KESETIMBANGAN
I. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari reaksi-reaksi kesetimbangan dengan mengamati perubahan fisik yang t
terjadi atau dengan mengukur parameter fisik lainnya menggunakan instrumen bantu
2. Mempelajari penentuan tetapan kesetimbangan reaksi berdasarkan data percobaan.
1
Mari kita perhatikan nyala dari pembakar Bunsen. Nyala pembakar mempunyai konstan
kemudian, jika kita ukur temperatur pada bagian tertentu dari nyala tersebut diperoleh
harga yang tetap sifat makroskopiknya. Namun, nyala pembakar tersebut bukan suatu
kesetimbangan karena selalu terjadi perubahan kimia, selama proses pembakaran ada zat
baru yang masuk ke pembakar dan ada zat yang keluar sebagai hasil reaksi.
Nyala pembakar yang diamati sehari-hari berlangsung dengan sistem terbuka yang disebut
steady state. Persoalaan yang kemudian timbul adalah bagaimana menentukan kuantitas
sifat makroskopik dalam kesetimbangan. Pada contoh pertama di atas kuantitas sifat
mikroskopik yang diukur adalah tekanan. Bagaimana kalau sifat yang diamati adalah
warna larutan seperti dalam keadaan berikut ini
Larutan besi (III) nitrat direaksikan dengan larutan ion tiosianat menghasilkan senyawa
yang berwarna merah. Warna ini disebabkan terbentuknya sistem ion koordinasi.
Fe3+(aq) + SCN-(aq) FeSCN2+(aq)
Catatan: berdasarkan konsentrasi pereaksi-pereaksi, reaksi ion besi (III) dengan ion
tiosianat dapat menghasilkan sederet senyawa koordinasi salah satu di antaranya adalah
FeSCN2+ yang berwarna.
Bagaimana menentukan konsentrasi larutan FeSCN2+ yang berwarna merah ini?
Konsentrasi larutan berwarna dapat diperkirakan secara visual dengan cara
membandingkan cuplikan dengan sederet larutan yang diketahui konsentrasinya (larutan
standar). Tinggi larutan semuanya sama dengan b.
Jika secara visual warna cuplikan ternyata (kira-kira) sama dengan larutan 3, maka
konsentrasi cuplikan sama dengan konsentrasi larutan 3. Cara menentukan konsentrasi
yang sedikit lebih baik adalah dengan kolorimeter, atau lebih baik jika digunakan filter
fotometer, atau yang lebih tepat lagi menggunakan spektofotometer. Dengan spekfotometer
intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diadsoprsi oleh larutan dapat diukur. Intensitass
cahaya yang ditransmisikan atau diadsorpsi oleh larutan dapat ditentukan dengan
menggunakan Hukum Lambert-Beer.
Jika diperinci lebih lanjut, ternyata A memenuhi hubungan A = log (Io/It). Besaran lain
yang lazim pula digunakan yakni transmitan (T). yang dimaksud dengan T adalah
perbandingan It/Io.
𝐼0 𝐼𝑡
𝐴 = log = − log = − log 𝑇 = 𝑎 𝑏 𝑐
𝐼𝑡 𝐼0
Hukum Lambert-Beer ini berlaku jika larutan tidak terlalu pekat atau encer dan sinar yang
digunakan adalah sinar monokromatik. Namun, dalam batas-batas kesalahan tertentu
persamaan Lambert-Beer dapat digunakan pada alat-alat visual. Jika dua macam air teh
yang terdapat dalam tabung mempunyai intensitas warna yang sama maka berlaku :
ab1c1 = ab2c2
Apabila konsentrassi larutan I (c1) diketahui, dengan mengukur tinggi/tebal larutan I dan II
(b1 dan b2) maka C2 dapat dihitung :
𝑐1 𝑏1
𝑐2 =
𝑏2
Pengukuran intensitas sinar yang dilakukan dalama laboratorium biasanya menggunakan :
1. Komparator visual
2. Filter photometer
3. Spektrofotometer
Metode ini sering digunakan sebagai metode kolorimetri visual. Salah satu cara di
antaranya adalah metode deret standar dengan menggunakan tabung Nessler yang berisi
larutan berwarna yang diketahui konsentrasinya. Warna larutan yang akan ditentukan
konsentrasinya dibandingkan dengan warna larutan standar tersebut. Selain dengan tabung
Nessler, dapat digunakan silider Herner. Untuk tujuan yang sama juga dapat
menggunakan kolorimeteri Duboscq; pada alat ini terdapat dua cawan yang dapat
dinaikkan atau diturunkan. Baik menggunakan tabung nessler, silinder Herber maupun
kolorimetri Dubosq, prinsipnya sama yakni untuk kedua larutan berlaku:
A1 = a b1 c1
A2 = a b2 c2
A1 = A2
3
A b1 c1 = a b2 c2
𝑐1 𝑏1
𝑐2 =
𝑏2
I.2 Filter Fotometer
Filter fotometer adalah alat yang menggunakan filter untuk memperoleh sinar dengan
panjang gelombang tertentu. Biasanya, pengukuran absorbansi dilakukan secara
fotoelektrik. Filter yang digunakan harus melewatkan sinar dengan panjang gelombang
yang oleh zat warna memberikan absorbansi yang maksimum. Jadi warna filter merupakan
warna komplementer dari warna larutan yang akan ditentukan.
I.3 Spektofotometer
Spektrofotometer (lihat gambar 5.5) adalah suatau alat untuk mengukur transmisi (atau,
absorbansi) cahaya yang dilewatkan pada suatu zat pada panjang gelombang tertentu.
Komponen terpenting dari alat ini terlihat pada gambar 5.6. satu berkas sinar cahaya dari
lampu (a) dilewatkan pada lensa dan celas. Berkas ini kemudian dikenakan pada lensa lin
dan diarahkan pada cermin yang dilengkapi dengan kisi grating atau prisma untuk
menguraikan cahaya menjadi spektrum dari berbagai panjang gelombang. Cermin tersebut
dapat digeser dengan mengatur tombol C. Celah kedua hanya melewatkan daerah panjang
gelombang yang sempit, sehingga diperoleh cahaya monokromatik. Cahaya yang
monokromatik tertentu kemudian menembus cuplikan pada (d) dan mengenai foto sel (e).
Foto sel menimbulkan arus listrik yang sebanding dengan intensitas cahaya, dan arus
dibaca pada meter (g).
Pengatur cahaya (f) memungkinakan mengaturan intensitas cahaya yang mengenai
cuplikan. Skala panjang gelombang dihubungkan dengan sermin kisi atau cermin prisma
pengurai yang dapat digeser, dikalibrasi, untuk menunjukkan panjang gelombang cahaya
yang melalui cuplikan phototube. Pada kebanyakan alat, meter (g) ditandai untuk yang
membacaa proses transmisi (T) dan sekaligus absorbansi (A)
𝐼𝑡 𝐼𝑡 %𝑇
% 𝑇 = log × 100 𝑑𝑎𝑛 𝐴 = − log = − log
𝐼0 𝐼0 100
4
III. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
Gelas kimia, gelas ukur, tabung reaksi, pipet tetes, penggaris, spektroskopi UV-Vis,
alat sentrifuga
b. Bahan
KSCN 0,002 M, Fe(NO3)3 0,2 M, KSCN pekat, Fe(NO3)3 0,2 M, Na2HPO4, CoCl2
0,02 M; 0,04 M; 0,06 M; dan 0,08 M dari larutan CoCl2 0,1 M, Pb2+, K2CrO4,
H2SO4 2 M, alkohol, H2SO4 pekat ,HCl pekat, Ni2+, NH4OH 2M, dimetilglioksim,
Fe2+ , K3Fe(CN)6, K4Fe(CN)6, Mg2+, NH4Cl, NaOH 2M, pereaksi titan kuning,
AgNO3, HCl 0,1M,NH3 6M
Catatan: Sebelum praktikum Anda harus sudah menghitung konsetrasi Fe3+ dan
SCN- sebelum terjadi kesetimbangan dalam masing-masing tabung reaksi dari
tabung 1 sampai dengan nomor 5.
5
Bandingkan warna larutan pada tabung ke-2 dengan tabung standar ke-1 untuk menghitung
konsentrasi FeSCN2+. Jika intensitas warna larutan tidak sama, keluarkan larutan dari
tabung standar setetes demi setetes dengan pipet tetes, sampai kedua tabung tersebut
menunjukkan intensitas warna yang sama dan ukur tinggi larutan dalam masing-masing
tabung (satuan mm).
Note: Larutan standart yang dikeluarkan tadi dimasukkan ke dalam tempat yang bersih
agar selalu dapat dipergunakan kembali). Selanjutnya dengan cara ini, samakan intensitas
warna larutan pada tabung 3 dan 1, tabung 4 dan 1, dan akhirnya tabung 5 dan 1 (jangan
lupa untuk mengukur tinggi larutan masing-masing tabung)
IV. 1. 3 Perhitungan
Dalam perhitungan dianggap bahwa:
a) Larutan Fe(NO3)3 dan KSCN dalam keadaan ion
b) Pada tabung pertama dianggap bahwa semua ion tiosianat bereaksi menjadi FeSCN2+
Kerjakan perhitungan tersebut di bawah ini untuk tabung 2 sampai dengan tabung 5
1. a) hitung perbandingan tinggi, larutan dari kedua tabung yang dibandingkan.
[𝐹𝑒𝑆𝐶𝑁 2+ ]
c) Kc= [𝐹𝑒 3+][𝑆𝐶𝑁−]
IV.1.4 Pertanyaan
1. Kombinasi mana a, b, atau C yang menunjukkan harga konstan atau hampir konstan.
Bentuk tersebut biasanya dikenal sebagai?
2. Berikan penjelasan yang lain apa sebabnya ada hubungan tersebut di atas.
6
IV.2 Penentuan konsentrasi Larutan CoCl2 dengan menggunakan Spektrofotometer
IV.2.1 Kurva kalibrasi
Buatlah larutan CoCl2 0,02 M; 0,04 M; 0,06 M; dan 0,08 M dari larutan CoCl2 0,1 M
(lakukan prosedur pengenceran)
Untuk memperoleh panjang gelombang yang dipakai untuk mengukur absorbansi
larutan CoCl2 dapat dilakukan melalui percobaan pengukuran absorbansi maksimum
dari salah satu konsentrasi larutan CoCl2 (Panjang gelombang yang digunakan adalah
panjang gelombang saat absorbansi maksimum tercapai).
Absorbansi maksimum terdapat pada panjang gelombang 510 nm. Sehingga panjang
gelombang yang digunakan adalah 510nm
Catat absorbansi masing- masing konsentrasi larutan dibawah ini:
Contoh catatan
Tentukan konsentrasi suatu larutan cuplikan Co(II), dengan mengukur absorbansi dan
menggunakan kurva kalibrasi pada II.2.1
Dengan menggunakan harga k rata-rata di atas, hitung konsentrasi larutan cuplikan Co
(II) tersebut dengan persmaan A = k c dan bandingkan hasilnya dengan hasil yang
diperoleh dengan kurva kalibrasi
1. Ke dalam 0,5 mL larutan timbal (II) tambahkan beberapa tetes larutan K2CrO4,
sentrifuga endapan. Catat apa yang terjadi
2. Ke dalam 0,5 mL larutan timbal (II) tambahakan beberapa tetes H2SO4 2 M dan 10
tetes alkohol. Sentrifuga endapan. Bagi larutan kedalam 3 buah tabung reaksi. Pada
tabung 1 periksa apakah endapan melarut dalam ammonium asetat. Pada tabung 2
periksa juga apakah endapan melarut dalam H2SO4 pekat. Pada tabung 3 periksa
endapan apakah melarut dalam HCl pekat. Jika diperlukan panaskan larutan tersebut.
Amati juga setelah dingin.
3. Ke dalam 0,5 mL larutan Ni(II) tambahkan 3 tetes NH4OH 2 M, kemudian tambahkan
lagi beberapa tetes dimetilglioksim. Catat apa yang terjadi.
4. Ke dalam larutan Fe(III) tambahkan beberapa tetes K3Fe(CN)6. Catat apa yang terjadi.
Ke dalam larutan Fe(III) tambahkan beberapa tetes K4Fe(CN)6. Catat apa yang terjadi.
7
Bandingkan kedua larutan tersebut
5. Ke dalam 0,5 mL larutan Mg(II), tambahkan larutan NH4OH. Catat apa yang terjadi.
6. Ke dalam 0,5 mL larutan Mg(II), tambahkan 0,5 mL larutan NH4OH kemudian 0,5 mL
NH4Cl. Catat apa yang terjadi. Dan bandingkan hasil percobaan 5
7. Ke dalam 0,5 mL larutan Mg(II), tambahkan 2 tetes NaOH 2 M, kemudian 2 tetes
pereaksi titan kuning. Catat yang terjadi.
8. Kesetimbangan ion kompleks. Kepada 5 tetes larutan AgNO3 dalam tabung reaksi,
tambahakan 5 tetes larutan HCl 0,1 M. Apa yang Anda amati? Di dalam tabung reaksi
kedua, ulangi tahap reaksi penamabahan HCl terhadap AgNO3. Biarkan endapan pada
kedua tabung reaksi beberapa saat, kemudian lakukan dekantasi. Kepada endapan pada
tabung reaksi pertama, tambahkan tetes demi tetes HCl 12M. Apa yang Anda amati?
Kepada endapan pada tabung reaksi yang kedua, tambahkan tetes demi tetes larutan
NH3 6 M. Apa yang anda amati? Diketahui bahwa AgCl2 dan Ag(NH3)2- adalah
senyawa ion kompleks yang larut dalam air. Tuliskan reaksi pembentukan kompleks
ion-ion kompleks tersebut dari endapan AgCl(s). Bagaimana warna masing-masing
senyawa ion kompleks?