Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI

TEKNIK KIMIA
Kompetensi Dasar:

ALIRAN FLUIDA

Disusun oleh:

Indah Ramahdina Ginting

Kelas : XI-B
NIS : 4535

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMTI


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
LEMBAR PENGESAHAN PRAKTIKUM OTK
ALIRAN FLUIDA
DISUSUN OLEH

Indah Ramahdina Ginting


NIS: 4535

Banda Aceh, September 2019


Mengetahui,
Laboran

(Nur Siddik, ST/Budiara Pahlawan, ST)

Guru Mata Pelajaran

(Rilla Mardian, ST)


NIP. 19820920 200901 2 009

ALIRAN FLUIDA
TUJUAN PERCOBAAN

1. Untuk mengetahui jenis alat ukur aliran fluida

2. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian alat ukur fluida

3. Untuk mengetahui prinsip kerja pengukuran aliran fluida

DASAR TEORI

Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara
permanen. Perilaku zat cair yang mengalir sangat bergantung pada kenyataan apakah
fluida itu berada di bawah pengaruh bidang batas padat atau tidak. Aliran dalam
pipa  telah banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam proses–
proses industri. (Warren L. Mc Cabe,Julian C.Smith,Peter Harriout.1986)
Dunia industri banyak sekali menggunakan pipa dalam pendistribusian fluida
cair dalam melakukan proses produksi. Oleh karena itu efesiensi pendistribusian
dalam industri harus diperhatikan. Dengan efesiensi yang baik, maka biaya produksi
dapat ditekan sehingga harga jual produk atau barang tersebut lebih kompetitif.
Dalam berbagai industri sebagian besar fluidanya mengalir pada pipa–pipa saluran
tertutup (closed conduit flow). Masalah utama yang muncul antara lain: Terjadinya
gesekan pada dinding pipa, Terjadinya turbulensi karena gerakan relative dalam
molekul fluida yang  dipengaruhi oleh viskositas fluida itu sendiri dan bentuk
pipa,Terjadinya kapasitas aliran yang semakin kecil pada daerah yang jauh dari
sumber karena hambatan gesek pada aliran yang semakin membesar.
Pengukuran laju aliran fluida adalah salah satu yang terpenting dalam proses flow
control. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui berapa kapasitas fluida yang
dialirkan untuk mendapatkan harga pengukurannya (measurement variable).
( Soetedjo.1986). Berdasarkan densitas, fluida dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
fluida compressible dan fluida incompressible.
Aliran dalam fluida terdiri dari tiga tipe yaitu:
 Aliran laminar
Adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikel-partikel
fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer, partikel-partikel
fluida seolah-olah bergerak sepanjang lintasan-lintasan yang halus dan lancar, dengan
satu lapisan meluncur secara mulus pada lapisan yang bersebelahan. Sifat kekentalan
zat cair berperan penting dalam pembentukan aliran laminer. Aliran laminer bersifat
steady maksudnya alirannya tetap. “Tetap” menunjukkan bahwa di seluruh aliran air,
debit alirannya tetap atau kecepatan aliran tidak berubah menurut waktu.
Aliran fluida pada pipa, diawali dengan aliran laminer kemudian pada fase berikutnya
aliran berubah menjadi aliran turbulen. Fase antara laminer menjadi turbulen disebut
aliran transisi. Aliran laminar mengikuti hukum Newton tentang viskositas yang
menghubungkan tegangan geser dengan laju perubahan bentuk sudut. Tetapi pada
viskositas yang rendah dan kecepatan yang tinggi aliran laminar tidak stabil dan
berubah menjadi aliran turbulen. Bisa diambil kesimpulan mengenai ciri- ciri aliran
laminar yaitu: fluida bergerak mengikuti garis lurus, kecepatan fluidanya rendah,
viskositasnya tinggi dan lintasan gerak fluida teratur antara satu dengan yang lain.
 Aliran turbulen
Kecepatan aliran yang relatif besar akan menghasilakan aliran yang tidak laminar
melainkan komplek, lintasan gerak partikel saling tidak teratur antara satu dengan
yang lain. Sehingga didapatkan Ciri dari lairan turbulen: tidak adanya keteraturan
dalam lintasan fluidanya, aliran banyak bercampur, kecepatan fluida tinggi, panjang
skala aliran besar dan viskositasnya rendah. Karakteristik aliran turbulen ditunjukkan
oleh terbentuknya pusaran-pusaran dalam aliran, yang menghasilkan percampuran
terus menerus antara partikel partikel cairan di seluruh penampang aliran. Untuk
membedakan aliran apakah turbulen atau laminer, terdapat suatu angka tidak
bersatuan yang disebut Angka Reynold (Reynolds Number). Angka ini dihitung
dengan persamaan reaksi berikut:
Dimana:
Re = Angka Reynold (tanpa satuan)

= Densitas
V = Kecepatan linear (cm/dtk)
R = Diameter dalam pipa (cm)
µ = Viskositas

Menurut hasil percobaan oleh Reynold, apabila angka Reynold kurang daripada
2000, aliran biasanya merupakan aliran laminer. Apabila angka Reynold lebih besar
daripada 4000, aliran biasanya adalah turbulen. Sedang antara 2000 dan 4000 aliran
dapat laminer atau turbulen tergantung pada faktor-faktor lain yang mempengaruhi.
 Aliran Transisi
merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen. Aliran
berdasarkan bisa tidaknya dicompres :
 Compressible flow, dimana aliran ini merupakan aliran yang mampu
mampat.
 Incompressible flow, aliran tidak mampu mampat.

Empat faktor penting dalam pengukuran aliran fluida dalam pipa adalah :
• Kecepatan fluida
• Friksi/gesekan fluida dengan pipa
• Viskositas/kekentalan fluida
• Densitas/kerapatan fluida

Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran yang


digunakan untuk mengalirkan fluida dengan tampang aliran penuh. Fluida yang di
alirkan melalui pipa bisa berupa zat cair atau gas dan tekanan bisa lebih besar atau
lebih kecil dari tekanan atmosfer. Apabila zat cair di dalam pipa tidak penuh maka
aliran termasuk dalam aliran saluran terbuka atau karena tekanan di dalam pipa sama
dengan tekanan atmosfer (zat cair di dalam pipa tidak penuh), aliran temasuk dalam
pengaliran terbuka.Karena mempunyai permukaan bebas, maka fluida yang dialirkan
dalah zat cair. Tekanan dipermukaan zat cair disepanjang saluran terbuka adalah
tekanan atmosfer.
Perbedaan mendasar antara aliran pada saluran terbuka dan aliran pada pipa
adalah adanya permukaan yang bebas yang (hampir selalu) berupa udara pada saluran
terbuka. Jadi seandainya pada pipa alirannya tidak penuh sehingga masih ada rongga
yang berisi udara maka sifat dan karakteristik alirannya sama dengan aliran pada
saluran terbuka.

PERSAMAAN YANG DIGUNAKAN DALAM ALIRAN


 Persamaan Bernoulli
Persamaan Bernoulli merupakan persamaan dasar dari dinamika fluida di mana
berhubungan dengan tekanan (p), kecepatan aliran (v) dan ketinggian (h), dari suatu
pipa yang fluidanya bersifat tak kompresibel dan tak kental, yang mengalir dengan
aliran yang tak turbulen.

 Hukum Bernoulli
Fluida mengalir pada pipa dari ujung 1 ke ujung 2

Kecepatan pada ujung 1 = v1 , ujung 2 = v2 


Ujung 1 berada pada ketinggian h1 , ujung 2 = h2 
Tekanan pada ujung 1 = P1 , ujung 2 = P2.

Hukum Bernoulli untuk fluida yang mengalir pada suatu tempat maka jumlah
usaha, energi kinetik, energi potensial fluida persatuan volume fluida tersebut
mempunyai nilai yang tetap pada setiap titik. Jadi jumlah dari tekanan, energi kinetik
persatuan volume, dan energi potensial persatuan volume mempunyai nilai yang sama
pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.
ALAT DAN BAHAN
ALAT:

- Gelas ukur 500 mL


- Jangka sorong
- Stopwatch
- Termometer
- Rangkaian alat aliran fluida

BAHAN:

- Fluida air

PROSEDUR KERJA
1. Buka keran dan atur sesuai penugasan.
2. Tampung air dalam gelas ukur dan nyalaka stopwatch pada saat yang
bersamaa.
3. Catat waktu ketika air mencapai 150 mL, 300 mL, dan 600 ml.
4. Ulangi percoban untuk variasi bukaan keran yang berbeda.

DATA PENGAMATAN

BUKAAN KERAN 30% BUKAAN KERAN 60%


Volume Volume
Waktu DEBIT Waktu DEBIT
fluida fluida
(ml) (dtk) (Q) (ml) (dtk) (Q)
  t1 t2 Q1 Q2   t1 t2 Q1 Q2
300 09:57 09:96 31,34 30,12 300 03:55 05:12 84,50 58,60
600 18:60 20:84 32,26 28,80 600 07:18 08:51 80,21 70,50
900 28:73 32:53 31,33 27,67 900 10:74 12:86 83,41 69,98
Q1=30,25 mL/dtk Q2=74,53mL/dtk
BUKAAN KERAN 100%
Volume
Waktu DEBIT
fluida
(ml) (dtk) (Q)
  t1 t2 Q1 Q2
300 04:99 02:87 60,12 104,53
600 07:85 07:14 79,15 84,03
900 11:90 10:59 75,63 84,98
Q3=81,41 mL/dtk

DATA PENDUKUNG
Diameter luar pipa 2,2 cm
Diameter dalam pipa 1,88 cm
o
Suhu fluida 30 C
Panjang pipa 42 cm

HASIL PENGOLAHAN DATA

o
SUHU FLUIDA 30 C
Viskositas (µ) 0,0085 gr/cm.dtk
Densitas (ρ) 0,995647 gr/cm3
Luas penampang pipa (A) 2,774504 cm2
Kecepatan linear (v1) Kecepatan linear (v2)

No. Debit Kecepatan Bilangan Jenis aliran Faktor Friction


aliran linear Reynold (laminar/transisi/ fiksi Loss
(cm3/dtk) (cm/dtk) (NRe) Turbulen) (f) (Hf)
1 30,25 11.000 2.422,350 Laminer 0,0264 0,106
2 74,53 26,8624 5.915,468 Turbulen 0,0164 0,066
3 81,41 29,3421 6.461,532 Turbulen 0,0155 0,062

PEMBAHASAN

Mencampur adalah suatu proses operasi yang menggabungkan dua macam


atau lebih komponen bahan yang berbeda hingga tercapai suatu keseragaman. Prinsip
pencampuran didasarkan pada peningkatan pengacakan dan distribusi dua atau lebih
komponen yang mempunyai sifat yang berbeda. Dalam praktikum ini kami
mencampurkan beberapa bahan seperti tepung, gula, garam dan susu ke mixer
mekanis. Lalu dimixer selama 1 menit dan dihitung kecepatan putaran/rotasinya dan
didapat hasil 62 rpm.Lalu ditambahkan lagi kuning telur, ragi, baking powder dan
sedikit air.Dihitung kecepatan putaran/rotasinya dan didapat hasil 66 rpm.Kemudian
Dimasukkan bahan terakhir yaitu mentega dan pelembut kue.Dihitung kembali
kecepatan rotasinya dan didapat hasil sebesar 105 rpm.

Tujuan pencampuran dengan menggunakan alat pencampur adonan (mixer)


adalah untuk memperoleh adonan yang elastis dan menghasilkan pengembangan
gluten yang diinginkan.
Ada dua jenis pencampuran, yaitu (1) pencampuran sebagai proses terminal
sehingga hasilnya merupakan suatu bahan jadi yang siap pakai, dan (2) pencampuran
merupakan proses pelengkap atau proses yang mempercepat proses lainnya seperti
pemanasan, pendinginan atau reaksi kimia. Pada proses pencampuran diharapkan
tercapai suatu derajat keseragaman tertentu. Derajat keseragaman ini berbeda-beda
tergantung pada tujuan pencampuran yaitu keseragaman dalam konsentrasi satu
macam bahan atau lebih, keseragaman suhu, atau keseragaman fisik tepung.
Pencampuran ini dapat terjadi antara bahan dry powder, liquid solid dan solid-solid.
Dalam pencampuran bahan yang dicampur harus berurutan agar bahan dapat
tercampur dengan rata dan dapat membuat adonan lembut.

KESIMPULAN
1. Semakin besar beda tekan pada orifice meter maka semakin besar juga laju
alir fluida
2. S e m a k i n b e s a r l a j u a l i r f l u i d a m a k a s e m a k i n b e s a r j u g a
h e a d l o s s p a d a komonen pipa lurus
3. S e m a k i n b e s a r l a j u a l i r f l u i d a m a k a s e m a k i n b e s a r j u g a
h e a d l o s s p a d a komponen kerangan
4. S e m a k i n b e s a r l a j u a l i r f l u i d a m a k a s e m a k i n b e s a r j u g a
h e a d l o s s p a d a komponen sambungan
5. S e m a k i n b e s a r l a j u a l i r f l u i d a m a k a s e m a k i n b e s a r j u g a
h e a d l o s s p a d a komponen belokan
6. Semakin besar laju alir fluida maka semakin besar juga efisiensi pompa

Daftar pustaka

 http://aya-snura.blogspot.com/2012/01/aliran-fluida-dalam-pipa.html
 https://labtkitb.files.wordpress.com/2014/08/2013_alf-jsa4.pdf

LAMPIRAN
Contoh Perhitungan

A=
=0,0314

V=

Hf=

Nre=
F=

Anda mungkin juga menyukai