1.1. Pendahuluan
Pabrik kimia adalah susunan/rangkaian dari berbagai unit pengolahan yang terintegrasi
satu sama lain secara sistematik dan rasional. Tujuan dari pengoperasian pabrik kimia secara
keseluruhan adalah untuk mengubah (mengkonversi) bahan baku tertentu (input feedstock)
mrenjadi produk yang diinginkan.
Dalam pengoperasiannya, pabrik kimia akan selalu mengalami banyak ganggauan
(disturbance) pada variabel prosesnya dari luar (eksternal), sehingga diperlukan pengendalian
variabel proses tersebut agar tetap pada batasan yang dipersyaratkan (diizinkan) dalam
operasinya.
Pengendalian proses pada dasarnya adalah usaha untuk mencapai tujuan agar proses
berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Namun, apakah memang betul-betul diperlukan
pengendalian proses ? Jawab terhadap pertanyaan ini bida tidak bisa ya. Proses tidak perlu
dikendalikan jika memang tujuan proses tercapai tanpa unsur pengendalian. Contoh sederhana
misalnya mempertahankan suhu air pada tekanan normal tetap pada 100 oC. Tanpa
dikendalikan pun, air yang mendidih suhunya tetap 100 oC pada tekanan 1 atm. Sebaliknya,
proses perlu dikendalikan jika untuk mencapai tujuan perlu pengawasan terus-menerus. Contoh
sederhana adalah mempertahankan suhu air pada 40 oC dalan udara yang bersuhu kamar dan
tekanan normal.
Gambar 1.4 Skema pengendali ketinggian cairan dengan Pengaturan laju alir masuk (Fi)
Gambar 1.5 Skema pengendali ketinggian cairan dengan Pengaturan laju alir keluar (F)
Dengan sistem kendali gambar 2, kita bisa ilustrasikan apabila keluaran aktual telah sama
dengan referensi atau masukan maka input kontroler akan bernilai nol. Nilai ini artinya
kontroler tidak lagi memberikan sinyal aktuasi kepada plant, karena target akhir perintah gerak
telah diperoleh. Sistem kendali loop terbuka dan tertutup tersebut merupakan bentuk sederhana
yang nantinya akan mendasari semua sistem pengaturan yang lebih kompleks dan rumit.
Hubungan antara masukan (input) dengan keluaran (output) menggambarkan korelasi antara
sebab dan akibat proses yang berkaitan. Masukan juga sering diartikan tanggapan keluaran
yang diharapkan.
Untuk mendalami lebih lanjut mengenai sistem kendali tentunya diperlukan pemahaman
yang cukup tentang hal-hal yang berhubungan dengan sistem kontrol. Oleh karena itu
selanjutnya akan dikaji beberapa istilah-istilah yang dipergunakannya.
a. Proses
Proses adalah peralatan (equipment) bersama-sama dengan reaksi fisis ataupun kimia yang
terjadi di dalamnya.
c. Transducers / Transmitter
Beberapa sinyal pengukuran tidak dapat digunakan untuk aktuasi pengontrolan
sebelum dikonversi ke dalam besaran-besaran fisis tertentu (sinyal elektrik atau sinyal
pneumatik). Setelah dikonversi ke dalam sinyal elektrik atau pneumatik, sinyal hasil
pengukuran tersebut dapat ditransmisikan dengan mudah dan juga dapat dimengerti oleh
kontroller.
Konversi ini dilakukan oleh suatu elemen yang disebut transducers / transmitter.
Sebagai contoh, strain gauges dapat mengubah sinyal pressuremenjadi sinyal elektrik.
d. Transmission Lines
Saluran transmisi (transmission lines) membawa sinyal hasil pengukuran oleh sensor
dan telah diubah oleh transducer/transmitter ke kontroler atau dari kontroler ke final control
element.
Saluran transmisi dapat berupa sinyal pneumatik (udara yang terkompresi). Namun,
seiring dengan berkembangnya kontroler elektronik analog dan khususnya kontroler digital,
saat ini kebanyakan menggunakan sinyal elektrik sebagai saluran transmisinya. Sesuai dengan
standard ISA (Instrument Society of America), besarnya sinyal transmisi tersebut adalah :
Sinyal Pneumatik : 3 15 psig (0.2 1 kg/cm2)
Sinyal Elektrik : 4 20 mA.
psig = pounds per square inchies (gauge)
tujuan dari standardisasi tersebut adalah untuk kemudahan pengguna dalam memilih
instrumen, juga kemudahan dalam perancangan, kalibrasi, dan pemeliharaan.
e. Controller
Controller memperoleh informasi dari measuring device yaitu sinyalProcess Variable
(PV), membandingkan dengan Set Point (SP), menghitung banyaknya koreksi yang diperlukan
sesuai dengan algoritmanya (P, PI, dan PID), dan kemudian memutuskan atau mengeluarkan
sinyal koreksi (Manipulated Variable / MV) untuk ditransmisikan ke Control Valve.
Controller dapat berupa controller mekanik (pneumatic), controllerelektronik
atau controller digital yang terkomputerisasi dengan kemampuan dapat melaksanakan tugas-
tugas kontrol yang cukup rumit.
Coughanowr, Donald., & LeBlanc, Steven, 2009, Process Systems Analysis and Control Third
Edition. New York : McGraw-Hill International Editions.