Anda di halaman 1dari 43

BAB V

FLUID FRICTION APPARATUS

5.1 Pendahuluan

Persamaan energi didapat dari prinsip ketetapan energi pada


aliran fluida. Energi yang tedapat pada fluida yang mengalir
terdiri dari energi akibat tekanan, kecepatan dan kedudukan.
Persamaan untuk fluida aliran mantap tak kompresibel yang
perubahan energi dalamnya diabaikan disederhanakan
menjadi persamaan yang disebut persamaan Bernoulli
(Chow, 1973).

Persamaan Bernoulli merupakan persamaan dasar dari


dinamika fluida dimana berhubungan dengan tekanan (P),
kecepatan aliran (v) dan ketinggian (h) dari suatu pipa yang
tak kompresilbel dan tak kental. Persamaan Bernoulli ini
mengalir dengan aliran yang tak turbulen ( Chow, 1973 ).

5.2 Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan pada praktikum ini adalah untuk mengukur


kehilangan tinggi tekan yang disebabkan oleh faktor gesekan
pada sistem perpipaan dan aksesoris-aksesoris (fitting) pipa
berdasarkan konsep Bernoulli.

5.3 Teori Dasar dan Rumus


Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

5.3.1 Konsep Bernoulli

Teori dasar ilmu mekanika fluida salah satunya adalah teori


Bernoulli. Teori ini dikembangkan atau diciptakan oleh
Daniel Bernouli dan Leohard Euler setelah memperkenalkan
ilmunya. Teori ini menyatakan bahwa pada suatu aliran
fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan meninggalkan
penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini merupakan
penyederhanaan dari persamaan Bernoulli yang menyatakan
bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran
tertutp sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada
jalur aliran yang sama. Teori Bernoulli ini dapat diaplikasikan
dalam berbagai peralatan, contohnya tabung venturi pada
karburator mobil, venturi meter, tabung pitot, penyemprot
parfum, cerobong asap dan sayap pada pesawat terbang
(Chow, 1989).

Perindustrian fluida cair dalam proses produksi banyak


menggunakan pipa. Misalnya perusahaan air minum dan
perusahaan minyak. Pipa-pipa yang digunakan dalam proses
ini pasti dalam berbagai ukuran diameter. Ilmu hidrodinamika
hubungan-hubungan antara debit, luas penampang, kecepatan
aliran fluida berlaku hukum aliran yaitu persamaan Bernoulli
dan untuk menjelaskan gejalan yang berhubungan dengan
gerakan zat cair melalui suatu penampang pipa, dapat
digunakan hukum Bernoulli (Mas Mera, 2010).

KELOMPOK X
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

Persamaan Benoulli sebagai berikut:

P1 v 21 P 2 v 22
+ + z 1= + + z 2 +h f .........................(5.1)
ρg 2 g ρg 2 g

Keterangan:
v = Kecepatan aliran (m/s)
ρ = Massa jenis fluida (kg/m3)
g = Percepatan grafitasi (m/s2)
P = Tekanan (Pa)
Z = Elevasi (m)
hf = Kehilangan tinggi tekan (m)

5.3.2 Kehilangan Tinggi Tekan

Kehilangan tinggi tekan terdiri dari (Tim Asisten, 2017):

1. Headloss mayor
Headloss mayor disebabkan oleh gesekan sekeliling pipa
dan sepanjang pipa. Secara teoritis headloss mayor dapat
diperoleh dengan menggunakan persamaan Darcy-
Weisback yaitu:
L V2
hf = f …………… (5.2)
D 2g
dimana:

f = faktor gesekan (Darcy friction factor)


L = panjang pipa (m)
d = diameter pipa (m)

KELOMPOK X
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

v = kecepatan aliran (m/s)


g = percepatan grafitasi (m/s2)

2. Headloss minor
Headloss minor adalah kehilangan energi yang disebabkan
karena sambungan, belokan, katup, pembesaran/
pengecilan penampang dan pemakaian vitting lainnya
dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan seperti
berikut:
v2
hminor= k …………… (5.3)
2g
dimana: k = koefisien gesek pada fitting yang digunakan

Kerugian jatuh tekan yang terjadi pada aliran fluida dalam


pipa araylic ∅ 10 mm, bilangan Reynolds dan koefisein gesek.
Aliran fluida memiliki karakteristik pokok yaitu laminer dan
turbulen. Nilai bilangan Reynolds 2000-4000 menunjukkan
aliran laminer dan di atas nilai 4000 menunjukkan turbulen.
Nilai bilangan Reynolds yang tinggi berarti ada kecepatan
aliran yang tinggi, perluasan fluida dan viskositas yang kecil.
Gesekan antara fluida dan dinding pipa dapat diabaikan
karena yang digunakan adalah pipa mulus dan koefisien gesek
antara partikel fluida yang dian dan yang bergerak (Mas
Mera, 2010).

5.4 Peralatan

KELOMPOK X
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

Alat yang digunakan dalam percobaan ambang tajam ini


adalah:

1. Rangkaian alat Fluid Friction;


2. Baskom;
3. penggaris;
4. bejana 1000 ml;
5. meteran.

5.5 Prosedur Percobaan

1. Pengukuran laju dan kecepatan aliran


Langkah-langkah dalam pengukuran laju dan kecepatan
aliran adalah sebagai berikut:
a. Nyalakan pompa lalu buka katup pada pipa hisap dan
pipa tekan pompa maka air akan mengalir pada pipa;
b. buka katup pada jalur yang pertama sehingga air bisa
masuk dan tutup katup pada jalur lainnya;
c. setelah aliran penuh ukur kecepatan aliran dengan
menggunakan stopwatch dan gelas ukur 1000 ml, data
yang dicatat adalah berapa waktu yang dibutuhkan
agar air penuh dalam 1000 ml;
d. setelah data volume dan kecepatan dicata maka
lakukan penglahan data untuk mengukur laju dan
kecepatan aliran;

e. ulangi langkah-langkah ini untuk tiga kali percobaan


permasing-masing jalur pipa. Untuk jalur pipa yang
KELOMPOK X
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

akan diuji berikutnya katup pada pipa lainnya ditutup.

2. Pengukuran tinggi tekan (Headloss)

a. Nyalakan pompa lalu buka katup pada pipa hisap dan


pipa tekan pompa muka air akan mengalir pada pipa;
b. buka katup pada jalur yang pertama sehingga air bisa
masuk dan tutup katup pada jalur lainnya;
c. setelah aliran penuh lihat dan catat berapa tinggi air
pada menometer awal dan akhir jalur tersebut, data
tinggi dicatat untuk diolah pada pengolahan data;

d. ulangi langkah-langkah ini untuk tiga kali percobaan


permasing-masing jalur pipa. Untuk jalur pipa yang
akan diuji berikutnya katup pada pipa lainnya ditutup.

5.6 Prosedur Perhitungan

Prosedur perhitungan untuk percobaan fluid friction apparatus


ini adalah:

1. Hitung volume aliran;


2. Hitung debit aliran;
3. Hitung luas penampang pipa;
4. Hitung kecepatan aliran;
5. Hitung headlosstotal;
6. Hitung headloss mayor;

7. Hitung headloss minor.

KELOMPOK X
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

5.7 Data dan Hasil Percobaan

5.7.1 Data Percobaan Laju dan Kecepatan Aliran

Tabel 5.1 Data Percobaan Laju dan Kecepatan Aliran Jalur 1


No D awal (m) D akhir (m) V (m3) t (s)
1. 0,0254 0,0508 0,001 1,62
2. 0,0254 0,0508 0,001 1,15
3. 0,0254 0,0508 0,001 1,20
Rata-Rata 0,001 1,32
Sumber: Hasil Praktikum Mekanika Fluida, 2019

Tabel 5.2 Data Percobaan Laju dan Kecepatan AliranJalur 2


No D awal (m) D akhir (m) V (m3) t (s)
1. 0,0508 0,0381 0,001 1,16
2. 0,0508 0,0381 0,001 1,22
3. 0,0508 0,0381 0,001 1,32
Rata-Rata 0,001 1,23
Sumber: Hasil Praktikum Mekanika Fluida, 2019

Tabel 5.3 Data Percobaan Laju dan Kecepatan AliranJalur 3


No D awal (m) D akhir (m) V (m3) t (s)
1. 0,0254 0,0381 0,001 1,06
2. 0,0254 0,0381 0,001 1,30
3. 0,0254 0,0381 0,001 1,29
Rata-Rata 0,001 1,22
Sumber: Hasil Praktikum Mekanika Fluida, 2019

KELOMPOK X
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

5.7.2 Data Percobaan Kehilangan Tinggi Tekan

1. Jalur 1 (1 inchi- 2 inchi)

Tabel 5.4 Data Percobaan Kehilangan Tinggi TekanJalur 1


Fitting yang digunakan
No Ha (m) Hb (m)
Bend Tee Katup Reducer
1. 0,98 0,15 2
2. 0,98 0,16 (1
3. 0,98 0,16 6 2 1 pembesaran
Rata- 0,98 0,16 dan 1
rata pengecilan)
Sumber: Hasil Praktikum Mekanika Fluida, 2019

2. Jalur 2 (2 inchi- 1,5 inchi)

Tabel 5.5 Data Percobaan Kehilangan Tinggi TekanJalur 2


Fitting yang digunakan
No Ha (m) Hb (m)
Bend Tee Katup Reducer
1. 0,15 0,09 2
2. 0,16 0,09 (1
3. 0,16 0,09 6 4 1 pembesaran
Rata- dan 1
0,16 0,09 pengecilan)
rata
Sumber: Hasil Praktikum Mekanika Fluida, 2019

3. Jalur 3 (1 inchi- 1,5 inchi)

Tabel 5.6 Data Percobaan Kehilangan Tinggi TekanJalur 3


Fitting yang digunakan
No Ha (m) Hb (m)
Bend Tee Katup Reducer
1. 0,80 0,08
2. 0,81 0,08
1
3. 0,79 0,08 8 4 1
(pembesaran)
Rata-
0,80 0,08
rata
Sumber: Hasil Praktikum Mekanika Fluida, 2019

Keterangan:

Kelompok VI V-8
V-8
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

1 inchi = 0,0254 m 1,5 inchi = 0,0381 m


2 inchi = 0,0508 m

5.7.3 Perhitungan

1. Laju dan kecepatan aliran

a. Debit
 Jalur 1

0,001m 3
Q1   0,62x10 -3 m 3 /s
1,62s

0,001m 3
Q2   0,87 x10-3 m 3 /s
1,15s

0,001m 3
Q3   0,83x10-3 m 3 /s
1,20s
Q1  Q 2  Q3
Qr 
3
0,62x10 -3 m 3 /s  0,87 x10-3 m 3 /s  0,83x10-3 m 3 /s

3
 0,77 x10 m /s
-3 3

 Jalur 2

0,001m 3
Q1   0,86 x10-3 m 3 /s
1,16s

Kelompok VI V-9
V-9
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

0,001m 3
Q2   0,82 x10-3 m 3 /s
1,22s

0,001m 3
Q3   0,76 x10 -3 m 3 /s
1,32s
Q1  Q 2  Q3
Qr 
3
0,86 x10-3 m 3 /s  0,82x10-3 m 3 /s  0,76x10 -3 m 3 /s

3
 0,81x10 m /s
-3 3

 Jalur 3

0,001m 3
Q1   0,62x10 -3 m 3 /s
1,06s

0,001m 3
Q2   0,77 x10 -3 m 3 /s
1,30s

0,001m 3
Q3   0,77 x10-3 m 3 /s
1,29s
Q1  Q 2  Q 3
Qr 
3
0,62x10 -3 m 3 /s  0,77 x10-3 m 3 /s  0,77 x10-3 m 3 /s

3
 0,72 x10 m /s
-3 3

b. Luas Permukaan
 Jalur 1
Kelompok VI V-10
V-10
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

1
A1 = πD2
4
1
= (3,14)(0,0254)2
4
= 0,0005 m2
1
A2 = πD2
4
1
= (3,14)(0,0508)2
4
= 0,0020 m2
 Jalur 2
1
A1 = πD2
4
1
= (3,14)(0,0508)2
4
= 0,0020 m2
1 2
A2 = πD
4
1
= (3,14)(0,0381)2
4
= 0,0011 m2
 Jalur 3
1
A1 = πD2
4

Kelompok VI V-11
V-11
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

1
= (3,14)(0,0254)2
4
= 0,0005 m2
1
A2 = πD2
4
1 x 10 -3 m3 /s
=
0,0020 m2
1
= (3,14)(0,0381)2
4
= 0,0011 m2

c. Kecepatan Aliran
 Jalur 1
Percobaan 1
A(0,0254 m)

Q1 0,62 x10-3 m 3 / s
v1    1,24m/s
A1 0,0005m 2
A(0,0508 m)

Q1 0,62 x10-3 m 3 / s
v2    0,31m/s
A2 0,0020m 2

v1  v 2 1,24m/s  0,31m/s
v r1    0,77 m/s
2 2
Percobaan 2
A (0,0254 m)

Kelompok VI V-12
V-12
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

Q 2 0,87 x10 -3 m 3 / s
v1    1,74m/s
A1 0,0005m 2
A (0,0508 m)

Q 2 0,87 x10 -3 m 3 / s
v2    0,43m/s
A2 0,0020m 2
v1  v 2 1,74m/s  0,43m/s
v r2    1,08m/s
2 2
Percobaan 3
A (0,0254 m)

Q 3 0,83x10-3 m 3 / s
v1    1,66m/s
A1 0,0005m 2
A (0,0508 m)

Q 3 0,83x10 -3 m 3 / s
v2    0,42m/s
A2 0,0020m 2

v1  v 2 1,66m/s  0,42m/s
v r3    1,04m/s
2 2
v r1  v r2  v r3
vr 
3
0,77m/s  1,08m/s  1,04m/s

3
 0,96
 Jalur 2
Percobaan 1

Kelompok VI V-13
V-13
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

A(0,0508 m)

Q1 0,86x10 -3 m 3 / s
v1    0,43m/s
A1 0,0020m 2
A(0,0381 m)

Q1 0,86x10-3 m 3 / s
v2    0,78m/s
A2 0,0011m 2

v1  v 2 0,43m/s  0,78m/s
v r1    0,61m/s
2 2
Percobaan 2
A (0,0508 m)

Q 2 0,82 x10-3 m 3 / s
v1    0,41m/s
A1 0,0020m 2
A (0,0381 m)

Q 2 0,82x10-3 m 3 / s
v2    0,75m/s
A2 0,0011m 2

v1  v 2 0,41m/s  0,75m/s
v r2    0,58m/s
2 2
Percobaan 3
A (0,0508 m)

Q 3 0,76 x10-3 m 3 / s
v1    0,38m/s
A1 0,0020m 2
A (0,0381 m)

Kelompok VI V-14
V-14
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

Q 3 0,76 x10 -3 m 3 / s
v2    0,69m/s
A2 0,0011m 2

v1  v 2 0,38m/s  0,69m/s
v r3    0,54m/s
2 2
v r1  v r2  v r3
vr 
3
0,61m/s  0,58m/s  0,54m/s

3
 0,58
 Jalur 3
Percobaan 1
A(0,0254 m)

Q1 0,62 x10-3 m 3 / s
v1    1,24m/s
A1 0,0005m 2
A(0,0381 m)

Q1 0,62 x10 -3 m 3 / s
v2    0,56m/s
A2 0,0011m 2

v1  v 2 1,24m/s  0,56m/s
v r1    0,90m/s
2 2
Percobaan 2
A (0,0254 m)

Q 2 0,77 x10-3 m 3 / s
v1    1,54m/s
A1 0,0005m 2

Kelompok VI V-15
V-15
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

A (0,0381 m)

Q 2 0,77 x10 -3 m 3 / s
v2    0,70m/s
A2 0,0011m 2

v1  v 2 1,54m/s  0,70m/s
v r2    1,12m/s
2 2
Percobaan 3
A (0,0254 m)

Q3 0,77 x10-3 m 3 / s
v1    1,54m/s
A1 0,0005m 2
A (0,0381 m)

Q3 0,77 x10 -3 m 3 / s
v2    0,70m/s
A2 0,0011m 2

v1  v 2 1,54m/s  0,70m/s
v r3    1,12m/s
2 2

v r1  v r2  v r3
vr 
3
0,90m/s  1,12m/s  1,12m/s

3
 1,05m/s

1. Kehilangan Tinggi Tekan


a. Headloss Total
Jalur 1
Percobaan 1

Kelompok VI V-16
V-16
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

Headloss = ha-hb
= 0,98 m-0,15 m
= 0,83 m
Percobaan 2
Headloss = ha-hb
= 0,98 m-0,16 m
= 0,82 m
Percobaan 3
Headloss = ha-hb
= 0,98 m-0,16 m
= 0,82 m

Jalur 2
Percobaan 1
Headloss = ha-hb
= 0,15 m-0,09 m
= 0,06 m
Percobaan 2
Headloss = ha-hb
= 0,16m-0,09 m
= 0,07m
Percobaan 3
Headloss = ha-hb
Kelompok VI V-17
V-17
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

= 0,16m-0,09 m
= 0,07 m
Jalur 3
Percobaan 1
Headloss = ha-hb
= 0,80 m-0,08m
= 0,72 m
Percobaan 2
Headloss = ha-hb
= 0,81 m-0,08m
= 0,73 m
Percobaan 3
Headloss = ha-hb
= 0,79 m-0,08m
= 0,71 m
b. Headloss Minor
Jalur 1
Percobaan 1
2
vr
H minor elbow  6(k )
2g
(0,77m/s ) 2
 6(0,3 )
2(9,81m/s 2 )
 0,05m

Kelompok VI V-18
V-18
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

2
vr
H minor tee  4( k )
2g

(0,77m/s) 2
 4(1 )
2(9,81m/s 2 )
 0,12m
2
vr
H minor valve  1(k )
2g
(0,77 m/s) 2
 1(10  )
2(9,81m/s 2 )
 0,30m

A1
K  C(1 - )2
A2
0,0005 2
 1(1  )
0,0020
 0,5625
2
v r1
H minor reducer  2(k )
2g
(0,77 m/s) 2
 2(0,5625 )
2(9,81m/s 2 )
 0,03m
Headloss minor = Hminor elbow + Hminor tee + Hminor valve +

Hminor reducer
= 0,05 + 0,12 + 0,30 + 0,03
= 0,5 m
Percobaan 2

Kelompok VI V-19
V-19
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

2
vr
H minor elbow  6(k )
2g
(1,08m/s ) 2
 6(0,3 )
2(9,81m/s 2 )
 0,11m
2
vr
H minor tee  4(k )
2g
(1,08m/s) 2
 4(1 )
2(9,81m/s 2 )
 0,24m
2
vr
H minor valve  1(k )
2g
(1,08m/s) 2
 1(10  )
2(9,81m/s 2 )
 0,59m

A1
K  C(1 - )2
A2
0,0005 2
 1(1  )
0,0020
 0,5625
2
v r1
H minor reducer  2(k )
2g

Kelompok VI V-20
V-20
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

(1,08m/s) 2
 2(0,5625 )
2(9,81m/s 2 )
 0,07 m

Headloss minor = Hminor elbow + Hminor tee + Hminor valve + Hminor


reducer

= 0,11 + 0,24 + 0,59 + 0,07

= 1,01 m

Percobaan 3

2
v
H minor elbow  6(k r )
2g
(1,04m/s ) 2
 6(0,3 )
2(9,81m/s 2 )
 0,10m
2
v
H minor tee  4( k r )
2g
(1,04m/s) 2
 4(1 )
2(9,81m/s 2 )
 0,22m
2
v
H minor valve  1(k r )
2g

Kelompok VI V-21
V-21
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

(1,04m/s) 2
 1(10  )
2(9,81m/s 2 )
 0,55m
A1
K  C(1 - )2
A2

0,0005 2
 1(1  )
0,0020
 0,5625
2
v
H minor reducer  2(k r1 )
2g

(1,04m/s) 2
 2(0,5625 )
2(9,81m/s 2 )
 0,06m
Headloss minor = Hminor elbow + Hminor tee + Hminor valve +

Hminor reducer

= 0,10 + 0,22 + 0,55 + 0,06

= 0,93 m

Jalur 2

Percobaan 1

2
v
H minor elbow  6(k r )
2g

Kelompok VI V-22
V-22
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

(0,61m/s ) 2
 8(0,3 )
2(9,81m/s 2 )
 0,05m
2
vr
H minor tee  4( k )
2g

(0,61m/s) 2
 4(1 )
2(9,81m/s 2 )
 0,07 m
2
vr
H minor valve  1(k )
2g

(0,61m/s) 2
 1(10  )
2(9,81m/s 2 )
 0,19m
A1
K  C(1 - )2
A2
0,0020 2
 1(1  )
0,0011
 0,33
2
v r1
H minor reducer  2(k )
2g

Kelompok VI V-23
V-23
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

(0,61m/s) 2
 1(0,33 )
2(9,81m/s 2 )
 0,06m
Headloss minor = Hminor elbow + Hminor tee + Hminor valve +

Hminor reducer
= 0,05 + 0,07 + 0,19 + 0,06

= 0,316 m

Percobaan 2

2
vr
H minor elbow  6(k )
2g

(0,58m/s ) 2
 6(0,3 )
2(9,81m/s 2 )
 0,03m
2
vr
H minor tee  2( k )
2g

(0,58m/s) 2
 4(1 )
2(9,81m/s 2 )
 0,07 m
2
vr
H minor valve  1(k )
2g

Kelompok VI V-24
V-24
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

(0,58m/s) 2
 1(10  )
2(9,81m/s 2 )
 0,17 m
A1
K  C(1 - )2
A2
0,0020 2
 1(1  )
0,0011
 0,67
2
v r1
H minor reducer  2(k )
2g

(0,58m/s) 2
 2(0,67 )
2(9,81m/s 2 )
 0,02m

Headloss minor = Hminor elbow + Hminor tee + Hminor valve + Hminor


reducer

= 0,03 + 0,07 + 0,17 + 0,02

= 0,29 m

Percobaan 3

2
v
H minor elbow  6(k r )
2g

Kelompok VI V-25
V-25
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

(0,54m/s ) 2
 6(0,3 )
2(9,81m/s 2 )
 0,06m
2
vr
H minor tee  2( k )
2g
(0,54m/s) 2
 4(1 )
2(9,81m/s 2 )
 0,06m
2
vr
H minor valve  1(k )
2g
(0,54m/s) 2
 1(10  )
2(9,81m/s 2 )
 0,14m
A1
K  C(1 - )2
A2

0,0020 2
 1(1  )
0,0011
 0,67
2
v
H minor reducer  2(k r1 )
2g

Kelompok VI V-26
V-26
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

(0,54m/s) 2
 2(0,67 )
2(9,81m/s 2 )
 0,02m

Headloss minor = Hminor elbow + Hminor tee + Hminor valve +

Hminor reducer

= 0,06 + 0,06 + 0,14 + 0,02

= 0,28 m

Jalur 3

Percobaan 1

2
vr
H minor elbow  8(k )
2g

(0,90m/s ) 2
 8(0,3 )
2(9,81m/s 2 )
 0,10m
2
vr
H minor tee  4( k )
2g

(0,90m/s) 2
 4(1 )
2(9,81m/s 2 )
 0,17 m

Kelompok VI V-27
V-27
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

2
vr
H minor valve  1(k )
2g

(0,90m/s) 2
 1(10  )
2(9,81m/s 2 )
 0,41m
A1
K  C(1 - )2
A2

0,0005 2
 1(1  )
0,0011
 0,30
2
v
H minor reducer  2(k r1 )
2g

(0,90m/s) 2
 1(0,30 )
2(9,81m/s 2 )
 0,01m

Headloss minor = Hminor elbow + Hminor tee + Hminor valve + Hminor


reducer

= 0,10 + 0,17 + 0,41 + 0,01

= 0,69 m

Percobaan 2

Kelompok VI V-28
V-28
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

2
vr
H minor elbow  8(k )
2g

(1,12m/s ) 2
 8(0,3 )
2(9,81m/s 2 )
 0,15m
2
vr
H minor tee  4( k )
2g

(1,12m/s) 2
 4(1 )
2(9,81m/s 2 )
 0,26m
2
vr
H minor valve  1(k )
2g

(1,12m/s) 2
 1(10  )
2(9,81m/s 2 )
 0,64m
A1
K  C(1 - )2
A2

0,0005 2
 1(1  )
0,0011
 0,30

Kelompok VI V-29
V-29
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

2
v r1
H minor reducer  2(k )
2g

(1,12m/s) 2
 1(0,30 )
2(9,81m/s 2 )
 0,02m

Headloss minor = Hminor elbow + Hminor tee + Hminor valve + Hminor


reducer

= 0,15 + 0,26 + 0,64 + 0,02

= 1,07 m

Percobaan 3

2
v
H minor elbow  8(k r )
2g

(1,12m/s ) 2
 8(0,3 )
2(9,81m/s 2 )
 0,15m
2
v
H minor tee  4( k r )
2g

(1,12m/s) 2
 4(1 )
2(9,81m/s 2 )
 0,26m

Kelompok VI V-30
V-30
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

2
vr
H minor valve  1(k )
2g

(1,12m/s) 2
 1(10  )
2(9,81m/s 2 )
 0,64m
A1
K  C(1 - )2
A2

0,0005 2
 1(1  )
0,0011
 0,30
2
v
H minor reducer  2(k r1 )
2g

(1,12m/s) 2
 1(0,30 )
2(9,81m/s 2 )
 0,02m

Headloss minor = Hminor elbow + Hminor tee + Hminor valve + Hminor


reducer

= 0,15 + 0,26 + 0,64 + 0,02

= 1,07 m

c. Headloss Mayor
Jalur 1

Kelompok VI V-31
V-31
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

Percobaan 1
Hf = Htot - Hminor
= 0,83 - 0,50
= 0,33
Percobaan 2
Hf = Htot - Hminor
= 0,82 - 1,01
= -0,19
Percobaan 3
Hf = Htot - Hminor
= 0,82 - 0,93
= -0,11

Jalur 2
Percobaan 1
Hf = Htot - Hminor
= 0,06 - 0,32
= -0,26
Percobaan 2
Hf = Htot - Hminor
= 0,07 - 0,29
= -0,22
Percobaan 3
Hf = Htot - Hminor
= 0,07 - 0,28

Kelompok VI V-32
V-32
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

= -0,21

Jalur 3
Percobaan 1
Hf = Htot - Hminor
= 0,72 - 0,69
= 0,03
Percobaan 2
Hf = Htot - Hminor
= 0,73 - 1,07
= -0,34
Percobaan 3
Hf = Htot - Hminor
= 0,71 - 1,07
= -0,36

Kelompok VI V-33
V-33
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

Tabel 5.7 Data Perhitungan

Headloss Headloss Headloss


D1 D2 Q VPawal VPakhir Vr
Jalur Mayor Minor Total
(m) (m) (m3/s) (m/s) (m/s) (m/s) (m) (m) (m)

Jalur 1
1 0,0254 0,0508 0,62 x 10-3 1,24 0,31 0,77 0,33 0,5 0,83
-3
2 0,0254 0,0508 0,87 x 10 1,74 0,43 1,08 -0,19 1,01 0.82
-3
3 0,0254 0,0508 0,83 x 10 1,66 0,42 1,04 -0,11 0,93 0,82
Jalur 2
-3
1 0,0508 0,0381 0,86 x 10 0,43 0,78 0,61 -0,26 0,316 0,06
-3
2 0,0508 0,0381 0,82 x 10 0,41 0,75 0,58 -0,22 0,29 0,07
-3
3 0,0508 0,0381 0,76 x 10 0,38 0,69 0,54 -0,21 0,28 0,07
Jalur 3
1 0,0254 0,0381 0,62 x 10-3 1,24 0,56 0,90 0,03 0,69 0,72
2 0,0254 0,0381 0,77 x 10-3 1,54 0,70 1,12 -0,34 1,07 0,73
3 0,0254 0,0381 0,77 x 10-3 1,54 0,70 1,12 -0,36 1,07 0,71
Sumber: Hasil Praktikum Mekanika Fluida, 2019

Kelompok VII V-34


V-34
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

Kecepatan Terhadap Headloss Total


0.9
0.8
0.7
Kecepatan (vr) 0.6
0.5 jalur 1
jalur 2
0.4
jalur 3
0.3
0.2
0.1
0
0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2

Headloss Total

Gambar 5.1 Pengaruh Kecepatan Terhadap Headloss Total

Kelompok VII V-35


V-35
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

Jumlah Fitting terhadap Headloss Minor


1.2

Headloss Minor 0.8


Jalur 1
0.6 Jalur 2
JAlur 3
0.4

0.2

0
10.5 11 11.5 12 12.5 13 13.5 14 14.5

Jumlah Fitting

Grafik 5.2 Pengaruh Pemakaian Fitting Terhadap Headloss Minor

Kelompok VII V-36


V-36
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

Perubahan Diameter terhadap Headloss Mayor


0.4 Grafik 5.3 Pengaruh
Perubahan Diameter Terhadap
0.3 Headloss Mayor
Headloss Mayor

0.2
0.1
Jalur
0
0.03 0.01 0.01
-0.1
-0.2
-0.3
Perubahan Diameter

Kelompok VII V-37


V-37
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

5.8 Analisis

Berdasarkan data perhitungan dan juga grafik yang diperoleh,


pengaruh kecepatan terhadap headloss dapat dilihat dari 3 jalur. Jalur
1 dengan 3 kali percobaan diperoleh kecepatan rata-rata sebesar
0,862 m/s dengan nilai headloss rata-rata sebesar 1,357 m. Jalur 2
dengan 3 kali percobaan diperoleh kecepatan rata-rata sebesar 0,467
m/s dengan nilai headloss rata-rata sebesar 0,431 m. Jalur 3 dengan 3
kali percobaan diperoleh kecepatan rata-rata sebesar 1,003 m/s
dengan nilai headloss rata-rata sebesar 0,895 m. Berdasarkan data
tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kecepatan aliran
dengan nilai headloss yang didapatkan adalah berbanding lurus,
dimana semakin besar nilai kecepatan maka akan semakin besar pula
nilai headloss yang didapatkan, begitu juga sebaliknya.

Selanjutnya, untuk pengaruh pemakaian fitting terhadap nilai


headloss minor, apabila dilihat dari grafik, jalur 1 dengan jumlah
fitting yang digunakan sebanyak 8 buah didapatkan nilai headloss
minor pada 3 kali percobaan yaitu sebesar 0,626 m, 0,578 m, dan
0,402 m. kemudian untuk data berikutnya dengan jumlah fitting
sebanyak 10 buah didapatkan nilai headloss minor pada 3 kali
percobaan sebesar 0,195 m, 0,195 m, dan 151 m. Untuk data terakhir
dengan jumlah fitting 11 buah, didapatkan nilai headloss minor pada
3 kali percobaan sebesar 0,742 m, 0,883 m, dan 0,809 m. Dapat
disimpulkan bahwa hubungan antara jumlah fitting dengan nilai
headloss minor yang didapatkan adalah berbanding lurus, dimana

Kelompok VII V-
34 V-34
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

semakin banyak jumlah fitting yang digunakan maka akan semakin


besar nilai headloss minor yang didapatkan, begitu juga sebaliknya.

Selanjutnya, untuk pengaruh perubahan diameter terhadap nilai


headloss mayor dapat dilihat pada grafik. Jalur 1 dengan besar
perbedaan diameter 0,0254 m didapatkan nilai headloss mayor
untuk 3 kali percobaan sebanyak 0,234 m, 0,240 m, dan 0,413 m.
Kemudian untuk data 2 dengan besar perbedaan diameter 0,0127 m
didapatkan nilai headloss mayor untuk 3 kali percobaan sebanyak
-0,120 m, -0,108 m, dan -0,058 dan untuk data yang terakhir dengan
besar perbedaan diameter 0,0127 m didapatkan nilai headloss mayor
pada 3 kali percobaan yaitu -0,212 m, -0,337 m, dan -0,259m. Dapat
dikatakan bahwa pengaruh perubahan diameter terhadap nilai rata-
rata headloss mayor adalah berbanding lurus, dimana semakin kecil
nilai perubahan diameter, maka akan semakin kecil pula nilai rata-
rata headloss mayor yang didapatan, begitu juga sebaliknya. Nilai
headloss mayor yang didapatkan bernilai negatif dikarenakan
ketidakakuratan dalam mengukur tinggi manometer pada saat
praktikum. Hal ini menyebabkan nilai selisih tinggi manometer yang
diperoleh bernilai kecil sehingga pada saat perhitungan pengurangan
dengan headloss minor didapatkan hasil yang negatif.

Berdasarkan hasil perhitungan praktikum yang dilakukan, terdapat


beberapa kesalahan yang terjadi selama praktikum. Kesalahan
pertama yaitu, pada jalur 3 diperoleh kecepatan yang paling besar,
namun nilai headloss lebih kecil dari jalur 1. Seharusnya pada jalur 3

Kelompok VII V-
35 V-35
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

yang memiliki kecepatan terbesar harus memiliki nilai headloss


terbesar pula. Kesalahan kedua yaitu pada perhitungan nilai headloss
mayor, dimana nilai yang diperoleh pada perhitungan minus.
Perbedaan data perhitungan diperoleh karena adanya beberapa
kesalahan yang dilakukan praktikan saat praktikum, diantaranya
kurangnya ketelitian dalam mengukur perbedaan ketinggian
manometer, kurangnya ketepatan waktu saat menekan stopwatch
dengan pengisian air pada bejana 1000 mL

Setelah melakukan perhitungan, dapat dikatakan bahwa jalur yang


memiliki nilai headloss paling besar adalah jalur 1 dikarenakan oleh
nilai perbedaan pipa dan juga kecepatan aliran pada jalur ini
merupakan nilai yang paling besar diantara jalur yang lainnya. Selain
itu, jumlah fitting yang digunakan pada jalur ini lebih sedikit
dibanding jalur lainnya. Kemudian untuk jalur yang memiliki nilai
headloss paling kecil adalah jalur 2, dikarenakan oleh nilai
perbedaan pipa dan juga kecepatan aliran pada jalur ini merupakan
nilai yang paling kecil diantara jalur yang lainnya, serta jumlah
fitting yang digunakan pada jalur ini lebih banyak dibandingkan
dengan jalur lainnya.

Kelompok VII V-
36 V-36
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

5.9 Kesimpulan dan Saran

5.9.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum fluid friction apparatus yang telah


dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Hubungan antara kecepatan aliran terhadap nilai headloss adalah
berbanding lurus. Semakin besar nilai kecepatan maka akan
semakin besar pula nilai headloss yang didapatkan, begitu juga
sebaliknya;
2. Hubungan antara jumlah fitting terhadap headloss adalah
berbanding terbalik, dimana semakin banyak jumlah fitting yang
digunakan maka akan semakin kecil nilai headloss yang
didapatkan, begitu juga sebaliknya;
3. Pengaruh perubahan diameter terhadap nilai headloss adalah
berbanding lurus, dimana semakin kecil nilai perubahan
diameter, maka akan semakin kecil pula nilai headloss yang
didapatan, begitu juga sebaliknya.
4. Kesalahan yang terjadi selama praktikum diantaranya, kurangnya
ketelitian dalam mengukur perbedaan ketinggian manometer,
kurangnya ketepatan waktu saat menekan stopwatch dengan
pengisian air pada bejana 1000 mL.
5. Nilai headloss terbesar diperoleh pada jalur 1 karena, nilai
perbedaan pipa dan kecepatan aliran pada jalur ini memiliki nilai
terbesar, dan jumlah fitting yang digunakan pada jalur ini lebih
sedikit dibanding jalur lainnya. Kemudian untuk jalur yang

Kelompok VII V-
37 V-37
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

memiliki nilai headloss paling kecil adalah jalur 2, karena nilai


perbedaan pipa dan kecepatan aliran pada jalur ini memiliki nilai
terkecil, danjumlah fitting yang digunakan pada jalur ini lebih
banyak dibandingkan dengan jalur lainnya.

5.9.2 Saran

Saran yang dapat diberikan untuk praktikum selanjutnya adalah:


1. Praktikan harus memahami landasan teori dan cara kerja sebelum
melakukan praktikum;
2. Praktikan harus lebih cekatan dalam penentuan debit aliran agar
data yang dihasilkan lebih akurat;
3. Praktikan diharapkan lebih teliti dalam melakukan pengukuran
pada manometer.
4. Praktikum selanjutnya seharusnya dalam menghitung nilai
headloss seharusnya tidak menggunakan kecepatan rata-rata
karena pipa yang digunakan memiliki diameter yang berbeda.

Kelompok VII V-
38 V-38
Laporan Praktikum Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

DAFTAR PUSTAKA

Anggrahini. 2009. Hidrolika Saluran Terbuka. Surabaya: Srikandi.

Mera, M. 2010. Hidrolika Saluran-Terbuka. Padang: Universitas


Andalas.

Sularso. 2006. Pompa dan Kompresor. Jakarta: PT Pradnya


Paramitha.

Kelompok VII V-
39 V-39

Anda mungkin juga menyukai