BAB I
PENDAHULUAN
1
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”
I.2 Tujuan
1. Untuk membuat kurva hubungan antara bilangan power (NPo) dengan bilangan
Reynolds (NRe) dengan variasi jenis cairan dan ada tidaknya Buffle.
I.3 Manfaat
2
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.1 Vortex
Vortex adalah putaran air yang membentuk aliran yang bergerak secara
tangensial. Vortex pada permukaan zat cair ini yang terjadi karena adanya sirkulasi
aliran laminer cenderung membentuk stratifikasi pada berbagai lapisan tanpa adaya
aliran longitudinal antara lapisan. Lapisan itu vortex merupakan hal yang dihindari
3
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”
a. Keuntungan:
1. Pada tangki berpengaduk suhu dan komposisi campuran dalam tangki selalu
serba sama. Hal ini memnungkinkan mengadalan suatu proses isothermal
dalam tangki berpengaduk untuk reaksi yang panas reaksinya sangat besar.
2. Pada tangki berpengaduk dimana volume tangki relative besar, maka waktu
tinggal juga besar, berarti zat pereaksi dapat lebih lama bereaksi didalam
tangki.
b. Kerugian:
1. Sukar membuat tangki berpengaduk yang dapat bekerja dengan efisiensi
untuk reaksi-reaksi dalam fase gas, karena adanya persoalan pengaduk.
II.1.3 Pengaduk
Zat cair biasanya diaduk didalam suatu tangki, atau bejana biasanya
berbentuk silinder dengan sumbu terpasang vertikal. Bagian atas bejana itu
mungkin terbuka saja ke udara, atau dapat pula tertutup. Ukuran dan proporsi tangki
itu bermacam-macam, bergantung pada masalah pengadukan itu sendiri.
a. Propeler.
4
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”
b. Turbin
c. Paddles
𝜌𝑓. 𝑁. 𝐷
𝑁𝑅𝑒 = ...... (1)
𝜇𝑓
Keterangan:
5
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”
Sedangkan power Number (NP) atau angka daya dirumuskan sebagai berikut:
𝑁𝑝.𝑁3 𝐷5 𝜌𝑓
𝑃= ...... (2)
𝑔𝑐
Keteragan:
Np = Power Number (kg.m2/s2)
P = Power (watt)
gc = Konstanta gravitasi (kg.m/N s2)
N = Kecepatan Pengadukkan (rps)
𝜌𝑓 = Densitas Fluida (kg/m3)
D = Diameter Pengaduk (m)
Sehingga dari rumus angka daya tersebut dapat diperoleh nilai power yang
dibutuhkan untuk mendorong pengaduk. Persamaan tersbut berlaku bagi tangki
bersekat maupun tidak bersekat. Namun Freunde number (NFr). Angka Fraude
merupakan ukuran rasio tegangan inersia terhadap gaya gravitasi persatuan luas
yang bekerja pada fluida dalam tangki. Hal ini terdapat dalam situasi dimana
terdapat gerakan gelombang yang tidak dapat diabaikan pada permukaan zat cair.
Persamaan angka ini yaitu:
𝑁2 𝐷
𝑁𝐹𝑟 = ...... (3)
𝑔
Keterangan:
D = Diameter Pengaduk (m)
N = Kecepatan putar pengaduk (rps)
g = Gravitasi bumi (m/s2)
(Susanti, 2017)
6
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”
1. Bubuk pada pencampuran partikel padatan atau serbukan maka perlu untuk
memindahkan bagian-bagian dari serbukan tersebut menjadi beberapa
bagian. Alat yang untuk proses ini tidak biasa digunakan untuk proses ini
adalah berbentuk gelas. Bagaimanapun alat ini tidak biasa digunakan untuk
proses pengadukan Buffle bisa juga digunakan didalam pipa.
2. Material berviskos pada material berviskos material tersebut dibagi,
dibungkus dan dikombinasi ulang menjadi beberapa bagian dan dialirkan ke
bagian satu sama lain sehingga dapat bercampur dengan baik.
( Geankoplis, 2003)
Pertimbangan penting dalam desain sebuah tangki pengaduk adalah daya yang
dibutuhkan untuk mendorong impeler. Ketika aliran dalam tangki adalah turbulen,
kebutuhan daya dapat diperkirakan dari produk aliran yang dihasilkan oleh impeler
dan energi q kinetik persatuan volume cairan
dan
7
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”
𝜌.(𝑉 ′ 2)2
𝐸𝑘 = ........ (5)
2.𝑔𝑐
Kecepatan V’2 sedikit lebih kecil dan kecepatan hp V2. Jika rasio V’2/V2 adalah
dilambangkan dengan 𝛼, 𝜋, 𝑛, 𝐷𝑎 dan kebutuhan daya adalah
𝜌
𝑃 = 𝑛 𝐷3 𝑎 𝑁𝑞 ( 𝛼, 𝜋, 𝑛, 𝐷𝑎)2 ......... (6)
2 𝑔𝑐
𝜌 𝑛3 𝐷 5 𝑎 𝛼 2 𝜋 2 ,
= ( 𝑁𝑞) .......................(7)
𝑔𝑐 2
𝑃 𝑔𝑐 𝛼2 𝜋2
= Nq .................... (8)
𝑛3 𝐷𝑎5 𝜌 2
Sisi lain dari persamaan disebut bilangan power Np yang didefinisikan dengan
𝑃 𝑔𝑐
Np = 𝑛3 𝐷𝑎5 𝜌 ........................ (9)
Keterangan:
Np = Bilangan power
P = Power (J/s)
N = Kecepatan Pengaduk (m)
𝜌 = Densitas cairan dalam tangki (kg/m3)
gc = Konstanta gravitasi (Nm2/kg2)
( Mc Cabe, 1993)
𝑘𝑔𝑚2
P=
𝑠3
P = Watt
8
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”
9
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”
II.3 Hipotesa
10
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”
Membuat larutan Asam Asetat dan Etanol sesuai konsentrasi, lalu masukkan
ke dalam pikno kosong dan timbang sebagai pikno isi
Masukkan Asam Asetat dan Etanol kedalam beaker glass dengan volume,
kecepatan, ketinggian, dan konsentrasi bahan sesuai variabel
11
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
12
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”
Keterangan :
1. Tangki Berpengaduk
2. Baffle
3. Motor
4. Pengaduk
III. 5 Prosedur
1. Timbang pikno kosong
2. Pasang tangki berpengaduk
3. Buat larutan asam asetat dan etanol dengan konstentrasi 1%; 1.25% dan 2%
dalam pelarut asam asetat lalu aduk dengan kecepatan dan ketinggian tertentu.
4. Tuang larutan yang telah diaduk ke dalam piknometer dan ditimbang, lalu ukur
densitas dan viskositasnya.
5. Lakukan pengamatan terhadap pengadukan menggunakan baffle maupun tanpa
menggunakan baffle
6. Mengulangi percobaan dengan variabel yang telah ditentukan
13
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Dengan Buffle
Waktu N ᵨ µ D
Bahan vortex
(menit) (rpm) (gr/cm3) (gr/cm.s) (cm)
2 200 x 1.02870 0.009024
Larutan Etanol dan Asam Asetat
2 250 x 1.03083 0.008063 6.5
1%
2 300 x 1.03203 0.008057
2 200 x 0.96053 0.00677
Larutan Etanol dan Asam Asetat
2 250 x 0.99091 0.0071 4
1.25%
2 300 x 1.02871 0.00695
2 200 x 0.9753 0.00681
Larutan Etanol dan Asam Asetat
2 250 x 1.0208 0.00696 4
2%
2 300 x 1.0122 0.00937
14
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”
b. Dengan Buffle
P
N
Bahan N (rps) N.Re N.Po N.Fr (gr.cm/
(rpm) det)
15
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”
IV.3 Grafik
a. Tanpa Buffle
Asam Asetat 1%
Grafik NRe vs NPo
0.675
0.67
0.665
0.66
0.655
NPo
0.65
0.645
0.64
0.635
0.63
0.625
.0 5000.0 10000.0 15000.0 20000.0 25000.0 30000.0
NRe
0.68
0.66
NPo
0.64
0.62
0.6
0.58
.0 2000.0 4000.0 6000.0 8000.0 10000.0 12000.0
NRe
16
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”
Asam Asetat 2%
Grafik NRe vs NPo
0.585
0.58
0.575
0.57
0.565
NPo
0.56
0.555
0.55
0.545
0.54
0.535
.0 1000.0 2000.0 3000.0 4000.0 5000.0 6000.0 7000.0 8000.0 9000.0 10000.0
NRe
b. Dengan buffle
0.68
0.66
NPo
0.64
0.62
0.6
0.58
.0 2000.0 4000.0 6000.0 8000.0 10000.0 12000.0
NRe
17
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”
0.95
0.94
0.93
NPo
0.92
0.91
0.9
0.89
0.00000 2000.00000 4000.00000 6000.00000 8000.0000010000.0000012000.0000014000.00000
NRe
Asam Asetat 2%
Grafik NRe vs NPo
0.945
0.94
0.935
0.93
0.925
NPo
0.92
0.915
0.91
0.905
0.9
0.895
0.00000 2000.00000 4000.00000 6000.00000 8000.00000 10000.00000 12000.00000
NRe
IV.4 Pembahasan
18
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”
rpm dan 300 rpm yang dilakukan dengan baffle maupun tanpa menggunakan baffle.
Data yang didapat meliputi densitas campuran larutan masing-masing bahan yang
digunakan dengan kadar dan kecepatan pengadukan yang berbeda-beda baik
menggunakan bafflle maupun tidak yang mana diukur menggunakan piknometer,
begitu juga pada data viskositas untuk masing-masing bahan, serta diameter
propeller yang digunakan praktikan dalam percobaan. Lalu melakukan perhitungan
densitas (ρ) , viskositas (µ), NRe, NFr, NPo dan Power.
Berdasarkan hasil perhitungan maka didapat grafik hubungan NRe vs NPo
dengan menggunakan baffle yang menunjukkan kenaikan daya pengaduk yang
dibutuhkan antara grafik-grafik lain yang menggunakan campuran larutan
percobaan dari yang kurang pekat ke lebih pekat (viskositas tinggi), bahwa semakin
besar viskositas dan kecepatan pengadukan maka daya pengadukan yang
dibutuhkan akan semakin besar juga. Begitu juga pada grafik hubungan NRe vs
NPo yang tanpa menggunakan baffle. Dari hasil percobaan tangki berpengaduk
diperoleh data bervariasi dari campuran yang memiliki konsentrasi dan kecepatan
yang berbeda. Dimana dalam suatu larutan dengan tiga variabel kecepatan berbeda
yang seharusnya memiliki pengaruh pada densitas dan viskositas suatu larutan.
Sehingga diperoleh densitas dan viskositas yang berbeda pula setiap kecepatan
tertentu.
Dari hasil data praktikum tangki berpengaduk yang dilakukan faktor-faktor
yang mempengaruhi sistem pengadukan yaitu yang pertama semakin besar
viskositas bahan yang diaduk maka semakin bertambah besar tenaga pengaduk
yang dibutuhkan, kedua yakni semakin besar kecepatan pengadukan maka daya
yang dibutuhkan dalam pengadukan juga akan semakin besar, dan ketiga yakni
dengan adanya baffle dapat mengurangi adanya vortex pada proses pengadukan
yang berakibat baik dalam proses pencampuran bahan dalam tangki tanpa terjadi
endapan, begitu juga sebaliknya. Namun pengaruh baffle dengan tidak adanya
vortex hanya terjadi pada rpm 250 dan rpm 300, pada rpm 200 tetap terdapat vortex
pada tangki berpengaduk tersebut.
19
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
1. Semakin cepat kecepatan motor pengaduk maka semakin besar pula power input
yang dibutuhkan untuk menggerakan motor pengaduk
2. Semakin besar densitas maka semakin besar pula nilai power
3. Semakin besar kecepatan pengadukan maka bilangan reynold akan semakin
bertambah besar juga , begitu juga sebaliknya.
V.2 Saran
1. Sebaiknya dalam praktikum tangki berpengaduk impeller yang digunakan
bervariasi sehingga Npo yang dihasilkan berbeda satu sama yang lain.
2. Praktikan sebaiknya berhati-hati dalam memasang motor pengaduk pada klem
di statif dengan memastikan sudah terpasang kuat.
3. Praktikan sebaiknya berhati-hati untuk proses pengadukan dengan
menggunakan propeller berdiameter yang besar agar tidak terbentur dan pecah
pada tangki (beaker glass)-nya
20
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”
DAFTAR PUSTAKA
21
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”
APPENDIX
𝑤 = 20 𝑔𝑟𝑎𝑚
Jadi sebanyak 20 ml asam asetat diencerkan dengan etanol hingga 2000 ml.
=0,00394 gr/cm.s
3. Densitas Asam Asetat
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑖𝑠𝑖−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝜌𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
= 0,659 gr/cm3
4. Viskositas Larutan Etanol-Asam Asetat 1% 200 rpm
Tanpa Baffle
𝜇𝑜 𝜌𝑜 𝑥 𝑡𝑜
=
𝜇 𝑎𝑠. 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 𝜌 𝑎𝑠. 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 𝑥 𝑡 𝑎𝑠. 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
𝑔𝑟
𝜇𝑜 1,03197 𝑥 1,273 𝑠
𝑐𝑚3
𝑔𝑟 = 𝑔𝑟
0,00394 𝑐𝑚. 𝑠 0,659 𝑐𝑚3 𝑥 1,22 𝑠
𝑔𝑟
𝜇𝑜 = 0,00643 𝑐𝑚.𝑠
22
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK 1 ”TANGKI BERPENGADUK”
𝜇𝑜 𝜌𝑜 𝑥 𝑡𝑜
=
𝜇 𝑎𝑠. 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 𝜌 𝑎𝑠. 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 𝑥 𝑡 𝑎𝑠. 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
𝑔𝑟
𝜇𝑜 1,0287 𝑐𝑚3 𝑥 1,79 𝑠
𝑔𝑟 = 𝑔𝑟
0,00394 𝑐𝑚. 𝑠 0,659 𝑐𝑚3 𝑥 1,22 𝑠
𝑔𝑟
𝜇𝑜 = 0,00902 𝑐𝑚.𝑠
Nre = 22573,146
6,5 𝑥 (3,3333)2
NFr = 980
NFr = 0,07369615
= 303 gr.cm/s
23