Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Dalam industri pada proses pengolahan sering kali tergantung pada


efektifitas pengadukan dan pencampuran. Pengadukkan merupakan salah satu cara
didalam proses pencampuran komponen untuk mendapatkan produk yang
diinginkan. Pengadukan menciptakan terjadinya gerakan dari bahan yang diaduk.
Yang dimaksud dengan tangki pengaduk ( Tangki reaksi ) adalah bejana pengaduk
tertutup yang berbentuk silinder, bagian alas dan tutup cembung. Tangki
berpengaduk digunakan pada proses seperti blending, disperse, kristalisasi,
pengemulsi dan sistem suspense untuk meningkatkan proses perpindahan massa
dan panas.

Prosedur percobaan dalam praktikum kali ini adalah pertama menimbang


pikno kosong. Kemudian membat larutan Asam Asetat dan etanol sesuai
konsentrasi, lalu masukkan ke dalam pikno dan timbang sebagai berat isi. Setelah
itu, pasang satu set alat berpengaduk. Kemudian Asam Asetat dan etanol
dimasukkan kedalam beaker glass dengan volume, kecepatan, ketinggian dan
konsentrasi bahan sesuai variable kemudian amati percobaan dengan menggunakan
buffle maupun tanpa menggunakannya. Ulangi, percobaan tersebut sesuai variabel
yang ditentukan.

Adapun tujuan dari percobaan tangki berpengaduk adalah untuk


mengembangkan hubungan empiris untuk memperkirakan ukuran alat pada
pemakaian sebenarnya pada percobaan laboratorium. Menentukan konstanta-
konstanta dalam persamaan empiris. Membuat kurva hubungan antara bilangan
power (NPo) dengan Reynolds (NRe) dengan variasi jenis cairan dan ada tidaknya
buffle. Selain itu dapat menentukan densitas dari bahan yang digunakan serta
mengetahui pola aliran yang terjadi.

1
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”

I.2 Tujuan

1. Untuk membuat kurva hubungan antara bilangan power (NPo) dengan bilangan
Reynolds (NRe) dengan variasi jenis cairan dan ada tidaknya Buffle.

2. Untuk mencari daya berdasarkan konsentrasi bahan.

3. Untuk mengetahui penggunaan buffle pada percobaan.

I.3 Manfaat

1. Agar praktikan mengetahui pengaruh kecepatan pengaduk dan faktor-faktor yang


mempengaruhi pengaduk.

2. Agar Praktikan dapat menentukan densitas dari bahan yang digunakan.

3. Agar praktikan mengetahui pengaruh penggunaan buffle dalam tangki


berpengaduk.

2
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum

Yang dimaksud dengan tangki pengaduk ( tangki reaksi ) adalah bejana


pengaduk tertutup yang berbentuk silinder, bagian alas dan tutupnya cembung.
Tangki pengaduk terutama digunakan untuk reaksi-reaksi kimia pada tekanan diatas
tekanan atmosfer dan pada tekanan vakum, namun tangki ini juga sering digunakan
untuk proses yang lain misalnya untuk pencampuran, pelarutan, penguapan
ekstraksi dan kristalisasi.

Hal penting dari tangki pengaduk, antara lain:

1. Bentuk: Pada umumnya digunakan bentuk silinder dan bagian bawahnya


cekung.
2. Ukuran: Diameter dan tinggi tangki.
3. Kelengkapannya, seperti:
a. Ada tidaknya buffle, yang berpengaruh pada 1 pola aliran didalam
tangki.
b. Jacket atau coil pendingin/pemanas, yang berfungsi sebagai pengendali
suhu.
c. Letak lubang pemasukkan dan pengeluaran untuk proses kontinyu.
d. Sumur untuk menempatkan thermometer atau peranti untuk pengukuran
suhu.
e. Kumparan kalor, taangki dan kelengkapan lainnya pada tangki
pengaduk.

II.1.1 Vortex

Vortex adalah putaran air yang membentuk aliran yang bergerak secara
tangensial. Vortex pada permukaan zat cair ini yang terjadi karena adanya sirkulasi
aliran laminer cenderung membentuk stratifikasi pada berbagai lapisan tanpa adaya
aliran longitudinal antara lapisan. Lapisan itu vortex merupakan hal yang dihindari

3
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”

dalam proses pencampuran (mixing), karena dapat menyebabkan penggumpalan


fluida. Maka dapat menyebabkan waktu untuk mencapai homogenitas lebih lama.
Untuk menghindari vortex saat pencampuran, dapat menggunakan buffle.

Gambar 1. Terbentuknya vortex

II.1.2 Keuntungan dan kerugian tangki berpengaduk

a. Keuntungan:
1. Pada tangki berpengaduk suhu dan komposisi campuran dalam tangki selalu
serba sama. Hal ini memnungkinkan mengadalan suatu proses isothermal
dalam tangki berpengaduk untuk reaksi yang panas reaksinya sangat besar.
2. Pada tangki berpengaduk dimana volume tangki relative besar, maka waktu
tinggal juga besar, berarti zat pereaksi dapat lebih lama bereaksi didalam
tangki.
b. Kerugian:
1. Sukar membuat tangki berpengaduk yang dapat bekerja dengan efisiensi
untuk reaksi-reaksi dalam fase gas, karena adanya persoalan pengaduk.

II.1.3 Pengaduk

Zat cair biasanya diaduk didalam suatu tangki, atau bejana biasanya
berbentuk silinder dengan sumbu terpasang vertikal. Bagian atas bejana itu
mungkin terbuka saja ke udara, atau dapat pula tertutup. Ukuran dan proporsi tangki
itu bermacam-macam, bergantung pada masalah pengadukan itu sendiri.

a. Propeler.

Propeller merupakan impeller aliran ansial berkecepatan tinggi untuk zat


cair berviskositas rendah. Propeler kecil biasanya berputar pada kecepatan
motor penuh, yaitu 1,150 atau 1,750 putaran/menit, sedangkan propeler besar
berputar pada 400-800 putaran/menit.

4
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”

b. Turbin

Pengaduk turbin biasanya efektif untuk menjangkau viskositas yang cukup


luas. Pengaduk turbin sangat cocok untuk mencampur larutan dengan viskositas
dinamik sampai 50 Ns/m2. Kebanyakan turbin itu menyerupai agiator-dayung
berdaun banyak dengan daun-daunnya yang pendek dan berputar pada
kecepatan tinggi pada suatu poros yang dipasang dipusat bejana. Daun-daunnya
boleh lurus dan boleh pula lengkung, boleh bersudut dan boleh pula vertikal.

c. Paddles

Pengaduk jenis ini sering memegang peranan penting, pada proses


pencampuran dalam industri. Bentuk pengaduk ini memiliki minimum 2 sudut
horizontal atau vertikal, dengan nilai D/T yang tinggi. Paddle digunakan pada
aliran fluida laminer, transisi atau turbulen tanpa buffle. Pengaduk ini
memberikan arah radial dan tangensial dan hampir tanpa gerak vertikal sama
sekali harus yang bergerak ke arah horizontal setelah mencapai dinding akan
dibelokkan ke arah atas atau bawah. Bila digunakan pada kecepatan tinggi akan
menjadi pusaran saja tanpa terjadi Agitasi. Maka pengaduk ini memegang
peranan penting pada proses pencampuran.

II.1.4 Kebutuhan daya dalam tangki berpengaduk

Dalam merancang sebuah tangki berpengaduk, kebutuhan daya untuk


memutar pengaduk, merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan untuk
memperkirakan daya yang diperlukan ketika pengaduk berputar pada kecepatan
tertentu maka diperlukan suatu korelasi empiris mengenai dari grafik hubungan Np
Vs NRe, Bilangan Reynold atau Reynold Number (NRe) menjelaskan pengaruh
dari viskositas larutan. Rumus dari Reynold Number yaitu:

𝜌𝑓. 𝑁. 𝐷
𝑁𝑅𝑒 = ...... (1)
𝜇𝑓

Keterangan:

5
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”

D = Diameter Pengaduk (m)

N = Kecepatan Putaran Pengaduk (rps)

𝜌𝑓 = Densitas Fluida (kg/m3)

𝜇𝑓 = Viskositas Fluida (kg/m.s)

Sedangkan power Number (NP) atau angka daya dirumuskan sebagai berikut:

𝑁𝑝.𝑁3 𝐷5 𝜌𝑓
𝑃= ...... (2)
𝑔𝑐

Keteragan:
Np = Power Number (kg.m2/s2)
P = Power (watt)
gc = Konstanta gravitasi (kg.m/N s2)
N = Kecepatan Pengadukkan (rps)
𝜌𝑓 = Densitas Fluida (kg/m3)
D = Diameter Pengaduk (m)

Sehingga dari rumus angka daya tersebut dapat diperoleh nilai power yang
dibutuhkan untuk mendorong pengaduk. Persamaan tersbut berlaku bagi tangki
bersekat maupun tidak bersekat. Namun Freunde number (NFr). Angka Fraude
merupakan ukuran rasio tegangan inersia terhadap gaya gravitasi persatuan luas
yang bekerja pada fluida dalam tangki. Hal ini terdapat dalam situasi dimana
terdapat gerakan gelombang yang tidak dapat diabaikan pada permukaan zat cair.
Persamaan angka ini yaitu:

𝑁2 𝐷
𝑁𝐹𝑟 = ...... (3)
𝑔

Keterangan:
D = Diameter Pengaduk (m)
N = Kecepatan putar pengaduk (rps)
g = Gravitasi bumi (m/s2)

(Susanti, 2017)

6
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”

II.1.5 Pencampuran pada serbukan dan bahan berviskos

1. Bubuk pada pencampuran partikel padatan atau serbukan maka perlu untuk
memindahkan bagian-bagian dari serbukan tersebut menjadi beberapa
bagian. Alat yang untuk proses ini tidak biasa digunakan untuk proses ini
adalah berbentuk gelas. Bagaimanapun alat ini tidak biasa digunakan untuk
proses pengadukan Buffle bisa juga digunakan didalam pipa.
2. Material berviskos pada material berviskos material tersebut dibagi,
dibungkus dan dikombinasi ulang menjadi beberapa bagian dan dialirkan ke
bagian satu sama lain sehingga dapat bercampur dengan baik.
( Geankoplis, 2003)

II.1.6 Faktor yang mempengaruhi proses pencampuran

1. Diameter impeler, bertambahnya diameter impeler juga menghasilkan


kecepatan sirkulasi rata-rata semakin besar dan mengakibatkan nilai mixing
time akan berrkurang.
2. Jenis aliran didalam bejana, untuk aliran turbulen pencampuran terjadi lebih
cepat.
3. Karakteristik campuran, viskositas campuran menentukan waktu
pencampuran semakin besar viskositas dan densitas waktu pencampurannya
sama.
( Jannah, 2014)

II.1.7 Konsumsi daya

Pertimbangan penting dalam desain sebuah tangki pengaduk adalah daya yang
dibutuhkan untuk mendorong impeler. Ketika aliran dalam tangki adalah turbulen,
kebutuhan daya dapat diperkirakan dari produk aliran yang dihasilkan oleh impeler
dan energi q kinetik persatuan volume cairan

q = n. D3.a.Nv ....... (4)

dan

7
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”

𝜌.(𝑉 ′ 2)2
𝐸𝑘 = ........ (5)
2.𝑔𝑐

Kecepatan V’2 sedikit lebih kecil dan kecepatan hp V2. Jika rasio V’2/V2 adalah
dilambangkan dengan 𝛼, 𝜋, 𝑛, 𝐷𝑎 dan kebutuhan daya adalah
𝜌
𝑃 = 𝑛 𝐷3 𝑎 𝑁𝑞 ( 𝛼, 𝜋, 𝑛, 𝐷𝑎)2 ......... (6)
2 𝑔𝑐

𝜌 𝑛3 𝐷 5 𝑎 𝛼 2 𝜋 2 ,
= ( 𝑁𝑞) .......................(7)
𝑔𝑐 2

Dalam bentuk tak berdimensi

𝑃 𝑔𝑐 𝛼2 𝜋2
= Nq .................... (8)
𝑛3 𝐷𝑎5 𝜌 2

Sisi lain dari persamaan disebut bilangan power Np yang didefinisikan dengan

𝑃 𝑔𝑐
Np = 𝑛3 𝐷𝑎5 𝜌 ........................ (9)

Keterangan:
Np = Bilangan power
P = Power (J/s)
N = Kecepatan Pengaduk (m)
𝜌 = Densitas cairan dalam tangki (kg/m3)
gc = Konstanta gravitasi (Nm2/kg2)

( Mc Cabe, 1993)

*Penurunan Satuan Rumus Daya


Np.ρf.𝑁3 .𝐷5
P=
𝑔𝑐
1 𝑘𝑔
𝑚5 3
𝑠3 𝑚
P= 𝑘𝑔.𝑚
𝑘𝑔.𝑚 2
𝑠
𝑠2

𝑘𝑔𝑚2
P=
𝑠3

P = Watt

8
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”

II.2 Sifat Bahan


1. Asam Asetat
a. Sifat Fisika:
1. Massa Molar : 60,05 g/mol
2. Penampilan : Cairan tak bewarna atau kristal
3. Densitas : 1,049 g/cm3
4. Titik Lebur : 289 – 290 K
5. Titik Didih : 391 – 392 K
b. Sifat Kimia:
1. Bersifat korosif terhadap banyak logam
2. Pelarut protik hidrofilik (polar)
3. Tidak bercampur sempurna dengan Alkena yang tinggi
( Anonim, 2017,” Asam Asetat”)
2. Etanol
a. Sifat Fisika:
1. Massa Molar : 46,06844 g/mol
2. Penampilan : Cairan tak bewarna dengan bau khas
3. Densitas : 0,7893 g/mol
4. Titik Lebur : -114,14 oC
5. Titik Didih : 78,29 oC
b. Sifat Kimia:
1. Larut dalam air
2. Baik digunakan untuk menjadi pelarut
3. Mudah terbakar
( Anonim, 2017, “Etanol”)

9
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”

II.3 Hipotesa

Dalam percobaan tangki berpengaduk, semakin besar konsentrasi bahan


yang digunakan, maka power yang dibutuhkan juga semakin besar begitu pula
sebaliknya. Hal ini dikarenakan konsentrasi yang besar akan meningkatkan
viskositas dari larutan tersebut sehingga power atau daya yang dibutuhkan besar
pula.

10
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”

II.4 Diagram Alir

Menimbang Pikno Kosong

Membuat larutan Asam Asetat dan Etanol sesuai konsentrasi, lalu masukkan
ke dalam pikno kosong dan timbang sebagai pikno isi

Memasang satu set alat berpengaduk

Masukkan Asam Asetat dan Etanol kedalam beaker glass dengan volume,
kecepatan, ketinggian, dan konsentrasi bahan sesuai variabel

Melakukan pengamatan menggunakan buffle maupun tanpa menggunakan


buffle

Mengulang percobaan diatas sesuai dengan variabel yang sama

11
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan yang Digunakan


1. Asam Asetat
2. Etanol

III.2 Alat yang digunakan


1. Gelas Ukur 8. Viskometer ostwald
2. Beaker glass 9. Motor pengaduk
3. Baffle 10. Bola hisap
4. Penggaris 11. propeller
5. Statif dan klem 12. spatula
6. Stopwatch 13. pipet
7. Piknometer

III.3 Gambar Alat

12
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”

III.4. Rangkaian Alat

Keterangan :
1. Tangki Berpengaduk
2. Baffle
3. Motor
4. Pengaduk

III. 5 Prosedur
1. Timbang pikno kosong
2. Pasang tangki berpengaduk
3. Buat larutan asam asetat dan etanol dengan konstentrasi 1%; 1.25% dan 2%
dalam pelarut asam asetat lalu aduk dengan kecepatan dan ketinggian tertentu.
4. Tuang larutan yang telah diaduk ke dalam piknometer dan ditimbang, lalu ukur
densitas dan viskositasnya.
5. Lakukan pengamatan terhadap pengadukan menggunakan baffle maupun tanpa
menggunakan baffle
6. Mengulangi percobaan dengan variabel yang telah ditentukan

13
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Hasil Pengamatan


a. Tanpa Buffle
Waktu N ᵨ µ D
Bahan vortex
(menit) (rpm) (gr/cm3) (gr/cm.s) (cm)
2 200 x 1.03197 0.006438
Larutan Etanol dan Asam
2 250 ˅ 1.03343 0.009319 6.5
Asetat 1%
2 300 ˅ 1.03.433 0.008009
2 200 x 0.95055 0.00689
Larutan Etanol dan Asam
2 250 ˅ 1.01861 0.00713 4
Asetat 1.25%
2 300 ˅ 1.01358 0.00615
2 200 x 1.0185 0,0097
Larutan Etanol dan Asam
2 250 ˅ 1.0202 0.0081 4
Asetat 2%
2 300 ˅ 1.0181 0.0089

b. Dengan Buffle
Waktu N ᵨ µ D
Bahan vortex
(menit) (rpm) (gr/cm3) (gr/cm.s) (cm)
2 200 x 1.02870 0.009024
Larutan Etanol dan Asam Asetat
2 250 x 1.03083 0.008063 6.5
1%
2 300 x 1.03203 0.008057
2 200 x 0.96053 0.00677
Larutan Etanol dan Asam Asetat
2 250 x 0.99091 0.0071 4
1.25%
2 300 x 1.02871 0.00695
2 200 x 0.9753 0.00681
Larutan Etanol dan Asam Asetat
2 250 x 1.0208 0.00696 4
2%
2 300 x 1.0122 0.00937

14
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”

IV.2 Tabel Perhitungan


a. Tanpa Buffle
P
N
Bahan N (rps) N.Re N.Po N.Fr (gr.cm/
(rpm) det)

200 3.333333333 22573.146 0.67 0.073696145 303


1% 250 4.166666667 19521.564 0.65 0.115150227 575
300 5 27257.554 0.63 0.165816327 964
200 3.333333333 7357.523 0.69 0.045351474 25
1.25% 250 4.166666667 9524.077 0.64 0.070861678 49
300 5 13183.740 0.59 0.102040816 78
200 3.333333333 5600.000 0.58 0.045351474 23
2% 250 4.166666667 8396.708 0.56 0.070861678 43
300 5 9151.461 0.54 0.102040816 72

b. Dengan Buffle

P
N
Bahan N (rps) N.Re N.Po N.Fr (gr.cm/
(rpm) det)

200 3.333333333 16054.42211 0.96 0.073696145 433


1% 250 4.166666667 22506.40908 0.92 0.115150227 812
300 5 27058.24507 0.89 0.165816327 1.359
200 3.333333333 7566.944673 0.95 0.045351474 35
1.25% 250 4.166666667 9304.326692 0.93 0.070861678 70
300 5 11841.26619 0.9 0.102040816 121
200 3.333333333 7638.17151 0.94 0.045351474 35
2% 250 4.166666667 9777.7856 0.92 0.070861678 71
300 5 8642.049093 0.9 0.102040816 119

15
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”

IV.3 Grafik
a. Tanpa Buffle

Asam Asetat 1%
Grafik NRe vs NPo
0.675
0.67
0.665
0.66
0.655
NPo

0.65
0.645
0.64
0.635
0.63
0.625
.0 5000.0 10000.0 15000.0 20000.0 25000.0 30000.0
NRe

Asam Asetat 1,25%


Grafik NRe vs NPo
0.7

0.68

0.66
NPo

0.64

0.62

0.6

0.58
.0 2000.0 4000.0 6000.0 8000.0 10000.0 12000.0
NRe

16
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”

Asam Asetat 2%
Grafik NRe vs NPo
0.585
0.58
0.575
0.57
0.565
NPo

0.56
0.555
0.55
0.545
0.54
0.535
.0 1000.0 2000.0 3000.0 4000.0 5000.0 6000.0 7000.0 8000.0 9000.0 10000.0
NRe

b. Dengan buffle

Asam Asetat 1,25%


Grafik NRe vs NPo
0.7

0.68

0.66
NPo

0.64

0.62

0.6

0.58
.0 2000.0 4000.0 6000.0 8000.0 10000.0 12000.0
NRe

17
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”

Asam Asetat 1,25%


Grafik NRe vs NPo
0.96

0.95

0.94

0.93
NPo

0.92

0.91

0.9

0.89
0.00000 2000.00000 4000.00000 6000.00000 8000.0000010000.0000012000.0000014000.00000
NRe

Asam Asetat 2%
Grafik NRe vs NPo
0.945
0.94
0.935
0.93
0.925
NPo

0.92
0.915
0.91
0.905
0.9
0.895
0.00000 2000.00000 4000.00000 6000.00000 8000.00000 10000.00000 12000.00000
NRe

IV.4 Pembahasan

Dalam praktikum tangki berpengaduk prosedur-prosedur percobaan yang


dilakukan yakni dengan membuat larutan etanol-asam asetat dengan konsentrasi
1%, 1,25%, dan 2% yang diencerkan dengan pelarut asam asetat hingga 2000 ml
yang diaduk dengan menggunakan motor pengaduk dengan kecepatan 200 rpm, 250

18
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”

rpm dan 300 rpm yang dilakukan dengan baffle maupun tanpa menggunakan baffle.
Data yang didapat meliputi densitas campuran larutan masing-masing bahan yang
digunakan dengan kadar dan kecepatan pengadukan yang berbeda-beda baik
menggunakan bafflle maupun tidak yang mana diukur menggunakan piknometer,
begitu juga pada data viskositas untuk masing-masing bahan, serta diameter
propeller yang digunakan praktikan dalam percobaan. Lalu melakukan perhitungan
densitas (ρ) , viskositas (µ), NRe, NFr, NPo dan Power.
Berdasarkan hasil perhitungan maka didapat grafik hubungan NRe vs NPo
dengan menggunakan baffle yang menunjukkan kenaikan daya pengaduk yang
dibutuhkan antara grafik-grafik lain yang menggunakan campuran larutan
percobaan dari yang kurang pekat ke lebih pekat (viskositas tinggi), bahwa semakin
besar viskositas dan kecepatan pengadukan maka daya pengadukan yang
dibutuhkan akan semakin besar juga. Begitu juga pada grafik hubungan NRe vs
NPo yang tanpa menggunakan baffle. Dari hasil percobaan tangki berpengaduk
diperoleh data bervariasi dari campuran yang memiliki konsentrasi dan kecepatan
yang berbeda. Dimana dalam suatu larutan dengan tiga variabel kecepatan berbeda
yang seharusnya memiliki pengaruh pada densitas dan viskositas suatu larutan.
Sehingga diperoleh densitas dan viskositas yang berbeda pula setiap kecepatan
tertentu.
Dari hasil data praktikum tangki berpengaduk yang dilakukan faktor-faktor
yang mempengaruhi sistem pengadukan yaitu yang pertama semakin besar
viskositas bahan yang diaduk maka semakin bertambah besar tenaga pengaduk
yang dibutuhkan, kedua yakni semakin besar kecepatan pengadukan maka daya
yang dibutuhkan dalam pengadukan juga akan semakin besar, dan ketiga yakni
dengan adanya baffle dapat mengurangi adanya vortex pada proses pengadukan
yang berakibat baik dalam proses pencampuran bahan dalam tangki tanpa terjadi
endapan, begitu juga sebaliknya. Namun pengaruh baffle dengan tidak adanya
vortex hanya terjadi pada rpm 250 dan rpm 300, pada rpm 200 tetap terdapat vortex
pada tangki berpengaduk tersebut.

19
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
1. Semakin cepat kecepatan motor pengaduk maka semakin besar pula power input
yang dibutuhkan untuk menggerakan motor pengaduk
2. Semakin besar densitas maka semakin besar pula nilai power
3. Semakin besar kecepatan pengadukan maka bilangan reynold akan semakin
bertambah besar juga , begitu juga sebaliknya.

V.2 Saran
1. Sebaiknya dalam praktikum tangki berpengaduk impeller yang digunakan
bervariasi sehingga Npo yang dihasilkan berbeda satu sama yang lain.
2. Praktikan sebaiknya berhati-hati dalam memasang motor pengaduk pada klem
di statif dengan memastikan sudah terpasang kuat.
3. Praktikan sebaiknya berhati-hati untuk proses pengadukan dengan
menggunakan propeller berdiameter yang besar agar tidak terbentur dan pecah
pada tangki (beaker glass)-nya

20
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2017. “Asam Asetat”. (http:/id.wikipedia.org/wiki/Asam_Asetat).


Diakses pada tanggal 13 Februari 2017 Pukul 20.00 WIB.

Anonim, 2017. “Etanol”. (http:/id.wikipedia.org/wiki/Etanol). Diakses pada


tanggal 13 Februari 2017 pukul 19.17 WIB

Geankoplis, Christie J. 2003. “Transport Processes and Separation Processes


Principles”. Upper Saddle River: Prentice Hall Professional Technical
Reference

Jannah, Nur. 2004. ”Praktikum Operasi Teknik Kimia”.(https://academia.edu


/9978845/praktikum-operasi-teknikkimia). Diakses pada tanggal 11
Februari 2017 pukul 17.00 WIB

McCabe, Warren L,dkk. 1993. “Unit Operation of Chemical Engineering Fifth


Edition”. New York: Mc Graw Hill

Susanti, Rizky. 2017. “Laporan Mixing (Tangki Berpengaduk)”. (https://academia


.edu/958809/Laporan-mixing-tangki-berpengaduk). Diakses pada tanggal
11 Februari 2017 pukul 17.21WIB

21
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”

APPENDIX

1. Membuat Larutan Etanol-Asam Asetat 1%


𝑤
%𝑤 = 𝑣
× 100%
𝑚
1 % = 2000 𝑚𝑙 × 100%

𝑤 = 20 𝑔𝑟𝑎𝑚
Jadi sebanyak 20 ml asam asetat diencerkan dengan etanol hingga 2000 ml.

2. Viskositas Asam Asetat


𝑡 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 𝑥 𝜌 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 𝑥 𝜇 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
𝜇 = 𝑡 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 𝑥 𝜌 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
𝑔𝑟 𝑔𝑟
1,8 𝑠 𝑥 0,659 𝑥 0,00426
𝑐𝑚3 𝑐𝑚3
= 𝑔
1,22 𝑠 𝑥 1,049
𝑐𝑚3

=0,00394 gr/cm.s
3. Densitas Asam Asetat
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑖𝑠𝑖−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝜌𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

22,3710 𝑔𝑟𝑎𝑚−15,7664 𝑔𝑟𝑎𝑚


= 10 𝑐𝑚3

= 0,659 gr/cm3
4. Viskositas Larutan Etanol-Asam Asetat 1% 200 rpm
Tanpa Baffle
𝜇𝑜 𝜌𝑜 𝑥 𝑡𝑜
=
𝜇 𝑎𝑠. 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 𝜌 𝑎𝑠. 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 𝑥 𝑡 𝑎𝑠. 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
𝑔𝑟
𝜇𝑜 1,03197 𝑥 1,273 𝑠
𝑐𝑚3
𝑔𝑟 = 𝑔𝑟
0,00394 𝑐𝑚. 𝑠 0,659 𝑐𝑚3 𝑥 1,22 𝑠
𝑔𝑟
𝜇𝑜 = 0,00643 𝑐𝑚.𝑠

5. Viskositas Larutan Etanol-Asam Asetat 1% 200 rpm


Dengan Baffle

22
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”

𝜇𝑜 𝜌𝑜 𝑥 𝑡𝑜
=
𝜇 𝑎𝑠. 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 𝜌 𝑎𝑠. 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 𝑥 𝑡 𝑎𝑠. 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
𝑔𝑟
𝜇𝑜 1,0287 𝑐𝑚3 𝑥 1,79 𝑠
𝑔𝑟 = 𝑔𝑟
0,00394 𝑐𝑚. 𝑠 0,659 𝑐𝑚3 𝑥 1,22 𝑠
𝑔𝑟
𝜇𝑜 = 0,00902 𝑐𝑚.𝑠

6. Menghitung Nre (Bilangan Reynold)


Tanpa Baffle rpm 200
𝐷2 𝑥 𝑁 𝑥 𝜌
Nre = 𝜇

6,52 𝑥 3,3333 𝑥 1,03197


Nre = 0,006438

Nre = 22573,146

7. Menghitung Power Number (NPo)


Dilihat dari grafik 9.13 Hal 251 McCabe diperoleh nilai NPo
NRe = 22571,146 maka nilai NPo = 0,67
Untuk nilai Npo yang lain dicari dengan cara yang sama berdasarkan ada tidaknya
baffle.

8. Menghitung NFr (Bilangan Fraude)


𝐷 𝑥 𝑁2
NFr = 𝑔𝑐

6,5 𝑥 (3,3333)2
NFr = 980

NFr = 0,07369615

9. Menghitung nilai P (daya)


𝑁𝑃𝑜 𝑥 𝜌 𝑥 𝑁 3 𝑥 𝐷 5
P= 𝑔𝑐

0,67 𝑥 1,03197 𝑥 (3,3333)3 𝑥 (6,5)5


= 980

= 303 gr.cm/s

23

Anda mungkin juga menyukai