Disusun oleh :
Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
2015
Abstrak
Secara umum, studi Teknik Kimia adalah penguasaan teknologi kimia untuk
mengolah bahan baku (awal) menjadi bahan jadi (Produk) secar efektif dan efisien dengan
sertamerta meningkatnya nilai tambah produk dan daya gunanya. Essensi proses
pengolahan tersebut pada prinsipnya adalah menyangkut fenomena dasar (berskala
mikro) ttg. perubahan secara fisis maupun perubahan secara kimiawi, yang selanjutnya
direkayasa menjadi teknologi yang dapat diterapkan dalam skala industri komersial. Oleh
karenanya pengetahuan reaksi kimia organik adalah penting untuk dipelajari di Teknik
Kimia, karena mempelajari konsep fenomena dasar yang melibatkan perubahan kimiawi
dengan terjadinya mekanisme reaksi dengan terbentuknya dan terputusnya ikatan kimia
melalui perubahan orbital elektron mengitari serta persahamannya pada ikatan antar atom.
Dalam menempuh studi Mata Kuliah Kimia organik, berbagai aspek yang perlu
dikuasai adalah Kemampuan mengidentifikasikan berbagai senyawa organik berdasarkan
tatanama IUPAC, struktur molekul, sifat fisika dan kimianya. Pengetahuan/logika
penjelasan tentang reaksi kimia organik melalui mekanisme reaksi serta penerapan kaidah
reaksi kimia secara umum khususnya dinamika/perilaku elektron melalui perubahan
orbital elektron antar atom. Melalui orbital elektron antar atom inilah sebenarnya terjadi
pembentukan/pemutusan ikatan kimia dan dilambangkan dengan garis pada
penggambaran struktur molekul.
Secara umum reaksi kimia terjadi karena peran penting sisi reaktivitas molekul
maupun ion yang telah diuraikan dengan dua kategori yakni elektrofilik dan nukleofilik
untuk memahami proses langkah-langkah jalannya reaksi secara detail dan logik.
2
Soal 1 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi
SN2 Mechanism: Nucleophile attacks the back side of the electrophilic carbon, donating an
e- pair to form a new bond
Bila sebuah nukleofil menabrak sisi belakang suatu atom karbon tetrahedral yang terikat pada
sebuah halogen, dapat terjadi 2 peristiwa secara bersamaan.
2. Peristiwa kedua yaitu ikatan CX mulai patah. Proses ini disebut proses setahap atau
proses serempak (concerted). Jika energi potensial kedua spesi yang bertabrakan
cukup tinggi, tercapai suatu titik dimana, jika dilihat dari segi energi, pembentukan
ikatan baru dan pematahan ikatan CX lama mudah terjadi.
3. Ketika pereaksi dibuah menjadi produk, mereka harus melewati suatu keadaan-antara,
yang memiliki energi potensial tinggi, dibandingkan dengan energi pereaksi atau
produk. Keadaan ini disebut keadaan transisi (transition state) atau kompleks
teraktifkan (activated complex). Karena keadaan transisi melibatkan dua partikel (Nu -
dan RX), maka reaksi SN2 dikatakan bersifat bimolekular.
Suatu keadaan transisi dalam reaksi apa saja adalah penataan berenergi-energi dan sekilas
dari pereaksi ketika berubah menjadi produk. Suatu keadaan transisi tidak dapat diisolasi dan
disimpan dalam botol. Keadaan transisi hanyalah suatu pemerian dari molekul dalam
keadaan berubah.
3
Soal 2 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi
Tahap 1:Reaksi disosiasi spontan dari alkil bromida terjadi dalam waktu yang singkat dan
laju reaksi yang terbatas. Karena bromida memiliki keelektronegatifan yang lebih besar
daripada karbon, bromide lepas dari ikatan dan menjadi ion dan menghasilkan zat antara
yaitu alkil plus (karbokation) yang tidak stabil.
Tahap 2: Reaksi karbokation dengan nukleofil (H2O) menghasilkan produk awal yaitu suatu
alkohol berproton (protoned) yang bersifat elektrofilik
Tahap 3: Pada tahap 3, ion H+ lepas dari dalam alkohol berproton tadi masuk dalam ikatan
H2O membentuk H3O+ dalam suatu reaksi asam-basa yang cepat dan reversible dengan
pelarut. Elektron yang lepas dari H+ akan menuju ke O
4
Soal 3 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi
Tahap 1: Dengan bantuan pelarut polar, elektron dari ikatan CCl cenderung ke klorin
kemudian klorin lepas dari ikatan. Reaksi lambat ini menghasilkan karbokation transisi 3o
dan ion klorida. Meskipun tidak ditunjukkan dalam ,mekanisme diatas, ion klorida disolvasi
dan distabilkan oleh H2O yang bersifat nukleofilik.
Tahap 2: Molekul H2O yang berperan sebagai basa Lewis memberikan pasangan elektron
kepada karbokation yang bertindak sebagai asam Lewis. Hal ini membuat karbokation
memiliki 8 elektron (stabil). Hasil reaksi dari tahap kedua adalah ion tert-butiloxonium (tert-
butil alkohol berproton).
Tahap 3: Molekul H2O yang bertindak sebagai basa Brensted menerima proton dari ion tert-
butiloxonium dan menghasilkan H3O+. Hasil reaksi dari tahap 3 adalah tert-butil alkohol dan
ion hidronium
5
Soal 4 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi
The E2 Reaction Mechanism : A proton is transferred to base as leaving group begins to
depart, Transition state combines leaving of X and transfer of H, Product alkene forms
stereospecifically.
E2 merupakan reaksi eliminasi bimolekuler. Reaksi E2 hanya terdiri dari satu langkah
mekanisme dimana ikatan karbon-hidrogen dan karbon-halogen terputus membentuk ikatan
rangkap C=C. Reaksi E2 dilangsungkan oleh alkil halide primer dan sekunder. Reaksi ini
hampir sama dengan reaksi SN2. Reaksi E2 secara khusus menggunakan basa kuat untuk
menarik hydrogen asam dengan kuat.
Tahap 1: Ion etoxida dasar membuang proton dari karbon beta menggunakan pasangan
elektronnya untuk membentuk sebuah ikatan. Di waktu yang sama, pasangan elektron dari C-
H beta bergerak dan menjadi ikatan phi membentuk ikatan rangkap dua. Bromida terlepas
dengan elektron yang akan mengikatnya dengan karbon alfa.
Tahap 2: Ikatan parsial pada keadaan transisi meluas dari atom oksigen yang melepas
hydrogen beta kemudian ikatan karbon mulai membentuk ikatan rangkap untuk gugus
tinggal. Tekanan elektron dari basa menuju ke gugus pergi sebagai pasangan elektron yang
mengisi ikatan phi pada alkena.
Tahap 3:Pada tahap ini, ikatan rangkap sudah terbentuk secara sempurna dan memiliki
geometri planar trigonal pada tiap atom karbon. Produk sampingannya adalah molekul etanol
dan ion bromida.
6
Soal 5 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi
MEKANISME Reaksi E1
Tahap 1: Tahap ini identik dengan tahap pertama pada reaksi Sn1 yaitu ionisasi alkil halida.
Dengan bantuan pelarut polar (H2o), ion klorida lepas dengan pasangan elektron yang
mengikatnya dengan karbon. Tahap lambat ini membentuk karbokation 3o yang stabl dan ion
klorida. Ion klorida dilarutkan dan distabilkan dengan molekul air disekelilingnya.
Tahap 2: Basa merebut sebuah proton dari sebuah atom karbon yang terletak berdampingan
dengan karbon positif. Elektron ikatan sigma karon hydrogen bergeser kea rah muatan positif,
karbon itu mengalami rehibridasi dari keadaan sp3 ke keadaan sp2 dan membentuk sebuah
alkena dan ion hidronium
7
Soal 6 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi
Reaksi E2 lebih mudah terjadi saat konsentrasi basa kuat yang tinggi, dengan kata lain
konsentrasi nukleofil yang kuat, maka adanya kompetisi reaksi subtitusi oleh SN2
dengan eliminasi E2. Ketika nukleofil menyerang atom hydrogen, maka reaksi yang
terjadi adalah reaksi eliminasi. Ketika nukleofil menyerang atom carbon, maka reaksi
yang terjadi adalah reaksi substitusi.
Pada reaksi eliminasi, atom X- terlepas dari gugus dan H+ lepas dikarenakan
terjadinya deprotonasi. Selanjutnya nukleofil akan mengikat atom H+, menyisakan
gugug C=C dan halogen.
Pada reaksi subtitusi SN2, saat atom halogen lepas, C2H5 pada nukleofil akan akan
masuk ke dalam gugus dan halide akan lepas. Pada reaksi, biasanya akan terbentuk
NaBr. Ketika substratnya adalah halida primer dan basanya merupakan ion etoksida,
subtitusi sangat mudah terjadi dikarenakan basa dapat dengan mudah mendekati
karbon pada gugus.
8
Soal 7 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi
Reaksi SN2:
Reaksi SN2 merupakan reaksi substitusi nukleofilik bimolekular. Reaksi ini berlangsung
antara nukleofilik (spesi kaya elektron) dan elektrofilik (spesi defisit elektron). Elektrofilik
yang menjadi sasaran adalah karbon yang berikatan dengan halogen (karena adanya
perbedaan momen dipol dan keelektronegatifan, C menjadi spesi yang sangat kekurangan
elektron). Pada kasus diatas, substansi yang disubstitusi adalah karbon sekunder, sehingga
saat nukleofilik mendekati C akan mengalami sedikit halangan sterik.
Nukleofilik mendekati alkil halida dari sudut 180o dari ikatan C-Br. Nukleofilik akan
memberikan kelebihan elektronnya kepada C yang defisit elektron. Namun untuk tetap
memenuhi kaidah octet, C harus mentransfer elektronnya kepada halogen (dilambangkan X)
yang akan menyebabkan halogen tersebut lepas dari karbon dalam bentuk ion.
Reaksi E2:
Reaksi E2 merupakan reaksi eliminasi bimolecular. Berbeda dengan SN2, pada reaksi E2,
nukleofilik akan menyerang atom hidrogen yang elektrofilik. Nukleofilik (dalam hal ini basa)
akan menarik proton dari H hingga terlepas dari karbon pengikatnya.
9
Elektron yang ditinggalkan oleh H akan memicu terbentuknya ikatan ( antara 2 karbon
yang akan mendorong terjadinya aliran elektron dari C ke halogen (dilambangkan X). Aliran
elektron ini akan membuat halogen lepas dari C menjadi ion halogen.
Agar dapat berlangsung, E2 membutuhkan basa yang kuat sebagai nukleofiliknya, karena
pada dasarnya, reaksi SN2 dan E2 akan saling bersaing. Apabila basa yang digunakan cukup
kuat, maka reaksi dominan yang akan terjadi adalah reaksi E2. Sebaliknya, apabila basanya
lemah, maka reaksi yang mendominasi adalah SN2. Pada contoh diatas, basa yang digunakan
adalah CH3CH2O- yang merupakan basa kuat, sehingga E2 mendominasi reaksi.
Soal 8 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi
- OH
O O +
- H Nu
Nu Nu
R R1
R R1 R R1
+ H Nu- H
O +
O O
H
+
C
R R1 R R1 R R1
Activation of the carbonyl group
Adisi nukleofilik pada gugus karbonil bisa berlangsung dengan 2 cara, yakni adisi nukleofilik
langsung atau dengan aktivasi gugus karbonil. Nukleofilik adalah spesi kaya elektron, yang
akan menyerang substansi dengan kandungan elektron yang sedikit. Pada kasus ini, karbon
pada gugus karbonil adalah sasaran bagi masuknya nukleofilik.
1. Ikatan rangkap C-O bersifat sangat polar. Karbon yang sedikit positif akan diserang
oleh nukleofil yang kaya elektron.
10
3. O yang bermuatan negatif akan menarik ion H dari sekelilingnya (misalkan H yang
terkandung dalam pelarutnya) dan membentuk ikatan hidroksida. Hasil akhir reaksi
ini adalah alkohol netral.
1. O yang memiliki pasangan elektron bebas dapat dianggap sebagai basa Lewis. Apabila
oksigen mendonorkan elektronnya kepada asam Lewis (dalam hal ini ion H+), maka
akan membentuk karbonil bermuatan positif.
2. Karbonil yang bermuatan positif akan lebih mudah menarik nukleofilik, sehingga
gugus karbonil dianggap telah terakivasi.
3. Karbon akan menyumbangkan elektonnya kepada O agar O menjadi netral. Proses ini
juga mengakibatkan lepasnya ikatan (
11
Soal 9 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi
O O
CH3CCH2COEt + OH2
Reaksi ini disebut dengan Reaksi Kondensasi Claisen. Reaksi ini analog dengan reaksi
kondensasi aldol. Kondensasi Claisen melibatkan reaksi antara ester enolat dengan molekul
ester lainnya yang akan menghasilkan (-ketoester.
Tahapan:
Terjadi aliran electron dari C pada ion ester enolat ke O pada molekul ester kedua,
menghasilkan alkoksida intermediet tetrahedral.
Ion etoksida yang sudah terlepas (bersifat nukleofilik) akan menarik suatu atom H dari
etil asetoasetat sehingga terjadi deprotonasi etil asetoasetat.
12
Soal 10 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi
O OH
OR2
R2OH, H+ or OH- R2OH, H+
OR2
OR2
R R1 R R1 R R
hemiacetal acetal 1
Stable at neutral conditions Stable at neutral and alkaline conditions
+ H
OH HO R2 OH
+
O
R R R2
R1 R1
+
H
O OH
H OR2
R R1 O R2 R R1
-
O hemiacetal
-
O R2 OR2
R R1
Reaksi asam/basa. Karena hanya ada nukleofil lemah, perlu diaktifkan karbonil
dengan memprotonasi O.
Dengan elektron dari O yang lain, lepasnya leaving group dapat terjadi.
13
Soal 11. Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi
1. Reaksi eleminasi adalah pelepasan dua subsituen dari sebuah molekul yang
merupakan kebalikan dari reaksi adisi. Reaksi dehidrasi adalah reaksi yang
melibatkan pelepasan air dari molekul yang bereaksi, dan reaksi kebalikannya adalah
reaksi hidrasi. Reaksi dehidrasi ini sangat beruguna dalam pembuatan alkena dan
alkuna. Reaksi yang digunakan merupaka tipe reaksi eleminasi.
2. Untuk memperoleh alkena terdapat mekanisme reaksi eleminasi yang tersiri dari satu
atau dua langkah mekanisme yang dilambangkan dengan E1 dan E2. Huruf E berarti
elemination dan E1 serta E2 menyatakan kinetika reaksi bimolekular dan
unimolekular.
3. E1 terdiri dari dua langkah, yaitu ionisasi dan deprotonisasi. Ionisasi adalah putusnya
ikatan dan membentuk intermediate karbokation, reaksi ini berlangsung lambat.
Sementara itu, deprotonation adalah menambahkan kembali protonnya. Pada reaksi
pertama, alkohol dan air mengalami ionisasi yang menghasilkan C dengan muatan
positif. Kemudian terdeprotonasi oleh air menjadi alkena sebagai produk utama.
14
4. Reaksi menunjukan mekanisme ionisasi pada langkah E1 yang berlangsung lambat.
Atom H berpindah ke C untuk memperoleh kestabilan di C saat OH lepas membentuk
H2O
Soal 12 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi
15
Alkohol sekunder dan tersier terdehidrasi melalui mekanisme E1
Serupa dengan reaksi di atas, gugus OH sekunder dan tersier terprotonasi
membentuk alkiloksonium. Namun, dalam kasus ini, pertama ion pergi lepas
karbokation sebagai reaksi intermediet. Molekul air (yang lebih basa dari ion HSO4-)
kemudian memisahkan proton dari karbon terdekat, membentuk ikatan rangkap.
Perhatikan mekanisme di bawah ini bahwa alkena terbentuk berdasarkan proton yang
terpisahkan: panah merah menunjukkan pembentukan 2-butena yang lebih
tersubstitusi, sedangkan panah biru menunjukkan pembentukan 1-butena yang kurang
tersubstitusi. Ingat kembali aturan umum bahwa alkena yang tersubstitusi lebih stabil
dibandingkan degan yang kurang tersubstitusi, dan alkena trans lebih stabil
dibandingkan dengan alkena cis. Oleh karena itu, hasil diastereomer trans dari 2-
butena paling banyak.
Ketika alkena yang dihasilkan lebih dari satu jenis, hasil yang lebih disukai adalah alkena
yang lebih stabil secara termodinamikal. Alkena yang lebih tersubstitusi lebih disukai
dibandingkan dengan yang kurang tersubstitusi; dan alkena yang tersubstitusi trans lebih
disukai dibandingkan cis.
16
Ikatan C=C tidak dapat berotasi secara bebas, alkena yang tersubstitusi cis kurang stabil
dibandingkan dengan alkena yang tersubstitusi trans karena hindaran sterik (interferensi
spasial) diantara dua substisuen pada sisi yang sama dari ikatan rangkap (seperti yang
terlihat dalam hasil cis pada gambar di atas). Alkena yang tersubstitusi trans mengurangi
efek interferensi spasial ini dengan cara memishkan dua substituen pada tiap sisi ikatan
rangkap.
Panas dari hidrogenasi isomer alkena yang tersubstitusi secara berbeda paling rendah
untuk alkena yang lebih tersubstitusi, dengan demikian lebih stabil dari alkena yang
kurang tersubstitusi dan karena itulah hasil mayoritas dari reaksi eliminasi. Hal ini terjadi
karena pada alkena yang lebih tersubstitusi, orbital p dari ikatan pi lebih stabil dengan
berdekatan dengan substituen alkil, fenomena yang serupa dengan hiperkonjugasi.
Pada pergantian hidrid, hidrogen sekunder atau tersier dari karbon setelah karbokation
utama mengambil kedua elektron ke sisi kation, bertukar posisi dengan karbokation dan
membuatnya menjadi kation sekunder atau tersier yang lebih stabil.
Ketika tidak ada hidrid yang tersedia untuk pergantian hidrid, gugus alkil dapat
mengambil elektron yang berikatan dan berganti posisi dengan kation yang terdekat.
Proses ini disebut pergantian alkil.
17
Soal 13 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi
- OH
O O +
- H Nu
Nu Nu
R R1
R R1 R R1
+ H Nu- H
O +
O O
H
+
C
R R1 R R1 R R1
Activation of the carbonyl group
[Sama dengan nomor 8]
Soal 14--- Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi
-ALDOL REACTION
Base removes an
O
acidic alpha hydrogen HO:
from one aldehyde
molecule, yielding H C
a resonance-
stabilized eno-
late ion.
C
H
H H
18
Mekanisme Aldol Reaction
Dalam bentuk yang biasa, ia melibatkan adisi nukleofilik sebuah enolat keton ke
sebuah aldehida, membentuk -hidroksi keton, atau sebuah "aldol" (aldehida + alkohol).
1. Reaksi asam dengan basa. Hidroksida Berfungi sebagai basa dan menghilangkan
asam alfa-hydrogen menghasilkan Enolat yang reaktif.
Base removes an
O
acidic alpha hydrogen HO: STEP 1
from one aldehyde
molecule, yielding H C
a resonance-
stabilized eno-
late ion.
C
H
H H
STEP 2
STEP 3
19
Soal 15 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi
Aldol Condensation
O O O
OH OH
C C -H2O C
H CH C CH3 H CH C CH3 H CH CH CH3
-
OH
H H H -unsaturated aldehyde
O O CH3 OH CH3 O
-
OH , H2O
CH3CHCH + CH3CHCH o
CH3CH C C CH
5 C
CH3 CH3 H CH3
Kondensasi Aldol
O
O O - OH O
OH , H2O H C
+ H3C CH CH2 C H H
C C o C C
H CH3 H CH3 5 C
H3C H
acetaldehyde 3-hydroxybutanal
-unsaturated aldehyde
trans-2-butenal
H OH
O
O O O
- C OH
C OH H CH3 C
C H CH2 C CH3
H CH2 H H CH2
H
Enolate
Aldol
small concentration
Temperatur Rendah
Temperatur Tinggi
Reaksi pertama dehidrasi produk aldol adalah reaksi asam basa. Hidroksida berfungsi
sebagai basa menghilangkan asam -hidrogen sehingga menghasilkan enolat yang
bersifat reaktif. Langkah selanjutnya, elektron yang berkaitan dengan muatan negatif
21
dari enolat digunakan untuk membentuk ikatan rangkap karbon C=C. Regenerasi
hidroksida menghasilkan aldehid konjugasi.
Soal 16 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi
Initiation - a few radicals are generated by the reaction of a molecule that readily
forms radicals from a nonradical molecule
Polymerization: Propagation
Polymerization: Termination
22
Mekanisme 16
Tahapan pertama adalah tahap inisiasi. Pada tahap ini sebuah radikal bebas terbentuk karena
adanya reaksi adisi. Pada gambar terlihat bahwa pergerakan elektron dari bagian belakang
panah ke ujung depan panah.
Tahapan selanjutnya adalah tahap propagasi. Saat sebuah radikal bebas dihasilkan, ia dapat
bereaksi dengan molekul yang stabil untuk membuat radikal bebas baru. Radikal bebas
tersebut akan bereaksi dan menghasilkan lebih banyak radikal bebas, dan seterusnya. Tahap
propagasi ini tidak akan pernah berhenti, membentuk senyawa radikal bebas baru, kecuali
jika ada tahap terminasi (pemberhentian).
Kombinasi: terjadi saat pembentukan polimer terhenti oleh elektron bebas (yang
berasal dari dua rantai yang masih berkembang) bergabung untuk membentuk sebuah
rantai.
23
Soal 17 Uraikan/jelaskan reaksi khususnya tanda arah panah pada skema reaksi
24
Mekanisme 17
Reaksi dari metanol dengan aldehid/keton memiliki dua kemungkinan tempat terjadinya
reaksi. Yang pertama adalah ikatan phi C-O dan yang kedua adalah ikatan C-R.
25
Di dalam kedua kemungkinan reaksi ini, kedua produk yang dihasilkan memiliki muatan
positif dan negatif. Dalam kedua produk yang dihasilkan, muatan positif berada pada oksigen
dari gugus metoksi sehingga keduanya berada dalam tingkat energi yang sama. Namun,
muatan negatif dari kedua produk berada pada atom yang berbeda. Dalam reaksi pertama,
muatan negatif produk berada pada oksigen, sementara pada reaksi kedua, muatan negatif
produk berada pada karbon/hidrogen (di grup R). Berdasarkan elektronegativitas, tingkat
elektronegativitas oksigen lebih besar daripada hidrogen ataupun karbon. Oleh karena
affinitas elektron dari oksigen, reaksi pertama jauh lebih mungkin untuk terjadi dibandingkan
dengan reaksi kedua.
Terakhir, terdapat reaksi transfer proton dimana proton pada oksigen yang bermuatan positif
hilang dan satu (proton?) diperoleh untuk oksigen bermuatan negatif.
Ket:
Tingkat elektronegativitas:
Oksigen: 3,44
Karbon: 2,55
Hidrogen: 2,20
Adapun reaksi pertama tersebut adalah reaksi pembentukan hemiasetal, (seperti gambar di
bawah ini)
26
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, Robert C., dan Carey, Francis A., Organic Chemistry, 3nd edition, O Brief
Daley, Richard F. dan Sally J. Daley, 2001. Organic Chemistry. John Wiley & Sons Inc. New
York
Fessenden, Ralp J., Fessenden, Joan S., (1986), Kimia Organik, Jilid 1 dan 2, edisi
3, Penerbit Erlangga.
McMurry, J & R. C. Fay (2003) Chemistry (fourth edition). New York : Pearson Prentice
Hall
The SN2 Mechanism Master Organic Chemistry. 2015. The SN2 Mechanism Master
Organic Chemistry. [ONLINE] Available
at:http://www.masterorganicchemistry.com/2012/07/04/the-sn2-mechanism/. [Accessed 31
May 2015].
27