Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH OPERASI TEKNIK KIMIA II

KRISTALISASI

Disusun oleh:
Rani Triwardhani D1121171027
Tyas Galuh Amelia D1121191001
Maulana Irfan Edri Prasetyo D1121191011
Nur Annisa D1121191014

Dosen Pengampu:
Marcelina, S.T., M.Sc.

TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2021
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses kristalisasi memegang peran yang sangat penting dalam industri
kimia. Hal ini mengingat kurang lebih 70% dari produk-produk kimia
dihasilkan padatan/kristal. Keuntungan produk dalam bentuk padatan/kristal
antara lain adalah biaya transportasi lebih murah, padatan/kristal lebih tahan
terhadap kerusakan akibat terjadinya dekomposisi dan bentuk padatan/kristal
lebih mudah dalam pengemasan dan penyimpanannya (Setyopratomo, dkk.
2003).
Proses kristalisasi adalah proses yang penting dalam industri kimia
karena banyak produk yang dijual dalam bentuk kristal. Dengan kristalisasi,
diharapkan memperoleh produk dengan kemurnian tinggi. Dalam praktek,
biasanya diinginkan produk kristal dengann ukuran tertentu, baik untuk
kebutuhan proses selanjutnya (filtrasi, reaksi dengan bahan lain, transportasi,
dan lain-lain) maupun penggunaan produk di lapangan. Oleh karena itu,
kondisi proses harus dikontrol agar diperoleh distribusi ukuran kristal sesuai
dengan spesifikasi yang diinginkan (McCabe dkk., 1985).
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan garam dapur dan
gula pasir. Kedua bahan tersebut memiliki wujud berupa kristal. Bahan-bahan
tersebut awalnya berupa larutan yang kemudian melalui proses kristalisasi
menjadi kristal padat. Pada pembuatan garam dapur dari air laut, mula-mula
air laut ditampung dalam suatu tambak, kemudian dengan bantuan sinar
matahari dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan garam
dalam bentuk kasar dan masih bercampur dengan pengotornya, sehingga
untuk mendapatkan garam yang bersih diperlukan proses rekristalisasi
(pengkristalan kembali). Pada pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu
dihancurkan dan diperas untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan
penguap hampa udara sehingga air tebu tersebut menjadi kental, lewat jenuh,
dan terjadi pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga
diperoleh gula putih atau gula pasir.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu kristalisasi?
2. Bagaimana prinsip kristalisasi?
3. Bagaimana teori pembentukannya?
4. Apa saja aplikasinya dalam dunia industri?
5. Apa saja jenis-jenis alat kristalisasi, fungsi, prinsip kerjanya, kondisi
operasinya, kelebihan dan kekurangannya?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari kristalisasi.
2. Mengetahui prinsip dari kristalisasi.
3. Mengetahui teori dalam pembentukan kristalisasi.
4. Mengetahui apa saja aplikasi kristalisasi dalam dunia industri.
5. Mengetahui jenis-jenis alat kristalisasi, fungsi, prinsip kerjanya, kondisi
operasinya, kelebihan dan kekurangannya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kristalisasi


Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan
larutan, melt (campuran leleh), atau lebih jarang pengendapan langsung dari
gas. Kristalisasi juga merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat-
cair, di mana terjadi perpindahan massa (mass transfer) dari suat zat terlarut
(solute) dari cairan larutan ke fase kristal padat. Dasar metode ini adalah
kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada
dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan.
Kristalisasi dapat memisahkan suatu campuran tertentu dari larutan
multi komponen sehingga didapat produk dalam bentuk kristal. Kristalisasi
dapat juga dipakai sebagai salah satu cara pemurnian karena lebih ekonomis.
Operasi kristalisasi terbagi menjadi:
1.   Membuat larutan supersaturasi (lewat jenuh)
2.   Pembuatan inti kristal
3.   Pertumbuhan Kristal
2.2 Prinsip Kristalisasi
2.3 Teori Pembentukan Kristalisasi
2.4 Aplikasinya di Industri
Kebanyakan proses kristalisasi di industri kimia menggunakan metoda
kristalisasi dari larutan sedangkan metoda kristalisasi dari lelehan banyak
ditemui di industri gelas kristal dan semikonduktor seperti kristal silikon dan
Ga-As untuk  pembuatan dari salah satu bagian dalam proses pembuatan
gelas kristal chips integrated circuit. Sasaran dari semua industri ini adalah
untuk memperoleh atau mendapatkan produk kristal yang kemurniannya
memenuhi baku mutu yang ditetapkan dan kisaran ukuran produk kristalnya
pun sesuai permintaan pasar. Ketidaksesuaian kemurnian dan ukuran produk
kristal ini akan membuat ongkos produksi menjadi mahal karena
mengharuskan dilakukannya reprosesing lagi yaitu dengan melarutkan
kembali dalam solven kemudian dilakukan rekristalisasi. Namun proses
kristalisasi sangatlah luas di tiap industri, sehingga pada kami akan
membahas mengenai aplikasi pada industri gula.

Pada umumnya pembuatan gula dari tebu di pabrik gula dibagi menjadi
beberapa tahap yang dikenal dengan proses pemerahan (gilingan), pemurnian,
penguapan, kristalisasi, pemisahan dan penyelesaian (sugar handling). Proses
kristalisasi adalah proses pembentukan kristal gula. Sebelum dilakukan
kristaliasi dalam pan masak (crystallizer) nira kental terlebih dahulu
direaksikan dengan gas SO2 sebagai bleaching dan untuk menurunkan
viskositas masakan (nira). Dalam proses kristalisasi gula dikenal sistem
masakan ACD, ABCD, ataupun ABC.
Tingkatan masakan (kristalisasi) tergantung pada kemurnian nira kental.
Apabila HK nira kental > 85% maka dapat dilakukan empat tingkat masakan
(ABCD) dan apabila HK nira kental < 85% dilakukan tiga tingkat masakan
(ACD). Pada saat ini dengan kondisi bahan baku yang rendah pabrik gula
menggunakan sistem masakan ACD, dengan masakan A sebagai produk
utama Langkah pertama dari proses kristalisasi adalah menarik masakan (nira
pekat) untuk diuapkan airnya sehingga mendekati kondisi jenuhnya. Dengan
pemekatan secara terus menerus koefisien kejenuhannya akan meningkat.
Pada keadaan lewat jenuh maka akan terbentuk suatu pola kristal sukrosa.
Setelah itu langkah membuat bibit, yaitu dengan memasukkan bibit gula ke
dalam pan masak kemudian melakukan proses pembesaran kristal. Pada
proses masak ini kondisi kristal harus dijaga jangan sampai larut kembali
ataupun terbentuk tidak beraturan.
Setelah diperkirakan proses masak cukup, selanjutnya larutan dialirkan
ke palung pendingin (receiver) untuk proses Na-Kristalisasi. Tujuan dari
palung pendingain ialah melanjutkan proses kristalisasi yang telah terbentuk
dalam pan masak, dengan adanya pendingin di palung pendingin dapat
menyebabkan penurunan suhu masakan dan nilai kejenuhan naik sehingga
dapat mendorong menempelnya suksosa pada kristal yang telah terbentuk.
Untuk lebih menyempurnakan dalam proses kristalisasi maka palung
pendingin dilengkapi pengaduk agar dapat sirkulasi.
2.5 Jenis-jenis Alat Kristalisasi
Alat kristalisasi disebut juga Crystallizer atau Kristallisator. Alat ini
digunakan dalam proses kristalisasi terutama dalam skala industri, alat-alat
yang digunakan dalam proses kristalisasi sangat beragam. Hal ini disebabkan
oleh sifat-sifat bahan dan kondisi pertumbuhan kristal yang sangat bervariasi.
Disamping itu juga karena kristalisasi dilaksanakan untuk tujuan yang
berbeda-beda (pemisahan bahan, pemurnian bahan, pemberian bentuk).

Anda mungkin juga menyukai