Asam asetat bercambur dengan mudah dengan pelarut polar atau nonpolar
lainnya seperti air, kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan
bercampur dari asam asetat ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri
kimia.
Reaksi-reaksi kimia
Asam asetat bersifat korosif terhadap banyak logam seperti besi,
magnesium, dan seng, membentuk gas hidrogen dan garam-garam asetat (disebut
logam asetat). Logam asetat juga dapat diperoleh dengan reaksi asam asetat
dengan suatu basa yang cocok. Contoh yang terkenal adalah reaksi soda kue
(Natrium bikarbonat) bereaksi dengan cuka. Hapir semua garam asetat larut
dengan baik dalam air. Salah satu pengecualian adalah kromium (II) asetat.
Contoh reaksi pembentukan garam asetat:
Mg(s) + 2 CH3COOH(aq) → (CH3COO)2Mg(aq) + H2(g)
NaHCO3(s) + CH3COOH(aq) → CH3COONa(aq) + CO2(g) + H2O(l)

Aluminium merupakan logam yang tahan terhadap korosi karena dapat


membentuk lapisan aluminium oksida yang melindungi permukaannya. Karena
itu, biasanya asam asetat diangkut dengan tangki-tangki aluminium.

44
Dua reaksi organik tipikal dari asam asetat

Asam asetat mengalami reaksi-reaksi asam karboksilat, misalnya menghasilkan


garam asetat bila bereaksi dengan alkali, menghasilkan logam etanoat bila
bereaksi dengan logam, dan menghasilkan logam etanoat, air dan karbondioksida
bila bereaksi dengan garam karbonat atau bikarbonat. Reaksi organik yang paling
terkenal dari asam asetat adalah pembentukan etanol melalui reduksi,
pembentukan turunan asam karboksilat seperti asetil klorida atau anhidrida asetat
melalui substitusi nukleofilik. Anhidrida asetat dibentuk melalui kondensasi dua
molekul asam asetat. Ester dari asam asetat dapat diperoleh melalui reaksi
esterifikasi Fischer, dan juga pembentukan amida. Pada suhu 440 °C, asam asetat
terurai menjadi metana dan karbon dioksida, atau ketena dan air.

2. Natrium Hidroksida
Rumus Umum : NaOH
Rumus molekul NaOH Massa molar : 39,9971 g/mol
Penampilan zat : padat putih
Densitas : 2,1 g/cm³, padat
Titik lebur : 318 °C (591 K)
Titik didih : 1390 °C (1663 K)
Kelarutan dalam air : 111 g/100 ml (20 °C)
Kebasaan (pKb) : -2,43

Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau


sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida
terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium
hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia

45
digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai
basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan
deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam
laboratorium kimia.

Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam


bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembap cair
dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut
dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol
dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil
daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar
lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain
dan kertas.

ASAM BENZOAT

Sifat Fisika Kimia

Rumus Molekul : C6H5COOH

- Bentuk fisik : kristal, serbuk, warna putih, bau


bermacam-macam,
- berat molekul : 122,12 g/mol
- titik didih : 480 0F (2490C)
- titik leleh : 252 0F (122 0C)
- Tekanan uap : 96 0C 1mmHg
- Kerapatan (udara =1) : 4,2
- Kerapatan relatif pada :15 0C (air =1) : 1,2659; pH : 2,8 ( larutan
jenuh).

46
Penggunaan :

Pengawet pada makanan, lemak-lemak, jus buah, pelarut alkaloid.Pada


pembuatan benzoat dan senyawa benzoil. Sebagai standar pada analisa volumetrik
dan kalorimetrik.sebagai anti jamur dalam farmasi.

VI. LANGKAH KERJA


1. Menyiapkan bahan-bahan Asam Aset, Asam Benzoat, Natrium Hidroksida
dan etanol.
2. Menyiapkan kertas pH.
3. Menetesi masing- masing dengan bahan.
4. Mengulangi langkah- langkah diatas.

47
VII. DATA PENGAMATAN

No. Bahan / Zat pH pada konsentrasi pH pada konsentrasi Keterangan


1M 2M
1 Asam Benzoat 4,5 5,5 Asam

2 Asam Asetat 3 2 Asam

3 NaOH 12,5 13 Basa

4 Ethanol 5 6 Asam

48
VIII. PERHITUNGAN
 Asam Benzoat
gr = M x V x BM
𝑔𝑟
= 2 𝑚𝑜𝑙⁄𝑙 x 0.01 liter x 122 ⁄𝑚𝑜𝑙

= 2.44 gr

V1 . M1 = V2 . M2

10 ml . 1 = V2 . 2 M

V2 = 5 ml

 NaOH
gr = M x V x BM
𝑔𝑟
= 2 𝑚𝑜𝑙⁄𝑙 x 0.01 liter x 40 ⁄𝑚𝑜𝑙
= 0.8 gr

V1 . M1 = V2 . M2
10 ml . 1 = V2 . 2 M
V2 = 5 ml

 Asam asetat
% 𝑥 𝜌 𝑥 1000
M= 𝐵𝑀
1 𝑋 1.049 𝑋 1000
= 60

= 17.483

V1 . M1 = V2 . M2

25 ml . 2 = V2 . 17.483 .

50
V2 = 17.483

= 2.85

49
 Ethanol
% 𝑥 𝜌 𝑥 1000
M= 𝐵𝑀
0.789 𝑋 0.98 𝑋 1000
= 46

= 16.47

V1 . M1 = V2 . M2
100 ml . 1 = V2 . 2
100
V2 = 2

= 50 ml

50
IX. ANALISA PERCOBAAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa tujuan
dari percobaan ini untuk mengetahui tingkat keasaman dan kebasahan
sesuai dengan pH standar. Bahan / zat yang digunakan adalah asam
benzoat, asam asetat, NaOH dan etanol. Untuk mengetahui asam atau
basa menggunakan pH paper. Fungsi dari pH paper untuk mengetahui
berapa besarnya pH dari zat itu.
Sebelum melakukan percobaan menyiapkan terlebih dahulu bahan
dengan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 1 M dan 6 M. Kemudian
menyiapkan pH paper dan mencelupkan pada masing-masing zat
sehingga dapat mengetahui perubahan warna yang terjadi dan berapa
besarnya pH zat tersebut.
Pada asam benzoat nilai pH nya pada konsentrasi 1M adalah 4,5
sedangkan pada konsentrasi 2M pH nya 5,5 yang berarti bersifat asm.
Selanjutnya asam asetat dengan pH 3 pada konsentrasi 1 M sedangkan
pada konsentrasi 2M adalah 2 sehingga bersifat asam. Lalu pada
ethanol juga bersifat asam nilai pH nya 5 dan 6. Berbeda pada
percobaan NaOH yang bersifat basa sehingga nilai pH nya pada
konsentrasi 1M adalah 12,5 sedangkan pada konsentrasi 2M adalah 13.
Dari hasil yang didapat bahwa semakin besar konsentrasi maka
semakin kecil nilai pH yang didapat pada zat yang bersifat asam
sebaliknya semakin kecil konsentrasi maka nilai pH nya semakin besar
tetapi berbeda pada asam benzoat pada konsentrasi besar nilai pH ny
besar kemungkinan faktor yang mempengaruhi nya adalah kekuatan
dari ikatan diputuskan dan kestabilan ion dibentuk.

51
X. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

- Asam merupakan senyawa bila dilarutkan dalam air mengalami


disosiasi membentuk ion hodrogen dan merupakan donor proton
sebagai penerima pasangan elektron.
- Basa meruapakan senyawa bila dilarutkan mengalami disosiasi
membentuk ion hidroksida.
- Larutan yang bersifat sam yaitu asam benzoat, asam asetat dan
etanol.
- Sedangkan zat yang bersifat basa yaitu NaOH.

52
XI. Daftar Pustaka
- Jobsheet. “Penuntun Praktikum Satuan Proses”.Palembang.
Politeknik Negeri Sriwijaya
- http://www.ebenbohr.wordpress.com/32-asam -basa-organik
- http ://www.chems-is-try.org/kategori/organik/asam-dan-basa-
organik

53
PEMBUATAN ISOBUTYL ALDEHID

I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan aldehid dengan cara
oksidasi alkohol primer.

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


1. Alat-alat yang digunakan:
- Gelas kimia 150 ml
- Thermometer
- Erlenmeyer 100 ml
- Gelas ukur 100 ml
- Labu leher dua 500 ml
- Botol aquadest
- Pengaduk
- Corong pemisah
- Hot Plate
- Peralatan destilasi lengkap
- Spatula
- Kaca arloji
- Pipet ukur
- Pipet tetes
- Bola karet
- Neraca analitik
2. Bahan yang digunakan:
- Iso butyl alkohol
- Asam sulfat pekat
- Kristal kalium dikromat
- Aquadest

54
III. DASAR TEORI

Aldehid adalah senyawa organik yang mengandung -CHO radikal,


di mana sebuah atom karbon membentuk ikatan rangkap dengan atom
oksigen dan juga terikat pada atom hidrogen dan kelompok lain
dilambangkan dengan R, yang bisa menjadi atom hidrogen kedua, sebuah
kelompok alkil, atau grup aril. Yang paling penting dan contoh-contoh
sederhana adalah metanal (formaldehida), HCOH, dan etanal
(asetaldehida), CH3CHO.
Gugus dapat dibuat dari oksidasi alkohol. Alkohol primer bisa
dioksidasi baik menjadi aldehid maupun asam karboksilat tergantung pada
kondisi-kondisi reaksi. Untuk pembentukan asam karboksilat, alkohol
pertama-tama dioksidasi menjadi sebuah aldehid yang selanjutnya
dioksidasi lebih lanjut menjadi asam.

Oksidasi parsial alkohol menjadi aldehid


Oksidasi alkohol akan menjadi sebuah aldehid jika digunakan
alkohol yang berlebih dan aldehid bisa dipisahkan melalui distilasi sesaat
setelah terbentuk. Alkohol berlebih berarti bahwa tidak ada agen
pengoksidasi yang cukup untuk melakukan tahap oksidasi kedua.
Pemisahan aldehid sesegera mungkin setelah terbentuk berarti bahwa tidak
tinggal menunggu untuk dioksidasi kembali.
Jika digunakan butanol sebagai sebuah alkohol primer sederhana,
maka akan dihasilkan aldehid butanal. Persamaan lengkap untuk
persamaan ini agak rumit, dan kita perlu memahami tentang persamaan
setengh reaksi untuk menyelesaikannya.

CH3CH2CH2CH2OH + Cr2O7-2 + 8H+ → CH3CH2CH2COH + Cr3+ +


7H2O

55
Dalam kimia organik, versi-versi sederhana dari reaksi ini sering
digunakan dengan berfokus pada apa yang terjadi terhadap zat-zat organic
yang terbentuk. Untuk melakukan ini, oksigen dari sebuah agen oksidasi
dinyatakan sebagai [O]. penulisan ini dapat menghasilkan persamaan
reaksi yang lebih sederhana :

CH3CH2CH2CH2OH + [O] → CH3CH2CH2COH + H2O

Padaaldehid, guguskarbonilmemilikisatu atom hidrogen yang


terikatpadanyabersamadengansalahsatudarigugusberikut:
- atom hidrogen lain
- atau, yang lebihumum, sebuahgugushidrokarbon yang
bisaberupagugusalkilataugugus yang mengandungsebuahcincinbenzen.

Pada gambar di atas kita bisa melihat bahwa keduanya memiliki


ujung molekul yang sama persis. Yang membedakan hanya kompleksitas
gugus lain yang terikat. Jika kita menuliskan rumus molekul untuk
molekul-molekul di atas, maka gugus aldehid (gugus karbonil yang
mengikat atom hidrogen) selalunya dituliskan sebagai -CHO - dan tidak
pernah dituliskan sebagai COH. Oleh karena itu, penulisan rumus molekul
aldehid terkadang sulit dibedakan dengan alkohol. Misalnya etanal
dituliskan sebagai CH3CHO dan metanal sebagai HCHO. Penamaan
aldehid didasarkan pada jumlah total atom karbon yang terdapat dalam
rantai terpanjang - termasuk atom karbon yang terdapat pada gugus
karbonil. Jika ada gugus samping yang terikat pada rantai terpanjang
tersebut, maka atom karbon pada gugus karbonil harus selalu dianggap
sebagai atom karbon nomor 1.

56
ASAM SULFAT
Nama sistematisnya adalah asam sulfat, nama lainnya berupa
minyak vitriol. Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam mineral (organik)
yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat
mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama
industri kimia. Kegunaan utamanya termasuk proses bijih mineral, sintesis
kimia, pemprosesan air limbah dan pengilangan minyak.

Sifat dari asam sulfat


Sifat Keterangan
Massa molar 98,08 gr/mol
Penampilan Cairan bening, tak berwarna, tak berbau
Densitas 1,84 gr/cm3, cair
Titik leleh 10o C, 283 K, 50o F
Titik didih 337o C, 610 k, 639o F
Kelarutan Tercampur penuh dalam air
Keasaman -3
Viskositas 26,7 cp (20o C)
Bahaya Korosif sifatnya

Walaupun asam sulfat yang mendekati 100 % dapat dibuat, ia akan


melepaskan SO3 pada titik didihnya dan menghasilkan asam 98,3 %. Asam
sulfat 98% lebih stabil untuk di simpan dan merupakan bentuk asam sulfat
yang paling umum. Terdapat berbagai jenis konsentrasi asam sulfat yang
digunakan untuk berbagai keperluan.
· 10 %, asam sulfat encer untuk kegunaan laboratorium.
· 33,53 %, asam baterai
· 62,18 %, asam bilik atau asam pupuk
· 73,61 %, asam menara atau asam glover
· 97 %, asam pekat

57
Apabila SO3 dalam konsentrasi tinggi ditambahkan kedalam
H2SO4, H2S2O7 akan terbentuk. Senyawa ini disebut sebagai asam
pirosulfat, asam berasap ataupun oleum. Konsentrasi oleum diekspresikan
sebagai %SO3 (disebut % oleum) atau %H2SO4 adalah 40% oleum (109%
H2SO4) dan 65 % oleum (114,6 % H2SO4). H2SO4 murni terdapat dalam
bentuk padat dengan titik leleh 36oC.
Asam sulfat murni berupa cairan bening seperti minyak
dinamakan ” minyak vitriol”.

ISOBUTYL ALDEHID
Nama IUPACnya adalah 2 – metil propanol 2 – metil propanol.
Sifat dari isobutyl aldehid (C4H8O)
Sifat Keterangan
Massa molar 72,11 gr/mol
Penampilan Cairan berwarna
Density 0,79 gr/cm3
Titik lebur - 65o C
Titik didih 63o C
Kelarutan dalam air Moderat
Kelarutan dalam pelarut lain Bercampur dalam pelarut organik
Indeks bias 1,374
Frase – R 11
Frase – S 16
Flash point -2o F

IV. GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)

58
V. LANGKAH KERJA
1. Memasukkan 26 ml iso butyl alkohol dalam sebuah labu leher tiga
yang berukuran 500 ml.
2. Memasukkan campuran dalam beaker gelas 16 gram K2Cr2O7 kristal,
85 ml aquadest dan 12 ml asam sulfat pekat (terlebih dahulu aquadest,
asam sulfat kemudian kalium dikromat kemudian mendinginkannya
didalam wadah es).
3. Setelah dingin, mencampurkan larutan tersebut kedalam labu leher
dua.
4. Menyiapkan peralatan destilasi, kemudian melakukan proses destilasi,
menjaga suhu uap 75-800C.
5. Menampung destilat yang keluar dalam erlenmeyer yang didinginkan
dengan es. Menentukan volume dan beratnya.
6. Menampung gas yang timbul pada destilat dalam air melewati selang
plastik.

VI. DATA PENGAMATAN


Perlakuan Percobaan
No Perlakuan Pengamatan
1 Memasukkan 13 mL Isobutyl alkohol tidak berwarna
isobutyl alkohol ke (bening), dan berbau tajam
dalam labu bundar
leher dua
2 Menyiapkan dalam Larutan berwarna orange dan reaksi
beker gelas ( 42,5 mL yang terjadi adalah reaksi eksoterm
Aquadest +6 mL
asam sulfat + 8 gr
K2Cr2O7)
3 ( 42,5 mL Aquadest Campuran berubah warna menjadi
+6 mL asam sulfat + hitam kemerahan

59
8 gr K2Cr2O7)
dicampur dengan 13
mL isobutyl alkohol
4 Destilasi campuran Destilat yang didapat sebanyak 8,3
dengan suhu 100°C mL berwarna bening, dan residu
berubah warna menjadi hitam
kehijauan

VII. PERHITUNGAN
Secara teori
 H2SO4
V : 6 ml
P : 1,84 gr/ml
BM : 98,08 gr/ml
massa = 1,84 gr/ml x 6 ml= 11,04 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol =
𝐵𝑚
11,04 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 98,08 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

= 0,1125 mol

 K2Cr2O7
M = 8 gram
8 𝑔𝑟𝑎𝑚
Mol = 294,13 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

= 0,0271 mol

 C4H9OH (Butyl alkohol)


V : 13 ml
P : 0,81 gr/ml
Bm : 74,13 gr/mol
massa = 0,81 gr/ml x 13 ml= 10,53 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol = 𝐵𝑚

60
10,53𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑔𝑟
74,13
𝑚𝑜𝑙

= 0,1420 mol

Reaksi :
H2SO4 + K2Cr2O7→ H2Cr2O4 + K2SO4 + 3/2 O2
M 0,1125 0,0271 - - -
B 0,0271 0,0271 0,0271 0,0271 0,0406
S 0,0854 - 0,0271 0,0271 0,0406

C4H10O + ½ O2 → C4H8O + H2O


M 0,1420 0,0406 - -
B 0,0812 0,0406 0,0812 0,0812
S 0,0608 - 0,0812 0,0812

Neraca Massa Teori


BM INPUT OUTPUT
Komponen
(gr/mol) Mol Gram Mol Gram
K2Cr2O7 294,13 0,0271 7,9709 - -
H2SO4 98,08 0,1125 11,034 0,0854 8,3760
C4H10O 74,13 0,1420 10,5264 0,0608 4,5071
H2Cr2O4 169,98 - - 0,0271 4,6064
K2SO4 174,23 - - 0,0271 4,7216
C4H8O 72,11 - - 0,0812 5,8553
H2O 18,01 - - 0,0812 1,4624
O2 31,98 - - - -
Total 29,5313 29,5288

𝑔𝑟𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑚𝑜𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖


% yield teori = 𝑔𝑟𝑡𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛 × 100% % konversi = x 100%
𝑚𝑜𝑙 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛
5,8553 0,0406
= 10,5264 × 100% = 0,0406 x 100%

61
= 55,62% = 100%
Secara Praktek
Isobutyl aldehid
Bm = 72,11 gr/mol
8,3 𝑚𝐿 𝑥 0,808 𝑔𝑟/𝑚𝐿
Mol = 72,11 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

= 0,0930 mol

Reaksi :
H2SO4 + K2Cr2O7→ H2Cr2O4 + K2SO4 + 3/2 O2
M 0,1125 0,0271 - - -
B 0,0271 0,0271 0,0271 0,0271 0,0406
S 0,0854 - 0,0271 0,0271 0,0406
C4H10O + ½ O2 → C4H8O + H2O
M 0,1420 0,0406 - -
B 0,0930 0,0465 0,0930 0,0930
S 0,049 0,0059 0,0930 0,0930

Neraca Massa Praktek


BM INPUT OUTPUT
Komponen
(gr/mol) Mol Gram Mol Gram
K2Cr2O7 294,13 0,0271 7,9709 - -
H2SO4 98,08 0,1125 11,034 0,0854 8,3760
C4H10O 74,13 0,1420 10,5264 0,049 3,6323
H2Cr2O4 169,98 - - 0,0271 4,6064
K2SO4 174,23 - - 0,0271 4,7216
C4H8O 72,11 - - 0,0930 6,7062
H2O 18,01 - - 0,0930 1,6749
O2 31,98 - - 0,0059 0,1886
Total 29,5313 29,906

62
𝑔𝑟𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑚𝑜𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖
% yield praktek= 𝑔𝑟𝑡𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛 × 100% % konversi = x 100%
𝑚𝑜𝑙 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛
6,7062 0,0465
= 10,5264 × 100% = 0,0406 x 100%

= 63,70% = 114,53%

𝑇−𝑃
% Kesalahan = x 100%
𝑇
5,8553−6,7062
= x 100%
5,8553

= 14,53%

63
VIII. ANALISA DATA
Dari hasil percobaan dapat dianalisa bahwa pembuatan isobutyl
aldehid dapat dihasilkan darioksidasi alcohol primer. Pada percobaan,
K2Cr2O7 digunakan sebagai agen pengoksidasi dan H2SO4 sebagai
katalis. Atom-atom kalium pada K2Cr2O7 akan mengikat SO4pada
asam sulfat dan atom hidrogen pada asam sulfat akan mengikat
Cr2O4pada kalium bikromat. Pada reaksi, ada sejumlah 0,0059 mol 3
atom oksigen terlepas dan atom oksigen yang terlepas ini akan
mengoksidasi butanol.
Proses oksidasi mulai terjadi ketika larutan kalium bikromat
ditambah dengan asam sulfat ( di dalam air, karena terjadi reaksi
eksotermis ) yang berwarna orange berubah menjadi hitam kemerahan
pada saat ditambahkan butanol. Pada pembuatan isobutyl aldehid ini
butanol harus dikondisikan berlebih atau dengan kata lain atom O
menjadi reaksi pembatas dan harus habis karena jika tidak bukan
gugus aldehid yang terbentuk tetapi gugus asam karboksilat.
Untuk mendapatkan isobutyl aldehid yang murni, dilakukan proses
pemisahan dengan destilasi. Destilasi dilakukan dengan suhu 100°C,
karena apabila suhu lebih dari 100°C air akan ikut menguap dan masuk
ke destilat. Secara praktek, didapatkan volume destilat ( isobutyl
aldehid ) sebanyak 8,3 mL dengan warna bening dan berbau
menyengat.
Pada percobaan, didapat % konversi produk adalah 114,53% dan %
yieldnya adalah 63,70%. Dengan % kesalahan sebesar 14,53%.
Dianalisa bahwa oksigen yang terbentuk telah teroksidasi sempurna
dan kesalahan pada praktek disebabkan karena tidak menghitung berat
dari isobutyl aldehid serta bahan yang dipakai atau kesalahan dari
pengamat sendiri saat pencampuran, pemipetan, atau pengambilan
bahan.

64
IX. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum, dapat disimpulkan bahwa :
 Butyl aldehid dapat dihasilkan dari pengoksidasian parsial
dengan isobutyl alkohol
 Reaksi yang terjadi :
H2SO4 + K2Cr2O7→ H2Cr2O4 + K2SO4 + 3/2 O2
3 C4H10O + 3/2 O2→ 3C4H8O + 3 H2O
K2Cr2O7 +H2SO4+3 C4H10O  H2Cr2O4+ K2SO4+3C4H8O+3 H2O
 Didapatkan data :
1. Volume Isobutyl aldehid = 8,3 mL
2. % yield (praktek) = 63,70%
3. % konversi (praktek) = 114,53%
4. % kesalahan = 14,53%

65
X. PERTANYAAN
1. Tuliskan teori pustaka yang terkait dengan pembuatan isobutyl
aldehid!
Jawab : Terlampir

2. Buatlah hasil pengamatan setiap tahapan percobaan !


Jawab : Terlampir

3. Tuliskan mekanisme reaksi dari percobaan ini !


Jawab :
H2SO4 + K2Cr2O7 → H2CrO4 + K2SO4 + O2
H2Cr2O4 + K2SO4 + O2 + C4H9OH → C3H7CHO + K2Cr2O7+ 2H2O +
SO2
H2SO4 + C4H9OH → C3H7CHO + 2H2O + SO2

4. Tuliskan sifat – sifat aldehida !


Jawab :
1. Aldehid mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari pada alkana yang
sederajat, tetapi lebih rendah dari pada alkohol yang sesuai, hal ini
karena aldehid tidak memiliki ikatan hidrogen.
2. Pada suhu kamar berupa gas (seperti metanal) dan pada suhu yang
lebih tinggi berwujud cair dan padat.
3. Semakin panjang rantai atom karbon, maka semakin sedap baunya
(seperti metanal)
4. Sangat mudah larut dalam air (seperti metanal atau formaldehid,
asetaldehid atau etanal).

5. Selain K2Cr2O7, pengoksidan apalagi yang dapat digunakan ?


Jawab : KMnO4, HNO3 pekat dan panas, asam kromat, serta kalium
trioksida.

66
6. Apa saja kegunaan aldehid?
Jawab:
1) Seperti pada larutan formaldehid dalam air dengan kadar 37%
disebut formalin. Zat ini banyak digunakan untuk mengawetkan
spesimen biologi dalam laboratorium karena dapat membunuh germs
(disenfektan)
2) Digunakan untuk membuat plastik termoset, damar buatan, serta
insektisida dan germisida
3) Seperti pada etanol atau asetaldehyda dipakai untuk karet atau
damar buatan, zat warna, dan bahan organik yang penting, misalnya :
asam asetat, aseton, etil asetat, dan 1- butanol.

67
DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet Praktikum Satuan Proses.2018. Pembuatan Isobutyl


Aldehid.Palembang:Politeknik Negeri Sriwijaya.

Anonim.http://http://amna-ika.blogspot.com/2011/11/v-
behaviorurldefaultvmlo.html

Anonim.http://mariyah69moo.blogspot.com/2014/04/laporan-praktikum-
pembuatan-iso-butyl.html

Anonim.http://kc12engineer.blogspot.com/2014/04/pembuatan-isobutyl-
aldehid.html

68
GAMBAR ALAT

Gelas Kimia Botol Aquadest

Pengaduk Erlenmeyer

Gelas Ukur Termometer

Kaca Arloji Spatula

69
Pipet Tetes Bola Karet

Pipet Ukur
Neraca Analitik

Labu Leher Dua

Seperangkat Alat Destilasi

70
EKSTRAKSI KAFEIN DARI KOPI

I. TUJUAN PERCOBAAN
 Mendapatkan kafein dari kopi dengan cara ekstraksi
menggunakan pelarut air dan kloroform.
 Menentukan kadar kafein dari kopi.

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


 Gelas bekker 500 ml
 Gelas arloji
 Gelas ukur 100 ml
 Kompor pemanas
 Corong pisah
 Corong kaca
 Kertas timbang
 Kertas saring
 Neraca analitik
 Botol semprot
 Kopi
 Aquadest
 Kalsium karbonat (CaCO3)
 Kloroform

III. DASAR TEORI


Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat dari campurannya
dengan membagi sebuah zat terlarut diantara dua pelarut. Hal ini
dilakukan untuk mengambi zat terlarut tersebut dari suatu pelarut ke
pelarut lain. Ekstraksi merupakan proses pemisahan yang paling
sederhana dan ekonomis.

71
Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat
dalam biji kopi, daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat dan beberapa
minuman penyegar. Kafein memiliki berat molekul 194,19g/mol.
Dengan rumus kimia C8H10N8O2 dan pH 6,9 (larutan kafein 1 % dalam
air). Secara ilmiah kafein terhadap kesehatan sebetulnya tidak ada,
tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya seperti menstimulasi
pernapasan dan jantung, serta memberikan efek samping berupa rasa
gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomia) dan denyut jantung yang
tak beraturan (tachycardia). Kopi dan teh banyak mengandung kafein
dibandingkan jenis tanaman lainnya, karena tanaman kopi dan teh
menghasilkan biji kopi dan daun teh yang sangat cepat, sementara
penghancurannya sangat lambat (Hermanto,2007).
Untuk memahami prinsip dasar ekstraksi,harus terlebih dahulu
dibahas beberapa istilah yang digunakan untuk menyatakan koefisien
pemisahan. Untuk suatu zat terlarut A yang didistribusikan antara dua
fase tak tercampurkan antara a dan b, hukum distribusi (partisi) Nernst,
menyatakan bahwa asal keadaan
molekulnya sama dalam kedua cairan dan temperatur adalah
konstan dengan persamaan sebagai berikut :

Konsentrasi zat terlarut dalam pelarut a = [A]a


=KD ... (1)
Konsentrasi zat terlarut dalam pelarut b = [B]b

Dimana KD adalah sebuah tetapan yang dikenal sebagai


koefisien distribusi (koefisien partisi). Hukum ini seperti dinyatakan di
atas secara termodinamis tidaklah benar-benar tepat (misalnya, tak
diperhitungkan aktivitas dari berbagai spesies itu dan karenanya
diharapkan hanya akan berlaku dalam larutan encer dimana angka
banding aktivitas itu mendeteksi satu, tetapi merupakan suatu
pendekatan yang berguna). Pada penerapan praktik ekstraksi pelarut

72
ini, terutama dalam memperhatikan fraksi zat terlarut total dalam fase
yang satu atau yang lainnya, tanpa peduli bagaimana cara-cara
disosiasi, asosiasi atau interaksinya dengan spasi-spasi lain yang
terlarut (Basset, 1994:383).
Prosedur klasik untuk memperoleh kandungan senyawa
organik di jaringan tumbuhan kering adalah dengan cara
mengekstraksi serbuk bahan dengan alat soxhlet dengan menggunakan
sederetan pelarut secara berganti-ganti dengan ester, eter, minyak
bumi dan kloroform (untuk memisahkan lipid dan terpenoid).
Kemudian digunakan alkohol dan etil asetat (untuk senyawa yang
lebih polar). Metode ini berguna bila kita bekerja dengan skala gram.
Ekstrak yang diperoleh dijernihkan dengan penyaring
menggunakan celite dan pompa air, lalu dipekatkan dalam hampa.
Sekarang hal ini biasanya dilakukan dalam penguap putar yang akan
memekatkan larutan menjadi volume kecil tanpa terjadi pencairan pada
suhu antara 300C dan 400C (Harborne, 1987:210).
Ekstraksi pelarut atau ekstraksi air merupakan metode
pemisahan yang paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah
bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro
maupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat
terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak
saling bercampur, seperti benzena, karbon titraklorida atau kloroform.
Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang
berbeda dalam kedua fase pelarut. Teknik ini dapat dipergunakan
untuk hal preparative, pemurnian, memperkaya pemisahan serta
analisis pada semua skala kerja
Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan kafein dari kopi dan
untuk menentukan kadar kafein dari kopi tersebut. Kafein merupakan
alkoloid yang mengandung nitrogen dan memiliki properti basa amina
organik. Kafein dapat larut dalam pelarut organik seperti CaCO3 dan
dalam air. Kafein juga dapat terikat oleh senyawa non polar seperti

73
kloroform. Kloroform dapat memisahkan kafein dari zat lain di dalam
teh. Pemisahan kafein dari teh dilakukan dengan cara ekstraksi

Sifat – sifat fisik dan kimia dari bahan-bahan yang digunakan ;


 Kloroform ( CHCl3 )

Nama IUPAC

Chloroform

Nama lain

Formyl trichloride, Methane trichloride, Methyl trichloride, Methenyl


trichloride

Rumus molekul CHCl3

Massa molar 119.38 g/mol

Penampilan Colorless liquid

Densitas 1.48 g/cm3

Titik lebur -63.5 °C

Titik didih 61.2 °C

Kelarutan dalam air 0.8 g/100 ml at 20 °C

74
Struktur

Bentuk molekul Tetrahedral

Bahaya

Bahaya utama Harmful (Xn), Irritant (Xi),Carc. Cat. 2B

 Kafein

Kafein ialah alkaloid yang tergolong dalam keluarga


methylxanthine bersama sama senyawa tefilin dan teobromin, berlaku
sebagai perangsang sistem saraf pusat. Pada keadaan asal, kafein ialah
serbuk putih yang pahit (Phytomedical Technologies, 2006) dengan rumus
kimianya C6 H10 O2, dan struktur kimianya 1,3,7- trimetilxantin . Kafein
merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi,
daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat dan beberapa minuman
penyegar. Kafein memiliki berat molekul 194,19 gram/mol. Dengan rumus
kimia C8H10N8O2 dan pH 6,9 (larutan kafein 1 % dalam air ). Secara
ilmiah, efek kafein terhadap kesehatan sebetulnya tidak ada, tetapi yang
ada adalah efek tak langsungnya seperti menstimulasi pernafasan dan
jantung, serta memberikan efek samping berupa rasa gelisah (neuroses),
tidak dapat tidur (insomnia) dan denyut jantung tak beraturan
(tachycardia). Kopi dan teh banyak mengandung kafein dibandingkan
jenis tanaman lain, karena tanaman kopi dan teh menghasilkan biji kopi
dan daun teh yang sangat cepat, sementara penghancurannya sangat
lambat .

 Kalsium Karbonat ( CaCO3 )


Kalsium karbonat umumnya bewarna putih dan umumnya sering
djumpai pada batu kapur, kalsit, marmer, dan batu gamping. Kalsium

75
karbonat bila dipanaskan akan pecah dan menjadi serbuk remah yang
lunak yang dinamakan calsium oksida (CaO). Hal ini terjadi karena pada
reaksi tersebut setiap molekul dari kalsium akan bergabung dengan 1 atom
oksigen dan molekul lainnya akan berikatan dengan oksigen menghasilkan
CO2 yang akan terlepas ke udara sebagai gas karbon dioksida.dengan
reaksi sebagai berikut:
CaCO3-->CaO+CO2
Reaksi ini akan berlanjut apabila ditambahkan air, reaksinya akan
berjalan dengan sangat kuat dan cepat apabila dalam bentuk serbuk,
serbuk kalsium karbonat akan melepaskan kalor. Molekul dari CaCO3
akan segera mengikat molekul air (H2O) yang akan menbentuk kalsium
hidroksida, zat yang lunak seperti pasta. Sebagaimana ditunjukkan pada
reaks isebagai berikut:
CaCO3+H2O-->Ca(OH)2+CO2

IV. GAMBAR ALAT (terlampir)

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menimbang 7.5 gram kopi
2. Memasukkan kopi ke dalam gelas bekker. Menambahkan 70
ml aquades.
3. Menambahkan 5 gram CaCO3, kemudian mendidihkannya.
4. Menyaring larutan dengan kertas saring. Memisahkan filtrat
dari endapannya.
5. Memanaskan sampai filtratnya 1/3 volume. Mendinginkan
filtrat samapi suhu kamar.
6. Memasukkan larutan ke dalam corong pisah dan menambahkan
15 ml kloroform, kemudian mengocok.
7. Memisahkan larutan atas dan bawah pada corong pisah, larutan
bawah dimasukkan ke dalam gelas bekker.

76
8. Menambahkan 2 ml kloroform pada larutan atas yang ada di
corong pisah dan menghomogenkannya.
9. Memasukkan lapisan bawah dan atas ke dalam gelas bekker
yang sama dan melakukan evaporasi sampai kering.
10. Menimbang crude kafein

VI. DATA PENGAMATAN


Perlakuan pengamatan
menimbang 7.5 gr kopi kopi berbentuk serbuk berwarna
hitam
melarutkan kopi dalam 70 ml kopi larut dan menimbulkan
aquadest campuran berwarna hitam
menambahkan 5 gr CaCO3 ke CaCO3 tidak larut dan masih
dalam campuran menimbulkan bau khas kopi
mendidihkan campuran CaCO3 larut dalam campuran
menyaring campuran dengan didapatkan filtrate berwarna
kertas saring hitam
menambahkan filtrate sampai 1/3 didapatkan filtrate dengan
volume konsentrasi tinggi
menambahkan 15 ml kloroform, terbentuk 3 lapisan, lapisan atas
lalu ditambahkan lagi 2 ml berwarna hitam,lalu coklat dan
yang terakhir jernih
lapisan tengah dan bawah didapatkan kafein sebanyak
dievaporasi 1,71 gr

77
VII. PERHITUNGAN

Dik :
 Berat erlenmeyer (a) = 93,87 gram
 Berat erlenmeyer + nikotin (b)= 94,82 gram

 Berat nikotin = ( b - a ) gram


(crude) = (93,87 – 94,82 ) gram
= 0.45 gram

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑟𝑢𝑑𝑒 𝑛𝑖𝑘𝑜𝑡𝑖𝑛


 Berat nikotin = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑚𝑏𝑎𝑘𝑎𝑢
0.95 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 10 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 9.5 %

78
VIII. ANALISA PERCOBAAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa proses


Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu zat dan campurannya dengan
membagi dua zat terlarut di antara dua zat pelarut dimana pada percobaan
ekstraksi kafein dari kopi ini pelarut yang di gunakan adalah CaCO3 dan air
yang merupakan pelarut organik dan kloroform yang merupakan senyawa
non polar yang dapat mengikat kafein dan memisahkannya.
Awalnya pada percobaan ini 7,5 gram kopi di masukkan ke dalam
gelas kimia dan menambahkan 70 ml aquadest dan 5 gram CaCO3 kemudian
dilakukan pendidihan, ketika penambahan CaCO3 larutan berubah warna
menjadi coklat tua persis seperti kopi susu dan terjadi pengendapan dimana
CaCO3 mengendap dan kopi berada diatas.
Setelah didihkan larutan disaring dan diambil filtratnya , filtrat yang
didapat berupa 1/3 dari volume awal untuk kemudian dimasukkan di dalam
corong pisah untuk dilakukan proses ekstraksi dengan menambahkan
kloroform sebanyak 15 ml. Saat penambahan 15 ml kloroform tersebut
larutan kemudian memisah dan membentuk tiga lapisan. Lapisan atas
berwarna hitam,lalu kedua berwarna coklat sedangkan lapisan bawah
berwarna bening. Lapisan bawah dipisahkan dan kembali menambahkan 2
ml kloroform . lalu lapisan tengah dan bawah dievaporasi .
Proses evaporasi guna untuk menguapkan air yang masih terkandung
dalam crude kafein agar mendapatkan krude kafein dengan kadar yang lebih
murni . Selanjutnya ketika crude kafein sudah berupa kerak hitam ,
menimbang , dan dari proses ekstraksi kafein dari 7,5 gr kopi ini didapat
krude kafein sebanyak 1,71 gr .

IX. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
 Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya
dengan membagi sebuah zat terlarut diantara dua pelarut.

79
 Bahan yang digunakan adalah kopi dimana pelarut yang di
gunakan adalah CaCO3 dan air yang merupakan pelarut organik
dan kloroform yang merupakan senyawa non polar yang dapat
mengikat kafein dan memisahkannya.
 Dalam percobaan ini dilakukan 4 tahapan proses :
 Pemanasan dan pendidihan
 Filtrasi ( penyaringan )
 Ekstraksi ( pemisahan )
 Evaporasi ( penguapan )
 Crude kafein yang didapat dari kopi seberat 3,75 gr sebesar 1,3 gr
dengan kadar 17,3 % .

80
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun.2018. Penuntun Praktikum Satuan Proses II. Politeknik


Negeri Sriwijaya : Palembang

81
GAMBAR ALAT

bekker glass spatula gelas ukur

hot plate corong pisah corong kaca

kertas saring
pengaduk
neraca analitik

82
ISOLASASI NIKOTIN

I. TUJAN PERCOBAAN
Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan mampu melakukan
percobaan isolasi nikotin dari dalam tembakau.

II. DASAR TEORI

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lingkungan asap


rokok adalah penyebab berbagai penyakit, dan jugadapat mengenai orang
sehat yang bukan perokok. Paparan asap rokok yang dialami terus-
menerus pada orang dewasayang sehat dapat menambah resiko terkena
penyakit paru-paru dan penyakit jantung sebesar 20 - 30 persen.
Lingkunganasap rokok dapat memperburuk kondisi seseorang yang
mengidap penyakit asma, menyebabkan bronkitis, danpneumonia.Asap
rokok juga menyebabkan iritasi mata dan saluran hidung bagi orang yang
berada di sekitarnya.Pengaruh lingkungan asap tembakau dan kebiasaan
ibu hamil merokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan padaanaknya
bahkan sebelum anak dilahirkan. Bayi yang lahir dari wanita yang
merokok selama hamil dan bayi yang hidupdi lingkungan asap rokok
mempunyai resiko kematian yang sama. Resiko yang dapat ditimbulkan
oleh karena merokok sebenarnya dapat dikurangi bila diketahui kadar
nikotin dalam asaprokok (Susannadkk., 2003).
Bila kadar ini dicantumkan maka calon perokok dapat memilih rokok
dengan kandungan nikotin yang sekecilmungkin atau kandungan yang
paling sedikit diantara jenis-jenis rokok. Pada saat ini banyak produsen
rokok belummencantumkan kadar nikotin dalam kemasannya maka perlu
dilakukan pengukuran kadar nikotin yang dihasilkan olehasap rokok
dengan tujuan untuk mengetahui berapa kandungan nikotin yang

83
dihasilkan oleh asap rokok dari berbagaimacam merk rokok yang banyak
beredar di pasaran. Asap rokok yang akan diukur adalah asap rokok yang
dihisap olehperokok (asap rokok arus utama) dan yang dilepaskan ke
lingkungan sekelilingnya (asap arus samping) yangmemungkinkan dihirup
oleh orang lain yang berada di lingkungan tersebut (Susannadkk., 2003).

2.1. Tembakau
Tembakau adalah tanamanmusimanyangtergolongdalamtanaman
perkebunan.Pemanfaatan tanaman tembakau terutama pada daunnya yaitu
untuk pembuatan rokok. Menurut Cahyon (1998),tanaman tembakau
diklasifikasikan sebagai berikut :
Famili : Solanaceae
Sub Famili : Nicotianae
Genus : Nicotianae
Spesies : Nicotianatabacum
NicotianatabacumdanNicotianarusticamempunyaiperbedaanyangjelas.
Pada Nicotiana tabacum, daun mahkota bunganya memiliki warna merah
muda sampai merah, mahkota bunga berbentuk terompet panjang,
daunnya berbentuk lonjongpadaujungruncing,
kedudukandaunpadabatangtegakmerupakaninduk tembakausigaret
dantingginyasekitar120 cm.AdapunNicotianarusticadaun mahkota
bunganya berwarna kuning, bentuk mahkota bunga seperti terompet
berukuranpendekdansedikitgelombang,bentukdaunbulatyangpada
ujungnya tumpul, dan kedudukan daun pada batang mendatar agak
terkulai. Tembakau ini merupakan varietas induk untuk tembakau cerutu
yang tingginya sekitar 90 cm (Cahyono, 1998).
Dalam spesies Nicotiana tabacum terdapat varietas yang amat banyak
jumlahnya,
danuntuktiapdaerahterdapatperbedaanjumlahkadarnikotin,bentuk
daun,danjumlahdaunyang
dihasilkan.Proporsikadarnikotinbanyakbergantung kepada varietas, tanah

84
tempat tumbuh tanaman, dan kultur teknis serta proses pengolahan
daunnya (Abdullah dkk., 1982).
Tembakau merupakan bahan dasar utama dalam pembuatan
rokok.Nikotin ialah senyawa spesifik yang dikandung oleh
tembakau.Nikotin merupakan basa lemah yang mudah menguap (Volatil
base) untuk itu diperlukan suatu metoda yang cocok untuk penentuan
kadarnya. Salah satu penelitian tentang kandungan nikotin dalam rokok
oleh Riske Wijaya ( Agustus 2006 ) yang telah menentukan kadar nikotin
dalam Mainstream Smoke pada rokok kretek dan cerutu yang dijual di
beberapa toko di daerah Sumatera Barat dengan menggunakan metoda
titrasi potensiometri bebas air. Kekurangan dari metoda ini ialah banyak
membutuhkan pelarut organik dan waktu pengerjaan yang lama. Selain
hal tersebut, pada semua kemasan rokok telah dicantumkan kadar
nikotinnya, sedangkan pada kemasancerutu tidak sehingga penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang kandungan nikotin pada rokok
khususnya cerutu dengan menggunakan metoda kromatografi gas.
Kromatografi gas dipilih karena waktu pengerjaannya yang cepat, tidak
membutuhkan banyak pelarut organik, selektif, sensitif dan yang paling
penting ialah metoda ini cocok untuk senyawa yang mudah menguap
seperti nikotin (Kudus, 2011).
Tembakau atau Nicotianae tabacum L merupakan jenis tanaman herbal
yang memiliki kumpulan zat-zat dengan beberapa efek farmakologi yang
disebabkan oleh komposisi kandungan yang terdapat dalam tanaman
tersebut bersifat konstruktif yaitu, bersifat membangun organ, sel dan
sistem tubuh yang banyak digunakan sebagai salah satu bahan dasar dalam
pembuatan rokok selain cengkeh dan bahan-bahan lainnya (Elfidasari dan
Noriko, 2013).
Menurut Framework Convention on Tobacco Control atau FCTC-
WHO, produk tembakau adalah produk yang dibuat dengan menggunakan
seluruh atau sebagian dari daun tembakau sebagai bahan dasar yang
diproduksi dan digunakan sebagai rokok yang dikonsumsi dengan cara

85
dihisap, dikunyah, atau dihirup. Produk tembakau banyak diproduksi
sebagai rokok dalam bentuk sigaret, kretek, dan tembakau tanpa asap
(Elfidasari dan Noriko, 2013).
Perbedaan kedua jenis tembakau meliputi, Nicotiana rustica L
mengandung kadar nikotin yang tinggi (kandungan maksimum16 %)
biasanya digunakan untuk membuat abstrak alkoloid (sebagai bahan baku
obat dan insektisida), jenis ini banyak berkembang di Rusia dan India.
Sedangkan N. tabacum L mengandung kadar nikotin yang rendah
(kandungan minimum 0,6 %) jenis ini umumnya digunakan sebagai bahan
baku pembuatan rokok(Elfidasari dan Noriko, 2013).

2.2.Nikotin
Nikotinadalahsuatualkaloiddengannamakimia3-(1-metil-2-
pirolidil) piridin. Saat diekstraksi daridaun tembakau, nikotin tak
berwarna,tetapi segera menjadi coklat ketika bersentuhan dengan udara.
Nikotin dapat menguapdan dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap
dari larutan yang dibasakan (Sri, 2010).

N
N
CH3

Gambar 1. Struktur Nikotin


Nikotin merupakan bahan terpenting yang terdapat di dalam daun
ternbakau. Nikotin mempunyai rumus molekul C10H14N. Nikotin
merupakan cairan bening berwarna agak kuning mempunyai kenampakan
seperti minyak, larut dalam air dan juga larut dalam pelarut organik pada
umumnya, seperti etanol, petroleum eter, dan kloroform (Sri, 2010).
Konsentrasi nikotin biasanya sekitar 5% dari per 100 gram berat
tembakau. Sebatang rokok biasanya mengandung 8-20 mg nikotin,
walaupun tentu sajasangat bergantung pada merk rokok tersebut. Pada

86
seseorang yang mengkonsumsi rokoktubuhnya akan menyerap 1mg
nikotin untuk satu batang rokok yang dihisap. Kadar nikotin 4-6 mg yang
diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang
ketagihan (Sri, 2010).
Nikotin terdapat diseluruh bagian dari tanarnan tembakau. Bagian
dari tanaman tembakau yang memmpunyai kadar nikotin pada daunnya.
Bagian lain yang mempunyai kadar nikotin cukup tinggi ialah dalam
batang bagian atas. Batang tembakau yang sudah dipetik daunnya biasanya
dicabut kemudian dikeringkan dan digunakan sebagai kayu bakar. Bagian
atas batang tembakau setelah dikeringkan rnenyusut banyak karena
kandungan aimya yang lebih tinggi (Sri, 2010).
Pada tanaman tembakau nikotin terutama terdapat di dalam
daunnya. Kadar nikotin dalam daun tembakau berkisar sekitar 4% dan
pada tanaman tembakau jenis teitentu yang baik kadar nikotin di dalam
daunnya dapat mencapai 8%,tembakau yang baik setelah diproses akan
lengket dan tidak rusak dalam beberapa tahun (Sri, 2010).
Nikotin mumi termasuk senyawa yang berbahaya baik bagi
manusia atau binatang dapat mematikan hewan-hewan kecil seperti ulat
dan beberapa jenis serangga. Dalam kadar rendah nikotin bersifat
membius. Senyawanikotin dengan cepat masuk kedalam otak bagi seorang
perokok, nikotin yang dihisap akan rampu menyebabkan kematian apabila
kadamya lebih dari 30 mg. Setiap batang rokok rata-rata mengandung
nikotin 0,1-1,2 mg nikotin . Dari jumlah tersebut, kadar nikotin yang
masuk dalam peredaran sebesar 25%, namun jurnlah yang kecil itu mampu
mencapai otak dalam waktu l5 detik (Sri, 2010).
Pada ektraksi nikotin dari batang tembakau, cairan hasil ektraksi selain
nikotin juga tercampur dengan zat-zat yang larut dalam air, sebagai hasil
ekstraksi. Setelah ekstraksi untuk memisahkan pelarut dengan nikotinnya
dilakukan penguapan air agar pelarut berkurang dan kadar ntikotin
danzatterekstraksi lainnya bertambah. Untuk ekstraksi dengan pelarut yang
mahal, seperti petroleum eter, alkohol, aseton dan lain-lain, pengurangan

87
kadar.Pelarut atau pemekatan hasil ekstraksi dilakukan dengan distilasi
agar pelarut dapat digunakan kembali dan tidak mencemari lingkungan.
Untuk mendapatkan hasil ekstrak padatan, selanjutnya residu dikeringkan
sampai kadar air tertentu(Sri, 2010).

2.3. Isolasi Nikotin


Nikotin adalah suatu jenis senyawa kimia yang termasuk ke dalam
golongan alkaloid karena mempunyai sifat dan ciri alkaloid.
1. Alkaloid
Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang
mengandung satu atau lebih atom nitrogen dan biasanya berupa sistem
siklis. Alkaloid mengandung atom karbon, hidrogen, nitrogen dan
pada umumnya mengandung oksigen. Senyawa alkaloid banyak
terkandung dalam akar, biji, kayu maupun daun dari tumbuhan dan juga
dari hewan. Senyawa alkaloid merupakan hasil metabolisme dari
tumbuh–tumbuhan dan digunakan sebagai cadangan bagi sintesis
protein. Kegunaan alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai pelindung
dari serangan hama, penguat tumbuhan dan pengatur kerja hormon.
Alkaloid mempunyai efek fisiologis. Sumber alkaloid adalah
tanaman berbunga, angiospermae, hewan, serangga, organisme laut
dan mikroorganisme. Famili tanaman yang mengandung alkaloid
adalahLiliaceae, solanaceae, rubiaceae, dan
papaveraceae(Tobing,1989).
Menurut Tobing (1989) sifat – sifat alkaloid yaitu:
a. Biasanya merupakan kristal tak berwarna, tidak mudah menguap,
tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik. Beberapa alkaloid
berwujud cair dan larut dalam air. Ada juga alkaloid yang berwarna,
misalnya berberin(kuning).
b. Bersifat basa (pahit, racun).
c. Mempunyai efek fisiologis serta aktif optis.
d. Dapat membentuk endapan dengan larutan asam

88
fosfowolframat, asam fosfomolibdat, asam pikrat, dan kalium
merkuriiodida.
Cara mengklasifikasikan alkaloid yakni didasarkan jenis cincin
heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian dari struktur molekul.
Jenisnya yaitu pirolidin, piperidin, kuinolin, isokuinolin, indol, piridin,
dan sebagainya (Robinson, 1995).

N N N

Pirolidin Pepiridin Kuinolin


Pirolidin

N N N

Isokuinolin Indol Piridin


Gambar 2. Struktur jenis-jenis alkaloid
i i

9 Efek Bahaya Nikotin Rokok untuk Kesehatan :

Nikotin menjadi salah satu kata yang paling akrab dengan rokok.
Setiap batang rokok mengandung beberapa unsur seperti nikotin, tar dan
karbon monoksida. Selain ketiga kandungan zat terbesar ini masih ada 33
macam zat kimia yang ada di dalam rokok maupun sisa hasil pembakaran
berupa asap rokok. Nikotin menjadi salah satu zat yang bisa
membahayakan nyawa perokok dan orang yang menghirup asap rokok.

89
Berikut ini adalah daftar bahaya yang diakibatkan oleh pengaruh
nikotin dalam rokok :

1. Memicu Kecanduan Rokok

Nikotin yang ada di dalam rokok memang tidak bisa dihilangkan


atau kadarnya dikurangi. Meskipun jika Anda pernah mendengar rokok
yang dibuat dengan rasa tertentu dan kadar nikotin yang rendah. Tapi
sebenarnya tidak ada jaminan untuk itu. Tanpa nikotin maka perokok tidak
akan bisa mengalami kecanduan rokok. Nikotin akan menarik perokok
untuk terus menghisap rokok. Nikotin mengandung bahan adiktif yang
menyebabkan candu. Nikotin juga mudah terserap ke dalam darah
kemudian akan merangsang kelenjar adrenal yang bekerja untuk
melepaskan hormon adrenalin. Nikotin akan meningkatkan kadar
neurotransmiter yang bisa mempengaruhi otak untuk merasa senang dan
cemas bila tidak merokok. Proses inilah yang membuat perokok sulit
untuk melepaskan rokok.

2. Meningkatkan Resiko Kanker Paru – Paru

Nikotin yang menyebabkan candu bagi perokok juga akan


meningkatkan resiko kanker. Hal ini terjadi ketika nikotin bercampur ke
dalam aliran darah dan asap yang dikeluarkan oleh rokok akan bekerja
melawan sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh yang lemah
memicu munculnya sel kanker yang terus berkembang dan sulit dihentikan.
Selain itu nikotin juga akan merusak DNA tubuh dimana proses ini akan
merusak sistem pengaturan sel yang sehat dan kerusakan sel terjadi dengan
cepat. Pertumbuhan sel yang tidak normal akan menyebabkan
pembentukan tumor dan kanker. Jenis kanker paling besar yang ditemukan
pada perokok adalah kanker paru – paru karena pengaruh nikotin dan asap
yang langsung berhubungan dengan sistem pernafasan.

90
Namun rokok juga akan meningkatkan beberapa resiko kanker yang
bisa muncul di semua bagian tubuh seperti kanker darah, kanker kandung
kemih, kanker usus besar, kanker serviks, kanker tenggorokan, kanker hati,
kanker perut dan batang tenggorokan.

3. Penyakit Tekanan Darah Tinggi

Perokok yang aktif memiliki resiko terkena penyakit tekanan darah


tinggi yang lebih besar. Hal ini disebabkan karena nikotin yang ada di
dalam rokok masuk ke dalam darah secara langsung. Dalam waktu yang
lama maka pembuluh darah akan mengalami pengerutan dan penyempitan.
Pembuluh darah yang berfungsi untuk mengalirkan darah dari jantung ke
semua bagian tubuh akan mengalami gangguan fungsi.Dan yang paling
besar efeknya adalah pembuluh darah yang bekerja untuk sistem otak.
Kondisi pengerutan pembuluh darah ini akan sistem tekanan darah bekerja
sangat keras. Hal inilah yang memicu munculnya penyakit tekanan darah
tinggi. Untuk mengatasi tekanan darah tinggi maka bisa mengkonsumsi
makanan penurun darah tinggi.

4. Resiko Penyakit Jantung

Ada beberapa jenis – jenis penyakit jantung menjadi salah satu


resiko yang siap menanti bagi pecandu rokok. Proses ini juga sangat
berhubungan dengan aliran nikotin yang terus menumpuk dalam darah
yang kemudian menyebabkan pembuluh darah menjadi sempit. Jantung
bekerja untuk memompa darah ke semua bagian tubuh, namun jika aliran
darah yang diterima menjadi sangat kecil maka jantung juga akan bekerja
keras. Proses inilah yang akan membuat perokok bisa terkena penyakit
jantung. Resiko penyakit lain yang masih berhubungan dengan jantung
adalah penyakit stroke.

5. Resiko Diabetes

91
Nikotin akan masuk ke dalam darah secara langsung kemudian akan
dibawa hingga sampai ke otak. Kemudian nikotin akan merangsang
kelenjar adrenalin yang akan meningkatkan adrenalin untuk tubuh.
Hubungan inilah yang menyebabkan nikotin bisa menyebabkan resiko
diabetes, terutama diabetes tipe 2. Sementara itu insulin diproduksi oleh
pankreas tapi tetap dipengaruhi oleh beberapa hormon seperti hormon
adrenalin dan kortisol. Selain itu kebiasaan merokok yang didukung oleh
gaya hidup buruk seperti konsumsi alkohol, makanan berkarbohidrat
tinggi dan jarang olahraga juga akan semakin meningkatkan resiko
diabetes.Untuk mengatasi diabates, maka bisa mengkonsumsi sayuran
untuk diabetes.

6. Resiko Keguguran dan Kematian Bayi untuk Ibu Hamil

Ibu hamil yang tetap merokok selama kehamilan juga akan


menerima resiko dari nikotin diantaranya keguguran dan kematian janin.
Nikotin yang tersebar langsung ke dalam darah ibu hamil bisa sampai ke
janin lewat plasenta. Bahkan sebuah studi membuktikan penumpukan
nikotin terbanyak ada dijanin. Penumpukan nikotin ini akan menyebabkan
janin kekurangan aliran darah dari plasenta. Hal inilah yang akan
menyebabkan kematian janin dan keguguran. Bahkan jika janin tetap bisa
lahir pada waktunya maka resiko kematian tetap sangat tinggi.

7. Resiko Bayi Cacat Lahir

Ibu hamil yang tetap merokok selama trimester pertama juga bisa
memiliki resiko melahirkan bayi cacat. Jenis cacat lahir yang paling sering
terjadi adalah bibir sumbing dan dinding langit-langit. Hal ini terjadi
karena nikotin yang berasal dari darah ibu bayi akan terbawa hingga ke
plasenta yang dibutuhkan oleh janin untuk pertumbuhan. Pada trimester
pertama sebenarnya janin membutuhkan asupan nutrisi dan darah yang
sehat. Kandungan nikotin dalam darah inilah yang akan menganggu proses

92
pembentukan organ tubuh bayi sehingga bisa menyebabkan lahir bayi
cacat.

8. Penurunan Berat Badan

Perokok biasanya memiliki badan yang lebih kurus dibandingkan


orang yang tidak merokok. Hal ini dipicu oleh nikotin yang terdapat pada
rokok yang menyebabkan efek khusus untuk nafsu makan. Kehilangan
berat badan menjadi resiko yang paling sering terjadi karena perokok tidak
memiliki nafsu makan yang cukup baik. Nikotin yang masuk ke dalam
tubuh lewat darah menyebabkan perokok tidak memiliki sistem
pencernaan yang baik. Beberapa akibat dari masalah penurunan nafsu
makan bisa memicu sembelit, kerusakan pencernaan dan diare. Jika terus
terjadi maka tubuh akan semakin lemah.

9. Melemahkan Sistem Otot Tubuh

Perokok juga harus menyadari bahwa nikotin bisa menyebabkan


fungsi otot tubuh menurun drastis. Nikotin bisa mengalir lewat darah dan
hanya membutuhkan waktu sekitar 10 detik saja untuk mencapai otak.
Nikotin yang sudah sampai ke dalam otak kemudian akan mengacaukan
sistem perintah dengan efek berupa otot yang berkedut dan otot yang terus
melemah. Nikotin yang terus mengalir lewat darah kemudian juga bisa
menyebabkan otot menjadi semakin lemah. Jika terus terjadi maka bisa
menyebabkan kegagalan fungsi otot tubuh.

III. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


3.1. Alat yang Digunakan :
 Erlenmeyer
 Gelas Kimia
 Gelas Ukur
 Batang Pengaduk

93
 Spatula
 Pipet Tetes
 Pipet Ukur
 Bola Karet
 Kertas Saring
 Corong Gelas
 Labu Takar
 Hot Plate
 Neraca Analitis
3.2. Bahan yang Digunakan :
 Tembakau Rokok
 NaOH 20 %
 Chloroform
 Na2SO4
 Iodin
 Kalium Iodine
 H2SO4
 Aquadest

IV. LANGKAH KERJA

1. Menimbang 10 gram tembakau kering dan memasukannya kedalam gelas


kimia
2. Menambahkan 75 ml aquadest
3. Menambahkan 5 gram CaCO3, kemudian mendidihkannya
4. Menyaring larutan dengan kertas saring, memisahkan filtrate dari
endapannya
5. Dipanaskan sampai filtratnya 1/3 volume, kemudian di dinginkan sampai
suhu kamar

94
6. Memasukan larutan ke dalam separator funnel dan menambahkan 15 ml
kloroform, kemudian di kocok
7. Memisahkan larutan atas dan bawah pada separator funnel, larutan bawah
dimasukan ke dalam gelas kimia
8. Menambahkan 2 ml kloroform pada larutan atas yang ada di separator
funnel dan di kocok
9. Memasukan lagi larutan bawah ke dalam gelas kimia, kemudian di
evaporasi
10. Menimbang crude nikotin

V. GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)

VI. DATA PENGAMATAN


PERLAKUAN PENGAMATAN
Mencampurkan 10 gram tembakau Di dapatkan campuran yang
pada rokok + 100 ml aquadest + 5 heterogen, berwarna coklat gelap.
gr CaCO3.
Memanaskan campuran dengan Larutan menjadi berwarna lebih
hotplate hingga mendidih. pekat dari sebelumnya.
Menyaring campuran selagi panas. Di dapatkan filtrate berwarna coklat
gelap.
Memanaskan filtrate hingga 1/3 Didapatkan kembali larutan yang
volume. lebih pekat, beraroma nikotin.
Memasukkan filtrat ke dalam Saat di campurkan, akan terbentuk 3
separator funnel dan menambahkan lapisan, lapisan atas dan bawah
20 ml klorofom lalu ditambah lagi 4 diambil.
ml.
Mengevaporasi larutan dan Didapatkan nikotin berwarna coklat
menimbang hasil. dengan berat 0,95 gram.

VII. PERHITUNGAN

95
Dikethaui :
 Berat Erlenmeyer (a) = 93,87 gram
 Berat Erlenmeyer + nikotin (b) = 94,82 gram
 Berat nikotin (crude) = (b) – (a)
= 94,82 - 93,87 gram
= 0,95 gram
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑟𝑢𝑑𝑒 𝑁𝑖𝑘𝑜𝑡𝑖𝑛
 Kadar nikotin = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑚𝑏𝑎𝑘𝑎𝑢
0,95
= × 100%
10 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 9,5%

VIII. ANALISA DATA


Percobaan kali ini adalah percobaan ekstraksi nikotin dari
tembakau. Tujuan percobaan ini adalah agar dapat mengetahui proses
ekstraksi dari nikotin dan juga dapat mengetahui kadarnya. Pada
percobaan ini digunakan tembakau dari 10 batang rokok dengan merk
tertentu sebagai bahan baku yang akan di ekstraksi. Larutan yang akan
dipakai sebagai pelarut adalah kloroform dan juga air. Kedua larutan ini
dipakai sebagai pelarut yang nantinya akan membuat tembakau terpisah.
Pada saat percoban akan terdapat 3 lapisan yaitu diatas, tengah dan bawah.
Yang mana larutan atas adalah air dan tembakau, tengah adalah nikotin
dan bagian bawah adalah kloroform beserta nikotin yang tak larut.
Nantinya tembakau atau nikotin ini akan dievaporasi hingga terbentuk
kerak dan kerak tersebutlah yang akan ditimbang.
Diketahui bahwa dalam percobaan tersebut didapatkan nikotin sebanyak
0,95 gram dan kadarnya sebesar 9,5% dari tembakau. Hal ini terbilang
besar dikarenakan pada 1 batang rokok terdapat 0,8 mg/rokok. Jadi kadar
ini terbilang besar. Namun jika dibandingkan dengan tembakau asli jauh
lebih besar kadarnya dibandingkan dengan rokok biasa.

96
IX. KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa :


1. Nikotin merupakan suatu cairan alkaloid berwarna kuning pucat hingga
coklat tua yang ditemukan dalam tanaman soleceae.
2. Konsentrasi nikotin biasanya sekitar 5% per 100 gr tembakau.
3. 1 batang rokok mengandung 5-10 mg.
4. Didapatkan kadar nikotin sebesar 9,5 %.
5. Merokok atau proses inhasi adalah cara yang paling umum dan tercepat
bagi nikotin untuk terserap dalam darah.
6. Tubuh manusia menyerap 1 mg nikotin, untuk satu batang rokok yang
dihisap.

97
DAFTAR PUSTAKA

Tim penyusun.2018.Jobsheet Penuntun Praktikum Satuan Proses 2.Ekstraksi

Nikotin dari Tembakau.Politeknik Negeri Sriwijaya.Palembang.

Aqlia, Nur.2015.Laporan Ekstraksi Nikotin dari Tembakau.online.

(http://documenttips.com, diakses pada Mei 2018).

98
GAMBAR ALAT

Seperangkat Alat Separator Funnel

Gelas Kimia Kaca Arloji

Hot plate Neraca Analitik

99
Spatula Pengaduk

Pipet Ukur Bola Karet

100
ISOLASI MINYAK ATSIRI

I. TUJUAN

Mengetahui proses ekstraksi suatu zat dari bahan yang terdapat dialam

II. ALAT DAN BAHAN

 Gelas kimia
 Gelas ukur
 Labu bundar
 Spatula
 Bunga kenanga
 Aquadest

III. GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)

IV. DASAR TEORI

Sejak dahulu orang telah mengenal berbagai jenis tanaman yang


memiliki bau spesifik. Bau tsb ditimbulkan oleh tanaman, baik dari batang,
daun, rimpang atau keseluruhan bagian tanaman. Bau khas tsb, ternyata
ditimbulkan secara biokimia sejalan dengan perkembangan proses
hidupnya sebagai suatu produk metabolit sekunder yang disebut minyak
atsiri.Minyak ini dihasilkan oleh sel tanaman atau jaringan tertentudasri
tanaman secara terus menerus sehingga dapat memberi ciri tersendiri yang
berbeda-beda antara tanaman satu dengan tanaman lainnya. Minyak ini
bukan merupakan senyawa tunggal, tetapi tersusun oleh gabungan dari
berbagai senyawa pencetus bau lainnya yang jenis, sifat dan khasiatnya
berbeda. Minyak atsiri disebut juga minyak essensial, istilah essential
dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Secara
kimia, minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal, tetapi tersusun

101
dari berbagai macam komponen yang secara garis besar terdiri dari
kelompok terpenoid dan fenil propana.
Metodae Isolasi Minyak Atsiri yang selama ini saya gunakan adalah
metode destilasi (penyulingan) dengan air. Metode ini meliputi destilasi air
dan uap air. Metode ini dapat digunakan untuk bahan kering mauoun
bahan segar, seluruh bahan digiling untuk dihaluskan lalu dimasukan
dalam bejana yang bentuknya mirip dandang. minyak atsiri yang pernah
saya coba adalah minyak pala (nutmeg oil), minyak nilam (patchouli oil),
minyak kayu manis (cinnamon oil), minyak kemukus (piper cubeba oil),
minyak cengkeh (clove oil), minyak kapol (cardamom oil). Dan selama ini
yang saya kerjakan dan yang jadi usaha selama ini baru minyak pala .

Metode Produksi (Pengambilan) Minyak Atsiri

A. DEFINISI MINYAK ATSIRI

Minyak Atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan
persenyawa padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya,
kelarutan dalam pelarut organik dan keluratan dalam air yang diperoleh dari
bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga.

B. METODE PRODUKSI (PENGAMBILAN) MINYAK ATSIRI

Berdasarkan sifat tersebut diatas, minyak atsiri dapat dibuat dengan


beberapa cara, yaitu penyulingan, ekstraksi dengan pelarut menguap
(solvent extraction), ekstraksi dengan lemak dingin (enfleurasi), ekstraksi
dengan lemak panas (maserasi) dan pengepresan (pressing). Secara umum
metode pengambilan minyak atsiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu cara mekanik dan cara fisika-kimia.

102
I. Cara Mekanik
Metode yang sering disebut expression ini merupakan cara cold pressing
tidak ada panas yang dibutuhkan pada cara ini. Prosesnya adalah
penekanan/pemerasan (squeezing). Bahan dasar yang bisa diambil
minyaknya dengan pengepresan secara mekanik biasanya berupa biji-
bijian atau kacang-kacangan maupun buah-buahan (citrus oil). Beberapa
buah yang mengandung citrus oil diantaranya bergamot, grapefruit, lemon,
lime, mandarin, orange, dan tangerine. Ada tiga cara yang berbeda untuk
memungut citrus oil :

1. Sponge, dulu dilakukan secara manual (dengan tangan). Daging buah


dipisahkan, kulit buah dan biji direndam dalam air panas. Setelah lebih
elastis kemudian sponge/busa ditempelkan pada kulit buah lalu
diperas/ditekan. Minyak atsiri yang keluar akan terserap oleh sponge.
Setelah jenuh, dikumpulkan dengan cara memeras sponge.

2. Equelle a piquer, cara ini lebih hemat tenaga daripada sponge. Metode ini
tidak lagi dilakukan dengan cara manual tapi dengan alat yang yang diputar
dan dilengkapi paku-paku pada pinggirnya untuk menusuk oil cells pada
kulit buah. Minyak atsiri dan pigmen dapat dikeluarkan dari kulit buah,
kemudian minyak atsirinya dapat dipisahkan.

3. Machine abrasion, hampir sama dengan cara b. Mesin dapat melepaskan


kulit buah dan memasukkannya ke dalam centrifuge dengan menambahkan
air. Pemisahan secara sentrifugal ini berjalan sangat cepat, tetapi karena
minyak atsiri bercampur dengan zat-zat lain, kemungkinan dapat terjadi
perubahan karena pengaruh enzim.

103
II.Cara Kimia-fisika

1. Distilasi (Penyulingan), ada beberapa jenis distilasi :

Prinsipnya penyulingan destilasi merupakan suatu proses pemisahan


komponen-komponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau
lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap atau berdasarkan perbedaan titik
didih komponen-komponen senyawa tersebut. Pada dasarnya terdapat dua
jenis penyulingan yaitu :

a. Hidrodestilasi adalah penyulingan suatu campuran yang berwujud


cairan yang tidak saling bercampur, hingga membentuk dua fasa atau
dua lapisan. Proses ini dilakukan dengan bantuan air maupun uap air.
Hidrodestilasi memiliki 3 jenis metode berdasarkan cara penanganan
bahan yang diproses yaitu : destilasi air, destilasi uap dan air serta
destilasi uap langsung.
b. Fraksinasi adalah penyulingan suatu cairan yang tercampur
sempurna hingga hanya membentuk satu lapisan. Proses ini dilakukan
tanpa menggunakan uap air. Fraksinasi memiliki 3 jenis metode yaitu
kohobasi, rektifikasi dan destilasi fraksinasi.

Pada proses pengambilan minyak atsiri dengan ekstraksi, bahan-bahan


minyak atsiri yang akan diambil minyaknya di tambahkan dengan bahan
atau zat pelarut (solvent) yang dapat mengikat minyak yang terdapat
dalam bahan atsiri. Zat solven yang bercampur dengan minyak atsiri
tersebut selanjutnya akan dipisahkan untuk diambil minyak
atsirinya.
Ekstraksi pelarut untuk memungut minyak atsiri, tidak hanya memakai
chemical solvent seperti hexan, tetapi juga dengan solven padat.
Ekstraksi pelarut terutama cocok untuk bahan-bahan dengan kandungan
minyak atsiri yang sangat rendah, juga untuk bahan yang bersifat

104
thermolabile. Dengan tipe proses seperti ini senyawa non volatil misalnya
waxe dan pigmen ikut terekstraksi.

a. Maserasi (Ekstraksi dengan lemak panas)

Bahan terutama bunga direndam dalam minyak panas untuk memecah sel-
sel yang mengandung minyak atsiri kemudian minyak panas akan menyerap
minyak atsiri. Minyak yang mengandung minyak atsiri dipisahkan dari
bahan dengan penyaringan atau dekanter.

b. Enfleurasi (Ekstraksi dengan lemak dingin)


Kaca dalam frame (disebut chassis) dilapisi dengan lemak binatang/
tumbuhan yang tidak berbau dan murni. Kemudian bunga segar yang baru
dipetik ditempelkan pada lemak lalu ditutup. Minyak atsiri akan terserap
oleh lemak, bunga diganti dengan yang segar lagi sampai lemak menjadi
jenuh dengan minyak atsiri. Setelah jenuh bunga diambil (defleurage).
Campuran lemak dan minyak atsiri ini disebut Pomade. Pamade dicuci
dengan alkohol hingga minyak atsiri larut dalam alkohol. Dengan cara
distilasi akan diperoleh minyak atsiri. Cara ini sangat mahal dan
memerlukan tenaga yang cukup banyak. Bahan yang diproses dengan cara
ini contohnya tuberose dan jasmine.

c.Solvent extraction (Pelarut mudah menguap)

Minyak atsiri dapat diekstraksi memakai hexan, metanol, etanol, petrloleum


eter, atau benzen. Benzen sekarang tidak dipakai lagi karena bersifat
carcinogenic (bisa menyebabkan kanker). Minyak atsiri yang diambil
dengan cara ini mempunyai aroma hampir sama denga aslinya. Minyak
atsiri banyak yang dipungut dengan cara ini, akan tetapi banyak yang tidak
mau memakainya untuk aroma terapi?? Karena ada sisa solvent pada produk

105
akhir minyak atsiri. Solven yang tertinggal 6 – 20%. Dengan memakai
hexan, solven yang tersisa hanya 10 ppm. Hasil akhir cara ini disebut
concrete. Concrete dapat dilarutkan dalam alkohol untuk memisahkan
solvennya. Bila alkohol diuapkan akan dihasilkan absolute. Absolute atau
concrete dapat dipakai untuk perfume tapi tidak untuk skin care. Contoh
tanaman yang diproses dengan cara ini adalah jasmine, hyacinth, narcissus,
tuberose.

d. Ekstraksi Hiperkritikal CO2

Cara ini relatif baru dan mahal, tetapi menghasilkan minyak atsiri dengan
kualitas yang baik. CO2 menjadi hypercritical pada 33oC dan tekanan 200
atm, pada kondisi ini tidak benar-benar gas atau cair. CO2 pada kondisi ini
merupakan solven terbaik karena suhunya rendah dan waktunya sangat
singkat/ instan. CO2 bersifat inert dan dengan menurunkan tekanan akan
segera dapat memisahkan minyak atsiri dari solvennya. Perlu alat yang
mahal, biaya investasi mahal.

106
V. PROSEDUR KERJA

 Bunga Kenanga dicuci dan dipotong kecil


 Selanjutnya, dimasukkan kedalam kertas, ditimbang
 Dimasukkan kedalam kertas timbal, dan selanjutnya ke dalam soklet
 Pelarut etanol di dalam labu leher dua
 Dilakukan proses ektraksi ( 1,5 jam)
 Dapat hasil ektraksi bewarna hijau
 Dilakukan distilasi campuran lebih dari 1 jam
 Didapat ekstrak minyak atsiri dari bunga kenanga
 Melakukan pengecekan dan analisis
 Didapat minyak atsiri dari bunga kenanga

107
VI. DATA PENGAMATAN

Percobaan Pengamatan
 Bunga Kenanga dibersihkan  Bunga kenanga yang
dan dipisahkan dari digunakan dalam kondisi
tangkainya, kemudian di kering dan baik. Bunga
potong kecil dan ditimbang kenanga yang dambil seberat
 Bunga kenanga yang telah 25,3 gram.
dipotong masuk kedalam  Fungsi kertas timbal yaitu
kertas timbal untuk tempat ekstrak
 Etanol dipipet dan  Etanol 96% kemurniannya
dimasukkan kedalam bahu dipakai sebagai pelarut
leher dua. Etanol yang  Ekstraksi dilakukan 9 kali
digunakan sebanyak 200 ml. dengan suhu 70-75 oC
 Alat dan bahan dipasang  Campuran yang didapat
dalam soxhklet dan di didinginkan sebentar dan
lakukan ekstraksi. dilakukan destilasi. Sehingga
 Campuran diambil dan di dapat destilat dan Minyak
dilakukan destilasi lebih 1 atsiri pada residu.
jam.  Didapat Minyak atsiri 10
 Minyak atsiri yang didapat di ml.
ukur dan dianalisa

108
VII. PERHITUNGAN

% minyak atsiri = berat produk / berat sampel ×100%

= 24,8 gram / 25,3 gram × 100%

= 98,02 %

VIII. ANALISA PERCOBAAN

Dari percobaan dapat dianalisa bahwa pada isolasi minyak atsiri


menggunakan Bunga kenanga. Bunga kenanga terlebih dahulu di hancurkan
atau dirajang lalu di taruh kedalam kertas timbal. Pada tahapan pertama,
dilakukan ekstraksi. Ektraksi yang di lakukan memakai soxklet. Pelarut
(etanol) dimasukan kedalam leher dua dan dilakukan Proses Ektraksi.
Soxklet digunakan bertujuan untuk memisahkan senyawa partikel dari
material padatnya. Pada hasil dari pengamatan dan perhitungan di dapat
minyak atsiri sebesar 24,53 atau 10 ml.

IX. KESIMPULAN

Pada percobaan ini didapat kesimpulan

 Bunga kenanga dapat menghasilkan minyak atsiri setelah melalui beberapa


proses

 % minyak atsiri yang didapat 98,02%

 Minyak atsiri merupakan minyak wangi khas dihasilkan dari tanaman atau
hewan

 Soxklet merupakan alat untuk memisahkan suatu senyawa dari material


padatnya

109
X. GAMBAR ALAT

110
ISOLASI MINYAK KEMIRI

I. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui proses ekstrasi suatu zat dari bahan yang
terdapat di alam.

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


a. Alat
 Alat ekstrasi soxlet
 Gelas porselin
 Gelas ukur 100 ml
 Hotplate
 Alat pengepres kemiri
b. Bahan
 Kemiri
 Potreleum eter atau alcohol
 Kertas saring
 Soxlet / kertas
 Kain pembungkus

III. DASAR TEORI


Minyak kemiri dapat dipisahkan dari ampas bijinya secara kimia
(ekstrasi disdilasi) dan secara fisika (pengepresan)
3.1 SECARA KIMIA
 Ekstrasi
Ekstrasi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat
maupun cair dengan batuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus
dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan
material lainnya.

111
- Ekstraksi padat – cair
Merupakan transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert
kedalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat
fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke
keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstrasi dari
bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut
dalam solvent pengekstrasi. Ekstrasi berkelanjutan diperlukan
apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering
juga digunakan pada padatan yang larut karena efektifitasnya.
 Distilasi
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan
kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap
(volalitas) bahan dalam penyulingan campuran zat di didihkan
sehingga menguap dan uap ini kemudian di dinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah
akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit
operasi kimia jenis perpindahan massa.
Disilasi juga bisa dikatakan sebagai proses pemisahan
komponen yang ditunjukan untuk memisahkan pelarut dan
komponen pelarutnya. Hasil distilasi disebut distilat dan sisanya
disebut residu. Proses distilasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
a. Distilasi bertingkat
Teknik atau proses pemisahan campuran berupa cairan yang
bertujuan untuk memproses lebih dari 1 jenis komponen
b. Distilasi fraksional
Teknik pemisahan campuran berupa cairan heterogen yang
bertujuan untuk memisahkan fraksi-fraksi / komponen-komponen
yang terdapat di dalam cairan tersebut
c. Distilasi vakum
Distilasi tanpa pemanasan dan berlangsung pada tekanan rendah.
Tekanan diturunkan sampai terjadi pendidihan.

112
3.2 SECARA FISIKA
Lakukan pengepresan pada kemiri
a. Komposisi Kimia Biji dan Minyak Kemiri
 Biji Kemiri
Setiap 100 gr daging biji kemiri mengandung 636 kal
- 19 gr protein
- 63 gr lemak
- 8 gr karbohidrat
- 80 mg kalsium
- 200 mg fosfor
- 2 mg besi
- 0,06 mg vitamin B
- 7 gr air
 Minyak Kemiri
Bagian buah (biji) mengandung minyak sebesar 55-65% dan
kadar minyak dalam tempurung sebesar 60%
 Komposisi Kimia Minyak Kemiri
Asam Lemak Jumlah %
- Asam lemak Jenuh
Asam Palmitat 55
Asam Stearat 6,7
- Asam Lemak Tak Jenuh
Asam Oleat 10,5
Asam Linoelat 48,5
Asam Linolenat 28,5

113
 Sifat Fisik dan Kimia
Karakteristik Nilai
- Bilangan Penyabunan 188 – 202
- Bilangan Asam 6,3 – 8
- Bilangan Iod 136 – 167
- Bilangan Thiocynogen 97 – 107
- Bilangan Hidroksil Tidak ada
- Bilangan Reichert Meissl 0,1 – 0,8
- Bilangan Polenske Tidak ada
- Indeks bias pada 25 C 1,473 – 1.479
- Komponen tidak 0,3 – 1 %
tersabunkan 0,924 – 0,929
- Bobot jenis pada 15 C

 Daya Guna Minyak dan Buah kemiri


- Sebagai bumbu masakan dalam jumlah yang relatife
kecil
- Sebagai bahan dasar cat dan pembuatan sabun
- Sebagai tinta ncetak dan pembuatan sabun
- Sebagai minyak rambut
- Sebagai bahan pembatik
- Sebagai penerangan

Minyak kemiri mempunyai sifat – sifat khusus, dimana


minyak ini mudah mongering bila dibiarkan diudara terbuka. Oleh
karena itu minyak kemiri dapat digunakan sebagai minyak
pengering dalam industry minyak dan varnish

114
IV. PROSEDUR
a. Secara Kimia
1. Timbang 50 gr kemiridiiris dan dihaluskan. Kemudian
dimasukkan dlam soxklet.
2. Siapkan alat ekstrasi soxlet dan kemiri yang telah dibungkus
lalu masukkan kedalam alat ekstraktor
3. Pada labu leher dua dimasukkan alcohol sebanyak 200 ml (atau
½ - 2/3 dari volume labu) dan lakukakan ekstrasi selama 3 jam
4. Ekstrak yang diperoleh kemudian didestilasi, tamping destilat
yang terbentuk
5. Residu dikeringkan dalam oven, kemudian dikeringkan pula
dalam desikator yang telah diisi kalium klorida anhidrad
6. Tenyukan kandungan lemak yang terbentuk
7. Lakukan analisa beberapa sifat fisika – kimia minyak (lihat
prosedur umum analisa sifat fisika dan kimia minyak pada
bagian akhir modul praktikum ini)

b. Secara fisika: pengepresan


1. Timbang 50 gr kemiri, diiris dan dihaluskan
2. Masukkan kemiri sedikit demi sedikit ke dalam kain
pembungkus
3. Letakkan kain pembungkus yang berii kemiri ke dalam alat
pengepres biji-bijian
4. Lakukan pengepresan biji kemiri sedikit demi sedikit
5. Minyak yang terkumpul disaringi
6. Lakukan analisa minyak. Prosedur analisa disajikan pada bab
akhir dari modul ini

115
V. DATA PENGAMATAN
a. S
No e Perlakuan Pengamatan

1. Menimbang 29 gr kemiri dan Kemiri berbentuk serbuk kasar


c
menghalu- yang bewarna putih kekuningan
a
Skannya
2.
r
Memasukkan kemiri ke dalam Kemiri harus halus sehingga dapat
a
kertas soxklet terjadi penyaringan
3 Memasukkan kemiri ke dalam Etanol mendidih pada 70°C – 80°C
tabung
k alat ekstrasi yang dirangkai kemudian terjadi sirkulasi antara
dengan pendingin mengukur suhu etanol dan minyak kemiri
i
etanol
m
4 Mengekstrasi menggunakan pelarut Warna awal etanol bening, berubah
i
etanol selama 2 jam menjadi kekuningan
5 a
Proses destilasi untuk pemisahan. Mendidih pada suhu 70°C – 80°C
Hasil dimasukan dalam labu leher setetes demi setetes etanol mulai
dua di rangkai, lalu dipanaskan, menetes pada gelas kimia.
dan mengukur suhunya

116
VI. PERHITUNGAN

Diketahui :
- Berat Botol Pereaksi (a) = 237,28 gr
- Berat Botol Pereaksi + Produk (b) = 245,34 gr
- Berat Minyak Kemiri =b–a
= (245,34 – 237,28) gr
= 8,06 gr
- Kadar Minyak Kemiri dalam 29 gr sampel
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑀𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑚𝑖𝑟𝑖
- % Kadar = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
8,06 𝑔𝑟
= x 100 %
29 𝑔𝑟

= 27,7931 %

117
VIII. ANALISA DATA
Dari percobaan isolasi minyak kemiri yang telah dilakukan dapat
dianalisa bahwa minyak kemiri dapat diperoleh dengan cara mengekstraksi
biji kemiri yang telah dihaluskan dengan metode ekstraksi soxhlet. Lalu
setelah di ekstraksi, dilanjutkan dengan proses destilasi untuk memisahkan
minyak kemiri yang terdapat di dalam pelarut.
Biji kemiri yang akan di ekstrak harus digerus dulu sampai halus,
karena untuk mempermudah minyak nabati yang ada di dalam biji kemiri
terekstrak oleh pelarut yang diguanakan. Ini berhubungan dengan ukuran
partikel yang semakin kecil sehingga memperluas bidang sentuh agar lebih
mudah terekstrak. Pelarut yang digunakan yaitu etanol. Etanol digunakan
sebagai pelarut karena memiliki tingkat kepolaran yang realtif sama dengan
minyak yang akan di ekstrak yaitu sama-sama merupakan senyawa non polar.
Adapun syarat pelarut yang digunakan yaitu ; Beda polaritas antara solvent
dan solute kecil, Titik didih rendah (minyak akan rusak pada suhu tinggi),
Mudah menguap, Tidak berbahaya, tidak beracun, tidak mudah
meledak/terbakar, Inert dan Tidak bereaksi dengan solute.
Selanjutnya dilakukan proses ekstrasi. Pada saat proses ekstraksi
akan mengalami proses sirkulasi selama 4 kali. Semakin banyak jumlah
sirkulasi maka akan memiliki peluang yang lebih besar untuk memperoleh
minyak yang lebih banyak. Dimana ekstraksi dapat terhenti, apabila : Cairan
yang tersirkulasi sudah tidak berwarna lagi (bagi suatu bahan yang
disekstraksi mula – mula memberikan cairan yang berwarna), Cairan yang
tidak memberikan rasa yang sesuai denga rasa substransi yang diekstraksi,
Memberikan reaksi yang negatif bila dilakukan reaksi identifikasi.
Kemudian metode ekstraksi ini memiliki keuntungan dan kerugian.
Dimana keuntungannya yaitu; Menggunakan penyaring yang sedikit sebab
penyaring itu juga yang akan digunakan kembali untuk mengulang
percobaan Dan Uap panas tidak melalui simplisia, tetapi melalui pipa
samping.Sedangkan kerugiannya yaitu : Tidak dapat menggunakan bahan
yang mempunyai tekstur yang keras dan Pengerjaannya rumit dan agak lama.

118
IX. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan, bahwa :

1. Minyak kemiri dapat dihasilkan dari proses ekstraksi dan destilasi.


2. Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun
cair dengan bantuan pelarut.
3. Kadar minyak kemiri yang didapatkan 27,7931 %
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi, yaitu:
- Tipe persiapan sampel
- Waktu ekstraksi
- Tipe dan kuantitas pelarut
- Suhu pelarut

119
DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet Satuan Proses.’Penuntun Praktikum Isolasi minyak

kemiri’.Politeknik Negeri Sriwijaya . Palembang.

120
GAMBAR ALAT

Gelas Kimia Labu Leher Dua Pipet Tetes

Pipet Ukur Distilation Set


Bola Karet

121
KRISTALISASI DAN SUBLIMASI

I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan praktikum ini Mahasiswa diharapkan mampu:
1. Melakukan proses pengkristalisasian dengan menggunakan asam
benzoate dengan baik dan benar.
2. Melakukan proses penyublimasi dengan menggunakan kamfer.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan rosess kristalisasi dan
sublimasi yang terjadi pada kehidupan sehari-hari

II. ALAT DAN BAHAN


2.1 Alat yang digunakan
- Gelas kimia 250 ml 1 buah
- Gelas ukur 100 ml 1 buah
- Spatula 1 buah
- Kertas timbang 1 buah
- Corong Buchner 1 buah
- Neraca analitik 1 buah
- Hot plate 1 buah
- Pengaduk 1 buah
- Kertas saring 2 buah
- Cawan 1 buah

2.2 BAHAN YANG DIGUNAKAN


- Asam Benzoat 5 gr
- Kapur Barus ( kamfer) 1 buah
- Aquadest secukupnya

122
III. DASAR TEORI
Kristalisasi
Rekristalisasi adalah suatu metode untuk pemurnian senyawaan padatan
yang dihasilkan dari reaksi-reaksi organic. Kristalisasi adalah proses
pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan yang bertujuan untuk
memurnikan suatu zat. Pemisahan dengan teknik Kristalisasi didasari atas
pelepasan pelarut dari zat terlarutnya.
Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat cair yang sangat
penting dalam industry, karena dapat menghasilkan kemurnian produk
mencapai 100 %. Contoh proses kristalisasi yaitu pada proses pengkristalan
garam dan gula.
Metode rekristalisasi melibatkan 5 tahapan :
1. Pemilihan pelarut
Pelarut yang terbaik adalah pelarut dimana senyawa yang
dimurnikan hanya larut sedikit pada suhu kamar tetapi sangat larut pada
suhu yang lenih tinggi, misalnya pada titik didih pelarut itu.
Pelarut itu harus melarutkan secara mudah pengotor-pengotor dan
harus mudah menguap, sehingga dapat dipisahkan secara mudah dari
materi yang dimurnikan. Titik didih pelarut harus lebih rendah dari titik
leleh padatab untuk mencegah pembentukan minyak. Pelarut tidak
boleh bereaksi denagn zat yang akan dimurnikan dan harus murah
harganya.
2. Kelarutan senyawa padat dalam pelarut panas
Padatan yang akan dimurnikan dilarutkan dalam sejumlah
minimum pelarut panas dalam labu Erlenmeyer. Pada titik didihnya,
sedikit pelarut ditambahkan sampai terlihat bahwa tidak ada tambahan
materi yang larut lagi. Hindari penambahan berlebih.
3. Penyaringan larutan
Larutan jenuh masih panas kemudian disaring melalui kertas saring
yang ditempatkan dalam suatu corong saring.

123
4. Kristalisasi
Filtrate panas kemudian dibiarkan dingin dalam gelas kimia. Zat
padat murni memisahkan sebagai Kristal. Kristalisasi sempurna jika
Kristal yang terbentuk banyak. Jika kristalisasi tidak terbentuk selama
pendinginan filtrate dalam waktu cukup lama maka larutan harus dibuat
lewat jenuh.

5. Pemisahan dan pengeringan Kristal


Kristal dipisahkan dari larutan induk dengan penyaringan.
Penyaringan umumnya dilakukan di bawah tekanan menggunakan
corong Buchner. Bila larutan induk sudah keluar, Kristal dicuci dengan
pelarut dongin murni untuk menghilangkan kotoran yang menempel.
Kristal kemudian dikeringkan dengan menekan kertas saring atau di
salam oven, desikator vakum atau piston pengeringan.

Asam Benzoat

Nama

Nama IUPAC

Asam benzoat

Nama lain

Asam benzenakarboksilat,
Karboksibenzena,
E210, Asam drasiklik

124
Sifat

Rumus kimia C6H5COOH

Massa molar 122,12 g/mol

Penampilan Padatan kristal tak


berwarna

Densitas 1,32 g/cm3, padat

Titik lebur 122,4 °C (395 K)

Titik didih 249 °C (522 K)

Kelarutan dalam air Terlarutkan (air panas)


3,4 g/l (25 °C)

Kelarutan dalam THF, etanol, metanol THF 3,37 M, etanol


2,52 M, metanol 2,82
M [1]

Keasaman (pKa) 4,21

Struktur

Struktur kristal Monoklinik

Bentuk molekul planar

Momen dipol 1,72 D dalam Dioksana

125
Bahaya

Bahaya utama Menyebabkan iritasi

Titik nyala 121 °C (394 K)

Sublimasi
Jika jumlah Kristal sedikit stabil terhadap panas maka proses pemurnian
dapat dilakukan dengan cara sublimasi. Sublimasi adalah suatu proses dimana
zat-zat tertentu bila dipanaskan secara langsung berubah dari bentuk padat
menjadi uap tanpa meleleh. Uap tersebut bila didinginkan akan kembali
menjadi zat padat.
Dengan sublimasi dapat dipisahkan padatan volatile dari non volatile,
contohnya kamfer, asam benzoate dan lain-lain. Sublimasi dapat dilakukan
dengan menggunakan alat Mallory Sublimator atau juga bisa menggunakan
alat sederhana.
Kapur barus dapat diproduksi dari alfa-pinene , yang berlimpah dalam
minyak pohon konifer dan dapat disuling dari terpentin diproduksi sebagai
produk samping dari pulping kimia. Dengan asam asetat sebagai pelarut dan
dengan katalisis oleh asam kuat, alfa-pinene mudah menata kembali ke
camphene, yang pada gilirannya mengalami Wagner-Meerwein penataan ke
dalam kation isobornyl, yang ditangkap oleh asetat untuk memberikan asetat
isobornyl. Hidrolisis ke isoborneol diikuti oleh oksidasi memberikan kamper.

Naftalen juga dikenal sebagai nafthalin, tar kapur, tar putih, albokarbon,
atau nafthene. Sifat fisik naftalen : rumus kimia C10H8, massa molar 128.17
g/mol, density 1.14 gcm-3, tidak dapat larut dalam air, alkohol, larut dalam
eter dan benzen, titik cair 80.5 °C, titik didih 128,17 gmol-1, Berwarna
putih kristal dan memiliki bau yang kuat.

126
Naftalen mudah menguap dan mudah terbakar. Naftalen merupakan
hidrokarbon padat berwarna putih, yang diperoleh dari penyulingan fraksional
batu bara. Sebagian besar naftalen yang diproduksi digunakan sebagai bahan
baku pembuatan resin alkil untuk pembuatan plastik. Sebagian kecil untuk zat
warna dan bahan kimia lain. Penggunaan langsung adalah sebagai pengusir
ngengat (Anonim,2011).

127
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
4.1 Kristalisasi Asam Benzoat
1. Memasukkan asam benzoate 5 gr kedalam gelas kimia 100 ml
yang telah dihaluskan.
2. Menambahkan air panas sedikit demi sedikit sehingga asam
benzoate larut (tepat larut).
3. Menyaring asam benzoate dengan menggunakan penyaring
vakum.
4. Membiarkan filtrate pada suhu kamar.
5. Menyaring kristal yang terbentuk dengan menggunakan corong
dan kertas saring.
6. Menimbang Kristal yang diperoleh.

4.2 Sublimasi Kamfer


1. Menyimpan Kristal kamfer (kapur barus) di dalam cawan
penguap.
2. Menyiapkan corong dimana dibagian ujungnya disumbat dengan
glass wool.
3. Menutup cawan dengan kertas saring, meletakkan corong pada
posisi terbalik.
4. Memanaskan Kristal diatas penangas pasir, sublimat akan
menempel di bagian pinggir corong.

V. GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)

128
VI. DATA PENGAMATAN
6.1. Kristalisasi Asam Benzoat
No. Perlakuan Pengamatan

Membutuhkan waktu yang lama


untuk melarutkan asam benzoat,
1. 5 gr asam benzoate + air panas
membentuk gumpalan (serbuk)
putih kecil-kecil didalam larutan

Menyaring larutan no.1 dengan Cake berwarna putih dan


2.
kertas saring dan corong filtratnya berwarna bening

Di dalam larutan terdapat kristal-


Membiarkan filtrate pada suhu
3. kristal bening yang berbentuk
kamar
jaring-jaring

4. Menyaring kristal yang di dapat Kristal berrbentuk padatan putoh

5. Menimbang kristal yang didapat Di peroleh kristal 1,47 gram

6.2 Sublimasi Kamfer

No. Perlakuan Pengamatan


Cawan yang telah berisi sampel
Terbentuk kristal –kristal yang
ditutup dengan kertas saring dan
membentuk jaring-jaring
1. corong yang bagian bawahnya
berwarna putih yang menempel
ditutup dengan aluminium foil,
pada bagian dalam corong
dipanaskan 1 jam
Didapatkan kristal sebanyak 0,69
2. Menimbang kristal
gr

129
VII. DATA PENGAMATAN
7.1 . Kristalisasi Asam Benzoat
Diketahui :
- Berat cawan kosong + kertas saring = 51,68 gr (a)
- Berat cawan kosong + kertas saring + kristal = 53,15 gr (b)

Berat kristal =b–a


= (53,15 – 51,68) gr
= 1,47 gr

7.2 . Sublimasi Kapur Barus


Diketahui :
- Berat cawan kosong = 34,23 gr (a)
- Berat cawan kosong + kristal = 34,92 gr (b)

Berat kristal =b–a


= (34,23 – 34,92) gr
= 0,69 gr

130
VIII. ANALISA PERCOBAAN

Setelah melakukan percobaan sublimasi dan kristalisasi ini maka


dapat dianalisa bahwa pada proses kristalisasi asam benzoat dengan
menggunakan pelarut berupa air. Proses kristalisasi ini dilakukan agar
diperoleh padatan asam benzoat yang murni. Pada prosesnya larutan asam
benzoat dibuat lewat jenuh agar kristal dapat terbentuk. Yang dimaksud
dengan larutan kelewat jenuh adalah kondisi dimana pelarut (solvent)
mengandung zat telarut (solute) melebihi kemampuan pelarut tersebut
untuk melarutkan solute pada suhu tetap. Selain itu juga syarat
terbentuknya kristal pada suatu larutan adalah larutan tersebut
dikondisikan pada suhu rendah atau dalam keadaan dingin. Pada
percobaan ini kristal dapat terbentuk pada suhu kamar. Kristal yang
terbentuk pada percobaan ini berwarna agak putih mengkilat. Dari 5 gram
bahan yang digunakan, kristal yang diperoleh hanya 1,47 gram. Kristal
yang diperoleh sedkit, hal ini disebabkan karena ketika pemisahan awal
masih banyak padatan yang tidak larut sehingga harus disisihkan dari
larutan yang akan dikristalkan.
Selain kristalisasi, pda percobaan ini juga dilakukan roses
sublimasi. Dimana sublimasi merupakan suatu proses perubahan fase dari
fase padatan menjadi gas atau bisa juga sebaliknya. Zat yang digunakan
pada percobaan ini adalah kamfer. Ketika dipanaskan pada penangas pasir,
kamfer pada cawan tersebut menguap, pengamatan mengenai
penguapannya dapat diamati dari corong yang diletakkan pada bagian atas
cawan, dimana pada dinding-dinding cawan terdapat padatan putih.
Setelah dilakukan penimbangan diperoleh juga hasil penyubliman
sebanyak 0,69 gram sedangkan total naftalen yang digunknan adalah 5
gram. Hal ini berarti tidak semua uap naftalen menjadi padat kembali, ada
sebagian yang langsung menguap ke udara.

131
IX. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Proses kristalisasi dan sublimasi merupakan salah satu proses


pemurnian dengan ketelitianmencapai 100%
2. Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan
larutan yang bertujuan untuk memurnikan suatu zat.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kristalisasi :

- Jenis pelarut

- Kondisi bahan baku, kemurnian dan sejumlah impuritis

- Metode yang digunakan

- Kondisi lingkungan
4. Sublimasi adalah proses perubahan fase dari fase padatan mejadi gas.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sublimasi :

- Jenis bahan baku dan jumlah impuritis

- Kondisi lingkungan

- Metode yang digunakan

- Banyaknya bahan baku


6. Dari percobaan yang dilakukan didapatka berat kristal asam benzoat
sebesar 1,47 gr
7. Berat kristal kapur barus yang didapat 0,69 gr.

132
GAMBAR ALAT

Gelas Kimia Labu Takar

Neraca Analitik Hot Plate

133
Spatula Cawan Penguap

134
DAFTAR PUSTAKA

Banagung, Muhammad. 2016. Kristalasasi dan Sublimasi.


(https://www.scribd.com/doc/108440601/Laporan-Kristalisasi-Dan-
Sublimasi), (Online).

Tim Penyusun. 2018. Penuntun Praktikum Satuan Operasi II. Kritalisasi dan
Sublimasi. Teknik Kimia. Palembang

135

Anda mungkin juga menyukai