Skema 6

• Sistem reaksi di mana 2 reaktan yang berbeda menghasilkan produk yang sama
𝑘1
𝑨→𝒁
𝑘2
𝑩→𝒁

• Persamaan neraca energinya :

𝑐𝐴0 + 𝑐𝐵0 = 𝑐𝐴 +𝑐𝐵 +𝑐𝑍 = 𝑐𝑍∞

atau
𝑐𝑍∞ − 𝑐𝑍 = 𝑐𝐴0 𝑒 −𝑘1 𝑡 + 𝑐𝐵0 𝑒 −𝑘2 𝑡
Untuk 𝑘1 ≫ 𝑘2
ln (𝑐𝑍∞ − 𝑐𝑍 ) ≈ ln 𝑐𝐵0 − 𝑘2 𝑡
Skema 7
• Jika reagen R lebih besar dibandingkan dengan reaktan, maka berlaku
kondisi pseudo-first-order.
𝑘1
𝐴+𝑅 →𝑍
𝑘2
𝐵+𝑅 →𝑍

• Reaktan A dan B bersaing untuk reagen R, sehingga dapat

membentuk produk samping.
Skema 8
• Kasus reaksi parallel untuk reaksi orde 1 dan orde 2 :
𝑘1
𝑨→𝒀
𝑘2
𝟐𝑨 → 𝒁
• Untuk persamaan diferensial laju reaksinya :
𝑑𝑐𝐴
− = 𝑘1 𝑐𝐴 + 𝑘2 𝑐𝐴 2
𝑑𝑡
Dengan r = k2/k1 , maka :
𝑑𝑐𝐴
− = 𝑘1 𝑐𝐴 1 + 2𝑟𝑐𝐴
𝑑𝑡
𝑐𝐴 𝑐𝐴0
𝑙𝑛 = −𝑘1 𝑡 + 𝑙𝑛
1 + 2𝑟𝑐𝐴 1 + 2𝑟𝑐𝐴0
Skema 9
Jika reaktan A berorde 1 maka:
𝑘1 𝑐𝐴 = 𝑐𝐴0 𝑒 −𝑘1𝑡
𝑨→𝑩 Kemudian untuk mencari nilai perubahan konsentrasi B per waktu :
𝑘2 𝑑𝑐𝐵
+ 𝑘2 𝑐𝐵 = 𝑘1 𝑐𝐴0 𝑒 −𝑘1𝑡 Kaliakan dengan 𝑒 𝑘2 𝑡
𝑩→𝑪 𝑑𝑡

𝑑𝑐𝐵 𝑒 𝑘2𝑡
= 𝑘1 𝑐𝐴0 𝑒 (𝑘2−𝑘1)𝑡
Persamaan laju reaksinya : 𝑑𝑡

0
𝑘 1 𝑐𝐴
𝑑𝑐𝐴 𝑐𝐵 𝑒 𝑘2𝑡 = 𝑒 (𝑘2−𝑘1)𝑡 + 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎
= −𝑘1 𝑐𝐴 𝑘2 − 𝑘1
𝑑𝑡 Untuk kondisi awal 𝑐𝐵0 = 0, 𝑐𝐶0 = 0 ,maka neraca massanya menjadi :
𝑑𝑐𝐵 𝑐𝐴0 = 𝑐𝐴 + 𝑐𝐵 + 𝑐𝐶
= 𝑘1 𝑐𝐴 − 𝑘2 𝑐𝐵 Dengan susbtitusi dan penyusunan ulang, maka akan diperoleh :
𝑑𝑡
0
𝑐𝐴0
𝑐𝐶 = 𝑐𝐴 + 𝑘2 𝑒 −𝑘1𝑡 − 𝑘1 𝑒 −𝑘2𝑡
𝑑𝑐𝐶 𝑘1 − 𝑘2
= 𝑘2 𝑐𝐵
𝑑𝑡
 Skema 10
𝑘1 𝑘2 𝑘3
𝑨→𝑩 𝑩→𝑪 𝑪→𝑫

Persamaan laju reaksinya :

𝑑𝑐𝐴 𝑑𝑐𝐵 𝑑𝑐𝐶 𝑑𝑐𝐶

= −𝑘1 𝑐𝐴 = 𝑘1 𝑐𝐴 − 𝑘2 𝑐𝐵 = 𝑘2 𝑐𝐵 − 𝑘3 𝑐𝑐 = 𝑘3 𝑐𝐵
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡

𝒆−𝒌𝟏𝒕 𝒆−𝒌𝟐 𝒕 𝒆−𝒌𝟑 𝒕

𝑐𝐶 = 𝒌𝟏 𝒌𝟐 𝒄𝟎𝑨 − −
𝒌𝟐 − 𝒌𝟏 (𝒌𝟑 − 𝒌𝟏 ) 𝒌𝟐 − 𝒌𝟏 𝒌𝟑 − 𝒌𝟐 𝒌𝟑 − 𝒌𝟏 (𝒌𝟑 − 𝒌𝟐 )

Untuk konsentrasi D :
𝑐𝐴0 = 𝑐𝐴 + 𝑐𝐵 + 𝑐𝐶 + 𝑐𝐷

𝑐𝐴0 𝑘2 𝑘3 𝑒 −𝑘1𝑡 𝑐𝐴0 𝑘1 𝑘3 𝑒 −𝑘2𝑡 𝑐𝐴0 𝑘1 𝑘2 𝑒 −𝑘3𝑡

𝑐𝐷 = 𝑐𝐴0 − + −
𝑘2 − 𝑘1 𝑘3 − 𝑘1 𝑘2 − 𝑘1 𝑘3 − 𝑘2 𝑘3 − 𝑘1 (𝑘3 − 𝑘2 )