BAB I
PENDAHULUAN
1
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
2
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kedua ujung pipa tersebut dilas pada penunjang pipa yang menempel pada mantel.
Untuk meningkatkan effisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas
cangkang dan buluh dipasang sekat (buffle). Ini bertujuan untuk membuat
turbulensi aliran fluida dan menambah waktu tinggal (residence time), namun
pemasangan sekat akan memperbesar pressure drop operasi dan menambah beban
kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur.
Gambar 2.1.1. Alat penukar panas jenis shell and tube heat exchanger
2. Double pipe heat exchanger
Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda (double pipe).
Dalam jenis penukar panas dapat digunakan berlawanan arah aliran atau arah
aliran, baik dengan cairan panas atau dingin cairan yang terkandung dalam ruang
annular dan cairan lainnya dalam pipa.
Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart yang
dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak penyekat.
Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di
dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat penukar panas jenis
ini dapat digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan tekanan operasi yang
tinggi. Sedangkan untuk kapasitas yang lebih besar digunakan penukar panas jenis
selongsong dan buluh (shell and tube heat exchanger).
Gambar 2.1.2. Alat penukar panas jenis pipa rangkap (double pipe heat exchanger)
4
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
Gambar 2.1.3. Alat penukar panas jenis pelat dan bingkai (plate and frame heat
exchanger)
4. Air cooled heat exchanger
Air cooled heat exchanger umumnya digunakan untuk fluida gas, liquid dan
kondensasi. Air cooled heat exchanger cenderung menjadi tidak ekonomis jika
temperatur outlet kurang dari 20 sampai 30OC di atas temperatur ambien. Tube dan
header dapat difabrikasi dengan menggunakan material umum. Fin biasanya
menggunakan material aluminium, kadang-kadang material steel galvanised
digunakan dalam kondisi korosif, tapi mempunyai loss efficiency yang cukup besar.
Alat ini mempunyai fouling factor yang tinggi, yang perlu dipertimbangkan adalah
desain header box untuk memudahkan akses mechanical cleaning pada tube side.
Pada fin aluminium memungkinkan terjadinya korosi. Masalah utama adalah
cleaning di sekitar air side dan fan drives.
Yang umum dipakai adalah shell and tube heat exchanger karena:
1. Memiliki luas permukaan perpindahan panas per satuan volume yang besar
2. Untuk area yang kecil cukup dengan double pipe
3. Aliran fluida dapat diatur dengan co-current maupun counter current
4. Terjadi perpindahan panas secara konveksi (antara shell dan fluida) dan konduksi
(antara dinding-dinding shell).
Perpindahan panas yang terjadi di heat exchanger akan didahului dengan panas
yang terjadi di masing-masing pipa dan tergantung pada sifat bahan dan diameter pipa.
Makin besar diameter pipa makin besar perpindahan panasnya. Biasanya panas yang
melewati dinding secara keseluruhan ditentukan oleh koefisien luas maupun dalam.
Untuk konduksi ditentukan oleh tebal pipa dan bahan pipa. Hantaran panas heat
exchanger ditentukan oleh koefisien perpindahan panas secara menyeluruh (U).
6
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
7
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
perpindahan panas akan besar, namun sebaliknya jika U kecil maka kecepatan
perpindahan panas harganya kecil.
Gambar 2.1.5. Penggambaran Sisi Aliran Panas dan Aliran Dingin pada Heat
Exchanger
Bila dalam alat penukar panas kedua fluida dalam alat penukar panas dipisahkan
dalam bidang datar maka U dapat dinyatakan dalam bentuk :
1
U= 1 𝑥 1
( )+( )+( )
ℎ𝑖 𝑘 ℎ𝑜
1
Ui = 1 𝑟𝑖 𝑟0 𝑟𝑖 1
( )+( )𝑙𝑛( )+( )( )
ℎ0 𝑘 𝑟𝑖 𝑟0 ℎ𝑖
8
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
• Scaling
Scaling adalah endapan yang terbentuk pada permukaan pipa/tube yang kontak
dengan air. Scale atau kerak ini disebabkan oleh air yang memiliki kesadahan tinggi.
Komponen utama pembentukkan scale adalah kalsium karbonat, kalsium sulfat, dan
juga senyawa magnesium hidroksida.
• Fouling factor (Rd)
Fouling adalah peristiwa terakumulasinya padatan yang tidak dikehendaki di
permukaan heat exchanger yang berkontak dengan fluida kerja, termasuk permukaan
heat transfer. Peristiwa tersebut adalah pengendapan, pengerakan, korosi, polimerisasi
dan proses biologi. Faktor pengotoran ini sangat mempengaruhi perpindahan panas
pada heat exchanger. Pengotoran ini dapat terjadi endapan dari fluida yang mengalir,
juga disebabkan oleh korosi pada komponen dari heat exchanger akibat pengaruh dari
jenis fluida yang dialirinya. Selama heat exchanger ini dioperasikan pengaruh
pengotoran pasti akan terjadi. Terjadinya pengotoran tersebut dapat menganggu atau
memperngaruhi temperatur fluida mengalir juga dapat menurunkan atau
mempengaruhi koefisien perpindahan panas menyeluruh dari fluida tersebut.
Penyebab terjadinya fouling :
- Adanya pengotor berat yaitu kerak yang berasal dari hasil korosi atau cake.
- Adanya pengotor berpori yaitu kerak lunak yang berasal dari dekomposisi kerak
keras.
Akibat fouling :
- Mengakibatkan kenaikan tahanan heat transfer, sehingga meningkatkan biaya, baik
investasi, operasi maupun perawatan.
- Ukuran heat exchanger menjadi lebih besar, kehilangan energi meningkat, waktu
shutdown lebih panjang dan biaya perawatan meningkat.
Faktor pengotoran (fouling factor) dapat dicari persamaan :
𝑈𝑐−𝑈𝑑
Rd =
𝑈𝑐 . 𝑈𝑑
ℎ𝑖𝑜 .ℎ𝑜 𝑄
dengan Uc = dan Ud =
ℎ𝑖𝑜+ℎ𝑜 𝐴 ΔT
dimana Uc = koefisien perpindahan panas menyeluruh bersih
Ud = koefisien perpindahan panas menyeluruh (design)
hio = koefisien perpindahan panas pada permukaan luar tube
ho = koefisien perpindahan panas fluida diluar tube
9
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
11
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
12
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
BAB III
METODE PERCOBAAN
Cold Hot
Fluid Fluid
3.4. Respon
Perbedaan suhu fluida panas masuk dan keluar.
Perbedaan suhu fluida dingin masuk dan keluar.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4. 1. Hasil Percobaan
Tabel 4.1.1. Data Skala, Flowrate, Suhu, ΔTLMTD Aliran Co-Current
Flowrate Thi Tho Tci Tco ΔTLMTD
Skala
L/menit m3/detik (OC) (OC) (OC) (OC) (OC)
2 7 1,167 . 10-4 46,7 45,3 30,5 31,2 15,126
4 10 1,667 . 10-4 47,2 45,6 32,5 33,7 13,251
6 13 2,167 . 10-4 46,6 45,4 32,7 33,9 12,662
8 16 2,667 . 10-4 46,36 44,45 33,0 34,36 11,649
10 19 3,167 . 10-4 45,55 43,73 33,55 34,55 10,527
Tabel 4.1.2. Data Skala, Flowrate, Suhu, ΔTLMTD Aliran Counter Current
Flowrate Thi Tho Tci Tco ΔTLMTD
Skala
L/menit m3/detik (OC) (OC) (OC) (OC) (OC)
2 7 1,167 . 10-4 46,36 43,45 31,27 33,64 12,448
4 10 1,667 . 10-4 46,27 43,36 30,91 33,09 12,812
6 13 2,167 . 10-4 46,18 43,82 30,55 32,27 13,587
8 16 2,667 . 10-4 46,18 43,36 30,73 31,91 13,433
10 19 3,167 . 10-4 46,27 45,09 30,36 31,09 14,954
Tabel 4.1.3. Data Skala, Qh, Qc, Ui, Uo, Ud, Uc Aliran Co-Current
Ui Uo Ud Uc
Skala Qh (J/s) Qc (J/s)
(J/m .s. C) (J/m .s. C) (W/m. C) (W/m.OC)
3 O 3 O O
Tabel 4.1.4. Data Skala, Qh, Qc, Ui, Uo, Ud, Uc Aliran Counter Current
Ui Uo Ud Uc
Skala Qh (J/s) Qc (J/s)
(J/m3.s.OC) (J/m3.s.OC) (W/m.OC) (W/m.OC)
2 1.419,18 4.040,93 600,05 550,77 575,41 823,844
4 2.027,22 3.716,97 832,78 764,39 798,58 932,586
6 2.137,19 2.932,66 827,88 759,89 793,88 986,737
8 3.143,00 2.011,94 1.231,45 1.130,32 1.180,89 1994,019
10 1.561,72 1.244,67 549,66 504,52 527,09 847,971
15
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
4. 2. Pembahasan
4.2.1. Pengaruh Flowrate terhadap Nilai Ui dan Uo
1400
1200
1000
U (J/m3.s.OC)
800
600
400
Ui Co-current
Uo Co-Current
200 Ui Counter-Current
Uo Counter-Current
0
0.0001167 0.0001667 0.0002167 0.0002667 0.0003167
Flowrate Hot Fluid (m3/detik)
Gambar 4.2.1. Grafik Hubungan Flowrate terhadap Ui dan Uo
Pada percobaan ditunjukkan pula bahwa semakin besar flowrate hot fluid
maka harga Ui dan Uo baik pada aliran co-current maupun counter current
memiliki kecenderungan untuk semakin meningkat. Hal ini terjadi karena Ui dan
Uo berbanding lurus dengan flowrate, seperti yang dijelaskan pada persamaan
berikut:
ρ .vh .cph .ΔTh ρ .vh .cph .ΔTh
Ui = dan Uo =
𝐴𝑖 . ΔTLMTD 𝐴𝑜 . ΔTLMTD
Pada laju alir hot fluid 1,167 x 10-4 m3/s, 1,667 x 10-4 m3/s, dan 2,167 x 10-4
m3/s, nilai Ui pada aliran counter current lebih besar dibandingkan aliran co-
current. Hal ini terjadi karena perbedaan suhu rata-rata setiap bagian heat
16
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
exchanger (ΔTLMTD) untuk aliran counter current lebih besar dibandingkan aliran
co-current. Selain itu, nilai Uo pada aliran counter current juga lebih besar
dibandingkan aliran co-current. Hal ini terjadi karena perbedaan suhu rata-rata
setiap bagian heat exchanger (ΔTLMTD) untuk aliran counter current lebih besar
dibandingkan aliran co-current. Sehingga dengan nilai (ΔTLMTD) yang lebih kecil
nilai, Ui dan Uo pada co-current menjadi lebih besar, dan perpindahan panas dari
fluida panas ke fluida dingin menjadi lebih mudah.
2500
Ud Co-current
Uc Co-Current
2000
Ud Counter-Current
Uc Counter-Current
U (J/m3.s.OC)
1500
1000
500
0
0.0001167 0.0001667 0.0002167 0.0002667 0.0003167
Flowrate Hot Fluid (m3/detik)
Gambar 4.2.2. Grafik Hubungan Flowrate terhadap Uc dan Ud
17
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
0.0035
0.003
0.0025
Rd Co-current
0.002
Rd
Rd Counter-
0.0015 Current
Rd toleransi
0.001
0.0005
0
0.0001167 0.0001667 0.0002167 0.0002667 0.0003167
Flowrate Hot Fluid (m3/detik)
Gambar 4.2.3. Grafik Hubungan Flowrate terhadap nilai Rd
18
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
fluida, maka waktu tinggal fluida makin kecil sehingga kemungkinan terbentuknya
kerak semakin kecil.
Pada aliran co-current, nilai Rd-nya lebih kecil daripada aliran counter-
current. Hal ini disebabkan karena nilai Uc pada aliran counter-current lebih besar
dari Uc aliran co-current, dan nilai Ud aliran counter-current lebih kecil dari Ud
aliran co-current. Hal ini dapat dijelaskan dari persamaan :
1 1 Uc − Ud
Rd = − =
Ud U c Uc . Ud
Namun pada flowrate hot fluid 3,167 x 10-4 m3/s co-current lebih besar
daripada counter current. Hal ini disebabkan oleh akumulasi kerak dalam heat
exchanger yang mempengaruhi oefisien perpindahan panas sehingga
mempengaruhi nilai faktor pengotoran. Dari data Rd yang didapat, baik itu aliran
co-current maupun counter-current, dapat disimpulkan bahwa heat exchanger ini
masih layak digunakan karena nilai Rd yang diperoleh belum melampaui batas
nilai Rd toleransi yang diperbolehkan, yaitu Rd = 0,003.
(Kern, Process Heat Transfer Page 108).
Adapun perawatan yang perlu dilakukan dalam penggunaan heat exchanger
antara lain :
a. Dilakukan pembersihan heat exchanger minimal 1 tahun sekali
b. Jika nilai Rd melampaui batas Rd toleransi, dilakukan penggantian tube dengan
diameter yang lebih besar
c. Mengatasi Pengotoran
Memilih fluida yang akan dimasukkan kedalam alat penukar kalor.
Melakukan pembersihan secara berkala untuk membuang kotoran-
kotoran yang ada di dalam selubung atau tabung alat penukar kalor.
Mempergunakan bahan yang cocok agar kotoran yang terdapat pada alat
penukar kalor benar-benar bersih dan ketika membersihkan alat penukar
kalor tersebut tidak mengalami kerusakan pad dindingmya.
d. Mengatasi korosi
Korosi dapat dikendalikan atau diminimalisir dengan cara :
Lapis lindung, yaitu dengan melapisi logam dengan bahan lain yang
lebih tahan karat, sehingga proses korosi dapat diperlambat,
19
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
Skala 4 :
W
31.546,61 ( °C) . 0,0209133 m
m2 = α[22.838,63]p [4,2134]q
0,6375(W/m 0 C)
1.042,908 = α[22.838,63]p [4,2134]q
Log 1.042,908 = log α + p ∙ log 22.838,63 + 𝑞 ∙ log 4,2134
3,018 = log α + 4,3587 p + 0,6246 q …………. (2)
20
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
Skala 6 :
W
33.300,29 ( °C) . 0,0209133 m
m2 = α[24.812,78]p [4,3036]q
0,6382(W/m 0 C)
1.103,333 = α[24.812,78]p [4,3036]q
Log 1.103,333 = log α + p ∙ log 24.812,78 + 𝑞 ∙ log 4,3036
3,043 = log α + 4,3947 p + 0,6338 q …………. (3)
W
30.095,94 ( °C) . 0,0209133 m
m2 = 1,12[21.363,39]0,661 [4,1068]0,1413
W
0,6377 ( 0 )
m C
992,597 ≈ 994,988
21
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
Dari literature yang ada untuk aliran counter current, harga 𝛂 = 𝟎, 𝟑𝟔; p =
0,55; q = 0,33 yang dijelaskan melalui persamaan:
Dari hasil percobaan yang didapatkan, dengan menghitung selisih antara nilai
Re dan Pr pada tiap nilai Gs, maka didapat % error :
Nu Model : Nu Percobaan :
22
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Nilai Ui pada aliran counter current lebih besar dibandingkan aliran co-
current. Hal ini terjadi karena perbedaan suhu rata-rata setiap bagian heat
exchanger (ΔTLMTD) untuk aliran counter current lebih besar
dibandingkan aliran co-current.
2. Koefisien perpindahan panas bersih (Uc) lebih besar daripada koefisien
perpindahan panas kotor (Ud) baik pada aliran co-current maupun
counter current.
3. Semakin tinggi flowrate, maka nilai Uc dan Ud juga meningkat. Hal ini
dikarenakan nilai U berbanding lurus dengan nilai laju alir.
4. Nilai α, p, dan q yang diperoleh yaitu α = 1,12; p = 0,508; dan q = 0,728
5. Rd percobaan lebih kecil daripada Rd yang diijinkan yang berarti bahwa alat
belum saatnya dibersihkan dan masih layak digunakan.
5.2. Saran
1. Pemasangan selang harus benar-benar rapat dan kuat agar tidak terjadi
kebocoran
2. Pembacaan suhu harus cermat dan teliti.
3. Pembacaan skala flowrate harus cermat dan teliti.
4. Usahakan alat dalam keadaan kering agar tidak terjadi kontak dengan arus
listrik
23
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
DAFTAR PUSTAKA
Brown, G. G. 1976. Unit Operations, Moderns Asia Edition. John Willey and Sons Inc.
New York.
Holman,J.D.1997. “Perpindahan Kalor”,edisi ke-6, Jakarta: Erlangga.
http://www.southwestthermal.com/shell-tube-exchanger.html diakses pada tanggal 7
Desember 2014 pukul 21.09 WIB
http://iswahyudi8962.blogspot.com/2011/12/heat-exchanger.html diakses pada tanggal 7
Desember 2014 pukul 21.19 WIB
http://wbsakti.wordpress.com/2014/03/06/heat-exchanger-definisi-dan-type/ diakses pada
tanggal 7 Desember 2014 pukul 21.34 WIB
http://andysembiring.blogspot.com/2011/06/perawatan-mesin-pada-heat-exchanger.html
diakses pada tanggal 7 Desember 2014 pukul 20.52 WIB
Kern, D. G. 1980. Process Heat Transfer. McGraw Hill Book Co. Ltd. Kogakusha, Tokyo.
Marsoem, “Modul Alat Penukar Panas”, Jurusan Teknik Kimia UNDIP, hal 9 dan 17.
McAdam, William H. 1959. Heat Transmittion. McGraw Hill Book Co. Ltd. Kogakusha,
Tokyo.
Perry, R.H and Chilson, “Chemical Engineering Handbook”, 5th ed, Mc Graw Hill Book
24
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014