Anda di halaman 1dari 27

Makalah Kimia Organik

Reaksi Pemutusan dan Pembentukan

Disusun oleh :

Adam M. Fadhan 1406552925

Faracitra Akuwalifah K. 1406607861

Fikri Averous 1406607792

Juli Ayu Ningtyas 1406531864

Osel Sakadewa 1406604600

Rafi Irzani 1406531605

Fakultas Teknik

Universitas Indonesia

2015
Abstrak
Secara umum, studi Teknik Kimia adalah penguasaan teknologi kimia untuk
mengolah bahan baku (awal) menjadi bahan jadi (Produk) secar efektif dan efisien dengan
sertamerta meningkatnya nilai tambah produk dan daya gunanya. Essensi proses
pengolahan tersebut pada prinsipnya adalah menyangkut fenomena dasar (berskala
mikro) ttg. perubahan secara fisis maupun perubahan secara kimiawi, yang selanjutnya
direkayasa menjadi teknologi yang dapat diterapkan dalam skala industri komersial. Oleh
karenanya pengetahuan reaksi kimia organik adalah penting untuk dipelajari di Teknik
Kimia, karena mempelajari konsep fenomena dasar yang melibatkan perubahan kimiawi
dengan terjadinya mekanisme reaksi dengan terbentuknya dan terputusnya ikatan kimia
melalui perubahan orbital elektron mengitari serta persahamannya pada ikatan antar atom.

Dalam menempuh studi Mata Kuliah Kimia organik, berbagai aspek yang perlu
dikuasai adalah Kemampuan mengidentifikasikan berbagai senyawa organik berdasarkan
tatanama IUPAC, struktur molekul, sifat fisika dan kimianya. Pengetahuan/logika
penjelasan tentang reaksi kimia organik melalui mekanisme reaksi serta penerapan kaidah
reaksi kimia secara umum khususnya dinamika/perilaku elektron melalui perubahan
orbital elektron antar atom. Melalui orbital elektron antar atom inilah sebenarnya terjadi
pembentukan/pemutusan ikatan kimia dan dilambangkan dengan garis pada
penggambaran struktur molekul.

Secara umum reaksi kimia terjadi karena peran penting sisi reaktivitas molekul
maupun ion yang telah diuraikan dengan dua kategori yakni elektrofilik dan nukleofilik
untuk memahami proses langkah-langkah jalannya reaksi secara detail dan logik.

Kemampuan memastikan spesi molekul yang dapat bertindak sebagai nukleofilik.


Spesi molekul tersebut mempunyai high electron density pada sisi aktifnya yang
ditandai dengan: a. Adanya Elektron pada ikatan , b. Adanya kutub bermuatan
negatif (-) pada ujung molekul c. Adanya pasangan elektron yang tak terpakai untuk
ikatan (unshared pair of electron). Spesi molekul reaktan yang bisa bertindak Nukleofilik
juga disebut dengan elektron donor. Sedangkan spesi molekul yang mampu bertindak
sebagai Elektrifilik dan bersifat electron-deficient site pada sisi aktif ditandai dengan : a.
Adanya kutub positif (+) pada ikatan ujungnya dan b. Mempunyai kemampuan menarik
electron secara kuat ( strong electron-withdrawing site). Elektrofilik juga disebut dengan
electron- acceptor.

Mengedepankan kemampuan analisis/penjelasan logik jalannya suatu reaksi berdasar


kaidah-kaidahnya, tidak hanya sekedar menghafal. Untuk itulah tugas setiap kelompok
anda utamanya adalah menguraikan/menganalisis setiap skema reaksi yang terjadi,
dengan pendekatan arah aliran elektron dan perubahan orbitalnya sehingga
terbentuk/terputus ikatan baru antar atom yang ditandai dengan tanda arah panah dalam
struktur molekul pada skema reaksi. Kelompok dan bahan tugas sesuai urut nomer di
kolom tabel berikut.

2
Soal 1 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi

SN2 Mechanism: Nucleophile attacks the back side of the electrophilic carbon, donating an
e- pair to form a new bond

Bila sebuah nukleofil menabrak sisi belakang suatu atom karbon tetrahedral yang terikat pada
sebuah halogen, dapat terjadi 2 peristiwa secara bersamaan.

1. Peristiwa petama adalah suatu ikatan baru mulai terbentuk.

2. Peristiwa kedua yaitu ikatan CX mulai patah. Proses ini disebut proses setahap atau
proses serempak (concerted). Jika energi potensial kedua spesi yang bertabrakan
cukup tinggi, tercapai suatu titik dimana, jika dilihat dari segi energi, pembentukan
ikatan baru dan pematahan ikatan CX lama mudah terjadi.

3. Ketika pereaksi dibuah menjadi produk, mereka harus melewati suatu keadaan-antara,
yang memiliki energi potensial tinggi, dibandingkan dengan energi pereaksi atau
produk. Keadaan ini disebut keadaan transisi (transition state) atau kompleks
teraktifkan (activated complex). Karena keadaan transisi melibatkan dua partikel (Nu -
dan RX), maka reaksi SN2 dikatakan bersifat bimolekular.

Suatu keadaan transisi dalam reaksi apa saja adalah penataan berenergi-energi dan sekilas
dari pereaksi ketika berubah menjadi produk. Suatu keadaan transisi tidak dapat diisolasi dan
disimpan dalam botol. Keadaan transisi hanyalah suatu pemerian dari molekul dalam
keadaan berubah.

3
Soal 2 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi

Tahap 1:Reaksi disosiasi spontan dari alkil bromida terjadi dalam waktu yang singkat dan
laju reaksi yang terbatas. Karena bromida memiliki keelektronegatifan yang lebih besar
daripada karbon, bromide lepas dari ikatan dan menjadi ion dan menghasilkan zat antara
yaitu alkil plus (karbokation) yang tidak stabil.

Tahap 2: Reaksi karbokation dengan nukleofil (H2O) menghasilkan produk awal yaitu suatu
alkohol berproton (protoned) yang bersifat elektrofilik

Tahap 3: Pada tahap 3, ion H+ lepas dari dalam alkohol berproton tadi masuk dalam ikatan
H2O membentuk H3O+ dalam suatu reaksi asam-basa yang cepat dan reversible dengan
pelarut. Elektron yang lepas dari H+ akan menuju ke O

4
Soal 3 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi

Tahap 1: Dengan bantuan pelarut polar, elektron dari ikatan CCl cenderung ke klorin
kemudian klorin lepas dari ikatan. Reaksi lambat ini menghasilkan karbokation transisi 3o
dan ion klorida. Meskipun tidak ditunjukkan dalam ,mekanisme diatas, ion klorida disolvasi
dan distabilkan oleh H2O yang bersifat nukleofilik.

Tahap 2: Molekul H2O yang berperan sebagai basa Lewis memberikan pasangan elektron
kepada karbokation yang bertindak sebagai asam Lewis. Hal ini membuat karbokation
memiliki 8 elektron (stabil). Hasil reaksi dari tahap kedua adalah ion tert-butiloxonium (tert-
butil alkohol berproton).

Tahap 3: Molekul H2O yang bertindak sebagai basa Brensted menerima proton dari ion tert-
butiloxonium dan menghasilkan H3O+. Hasil reaksi dari tahap 3 adalah tert-butil alkohol dan
ion hidronium

5
Soal 4 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi
The E2 Reaction Mechanism : A proton is transferred to base as leaving group begins to
depart, Transition state combines leaving of X and transfer of H, Product alkene forms
stereospecifically.

E2 merupakan reaksi eliminasi bimolekuler. Reaksi E2 hanya terdiri dari satu langkah
mekanisme dimana ikatan karbon-hidrogen dan karbon-halogen terputus membentuk ikatan
rangkap C=C. Reaksi E2 dilangsungkan oleh alkil halide primer dan sekunder. Reaksi ini
hampir sama dengan reaksi SN2. Reaksi E2 secara khusus menggunakan basa kuat untuk
menarik hydrogen asam dengan kuat.

Tahap 1: Ion etoxida dasar membuang proton dari karbon beta menggunakan pasangan
elektronnya untuk membentuk sebuah ikatan. Di waktu yang sama, pasangan elektron dari C-
H beta bergerak dan menjadi ikatan phi membentuk ikatan rangkap dua. Bromida terlepas
dengan elektron yang akan mengikatnya dengan karbon alfa.

Tahap 2: Ikatan parsial pada keadaan transisi meluas dari atom oksigen yang melepas
hydrogen beta kemudian ikatan karbon mulai membentuk ikatan rangkap untuk gugus
tinggal. Tekanan elektron dari basa menuju ke gugus pergi sebagai pasangan elektron yang
mengisi ikatan phi pada alkena.

Tahap 3:Pada tahap ini, ikatan rangkap sudah terbentuk secara sempurna dan memiliki
geometri planar trigonal pada tiap atom karbon. Produk sampingannya adalah molekul etanol
dan ion bromida.

6
Soal 5 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi

MEKANISME Reaksi E1

Tahap 1: Tahap ini identik dengan tahap pertama pada reaksi Sn1 yaitu ionisasi alkil halida.
Dengan bantuan pelarut polar (H2o), ion klorida lepas dengan pasangan elektron yang
mengikatnya dengan karbon. Tahap lambat ini membentuk karbokation 3o yang stabl dan ion
klorida. Ion klorida dilarutkan dan distabilkan dengan molekul air disekelilingnya.

Tahap 2: Basa merebut sebuah proton dari sebuah atom karbon yang terletak berdampingan
dengan karbon positif. Elektron ikatan sigma karon hydrogen bergeser kea rah muatan positif,
karbon itu mengalami rehibridasi dari keadaan sp3 ke keadaan sp2 dan membentuk sebuah
alkena dan ion hidronium

7
Soal 6 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi

Reaksi E2 lebih mudah terjadi saat konsentrasi basa kuat yang tinggi, dengan kata lain
konsentrasi nukleofil yang kuat, maka adanya kompetisi reaksi subtitusi oleh SN2
dengan eliminasi E2. Ketika nukleofil menyerang atom hydrogen, maka reaksi yang
terjadi adalah reaksi eliminasi. Ketika nukleofil menyerang atom carbon, maka reaksi
yang terjadi adalah reaksi substitusi.

Pada reaksi eliminasi, atom X- terlepas dari gugus dan H+ lepas dikarenakan
terjadinya deprotonasi. Selanjutnya nukleofil akan mengikat atom H+, menyisakan
gugug C=C dan halogen.

Pada reaksi subtitusi SN2, saat atom halogen lepas, C2H5 pada nukleofil akan akan
masuk ke dalam gugus dan halide akan lepas. Pada reaksi, biasanya akan terbentuk
NaBr. Ketika substratnya adalah halida primer dan basanya merupakan ion etoksida,
subtitusi sangat mudah terjadi dikarenakan basa dapat dengan mudah mendekati
karbon pada gugus.

8
Soal 7 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi

Reaksi SN2:

Reaksi SN2 merupakan reaksi substitusi nukleofilik bimolekular. Reaksi ini berlangsung
antara nukleofilik (spesi kaya elektron) dan elektrofilik (spesi defisit elektron). Elektrofilik
yang menjadi sasaran adalah karbon yang berikatan dengan halogen (karena adanya
perbedaan momen dipol dan keelektronegatifan, C menjadi spesi yang sangat kekurangan
elektron). Pada kasus diatas, substansi yang disubstitusi adalah karbon sekunder, sehingga
saat nukleofilik mendekati C akan mengalami sedikit halangan sterik.

Nukleofilik mendekati alkil halida dari sudut 180o dari ikatan C-Br. Nukleofilik akan
memberikan kelebihan elektronnya kepada C yang defisit elektron. Namun untuk tetap
memenuhi kaidah octet, C harus mentransfer elektronnya kepada halogen (dilambangkan X)
yang akan menyebabkan halogen tersebut lepas dari karbon dalam bentuk ion.

Terbentuknya ikatan C-nukleofilik terjadi bersamaan dengan terlepasnya ikatan C-Br.


Pada kondisi transisi, terdapat ikatan C-nukleofil yang setengah terbentuk dan ikatan C-Br
yang setengah terurai (ditandai dengan garis putus-putus). Apabila ditinjau dari aspek
geometri, bentuk molekul berubah dari tetrahedral menjadi trigonal bipiramid.

Reaksi E2:

Reaksi E2 merupakan reaksi eliminasi bimolecular. Berbeda dengan SN2, pada reaksi E2,
nukleofilik akan menyerang atom hidrogen yang elektrofilik. Nukleofilik (dalam hal ini basa)
akan menarik proton dari H hingga terlepas dari karbon pengikatnya.

9
Elektron yang ditinggalkan oleh H akan memicu terbentuknya ikatan ( antara 2 karbon
yang akan mendorong terjadinya aliran elektron dari C ke halogen (dilambangkan X). Aliran
elektron ini akan membuat halogen lepas dari C menjadi ion halogen.

Elektron bebas yang ditinggalkan X akan menyempurnakan pembentukan ikatan ( antara


C-C. Hidrogen yang terlepas akan membentuk senyawa baru dengan basa.

Agar dapat berlangsung, E2 membutuhkan basa yang kuat sebagai nukleofiliknya, karena
pada dasarnya, reaksi SN2 dan E2 akan saling bersaing. Apabila basa yang digunakan cukup
kuat, maka reaksi dominan yang akan terjadi adalah reaksi E2. Sebaliknya, apabila basanya
lemah, maka reaksi yang mendominasi adalah SN2. Pada contoh diatas, basa yang digunakan
adalah CH3CH2O- yang merupakan basa kuat, sehingga E2 mendominasi reaksi.

Soal 8 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi

NUCLEOPHILIC ADDITION TO THE CARBONYL GROUP

- OH
O O +
- H Nu
Nu Nu
R R1
R R1 R R1

+ H Nu- H
O +
O O
H
+
C
R R1 R R1 R R1
Activation of the carbonyl group

Adisi nukleofilik pada gugus karbonil bisa berlangsung dengan 2 cara, yakni adisi nukleofilik
langsung atau dengan aktivasi gugus karbonil. Nukleofilik adalah spesi kaya elektron, yang
akan menyerang substansi dengan kandungan elektron yang sedikit. Pada kasus ini, karbon
pada gugus karbonil adalah sasaran bagi masuknya nukleofilik.

Adisi nukleofilik langsung:

1. Ikatan rangkap C-O bersifat sangat polar. Karbon yang sedikit positif akan diserang
oleh nukleofil yang kaya elektron.

2. Terjadi perpindahan elektron dari karbon ke oksigen sehingga menyebabkan O


bersifat negatif. Sifat kenegatifan ini membuat O memiliki kapasitas sebagai
nukleofil.

10
3. O yang bermuatan negatif akan menarik ion H dari sekelilingnya (misalkan H yang
terkandung dalam pelarutnya) dan membentuk ikatan hidroksida. Hasil akhir reaksi
ini adalah alkohol netral.

Aktivasi gugus karbonil

1. O yang memiliki pasangan elektron bebas dapat dianggap sebagai basa Lewis. Apabila
oksigen mendonorkan elektronnya kepada asam Lewis (dalam hal ini ion H+), maka
akan membentuk karbonil bermuatan positif.

2. Karbonil yang bermuatan positif akan lebih mudah menarik nukleofilik, sehingga
gugus karbonil dianggap telah terakivasi.

3. Karbon akan menyumbangkan elektonnya kepada O agar O menjadi netral. Proses ini
juga mengakibatkan lepasnya ikatan (

4. Karbon yang bermuatan positif akan menjadi sasaran penyerangan nukleofilik,


sehingga terjadilah adisi nukleofilik. Produk akhir yang dihasilkan sama dengan cara
pertama, yakni sebuah alkohol netral.

11
Soal 9 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi

NUCLEOPHILIC ADDITION TO THE CARBONYL GROUP

H3O+ Protonation by addition of acid


in a separate step yields the final
product.

O O
CH3CCH2COEt + OH2

Reaksi ini disebut dengan Reaksi Kondensasi Claisen. Reaksi ini analog dengan reaksi
kondensasi aldol. Kondensasi Claisen melibatkan reaksi antara ester enolat dengan molekul
ester lainnya yang akan menghasilkan (-ketoester.

Tahapan:

Terjadi aliran electron dari C pada ion ester enolat ke O pada molekul ester kedua,
menghasilkan alkoksida intermediet tetrahedral.

Karena ketidakstabilannya, kelebihan electron pada O akan disalurkan pada C, yang


akan disalurkan pada ion etoksida hingga terlepas dari alkoksida tersebut. Lepasnya ion
etoksida menghasilkan senyawa karbonil baru, yaitu etil asetoasetat. Pada tahap ini,
atom C karbonil kembali membentuk ikatan rangkap dengan O pada gugus karbonil
tersebut.

Ion etoksida yang sudah terlepas (bersifat nukleofilik) akan menarik suatu atom H dari
etil asetoasetat sehingga terjadi deprotonasi etil asetoasetat.

Penambahan asam pada langkah terpisah akan menyebabkan protonasi yang


menghasilkan produk akhir berupa (-ketoester.

12
Soal 10 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi
O OH
OR2
R2OH, H+ or OH- R2OH, H+
OR2
OR2
R R1 R R1 R R
hemiacetal acetal 1
Stable at neutral conditions Stable at neutral and alkaline conditions

+ H
OH HO R2 OH
+
O

R R R2
R1 R1
+
H
O OH

H OR2

R R1 O R2 R R1
-
O hemiacetal
-
O R2 OR2

R R1

ACETALS AND THEIR USE IN SYNTHESIS

Reaksi asam/basa. Karena hanya ada nukleofil lemah, perlu diaktifkan karbonil
dengan memprotonasi O.

Nukleofil O dalam alkohol menyerang elektofil C dalam ikatan C=O, memutuskan


ikatan phi dan memberikan elektron ke O yang positif.

Reaksi asam/basa. Deprotonasi ion oxonium menetralkan muatan yang


selanjutnya menghasilkan hemiacetal. Setelah itu mensubtitusi OH dengan OR.

Reaksi asam/basa. Untuk menyebabkan OH meninggalkan zat harus dilakukan


protonasi agar menjadi leaving group yang lebih baik.

Dengan elektron dari O yang lain, lepasnya leaving group dapat terjadi.

Sekarang menjadi keton yang terprotonasi. Nukleofil O dari alkohol menyerang


elektrofil C dan elektron ikatan phi pindah untuk menetralkan muatan dari O
positif.

Reaksi asam / basa. Deprotonasi oxonium alkohol menetralkan muatan dan


menghasilkan produk berupas asetal dan membentuk kembali katalis asam.

13
Soal 11. Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi

Reaksi eliminasi pada reaksi dehidrasi alkohol

1. Reaksi eleminasi adalah pelepasan dua subsituen dari sebuah molekul yang
merupakan kebalikan dari reaksi adisi. Reaksi dehidrasi adalah reaksi yang
melibatkan pelepasan air dari molekul yang bereaksi, dan reaksi kebalikannya adalah
reaksi hidrasi. Reaksi dehidrasi ini sangat beruguna dalam pembuatan alkena dan
alkuna. Reaksi yang digunakan merupaka tipe reaksi eleminasi.

2. Untuk memperoleh alkena terdapat mekanisme reaksi eleminasi yang tersiri dari satu
atau dua langkah mekanisme yang dilambangkan dengan E1 dan E2. Huruf E berarti
elemination dan E1 serta E2 menyatakan kinetika reaksi bimolekular dan
unimolekular.

3. E1 terdiri dari dua langkah, yaitu ionisasi dan deprotonisasi. Ionisasi adalah putusnya
ikatan dan membentuk intermediate karbokation, reaksi ini berlangsung lambat.
Sementara itu, deprotonation adalah menambahkan kembali protonnya. Pada reaksi
pertama, alkohol dan air mengalami ionisasi yang menghasilkan C dengan muatan
positif. Kemudian terdeprotonasi oleh air menjadi alkena sebagai produk utama.

14
4. Reaksi menunjukan mekanisme ionisasi pada langkah E1 yang berlangsung lambat.
Atom H berpindah ke C untuk memperoleh kestabilan di C saat OH lepas membentuk
H2O

5. Kemudian pada penambahan H2SO4 mekanisme reaksi yang berlangsung adalah


reaksi eleminasi bimolekuler atau E2. Ikatan karbon-hidrogen dan karbon-oksigen
terptus membentuk ikatan rangkap C=C sehingga langsung menghasilkan senyawa
alkena seperti reaksi mekanisme sebagi berikut:

Soal 12 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi

Elimination Reactions of Alcohols

Alkohol sebagai basa


Alkohol bersifat amfoterik; yaitu dapat berperan sebagai asam atau basa. Pasangan
elektron bebas pada oksigen membuat gugus OH menjadi basa lemah. Oksigen dapat
memberikan dua elektron kepada proton yang kekurangan elektron. Oleh karena itu,
dengan adanya asam kuat, R-OH berperaan sebagai basa dan terprotonasi menjadi ion
alkiloksonium +OH2 yang sangat asam (Nilai pKa dari alkohol tersier yang
terprotonasi dapat bernilai sampai -3,8). Karekteristik yang mendasar inilah yang
sangat penting untuk reaksi dehidrasi alkohol dengan asam untuk membentuk alkena.

15
Alkohol sekunder dan tersier terdehidrasi melalui mekanisme E1
Serupa dengan reaksi di atas, gugus OH sekunder dan tersier terprotonasi
membentuk alkiloksonium. Namun, dalam kasus ini, pertama ion pergi lepas
karbokation sebagai reaksi intermediet. Molekul air (yang lebih basa dari ion HSO4-)
kemudian memisahkan proton dari karbon terdekat, membentuk ikatan rangkap.
Perhatikan mekanisme di bawah ini bahwa alkena terbentuk berdasarkan proton yang
terpisahkan: panah merah menunjukkan pembentukan 2-butena yang lebih
tersubstitusi, sedangkan panah biru menunjukkan pembentukan 1-butena yang kurang
tersubstitusi. Ingat kembali aturan umum bahwa alkena yang tersubstitusi lebih stabil
dibandingkan degan yang kurang tersubstitusi, dan alkena trans lebih stabil
dibandingkan dengan alkena cis. Oleh karena itu, hasil diastereomer trans dari 2-
butena paling banyak.

Reaksi dehidrasi alkohol sekunder

Ketika alkena yang dihasilkan lebih dari satu jenis, hasil yang lebih disukai adalah alkena
yang lebih stabil secara termodinamikal. Alkena yang lebih tersubstitusi lebih disukai
dibandingkan dengan yang kurang tersubstitusi; dan alkena yang tersubstitusi trans lebih
disukai dibandingkan cis.

16
Ikatan C=C tidak dapat berotasi secara bebas, alkena yang tersubstitusi cis kurang stabil
dibandingkan dengan alkena yang tersubstitusi trans karena hindaran sterik (interferensi
spasial) diantara dua substisuen pada sisi yang sama dari ikatan rangkap (seperti yang
terlihat dalam hasil cis pada gambar di atas). Alkena yang tersubstitusi trans mengurangi
efek interferensi spasial ini dengan cara memishkan dua substituen pada tiap sisi ikatan
rangkap.

Panas dari hidrogenasi isomer alkena yang tersubstitusi secara berbeda paling rendah
untuk alkena yang lebih tersubstitusi, dengan demikian lebih stabil dari alkena yang
kurang tersubstitusi dan karena itulah hasil mayoritas dari reaksi eliminasi. Hal ini terjadi
karena pada alkena yang lebih tersubstitusi, orbital p dari ikatan pi lebih stabil dengan
berdekatan dengan substituen alkil, fenomena yang serupa dengan hiperkonjugasi.

Pergantian hidrid dan alkil


Karena pada reaksi dehidrasi alkohol terdapat intermediet karbokation, pergantian hidrid
atau alkil dapat terjadi yang mana memindahkan karbokation ke dalam posisi yang lebih
stabil. Produk yang terdehidrasi adalah campuran dari alkena, dengan atau tanpa penataan
ulang karbokation. Kation tersier lebih stabil dibandingkan dengan kation sekunder, yang
kemudian lebih stabil dari kation primer karena fenomena hiperkonjugasi, yang mana
interaksi antara orbital karbon tetangga yang terisi dan satu demi satu mengisi orbital p
dalam karbokation dan menstabilkan muatan positif pada karbokation.

Pada pergantian hidrid, hidrogen sekunder atau tersier dari karbon setelah karbokation
utama mengambil kedua elektron ke sisi kation, bertukar posisi dengan karbokation dan
membuatnya menjadi kation sekunder atau tersier yang lebih stabil.

Ketika tidak ada hidrid yang tersedia untuk pergantian hidrid, gugus alkil dapat
mengambil elektron yang berikatan dan berganti posisi dengan kation yang terdekat.
Proses ini disebut pergantian alkil.

17
Soal 13 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi

NUCLEOPHILIC ADDITION TO THE CARBONYL GROUP

- OH
O O +
- H Nu
Nu Nu
R R1
R R1 R R1

+ H Nu- H
O +
O O
H
+
C
R R1 R R1 R R1
Activation of the carbonyl group
[Sama dengan nomor 8]

Soal 14--- Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi

-ALDOL REACTION

occurs between two aldehyde or ketone molecules with a catalytic base


reaction can occur between two components that have alpha hydrogens
reversible condensation reaction
two highlights: enolate formation and nucleophilic attack at a carbonyl carbon
Aldol products are: alpha--unsaturated aldehydes/ketones and -hydroxy
aldehydes/ketones
Mechanism of the Aldol Reaction

Base removes an
O
acidic alpha hydrogen HO:
from one aldehyde
molecule, yielding H C
a resonance-
stabilized eno-
late ion.
C
H
H H

18
Mekanisme Aldol Reaction

Terjadi antara 2 molekul aldehid dan keton dengan katalis basa

Reaksi terjadi di antara 2 komponen yang memiliki hidrogen alfa

Reaksi kondensasi reversible

Formasi enolat dan nukleofilik menyerang kabon karbonil

Dalam bentuk yang biasa, ia melibatkan adisi nukleofilik sebuah enolat keton ke
sebuah aldehida, membentuk -hidroksi keton, atau sebuah "aldol" (aldehida + alkohol).

Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Reaksi asam dengan basa. Hidroksida Berfungi sebagai basa dan menghilangkan
asam alfa-hydrogen menghasilkan Enolat yang reaktif.

2. Enolat neuklofilik menyerang C karbonil yang elektrofilik dalam Proses adisi


neuklofilik, sehingga menghasilkan alkoksida intermediate.

3. Reaksi asam basa. Alkoksida mendeprotonasi sebuah molekul air, Menghasilkan


hidroksida dan -hidroksialdehid atau disebut juga aldol product.

Base removes an
O
acidic alpha hydrogen HO: STEP 1
from one aldehyde
molecule, yielding H C
a resonance-
stabilized eno-
late ion.
C
H
H H

STEP 2

STEP 3

19
Soal 15 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi

Aldol Condensation

Condensation = when 2 molecules combine and give off H2O


It is base catalyzed
O
O O - OH O
OH , H2O H C
+ H3C CH CH2 C H H
C C o C C
H CH3 H CH3 5 C
H3C H
acetaldehyde 3-hydroxybutanal
-unsaturated aldehyde
trans-2-butenal
Mechanism

Enolate formation is the initial step


Nucleophilic carbon of the enolate attacks the carbonyl of the second aldehyde
H OH
O
O O O
- C OH
C OH H CH3 C
C H CH2 C CH3
H CH2 H H CH2
H
Enolate
Aldol
small concentration

The reaction can be stopped at this point at low temperature


At higher temperature, dehydration follows

O O O
OH OH
C C -H2O C
H CH C CH3 H CH C CH3 H CH CH CH3
-
OH
H H H -unsaturated aldehyde

This is the first example of carbonylcarbonyl addition

Low temperature example:

O O CH3 OH CH3 O
-
OH , H2O
CH3CHCH + CH3CHCH o
CH3CH C C CH
5 C
CH3 CH3 H CH3

High temperature example


H
H
K2CO3, H2O,
H
O H

O
O
20 -unsaturated aldehyde
O O CH3 OH CH3 O
-
OH , H2O
CH3CHCH + CH3CHCH o
CH3CH C C CH
5 C
CH3 CH3 H CH3

Kondensasi Aldol

O
O O - OH O
OH , H2O H C
+ H3C CH CH2 C H H
C C o C C
H CH3 H CH3 5 C
H3C H
acetaldehyde 3-hydroxybutanal
-unsaturated aldehyde
trans-2-butenal

H OH
O
O O O
- C OH
C OH H CH3 C
C H CH2 C CH3
H CH2 H H CH2
H
Enolate
Aldol
small concentration

Peristiwa kondensasi adalah peristiwa reaksi antara 2 molekul yang melepaskan


molekul air. Reaksi ini menggunakan katalis basa. Reaksi diawali dengan formasi
enolat. Karbon Nukleofilik dari enolat menyerang karboni pada aldehid yang kedua
(Mekanisme 14). Reaksi dapat berhenti saat berada dalam temperatur rendah. Pada
temperatur tinggi, diikuti dengan dehidrasi

Temperatur Rendah

Temperatur Tinggi

Reaksi pertama dehidrasi produk aldol adalah reaksi asam basa. Hidroksida berfungsi
sebagai basa menghilangkan asam -hidrogen sehingga menghasilkan enolat yang
bersifat reaktif. Langkah selanjutnya, elektron yang berkaitan dengan muatan negatif

21
dari enolat digunakan untuk membentuk ikatan rangkap karbon C=C. Regenerasi
hidroksida menghasilkan aldehid konjugasi.

Soal 16 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi

Free Radical Polymerization: Initiation

Initiation - a few radicals are generated by the reaction of a molecule that readily
forms radicals from a nonradical molecule

A bond is broken homolytically

Polymerization: Propagation

Radical from intiation adds to alkene to generate alkene derived radical

This radical adds to another alkene, and so on many times

Polymerization: Termination

Chain propagation ends when two radical chains combine

Not controlled specifically but affected by reactivity and concentration

Tahap 1 ? Tahap 2 ?? Tahap 3 ?? Tahap 4 ??

Tahap 5 ?? Tahap 6 ?? Tahap 7 ??

22
Mekanisme 16

Tahap 1 Inisiasi Tahap 2 Inisiasi Tahap 3 Propagasi Tahap 4 Propagasi

Tahap 5 Propagasi Tahap 6 Propagasi Tahap 7 Propagasi

Tahapan pertama adalah tahap inisiasi. Pada tahap ini sebuah radikal bebas terbentuk karena
adanya reaksi adisi. Pada gambar terlihat bahwa pergerakan elektron dari bagian belakang
panah ke ujung depan panah.

Tahapan selanjutnya adalah tahap propagasi. Saat sebuah radikal bebas dihasilkan, ia dapat
bereaksi dengan molekul yang stabil untuk membuat radikal bebas baru. Radikal bebas
tersebut akan bereaksi dan menghasilkan lebih banyak radikal bebas, dan seterusnya. Tahap
propagasi ini tidak akan pernah berhenti, membentuk senyawa radikal bebas baru, kecuali
jika ada tahap terminasi (pemberhentian).

Terminasi terjadi dengan dua cara, yaitu:

Kombinasi: terjadi saat pembentukan polimer terhenti oleh elektron bebas (yang
berasal dari dua rantai yang masih berkembang) bergabung untuk membentuk sebuah
rantai.

Disporposinasi: penghentian propagasi saat sebuah radikal bebas melepas secara


paksa atom hidrogen dari rantai yang aktif. Sebuah ikatan karbon rangkap (C=C)
akan mengambil tempat dari hidrogen yang telah hilang tersebut.

23
Soal 17 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi

24
Mekanisme 17

Reaksi dari metanol dengan aldehid/keton memiliki dua kemungkinan tempat terjadinya
reaksi. Yang pertama adalah ikatan phi C-O dan yang kedua adalah ikatan C-R.

25
Di dalam kedua kemungkinan reaksi ini, kedua produk yang dihasilkan memiliki muatan
positif dan negatif. Dalam kedua produk yang dihasilkan, muatan positif berada pada oksigen
dari gugus metoksi sehingga keduanya berada dalam tingkat energi yang sama. Namun,
muatan negatif dari kedua produk berada pada atom yang berbeda. Dalam reaksi pertama,
muatan negatif produk berada pada oksigen, sementara pada reaksi kedua, muatan negatif
produk berada pada karbon/hidrogen (di grup R). Berdasarkan elektronegativitas, tingkat
elektronegativitas oksigen lebih besar daripada hidrogen ataupun karbon. Oleh karena
affinitas elektron dari oksigen, reaksi pertama jauh lebih mungkin untuk terjadi dibandingkan
dengan reaksi kedua.

Terakhir, terdapat reaksi transfer proton dimana proton pada oksigen yang bermuatan positif
hilang dan satu (proton?) diperoleh untuk oksigen bermuatan negatif.

Ket:
Tingkat elektronegativitas:

Oksigen: 3,44

Karbon: 2,55

Hidrogen: 2,20

Adapun reaksi pertama tersebut adalah reaksi pembentukan hemiasetal, (seperti gambar di
bawah ini)

26
DAFTAR PUSTAKA

Atkins, Robert C., dan Carey, Francis A., Organic Chemistry, 3nd edition, O Brief

Course, Mc Graw Hill.

Daley, Richard F. dan Sally J. Daley, 2001. Organic Chemistry. John Wiley & Sons Inc. New

York

Fessenden, Ralp J., Fessenden, Joan S., (1986), Kimia Organik, Jilid 1 dan 2, edisi

3, Penerbit Erlangga.

McMurry, J & R. C. Fay (2003) Chemistry (fourth edition). New York : Pearson Prentice
Hall

Ch21: Claisen condensation. 2015. Ch21: Claisen condensation. [ONLINE] Available


at:http://www.chem.ucalgary.ca/courses/351/Carey5th/Ch21/ch21-3-1.html. [Accessed 31
May 2015].

CO10. Activation of Carbonyls - Chemwiki. 2015. CO10. Activation of Carbonyls -


Chemwiki. [ONLINE] Available
at:http://chemwiki.ucdavis.edu/Organic_Chemistry/Reactions/Addition_Reactions/Addition_t
o_Carbonyls/CO10._Activation_of_Carbonyls. [Accessed 31 May 2015].

E2 Reaction Mechanism. 2015. E2 Reaction Mechanism. [ONLINE] Available


at: http://www.chemhelper.com/e2.html. [Accessed 31 May 2015].

nucleophilic addition - carbonyl compounds and hydrogen cyanide. 2015.nucleophilic


addition - carbonyl compounds and hydrogen cyanide. [ONLINE] Available
at:http://www.chemguide.co.uk/mechanisms/nucadd/hcn.html. [Accessed 31 May 2015].

The SN2 Mechanism Master Organic Chemistry. 2015. The SN2 Mechanism Master
Organic Chemistry. [ONLINE] Available
at:http://www.masterorganicchemistry.com/2012/07/04/the-sn2-mechanism/. [Accessed 31
May 2015].

27

Anda mungkin juga menyukai