REAKSI-REAKSI KIMIA
Reaksi kimia adalah suatu perubahan dari suatu senyawa atau molekul menjadi
senyawa lain atau molekul lain. Reaksi yang terjadi pada senyawa organik biasanya merupakan
reaksi antar ion, sedangkan reaksi pada senyawa organik ditandai dengan adnya pemutusan
ikatan kovalen dan pembentukan ikatan kovalen yang baru. Pada reaksi yang berlangsung
dalam beberapa tahap untuk menghasilkan suatu senyawa dikenal dengan istilah intermediet,
sesuau yang dapat atau yang tdaik dapat diisolasi kelarutan zat pada dalam larutan bertambah
bila suhu dinaikkan, karena umumnya proses kelarutan bersifat endoterm. Akan tetapi ada zat
yang sebaliknya yaitu eksoterm dalam melarut. Jika kelarutan zat padat bertambah dengan
kenaikkan suhu, maka kelarutan gas berkurang bila suhu dinaikkan karena gas menguap dan
meninggalkan pelarut. Jika sistem berada dalam kesetimbangan kenaikkan suu menyebabkan
kesetimbangan bergeser kearah reaksi endoterm dan penurunan suhu menyebabkan
kesetimbangan bergeser kearah reaksi endoterm dari penurunan suhu menimbulkan pergeseran
kearah reaksi eksoterm.
Endapan kristalin seperti barium sulfat kadang-kadang menyerap zat prngotor kalau
partikelnya kecil, jika partikel tumbuh zat pengotor mungkin menjadi terkuran. Jenis
kontaminasi ini disebut oklusi untuk membedakannya dari kejadian bila padatan tidak tumbuh
mengelilingi zat kotor. Zat pengotor yang mengalami oklusi tidak dapat dihilangkan dengan
hanya mencuci endapan, suatu zat seperti barium tidak mudah dapat dilarutkan kembali tetapi
kemurniannya dapat diperbaiki, dengan proses pengerasan atau pencernaan.
Menurut hukum penggabungan kimia setiap zat dijelaskan oleh suatu rumus kimia yang
menyatakan jumlah relatif atom yang ada dalam zat itu. Rumus molekul suatu zat menjelaskan
jumlah atom setia unsur dalam suatu molekul zat. Rumus empiris suatu senyawa adalah rumus
papling sederhana yang memberikan jumlah atom relatif yang betul untuk setiap jenis atom
yan ada didalam senyawa itu.
1. Kombinasi atau Sintesis Reaksi Kombinasi atau sintesis reaksisatu, di mana produk baru
disintesis oleh kombinasi dari dua atau tiga reaktan. Contoh : Hidrogen + Oksigen → Air
H2 + O2 → H2O
2. Reaksi penguraian Reaksi dekomposisi satu, di mana satu senyawa terurai atau istirahat
menjadi dua atau lebih produk yang berbeda. Contoh: Timbal nitrat → Timbalmonoksida
+ Nitrogendioksida + Oksigen Pb(NO3)2 → PbO + NO2 + O2
3. Reaksi Pemindahan atau Reaksi Penggantian Ada dua jenis reaksi perpindahan. Reaksi
perpindahan tunggal. Ketika kation atau anion dipertukarkan dari senyawa, ini disebut
sebagai reaksi perpindahan tunggal. XY + Z → XZ + Y Contoh : Seng + Asam Sulfat →
Seng (II) Sulfat + Hidrogen Zn + H2SO4 → ZnSO4 + H2
4. Reaksi penggantian ganda Anion dipertukarkan antara dua senyawa, atau garam. Reaksi
ini menghasilkan kombinasi yang berbeda dari kation dan anion, di akhir. XY + AZ → XZ
+ AY Contoh : Barium Klorida + Natrium Sulfat → Barium Sulfat + Natrium Klorida
BaCl2 + Na2SO4 → BaSO4 +2NaCl
KIMIA DASAR 1
REAKSI-REAKSI KIMIA
5. Reaksi Asam Basa Asam dan basa direaksikan untuk menghasilkan garam dan air. Reaksi
ini disebut sebagai reaksi netralisasi atau hanya reaksi asam-basa. Semua garam
merupakan elektrolit kuat. Zat yang kita kenal sebagai garam dapur, NaCl, merupakan
contoh yang sudah dikenal baik. HX + LOH → H2O + LX Contoh : Asam Bromida
direaksikan dengan Kalium Hidroksida menghasilkan air dan Kalium Bromida. HBr +
KOH → H2O + KBr
6. Reaksi Pembakaran Reaksi di mana sebagian besar senyawa organik membakar dengan
adanya oksigen untuk menghasilkan sebagian besar karbon dioksida, air, dan produk
lainnya, juga merupakan jenis reaksi kombinasi. Kombinasi zat dengan hasil oksigen
dalam pembakaran, yang menyebabkan pembakaran senyawa untuk produk dasar tersebut.
Contoh : Butana direaksikan dengan Oksigen menghasilkan Karbon Dioksida dan uap air.
C4H10 + O2 → CO2 + H2O
7. Reaksi redoks Reaksi redoks yaitu perubahan dalam bilangan oksidasi atom. Reaksi
tersebut sering dianggap sebagai transisi elektron antara situs atau spesies molekul
berbeda. Contoh reaksi redoks adalah : 2S2O32-(aq) + I2(aq) → S4O62-(aq) + 2I-(aq) I2
direduksi menjadi S2O32- (anion tiosulfat) dioksidasi ke S4O62-
8. Reaksi Dehidrasi Reaksi dehidrasi didefinisikan sebagai reaksi pelepasan air dari molekul
yang bereaksi. Reaksi dehidrasi sendiri merupakan subset dari reaksi eliminasi.
9. Reaksi Presipitasi Presipitasi adalah reaksi terbentuknya padatan (endapan) di dalam
sebuah larutan sebagai hasil dari reaksi kimia. Presipitasi ini biasanya terbentuk ketika
konsentrasi ion yang larut telah mencapai batas kelarutan dan hasilnya adalah membentuk
garam. 10. Reaksi Pengendapan Reaksi pengendapan mempunyai cirri terbentuknya
produk yang tak larut atau endapan. Endapan adalah padatan tak larut yang terpisah dari
larutan. Reaksi pengendapan biasanya melibatkan senyawa-senyawa ionic.
Kesetimbangan Kimia
Pergeseran Kesetimbangan
1. Konsentrasi Zat Jika konsentrasi salah satu zat ditambah, maka reaksi kesetimbangan
akan bergeser dari arah (menjauhi) zat yang ditambah konsentrasinya. Jika konsentrasi
salah satu zat dikurangi, maka reaksi kesetimbangan akan bergeser kea rah zat
dikurangi konsentrasinya.
2. Tekanan dan Volume Apabila tekanan pada system ditambah/ volume diperkecil maka
reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah molekul yang lebih kecil. Apabila
tekanan pada system diperkecil/ volume ditambah maka reaksi kesetimbangan akan
bergeser kea rah jumlah molekul yang lebih besar.
3. Temperatur Apabila temperature system dinaikkan maka reaksi kesetimbangan
bergeser ke arah reaksi yang membutuhkan kalor (endoterm) Apabila temperature
system dikurangi maka reaksi kesetimbangan akan bergeser kea rah zat yang
melepaskan kalor (eksoterm)
Kesetimbangan Heterogen
Pada kesetimbangan heterogen bentuk zat-zat yang terlibat dalam reaksi tidak sama,
sehingga yang diambil untuk menentukan tetapan kesetimbangan adalah konsentrasi zat yang
tetapan kesetimbangannya dipengaruhi yakni larutan dan gas.
Kesetimbangan Homogen
Pada kesetimbangan homogeny bentuk zat-zat yang terlibat dalam reaksi sama,
sehingga seluruh konsentrasi zat yang digunakan untuk menentukan tetapan kesetimbangan.
Namun yag perlu diingat, bahwayang dipengaruhi tetapan kesetimbangan hanya bentuk gas.
KIMIA DASAR 1
REAKSI-REAKSI KIMIA
Indikator universal
Indikator universal adalah indikator pH berisi larutan dari beberapa senyawa yang
menunjukkan beberapa perubahan warna yang halus pada rentang pH antara 1-14 untuk
menunjukkan keasaman atau kebasaan larutan.
Rentang
Keterangan Warna
pH
<3 Asam kuat Merah
03-Jun Asam lemah Jingga/Kuning
7 Netral Hijau
08-Nov Basa lemah Biru
> 11 Basa kuat Ungu/violet
KIMIA DASAR 1
REAKSI-REAKSI KIMIA
Bahan – bahan
1. HCL 0,05 M/ 0,5 M
2. CH3COOH 0,05 M
3. NaOH 0,05M/ 0,5 M
4. ZnSO4 0,1 M
5. NH4OH 0,5 M
6. BaCl2 0,1 M
7. Ba(OH)2 0,2 M
8. K2CrO4 0,2 M
9. K2Cr2O7 0,1 M
10.(NH4)2SO 0,5 M
11. CaCO3 Serbuk
12. Indikator universal
KIMIA DASAR 1
REAKSI-REAKSI KIMIA
Percobaan ke-2
a.) 1 ml ZnSO4 0,1 M b.) 1 ml ZnSO4 0,1 M
Ditambah NaOH 0,5 M terus sampai Ditambah NH4OH 0,5 M terus sampai
terjadi perubahan terjadi perubahan
Diamati perubahannya Diamati perubahannya
Percobaan ke-3
a.) 3 ml (NH4)2Cl 0,5M b.) 0,2 gram serbuk CaCO3
Percobaan ke-4
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 4.1 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 4.2
Ditambahkan 1 ml K2CrO4 0,1 M Ditambahkan 1 ml K2Cr2O7 0,1 M
Diamati perubahannya tetesi
Diamati1 tetes indikator universal
perubahannya
Berwarna Berwarna
Kuning Muda + Endapan Kuning Tua + Endapan
Berwarna Kuning
dan Mengendap
Percobaan ke-5
Ditetesi air
Dimasukkan 1 ml H2SO4
Diaduk Kembali
Diamati perubahannya
Percobaan b
Jika larutan yang bersifat asam lemah direaksikan dengan larutan yang bersifat
basa kuat akan menghasilkn garam yang cenderung bersifat basa hal ini dibuktikan
dengan berubahnya warna menjadi biru akan tetapi pada percobaan ini warna yang
dihasilkan adalah warna ungu dikarenakan terlalu banyak dalam menambahkan larutan
CH3COOH.
Reaksi :
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l)
CH3COO-(aq) + H2O(l) CH3COOH(aq) + OH-
lakmus, yang semula berwarna merah menjadi warna biru. Persamaan reaksi yang
terjadi yaitu:
Sedangkan pada tabung reaksi kedua memasukkan 0,2 gram padatan CaCO3 ke
erlenmeyer pipa samping dan menambahkan 3 mL HCl 0,5 M. Menutup erlenmeyer
pipa samping dengan sumbat berpipa pengalir. Disambungkan dengan selang yang
ujungnya dimasukkan ke tabung reaksi yang telah berisi 10 mL Ba(OH)2 0,2M.
Perubahan yang terjadi pada reaksi ini yaitu larutan terdapan endapan berwarna putih
keruh dan terdapat gelembung-gelembung gas CO2. Persamaan reaksi yang terjadi
yaitu:
Pada percobaan kelima masukkan gula hingga 1/3 tabung reaksi lalu tetesi air
setelah itu tetesi larutan H2SO4 lalu biarkan beberapa menit dan terjadi perubahan
warna, gula menggumpal berwarna coklat dan juga ada yang berwarna hitam. Reaksi
persamaannya yaitu
Pembahasan
selang ke kertas lakmus. NH3 tersebut bersifat basa, sehingga memicu perubahan warna
pada kertas lakmus dari merah menjadi biru.
Pada percobaan selanjutnya memasukkan padatan CaCO3 sebanyak 0,2 gram
ke dalam erlenmeyer pipa samping kemudian menambahkan 3 mL larutan HCl 0,5M
dan segera menutup erlenmeyer dengan sumbat berpipa pengalir dan disambung
dengan selang. Dalam tabung elemeyer ini terjadi reaksi antara padatan CaCO3 dan
larutan HCl yang menghasilkan larutan CaCl2 dan larutan H2CO3. Sementara itu
memasukkan 10 mL Ba(OH)2 0,2M ke dalam tabung reaksi kemudian menghubungkan
selang pada erlenmeyer ke tabung reaksi yang telah berisi Ba(OH)2 dan dilanjutkan
dengan mengocok – ocok Erlenmeyer agar padatan CaCO3 segera bereaksi dengan
larutan HCl. Di tabung reaksi larutan yang semula jernih tak berwarna menjadi keruh
dan ada endapan berwarna putih CO2. Kekeruhan disebabkan karena gas CO2 pada
erlenmeyer mengalir ke tabung reaksi, sehingga terjadi reaksi antara gas CO2 dengan
Ba(OH)2 yang menghasilkan endapan putih BaCO3 dan air.
Pada percobaan keempat bertujuan untuk mengetahui reaksi pengendapan.
Pertama dengan memasukkan 1 mL BaCl2 0,1M ke dalam tabung reaksi dan
menambahkan larutan K2CrO4 0,1M sebanyak 1 mL. Dari percobaan ini menghasilkan
endapan BaCrO4 dan larutan KCl berwarna kuning. Pada tabung reaksi kedua
memasukkan 1 mL BaCl2 0,1M ke dalam tabung reaksi dan menambahkan larutan
K2Cr2O7 0,1M sebanyak 1 mL. Reaksi antara BaCl2 dan K2Cr2O7 menghasilkan larutan
KCl berwarna oranye dan endapan BaCr2O7. Pada tabung reaksi 3 memasukkan 1 mL
BaCl2 0,1M ke dalam tabung reaksi, menambahkan larutan K2CrO4 0,1M sebanyak 1
mL dan 1 mL HCl 0,5M. Di tabung reaksi 3 ini menghasilkan larutan KCl berwarna
kuning bening, padatan BaCrO4 dan air.
BaCrO4 lebih sukar larut jika dibandingkan dengan BaCr2O7 dari kedua
senyawa tersebut hasil kali ion-ionnya lebih besar jika dibandingkan dengan Ksp dari
masing-masing senyawa tersebut.akan tetapi kelarutan senyawa BaCrO4 lebih kecil dari
BaCr2O7 sehingga BaCrO4 lebih sukar larut. Sedangkan pada percobaan 4c adanya
penambahan HCl mempengaruhi kelarutan BaCrO4 ,sehingga BaCrO4 karena adanya
ion H+ menjadi sukar larut tetapi jika di diamkan cukup lama BaCrO4 tatap akan
mengendap. Sehingga antara tabung reaksi 1 dan tabung reaksi 2 endapan lebih banyak
pada tabung reaksi 1. Antara tabung reaksi 2 dan tabung reaksi 3, didapatkan endapan
yang lebih banyak pada tabung reaksi 2. Hal ini dikarenakan pada tabung pertama tidak
KIMIA DASAR 1
REAKSI-REAKSI KIMIA
terdapat asam – asam kuat sehingga ion-ion Ba dapat mengendap menjadi BaCrO4
sedangankan pada tabung yang ketiga akibat adanya penambahan HCl maka terdapat
asam kuat sehingga menyebabkan terbentuk endapan yang lebih sedikit.
Pada percobaan keempat bertujuan untuk mengetahui reaksi hidrogenasi. Gula
yang telah ditetesi larutan H2SO4 lalu biarkan beberapa menit dan terjadi perubahan
warna, gula menggumpal berwarna coklat dan juga ada yang berwarna hitam. Dalam
percobaan ini asam sulfat berfungsi menjadi katalis dan mempercepat laju reaksi
(dehidrogenasi).
IX. DISKUSI
Terjadi penyimpangan pada percobaan 1ml HCl 0,05 M dengan 1ml NaOH 0,05 M yang
telah ditetesi indikator universal seharusnya warna menjadi hijau sebagai tanda larutan tersebut
bersifat netral dengan pH 7. Namun pada percobaan yang telah dilakukan menghasilka warna
ungu. Hal ini dikarenakan kesalahan dalam mengukur masing masing larutan. Sehingga
terambil lebih banyak NaOH sehingga menjadikan larutan bersifat basa kuat yang
mengakibatkan campuran kedua larutan berubah warna menjadi ungu yang menunjukan sifat
basa kuat.
Pada Percobaan 1 ml CH3COOH 0,05 dengan 1ml NaOH 0,05M yang telah ditetesi
indikator universal seharusnya warna menjadi biru sebagai tanda larutan tersebut bersifat basa
lemah. Namun pada percobaan yang telah dilakukan menghasilka warna ungu. Hal ini
dikarenakan kesalahan dalam mengukur masing masing larutan. Sehingga terambil lebih
banyak NaOH sehingga menjadikan larutan bersifat basa kuat yang mengakibatkan campuran
kedua larutan berubah warna menjadi ungu yang menunjukan sifat basa kuat.
KIMIA DASAR 1
REAKSI-REAKSI KIMIA
X. KESIMPULAN
Percobaan I
Percobaan II
Percobaan III
Percobaan IV
Percobaan V
Dari hasil kegitan praktikum baik dalam pengamatan, analisis sertapembahasan dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Reaksi kimia dikatakan berlangsung apabila salah satu hal teramati diantaranya:
- Reaksi tersebut menghasilkan gas.
- Reaksi tersebut menghasilkan endapan.
- Reaksi tersebut menghasilkan perubahan warna
2. Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi terbentuk
dari beberapa zat aslinya yang disebut pereaksi.
3. Reaksi kimia dibagi beberapa jenis diantaranya.
- Reaksi Asam Basa
- Reaksi Kesetimbangan
- Reaksi Netralisasi
- Reaksi Hidrogenasi
KIMIA DASAR 1
REAKSI-REAKSI KIMIA
1) Percobaan 1
HCl (aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)
2) Percobaan 2
ZnSO4(aq) + 2 NaOH(aq) → Zn(OH)2(s) + Na2SO4(aq)
ZnSO4(aq) +2 NH4OH(aq) →Zn(OH)2(s) +
(NH4)2SO4(aq)
3) Percobaan 3
(NH4)2Cl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + NH3OH(aq)
CaCO3(s) + HCl(aq) → CaCl2(aq) + CO2 (g)+ H2O(l)
CO2(g) + Ba(OH)2(aq) → BaCO3(s) + H2O(l)
4) Percobaan 4
K2CrO4(aq) + BaCl2 (aq) → BaCrO4(s) + 2KCl(aq)
K2Cr2O7(aq) + BaCl2(aq) → BaCr2O7(s) + 2KCl(aq)
2K2CrO4(aq) + BaCl2(aq) + 2HCl(aq) → BaCr2O4(s) +
4KCl(aq) + 4H2O(l)
5) Percobaan ke 5
H2SO4
C12H22O11 (s) 12C(S) + 11H2O(l)
KIMIA DASAR 1
REAKSI-REAKSI KIMIA
Brady E, James. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Binarupaaksara
Petrucci, Ralph H. 1992. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga
Tim Kimia Dasar. 2017. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Surabaya: Jurusan Kimia
FMIPA UNESA