Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA-1

AGITASI MEKANIK DAN PENCAMPURAN CAIRAN

Kelompok 3

1.Alzena Araminta Aileen Janitra (1831410060)


2.Gita Dewi Mayangsari (1831410129)
3.Ilham Nugraha (1831410150)
4.Inmel Istikhomah (1831410027)
5.M.Hafidz Miftahul A. (1831410142)
6.Riza Aprelia Putri (1831410020)

PROGRAM STUDI DIII-TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA-1
TANGGAL : 27 NOVEMBER 2019

I. JUDUL PRAKTIKUM
“ Agitasi mekanik dan pencampuran cairan.”

II. TUJUAN PRAKTIKUM


Praktikum agitasi mekanik ini bertujuan untuk menentukan waktu pencampuran,
menghitung bilangan reynold, bilangan power dan bilangan froude.
III. DASAR TEORI
Pencampuran (mixing) merupakan operasi yang tujuannya untuk mengurangi
ketidaksamaan komposisi, suhu atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan. Pencampuran
dapat terjadi karena adanya gerakan dari bahan tersebut. Agar bahan dapat bergerak
diperlukan suatu pengadukan yang merupakan gerakan terinduksi menurut cara tertentu pada
suatu bahan dalam bejana. Gerakan itu biasanya mempunyai semacam pola sirkulasi,salah
satunya adalah proses pencampuran. Istilah pencampuran dapat diartikan dengan memberikan
gerakan yang tidak beraturan atau keadaan yang turbulen terhadap fluida, dari pemberian kerja
mekanik pada fluida yang bersangkutan. Proses pencampuran memberikan aplikasi yang luas
dalam industri kimia, baik dalam proses ekstraksi pencampuran, adsorpsi, perpindahan panas
dan reaksi kimia. Walaupun proses pencampuran dapat dibahas berserta proses yang
bersangkutan, namun proses ini lebih sering dianggap sebagai suatu proses yang berdiri
sendiri.
Salah satu cara untuk operasi pencampuran adalah pengadukan. Pemilihan pengaduk
sangat ditentukan oleh jenis pencampuran yang diinginkan serta keadaan bahan yang akan
dicampur. Pada bidang teknologi lingkungan misalnya, pengadukan digunakan untuk proses
fisika seperti pelarutan bahan kimia dan proses pengentalan (thickening), proses kimiawi
seperti koagulasi. Dalam proses kimia dikenal adanya pencampuran fase homogen dan
pencampuran fase heterogen. Untuk fase homogen, umpamanya pencampuran cair dengan
cair, gas dengan gas, dan padat dengan padat. Sedang untuk fase heterogen salah satunya
adalah fase cair dengan padat. Pencampuran ialah peristiwa menyebarnya bahan secara acak,
suatu bahan menyebar kedalam bahan lain dan sebaliknya, yang sebelumnya dalam dua fase
atau lebih. Pengadukan zat cair dilakukan untuk berbagai tujuan, antara lain:
a. Melarutkan padatan dalam cairan, seperti garam dalam air

b. Untuk mencampur zat cair yang mampu campur (miscible), sebagai contoh metil alkohol
dengan air.

c. Untuk mendispersikan gas dalam zat cair dengan berbentuk gelembung-


gelembung kecil.

d. Untuk menyebarkan zat cair yang tidak dapat campur sehingga membentuk emulsi atau
suspensi partikel halus pada kedua zat cair immiscible tersebut.
e. Untuk mempercepat perpindahan kalor antara zat cair baik sesama bahan dengan
menyuplai panas yang ada dalam tangki pencampurantersebut.
f. Untuk mempercepat perpindahan massa antara fase yangterdispersi.
Zat cair biasanya diaduk di dalam sutu tangki atau bejana, biasanya yang berbentuk
silinder dengan sumbu terpasang vertikal. Di dalam tangki itu dipasang impeller pada ujung tutup
yang ditumpu dari atas dan digerakkan oleh motor. Tangki itu biasanya dilengkapi dengan
lubang masuk dan lubang keluar, kumparan kalor, mantel, dan sumur untuk menempatkan
termometer atau piranti pengukuran suhu lainnya. Impeller itu akan membangkitkan pola aliran
di dalam sistem yang menyebabkan zat cair bersirkulasi di dalam bejana dan akhirnya kembali ke
impeller. Menurut arus yang dihasilkan, impeller terbagi dua (Suhendrayatna, 2005) yaitu:

a. Axial-flow impeller; membangkitkan arus sejajar dengan sumbuporos.


b. Radial-flow impeller; membangkitkan arus tangensial atauradial.
Menurut bentuknnya impeller terbagi tiga, yaitu: propeller (baling-baling), paddle
(dayung) dan turbin (Geankoplis, 1983). Pola aliran di dalam bejana yang sedang diaduk tergantung
pada jenis impeller, karateristik fluida, ukuran serta perbandingan tangki, sekat dan agitator.
Kecepatan fluida pada setiap titik dalam tangki mempunyai tiga komponen yaitu:

1. Komponen radial yang bekerja pada arah tegak lurus terhadap porosimpeller.
2. Komponen longitudinal yang bekerja pada arah paralel dengan poros.
3. Komponen tangensial atau rotational yangberkerja pada arah singgung terhadap lintasan di
sekeliling poros.

Dalam operasi pencampuran dan penyebaran (dispersi), laju dispersi bukanlah merupakan satu-
satunya faktor dan bukan pula merupakan faktor yang terpenting. Impeller pada kecepatan tinggi
akan membangkitkan turbulensi yang kuat. Keturbulenan adalah akibat dari arus yang terarah
baik dan gradien kecepatan yang cukup besar di dalam zat cair. Sirkulasi dan pembangkitan
keturbulenan, keduanya memerlukan energi.

Daya sangat dibutuhkan dalam operasi pencampuran untuk menggerakkan motor


pengaduk agar terjadinya proses pencampuran. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan
daya ialah: diameter pengaduk (D), viskositas cairan (µ ), densitas fluida (), medan gravitasi
(gc), kecepatan putaran pengaduk(N), jumlah pengaduk pada poros, bentuk dan jenis pengaduk,
perbandingan tinggi cairan pada tangki dengan diameter tangki. Dalam percobaan, daya yang
disuplai untuk menggerakkan impeller diukur langsung dengan alat ukur multitester (voltmeter
dan amperemeter), dengan menggunakan rumus:

P = V. I

Dimana:

V = tegangan listrik (volt)

I = arus listrik(ampere)

Waktu pencampuran adalah waktu yang dibutuhkan fluida untuk bercampur merata ke
seluruh tangki sehingga campuran bersifat homogen. Waktu pencampuran dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain:

a. Ada tidaknya baffle


b. Bentuk pengaduk
c. Kecepatan putar
d. Ukuran pengaduk
e. Posisi pengaduk; centrally dan vertikal; off-centered dan vertikal; miring terhadap sumbu
vertikal; horizontal pada sisi tangki dan membentuk sudut terhadap diameter tangki.
f. Jumlah daun pengaduk
g. Jumlah pengaduk dalam suatuproses
h. Karateristik campuran, densitas, viskositas, dapat bercampur atau tak dapat bercampur
i. Perbandingan cairan dan diameter tangki
j. Bilangan tak berdimensi
Bilangan Tak Berdimensi

Ada tiga bilangan tak berdimensi yang sangat berpengaruh dalam proses pencampuran yaitu:

1. Bilangan Reynold (NRe)

Bilangan ini menggambarkan jenis aliran dalam fluida yang disebabkan oleh putaran
batang pengaduk. Secara matematis bilangan Reynold dapat ditulis:

Dimana :

Da = Diameter impeller
N= Kecepatan putaran fluida
µ= Viskosita

2. Bilangan Power (Np)


Bilangan ini digunakan untuk menggambarkan hubungan dan kaitannya dalam
pengerjaan operasi dan juga untuk menghitung tenaga yang dibutuhkan pada operasi yang
dilaksanakan. Secara matematis bilangan ini dapat ditulis:

P
Np =
Da2 n 3 ρ

Dimana:
P = Daya keluaran motor

Da = Diameter impeller

n = Kecepatan putaran impeller

ρ = Densitas
3. Bilangan Froude (NFr)

Bilangan ini untuk menghitung pengaruh gravitasi bumi dalam penentuan gerakan fluida dan
juga mengetahui besarnya vorteks yang terjadi. Secara matematis bilangan ini dapat ditulis:

NFr =

Da2 .n
gc
Da = Diameter Impeller
n = Kecepatan putar Impeller
g
gc = Gravitasi Bumi
IV. ALAT DAN BAHAN

Alat :
1. Tachometer
2. Konduktometer
3. Gelas ukur 1000ml
4. Beaker gelas 200ml
5. Stopwatch

Bahan :
1. Kapur
2. Air
3. Larutan Asam (Asam Sitrat)

V. CARA KERJA PRAKTIKUM

Hubungkan peratalan tangki berpengaduk ke sumber listrik dan


secara otomatis peralatan akan beroperasi.

Atur kecepatan putar pengaduk pada skala kecepatan putar tertentu


dan pastikan kecepatan putarnya dengan menggunakan alat
tachometer dan segera matikan peralatan tangki berpengaduk.

Masukkan air sejumlah 10 liter dan kapur sesuai dengan variabel


yang diberikan oleh dosen pembimbing.

Tambahkan larutan Asam dengan volume tertentu sesuai dengan


variabel yang telah ditentukan.

Hidupkan konduktometer dan pastikan siap digunakan untuk mengukur


konduktifitas larutan dalam tangki berpengaduk selama proses
pencampuran
Hubungkan lagi tangki berpengaduk ke sumber listrik dan segera
hitung waktu pencampuran dengan stopwatch.

Catat nilai konduktifitas larutan selama proses pencampuran


dengan interval waktu pengamatan 1 menit hingga pencampuran
selesai. (padatan terdistribusi sempurna dilarutan yang
ditunjukkan dengan nilai konduktifitas larutan yang tetap)

Buang larutan yang ada di tangki dan ulangi percobaan untuk


perubahan nilai kecepatan putar pengaduk yang berbeda.

VI. HASIL PENGAMATAN


Diameter reactor = 15,627 cm
V = 220 Volt
IKabel biru = 0,3 A
IKabel hitam = 0,5 A
IKabel merah = 0,4 A
IKabel kuning = 0 A (netral)
Tfluida = 30 °C
Tabel VI.1 Waktu Air hingga Mencapai Homogenitas

Konduktivitas rpm Avg rpm


Waktu (s)
(mS/cm)
5 58,1 264,8
265,5
10 58,1 265
Tabel VI.2 Waktu Air + Kapur hingga Mencapai Homogenitas
Konduktivitas rpm Avg rpm
Waktu (s)
(mS/cm)
5 57,9 266,5
10 57,6 264,8
262,875
15 57,5 265
20 57,4 272,3

Tabel VI.3 Waktu Air + Kapur + Asam Sitrat hingga Mencapai Homogenitas

Waktu Konduktivitas rpm Avg rpm


(s) (mS/cm)
5 81,5 262
10 81,7 262,1
15 81,9 262,3
20 82,5 262,5
25 83,4 262,8
30 84,7 263
35 85,1 263,3
40 85,8 263,5
45 86,5 263,6
50 86,8 263,8
55 87,4 263,8 255,8
60 87,8 264
65 89,3 264,2
70 89,7 264,5
75 90,4 264,9
80 90,9 265
85 91,2 265,4
90 91,4 265,8
95 91,5 266,1
100 91,6 266,5
105 91,6 266,9
Contoh Perhitungan Data :

 Perhitungan daya
Kabel merah Kabel biru
P1 =VxI P2 =VxI
= 220 volt x 0,4 A = 220 volt x 0,3 A
= 88 Watt = 66 Watt
Kabel hitam Kabel kuning
P3 =VxI P2 =VxI
= 220 volt x 0,5 A = 220 volt x 0 A
= 100 Watt = 0 Watt
Rata-rata P
P 1 + P2 + P3 + P4
P =
4
88+100+66+0
=
4
= 63,5 Watt
 Perhitungan densitas air + kapur + asam sitrat
Berat pikno kosong (m₂) = 11,22 gram
Berat pikno isi (m₁) = 21,44 gram
Volume pikno = 10 ml
(m1−m2 )
Densitas =
Vol pikno
( 21,44−11,22 ) gram
=
10 ml
= 1,022 g/cm3 = 1022 kg/m3
 NRe, NFr, dan NPo (Air + Kapur + Asam sitrat)
Diameter reactor = 15,625 cm
1
Diameter impeller = × diameter reactor
3
1
= × 15,627
3
= 5,209 cm = 0,05209 m
N = 264,0952 rpm = 1,440876 m/s
ρ = 1,022 gram/ml = 1022 kg/m3
g = 9,80665 m/s2
Viskositas (μ) = 1,00685 cp = 0,00100685 kg/ms

Da N ρ
NRe =
μ
m kg
0,052 0 9 m x 1,440876 x 1022 3
s m
=
kg
0,00100685
m.s
= 76.184,5815
Da 2 N
NFr =
g
m
(0, 052 0 9 m )2 x 1,440876
s
= m
9,80665
s2
= 3,9867 x 10-4
P
NPo =
ρ N 3 D a2
j
63,5
s
= 3
x ( 0,0521 m )2 ¿
kg m
1022 3 x ( 1,440876 ¿
m s
= 7,6548
VII. PEMBAHASAN
Percobaan kali ini berjudul Agitasi Mekanik dan Pencampuran Cairan dengan bahan yang
digunakan adalah kapur dan asam sitrat. Kapur tersebut akan dimasukkan kedalam bejana
yang sudah berisi 10 liter air dan mencatat konduktivitasnya hingga konstan kemudian
dimasukkan asam sitrat kedalam bejana berisi 10 liter air + kapur dan dicatat
konduktivitasnya hingga konstan.

Grafik Konduktivitas dengan Waktu pada


Campuran Air + Kapur
58
57.9
kondiktivitas (mS/cm)

57.8
57.7
57.6
57.5
57.4
57.3
57.2
57.1
5 10 15 20
waktu (s)

Grafik Konduktivitas dengan Waktu pada Campuran Air +


Kapur + Asam Sitrat
94
91.2 91.4 91.5 91.6 91.6 91.4 91.5 91.6 91.6
92 90.4 90.9
90 89.3 89.7
konduksivitas (ms/cm)

88 87.4 87.8
86.5 86.8
85.8
86 84.7 85.1
8483.4

82
80
78
25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 90 95 100 105
waktu (s)
Percobaan pertama pada praktikum kali ini dengan mencampurkan kapur ke
dalam 10 liter air. Waktu yang dibutuhkan agar konduktivitas larutan konstan adalah
20 detik, konduktivitas yang konstan menunjukkan bahwa larutan telah homogen.
Bilangan Reynold yang diperoleh sebesar 76.184,5815 karena nilainya diatas Re>
4000 maka dapat dipastikan bahwa aliran tersebut adalah aliran turbulen. Bilangan
Fraude yang diperoleh sebesar 3,9867 x 10-4 karena nilainya dibawah bilangan
froude <1 maka dapat dipastikan aliran tersebut sub kritis. Bilangan Power yang
diperoleh sebesar 7,6548.
Percobaan kedua pada praktikum kali ini menggunakan tambahan asam sitrat
pada campuran air dan kapur. Waktu yang dibutuhkan agar konduktivitas larutan
konstan adalah 105 detik, konduktivitas yang konstan menunjukkan bahwa larutan
telah homogen.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh data bahwa semakin
cepat kecepatan putar dari pengaduk maka waktu yang dibutuhkan untuk larutan
menjadi homogen semakin cepat, hal tersebut dikarenakan semakin cepat putaran
pengaduk maka arus yang ditimbulkan semakin cepat pula sehingga tumbukan antar
partikel yang terjadi juga semakin cepat. Semakin cepat tumbukan partikel maka
semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk menghomogenkan suatu larutan.

VIII.KESIMPULAN
Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk
pencampuran air dan kapur adalah 20 detik sedangkan waktu pencampuran larutan
kapur dan asam sitrat adalah 105 detik.Bilangan reynold yang dihasilkan pada
percobaan ini adalah sebesar 76.184,5815 , bilangan power yang dihasilkan sebesar
7,6548, dan bilangan froude yang dihasilkan sebesar 3,9867 x 10-4.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Geankoplis, C. J. (2003). Principles of Momentum Transfer and Applications. In


B. Goodwin (Ed.), Transport Processes and Separation Process Principles
(4th ed., pp. 154–158). New Jersey: Pearson Education, Inc.

Puspita, W.N . (2011). Pengaruh Agitasi Mekanik terhadap Proses Presipitasi


CaCO3 pada Air Sadah. Universitas Indonesia.

Vlaev, L. T., & Genieva, S. . (2004). Electron Transport Properties of Ions in


Aqueou Solutions of Sodium Selenite. Journal of Structural Chemistry, 5,
995–1000.

Herliati. (2015). Aplikasi Mixing di Industry (Reaktor Tangki Berpengaduk).


Universitas Jayabaya

Malang,4 November 2019

Dosen pembimbing,

Sandra Santosa, B. Tech, M.Pd

Anda mungkin juga menyukai