ACARA V
KESETIMBANGAN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
B. LANDASAN TEORI
Banyak reaksi-reaksi kimia yang berjalan tidak sempurna artinya reaksi-reaksi tersebut berjalan
sampai pada suatu titik dan akhirnya berhenti dengan meninggalkan zat-zat yang tidak bereaksi.
Pada temperatur, tekanan dan konsentrasi tertentu, titik pada saat reaksi tersebut berhenti sama.
Hubungan antara konsentrasi peraksi dan hasil reaksi tetap.
Pada saat ini reaksi dalam keadaan setimbang. Pada saat setimbang, kecepatan reaksi ke kanan
sama dengan kecepatan reaksi ke kiri. Kesetimbangan disini merupakan kesetimbangan dinamis,
bukan kesetimbangan statis. Jadi sebenarnya reaksi masih ada tetapi karena kecepatannya sama,
seakan-akan reaksi berhenti.
A+B C+D
Atas dasar ini dapat dianggap hampir semua reaksi berhenti pada kesetimbangan. Untuk reaksi
sempurna, kesetimbangan sangat berat disebelah kanan. Untuk reaksi yang sangat berat di
sebelah kanan. Untuk reaksi yang tidak berjalan, kesetimbangan sangat berat disebelah kiri.
Kesetimbangan dibagi menjadi homogen dan heterogen. Homogen bila kesetimbangan terdapat
pada satu fase (gas, cairan tunggal, fase padat tunggal). Heterogen bila kesetimbangan terdapat
dalam lebih dari satu fase (gas, padat, gas cairan, padat cairan atau padat-padat) (Sukardjo,
1997:220).
Kesetimbangan kimia dalah proses dinamis ketika reaksi kedepan dan reaksi balik terjadi pada
laju yang sama tetapi pada arah yang berlawanan. Konsentrasi pada setiap zat tinggal tetap pada
suhu konstan. Banyak reaksi kimia tidak sampai berakhir, dan mencapai satu titik ketika
konsentrasi zat-zat bereaksi dan produk tidak lagi berubah dengan berubahnya waktu. Molekul-
molekul tetap berubah dari pereaksi menjadi produk dan dari produk menjadi preaksi, tetapi
tanpa perubahan netto konsentrasinya (Stephen,2002 : 96).
Kebanyakan reaksi kimia berlangsung secara reversible (dua arah). Ketika reaksi itu baru mulai,
proses reversible hanya berlangsung kearah pembentukan produk, namun ketika molekul produk
telah terbentuk maka proses sebaiknya yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul produk
mulai berjalan. Kesetimbangan kimia tercapai bila kecepatan reaksi tekanan (molekul produk)
telah sama dengan kecepatan reaksi ke kiri (pembentukan molekul reaktan) dan konsentrasi
reaktan maupun konsentrasi produk tidak berubah-rubah lagi (konstan). Jadi, kesetimbangan
kimia merupakan proses yang dinamis (Purwoko, 2006 : 169).
Kp dinyatakan sebagai :
Kp =
Dari persamaan hukum gas ideal nampak bahwa tekanan parsial suatu gas berbanding lurus
dengan konsentrasi c dalam mol per liter :
pV = nRT c= =
Jadi, secara numeris Kp dan Kc saling berhubungan. Untuk persamaan kesetimbangan umum,
wA + xB yC + zD hubungan antara Kp dan Kc dinyatakan oleh :
Kc = Kp ( ) n
Atau
Kp = Kc (RT) n
Dengan n = (y + z) (w + x). Jumlah molekul produk gas dikurangi dengan jumlah molekul
pereaksi gas dalam persamaan kesetimbangan. Jika jumlah molekul pereaksi gas sama dengan
jumlah molekul produk gas, n = 0 maka Kp = Kc (Keenan, 1999 : 560).
Adapun kesetimbangan dibagi menjadi dua yaitu kesetimbangan homogen dan kesetimbangan
heterogen. Kesetimbangan homogen adalah kesetimbangan yang hanya melibatkan satu fase
yang sama,sedangkan kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan yang meliputi dua fase
atau lebih. Sebagai contoh kesetimbangan 2C(s)+ O2(g) 2CO(g) meliputi fase gas dan
padatan. Dalam sistem ini terdiri atas suatu campuran oksigen dan karbon monoksida. Persamaan
ini menyaqtakan bahwa suatu sistem mengandung CO(g) , O2(g) ,dan C(s) dalam kesetimbangan
yang tak menghiraukan berapa banyak C(s) berada . Aturan yang mudah bahwa untuk
kesetimbangan heterogen padatan,dimana padatan murni dan cairan-cairan murni di abaikan dari
pengertian aksi massa(Firman,2007:146).
Dalam suatu sistem kesetimbangan, suatu katalis menaikkan kecepatan reaksi maju dan reaksi
balik dengan sama kuatnya. Suatu katalis tidak mengubah kuantitas relatif yang ada dalam
kesetimbangan nilai tetapan kesetimbangan tidaklah berubah. Katalis memang mengubah waktu
yang diperlukan untuk mencapai kesetimbangan. Reaksi yang memerlukan waktu berhari-hari
atau berminggu-minggu untuk mencapai kesetimbangan, dapat mencapainya dalam beberapa
menit dengan hadirnya katalis. Lagi pula, reaksi yang berlangsung dengan laju yang sesuai hanya
pada temperatur yang sangat tinggi, dapat berjalan dengan cepat pada temperatur yang jauh lebih
rendah bila digunakan katalis. Ini terutama penting jika temperatur tinggi mengurangi rendeman
dari produk-produk yang diinginkan (Keenan,1984:593).
b. Labu ukur 25 ml
c. Pipet gondok 5 ml
d. Pipet gndok 10 ml
e. Pipet tetes
f. Rubber bulb
g. Spatula
h. Tabung Reaksi
i. Tissue
j. Kertas label
2. Bahan Bahan Praktikum :
a. Aquades (H2O)(l)
D. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Disediakan 5 tabung reaksi yang bersih dan diberi nomor. Kedalam lima tabung reaksi ini
dimasukkan masing-masing 5 ml KSCN 0,002 M. kedalam tabung reaksi pertama tambahkan 5
ml larutan Fe(NO3)3 0,2 M. tabung ini digunakan sebagi tabung standar.
b. Diukur 10 ml Fe(NO3)3 0,2 M dan ditambahkan air hingga volumenya menjadi 25 ml. diukur
5 ml dari larutan ini dan dimasukkan kedalam tabung reaksi kedua (hitung konsentrasi larutan).
Selebihnya disimpan untuk pengerjaan berikutnya.
c. Diukur 10 ml Fe(NO3)3, sisa larutan diatas, ditambahkan air hingga volumenya tepat menjadi
25 ml dan dimasukkan kedalam tabung reaksi ketiga.
d. Pada tabung berikutnya dilakukan pengerjaan yang sama sampai tabung kelima.
e. Dibandingkan warna larutan pada tabung kedua dengan tabung standar (tabung 1), untuk
menghitung konsentrasi FESCN2+. Jika intensitas warna tidak sama, dikeluarkan larutan dari
tabung standar setetes demi setetes sampai kedua tabung tersebut menunjukkan intensitas warna
yang samadan diukur tinggi larutan dalam masing-masing tabung sampai cm. selanjutnya dengan
cara yang sama, disamakan intensitas warna larutan pada tabung 3, 4 dan 5 bandingkan dengan
tabung 1.
E. HASIL PENGAMATAN
Perbandingan warna=
T1:T2:T3:T4
0,95:0,71:0,42:0,042
F. ANALISIS DATA
1. Percobaan pertama
Diasumsikan bahwa:
Jika :
Tabung II + KSCN pekat : warna larutan merah darah (lebih pekat dari tabung I)
Tabung III + Fe (NO3)3: warna larutan hitam pekat (warna lebih pekat dari tabung I dan
tabung II)
2. Percobaan kedua
T1 =
=
= 0,95
T2 =
= 0,71
T3 =
= 0,42
T4 =
= 0,04
Perhitungan konsentrasi
n Fe2+ = M V
= 0,2 M 0,005 L
= 0,001 mol
n SCN- = M V
= 0,002 M 0,005 L
= 0,00001 mol
[ FeSCN2+]0 =
= 0,001 M
[ FeSCN2+]1 = T1 [ FeSCN2+]0
= 0,95 0,001 M
= 0,00095 M
[ FeSCN2+]2 = T2 [ FeSCN2+]0
= 0,71 0,001 M
= 0,00071 M
[ FeSCN2+]3 = T3 [ FeSCN2+]0
= 0,42 0,001 M
= 0,00042 M
[ FeSCN2+]4 = T4 [ FeSCN2+]0
= 0,04 0,001 M
= 0,00004 M
Pengenceran I
M1 V1 = M2 V2
M2 =
=
= 0,08 M
Pengenceran II
M2 V2 = M3 V3
M3 =
= 0,032 M
Pengenceran III
M3 V3 = M4 V4
M4 =
= 0,0128 M
Pengenceran IV
M4 V4 = M5 V5
M5 =
= 0,00512 M
= 0,07905 M
= 0,079 M
= 0,01238 M
= 0,005038 M
= 0,005 M
= 0,00105 M
= 0,00129 M
= 0,00158 M
= 0,00196 M
= 75,05 x 10-9 M
= 28,65 10-9 M
Ka3 = 0,01238 x 0,00004 x 0,00158
= 8,21 10-9 M
= 0,392. 10-9 M
Kb =
Kb1 =
= 7,5 10-2 M
Kb2 =
= 1,72 10-2 M
Kb3 =
= 0,36 10-2 M
Kb4 =
= 1,02 10-2 M
Kc =
Kc1 =
= 12,02 M
Kc2 =
= 17,58 M
Kc3 =
= 21,47 M
Kc4 =
= 4,08 M
Tabel Analog
G. PEMBAHASAN
Perubahan warna ini terjadi karena adanya perubahan konsentrasi larutan. Seperti
yang diketahui bersama bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan kimia yaitu perubahan konsentrasi, perubahan tekanan, perubahan
volume dan perubahan suhu. Sedangkan katalis hanya berfungsi sebagau suatu zat
yang mempercepat tercapainya keadaan setimbang. Jika dilakukan pada sistem
tertutup sehingga dapat dikatakan katalis tidak mempengaruhi terhadap pergeseran
kesetimbangan. Untuk tabung kedua ketika larutan awal ditambah (KSCN pekat) maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah produk. Pada tabung ketiga, larutan awal
ditambah dengan larutan Fe(NO3) 0,2 M, warna laruta yang semula merah berubah
menjadi hitam pekat dan lebih pekat daripada tabung 1 maupun tabung 2. Hal ii
dikarenakan larutan atau zat yang ditambahkan pada tiap-tiap tabung berbeda
konsentrasinya. Pada tabung keempat. Larutan awal ditambah dengan beberapa butir
N2HPO4, hasilnya adalah warna yang semula merah menjadi bening dan terdapat
endapan. Adanya endapan pada larutan tersebut terjadi karena adanyaunsur logam
pada larutan FeSCN, sedangkan warna berubah menjadi bening karena adanya reaksi
antara FeSCN3+ dengan NaHPO4, dimana Fe3+ akan berikatan dengan ion PO43-
membentuk FePO4. Kemudian ion SCN- akan diikat oleh H+ dan membentuk HSCN,
sedangkan Na+ tidak berikatan dengan senyawa lain. Reaksi yang terbentuk adalah:
Fe3+ berikatan dengan PO43- membentuk FePO4 yang sukar larut. Penambahan
PO43- sama dengan mengurangi Fe3+ , sehingga intensitas warna larutan berkurang.
Pada percobaan kedua yaitu kesetimbangan besi (III) tiosianat ayng semakin encer.
Dari tabung 1-5 terjadi pengurangan kepekatan atau intensitas warna. Hal ini
disebabkan karena adanya penambahan volume aquades dari tabung 1-5. Pada saat
perbandingan dan penyetaraan intensitas tabung standar (tabung 1) dengan tabung
2,3,4 dan 5 dengan cara mengurangi volume pada tabung pertama setetes demi
setetes sehingga didapat persamaan warna. Hal ini membuktikan bahwa volume
berpengaruh pada kesetimbangan. Dalam penyeragaman warna ini juga tidak dapat
diamati dari samping tabung karena dengan cara ini akan menghalangi mata dalam
mengamati warna pada tabung yaitu cahaya yang masuk ke dalam tabung akan di
biaskan terlebih dahulu ke tabung reaksi lalu dibiaskan menuju mata sehingga larutan
terlihat lebih pekat. Oleh karea itu dalam mengamati warna sebaiknya dari atas tabung
agar cahaya yang dipantulkan ke dalam tabung akan langsung dibiaskan ke mata.
Untuk menentukan kesetimbangan dalam suatu sistem dapat diketahui dengan
mengitung konstanta kesetimbangan. Secara teoritis seharusnya nilai dari suat
kesetimbangan adalah konstan. Namun dari hasil analisis data diperoleh nilai Ka, Kb
dan Kc yang berbeda-beda atau menunjukkan nilai yang tidak konstan. Ini disebabkan
oleh kurang teliti dalam menyamakan atau menyetaraan warna pada tabung I dengan
tabung 2,3,4 dan 5, sehigga mempengaruhi juga dalam mengukur volumenya kurang
teliti.
H. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah kesetimbangan kimia dipengaruhi oleh konsentrasi dan
volume zat yang ditambahkan pada saat pencampuran dan pengenceran. Perubahan konsentrasi
dapat ditandai dengan perubahan warna larutan. Jika konsentrasi pereaksi ditambahkan maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah produk. Pengaruh konsentarsi pada kesetimbangan akan
lebih kuat dibandingkan pengaruh volume. Diperoleh juga nilai ketetapan kesetimbangan yang
tidak konstan dikarenakan oleh ketidaktelitian dalam menyetarakan warna sehingga dalam
mengukur volume juga berpengaruh.
DAFTAR PUSTAKA
Firman, H. 2007. Penelitian Pendidikan Kimia. Bandung: Jurusan Kimia FMIPA UPI.
Purwoko, Agus Abh. 2006. Kimia Dasar 1. NTB : Mataram University Press.