Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan
tetap ini sebagai tugas kuliah Satuan Proses II sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti ujian akhir semester.
Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal
mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak akan luput dari kesalahan
dan kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang
agar lebih baik dari sebelumnya.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing atas
bimbingan,dorongan, dan ilmu yang telah diberikan kepada kami sehingga kami
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini sebagai tugas akhir semester
mata kuliah kimia fisik tepat pada waktunya dan insyaAllah sesuai dengan yang
diharapkan. Kami mengucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan dari semua
pihak yang terkait dalam penyusunan laporan ini.
Pada dasarnya laporan tetap kami sajikan khusus untuk membahas tentang
praktikum Satuan Proses II. Mudah-mudahan laporan tetap ini bisa memberikan
pengetahuan yang mendalam tentang praktik Satuan Proses II kepada kita semua.
Laporan tetap ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman untuk memperbaiki
laporan kami selanjutnya. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terimakasih.
Tim Penyusun
2
PEMBUATAN AMYL ASETAT
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan almyl asetat dari
reaksi antara alcohol primer dengan asam karboksilat.
3
III. DASAR TEORI
Ester adalah senyawa yang luas tersebar di alam. Strukturnya
secara umum:OR-C-OR Ester dalam bentuk yang sederhana cenderung
menghasilkan bau wangi(seperti buah-buahan). Dalam beberapa kasus,
karakterisasi rasa dan bau (wewangian) dari bunga dan buah terdapat
senyawa dengan gugus fungsional ester. Kualitasorganoleptis (bau dan
aroma) dari buah dan bunga jarang ditemukan dalam singleester, tetapi
dalam campuran kompleks dimana single ester lebih dominan. Ester sering
digunakan sebagai aditif untuk meningkatkan bau dan rasa baik pada
minuman maupun makanan. Misalnyarasa/bau yang tidak terjadi secara
alami adalah juicy fruit yaitu iso pentenil asetat.Instan agar-agar (pudding)
dengan bau rum yang tercium seperti alkoholis.Sebenarnya bau tersebut
diduplikatkan oleh penambahan campuran, dengankomponen lain,
diantaranya adalah etil fomat dan isobutyl proionate. Bau dan rasaalami
secara nyata tidak dapat diduplikatkan, karena pasti berbeda.Sifat-sifat
ester adalah:Ester suku rendah (dengan jumlah atom C sedikit) merupakan
senyawa yangmudah menguap dan memberikan bau yang sedap (harum),
semakin banyak atomkarbonnya, semakin tinggi titik didihnya ester suku
tinggi sukar larut dalam air, tetapimudah larut dalam ester. Beberapa ester
yang penting dan kegunaannya adalah: ester sebagai zat cita rasa (zat
pemberi aroma).
Beberapa ester dari asam karboksilat suku rendah umumnya diberi
aromasedap (harum). Oleh karena itu, umumnya ester digunakan sebagai
zat tambahan(aditif) pada makanan/minuman yang akan memberi aroma
tertentu pada makanan.Ester-ester tersebut umumnya akan memberi aroma
buah, misalnya: etil butiratmemberi aroma nanas, oktil asetat aroma jeruk
amil asetat aroma pisang, amil valerataroma apel.
Sifat dan Kegunaan Ester
Ester dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam atau basa.
Hidrolisis ester disebut juga reaksi penyabunan. Hidrolisis ester tiada lain
adalah mengubah ester menjadi alkohol dan garam yang berasal dari
4
turunannya. Misalnya, hidrolisis etil asetat. Proses hidrolisis berlangsung
sempurna jika dididihkan dengan pelarut basa, seperti NaOH. Reaksi
penyabunan bukan merupakan reaksi kesetimbangan sebagaimana pada
esterifikasi sebab pada akhir reaksi, ion alkoksida mengikat proton dari
asam karboksilat dan terbentuk alkohol yang tidak membentuk
kesetimbangan.
5
kecenderungan bersifat racun. hal ini dapat terjadi apabila penggunaannya
telah melebihi batas yang telah ditentukan. Karena meskipun senyawa ini
dapat memberikan citra rasa, senyawa ini juga berfungsi sebagai pelarut
damar dan lak.
Pembuatan amil asetat biasanya melalui proses esterifikasi. Pembuatan
ester dariasam organik.
Kegunaan Produk
6
4. Sebagai penyamaan kulit, tekstil (sebagai obat sablon tekstil)
5. Sebagai campuran obat-obatan oleh perusahaan-perusahaan farmasi
A. Bahan Baku
1. Asam Asetat
Sifat fisik:
Rumus Kimia : CH3COOH
Kadar : 99,8%
Bentuk : cairan tidak berwarna
Berat molekul : 60 kg/kmol
Titik didih : 117,87oC
Titik lebur : 16,6oC
Densitas (25oC) : 1,049 kg/L
Sifat Kimia:
7
2. Amil Alkohol
Sifat fisik :
Sifat Kimia :
8
Sifat Kimia
9
IV. PROSEDUR KERJA
1. Masukan 20 ml amyl alkohol dalam sebuah labu leher dua yang
berukuran 500 ml, kemudian tambahkan sediltit demi sedikit asam
sulfat pekat sebanyak 14 rnl.
2. Seteah itu tambahkan pula asam cuka glasial sebanyak 60 rnl.
3. Siapkan peralatan destilasi, dan lakukan proses destilasi pada suhu
135 160°C selama 3 jam.
4. Tampung destilat dalam erlenmeyer, dan masukan dalam corong
pemisah.
5. Tambahkan 60 ml aquadest kedalam pemisah dan kocok. Setelah itu
didiamkan beberapa menit maka akan terdapat dua lapisan.
6. Lapisan bagian dibawah dikeluarkan dan ditampung, lapisan bagian
atas merupakan senyawa ester biarkan dalam corong
7. Pada lapisan ester tambahkan 50 ml air dan 14 ml Natrium bikarbonat
kemudian kocok. Setelah itu didiamkan beberapa menit, terdapat dua
lapisan larutan.
8. Pisahkan lapisan bagian bawah dan ditampung, pada bagian atas
ditambahkan 4 g kristal Magnesium Sulfat, kemudian kocok.
9. Saring larutan, dapatkan cairan tak benwana yang berbau sedap
(aroma pisang)
10. Timbang destilat dan tentukan massanya.
10
V. DATA PENGAMATAN
No. Perlakuan Pengamatan
1. 10 ml amyl alkohol + 7 ml Terbentuk larutan yang homogen
asam sulfat + 30 ml asam asetat berwarna bening agak kecoklatan
glasial dimasukkan kedalam dan terjadi reaksi eksotermis
labu leher dua.
2. Melakukan destilasi selama 1,5 Lalu terpisah antara residu dan
jam pada suhu 120̊C-130̊C. destilat. Dimana destilatnya
adalah air dan residunya adalah
amyl asetat.
3. Menambahkan 30 ml air dalam Lalu dilakukan proses pemisahan
larutan pada decanter dan terbentuk dua lapisan. Dimana
lapisan bawah akan ditampung
dan lapisan atas akan diberi
perlakuan selanjutnya.
4. Menambahkan 50 ml air dan 7 Setelah beberapa saat terbentuk 2
ml larutan Na2CO3 dan lapisan . lapisan bawah ditampung
dikocok. di dalam gelas kimia.
5. Menambahkan 4 gram MgSO4 Setelah ditambahkan MgSO4lalu
kedalam larutan. terbentuk larutan yang jernih
dengan bau seperti aroma pisang.
11
VII. DATA PERHITUNGAN
- Volume = 10 ml
- gr = ρ. v
= 0,8144 gr/ml x 10 ml
= 8,144 gr
Mr = 88 gr/ml
8,144 𝑔𝑟
n = 88 9𝑟/𝑚𝑜𝑙
= 0,0925 mol
- Volume = 30 ml
- gr = ρ. v
= 1,049 gr/ml x 30 ml
= 31,47 gr
Mr = 60 gr/ml
31,47𝑔𝑟
n = 60 9𝑟/𝑚𝑜𝑙
= 0,5245 mol
12
7.3. H2SO4
- Volume = 7 ml
- gr = ρ. v
= 1,89 gr/ml x 7 ml
= 13,23 gr
Mr = 98 gr/ml
13,23 𝑔𝑟
n = 98 9𝑟/𝑚𝑜𝑙
= 0,135 mol
Reaksi
m : 0,5245 0,9225 - -
gr C H3COOH = mol x BM
= 0,423 x 60 gr/mol
= 25,92 gr
gr C7H11O2 = mol x BM
= 12, 0425 gr
13
Tabel neraca massa teori :
36,94 𝑔𝑟
= 𝑔𝑟
130,19
𝑚𝑙
= 0, 2837 ml
Reaksi
m : 0,5245 0,0925 - -
14
Tabel neraca massa praktek
𝑚𝑜𝑙 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% konversi = 𝑚𝑜𝑙 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛 x 100 %
0,2837
= 0,0935x 100 %
= 32 %
𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘−𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
% yield = x 100 %
𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
36,94−12,0425
= x 100 %
36,94
= 67,39 %
15
VIII. ANALISA PERCOBAAN
16
IX. KESIMPULAN
Dari percobaandapatdisimpulkanbahwa:
1. Amil asetat merupakan salah satu ester yang melalui proses
esterifikasi dan proses destilasi
2. Amilasetatdapat dibuat dengan mereaksikan amyl alkohol dan asam
asetat dengan asam sulfat sebagai katalisnya.
3. Amilasetatberbentuk cairan berwarna bening dan beraroma pisang.
4. Dari data perhitungan di dapatkan data
5. % yield yaitu 67,39 %
6. % konversiyaitu 36 %
7. Produk yang dihasilkan 36,94 gram
17
DAFTAR PUSTAKA
18
GAMBAR ALAT
19
CORONG KACA PERALATAN DESTILASI
20
PEMBUATAN SENYAWA ALKANA
I. TUJUAN
- Mengetahui cara pembuatan sentawa hidrokarbon alifatis jenuh (Alkana).
- Mengetahui sifat-sifat dari bahan yang digunakan.
- Menuliskan reaksi dan mekanismenya.
21
Alkana disebut juga golongan paraffin: afinitas kecil(=sedikit gaya
gabung). Alkana mempunyai berbagai wujud berdasarkan jumlah atom
karbon yang ada dalam molekulnya :
1. C1 – C4 : pada t dan p normal adalah gas
2. C4 – C17 : pada t dan p normal adalah cair
3. > C18 : pada t dan p normal adalah padat
Sifat-Sifat Fisik
1. Titik Didih
a. Fakta-Fakta
b. Penjelasan-Penjelasan
Perbedaan keelektronegatifan antara karbon dan hidrogen tidak terlalu
besar, sehingga terdapat polaritas ikatan yang sangat tinggi. Molekul-
22
molekul sendiri memiliki polaritas yang sangat kecil. Bahkan sebuah
molekul yang simetris penuh seperti metana tidak polar sama sekali.
Ini berarti bahwa satu-satunya gaya tarik antara satu molekul dengan
molekul tetangganya adalah gaya dispersi Van der Waals. Gaya ini sangat
kecil untuk sebuah molekul seperti metana, tapi akan meningkat apabila
molekul bertambah lebih besar. Itulah sebabnya mengapa titik didih alkana
semakin meningkat seiring dengan bertambahnya ukuran molekul.
Semakin bercabang rantai suatu isomer, maka titik didihnya akan
cenderung semakin rendah. Gaya dispersi Van der Waals lebih kecil untuk
molekul-molekul yang berantai lebih pendek, dan hanya berpengaruh pada
jarak yang sangat dekat antara satu molekul dengan molekul tetangganya.
Molekul dengan banyak cabang tapi berantai pendek lebih sulit
berdberdekatan satu sama lain dibanding molekul yang sebagai contoh,
titik didih tiga isomer dari C5H12.
Titik didih yang sedikit lebih tinggi untuk sikloalkana kemungkinan
diakibatkan karena molekul-molekul bisa saling mendekati akibat struktur
cincin yang membuatnya lebih rapi dan kurang "mengerut".
2. Kelarutan
a. Fakta-fakta
Kelarutan alkana tidak berbeda dengan kelarutan sikloalkana. Alkana
hampir tidak dapat larut dalam air, tapi larut dalam pelarut organik.
Alkana dalam bentuk cair merupakan pelarut yang baik untuk berbagai
senyawa kovalen yang lain.
b. Penjelasan-penjelasan
1) Kelarutan dalam air
Apabila sebuah zat molekular larut dalam air, maka terjadi hal-hal berikut:
- gaya tarik antar-molekul dalam zat menjadi hilang. Untuk alkana, gaya
tarik tersebut adalah gaya dispersi Van der Waals.
23
- gaya tarik antar-molekul dalam air menjadi hilang sehingga zat bisa
bercampur dengan molekul-molekul air.Dalam air, gaya tarik antar-
molekul yang utama adalah ikatan hidrogen.
PEMBUATAN ALKANA :
1. Secara Komersil
Pemecahan (cracking)
Pemecahan (cracking) adalah istilah yang digunakan untuk
menguraikan molekul-molekul hidrokarbon yang besar menjadi
24
molekulmolekul yang lebih kecil dan lebih bermanfaat. Penguraian ini
dicapai dengan menggunakan tekanan dan suhu tinggi tanpa sebuah katalis,
atau suhu dan tekanan yang lebih rendah dengan sebuah katalis. Sumber
molekul-molekul hidrokarbon yang besar biasanya adalah fraksi nafta atau
fraksi minyak gas dari penyulingan minyak mentah (petroleum) menjadi
beberapa fraksi. Fraksi-fraksi ini diperoleh dari proses penyulingan dalam
bentuk cair, tetapi diuapkan ulang kembali sebelum dipecah. Tidak ada
reaksi unik yang terjadi pada proses pemecahan. Molekulmolekul
hidrokarbon dipecah secara acak menghasilkan campuran campuran
hidrokarbon yang lebih kecil, beberapa diantaranya memiliki ikatan
rangkap karbon-karbon. Sebagai contoh, salah satu reaksi yang mungkin
terjadi untuk hidrokarbon C15H32 adalah:
Atau reaksi yang lebih rinci, yang menunjukkan secara lebih jelas apa
yang terjadi pada berbagai atom dan ikatan, dapat dilihat pada gambar
berikut:
25
untuk menguraikan hidrokarbon-hidrokarbon yang besar menjadi
hidrokarbon yang lebih kecil.
2. Secara Laboratorium
a. Hidrogenasi senyawa Alkena dan Alkuna
b. Reduksi Alkil Halida
c. Reduksi metal dan asam
d. Sintesa Dumas
Garam Na-Karboksilat jika dipanaskan bersama-sama dengan NaOH,
maka akan terbentuk alkana
CH3-COONa + NaOH → CH4 + Na2CO3
Na-asetat metana
CH3CH2CH2-COONa + Na → CH3CH2CH3 + Na2CO3
Na-butirat Pronana
e. Reaksi Wurtz
Suatu reaksi pembuatan parafin hidrokarbon (alkana) dengan
mengrefluks alkil halida (haloalkana) dengan logam natrium dalam eter
kering. Pereduksi selain alkalimetal dapat digunakan Mg, Ni(CO)4, dan t-
BuLi.
26
Reaksi pada alkana
1. Pembakaran
Pembakaran sempurna alkana menghasilkan gas CO2 dan H2O (uap
air), sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO dan uap
air, atau jelaga (partikel karbon).
2.Substitusi atau pergantian
Atom H dari alkana dapat digantikan oleh atom lain, khususnya
golongan halogen. Penggantian atom H oleh atom atau gugus lain disebut
reaksi substitusi.Salah satu reaksi substitusi terpenting dari alkana adalah
halogenasi yaitu penggantian atom H alkana dengan atom halogen,
khususnya klorin (klorinasi).Klorinasi dapat terjadi jika alkana direaksikan
dengan klorin.
27
3. Pentana, Heksana, Heptana : sebagai pelarut pada sintesis Fraksi
tertentu dari Destilasi langsung Minyak Bumi/mentah TD (oC)
Sisa destilasi :
1. Minyak mudah menguap, minyak pelumas, lilin dan vaselin
2. Bahan yang tidak mudah menguap, aspal dan kokas dari minyak
bumi
Sikloalkana
Sikloalkana juga hanya mengandung ikatan C-H dan ikatan tunggal C-
C, hanya saja atom atom karbon tergabung dalam sebuah cincin.
Sikloalkana yang paling kecil adalah siklopropana.
Jika anda menghitung jumah karbon dan hidrogen pada gambar di atas,
anda akan melihat bahwa jumlah atom C dan H tidak lagi memenuhi
rumus umum CnH2n+2. Dengan tergabungnya atom-atom karbon dalam
sebuah cincin, ada dua atom hidrogen yang hilang. Dua atom hidrogen
yang hilang memang tidak diperlukan lagi, sebab rumus umum untuk
sebuah sikloalkana adalah CnH2n. Jangan anda berpikir bahwa molekul-
molekul yang terbentuk dari rumus ini adalah molekul-molekul biasa.
28
Semua sikloalkana mulai dari siklopentana keatas terdapat sebagai "cincin
yang berkerut".
Sikloheksana misalnya, memiliki sebuah struktur cincin yang terlihat
seperti di bawah ini:
29
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
a. percobaan pertama
- menyiapkan alat dan bahan
- menumbuk halus NaOH sebanyak 4,2 gram dan CH3COONa sebanyak 4,2
gram
- memasukkan 4,2 gram campuran kedalam tabung reaksi
- menutup tabung reaksi dengan kapas secukupnya
- memanaskan tabung reaksi diatas bunsen sampai campuran berbusa
(terdapat gelembung)
- mengamati campuran dari segi warna, bentuk dan aroma campuran
b. percobaan kedua
- menyiapkan alat dan bahan
- menumbuk halus NaOH sebanyak 4,2 gram dan Natrium Benzoat
sebanyak 4,2 gram
- memasukkan 4,2 gram campuran kedalam tabung reaksi
- menutup tabung reaksi dengan kapas secukupnya
- memanaskan tabung reaksi diatas bunsen sampai campuran berbusa
(terdapat gelembung)
- mengamati campuran dari segi warna, bentuk dan aroma campuran
30
V. DATA PENGAMATAN
Perlakuan Pengamatan
Menimbang 1 sendok NaOH, Natrium - 1 sendok NaOH
benzoat, Natrium Asetat = 4,2 gr
- 1 sendok Natrium Asetat
= 4,2 gr
- 1 sendok natrium benzoat
= 4,2 gr
Menggerus setiap bahan NaOH digerus hingga halus dan
mencampurkan masing-masing
bahan yaitu natrium benzoat dan
natrium asetat
Memasukkan bahan kedalam tabung Campuran dimasukkan kedalam
reaksi tabung reaksi sebanyak 1 sendok
Memanaskan campuran bahan Campuran bahan tadi dipanaskan
diatas api bunsen sampai keluar
gelembung
Pemanasan pada tabung 1 yaitu NaOH Gelembung yang terdapat pada
+ Natrium Asetat tabung reaksi bewarna bening dan
mengeluarkan gas metana.
Pemanasan pada tabung 2 yaitu NaOH Gelembung yang terdapat pada
+ Natrium Benzoat tabung reaksi bewarna bening dan
terdapat gelembung yang
merupakan senyawa Benzen.
31
VI. ANALISA PERCOBAAN
Berdasarkan percobaan Pembuatan Senyawa Alkana yang telah
dilakukan dapat dianalisa bahwasebagai hidrokarbon jenuh, alkana
memiliki jumlah atom H yang maksimum. Alkana juga dinamakan parafin
(dari parum affinis), karena sukar bereaksi dengan senyawa-senyawa
lainnya. Kadang-kadang alkana juga disebut sebagai hidrokarbon batas,
karena batas kejenuhan atom-atom H telah tercapai.
Pada percobaan kali ini kami melakukan pembuatan senyawa
alkana atau senyawa jika direaksikan dengan senyawa lain akan
membentuk senyawa alkana. Pada percobaan ini kami melibatkan
campuran antara NaOH dan CH3COONa, NaOH dan Natrium Benzoat.
Percobaan yang pertama kami mencampurkan NaOH dan Natrium
Asetat. NaOH dan Natrium Asetat masing-masing sebanyak 1 sendok
makan, sebelum mencampurkan kedua bahan tersebut kami menghaluskan
NaOH karena bentuknya yang mengkristal. Selanjutnya campuran bahan
tersebut dimasukkan kedalam tabung reaksi dan menutupnya dengan kapas
dengan tujuan agar bau yang dihasilkan setelah proses pemanasan tidak
begitu menyengat. Setelah proses pemanasan, senyawa didalamnya akan
mengalami reaksi oksidasi atau pembakaran yang akan menghasilkan CO2
dan H2O. Campuran bahan tersebut berubah warna menjadi hitam yang
sebelumnya bewarna putih dan terdapat sedikit gelembung disertai bau
menyengat. Dalam percobaan ini, reaksi kimia yang dihasilkan adalah :
32
sebelumnya bewarna putih dan terdapat sedikit gelembung. Hal itu karena
adanya reaksi pembakaran atau oksidasi yang menghasilkan CO2 dan H2O.
Dalam percobaan ini, kami tidak berhasil karena menghasilkan
senyawa alkana, sesuai dengan tujuan pada percobaan ini menghasilkan
senyawa Benzena.
C6H5COONa + NaOH → Na2CO3 + C6H6
33
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Percobaan bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan sentawa
hidrokarbon alifatis jenuh (Alkana), mengetahui sifat-sifat dari bahan yang
digunakan, menuliskan reaksi dan mekanismenya.
2. Alkana merupakan kelompok hidrokarbon yang paling sederhana yaitu
senyawa -senyawa yang hanya mengandung karbon dan hidrogen.
3. Senyawa alkana yang dihasilkan adalah CH4 pada percobaan pertama dan
C6H6 pada percobaan kedua.
4. CH4 dan C6H6 berwujud gas dan Na2CO3 berwujud cairan.
5. Reaksi pada percobaan pertama :
C6H5COONa + NaOH → Na2CO3 + C6H6
6. Reaksi pada percobaan kedua:
C6H5COONa + NaOH → Na2CO3 + C6H6
34
DAFTAR PUSTAKA
35
GAMBAR ALAT
36
Mortar dan alu spatula
37
SIFAT ASAM DAN BASA SENYAWA ORGANIK
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengenal dan memahami sifat fisika asam dan basa senyawa organik.
2. Mengenal perbedaan keasaman sesuai dengan pH standar.
V. DASAR TEORI
1. Asam
38
Menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang meningkatkan
konsentrasi ion hodronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Definisi
yang pertama dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam
dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air. Menurut Arrhenius,
senyawa asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion H+. Sifat khas yang dimiliki senyawa asam
diantaranya, dilihat dari rasa senyawa asam akan berasa masam ketika
dilarutkan dlaam air, dilihat dari sentuhan terhadap kulit senyawa akan
terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam kuat,
dilihat dari kereaktifannya senyawa asam sangat mudah bereaksi
dengan kebanyakan logam atau dengan kata lain korosif terhadap logam,
dan jika dilihat dari daya hantar listriknya senyawa asam merupakan
senyawa elektrolit walaupun bukan senyawa ionik. Senyawa asam
memiliki berbagai kegunnaan. Senyawa asam sering digunakan untuk
menghilangkan karat dari logam dalam proses yang disebut “pengawet
asaman” (pickling). Senyawa asam juga dapat digunakan sebagai
sebagai elektrolit di dalam baterai sel basah, seperti asam sulfat yang
digunakan di dalam baterai mobil. Pada tubuh manusia dan berbagai
hewan, asam klorida merupakan bagaian dari asam lambung yang
disekresikan di dalam lambung untuk memecah protein dan
polisakarida maupun mengubah proenzim pepsinogen yang inaktif
menjadi enzim pepsin. Selain itu, senyawa asam juga digunakan
sebagai katalis misalnya, asam sulfat sangat banyak digunakan dalam
proses alkilasi pada pembuatan bensin. Beberapa contoh senyawa asam.
39
Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan
elektrolit
2. Basa
40
basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion
OH-. Sifat khas yang dimiliki senyawa asam diantaranya, mempunyai rasa
yang pahit atau getir, dapat mengubah warna zat lain, seperti lakmus,
bersifat kaustik khususnya untuk basa-basa kuat, artinya dapat merusak
kulit kita, menetralkan sifat asam, dan terasa licin di tangan karena
senyawa basa (khususnya basa kuat) dapat bereaksi dengan lemak pada
kulit dan membentuk lapisan sabun. Beberapa contoh senyawa basa.
41
Jika kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam larutan dan tidak
mengalami perubahan warna, maka larutan tersebut bersifat asam.
Jika kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam suatu larutan dan
mengalami perubahan warna, yaitu berwarna biru, maka larutan tersebut
berifat basa.
Jika kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam larutan dan tidak mengalami
perubahan warna, maka larutan tersebut bersifat basa.
Jika kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam suatu larutan dan mengalami
perubahan warna, yaitu berwarna merah, maka larutan tersebut berifat
asam.
Jika kertas lakmus merah ataupun biru dicelupkan pada larutan netral,
maka kartas lakmus tidak akan mengalami perubahan warna, tapi tidak
bersifat asam ataupun basa.
42
dari pada anilin. Dari hasil pengukuran difenilamin dan anilin menunjukan bahwa
kedua larutan tersebut mempunyai pH < 7 yang artinya bersifat asam, padahal
seharusnya kedua larutan tersebut bersifat basa. Difenilamin dan anilin merupakan
contoh dari basa lemah dan keduanya termasuk basa aromatik, yakni senyawa
bersifat basa yang mempunyai gugus aromatik. Meskipun difenilamin dan anilin
merupakan senyawa aromatik, namun pada gugus fungsinya mempunyai orbital
kosong untuk menerima proton sehingga kedua larutan tersebut termasuk contoh
dari basa aromatik.
1. Asam asetat
Rumus molekul : CH3COOH
Massa molar : 60.05 g/mol
Densitas dan fase : 1.049 g cm−3, cairan 1.266 g cm−3,
padatan Titik lebur : 16.5 °C (289.6 ± 0.5 K) (61.6 °F)
Titik didih : 118.1 °C (391.2 ± 0.6 K) (244.5 °F)
Penampilan Cairan tak berwarna atau kristal
Keasaman (pKa) : 4.76 pada 25 °C
Sifat-sifat kimia
Keasaman
Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil (−COOH) dalam asam karboksilat
seperti asam asetat dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton), sehingga
memberikan sifat asam. Asam asetat adalah asam lemah monoprotik dengan nilai
pKa=4.8. Basa konjugasinya adalah asetat (CH3COO−). Sebuah larutan 1.0 M
asam asetat (kira-kira sama dengan konsentrasi pada cuka rumah) memiliki pH
sekitar 2.4.
43
asetat berpasangan membentuk dimer yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen.[3]
Dimer juga dapat dideteksi pada uap bersuhu 120 °C. Dimer juga terjadi pada
larutan encer di dalam pelarut tak-berikatan-hidrogen, dan kadang-kadang pada
cairan asam asetat murni.[4] Dimer dirusak dengan adanya pelarut berikatan
hidrogen (misalnya air). Entalpi disosiasi dimer tersebut diperkirakan 65.0–66.0
kJ/mol, entropi disosiasi sekitar 154–157 J mol–1 K–1.[5] Sifat dimerisasi ini juga
dimiliki oleh asam karboksilat sederhana lainnya.
Sebagai Pelarut
Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air
dan etanol. Asam asetat memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2,
sehingga ia bisa melarutkan baik senyawa polar seperi garam anorganik dan gula
maupun senyawa non-polar seperti minyak dan unsur-unsur seperti sulfur dan
iodin. Asam asetat bercambur dengan mudah dengan pelarut polar atau nonpolar
lainnya seperti air, kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan
bercampur dari asam asetat ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri
kimia.
Reaksi-reaksi kimia
Asam asetat bersifat korosif terhadap banyak logam seperti besi,
magnesium, dan seng, membentuk gas hidrogen dan garam-garam asetat (disebut
logam asetat). Logam asetat juga dapat diperoleh dengan reaksi asam asetat
dengan suatu basa yang cocok. Contoh yang terkenal adalah reaksi soda kue
(Natrium bikarbonat) bereaksi dengan cuka. Hapir semua garam asetat larut
dengan baik dalam air. Salah satu pengecualian adalah kromium (II) asetat.
Contoh reaksi pembentukan garam asetat:
Mg(s) + 2 CH3COOH(aq) → (CH3COO)2Mg(aq) + H2(g)
NaHCO3(s) + CH3COOH(aq) → CH3COONa(aq) + CO2(g) + H2O(l)
44
Dua reaksi organik tipikal dari asam asetat
2. Natrium Hidroksida
Rumus Umum : NaOH
Rumus molekul NaOH Massa molar : 39,9971 g/mol
Penampilan zat : padat putih
Densitas : 2,1 g/cm³, padat
Titik lebur : 318 °C (591 K)
Titik didih : 1390 °C (1663 K)
Kelarutan dalam air : 111 g/100 ml (20 °C)
Kebasaan (pKb) : -2,43
45
digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai
basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan
deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam
laboratorium kimia.
ASAM BENZOAT
46
Penggunaan :
47
VII. DATA PENGAMATAN
4 Ethanol 5 6 Asam
48
VIII. PERHITUNGAN
Asam Benzoat
gr = M x V x BM
𝑔𝑟
= 2 𝑚𝑜𝑙⁄𝑙 x 0.01 liter x 122 ⁄𝑚𝑜𝑙
= 2.44 gr
V1 . M1 = V2 . M2
10 ml . 1 = V2 . 2 M
V2 = 5 ml
NaOH
gr = M x V x BM
𝑔𝑟
= 2 𝑚𝑜𝑙⁄𝑙 x 0.01 liter x 40 ⁄𝑚𝑜𝑙
= 0.8 gr
V1 . M1 = V2 . M2
10 ml . 1 = V2 . 2 M
V2 = 5 ml
Asam asetat
% 𝑥 𝜌 𝑥 1000
M= 𝐵𝑀
1 𝑋 1.049 𝑋 1000
= 60
= 17.483
V1 . M1 = V2 . M2
25 ml . 2 = V2 . 17.483 .
50
V2 = 17.483
= 2.85
49
Ethanol
% 𝑥 𝜌 𝑥 1000
M= 𝐵𝑀
0.789 𝑋 0.98 𝑋 1000
= 46
= 16.47
V1 . M1 = V2 . M2
100 ml . 1 = V2 . 2
100
V2 = 2
= 50 ml
50
IX. ANALISA PERCOBAAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa tujuan
dari percobaan ini untuk mengetahui tingkat keasaman dan kebasahan
sesuai dengan pH standar. Bahan / zat yang digunakan adalah asam
benzoat, asam asetat, NaOH dan etanol. Untuk mengetahui asam atau
basa menggunakan pH paper. Fungsi dari pH paper untuk mengetahui
berapa besarnya pH dari zat itu.
Sebelum melakukan percobaan menyiapkan terlebih dahulu bahan
dengan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 1 M dan 6 M. Kemudian
menyiapkan pH paper dan mencelupkan pada masing-masing zat
sehingga dapat mengetahui perubahan warna yang terjadi dan berapa
besarnya pH zat tersebut.
Pada asam benzoat nilai pH nya pada konsentrasi 1M adalah 4,5
sedangkan pada konsentrasi 2M pH nya 5,5 yang berarti bersifat asm.
Selanjutnya asam asetat dengan pH 3 pada konsentrasi 1 M sedangkan
pada konsentrasi 2M adalah 2 sehingga bersifat asam. Lalu pada
ethanol juga bersifat asam nilai pH nya 5 dan 6. Berbeda pada
percobaan NaOH yang bersifat basa sehingga nilai pH nya pada
konsentrasi 1M adalah 12,5 sedangkan pada konsentrasi 2M adalah 13.
Dari hasil yang didapat bahwa semakin besar konsentrasi maka
semakin kecil nilai pH yang didapat pada zat yang bersifat asam
sebaliknya semakin kecil konsentrasi maka nilai pH nya semakin besar
tetapi berbeda pada asam benzoat pada konsentrasi besar nilai pH ny
besar kemungkinan faktor yang mempengaruhi nya adalah kekuatan
dari ikatan diputuskan dan kestabilan ion dibentuk.
51
X. KESIMPULAN
52
XI. Daftar Pustaka
- Jobsheet. “Penuntun Praktikum Satuan Proses”.Palembang.
Politeknik Negeri Sriwijaya
- http://www.ebenbohr.wordpress.com/32-asam -basa-organik
- http ://www.chems-is-try.org/kategori/organik/asam-dan-basa-
organik
53
PEMBUATAN ISOBUTYL ALDEHID
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan aldehid dengan cara
oksidasi alkohol primer.
54
III. DASAR TEORI
55
Dalam kimia organik, versi-versi sederhana dari reaksi ini sering
digunakan dengan berfokus pada apa yang terjadi terhadap zat-zat organic
yang terbentuk. Untuk melakukan ini, oksigen dari sebuah agen oksidasi
dinyatakan sebagai [O]. penulisan ini dapat menghasilkan persamaan
reaksi yang lebih sederhana :
56
ASAM SULFAT
Nama sistematisnya adalah asam sulfat, nama lainnya berupa
minyak vitriol. Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam mineral (organik)
yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat
mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama
industri kimia. Kegunaan utamanya termasuk proses bijih mineral, sintesis
kimia, pemprosesan air limbah dan pengilangan minyak.
57
Apabila SO3 dalam konsentrasi tinggi ditambahkan kedalam
H2SO4, H2S2O7 akan terbentuk. Senyawa ini disebut sebagai asam
pirosulfat, asam berasap ataupun oleum. Konsentrasi oleum diekspresikan
sebagai %SO3 (disebut % oleum) atau %H2SO4 adalah 40% oleum (109%
H2SO4) dan 65 % oleum (114,6 % H2SO4). H2SO4 murni terdapat dalam
bentuk padat dengan titik leleh 36oC.
Asam sulfat murni berupa cairan bening seperti minyak
dinamakan ” minyak vitriol”.
ISOBUTYL ALDEHID
Nama IUPACnya adalah 2 – metil propanol 2 – metil propanol.
Sifat dari isobutyl aldehid (C4H8O)
Sifat Keterangan
Massa molar 72,11 gr/mol
Penampilan Cairan berwarna
Density 0,79 gr/cm3
Titik lebur - 65o C
Titik didih 63o C
Kelarutan dalam air Moderat
Kelarutan dalam pelarut lain Bercampur dalam pelarut organik
Indeks bias 1,374
Frase – R 11
Frase – S 16
Flash point -2o F
58
V. LANGKAH KERJA
1. Memasukkan 26 ml iso butyl alkohol dalam sebuah labu leher tiga
yang berukuran 500 ml.
2. Memasukkan campuran dalam beaker gelas 16 gram K2Cr2O7 kristal,
85 ml aquadest dan 12 ml asam sulfat pekat (terlebih dahulu aquadest,
asam sulfat kemudian kalium dikromat kemudian mendinginkannya
didalam wadah es).
3. Setelah dingin, mencampurkan larutan tersebut kedalam labu leher
dua.
4. Menyiapkan peralatan destilasi, kemudian melakukan proses destilasi,
menjaga suhu uap 75-800C.
5. Menampung destilat yang keluar dalam erlenmeyer yang didinginkan
dengan es. Menentukan volume dan beratnya.
6. Menampung gas yang timbul pada destilat dalam air melewati selang
plastik.
59
8 gr K2Cr2O7)
dicampur dengan 13
mL isobutyl alkohol
4 Destilasi campuran Destilat yang didapat sebanyak 8,3
dengan suhu 100°C mL berwarna bening, dan residu
berubah warna menjadi hitam
kehijauan
VII. PERHITUNGAN
Secara teori
H2SO4
V : 6 ml
P : 1,84 gr/ml
BM : 98,08 gr/ml
massa = 1,84 gr/ml x 6 ml= 11,04 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol =
𝐵𝑚
11,04 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 98,08 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
= 0,1125 mol
K2Cr2O7
M = 8 gram
8 𝑔𝑟𝑎𝑚
Mol = 294,13 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
= 0,0271 mol
60
10,53𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑔𝑟
74,13
𝑚𝑜𝑙
= 0,1420 mol
Reaksi :
H2SO4 + K2Cr2O7→ H2Cr2O4 + K2SO4 + 3/2 O2
M 0,1125 0,0271 - - -
B 0,0271 0,0271 0,0271 0,0271 0,0406
S 0,0854 - 0,0271 0,0271 0,0406
61
= 55,62% = 100%
Secara Praktek
Isobutyl aldehid
Bm = 72,11 gr/mol
8,3 𝑚𝐿 𝑥 0,808 𝑔𝑟/𝑚𝐿
Mol = 72,11 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
= 0,0930 mol
Reaksi :
H2SO4 + K2Cr2O7→ H2Cr2O4 + K2SO4 + 3/2 O2
M 0,1125 0,0271 - - -
B 0,0271 0,0271 0,0271 0,0271 0,0406
S 0,0854 - 0,0271 0,0271 0,0406
C4H10O + ½ O2 → C4H8O + H2O
M 0,1420 0,0406 - -
B 0,0930 0,0465 0,0930 0,0930
S 0,049 0,0059 0,0930 0,0930
62
𝑔𝑟𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑚𝑜𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖
% yield praktek= 𝑔𝑟𝑡𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛 × 100% % konversi = x 100%
𝑚𝑜𝑙 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛
6,7062 0,0465
= 10,5264 × 100% = 0,0406 x 100%
= 63,70% = 114,53%
𝑇−𝑃
% Kesalahan = x 100%
𝑇
5,8553−6,7062
= x 100%
5,8553
= 14,53%
63
VIII. ANALISA DATA
Dari hasil percobaan dapat dianalisa bahwa pembuatan isobutyl
aldehid dapat dihasilkan darioksidasi alcohol primer. Pada percobaan,
K2Cr2O7 digunakan sebagai agen pengoksidasi dan H2SO4 sebagai
katalis. Atom-atom kalium pada K2Cr2O7 akan mengikat SO4pada
asam sulfat dan atom hidrogen pada asam sulfat akan mengikat
Cr2O4pada kalium bikromat. Pada reaksi, ada sejumlah 0,0059 mol 3
atom oksigen terlepas dan atom oksigen yang terlepas ini akan
mengoksidasi butanol.
Proses oksidasi mulai terjadi ketika larutan kalium bikromat
ditambah dengan asam sulfat ( di dalam air, karena terjadi reaksi
eksotermis ) yang berwarna orange berubah menjadi hitam kemerahan
pada saat ditambahkan butanol. Pada pembuatan isobutyl aldehid ini
butanol harus dikondisikan berlebih atau dengan kata lain atom O
menjadi reaksi pembatas dan harus habis karena jika tidak bukan
gugus aldehid yang terbentuk tetapi gugus asam karboksilat.
Untuk mendapatkan isobutyl aldehid yang murni, dilakukan proses
pemisahan dengan destilasi. Destilasi dilakukan dengan suhu 100°C,
karena apabila suhu lebih dari 100°C air akan ikut menguap dan masuk
ke destilat. Secara praktek, didapatkan volume destilat ( isobutyl
aldehid ) sebanyak 8,3 mL dengan warna bening dan berbau
menyengat.
Pada percobaan, didapat % konversi produk adalah 114,53% dan %
yieldnya adalah 63,70%. Dengan % kesalahan sebesar 14,53%.
Dianalisa bahwa oksigen yang terbentuk telah teroksidasi sempurna
dan kesalahan pada praktek disebabkan karena tidak menghitung berat
dari isobutyl aldehid serta bahan yang dipakai atau kesalahan dari
pengamat sendiri saat pencampuran, pemipetan, atau pengambilan
bahan.
64
IX. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum, dapat disimpulkan bahwa :
Butyl aldehid dapat dihasilkan dari pengoksidasian parsial
dengan isobutyl alkohol
Reaksi yang terjadi :
H2SO4 + K2Cr2O7→ H2Cr2O4 + K2SO4 + 3/2 O2
3 C4H10O + 3/2 O2→ 3C4H8O + 3 H2O
K2Cr2O7 +H2SO4+3 C4H10O H2Cr2O4+ K2SO4+3C4H8O+3 H2O
Didapatkan data :
1. Volume Isobutyl aldehid = 8,3 mL
2. % yield (praktek) = 63,70%
3. % konversi (praktek) = 114,53%
4. % kesalahan = 14,53%
65
X. PERTANYAAN
1. Tuliskan teori pustaka yang terkait dengan pembuatan isobutyl
aldehid!
Jawab : Terlampir
66
6. Apa saja kegunaan aldehid?
Jawab:
1) Seperti pada larutan formaldehid dalam air dengan kadar 37%
disebut formalin. Zat ini banyak digunakan untuk mengawetkan
spesimen biologi dalam laboratorium karena dapat membunuh germs
(disenfektan)
2) Digunakan untuk membuat plastik termoset, damar buatan, serta
insektisida dan germisida
3) Seperti pada etanol atau asetaldehyda dipakai untuk karet atau
damar buatan, zat warna, dan bahan organik yang penting, misalnya :
asam asetat, aseton, etil asetat, dan 1- butanol.
67
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.http://http://amna-ika.blogspot.com/2011/11/v-
behaviorurldefaultvmlo.html
Anonim.http://mariyah69moo.blogspot.com/2014/04/laporan-praktikum-
pembuatan-iso-butyl.html
Anonim.http://kc12engineer.blogspot.com/2014/04/pembuatan-isobutyl-
aldehid.html
68
GAMBAR ALAT
Pengaduk Erlenmeyer
69
Pipet Tetes Bola Karet
Pipet Ukur
Neraca Analitik
70
EKSTRAKSI KAFEIN DARI KOPI
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mendapatkan kafein dari kopi dengan cara ekstraksi
menggunakan pelarut air dan kloroform.
Menentukan kadar kafein dari kopi.
71
Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat
dalam biji kopi, daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat dan beberapa
minuman penyegar. Kafein memiliki berat molekul 194,19g/mol.
Dengan rumus kimia C8H10N8O2 dan pH 6,9 (larutan kafein 1 % dalam
air). Secara ilmiah kafein terhadap kesehatan sebetulnya tidak ada,
tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya seperti menstimulasi
pernapasan dan jantung, serta memberikan efek samping berupa rasa
gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomia) dan denyut jantung yang
tak beraturan (tachycardia). Kopi dan teh banyak mengandung kafein
dibandingkan jenis tanaman lainnya, karena tanaman kopi dan teh
menghasilkan biji kopi dan daun teh yang sangat cepat, sementara
penghancurannya sangat lambat (Hermanto,2007).
Untuk memahami prinsip dasar ekstraksi,harus terlebih dahulu
dibahas beberapa istilah yang digunakan untuk menyatakan koefisien
pemisahan. Untuk suatu zat terlarut A yang didistribusikan antara dua
fase tak tercampurkan antara a dan b, hukum distribusi (partisi) Nernst,
menyatakan bahwa asal keadaan
molekulnya sama dalam kedua cairan dan temperatur adalah
konstan dengan persamaan sebagai berikut :
72
ini, terutama dalam memperhatikan fraksi zat terlarut total dalam fase
yang satu atau yang lainnya, tanpa peduli bagaimana cara-cara
disosiasi, asosiasi atau interaksinya dengan spasi-spasi lain yang
terlarut (Basset, 1994:383).
Prosedur klasik untuk memperoleh kandungan senyawa
organik di jaringan tumbuhan kering adalah dengan cara
mengekstraksi serbuk bahan dengan alat soxhlet dengan menggunakan
sederetan pelarut secara berganti-ganti dengan ester, eter, minyak
bumi dan kloroform (untuk memisahkan lipid dan terpenoid).
Kemudian digunakan alkohol dan etil asetat (untuk senyawa yang
lebih polar). Metode ini berguna bila kita bekerja dengan skala gram.
Ekstrak yang diperoleh dijernihkan dengan penyaring
menggunakan celite dan pompa air, lalu dipekatkan dalam hampa.
Sekarang hal ini biasanya dilakukan dalam penguap putar yang akan
memekatkan larutan menjadi volume kecil tanpa terjadi pencairan pada
suhu antara 300C dan 400C (Harborne, 1987:210).
Ekstraksi pelarut atau ekstraksi air merupakan metode
pemisahan yang paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah
bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro
maupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat
terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak
saling bercampur, seperti benzena, karbon titraklorida atau kloroform.
Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang
berbeda dalam kedua fase pelarut. Teknik ini dapat dipergunakan
untuk hal preparative, pemurnian, memperkaya pemisahan serta
analisis pada semua skala kerja
Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan kafein dari kopi dan
untuk menentukan kadar kafein dari kopi tersebut. Kafein merupakan
alkoloid yang mengandung nitrogen dan memiliki properti basa amina
organik. Kafein dapat larut dalam pelarut organik seperti CaCO3 dan
dalam air. Kafein juga dapat terikat oleh senyawa non polar seperti
73
kloroform. Kloroform dapat memisahkan kafein dari zat lain di dalam
teh. Pemisahan kafein dari teh dilakukan dengan cara ekstraksi
Nama IUPAC
Chloroform
Nama lain
74
Struktur
Bahaya
Kafein
75
karbonat bila dipanaskan akan pecah dan menjadi serbuk remah yang
lunak yang dinamakan calsium oksida (CaO). Hal ini terjadi karena pada
reaksi tersebut setiap molekul dari kalsium akan bergabung dengan 1 atom
oksigen dan molekul lainnya akan berikatan dengan oksigen menghasilkan
CO2 yang akan terlepas ke udara sebagai gas karbon dioksida.dengan
reaksi sebagai berikut:
CaCO3-->CaO+CO2
Reaksi ini akan berlanjut apabila ditambahkan air, reaksinya akan
berjalan dengan sangat kuat dan cepat apabila dalam bentuk serbuk,
serbuk kalsium karbonat akan melepaskan kalor. Molekul dari CaCO3
akan segera mengikat molekul air (H2O) yang akan menbentuk kalsium
hidroksida, zat yang lunak seperti pasta. Sebagaimana ditunjukkan pada
reaks isebagai berikut:
CaCO3+H2O-->Ca(OH)2+CO2
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menimbang 7.5 gram kopi
2. Memasukkan kopi ke dalam gelas bekker. Menambahkan 70
ml aquades.
3. Menambahkan 5 gram CaCO3, kemudian mendidihkannya.
4. Menyaring larutan dengan kertas saring. Memisahkan filtrat
dari endapannya.
5. Memanaskan sampai filtratnya 1/3 volume. Mendinginkan
filtrat samapi suhu kamar.
6. Memasukkan larutan ke dalam corong pisah dan menambahkan
15 ml kloroform, kemudian mengocok.
7. Memisahkan larutan atas dan bawah pada corong pisah, larutan
bawah dimasukkan ke dalam gelas bekker.
76
8. Menambahkan 2 ml kloroform pada larutan atas yang ada di
corong pisah dan menghomogenkannya.
9. Memasukkan lapisan bawah dan atas ke dalam gelas bekker
yang sama dan melakukan evaporasi sampai kering.
10. Menimbang crude kafein
77
VII. PERHITUNGAN
Dik :
Berat erlenmeyer (a) = 93,87 gram
Berat erlenmeyer + nikotin (b)= 94,82 gram
= 9.5 %
78
VIII. ANALISA PERCOBAAN
IX. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya
dengan membagi sebuah zat terlarut diantara dua pelarut.
79
Bahan yang digunakan adalah kopi dimana pelarut yang di
gunakan adalah CaCO3 dan air yang merupakan pelarut organik
dan kloroform yang merupakan senyawa non polar yang dapat
mengikat kafein dan memisahkannya.
Dalam percobaan ini dilakukan 4 tahapan proses :
Pemanasan dan pendidihan
Filtrasi ( penyaringan )
Ekstraksi ( pemisahan )
Evaporasi ( penguapan )
Crude kafein yang didapat dari kopi seberat 3,75 gr sebesar 1,3 gr
dengan kadar 17,3 % .
80
DAFTAR PUSTAKA
81
GAMBAR ALAT
kertas saring
pengaduk
neraca analitik
82
ISOLASASI NIKOTIN
I. TUJAN PERCOBAAN
Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan mampu melakukan
percobaan isolasi nikotin dari dalam tembakau.
83
dihasilkan oleh asap rokok dari berbagaimacam merk rokok yang banyak
beredar di pasaran. Asap rokok yang akan diukur adalah asap rokok yang
dihisap olehperokok (asap rokok arus utama) dan yang dilepaskan ke
lingkungan sekelilingnya (asap arus samping) yangmemungkinkan dihirup
oleh orang lain yang berada di lingkungan tersebut (Susannadkk., 2003).
2.1. Tembakau
Tembakau adalah tanamanmusimanyangtergolongdalamtanaman
perkebunan.Pemanfaatan tanaman tembakau terutama pada daunnya yaitu
untuk pembuatan rokok. Menurut Cahyon (1998),tanaman tembakau
diklasifikasikan sebagai berikut :
Famili : Solanaceae
Sub Famili : Nicotianae
Genus : Nicotianae
Spesies : Nicotianatabacum
NicotianatabacumdanNicotianarusticamempunyaiperbedaanyangjelas.
Pada Nicotiana tabacum, daun mahkota bunganya memiliki warna merah
muda sampai merah, mahkota bunga berbentuk terompet panjang,
daunnya berbentuk lonjongpadaujungruncing,
kedudukandaunpadabatangtegakmerupakaninduk tembakausigaret
dantingginyasekitar120 cm.AdapunNicotianarusticadaun mahkota
bunganya berwarna kuning, bentuk mahkota bunga seperti terompet
berukuranpendekdansedikitgelombang,bentukdaunbulatyangpada
ujungnya tumpul, dan kedudukan daun pada batang mendatar agak
terkulai. Tembakau ini merupakan varietas induk untuk tembakau cerutu
yang tingginya sekitar 90 cm (Cahyono, 1998).
Dalam spesies Nicotiana tabacum terdapat varietas yang amat banyak
jumlahnya,
danuntuktiapdaerahterdapatperbedaanjumlahkadarnikotin,bentuk
daun,danjumlahdaunyang
dihasilkan.Proporsikadarnikotinbanyakbergantung kepada varietas, tanah
84
tempat tumbuh tanaman, dan kultur teknis serta proses pengolahan
daunnya (Abdullah dkk., 1982).
Tembakau merupakan bahan dasar utama dalam pembuatan
rokok.Nikotin ialah senyawa spesifik yang dikandung oleh
tembakau.Nikotin merupakan basa lemah yang mudah menguap (Volatil
base) untuk itu diperlukan suatu metoda yang cocok untuk penentuan
kadarnya. Salah satu penelitian tentang kandungan nikotin dalam rokok
oleh Riske Wijaya ( Agustus 2006 ) yang telah menentukan kadar nikotin
dalam Mainstream Smoke pada rokok kretek dan cerutu yang dijual di
beberapa toko di daerah Sumatera Barat dengan menggunakan metoda
titrasi potensiometri bebas air. Kekurangan dari metoda ini ialah banyak
membutuhkan pelarut organik dan waktu pengerjaan yang lama. Selain
hal tersebut, pada semua kemasan rokok telah dicantumkan kadar
nikotinnya, sedangkan pada kemasancerutu tidak sehingga penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang kandungan nikotin pada rokok
khususnya cerutu dengan menggunakan metoda kromatografi gas.
Kromatografi gas dipilih karena waktu pengerjaannya yang cepat, tidak
membutuhkan banyak pelarut organik, selektif, sensitif dan yang paling
penting ialah metoda ini cocok untuk senyawa yang mudah menguap
seperti nikotin (Kudus, 2011).
Tembakau atau Nicotianae tabacum L merupakan jenis tanaman herbal
yang memiliki kumpulan zat-zat dengan beberapa efek farmakologi yang
disebabkan oleh komposisi kandungan yang terdapat dalam tanaman
tersebut bersifat konstruktif yaitu, bersifat membangun organ, sel dan
sistem tubuh yang banyak digunakan sebagai salah satu bahan dasar dalam
pembuatan rokok selain cengkeh dan bahan-bahan lainnya (Elfidasari dan
Noriko, 2013).
Menurut Framework Convention on Tobacco Control atau FCTC-
WHO, produk tembakau adalah produk yang dibuat dengan menggunakan
seluruh atau sebagian dari daun tembakau sebagai bahan dasar yang
diproduksi dan digunakan sebagai rokok yang dikonsumsi dengan cara
85
dihisap, dikunyah, atau dihirup. Produk tembakau banyak diproduksi
sebagai rokok dalam bentuk sigaret, kretek, dan tembakau tanpa asap
(Elfidasari dan Noriko, 2013).
Perbedaan kedua jenis tembakau meliputi, Nicotiana rustica L
mengandung kadar nikotin yang tinggi (kandungan maksimum16 %)
biasanya digunakan untuk membuat abstrak alkoloid (sebagai bahan baku
obat dan insektisida), jenis ini banyak berkembang di Rusia dan India.
Sedangkan N. tabacum L mengandung kadar nikotin yang rendah
(kandungan minimum 0,6 %) jenis ini umumnya digunakan sebagai bahan
baku pembuatan rokok(Elfidasari dan Noriko, 2013).
2.2.Nikotin
Nikotinadalahsuatualkaloiddengannamakimia3-(1-metil-2-
pirolidil) piridin. Saat diekstraksi daridaun tembakau, nikotin tak
berwarna,tetapi segera menjadi coklat ketika bersentuhan dengan udara.
Nikotin dapat menguapdan dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap
dari larutan yang dibasakan (Sri, 2010).
N
N
CH3
86
seseorang yang mengkonsumsi rokoktubuhnya akan menyerap 1mg
nikotin untuk satu batang rokok yang dihisap. Kadar nikotin 4-6 mg yang
diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang
ketagihan (Sri, 2010).
Nikotin terdapat diseluruh bagian dari tanarnan tembakau. Bagian
dari tanaman tembakau yang memmpunyai kadar nikotin pada daunnya.
Bagian lain yang mempunyai kadar nikotin cukup tinggi ialah dalam
batang bagian atas. Batang tembakau yang sudah dipetik daunnya biasanya
dicabut kemudian dikeringkan dan digunakan sebagai kayu bakar. Bagian
atas batang tembakau setelah dikeringkan rnenyusut banyak karena
kandungan aimya yang lebih tinggi (Sri, 2010).
Pada tanaman tembakau nikotin terutama terdapat di dalam
daunnya. Kadar nikotin dalam daun tembakau berkisar sekitar 4% dan
pada tanaman tembakau jenis teitentu yang baik kadar nikotin di dalam
daunnya dapat mencapai 8%,tembakau yang baik setelah diproses akan
lengket dan tidak rusak dalam beberapa tahun (Sri, 2010).
Nikotin mumi termasuk senyawa yang berbahaya baik bagi
manusia atau binatang dapat mematikan hewan-hewan kecil seperti ulat
dan beberapa jenis serangga. Dalam kadar rendah nikotin bersifat
membius. Senyawanikotin dengan cepat masuk kedalam otak bagi seorang
perokok, nikotin yang dihisap akan rampu menyebabkan kematian apabila
kadamya lebih dari 30 mg. Setiap batang rokok rata-rata mengandung
nikotin 0,1-1,2 mg nikotin . Dari jumlah tersebut, kadar nikotin yang
masuk dalam peredaran sebesar 25%, namun jurnlah yang kecil itu mampu
mencapai otak dalam waktu l5 detik (Sri, 2010).
Pada ektraksi nikotin dari batang tembakau, cairan hasil ektraksi selain
nikotin juga tercampur dengan zat-zat yang larut dalam air, sebagai hasil
ekstraksi. Setelah ekstraksi untuk memisahkan pelarut dengan nikotinnya
dilakukan penguapan air agar pelarut berkurang dan kadar ntikotin
danzatterekstraksi lainnya bertambah. Untuk ekstraksi dengan pelarut yang
mahal, seperti petroleum eter, alkohol, aseton dan lain-lain, pengurangan
87
kadar.Pelarut atau pemekatan hasil ekstraksi dilakukan dengan distilasi
agar pelarut dapat digunakan kembali dan tidak mencemari lingkungan.
Untuk mendapatkan hasil ekstrak padatan, selanjutnya residu dikeringkan
sampai kadar air tertentu(Sri, 2010).
88
fosfowolframat, asam fosfomolibdat, asam pikrat, dan kalium
merkuriiodida.
Cara mengklasifikasikan alkaloid yakni didasarkan jenis cincin
heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian dari struktur molekul.
Jenisnya yaitu pirolidin, piperidin, kuinolin, isokuinolin, indol, piridin,
dan sebagainya (Robinson, 1995).
N N N
N N N
Nikotin menjadi salah satu kata yang paling akrab dengan rokok.
Setiap batang rokok mengandung beberapa unsur seperti nikotin, tar dan
karbon monoksida. Selain ketiga kandungan zat terbesar ini masih ada 33
macam zat kimia yang ada di dalam rokok maupun sisa hasil pembakaran
berupa asap rokok. Nikotin menjadi salah satu zat yang bisa
membahayakan nyawa perokok dan orang yang menghirup asap rokok.
89
Berikut ini adalah daftar bahaya yang diakibatkan oleh pengaruh
nikotin dalam rokok :
90
Namun rokok juga akan meningkatkan beberapa resiko kanker yang
bisa muncul di semua bagian tubuh seperti kanker darah, kanker kandung
kemih, kanker usus besar, kanker serviks, kanker tenggorokan, kanker hati,
kanker perut dan batang tenggorokan.
5. Resiko Diabetes
91
Nikotin akan masuk ke dalam darah secara langsung kemudian akan
dibawa hingga sampai ke otak. Kemudian nikotin akan merangsang
kelenjar adrenalin yang akan meningkatkan adrenalin untuk tubuh.
Hubungan inilah yang menyebabkan nikotin bisa menyebabkan resiko
diabetes, terutama diabetes tipe 2. Sementara itu insulin diproduksi oleh
pankreas tapi tetap dipengaruhi oleh beberapa hormon seperti hormon
adrenalin dan kortisol. Selain itu kebiasaan merokok yang didukung oleh
gaya hidup buruk seperti konsumsi alkohol, makanan berkarbohidrat
tinggi dan jarang olahraga juga akan semakin meningkatkan resiko
diabetes.Untuk mengatasi diabates, maka bisa mengkonsumsi sayuran
untuk diabetes.
Ibu hamil yang tetap merokok selama trimester pertama juga bisa
memiliki resiko melahirkan bayi cacat. Jenis cacat lahir yang paling sering
terjadi adalah bibir sumbing dan dinding langit-langit. Hal ini terjadi
karena nikotin yang berasal dari darah ibu bayi akan terbawa hingga ke
plasenta yang dibutuhkan oleh janin untuk pertumbuhan. Pada trimester
pertama sebenarnya janin membutuhkan asupan nutrisi dan darah yang
sehat. Kandungan nikotin dalam darah inilah yang akan menganggu proses
92
pembentukan organ tubuh bayi sehingga bisa menyebabkan lahir bayi
cacat.
93
Spatula
Pipet Tetes
Pipet Ukur
Bola Karet
Kertas Saring
Corong Gelas
Labu Takar
Hot Plate
Neraca Analitis
3.2. Bahan yang Digunakan :
Tembakau Rokok
NaOH 20 %
Chloroform
Na2SO4
Iodin
Kalium Iodine
H2SO4
Aquadest
94
6. Memasukan larutan ke dalam separator funnel dan menambahkan 15 ml
kloroform, kemudian di kocok
7. Memisahkan larutan atas dan bawah pada separator funnel, larutan bawah
dimasukan ke dalam gelas kimia
8. Menambahkan 2 ml kloroform pada larutan atas yang ada di separator
funnel dan di kocok
9. Memasukan lagi larutan bawah ke dalam gelas kimia, kemudian di
evaporasi
10. Menimbang crude nikotin
VII. PERHITUNGAN
95
Dikethaui :
Berat Erlenmeyer (a) = 93,87 gram
Berat Erlenmeyer + nikotin (b) = 94,82 gram
Berat nikotin (crude) = (b) – (a)
= 94,82 - 93,87 gram
= 0,95 gram
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑟𝑢𝑑𝑒 𝑁𝑖𝑘𝑜𝑡𝑖𝑛
Kadar nikotin = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑚𝑏𝑎𝑘𝑎𝑢
0,95
= × 100%
10 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 9,5%
96
IX. KESIMPULAN
97
DAFTAR PUSTAKA
98
GAMBAR ALAT
99
Spatula Pengaduk
100
ISOLASI MINYAK ATSIRI
I. TUJUAN
Mengetahui proses ekstraksi suatu zat dari bahan yang terdapat dialam
Gelas kimia
Gelas ukur
Labu bundar
Spatula
Bunga kenanga
Aquadest
101
dari berbagai macam komponen yang secara garis besar terdiri dari
kelompok terpenoid dan fenil propana.
Metodae Isolasi Minyak Atsiri yang selama ini saya gunakan adalah
metode destilasi (penyulingan) dengan air. Metode ini meliputi destilasi air
dan uap air. Metode ini dapat digunakan untuk bahan kering mauoun
bahan segar, seluruh bahan digiling untuk dihaluskan lalu dimasukan
dalam bejana yang bentuknya mirip dandang. minyak atsiri yang pernah
saya coba adalah minyak pala (nutmeg oil), minyak nilam (patchouli oil),
minyak kayu manis (cinnamon oil), minyak kemukus (piper cubeba oil),
minyak cengkeh (clove oil), minyak kapol (cardamom oil). Dan selama ini
yang saya kerjakan dan yang jadi usaha selama ini baru minyak pala .
Minyak Atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan
persenyawa padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya,
kelarutan dalam pelarut organik dan keluratan dalam air yang diperoleh dari
bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga.
102
I. Cara Mekanik
Metode yang sering disebut expression ini merupakan cara cold pressing
tidak ada panas yang dibutuhkan pada cara ini. Prosesnya adalah
penekanan/pemerasan (squeezing). Bahan dasar yang bisa diambil
minyaknya dengan pengepresan secara mekanik biasanya berupa biji-
bijian atau kacang-kacangan maupun buah-buahan (citrus oil). Beberapa
buah yang mengandung citrus oil diantaranya bergamot, grapefruit, lemon,
lime, mandarin, orange, dan tangerine. Ada tiga cara yang berbeda untuk
memungut citrus oil :
2. Equelle a piquer, cara ini lebih hemat tenaga daripada sponge. Metode ini
tidak lagi dilakukan dengan cara manual tapi dengan alat yang yang diputar
dan dilengkapi paku-paku pada pinggirnya untuk menusuk oil cells pada
kulit buah. Minyak atsiri dan pigmen dapat dikeluarkan dari kulit buah,
kemudian minyak atsirinya dapat dipisahkan.
103
II.Cara Kimia-fisika
104
thermolabile. Dengan tipe proses seperti ini senyawa non volatil misalnya
waxe dan pigmen ikut terekstraksi.
Bahan terutama bunga direndam dalam minyak panas untuk memecah sel-
sel yang mengandung minyak atsiri kemudian minyak panas akan menyerap
minyak atsiri. Minyak yang mengandung minyak atsiri dipisahkan dari
bahan dengan penyaringan atau dekanter.
105
akhir minyak atsiri. Solven yang tertinggal 6 – 20%. Dengan memakai
hexan, solven yang tersisa hanya 10 ppm. Hasil akhir cara ini disebut
concrete. Concrete dapat dilarutkan dalam alkohol untuk memisahkan
solvennya. Bila alkohol diuapkan akan dihasilkan absolute. Absolute atau
concrete dapat dipakai untuk perfume tapi tidak untuk skin care. Contoh
tanaman yang diproses dengan cara ini adalah jasmine, hyacinth, narcissus,
tuberose.
Cara ini relatif baru dan mahal, tetapi menghasilkan minyak atsiri dengan
kualitas yang baik. CO2 menjadi hypercritical pada 33oC dan tekanan 200
atm, pada kondisi ini tidak benar-benar gas atau cair. CO2 pada kondisi ini
merupakan solven terbaik karena suhunya rendah dan waktunya sangat
singkat/ instan. CO2 bersifat inert dan dengan menurunkan tekanan akan
segera dapat memisahkan minyak atsiri dari solvennya. Perlu alat yang
mahal, biaya investasi mahal.
106
V. PROSEDUR KERJA
107
VI. DATA PENGAMATAN
Percobaan Pengamatan
Bunga Kenanga dibersihkan Bunga kenanga yang
dan dipisahkan dari digunakan dalam kondisi
tangkainya, kemudian di kering dan baik. Bunga
potong kecil dan ditimbang kenanga yang dambil seberat
Bunga kenanga yang telah 25,3 gram.
dipotong masuk kedalam Fungsi kertas timbal yaitu
kertas timbal untuk tempat ekstrak
Etanol dipipet dan Etanol 96% kemurniannya
dimasukkan kedalam bahu dipakai sebagai pelarut
leher dua. Etanol yang Ekstraksi dilakukan 9 kali
digunakan sebanyak 200 ml. dengan suhu 70-75 oC
Alat dan bahan dipasang Campuran yang didapat
dalam soxhklet dan di didinginkan sebentar dan
lakukan ekstraksi. dilakukan destilasi. Sehingga
Campuran diambil dan di dapat destilat dan Minyak
dilakukan destilasi lebih 1 atsiri pada residu.
jam. Didapat Minyak atsiri 10
Minyak atsiri yang didapat di ml.
ukur dan dianalisa
108
VII. PERHITUNGAN
= 98,02 %
IX. KESIMPULAN
Minyak atsiri merupakan minyak wangi khas dihasilkan dari tanaman atau
hewan
109
X. GAMBAR ALAT
110
ISOLASI MINYAK KEMIRI
I. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui proses ekstrasi suatu zat dari bahan yang
terdapat di alam.
111
- Ekstraksi padat – cair
Merupakan transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert
kedalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat
fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke
keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstrasi dari
bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut
dalam solvent pengekstrasi. Ekstrasi berkelanjutan diperlukan
apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering
juga digunakan pada padatan yang larut karena efektifitasnya.
Distilasi
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan
kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap
(volalitas) bahan dalam penyulingan campuran zat di didihkan
sehingga menguap dan uap ini kemudian di dinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah
akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit
operasi kimia jenis perpindahan massa.
Disilasi juga bisa dikatakan sebagai proses pemisahan
komponen yang ditunjukan untuk memisahkan pelarut dan
komponen pelarutnya. Hasil distilasi disebut distilat dan sisanya
disebut residu. Proses distilasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
a. Distilasi bertingkat
Teknik atau proses pemisahan campuran berupa cairan yang
bertujuan untuk memproses lebih dari 1 jenis komponen
b. Distilasi fraksional
Teknik pemisahan campuran berupa cairan heterogen yang
bertujuan untuk memisahkan fraksi-fraksi / komponen-komponen
yang terdapat di dalam cairan tersebut
c. Distilasi vakum
Distilasi tanpa pemanasan dan berlangsung pada tekanan rendah.
Tekanan diturunkan sampai terjadi pendidihan.
112
3.2 SECARA FISIKA
Lakukan pengepresan pada kemiri
a. Komposisi Kimia Biji dan Minyak Kemiri
Biji Kemiri
Setiap 100 gr daging biji kemiri mengandung 636 kal
- 19 gr protein
- 63 gr lemak
- 8 gr karbohidrat
- 80 mg kalsium
- 200 mg fosfor
- 2 mg besi
- 0,06 mg vitamin B
- 7 gr air
Minyak Kemiri
Bagian buah (biji) mengandung minyak sebesar 55-65% dan
kadar minyak dalam tempurung sebesar 60%
Komposisi Kimia Minyak Kemiri
Asam Lemak Jumlah %
- Asam lemak Jenuh
Asam Palmitat 55
Asam Stearat 6,7
- Asam Lemak Tak Jenuh
Asam Oleat 10,5
Asam Linoelat 48,5
Asam Linolenat 28,5
113
Sifat Fisik dan Kimia
Karakteristik Nilai
- Bilangan Penyabunan 188 – 202
- Bilangan Asam 6,3 – 8
- Bilangan Iod 136 – 167
- Bilangan Thiocynogen 97 – 107
- Bilangan Hidroksil Tidak ada
- Bilangan Reichert Meissl 0,1 – 0,8
- Bilangan Polenske Tidak ada
- Indeks bias pada 25 C 1,473 – 1.479
- Komponen tidak 0,3 – 1 %
tersabunkan 0,924 – 0,929
- Bobot jenis pada 15 C
114
IV. PROSEDUR
a. Secara Kimia
1. Timbang 50 gr kemiridiiris dan dihaluskan. Kemudian
dimasukkan dlam soxklet.
2. Siapkan alat ekstrasi soxlet dan kemiri yang telah dibungkus
lalu masukkan kedalam alat ekstraktor
3. Pada labu leher dua dimasukkan alcohol sebanyak 200 ml (atau
½ - 2/3 dari volume labu) dan lakukakan ekstrasi selama 3 jam
4. Ekstrak yang diperoleh kemudian didestilasi, tamping destilat
yang terbentuk
5. Residu dikeringkan dalam oven, kemudian dikeringkan pula
dalam desikator yang telah diisi kalium klorida anhidrad
6. Tenyukan kandungan lemak yang terbentuk
7. Lakukan analisa beberapa sifat fisika – kimia minyak (lihat
prosedur umum analisa sifat fisika dan kimia minyak pada
bagian akhir modul praktikum ini)
115
V. DATA PENGAMATAN
a. S
No e Perlakuan Pengamatan
116
VI. PERHITUNGAN
Diketahui :
- Berat Botol Pereaksi (a) = 237,28 gr
- Berat Botol Pereaksi + Produk (b) = 245,34 gr
- Berat Minyak Kemiri =b–a
= (245,34 – 237,28) gr
= 8,06 gr
- Kadar Minyak Kemiri dalam 29 gr sampel
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑀𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑚𝑖𝑟𝑖
- % Kadar = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
8,06 𝑔𝑟
= x 100 %
29 𝑔𝑟
= 27,7931 %
117
VIII. ANALISA DATA
Dari percobaan isolasi minyak kemiri yang telah dilakukan dapat
dianalisa bahwa minyak kemiri dapat diperoleh dengan cara mengekstraksi
biji kemiri yang telah dihaluskan dengan metode ekstraksi soxhlet. Lalu
setelah di ekstraksi, dilanjutkan dengan proses destilasi untuk memisahkan
minyak kemiri yang terdapat di dalam pelarut.
Biji kemiri yang akan di ekstrak harus digerus dulu sampai halus,
karena untuk mempermudah minyak nabati yang ada di dalam biji kemiri
terekstrak oleh pelarut yang diguanakan. Ini berhubungan dengan ukuran
partikel yang semakin kecil sehingga memperluas bidang sentuh agar lebih
mudah terekstrak. Pelarut yang digunakan yaitu etanol. Etanol digunakan
sebagai pelarut karena memiliki tingkat kepolaran yang realtif sama dengan
minyak yang akan di ekstrak yaitu sama-sama merupakan senyawa non polar.
Adapun syarat pelarut yang digunakan yaitu ; Beda polaritas antara solvent
dan solute kecil, Titik didih rendah (minyak akan rusak pada suhu tinggi),
Mudah menguap, Tidak berbahaya, tidak beracun, tidak mudah
meledak/terbakar, Inert dan Tidak bereaksi dengan solute.
Selanjutnya dilakukan proses ekstrasi. Pada saat proses ekstraksi
akan mengalami proses sirkulasi selama 4 kali. Semakin banyak jumlah
sirkulasi maka akan memiliki peluang yang lebih besar untuk memperoleh
minyak yang lebih banyak. Dimana ekstraksi dapat terhenti, apabila : Cairan
yang tersirkulasi sudah tidak berwarna lagi (bagi suatu bahan yang
disekstraksi mula – mula memberikan cairan yang berwarna), Cairan yang
tidak memberikan rasa yang sesuai denga rasa substransi yang diekstraksi,
Memberikan reaksi yang negatif bila dilakukan reaksi identifikasi.
Kemudian metode ekstraksi ini memiliki keuntungan dan kerugian.
Dimana keuntungannya yaitu; Menggunakan penyaring yang sedikit sebab
penyaring itu juga yang akan digunakan kembali untuk mengulang
percobaan Dan Uap panas tidak melalui simplisia, tetapi melalui pipa
samping.Sedangkan kerugiannya yaitu : Tidak dapat menggunakan bahan
yang mempunyai tekstur yang keras dan Pengerjaannya rumit dan agak lama.
118
IX. KESIMPULAN
119
DAFTAR PUSTAKA
120
GAMBAR ALAT
121
KRISTALISASI DAN SUBLIMASI
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan praktikum ini Mahasiswa diharapkan mampu:
1. Melakukan proses pengkristalisasian dengan menggunakan asam
benzoate dengan baik dan benar.
2. Melakukan proses penyublimasi dengan menggunakan kamfer.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan rosess kristalisasi dan
sublimasi yang terjadi pada kehidupan sehari-hari
122
III. DASAR TEORI
Kristalisasi
Rekristalisasi adalah suatu metode untuk pemurnian senyawaan padatan
yang dihasilkan dari reaksi-reaksi organic. Kristalisasi adalah proses
pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan yang bertujuan untuk
memurnikan suatu zat. Pemisahan dengan teknik Kristalisasi didasari atas
pelepasan pelarut dari zat terlarutnya.
Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat cair yang sangat
penting dalam industry, karena dapat menghasilkan kemurnian produk
mencapai 100 %. Contoh proses kristalisasi yaitu pada proses pengkristalan
garam dan gula.
Metode rekristalisasi melibatkan 5 tahapan :
1. Pemilihan pelarut
Pelarut yang terbaik adalah pelarut dimana senyawa yang
dimurnikan hanya larut sedikit pada suhu kamar tetapi sangat larut pada
suhu yang lenih tinggi, misalnya pada titik didih pelarut itu.
Pelarut itu harus melarutkan secara mudah pengotor-pengotor dan
harus mudah menguap, sehingga dapat dipisahkan secara mudah dari
materi yang dimurnikan. Titik didih pelarut harus lebih rendah dari titik
leleh padatab untuk mencegah pembentukan minyak. Pelarut tidak
boleh bereaksi denagn zat yang akan dimurnikan dan harus murah
harganya.
2. Kelarutan senyawa padat dalam pelarut panas
Padatan yang akan dimurnikan dilarutkan dalam sejumlah
minimum pelarut panas dalam labu Erlenmeyer. Pada titik didihnya,
sedikit pelarut ditambahkan sampai terlihat bahwa tidak ada tambahan
materi yang larut lagi. Hindari penambahan berlebih.
3. Penyaringan larutan
Larutan jenuh masih panas kemudian disaring melalui kertas saring
yang ditempatkan dalam suatu corong saring.
123
4. Kristalisasi
Filtrate panas kemudian dibiarkan dingin dalam gelas kimia. Zat
padat murni memisahkan sebagai Kristal. Kristalisasi sempurna jika
Kristal yang terbentuk banyak. Jika kristalisasi tidak terbentuk selama
pendinginan filtrate dalam waktu cukup lama maka larutan harus dibuat
lewat jenuh.
Asam Benzoat
Nama
Nama IUPAC
Asam benzoat
Nama lain
Asam benzenakarboksilat,
Karboksibenzena,
E210, Asam drasiklik
124
Sifat
Struktur
125
Bahaya
Sublimasi
Jika jumlah Kristal sedikit stabil terhadap panas maka proses pemurnian
dapat dilakukan dengan cara sublimasi. Sublimasi adalah suatu proses dimana
zat-zat tertentu bila dipanaskan secara langsung berubah dari bentuk padat
menjadi uap tanpa meleleh. Uap tersebut bila didinginkan akan kembali
menjadi zat padat.
Dengan sublimasi dapat dipisahkan padatan volatile dari non volatile,
contohnya kamfer, asam benzoate dan lain-lain. Sublimasi dapat dilakukan
dengan menggunakan alat Mallory Sublimator atau juga bisa menggunakan
alat sederhana.
Kapur barus dapat diproduksi dari alfa-pinene , yang berlimpah dalam
minyak pohon konifer dan dapat disuling dari terpentin diproduksi sebagai
produk samping dari pulping kimia. Dengan asam asetat sebagai pelarut dan
dengan katalisis oleh asam kuat, alfa-pinene mudah menata kembali ke
camphene, yang pada gilirannya mengalami Wagner-Meerwein penataan ke
dalam kation isobornyl, yang ditangkap oleh asetat untuk memberikan asetat
isobornyl. Hidrolisis ke isoborneol diikuti oleh oksidasi memberikan kamper.
Naftalen juga dikenal sebagai nafthalin, tar kapur, tar putih, albokarbon,
atau nafthene. Sifat fisik naftalen : rumus kimia C10H8, massa molar 128.17
g/mol, density 1.14 gcm-3, tidak dapat larut dalam air, alkohol, larut dalam
eter dan benzen, titik cair 80.5 °C, titik didih 128,17 gmol-1, Berwarna
putih kristal dan memiliki bau yang kuat.
126
Naftalen mudah menguap dan mudah terbakar. Naftalen merupakan
hidrokarbon padat berwarna putih, yang diperoleh dari penyulingan fraksional
batu bara. Sebagian besar naftalen yang diproduksi digunakan sebagai bahan
baku pembuatan resin alkil untuk pembuatan plastik. Sebagian kecil untuk zat
warna dan bahan kimia lain. Penggunaan langsung adalah sebagai pengusir
ngengat (Anonim,2011).
127
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
4.1 Kristalisasi Asam Benzoat
1. Memasukkan asam benzoate 5 gr kedalam gelas kimia 100 ml
yang telah dihaluskan.
2. Menambahkan air panas sedikit demi sedikit sehingga asam
benzoate larut (tepat larut).
3. Menyaring asam benzoate dengan menggunakan penyaring
vakum.
4. Membiarkan filtrate pada suhu kamar.
5. Menyaring kristal yang terbentuk dengan menggunakan corong
dan kertas saring.
6. Menimbang Kristal yang diperoleh.
128
VI. DATA PENGAMATAN
6.1. Kristalisasi Asam Benzoat
No. Perlakuan Pengamatan
129
VII. DATA PENGAMATAN
7.1 . Kristalisasi Asam Benzoat
Diketahui :
- Berat cawan kosong + kertas saring = 51,68 gr (a)
- Berat cawan kosong + kertas saring + kristal = 53,15 gr (b)
130
VIII. ANALISA PERCOBAAN
131
IX. KESIMPULAN
- Jenis pelarut
- Kondisi lingkungan
4. Sublimasi adalah proses perubahan fase dari fase padatan mejadi gas.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sublimasi :
- Kondisi lingkungan
132
GAMBAR ALAT
133
Spatula Cawan Penguap
134
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun. 2018. Penuntun Praktikum Satuan Operasi II. Kritalisasi dan
Sublimasi. Teknik Kimia. Palembang
135