Anda di halaman 1dari 24

Praktikum Kimia Fisika I

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Prinsip Percobaan


Prinsip dari percobaan ini adalah menentukan pengaruh konsentrasi
pereaksi terhadap laju reaksi dan penentuan pengaruh suhu terhadap laju
reaksi, serta penentuan orde reaksi dengan melakukan reaksi kimia antara dua
senyawa dengan memvariasikan konsentrasi reaktan, suhu, dan volume
larutan. Melalui variasi konsentrasi reaktan dan suhu dapat diamati perubahan
warna larutan hasil reaksi dan dapat ditentukan laju reaksinya. Melalui variasi
volume dapat ditentukan orde reaksinya.
Reaksi yang terjadi:
Na2S2O3 + 2 HCL  2 NaCl + H2O + S + SO2
4 H2C2O4 + 2 KMnO4  8 CO2 + K2O + Mn2O3 + 4 H2O
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari pengaruh konsentrasi
reaktan terhadap laju reaksi, menentukan orde reaksi, mempelajari pengaruh
temperatur terhadap laju reaksi.

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia


Praktikum Kimia Fisika I

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Reaksi Kimia


Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan
antarubahan senyawa kimia. Reaksi kimia adalah proses yang mengonversi
sekelompok zat, yang disebut reaktan, menjadi sekelompok zat baru yang
dinamakan produk. Dengan kata lain, reaksi kimia adalah proses yang
menghasilkan perubahan kimia (Petrucci, 2008). Beberapa jenis reaksi kimia
yang umumnya dapat terjadi saat reaktan berubah menjadi produk. Reaksi-
reaksi yang lebih umum dapat terjadi adalah penggabungan, penguraian,
penggantian tunggal, penggantian rangkap, pembakaran dan redoks (Moore,
2004).
Reaksi kimia dapat diketahui dengan mengamati perubahan-perubahan
yang terjadi seperti berikut ini (Saidah dan Purba, 2014):
1. Terjadi perubahan warna
Suatu zat yang direaksikan dengan zat lain dapat menimbulkan
perubahan terutama perubahan warna. Perubahan warna bisa menjadi
warna lain atau terjadi proses pelunturan warna, sehingga warnanya
kembali bening. Contoh perubahan warna misalnya saat mereaksikan
kalium bikromat dengan suatu basa kuat seperti NaOH, maka warna
jingga larutan kalium bikromat akan berwarna kuning.
2. Terjadi perubahan suhu
Suhu awal pencampuran unsur-unsur dengan senyawanya akan
berbeda dengan suhu akhir setelah terbentuk senyawa/zat yang dihasilkan
akibat adanya reaksi-reaksi kimia yang terjadi. Perubahan suhu dapat
terjadi karena adanya proses pemutusan maupun pembentukan ikatan
antar reaktan-reaktan yang bereaksi.
3. Terbentuknya gas
Contoh dari pembentukan gas yaitu saat mereaksikan natrium
karbonat dengan HCl akan menimbulkan gas CO2 yang dapat
menyebabkan keruhnya air kapur atau air barit.

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia


Praktikum Kimia Fisika I

4. Terbentuknya endapan
Endapan merupakan produk yang tidak larut atau terpisah dari
pelarutnya dimana bentuk endapannya berupa padatan. Misalnya reaksi
identifikasi ion Ag+ dengan mereaksikan larutan AgNO3 dan HCl yang
menghasilkan endapan putih mengapung khas dari ion Ag+.
2.2 Laju Reaksi
Kinetika reaksi adalah suatu cabang dari ilmu kimia yang mempelajari
tentang mekanisme reaksi, yaitu bagaimana reaksi itu terjadi dan kecepatan
terjadinya reaksi. Laju reaksi suatu reaksi kimia merupakan pengukuran
bagaimana konsentrasi ataupun tekanan zat-zat yang terlibat dalam reaksi
berubah seiring dengan berjalannya waktu. Laju reaksi merupakan peristiwa
perubahan konsentrasi reaktan atau produk dalam satuan waktu. Laju reaksi
juga dapat dinyatakan sebagai suatu laju terhadap berkurangnya konsentrasi
suatu pereaksi (Keenan, 1984). Hukum laju dapat ditentukan dengan
melakukan serangkain eksperimen secara sistematik pada reaksi A + B → C,
untuk menentukan orde reaksi terhadap A maka konsentrasi A dibuat tetap
sementara konsentrasi B divariasi kemudian ditentukan laju reaksinya pada
variasi konsentrasi tersebut. Sedangkan untuk menentukan orde reaksi B,
maka konsentrasi B dibuat tetap sementara itu konsentrasi A divariasi
kemudian diukur laju reaksinya pada variasi konsentrasi tersebut (Partana,
2003). Orde dari suatu reaksi menggambarkan bentuk matematika dimana
hasil perubahan dapat ditunjukkan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi atau kecepatan
reaksi.
1. Konsentrasi.
Jika kecepatan suatu zat semakin besar maka laju reaksinya
semakin besar pula dan sebaliknya jika konsentrasi semakin kecil maka
laju reaksinya semakin kecil pula. Untuk beberapa reaksi laju reaksi
dapat dinyatakan dengan persamaan matematis yang dikenal dengan
hukum laju reaksi atau persamaan laju reaksi. Pangkat-pangkat dalam
persamaan laju reaksi dinamakan orde reaksi. Menentukan orde reaksi
dalam suatu reaksi kimia pada prinsipnya menentukan pengaruh seberapa

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia


Praktikum Kimia Fisika I

besar perubahan konsentrasi laju reaksi terhadap konsentrasi pereaksi


(Charles, 2004).
2. Sifat Pereaksi
Dalam reaksi kimia terjadi pemutusan dan pembentukan ikatan,
dimana jenis ikatan yang dimiliki oleh reaktan dapat mempengaruhi laju
reaksi. Selain itu, luas permukaan zat-zat yang bereaksi sangat
berpengaruh terhadap laju reaksi, sehingga suatu zat dalam bentuk serbuk
dan bongkahan/kepingan akan memiliki laju reaksi yang berbeda
(Kristianingrum, 2003).
3. Luas permukaan.
Reaksi yang berlangsung dalam sistem homogen sangat berbeda
dengan reaksi yang berlangsung dalam sistem heterogen. Pada reaksi
homogen campuran zatnya bercampur seluruhnya. Hal ini dapat
mempercepat berlangsungnya reaksi kimia karena molekul-molekul ini
dapat bersentuhan satu sama lain. Dalam sistem reaksi hanya
berlangsung pada bidang-bidang yang bersentuhan dari kedua fase yang
bereaksi. Reaksi kimia berlangsung pada kedua molekul-molekul, atom-
atom, atau ion-ion dari zat-zat yang bereaksi terlebih dahulu
bertumbukan. Semakin luas permukaan suatu reaksi maka semakin cepat
reaksi itu berlangsung (Charles, 1992).
4. Suhu/temperatur.
Pada suhu yang tinggi, energi molekul-molekul bertambah. Laju
reaksi meningkat dengan naiknya suhu. Biasanya kenaikan suhu sebesar
10°C akan menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua atau tiga
kalinya. Kenaikan laju reaksi ini disebabkan dengan kenaikan suhu atau
menyebabkan semakin cepatnya molekul-molekul bergerak sehingga
memperbesar kemungkinan terjadi tabrakan yang efektif. Energi
tumbukan suatu reaksi dapat berlangsung disebut energi aktivasi (Chang,
2006).
5. Katalis.
Berbagai reaksi berlangsung lambat dapat dipercepat dengan
menambahkan zat lain yang disebut dengan katalis. Konsep yang

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia


Praktikum Kimia Fisika I

menerapkan pengaruh terhadap laju reaksi diantaranya katalis


menurunkan energi energi pengaktifan suatu reaksi dengan jalan
membentuk tahap-tahap reaksi yang baru. Ada dua jenis katalis yaitu
katalis homogen adalah katalis yang satu fase dengan zat yang jenis
katalis ini umumnya ikut bereaksi tetapi pada akhirnya reaksi akan
kembali ke bentuk semula. Katalis heterogen adalah katalis yang tidak
satu fase dengan zat-zat yang bereaksi jenis katalis ini umumnya logam-
logam dan reaksi yang tercepat umumnya pada gas (Supardi, 2008).
Orde reaksi hanya dapat dihitung secara eksperimen dan hanya dapat
diramalkan jika suatu mekanisme reaksi diketahui seluruh orde reaksi yang
dapat ditentukan sebagai jumlah dari eksponen untuk masing-masing reaktan,
sedangkan hanya eksponen untuk masing-masing reaktan dikenal sebagai
orde reaksi untuk komponen itu. Orde reaksi adalah jumlah pangkat faktor
konsentrasi dalam hukum laju bentuk diferensial. Pada umumnya orde reaksi
terhadap suatu zat tertentu tidak sama dengan koefisien dalam persamaan
stoikiometri reaksi (Hiskia, 2001).
2.3 Aplikasi Laju Reaksi pada Industri
Beberapa industri yang menerapkan laju reaksi dalam proses
pembuatannya adalah sebagai berikut:
1. Industri Pembuatan Amonia
Amonia merupakan zat kimia yang digunakan sebagai bahan baku
pada pupuk dan pabrik peledak. Pada suhu kamar reaksi berlangsung
lambat. Untuk mempercepatnya harus menggunakan katalis. Katalis ini
ditemukan oleh ahli kimia Jerman yaitu Fritz Haber pada tahun 1905,
sehingga proses ini dinamakan Proses Haber. Katalis yang digunakan
adalah logam besi yang merupakan katalis heterogen.
2. Industri Pembuatan Asam Nitrat
Metode yang sering digunakan dalam industri asam nitrat adalah
metode Astwald. Bahan baku industri asam nitrat adalah amonia. Mula-
mula amonia dibakar, oksidasi NO terbentuk teroksida dengan cepat
membentuk NO. kemudia gas NO diserap oleh air menghasilkan asam

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia


Praktikum Kimia Fisika I

nitri dan asam nitrat. HNO diubah menjadi HNO(g). gas NO dimasukkan
kembali ke dalam reaktor dan dioksidasi menjadi NO.
3. Industri Perminyakan
Kebutuhan akan bensin meningkat seiring dengan meningkatnya
jumlah kendaraan bermotor. Ini menyebabkan perlu untuk dilakukan
pengembangan metode distilasi yang menghasilkan bensin. Metode yang
dikembangkan tersebut yaitu pemecahan katalis dan alkilasi. Katalis yang
digunakan diantaranta asam, oksida alumunium, silikon dan krom.
4. Industri Roti
Katalis yang digunakan dalam pembuatan roti adalah enzim zimase
yang merupakan bio katalis. Penambahan zimase dilakuukan pada proses
peragian pengembangan roti. Rapi ditambahkan ke dalam adonan
sehingga glukosa dalam adonan terurai menjadi etil alkohol dan karbon
dioksida. Penguraian berlangsung dengan bantuan enzim zimase yang
dihasilkan ragi. Pada proses ini, CO berfungsi mengembangkan adonan
roti. Banyaknya rongga kecil pada roti membuktikan terjadinya
gelembung CO saat peragian.
2.4 Aplikasi Laju Reaksi pada Kehidupan Sehari-hari
Selain katalis, laju reaksi di dalam kehidupan sehari-hari dapat
ditemukan melalui kegiatan sederhana seperti:
1. Pembuatan teh manis
Menggunakan gula butiran yang halus dengan air hangat akan
membuat pembuatan teh hanya memakan waktu yang singkat karena laju
reaksi pada gula butiran dan menggunakan air hangat lebih cepat
dibandingkan laju reaksi pada gula batu dan air dingin. Berkaitan dengan
luas permukaan gula butiran yang lebih luas dari gula batu dan suhu air
hangat yang lebih besar dari air dingin.
2. Pembuatan susu dari susu bubuk
Susu yang diseduh menggunakan air hangat lebih cepat bercampur
dibandingkan air dingin. Ketika memakai air dingin, masih tertinggal
gumpalan-gumpalan susu didasar gelas meski sudah mengaduk sebanyak
hitungan pada adukan di susu yang memakai air hangat.

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia


Praktikum Kimia Fisika I

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
a. Pengaruh Konsentrasi HCl
Variasi Waktu Perubahan
Na2S2O3 0,1 N + HCl 0,1 N 75 detik Menjadi keruh
Na2S2O3 0,1 N + HCl 0,05 N 82 detik Menjadi keruh
Na2S2O3 0,1 N + HCl 0,01 N 138 detik Menjadi keruh

b. Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3


Variasi Waktu Perubahan
HCl 0,1 N + Na2S2O3 0,1 N 68 detik Menjadi keruh
HCl 0,1 N + Na2S2O3 0,05 N 132 detik Menjadi keruh
HCl 0,1 N + Na2S2O3 0,01 N 275 detik Menjadi keruh

c. Pengaruh Temperatur pada Laju Reaksi


Variasi Waktu Perubahan
HCl 0,1 N + Na2S2O3 0,1 N 70 detik Menjadi keruh
(Suhu Kamar)
HCl 0,1 N + Na2S2O3 0,1 N (45℃ 27 detik Menjadi keruh
)
HCl 0,1 N + Na2S2O3 0,1 N (65℃ 10 detik Menjadi keruh
)

d. Orde Reaksi
Variasi Waktu Perubahan
H2C2O4 0,1 N (5 mL) + KMnO4 2.520 Menjadi warna coklat
0,1 N (2 mL) + Akuades (13 mL) detik dengan endapan hitam
H2C2O4 0,1 N (10 mL) + KMnO4 1518 detik Menjadi warna jingga
0,1 N (2 mL) + Akuades (8 mL) jernih
H2C2O4 0,1 N (15 mL) + KMnO4 982 detik Menjadi warna kuning

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia


Praktikum Kimia Fisika I

0,1 N (2 mL) + Akuades (3 mL) jernih


H2C2O4 0,1 N (10 mL) + KMnO4 1578 detik Menjadi warna merah
0,1 N (3 mL) + Akuades (7 mL) kecoklatan dengan
endapan hitam

Perhitungan Orde Reaksi


Diketahui : N H2C2O4.2H2O = 0,1 N
N KMnO4 = 0,1 N
Volume total 1 = 0,02 L Volume total 3 = 0,02 L
Volume total 2 = 0,02 L Volume total 4 = 0,02 L
a. Konsentrasi H2C2O4.2H2O
MolH 2 C 2 O4 .2 H 2O ×V H 2 C 2O 4 .2 H 2 O
Erlenmeyer 1 =
Volume total
0,1× 0,005
=
0,02
= 0,025 N
MolH 2 C 2 O4 .2 H 2O ×V H 2 C 2O 4 .2 H 2 O
Erlenmeyer 2 =
Volume total
0,1× 0,01
=
0,02
= 0,05 N
MolH 2 C 2 O4 .2 H 2O ×V H 2 C 2O 4 .2 H 2 O
Erlenmeyer 3 =
Volume total
0,1× 0,015
=
0,02
= 0,075 N
MolH 2 C 2 O4 .2 H 2O ×V H 2 C 2O 4 .2 H 2 O
Erlenmeyer 4 =
Volume total
0,1× 0,01
=
0,02
= 0,05 N
b. Konsentrasi KMnO4
MolKMnO 4 ×V KMnO4
Erlenmeyer 1 =
Volume total

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia


Praktikum Kimia Fisika I

0,1× 0,002
=
0,02
= 0,01 N
MolKMnO 4 ×V KMnO4
Erlenmeyer 2 =
Volume total
0,1× 0,002
=
0,02
= 0,01 N
MolKMnO 4 ×V KMnO4
Erlenmeyer 3 =
Volume total
0,1× 0,002
=
0,02
= 0,01 N
MolKMnO 4 ×V KMnO4
Erlenmeyer 4 =
Volume total
0,1× 0,003
=
0,02
= 0,015 N
c. Harga 1/waktu
1
Erlenmeyer 1 =
waktu erlenmeyer 1
1
=
2.520
= 0,0003968254/s
1
Erlenmeyer 2 =
waktu erlenmeyer 2
1
=
1518
= 0,0006587615/s
1
Erlenmeyer 3 =
waktu erlenmeyer 3
1
=
982
= 0,0010183299/s
1
Erlenmeyer 4 =
waktu erlenmeyer 4

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia


Praktikum Kimia Fisika I

1
=
1578
= 0,0006337136/s
1
Erlenmeyer rata-rata =
T rata −rata
1
=
0,0027076304
= 369,3266259679/s

Penentuan Orde Reaksi


Erlenmeye 1 2 3 4
r
T (detik) 0,000396825 0,000658761 0,001018329 0,000633713
4 5 9 6
H2C2O4 0,025 0,05 0,075 0,05
[H2C2O4]2 6,25 x 10-4 2,5 x 10-3 5,625 x 10-3 2,5 x 10-3
[H2C2O4]3 2,44 x 10-10 1,56 x 10-8 1,78 x 10-7 1,56 x 10-8
KMnO4 0,01 0,01 0,01 0,015
[KMnO4]2 1 x 10-4 1 x 10-4 1 x 10-4 2,25 x 10-4
[KMnO4]3 1 x 10-12 1 x 10-12 1 x 10-12 1,14 x 10-11

3.2 Pembahasan
Konsentrasi larutan adalah komposisi yang menunjukkan dengan jelas
perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut (Adha, 2015). Konsentrasi
dapat mempengaruhi laju reaksi. Konsentrasi yang tinggi menyebabkan
banyaknya partikel sehingga memungkinkan lebih banyak tumbukan, dan itu
membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif yang menghasilkan
perubahan reaktan terkonversi menjadi produk (Saputra, dkk., 2016).
Menurut Syukri (1999), apabila konsentrasi pereaksi diperbesar, berarti
kerapatannya bertambah dan akan memperbanyak kemungkinan terjadinya
tabrakan antar molekul sehingga mempercepat jalannya reaksi.

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia


Praktikum Kimia Fisika I

Percobaan ini dimulai dengan menentukan pengaruh konsentrasi HCl


terhadap laju reaksi. Pembuatan larutan HCl dilakukan dengan melarutkan
0,414 mL ke dalam akuades sebanyak 50 mL untuk menghasilkan larutan
HCl 0,1 N. Kemudian larutan HCl 0,1 N diambil sebanyak 25 mL lalu
dilarutkan ke dalam akuades sebanyak 50 mL untuk menghasilkan larutan
HCl 0,05 N. Lalu larutan HCl 0,05 N diambil sebanyak 10 mL lalu dilarutkan
ke dalam akuades sebanyak 50 mL untuk menghasilkan larutan HCl 0,01 N.
Setelah dilakukan pengenceran bertingkat pada HCl, Na2S2O3 ditimbang
sebanyak 0,79 gram lalu dilarutkan ke dalam 50 mL akuades. Lalu larutan
Na2S2O3 0,1 N dipipet sebanyak 5 mL dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi 1, 3 dan 5. Kemudian larutan HCl 0,1 N dipipet sebanyak 5 mL dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2. Larutan HCl 0,05 N dipipet sebanyak
5 mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi 4. Dan larutan HCl 0,01 N
dipipet sebanyak 5 mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi 6. Setelah itu,
tabung 2 dituangkan ke tabung 1 kemudian dengan cepat dituangkan kembali
ke tabung 2 sembari memulai perhitungan waktu. Perhitungan waktu
diberhentikan ketika terjadi perubahan warna atau sampai tepat mulai terjadi
kekeruhan. Waktu yang diperlukan yaitu 75 detik. Selanjutnya, tabung 4
dituangkan ke tabung 3 kemudian dengan cepat dituangkan kembali ke
tabung 4 sembari memulai perhitungan waktu. Perhitungan waktu
diberhentikan ketika terjadi perubahan warna atau sampai tepat mulai terjadi
kekeruhan. Waktu yang diperlukan yaitu 82 detik. Dan tabung 6 dituangkan
ke tabung 5 kemudian dengan cepat dituangkan kembali ke tabung 6 sembari
memulai perhitungan waktu. Perhitungan waktu diberhentikan ketika terjadi
perubahan warna atau sampai tepat mulai terjadi kekeruhan. Waktu yang
diperlukan yaitu 138 detik. Dari percobaan ini menunjukkan bahwa
konsentrasi sangat berpengaruh terhadap laju reaksi.
Percobaan kedua ini dilakukan untuk menentukan pengaruh konsentrasi
Na2S2O3 terhadap laju reaksi. Pembuatan larutan Na2S2O3 dilakukan dengan
menimbang 0,79 gram Na2S2O3 lalu dilarutkan ke dalam akuades sebanyak 50
mL untuk menghasilkan larutan Na2S2O3 0,1 N. Kemudian larutan Na2S2O3
0,1 N diambil sebanyak 25 mL lalu dilarutkan ke dalam akuades sebanyak 50

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia


Praktikum Kimia Fisika I

mL untuk menghasilkan larutan Na2S2O3 0,05 N. Lalu larutan Na2S2O3 0,05 N


diambil sebanyak 10 mL lalu dilarutkan ke dalam akuades sebanyak 50 mL
untuk menghasilkan larutan Na2S2O3 0,01 N. Setelah dilakukan pengenceran
bertingkat pada Na2S2O3. Lalu larutan HCl 0,1 N dipipet sebanyak 5 mL dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1, 3 dan 5. Kemudian larutan Na2S2O3 0,1
N dipipet sebanyak 5 mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2. Larutan
Na2S2O3 0,05 N dipipet sebanyak 5 mL dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi 4. Dan larutan Na2S2O3 0,01 N dipipet sebanyak 5 mL dan dimasukkan
ke dalam tabung reaksi 6. Setelah itu, tabung 2 dituangkan ke tabung 1
kemudian dengan cepat dituangkan kembali ke tabung 2 sembari memulai
perhitungan waktu. Perhitungan waktu diberhentikan ketika terjadi perubahan
warna atau sampai tepat mulai terjadi kekeruhan. Waktu yang diperlukan
yaitu 68 detik. Selanjutnya, tabung 4 dituangkan ke tabung 3 kemudian
dengan cepat dituangkan kembali ke tabung 4 sembari memulai perhitungan
waktu. Perhitungan waktu diberhentikan ketika terjadi perubahan warna atau
sampai tepat mulai terjadi kekeruhan. Waktu yang diperlukan yaitu 132 detik.
Dan tabung 6 dituangkan ke tabung 5 kemudian dengan cepat dituangkan
kembali ke tabung 6 sembari memulai perhitungan waktu. Perhitungan waktu
diberhentikan ketika terjadi perubahan warna atau sampai tepat mulai terjadi
kekeruhan. Waktu yang diperlukan yaitu 275 detik. Hasil yang didapatkan
berbeda dengan percobaan pertama, ini dikarenakan banyak faktor yang
mempengaruhinya seperti menguapnya larutan sebelum direaksikan sehingga
konsentrasinya berkurang.
Percobaan ketiga ini dilakukan untuk menentukan pengaruh temperatur
terhadap laju reaksi. Larutan yang digunakan yaitu larutan HCl 0,1 N dan
larutan Na2S2O3 0,1 N. Larutan HCl 0,1 N diisi ke dalam tabung reaksi 1, 3,
dan 5 masing-masing sebanyak 5 mL dan larutan Na2S2O3 0,1 N diisi ke
dalam tabung reaksi 2, 4, dan 6 masing-masing sebanyak 5 mL. Kemudian
tabung 1 dan 2 dicampurkan pada suhu kamar sembari memulai perhitungan
waktu. Perhitungan waktu diberhentikan ketika terjadi perubahan warna atau
sampai tepat mulai terjadi kekeruhan. Waktu yang diperlukan yaitu 70 detik.
Kemudian tabung 3 dan 4 dipanaskan pada suhu 45 ℃ , lalu dicampurkan

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia


Praktikum Kimia Fisika I

sembari memulai perhitungan waktu. Waktu yang diperlukan untuk larutan


menjadi keruh yaitu 27 detik. Dan tabung 5 dan 6 dipanaskan pada suhu 65℃
, lalu dicampurkan sembari memulai perhitungan waktu. Waktu yang
diperlukan untuk larutan menjadi keruh yaitu 10 detik. Dari percobaan ini
menunjukkan bahwa suhu sangat berpengaruh terhadap laju reaksi,
dikarenakan semakin tinggi suhu maka semakin cepat laju reaksi yang terjadi.
Ini dibuktikan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dewati
(2010), makin tinggi suhu reaksi maka makin besar konversi selulose menjadi
asam oksalat dan makin besar pula harga tetapan laju reaksinya dengan
batasan suhu pada 80℃ .
Percobaan keempat ini dilakukan untuk menentukan orde reaksi,
dimana larutan KMnO4 ditimbang sebanyak 0,7870 gram dilarutkan ke dalam
akuades sebanyak 50 mL lalu diisi ke dalam buret. Lalu untuk membuat
larutan H2C2O4 0,1 N, H2C2O4 ditimbang sebanyak 0,6274 gram lalu
dilarutkan ke dalam akuades sebanyak 50 mL. Kemudian 4 buah erlenmeyer
disiapkan untuk diisi dengan H2C2O4 0,1 N dan akuades. Pada erlenmeyer 1,
dipipet larutan H2C2O4 0,1 N sebanyak 5 mL lalu ditambahkan dengan
akuades sebanyak 13 mL. Kemudian ditambahkan dengan KMnO 4 sebanyak
2 mL sembari memulai perhitungan waktu. Waktu yang diperlukan hingga
warna ungu tepat menghilang yaitu 2.520 detik. Perubahan yang terjadi yaitu
larutan menjadi warna coklat dengan endapan hitam. Pada erlenmeyer 2,
dipipet larutan H2C2O4 0,1 N sebanyak 10 mL lalu ditambahkan dengan
akuades sebanyak 8 mL. Kemudian ditambahkan dengan KMnO 4 sebanyak 2
mL sembari memulai perhitungan waktu. Waktu yang diperlukan hingga
warna ungu tepat menghilang yaitu 1518 detik. Perubahan yang terjadi yaitu
larutan menjadi warna jingga jernih. Pada erlenmeyer 3, dipipet larutan
H2C2O4 0,1 N sebanyak 15 mL lalu ditambahkan dengan akuades sebanyak 3
mL. Kemudian ditambahkan dengan KMnO4 sebanyak 2 mL sembari
memulai perhitungan waktu. Waktu yang diperlukan hingga warna ungu tepat
menghilang yaitu 982 detik. Perubahan yang terjadi yaitu larutan menjadi
warna kuning jernih. Dan pada erlenmeyer 4, dipipet larutan H2C2O4 0,1 N
sebanyak 10 mL lalu ditambahkan dengan akuades sebanyak 7 mL.

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia


Praktikum Kimia Fisika I

Kemudian ditambahkan dengan KMnO4 sebanyak 3 mL sembari memulai


perhitungan waktu. Waktu yang diperlukan hingga warna ungu tepat
menghilang yaitu 1578 detik. Perubahan yang terjadi yaitu larutan menjadi
warna merah kecoklatan dengan endapan hitam. Perubahan warna ini terjadi
dikarenakan pada saat kalium permanganat direaksikan asam oksalat akan
menghasilkan larutan yang berwarna merah kecoklatan (Mn2+) dan
membentuk endapan dikarenakan pada saat bereaksi menghasilkan Mn2O3
(Brady, 1990). Percobaan ini digunakan untuk menentukan orde reaksi pada
reaksi asam oksalat dan kalium permanganat. Hasil yang didapatkan yaitu
nilai orde reaksi terhadap suatu reaktan semakin besar, maka semakin besar
pula pengaruh konsentrasi reaktan tersebut terhadap laju reaksi dan jika orde
reaksi suatu reaktan bernilai nol, artinya konsentrasi reaktan tersebut tidak
mempengaruhi laju reaksi.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi yaitu sifat pereaksi, konsentrasi, temperatur dan
katalis. Semakin tinggi konsentrasi reaktan maka semakin cepat laju reaksi
yang terjadi dikarenakan konsentrasi yang tinggi menyebabkan banyaknya
partikel sehingga memungkinkan lebih banyak tumbukan, dan itu membuka
peluang semakin banyak tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan
reaktan terkonversi menjadi produk. Selain itu semakin tinggi temperatur
reaktan maka semakin cepat laju reaksi yang terjadi dikarenakan semakin
cepatnya molekul-molekul bergerak sehingga memperbesar kemungkinan
terjadi tabrakan yang efektif. Dan pada penentuan orde reaksi, dimana nilai
orde reaksi terhadap suatu reaktan semakin besar, maka semakin besar pula
pengaruh konsentrasi reaktan tersebut terhadap laju reaksi dan jika orde
reaksi suatu reaktan bernilai nol, artinya konsentrasi reaktan tersebut tidak
mempengaruhi laju reaksi.

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia


Praktikum Kimia Fisika I

4.2 Saran
Saran untuk praktikan selanjutnya yaitu untuk lebih teliti lagi dalam
melihat warna keruh pada saat bereaksi agar dapat menentukan waktu yang
lebih akurat. Dan pada saat percobaan penentuan orde reaksi, lebih teliti lagi
dalam melihat perubahan warnanya agar hasil yang didapatkan lebih akurat.
Serta larutan yang digunakan ditutup rapat terlebih dahulu sebelum digunakan
agar konsentrasinya tidak berkurang.

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia


Praktikum Kimia Fisika I

DAFTAR PUSTAKA

Adha. S. D. 2015. Pengaruh Konsentrasi Larutan HNO 3 dan Waktu Kontak


Terhadap Desorpsi Kadmium (II) yang Terikat Pada Biomassa Azolla
Micropylla-Sitrat. Kimia Student Journal. Vol.1 (1) : 636-642.
Brady, J. E. 1990. General Chemsitry 5th Edition. John Wiley & Sons, New York,
705.
Chang, R. 2006. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Jilid 2. Erlangga: Jakarta.
Charles, W. 1992. Kimia untuk Universitas. Gramedia: Jakarta.
Charles, W. 2004. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Gramedia: Jakarta.
Dewati, R. 2010. Kinetika Reaksi Pembuatan Asam Oksalat dari Sabut Siwalan
dengan Oksidator H2O2. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik. Vol. 10, No.1.
Hiskia, A. 2001. Elektrokimia dan Kinetika Kimia. PT. Citra Aditya Sakti.
Bandung.
Keenan, C.W., Klemfelter, D.C., dan Wood. J.H. 1984. Kimia untuk Universitas.
Erlangga: Jakarta.
Kristianingrum, S. 2003. Kinetika Kimia. Workshop Guru Bidang Studi Kimia
Sidoarjo, 23-24.
Moore, J. T. 2004. Kimia For Dummies. Bandung: Pakar Raya.
Partana, dkk. 2003. Kimia Dasar 2. Yogyakarta: UNY Press.
Petrucci, R. H. 2008. Kimia Dasar Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern. Jakarta:
Erlangga.
Saidah dan Purba, M. 2014. Kimia Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa
untuk SMK/MAK. Jakarta: Erlangga.
Saputra, F., Fadli, A., dan Amri, A. 2016. Kinetika Reaksi pada Sintesis
Hidroksiapatit dengan Metode Presipitasi. Jom FTEKNIK. Vol. 3, No.1.
Supardi, Suhardjono dan Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT.
Bumi Aksara.
Syukri, 1999. Kimia Dasar II. Bandung: ITB.

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia


Praktikum Kimia Fisika I

LAMPIRAN

Grafik
a. Menentukan Pengaruh Konsentrasi Reaktan Terhadap Laju Reaksi
1. Pengaruh Konsentrasi HCl
No Konsentrasi Waktu (detik) 1/Waktu (det-1)
1 HCl 0,1 N 75 0,013
2 HCl 0,05 N 82 0,012
3 HCl 0,01 N 138 0,007

0.12
0.1
0.08
Konsentrasi

0.06
0.04
0.02
0
0.006 0.007 0.008 0.009 0.01 0.011 0.012 0.013 0.014
1/Waktu

2. Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3


No Konsentrasi Waktu (detik) 1/Waktu (det-1)
1 Na2S2O3 0,1 N 68 0,0147
2 Na2S2O3 0,05 N 132 0,0076
3 Na2S2O3 0,01 N 275 0,0036

0.12

0.1

0.08
Konsentrasi

0.06

0.04

0.02

0
0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016
1/Waktu

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia


Praktikum Kimia Fisika I

b. Menentukan Pengaruh Temperatur Terhadap Laju Reaksi


Suhu (℃ ) Suhu 1/Suhu (K-1) Waktu 1/Waktu Log
(K) (det) (det-1) (1/waktu)
28 301 0,0033 70 0,014 -1,8539
45 318 0,0031 27 0,037 -1,4318
65 338 0,0029 10 0,1 -1

350

340

330

320
Suhu

310

300

290

280
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
1/Waktu

c. Penentuan Orde Reaksi


1. Konsentrasi H2C2O4.2H2O

Orde 1
0.08
0.07
0.06
0.05
Konsentrasi

0.04
0.03
0.02
0.01
0
0.0003 0.0004 0.0005 0.0006 0.0007 0.0008 0.0009 0.001 0.0011
1/Waktu

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia


Praktikum Kimia Fisika I

Orde 2
0.006

0.005

Konsentrasi 0.004

0.003

0.002

0.001

0
0.0003 0.0004 0.0005 0.0006 0.0007 0.0008 0.0009 0.001 0.0011
1/Waktu

Orde 3
0.0000002
0.00000018
0.00000016
0.00000014
Konsentrasi

0.00000012
0.0000001
0.00000008
0.00000006
0.00000004
0.00000002
0
0.0003 0.0004 0.0005 0.0006 0.0007 0.0008 0.0009 0.001 0.0011
1/Waktu

2. Konsentrasi KMnO4

Orde 1
0.016
0.014
0.012
0.01
Konsentrasi

0.008
0.006
0.004
0.002
0
0.0003 0.0004 0.0005 0.0006 0.0007 0.0008 0.0009 0.001 0.0011
1/Waktu

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia


Praktikum Kimia Fisika I

Orde 2
0.00025

0.0002

Konsentrasi 0.00015

0.0001

0.00005

0
0.0003 0.0004 0.0005 0.0006 0.0007 0.0008 0.0009 0.001 0.0011
1/Waktu

Orde 3
1.2E-11

1E-11

8E-12
Konsentrasi

6E-12

4E-12

2E-12

0
0.0003 0.0004 0.0005 0.0006 0.0007 0.0008 0.0009 0.001 0.0011
1/Waktu

Perhitungan
a. Pembuatan larutan HCl 0,1 N
ρ× 10 ×%
M = N 1 ×V 1=N 2 ×V 2
Mr
1,19× 10× 37
= 12,063 ×V 1=0,1×50
36,5
= 12,063 M V 1=0,414 mL
N = M×e
= 12,063 ×1
= 12,063 N
b. Pengenceran bertingkat larutan HCl
1. Larutan HCl 0,05 N

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia


Praktikum Kimia Fisika I

N 1 ×V 1=N 2 ×V 2
0,1 ×V 1=0,05× 50
V 1=25 mL
2. Larutan HCl 0,01 N
N 1 ×V 1=N 2 ×V 2
0,05 ×V 1 =0,01× 50
V 1=10 mL
c. Pembuatan Na2S2O3 0,1 N
N × Mr ×V
Gr =
1000
0,1× 158× 50
=
1000
= 0,79 gram
d. Pengenceran bertingkat larutan Na2S2O3
1. Larutan Na2S2O3 0,05 N
N 1 ×V 1=N 2 ×V 2
0,1 ×V 1=0,05× 50
V 1=25 mL
2. Larutan Na2S2O3 0,01 N
N 1 ×V 1=N 2 ×V 2
0,05 ×V 1 =0,01× 50
V 1=10 mL

e. Pembuatan larutan KMnO4


N × Mr ×V
Gr =
1000
0,1× 158× 50
=
1000
= 0,79 gram
f. Pembuatan larutan H2C2O4
N × Mr ×V
Gr =
1000

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia


Praktikum Kimia Fisika I

0,1× 126 ×50


=
1000
= 0,63 gram

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia


Praktikum Kimia Fisika I

Dokumentasi

Gambar 1. Massa Gambar 2. Massa Gambar 3. Massa


Na2S2O3 H2C2O4 KMnO4

Gambar 4. Pengaruh Gambar 5. Pengaruh


Konsentrasi HCl Konsentrasi Na2S2O3

Gambar 6. Pengaruh Suhu Gambar 6. Penentuan Orde Reaksi

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia


Praktikum Kimia Fisika I

KINETIKA REAKSI KIMIA


Nur Annisa2, Maulana Irfan Edri Prasetyo, Tyas Galuh Amelia
Yulia Eta Putri
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Kota Pontianak, Kalimantan Barat
Email: n.annisa@student.untan.ac.id

ABSTRAK

Laju reaksi merupakan peristiwa perubahan konsentrasi reaktan atau produk


dalam satuan waktu. Laju reaksi juga dapat dinyatakan sebagai suatu laju
terhadap berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi. Tujuan dari percobaan ini
adalah mempelajari pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi,
menentukan orde reaksi, mempelajari pengaruh temperatur terhadap laju reaksi.
Prinsip dari percobaan ini adalah menentukan pengaruh konsentrasi pereaksi
terhadap laju reaksi dan penentuan pengaruh suhu terhadap laju reaksi, serta
penentuan orde reaksi dengan melakukan reaksi kimia antara dua senyawa
dengan memvariasikan konsentrasi reaktan, suhu, dan volume larutan. Melalui
variasi konsentrasi reaktan dan suhu dapat diamati perubahan warna larutan
hasil reaksi dan dapat ditentukan laju reaksinya. Melalui variasi volume dapat
ditentukan orde reaksinya. faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu
sifat pereaksi, konsentrasi, temperatur dan katalis. Semakin tinggi konsentrasi
reaktan maka semakin cepat laju reaksi yang terjadi dikarenakan konsentrasi
yang tinggi menyebabkan banyaknya partikel sehingga memungkinkan lebih
banyak tumbukan, dan itu membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif
yang menghasilkan perubahan reaktan terkonversi menjadi produk. Selain itu
semakin tinggi temperatur reaktan maka semakin cepat laju reaksi yang terjadi
dikarenakan semakin cepatnya molekul-molekul bergerak sehingga memperbesar
kemungkinan terjadi tabrakan yang efektif. Dan pada penentuan orde reaksi,
dimana nilai orde reaksi terhadap suatu reaktan semakin besar, maka semakin
besar pula pengaruh konsentrasi reaktan tersebut terhadap laju reaksi dan jika
orde reaksi suatu reaktan bernilai nol, artinya konsentrasi reaktan tersebut tidak
mempengaruhi laju reaksi.

Kata Kunci: konsentrasi, laju reaksi, orde reaksi, dan temperatur

Nur Annisa|D1121191014 Kinetika Reaksi Kimia

Anda mungkin juga menyukai