STOIKIOMETRI
Disusun Oleh :
Kata Pengantar
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
semua limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan ini walaupun jauh dari kata sempurna.
Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang
selalu mendoakan dan mendukung saya selama ini, dan kepada Ibu Lilik Sulastri
M.Farm selaku dosen mata kuliah praktikum kimia dasar, serta kepada teman-
teman yang sudah membantu saya.
Saya menyadari masih banyak terdapat kekurangan yang ditemukan dalam
laporan ini.Oleh sebab itu, saya mengharapkan masukan-masukan dan kritik yang
membangun sebagai bahan evaluasi guna memperbaiki laporan ini.
Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi semua.Terima Kasih.
Kata Pengantar………………………………………………………………1
Daftar Isi……………………………………………………………………. 2
BAB I Pendahuluan………………………………………………………… 3
A. Latar Belakang.....................................................................................
B. Tujuan..................................................................................................
BAB II Landasan Teori…………………………………………………….. 4
A. Definisi Reaksi Kimia.........................................................................
B. Jenis-Jenis Reaksi Kimia....................................................................
C. Ciri-Ciri Reaksi Kimia.......................................................................
D. Indikator Asam Basa........................................................................
BAB III Metode Kerja………………………………………………………5
A. Alat dan Bahan..................................................................................
B. Cara Kerja.........................................................................................
BAB IV Data dan Pembahasan....................................................................
A. Data..................................................................................................
B. Pembahasan......................................................................................
BAB V Kesimpulan…………………………………………………………7
Daftar Pustaka………………………………………………………………8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reaksi kimia biasanya antara dua campuran zat, bukannya antar dua zat
murni.Suatu bentuk yang paling lazim dan campuran adalah larutan reaksi
kimia telah mempengaruhi kehidupan kita. Di alam sebagian besar reaksi
berlangsung dalam larutan air. Adapun contoh di kehidupan kita sehari-hari
yang menggunakan reaksi kimia seperti, makanan yang kita konsumsi setiap
saat setelah dicerna diubah menjadi tenaga tubuh. Nitrogen dan hydrogen
bergabung membentuk ammonia yang digunakan sebagai pupuk. Bahan
bakar dan plastik dihasilkan oleh minyak bumi, pati tanaman dalam daun
disintesis dan oleh pengaruh sinar matahari.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui titik maksimum dan titik minimum dari campuran
NaOH – H2SO4
2. Mengetahui suhu campuran dari larutan NaOH dengan larutan H2SO4
3. Menentukan reaksi pembatas dan reaksi sisa pada percobaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Stoikiometri
Gas ideal ialah suatu gas teoretis yang terdiri dari 1(satu) set partikel yang
bergerak acak, tanpa-berinteraksi yang mematuhi suatu hukum gas ideal.
Hukum gas ideal ialah suatu persamaan keadaan gas ideal. Persamaan
hukum gas ideal ialah sebagai berikut : “PV = nRT, yang mana P
ialah tekanan, V ialah volume dan juga T ialah temperatur absolut, n
ialah mol gas dan juga R ialah konstanta gas universal”.
BAB III
METODE KERJA
Bahan :
1. Aquadest (H2O)
2. Larutan NaOH 0.5 M
3. Larutan H2SO4 0.5 M
B. Prosedur Percobaan
- Larutan NaOH 0.5M dituang ke dalam gelas ukur sebanyak 2,5 ml,
kemudian larutan NaOH dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diukur
suhunya menggunakan termometer. Setelah itu larutan H2SO4 0.5M
dituang ke dalam gelas ukur hingga volumenya mencapai 12,5 ml lalu
larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang lain dan diukur suhunya.
Setelah itu larutan H2SO4 dicampurkan ke dalam larutan NaOH dan diukur
suhu campurannya.
- larutan NaOH 0.5M dituang sebanyak 5 ml menggunakan gelas ukur,
kemudian larutan NaOH dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diukur
suhunya menggunakan termometer. Setelah itu larutan H2SO4 0.5M
dituang ke dalam gelas ukur hingga volumenya mencapai 10 ml lalu
larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang lain dan diukur suhunya.
Stelah itu larutan H2SO4 dicampurkan ke dalam larutan NaOH dan diukur
suhu campurannya.
- larutan NaOH 0.5M dituang sebanyak 7,5 ml menggunakan gelas ukur,
kemudian larutan NaOH dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diukur
suhunya menggunakan termometer. Setelah itu larutan H2SO4 0.5M
dituang ke dalam gelas ukur hingga volumenya mencapai 7,5 ml lalu
larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang lain dan diukur suhunya.
Setelah itu larutan H2SO4 dicampurkan ke dalam larutan NaOH dan diukur
suhu campurannya.
- larutan NaOH 0.5M dituang sebanyak 10 ml menggunakan gelas ukur,
kemudian larutan NaOH dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diukur
suhunya menggunakan termometer. Setelah itu larutan H2SO4 0.5M
dituang ke dalam gelas ukur hingga volumenya mencapai 5 ml lalu larutan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang lain dan diukur suhunya. Setelah
itu larutan H2SO4 dicampurkan ke dalam larutan NaOH dan diukur suhu
campurannya.
- larutan NaOH 0.5M dituang sebanyak 12.5 ml menggunakan gelas ukur,
kemudian larutan NaOH dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diukur
suhunya menggunakan termometer. Setelah itu larutan H2SO4 0.5M
dituang ke dalam gelas ukur hingga volumenya mencapai 2,5 ml lalu
larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang lain dan diukur suhunya.
Stelah itu larutan H2SO4 dicampurkan ke dalam larutan NaOH dan diukur
suhu campurannya.
BAB IV
A. DATA
1. Hasil pengamatan Stoikiometri Sistem NaOH-H2SO4
Volume Volume Suhu Suhu Suhu
NaOH (ml) H2SO4 (ml) NaOH H2SO4 Campuran
2,5 12,5 29 30 31
5 10 30 29 31,5
7,5 7,5 29 29 32
10 5 29 29 33
12,5 2,5 30 29 32
T NaoH+TH2SO4 30+29
Tm1 = = = 29,50C - Pereaksi pembatas: NaOH
2 2
c. Percobaan 3:
7,5 ml NaOH + 7,5 ml H2SO4
n NaOH = M × V n H2SO4 = M × V
= 0,5 × 7,5 = 0,5 × 7,5
= 3,75 mmol = 3,75 mmol
2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + 2 H2O
m 3,75 3,75 - -
r 3,75 1,875 1,875 3,75
s - 1,875 1,875 3,75
- Pereaksi pembatas: NaOH
e. Percobaan 5:
12,5 ml NaOH + 2,5 ml H2SO4
n NaOH = M × V n H2SO4 = M × V
= 0,5 × 12,5 = 0,5 × 2,5
= 6,25 mmol = 1,25 mmol
2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + 2 H2O
m 6,25 1,25 - -
r 6,25 3,125 3,125 6,25
s - - 1,875 3,125 6,25
- Pereaksi pembatas: NaOH
- Pereaksi sisa: H2SO4
T NaoH+TH2SO4 30+29
Tm1 = = = 29,50C
2 2 - Jenis Reaksi: non stoikiometri
∆Ta = TA1 − Tm1
= 32°C − 29,5°C = 2,5°C
B. Pembahasan
Stoikiometri sistem NaOH-H2SO4 terdapat lima kali percobaan, di
mana pada percobaan pertama antara 2,5 ml NaOH 0,5M dengan 12,5 ml
H2SO4 1M merupakan reaksi non stoikiometri karena terdapat reaktan yang
bersisa yaitu H2SO4 sebesar 11,25 mmol. Pada percobaan kedua antara 5 ml
NaOH dengan 10 ml H2SO4 yang masing-masing memiliki molaritas sebesar
1 juga merupakan reaksi non stoikiometri karena terdapat reaktan yang bersisa
yaitu H2SO4 sebesar 7,5 mmol. Dalam percobaan ketiga antara 7,5 ml NaOH
1M dengan 7,5 ml H2SO4 1M merupakan reaksi non stoikiometri karena
terdapat reaktan yang bersisa yaitu H2SO4 sebesar 3,75 mmol. Pada percobaan
keempat antara 10 ml NaOH 1M dengan 5 ml H2SO4 1M merupakan reaksi
stoikiometri karena seluruh reaktan dalam reaksi ini habis bereaksi.
Sedangkan pada percobaan kelima antara 12,5 ml NaOH 1M dengan 2,5 ml
H2SO4 1M merupakan reaksi non stoikiometri karena terdapat reaktan yang
bersisa yaitu NaOH sebesar 7,5 mmol.
Dalam stoikiometri dikenal beberapa istilah yaitu reaksi stoikiometri, reaksi
non stoikiometri , pereaksi sisa, dan pereaksi pembatas. Reaksi stoikiometri adalah
suatu reaksi yang semua reaktannya habis bereaksi. Reaksi non stoikiometri adalah
suatu reaksi yang salah satu reaktannya tidak habis bereaksi (bersisa) dan reaktan
yang lain habis bereaksi. Pereaksi sisa adalah reaktan yang berlebih atau tidak habis
bereaksi dalam suatu reaksi kimia dan memiliki jumlah mol yang lebih besar dari
reaktan yang lain. Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang lebih dahulu habis apabila
zat-zat yang direaksikan tidak ekivalen dan memiliki jumlah mol yang lebih kecil dari
reaktan yang lain.
Selain yang telah disebutkan di atas, dalam stoikiometri dikenal pula
titik stoikiometri, titik maksimum, dan titik minimum, di mana titik
stoikiometri adalah titik di mana suatu reaksi menjadi seimbang, titik
maksimum adalah titik ketika suatu reaksi mencapai keadaan stoikiometri,
dan titik minimum adalah titk ketika reaksi mencapai keadaan non
stoikiometri.