Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS

OLEH :
KELOMPOK I
KELAS A

WULAN DWI MEI SARASWATI (1507037720)


JANE NIZAR RAHMAN (1507035261)
RIZKI ABDILLAH (1507036572)
SAMSON BOY M (1507035029)

Dosen Pembimbing : Dra.Wisrayetti,M.Si

LABORATORIUM DASAR PROSES DAN OPERASI PABRIK


PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2017
Abstrak

Konduktivitas adalah kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Dalam
suatu larutan, arus listrik dibawa oleh kation-kation dan anion-anion, sedangkan dalam
logam arus listrik dibawa oleh elektron-elektron. Tujuan percobaan adalah mempelajari
dasar-dasar pengukuran dengan menggunakan konduktometer dan mempelajari pengaruh
perubahan konsentrasi terhadap konduktivitas suatu larutan. Pada percobaan ini, ada dua
larutan yang digunakan yaitu NaCl dan NaOH. Untuk variasi konsentrasi larutan NaCl
yang digunakan adalah 0,1%, 0,08% dan 0,06% dan nilai konduktivitas yang diperoleh
adalah 1925 /, 1496 /, dan 1087 /. Sedangkan untuk variasi
konsentrasi larutan NaOH yang digunakan adalah 0,1%, 0,08% dan 0,06% dan nilai
konduktivitas yang diperoleh adalah 6679%,4938%, dan 3600%. Dari hasil pengukuran
tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi di dalam larutan NaCl dan
NaOH maka konduktivitasnya juga akan semakin meningkat.

Kata Kunci : elektrolit, konduktometer, konduktometri, konduktivitas, konsentrasi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


1. Mempelajari dasar-dasar pengukuran dengan menggunakan konduktometer
2. Mempelajari pengaruh perubahan konsentrasi terhadap konduktivitas suatu
larutan

1.2 Teori
1.2.1 Konduktometri
Salah satu sifat larutan elektrolit adalah kemampuannya untuk
menghantarkan arus listrik. Sifat hantaran ini sangat berguna di dalam pemecahan
berbagai persoalan dalam bidang elektroanalisis. Secara kuantitatif sifat hantaran
ini dapat digunakan untuk analisis suatu zat yang dipelajari dalam konduktometri
(Ahmad, 2001).
Konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan daya hantar
listrik suatu larutan. Daya hantar listrik suatu larutan bergantung pada jenis dan
konsentrasi ion di dalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan
pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya
hantar listrik yang besar. Daya hantar listrik merupakan kebalikan dari tahanan ,
sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm. Bila arus listrik dialirkan
dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda, maka daya hantar listrik berbanding
lurus dengan luas permukaan elektroda dan berbanding terbalik dengan jarak kedua
elektroda (Khopkar, 2008).
Kuat lemahnya larutan elektrolit sangat ditentukan oleh partikel-partikel
bermuatan di dalam larutan elektrolit. Larutan elektrolit akan mengalami ionisasi,
dimana zat terlarutnya terurai menjadi ion positif dan negatif, dengan adanya
muatan listrik inilah yang menyebabkan larutan memiliki daya hantar listriknya.
Proses ionisasi memegang peranan untuk menunjukkan kemapuan daya hantarnya,
semakin banyak zat yang terionisasi semakin kuat daya hantarnya. Demikian pula
sebaliknya semakin sulit terionisasi semakin lemah daya hantar listriknya. Untuk
larutan elektrolit besarnya harga 0 << 1, untuk larutan non-elektrolit maka nilai
=0. Dengan ukuran derajat ionisasi untuk larutan elektrolit memiliki jarak yang
cukup besar, sehingga diperlukan pembatasan larutan elektrolit dan dibuat istilah
larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Untuk elektrolit kuat harga =
1, sedangkan elektrolit lemah harga derajat ionisasinya, 0 << 1 (Ahmad, 2001).
Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya
hantar ekuivalen yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekuivalen zat
terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda 1cm. Yang dimaksud
dengan berat ekuivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan positif atau
negatif (Ahmad, 2001).
Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik, sel untuk menyimpan
larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan.
a. Sumber Listrik
Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari baterai) melalui larutan
merupakan proses faraday, yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda.
Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda-
elektrodanya, dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses faradai.
Perubahan karena proses faraday dapat merubah sifat listrik sel, maka pengukuran
konduktometri didasarkan pada arus non faraday atau arus AC (Considine, 2002).
b. Jembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk
pengukuran daya hantar (Considine, 2002).
c. Sel
Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang
elektroda yang terbuat dari bahan yang sama. Biasanya elektroda berupa logam
yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda
(Ahmad, 2001).

1.2.2 Konduktivitas
Konduktivitas adalah kemampuan suatu bahan (larutan, gas, atau logam)
untuk menghantarkan arus listrik. Dalam suatu larutan, arus listik dibawa oleh
kation-kation dan anion-anion, sedangkan dalam logam arus listrik dibawa oleh
electron-elektron.
Konduktivitas suatu larutan dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Konsentrasi
2. Pergerakan ion-ion
3. Valensi ion
4. Suhu (Khopkar, 2008).

1.2.3 Pengaruh Konsentrasi dan Suhu


Setiap unsur atau senyawa kimia mempunyai derajat konduktivitas yang
berbeda-beda. Air murni mempunyai konduktivitas yang sangat rendah, beberapa
senyawa atau unsur kimia yang terlarut dalam air dapat meningkatkan
konduktivitas air. Pada umumnya peningkatan konsentrasi zat kimia dalam suatu
larutan akan meningkatkan konduktivitas (Ahmad, 2001).
Perubahan suhu suatu larutan juga mempengaruhi konduktivitasnya,
kenaikan suhu akan meningkatkan pergerakan ion-ion dalam larutan, sehingga
konduktivitas larutan meningkat. Temperatur berhubungan secara linier dengan
konduktivitas, peningkatan konduktivitas akibat kenaikan temperatur dapat
dinyatakan dalam persen per derajat celcius (slope) air murni mempunyai slope
yang relatif besar yaitu 5.2 % per 0C. Air pada umumnya mempunyai slope antara
1,8 - 2 % per 0C larutan garam, asam, atau alkali mempunnyai slope sekitar 1,5 %
per 0C (Ahmad, 2001).

1.2.4 Aplikasi Pengukuran Konduktivitas


Pengukuran konduktivitas dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi
suatu larutan kimia atau elektrolit seperti larutan NaCl, HCl, H2SO4, dan NaOH.
Pengukuran konduktivitas secara luas digunakan dalam industri pengolahan air.
Pengolahan air limbah industri untuk menentukan tingkat kontaminasi air dan lain-
lain (McCabe, 1985).

1.2.5 Satuan Konduktivitas


Hantaran listrik merupakan kebalikan dari tahanan (resistance) bila tahanan
mempunyai satuan dasar ohm maka satuan dasar hantaran adalah mho atau biasa
ditulis Siemen/cm, pada pengukuran konduktivitas air dan larutan larutan kimia
umumnya digunakan satuan Volt atau mV (Khopkar, 2008).

1.2.6 Alat Ukur Konduktivitas


Pengukuran konduktivitas dapat dilakukan dengan menggunakan arus listrik
yang dialirkan pada dua elektroda yang dicelupkan kedalam air atau larutan kimia,
dan mengukur tegangan yang dihasilkan. Selama proses ini ,kation berpindah ke
elektroda negatif dan anion berpindah ke elektroda positif , larutan bertindak
sebagai penghantar listrik (Khopkar, 2008).
Beberapa jenis khusus konduktivimeter menggunakan arus listrik bolak-balik
(AC). Pada frekuensi optimal dengan dua elektroda aktif dan mengukur beda
tegangan yang dihasilkan suatu larutan. Kuat arus dan beda tegangan digunakan
untuk menghiutng hantaran listrik (Conductance).
I
Conductance =
V
Konduktivitimeter kemudian menggunakan conductance dan cell konstan
untuk menampilkan nilai konduktivitas (Khopkar, 2008).

BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN

2.1 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan pengukuran konduktivitas
antara lain:
1. Aquades
2. NaCl
3. NaOH

2.2 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan pengukuran konduktivitas antara
lain:
1. Konduktometer
2. Timbangan digital
3. Gelas kimia 100 ml
4. Labu ukur 250 ml
5. Gelas ukur 100 ml
6. Pipet tetes
7. Corong
8. Spatula

konduktometer

DISPLAY

Gambar 2.1 Skema Peralatan Praktikum Pengukuran Konduktivitas

2.3 Prosedur Percobaan


2.3.1 Pengukuran konduktivitas Larutan
A. larutan garam (NaCl)
1. NaCl (padatan) 0,1 % dibuat dengan melarutkan padatan NaCl sebanyak 0,25
gram didalam labu ukur 250 ml dan penambahan aquades sampai tanda batas.
2. Aquades disediakan didalam gelas kimia.
3. Elektroda dicelupkan dari konduktometer ke dalam aquades.
4. Konduktivitas yang ditunjukkan oleh konduktometer dicatat.
5. Larutan NaCl 0,1 % diencerkan menjadi 0,08% dengan menambah aquades
kedalam labu ukur 250 ml sampai tanda batas dan diukur kondutivitasnya.
6. Dilakukan seperti langkah 2 dan 3 untuk larutan 0,08%.
7. Diulangi langkah nomor 5 untuk membuat larutan NaCl 0,06%.
8. Setiap perubahan konsentrasi dilakukan pengukuran sesuai langkah 2 dan 3.
9. Membuat kurva konduktivitas vs konsentrasi.

B. larutan NaOH
1. NaOH (padatan) 0,1 % dibuat dengan melarutkan padatan NaOH sebanyak
0,25 gram didalam labu ukur 250 ml dan penambahan aquades sampai tanda
batas.
2. Aquades disediakan didalam gelas kimia.
3. Elektroda dicelupkan dari konduktometer ke dalam aquades.
4. Konduktivitas yang ditunjukkan oleh konduktometer dicatat.
5. Larutan NaOH 0,1 % diencerkan menjadi 0,08% dengan menambah aquades
kedalam labu ukur 250 ml sampai tanda batas dan diukur kondutivitasnya.
6. Dilakukan seperti langkah 2 dan 3 untuk larutan 0,08%.
7. Diulangi langkah nomor 5 untuk membuat larutan NaOH 0,06%.
8. Setiap perubahan konsentrasi dilakukan pengukuran sesuai langkah 2 dan 3.
9. Membuat kurva konduktivitas vs konsentrasi.

2.3.2 Kalibrasi Konduktometer


1. Aquades disediakan di dalam gelas kimia
2. Konduktometer dibersihkan terlebih dahulu menggunakan tisu.
3. Konduktometer dihidupkan lalu elektroda dicelupkan ke dalam aquades
4. Pada display konduktometer akan menunjukkan nilai konduktivitas 0
5. Konduktometer siap untuk digunakan.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Hasil pengamatan konduktivitas garam (NaCl) dan NaOH dapat dilihat dari
tabel dibawah ini :
Tabel 3.1 Pengukuran konduktivitas larutan NaCl
Konsentrasi NaCl (%) Konduktivitas (/)
0,1 1925
0,08 1496
0,06 1087

Tabel 3.2 Pengukuran konduktivitas larutan NaOH


Konsentrasi NaOH (%) Konduktivitas (/)
0,1 6679
0,08 4938
0,06 3600

3.2 Pembahasan
3.2.1 Hubungan antara konsentrasi dan konduktivitas pada NaCl
2500

2000
Konduktivitas (us/cm)

1500

1000

500

0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
Konsentrasi (%)

Gambar 3.1 Hubungan antara konsentrasi dengan konduktivitas NaCl


Berdasarkan Gambar 3.1 pada pengukuran NaCl 0,1 %, 0,08% dan 0,06%
diperoleh konduktivitas sebesar 1925, 1496, dan 1087 /. Nilai konduktivitas
sample (NaCl) mengalami kenaikan seiring dengan pertambahan konsentrasi
larutan. NaCl merupakan pencampuran antara asam kuat dan basa kuat yang
memiliki daya ionisasi tinggi. NaCl dapat terionisasi sempurna (larutan elektrolit
kuat). Di dalam pelarutnya NaCl berubah menjadi ion-ion dalam larutannya, yaitu
ion Na+ dan Cl- sehingga terbentuk ion-ion bebas yang dapat menghantarkan listrik.
Larutan yang termasuk elektrolit kuat mempunyai daya hantar listrik yang baik
meskipun dalam konsentrasi kecil. Nilai konduktivitas suatu larutan elektrolit akan
bertambah apabila konsentrasinya bertambah, karena jumlah ion-ion yang bersifat
menghantarkan listrik dalam larutan juga bertambah. Pada Gambar 3.1
menunjukkan kenaikan nilai konduktivtas yang berbanding lurus dengan
konsentrasi NaCl. Hal ini sesuai dengan teoritis yang menyatakan bahwa semakin
meningkatnya konsentrasi di dalam suatu larutan maka nilai konduktivitasnya akan
meningkat pula (Nugroho, 2010).

3.2.2 Hubungan antara konsentrasi dan konduktivitas pada NaOH


8000

7000
Konduktivitas (us/cm)

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
Konsentrasi (%)

Gambar 3.2 Hubungan antara konsentrasi dengan konduktivitas NaOH


Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, telah dijelaskan oleh
seorang ahli kimia swedia Svante August Arrhenius (1859-1927). Didasarkan pada
teori ionisasi Arhenius, larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena
di dalam larutan terkandung atom-atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik
yang bergerak bebas. Atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik disebut ion
(Ahmad, 2001).
Berdasarkan Gambar 3.2 pada pengukuran NaOH 0,1 %, 0,08% dan 0,06%
diperoleh konduktivitas sebesar 6679, 4938, dan 3600 /. NaOH tersusun dari
ion Na+ dan ion OH. Senyawa-senyawa ionik dalam keadaan padat tidak dapat
menghantarkan arus listrik karena ion-ion yang terikat dengan kuat, sehingga ion-
ion tersebut tidak mengalami mobilisasi ketika diberi beda potensial. Namun
apabila senyawa ionik dilarutkan dalam pelarut polar misalnya air, maka senyawa
ionik adalah suatu elektrolit. Hal ini disebabkan ion-ion yang awalnya terikat kuat
pada kisi terlepas kemudian segera masuk dan menyebar dengan air sebagai
medium untuk bergerak.
Nilai konduktivitas ini membentuk garis yang naik terhadap perubahan
konsentasi karena beberapa senyawa atau unsur kimia yang terlarut dalam air dapat
menaikkan konduktivitas air begitu juga dengan peningkatan konsentrasi zat kimia
dalam suatu larutan akan menurunkan konduktivitas, sedangkan air murni
mempunyai konduktivitas 0 / karena didalamnya belum mengalami
peningkatan konsentrasi zat kimia.
Nilai konduktivitas suatu larutan elektrolit akan bertambah apabila
konsentrasinya bertambah, karena jumlah ion-ion yang bersifat menghantarkan
listrik dalam larutan juga bertambah. Pada Gambar 3.2 menunjukkan kenaikan nilai
konduktivtas yang berbanding lurus dengan konsentrasi NaOH. Hal ini sesuai
dengan teoritis yang menyatakan bahwa semakin meningkatnya konsentrasi di
dalam suatu larutan maka nilai konduktivitasnya akan meningkat pula (Nugroho,
2010).

3.2.3 Perbandingan konduktivitas antara larutan NaCl dan NaOH


Nilai konduktivitas sample NaOH juga mengalami kenaikan seiring dengan
pertambahan konsentrasi larutan. Nilai konduktivitas NaOH lebih besar daripada
nilai konduktivitas NaCl seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.3 dibawah ini.
8000

7000
Konduktivitas (us/cm) 6000

5000

4000
Larutan NaCl
3000
Larutan NaOH
2000

1000

0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
Konsentrasi (%)

Gambar 3.3 Hubungan antara konsentrasi dengan konduktivitas


NaCl dan NaOH
Besarnya konduktivitas NaOH dibandingkan dengan NaCl disebabkan
karena larutan NaOH bersifat basa kuat. NaOH adalah senyawa basa yang terbentuk
dari proses elektrolisa cairan garam NaCl. Pada proses elektrolisa, ion klor dari
senyawa NaCl yang larut dalam air teroksidasi menjadi gas Cl2 pada kutub anoda,
kation H+ dari air tereduksi menjadi gas H2 di kutub katoda, sehingga kation
Na+ membentuk pasangan dengan anion OH dari air, membentuk senyawa NaOH
di wadah elektrolisa. Hal tersebut membuktikan bahwa larutan NaOH adalah
larutan elektrolit kuat yang mampu menghantarkan listrik dengan baik sehingga
nilai konduktivitasnya pun lebih tinggi dari aquades. Variasi konsentrasi pada
larutan NaOH diketahui bahwa semakin besar konsentrasi larutan, maka semakin
besar konduktivitas larutan yang diperoleh. Hal ini sesuai dengan teoritis yang
menyatakan bahwa semakin meningkatnya konsentrasi di dalam suatu larutan maka
nilai konduktivitasnya akan meningkat pula (Nugroho, 2010).

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Pengukuran NaCl pada konsentrasi 0,1 %, 0,08% dan 0,06% diperoleh
konduktivitas sebesar 1925, 1496, dan 1087 /.
2. Pengukuran NaOH pada konsentrasi 0,1 %, 0,08% dan 0,06% diperoleh
konduktivitas sebesar 6679, 4938, dan 3600 /.
3. Nilai Konduktivitas NaOH lebih besar dibandingkan dengan nilai
konduktivitas NaCl
4. Hubungan antara konsentrasi dengan konduktivitas adalah berbanding
lurus, semakin besar konsentrasi maka semakin besar nilai konduktivitas
yang didapatkan.

4.2 Saran
1. Netralkan dengan aquadest sebelum mencelup larutan selanjutnya karena
konsentrasi larutan berpengaruh pada nilai konduktivitas larutan.
2. Pada proses pengenceran larutan praktikan harus teliti karena apabila terjadi
kesalahan pada pengenceran nilai konsentrasi larutan akan berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, H. 2001. Kimia Larutan. PT. Cipta Aditya Bakti : Bandung
Considine, D.M. Process Instrument and Controls Handbook, 2nd edition, Mc.
Graw-hill Book Co., New York. Electrolytic Conductivity Measurement
Theory & Aplication, Aquarius Technical Bulletin No. 08, August 2002.
Khopkar, S.M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press: Jakarta
McCabe L Warren, Smith C Julian, Herriot Peter.1985. Operasi Teknik Kimia Jilid
1Edisi Ke-4 .Jakarta: Erlangga
Nugroho, A. 2010. Larutan Elektrolit. http: //jawigo.blogspot.com/2010/03/
larutan-elektrolit.html Diakses pada 29 Oktober 2017
Tim penulis penuntun praktikum. 2017. Penuntun Praktikum Instrumentasi dan
Kontrol I Pekanbaru : Laboratorium Instruksional Dasar Proses & Operasi
Pabrik: Jurusan Teknik Kimia Universitas Riau.
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

B.1 Larutan NaCl 0,1% dalam 250 ml aquades


0,1
gram = 100 x 250

= 0,25 gram
Membuat larutan NaCl 0,1% dilakukan dengan menimbang padatan NaCl
sebanyak 0,25 gram dan dilarutkan dengan aquadest sampai tanda batas kedalam
labu ukur 250 ml .

B.2 Larutan NaCl 0,08%


V1M1 = V2M2
250 x 0,08 = V2 x 0,1
20 = V2 x 0,1
200 ml = V2
Membuat larutan NaCl 0,08% dilakukan dengan pengenceran NaCl 0,1 %
menjadi 0,08 % dengan volume NaCl yang diperlukan sebanyak 200 ml dan di
tambahkan aquadest sampai tanda batas kedalam labu ukur 250 ml.

B.3 Larutan NaCl 0,06%


V1M1 = V2M2
250 x 0,06 = V2 x 0,08
15 = V2 x 0,08
187,5 ml = V2
Membuat larutan NaCl 0,06% dilakukan dengan pengenceran NaCl 0,1 %
menjadi 0,06 % dengan volume NaCl yang diperlukan sebanyak 187,5 ml dan di
tambahkan aquadest sampai tanda batas kedalam labu ukur 250 ml.

B.4 Larutan NaOH 0,1% dalam 250 ml aquades


0,1
gram = 100 x 250

= 0,25 gram
Membuat larutan NaOH 0,1% dilakukan dengan menimbang padatan NaOH
sebanyak 0,25 gram dan dilarutkan dengan aquadest sampai tanda batas kedalam
labu ukur 250 ml .

B.5 Larutan NaOH 0,08%


V1M1 = V2M2
250 x 0,08 = V2 x 0,1
20 = V2 x 0,1
200 ml = V2
Membuat larutan NaOH 0,08% dilakukan dengan pengenceran NaOH 0,1 %
menjadi 0,08 % dengan volume NaOH yang diperlukan sebanyak 200 ml dan di
tambahkan aquadest sampai tanda batas kedalam labu ukur 250 ml.

B.6 Larutan NaOH 0,06%


V1M1 = V2M2
250 x 0,06 = V2 x 0,08
15 = V2 x 0,08
187,5 ml = V2
Membuat larutan NaOH 0,06% dilakukan dengan pengenceran NaOH 0,1 %
menjadi 0,06 % dengan volume NaOH yang diperlukan sebanyak 187,5 ml dan di
tambahkan aquadest sampai tanda batas kedalam labu ukur 250 ml.
LAMPIRAN A
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM INSTRUMEN & PENGENDALIAN PROSES
Judul Praktikum : Pengukuran Konduktivitas
Hari/Tanggal Praktikum : Jumat/ 20 Oktober 2017
Kelompok : 1 (satu)
Anggota : 1. Jane Nizar Rahman
2. Wulan Dwi Mei Saraswati
3. Samson Boy
4. Rizki Abdillah
Hasil percobaan pengukuran konduktivitas disajikan pada tabel A.1 dan tabel A.2
untuk larutan NaCl dan larutan NaOH dengan variasi konsentrasi 0,1 % , 0,08 %,
dan 0,06 %
Tabel A.1 Data hasil percobaan pengukuran konduktivitas larutan NaCl pada
berbagai variasi konsentrasi.
Konsentrasi NaCl (%) Konduktivitas (/)
0,1 1925
0,08 1496
0,06 1087

Tabel A.2 Data hasil percobaan pengukuran konduktivitas larutan NaOH pada
berbagai variasi konsentrasi.
Konsentrasi NaOH (%) Konduktivitas (/)
0,1 6679
0,08 4938
0,06 3600

Pekanbaru, 20 Oktober 2017


Asisten Praktikan

Hadi Ikrima Jane Nizar Rahman

Anda mungkin juga menyukai