Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN 2

STOIKIOMETRI

Disusun Oleh :

Asriatul Maskurotin Faiziyah (18010107)

Tanggal Praktikum 25 November 2018


Program S1 Reguler Khusus
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI

Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
semua limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan ini walaupun jauh dari kata sempurna.
Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang
selalu mendoakan dan mendukung saya selama ini, dan kepada Ibu Lilik Sulastri
M.Farm selaku dosen mata kuliah praktikum kimia dasar, serta kepada teman-
teman yang sudah membantu saya.
Saya menyadari masih banyak terdapat kekurangan yang ditemukan dalam
laporan ini.Oleh sebab itu, saya mengharapkan masukan-masukan dan kritik yang
membangun sebagai bahan evaluasi guna memperbaiki laporan ini.
Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi semua.Terima Kasih.

Bogor, 2 Desember 2018

Asriatul Makurotin Faiziyah


Daftar Isi

Kata Pengantar………………………………………………………………1
Daftar Isi……………………………………………………………………. 2
BAB I Pendahuluan………………………………………………………… 3
A. Latar Belakang.....................................................................................
B. Tujuan..................................................................................................
BAB II Landasan Teori…………………………………………………….. 4
A. Definisi Reaksi Kimia.........................................................................
B. Jenis-Jenis Reaksi Kimia....................................................................
C. Ciri-Ciri Reaksi Kimia.......................................................................
D. Indikator Asam Basa........................................................................
BAB III Metode Kerja………………………………………………………5
A. Alat dan Bahan..................................................................................
B. Cara Kerja.........................................................................................
BAB IV Data dan Pembahasan....................................................................
A. Data..................................................................................................
B. Pembahasan......................................................................................
BAB V Kesimpulan…………………………………………………………7
Daftar Pustaka………………………………………………………………8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reaksi kimia biasanya antara dua campuran zat, bukannya antar dua zat
murni.Suatu bentuk yang paling lazim dan campuran adalah larutan reaksi
kimia telah mempengaruhi kehidupan kita. Di alam sebagian besar reaksi
berlangsung dalam larutan air. Adapun contoh di kehidupan kita sehari-hari
yang menggunakan reaksi kimia seperti, makanan yang kita konsumsi setiap
saat setelah dicerna diubah menjadi tenaga tubuh. Nitrogen dan hydrogen
bergabung membentuk ammonia yang digunakan sebagai pupuk. Bahan
bakar dan plastik dihasilkan oleh minyak bumi, pati tanaman dalam daun
disintesis dan oleh pengaruh sinar matahari.

Pelajaran yang berkaitan dengan reaksi kimia lazim dikenal sebagi


“stokiometri”. Stokiometri adalah bagian ilmu kimia yang mempelajari
hubungan kuantitatif antara zat yang berkaitan dalam reaksi kimia.Bila
senyawa dicampur untuk bereaksi maka sering tercampur secara kuantitatif
stokiometri, artinya semua reaktan habis pada saat yang sama. Namun
demikian terdapat suatu reaksi dimana salah satu reaktan habis, sedangkan
yang lain masih tersisa. Reaktan yang habis disebut pereaksi pembatas.
Dalam setiap persoalan stokiometri, perlu untuk menentukan reaktan yang
mana yang terbatas untuk mengetahui jumlah produk yang dihasilkan. Oleh
karena itu percobaan ini dilakukan. Diharapkan kita mengerti
tentang pereaksi pembatas dan pereaksi sisa.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui titik maksimum dan titik minimum dari campuran
NaOH – H2SO4
2. Mengetahui suhu campuran dari larutan NaOH dengan larutan H2SO4
3. Menentukan reaksi pembatas dan reaksi sisa pada percobaan.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Stoikiometri

Stoikiometri ialah cabang kimia yang berhubungan dengan suatu


hubungan kuantitatif yang terdapat antara reaktan dan juga produk dalam reaksi
kimia. Reaktan ialah suatu zat yang berpartisipasi didalam reaksi kimia, dan juga
produk ialah suatu zat yang diperoleh sebagai hasil dari reaksi kimia. Stoikiometri
tersebut bergantung pada kenyataan ialah bahwa unsur-unsur berperilaku dengan
cara yang bisa atau dapat diprediksi, dan juga materi yang tidak dapat diciptakan
atau juga dihancurkan.

Oleh Sebab itu, pada saat unsur digabungkan kemudian menghasilkan


reaksi kimia, sesuatu yang dikenal dan juga spesifik yang akan terjadi serta hasil
reaksi bisa untuk diprediksi dengan berdasarkan unsur-unsur dan juga jumlah
yang terlibat. Stoikiometri ialah matematika di balik ilmu kimia. Perhitungan
stoikiometri tersebut bisa menemukan bagaimana unsur-unsur dan juga komponen
yang diencerkan dalam suatu larutan yang konsentrasinya diketahui, bereaksi di
dalam kondisi eksperimental. Kata “Stoikiometri” tersebut berasal dari kata
“stoicheion” Yunani, berarti “unsur” dan juga “metron” berarti “ukuran”.

B. Jenis – Jenis Stoikiometri


1. Stoikiometri Reaksi
Stoikiometri tersebut sering digunakan untuk dapat menyeimbangkan
persamaan kimia yang dapat ditemukan pada stoikiometri reaksi. Hal
tesebut menggambarkan bahwa hubungan kuantitatif antara zat disebabkan
karena mereka berpartisipasi dalam reaksi kimia.
2. Stoikiometri Komposisi
Stoikiometri komposisi ini menjelaskan ialah kuantitatif (massa) hubungan
antara suatu unsur-unsur dalam senyawa. Misalnya ialah, stoikiometri
komposisi tersebut menggambarkan (massa) nitrogen dengan hidrogen
yang bergabung dan menjadi amonia kompleks. yakni 1 mol nitrogen dan
juga 3 mol hidrogen dalam tiap-tiap 2 mol amonia. Mol ialah satuan yang
digunakan didalam kimia untuk jumlah zat.
3. Stoikiometri Gas
Jenis stoikiometri ialah berkaitan dengan suatu reaksi yang melibatkan gas,
yang mana gas berada pada suatu suhu, tekanan dan juga volume yang
dikenal dan juga dapat dianggap gas ideal. Untuk gas, perbandingan
volume idealnya tersebut sama dengan hukum gas ideal, Namun rasio
massa reaksi tunggal tersebut harus dihitung dari massa molekul reaktan
serta juga produk,yang mana massa molekul ialah massa 1(satu) molekul
zat.

Gas ideal ialah suatu gas teoretis yang terdiri dari 1(satu) set partikel yang
bergerak acak, tanpa-berinteraksi yang mematuhi suatu hukum gas ideal.
Hukum gas ideal ialah suatu persamaan keadaan gas ideal. Persamaan
hukum gas ideal ialah sebagai berikut : “PV = nRT, yang mana P
ialah tekanan, V ialah volume dan juga T ialah temperatur absolut, n
ialah mol gas dan juga R ialah konstanta gas universal”.
BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan


Alat :
1. Tabung reaksi 4. Gelas kimia 100 ml
2. Pipet tetes 5. Termometer
3. Gelas ukur 25 ml

Bahan :

1. Aquadest (H2O)
2. Larutan NaOH 0.5 M
3. Larutan H2SO4 0.5 M

B. Prosedur Percobaan
- Larutan NaOH 0.5M dituang ke dalam gelas ukur sebanyak 2,5 ml,
kemudian larutan NaOH dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diukur
suhunya menggunakan termometer. Setelah itu larutan H2SO4 0.5M
dituang ke dalam gelas ukur hingga volumenya mencapai 12,5 ml lalu
larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang lain dan diukur suhunya.
Setelah itu larutan H2SO4 dicampurkan ke dalam larutan NaOH dan diukur
suhu campurannya.
- larutan NaOH 0.5M dituang sebanyak 5 ml menggunakan gelas ukur,
kemudian larutan NaOH dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diukur
suhunya menggunakan termometer. Setelah itu larutan H2SO4 0.5M
dituang ke dalam gelas ukur hingga volumenya mencapai 10 ml lalu
larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang lain dan diukur suhunya.
Stelah itu larutan H2SO4 dicampurkan ke dalam larutan NaOH dan diukur
suhu campurannya.
- larutan NaOH 0.5M dituang sebanyak 7,5 ml menggunakan gelas ukur,
kemudian larutan NaOH dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diukur
suhunya menggunakan termometer. Setelah itu larutan H2SO4 0.5M
dituang ke dalam gelas ukur hingga volumenya mencapai 7,5 ml lalu
larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang lain dan diukur suhunya.
Setelah itu larutan H2SO4 dicampurkan ke dalam larutan NaOH dan diukur
suhu campurannya.
- larutan NaOH 0.5M dituang sebanyak 10 ml menggunakan gelas ukur,
kemudian larutan NaOH dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diukur
suhunya menggunakan termometer. Setelah itu larutan H2SO4 0.5M
dituang ke dalam gelas ukur hingga volumenya mencapai 5 ml lalu larutan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang lain dan diukur suhunya. Setelah
itu larutan H2SO4 dicampurkan ke dalam larutan NaOH dan diukur suhu
campurannya.
- larutan NaOH 0.5M dituang sebanyak 12.5 ml menggunakan gelas ukur,
kemudian larutan NaOH dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diukur
suhunya menggunakan termometer. Setelah itu larutan H2SO4 0.5M
dituang ke dalam gelas ukur hingga volumenya mencapai 2,5 ml lalu
larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang lain dan diukur suhunya.
Stelah itu larutan H2SO4 dicampurkan ke dalam larutan NaOH dan diukur
suhu campurannya.
BAB IV

DATA & PEMBAHASAN

A. DATA
1. Hasil pengamatan Stoikiometri Sistem NaOH-H2SO4
Volume Volume Suhu Suhu Suhu
NaOH (ml) H2SO4 (ml) NaOH H2SO4 Campuran

2,5 12,5 29 30 31

5 10 30 29 31,5

7,5 7,5 29 29 32

10 5 29 29 33

12,5 2,5 30 29 32

2. Stoikiometri Sistem NaOH-H2SO4


a. Percobaan 1:
2,5 ml NaOH + 12,5 ml H2SO4
n NaOH = M × V n H2SO4 = M × V
= 0,5 × 2,5 = 0,5 × 12,5
= 1,25 mmol = 6,25 mmol
2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + 2 H2O
m 1,25 6,25 - -
r 1,25 0,625 0,625 1,25
s - 5,625 0,625 1,25
- Pereaksi pembatas: NaOH
T NaoH+TH2SO4 29+30
Tm1 = = = 29,50C - Pereaksi sisa: H2SO4
2 2

∆Ta = TA1 − Tm1 - Jenis Reaksi: non stoikiometri

= 31°C − 29,5°C = 1,5°C


b. Percobaan 2:
5 ml NaOH + 10 ml H2SO4
n NaOH = M × V n H2SO4 = M × V
= 0,5 × 5 = 0,5 × 10
= 2,5 mmol = 5 mmol
2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + 2 H2O
m 2,5 5 - -
r 2,5 1,25 1,25 2,5
s - 3,75 1,25 2,5

T NaoH+TH2SO4 30+29
Tm1 = = = 29,50C - Pereaksi pembatas: NaOH
2 2

∆Ta TA1 − Tm1 - Pereaksi sisa: H2SO4


=

= 31,5°C − 29,5°C = 2°C - Jenis Reaksi: non stoikiometri

c. Percobaan 3:
7,5 ml NaOH + 7,5 ml H2SO4
n NaOH = M × V n H2SO4 = M × V
= 0,5 × 7,5 = 0,5 × 7,5
= 3,75 mmol = 3,75 mmol
2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + 2 H2O
m 3,75 3,75 - -
r 3,75 1,875 1,875 3,75
s - 1,875 1,875 3,75
- Pereaksi pembatas: NaOH

T NaoH+TH2SO4 29+29 - Pereaksi sisa: H2SO4


Tm1 = = = 290C
2 2 - Jenis Reaksi: non stoikiometri
∆Ta = TA1 − Tm1
= 32°C − 29°C = 3°C
d. Percobaan 4:
10 ml NaOH + 5 ml H2SO4
n NaOH = M × V n H2SO4 = M × V
= 0,5 × 10 = 0,5 × 5
= 5 mmol = 2,5 mmol
2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + 2 H2O
m 5 2,5 - -
r 5 2,5 2,5 5
s - - 2,5 5
- Pereaksi pembatas: -
T NaoH+TH2SO4 29+29 0
Tm1 = = = 29 C - Pereaksi sisa: -
2 2

∆Ta = TA1 − Tm1 - Jenis Reaksi: stoikiometri


= 33°C − 29°C = 4°C

e. Percobaan 5:
12,5 ml NaOH + 2,5 ml H2SO4
n NaOH = M × V n H2SO4 = M × V
= 0,5 × 12,5 = 0,5 × 2,5
= 6,25 mmol = 1,25 mmol
2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + 2 H2O
m 6,25 1,25 - -
r 6,25 3,125 3,125 6,25
s - - 1,875 3,125 6,25
- Pereaksi pembatas: NaOH
- Pereaksi sisa: H2SO4
T NaoH+TH2SO4 30+29
Tm1 = = = 29,50C
2 2 - Jenis Reaksi: non stoikiometri
∆Ta = TA1 − Tm1
= 32°C − 29,5°C = 2,5°C
B. Pembahasan
Stoikiometri sistem NaOH-H2SO4 terdapat lima kali percobaan, di
mana pada percobaan pertama antara 2,5 ml NaOH 0,5M dengan 12,5 ml
H2SO4 1M merupakan reaksi non stoikiometri karena terdapat reaktan yang
bersisa yaitu H2SO4 sebesar 11,25 mmol. Pada percobaan kedua antara 5 ml
NaOH dengan 10 ml H2SO4 yang masing-masing memiliki molaritas sebesar
1 juga merupakan reaksi non stoikiometri karena terdapat reaktan yang bersisa
yaitu H2SO4 sebesar 7,5 mmol. Dalam percobaan ketiga antara 7,5 ml NaOH
1M dengan 7,5 ml H2SO4 1M merupakan reaksi non stoikiometri karena
terdapat reaktan yang bersisa yaitu H2SO4 sebesar 3,75 mmol. Pada percobaan
keempat antara 10 ml NaOH 1M dengan 5 ml H2SO4 1M merupakan reaksi
stoikiometri karena seluruh reaktan dalam reaksi ini habis bereaksi.
Sedangkan pada percobaan kelima antara 12,5 ml NaOH 1M dengan 2,5 ml
H2SO4 1M merupakan reaksi non stoikiometri karena terdapat reaktan yang
bersisa yaitu NaOH sebesar 7,5 mmol.
Dalam stoikiometri dikenal beberapa istilah yaitu reaksi stoikiometri, reaksi
non stoikiometri , pereaksi sisa, dan pereaksi pembatas. Reaksi stoikiometri adalah
suatu reaksi yang semua reaktannya habis bereaksi. Reaksi non stoikiometri adalah
suatu reaksi yang salah satu reaktannya tidak habis bereaksi (bersisa) dan reaktan
yang lain habis bereaksi. Pereaksi sisa adalah reaktan yang berlebih atau tidak habis
bereaksi dalam suatu reaksi kimia dan memiliki jumlah mol yang lebih besar dari
reaktan yang lain. Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang lebih dahulu habis apabila
zat-zat yang direaksikan tidak ekivalen dan memiliki jumlah mol yang lebih kecil dari
reaktan yang lain.
Selain yang telah disebutkan di atas, dalam stoikiometri dikenal pula
titik stoikiometri, titik maksimum, dan titik minimum, di mana titik
stoikiometri adalah titik di mana suatu reaksi menjadi seimbang, titik
maksimum adalah titik ketika suatu reaksi mencapai keadaan stoikiometri,
dan titik minimum adalah titk ketika reaksi mencapai keadaan non
stoikiometri.

Anda mungkin juga menyukai