PERCOBAAN I
HIDROKARBON
I. TUJUAN PERCOBAAN
hidrogen dan karbon. Hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkana, yaitu
hidrokabon yang hanya mengandung ikatan kovalen tunggal. Molekul yang paling
molekulnya sangat lemah. Karena itu, hidrokarbon yang berat molekulnya rendah
berbentuk gas. Akibat dari sifat non polar ini, hidrokarbon akan mudah larut dalam
(CHCl3), benzena (C6H6) dan eter (R-O-R). Selain itu, hidrokarbon mempunyai
berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian
satu atom karbon dan empat atom hidrogen: CH4 (Etana) adalah hidrokarbon (lebih
terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah
dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom karbon yang
mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh
Hidrokarbon alifatik adalah senyawa yang rantai C-nya terbuka. Terdapat dua jenis
senyawa alifatik, yaitu senyawa alifatik jenuh dan senyawa alifatik tak jenuh. Senyawa
alifatik jenuh adaalah senyawa hidrokarbon yang rantai C-nya hanya memiliki ikatan-
ikatan tunggal. Sedangkan senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang
hidrokarbon yang rantai C-nya terbuka atau tertutup. Terdapat dua jenis senyawa siklik,
yaitu senyawa siklik karbosiklik dan senyawa siklik heterosiklik. Senyawa siklik
karbosiklik adalah senyawa hidrokarbon yang rantai C-nya hanya atom C, sedangkan
senyawa siklik heterosiklik adalah senyawa hidrokarbon yang rantai C-nya terdapat
bentuknya terdiri dari beberapa rantai siklik aromatik dan bersifat hidrofobik.
Hidrokarbon merupakan salah satu kontaminan yang berbahaya, dalam arti jumlah dan
artinya “jenuh dengan hidrogen” atau senyawa yang tidak bereaksi dengan hidrogen.
Senyawa yang mengandung ikatan pi disebut hidrokarbon tak jenuh, dalam kondisi
reaksi yang tepat, senyawa ini bereaksi dengan hidrogen membentuk produk yang
jenuh. Alkana adalah senyawa nonpolar. Akibatnya, gaya tarik antara molekul lemah,
rantai lurus sampai dengan butana, larut dalam senyawa non polar, dan titik didih suatu
senyawa sebagian bergantung pada banyaknya energi yang diperlukan oleh molekul-
molekulnya untuk lolos dari fase cair menuju fase gas. Sikloalkana adalah hidrokarbon
jenuh dengan atom karbon terikat bersama-sama membentuk sebuah atau lebih cincin.
Biasanya terdiri dari 5 atau 6 karbon, ada juga yang lebih banyak (Wilbraham & Matta,
1992).
A. ALAT
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, gelas ukur, gelas
beker, dan pipet tetes.
B. BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah asetildehida, CCl 4,
sikloheksana, Na2CO3, logam Zn, H2SO4 pekat, aquades, heksana, KMnO4 ,dan
benzena.
B. Uji Bayers
1. Memasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 0,5 mL senyawa
hidrokarbon (heksana, sikloheksana, benzena).
2. Menambahkan pada tiap sampel 3 tetes KMnO 4 0,5% dan Na2CO3 5%. Mencatat
jumlah tetes yang diperlukan sampai larutan berwarna ungu.
A. HASIL
No Percobaan Pengamatan
1. Pembuatan Alkana dari Aldehida Tabung reaksi menjadi panas
(reduksi Clemensen) akibat kenaikan suhu. Larutan
1 mL astaldehid + 2,07 gram berubah warna dari bening
logam Zn + 4 mL H2SO4 menjadi kehitaman dan pekat.
Sedangkan di dasar tabung
berwarna kekuningan. Logam Zn
bereaksi sehingga membentuk
gelembung.
2. Uji Bayers Larutan berubah menjadi warna
0,5 mL heksana + 1 tetes ungu tua yang awalnya berwarna
KMnO4 0,5% + 3 tetes bening.
Na2CO3 5% Larutan berubah menjadi warna
0, 5 mL sikloheksana + 1 ungu tua yang awalnya berwarna
tetes KMnO4 0,5% + 3 tetes bening.
Na2CO3 5% Terbentuk dua lapisan, lapisan
0, 5 mL benzena + 1 tetes bawah berwarna ungu tua,
KMnO4 0,5% + 5 tetes sedangkan pada lapisan atas
Na2CO3 5% berwarna bening.
3. Uji Asam Sulfat Larutan berwarna bening dan
B. PEMBAHASAN
2. Uji Bayers
Uji asam sulfat menghasilkan suatu senyawa alkil hidrosulfat yang diperoleh
dari suatu alkana (senyawa dengan ikatan tunggal). Hal ini menunjukan bahwa
alkana dengan ikatan tunggal masih mampu bereaksi dengan asam sulfat, walaupun
dalam jumlah sedikit atau terjadi reaksi pengsulfonatan. Uji asam sulfat dilakukan
dengan mereaksikan sampel hidrokarbon dengan asam sulfat pekat. Berdasarkan
hasil percobaan, umumnya uji ini menghasilkan larutan bening yang terpisah
berdasarkan tingkat kekeruhannya. Heksana yang dilarutkan dengan asam sulfat
pekat akan berwarna bening, terdapat endapan, serta terbentuk gelembung.
Sedangkan bau yang ditimbulkannya kurang menyengat. Hilangnya bau ini
diakibatkan terjadinya reaksi sulfonasi pada senyawa itu, Sedangkan pada
sikloheksana yang dilarutkan dengan asam sulfat pekat larutannya berwarna bening
dan terdapat endapan. reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Hasil dari percobaan ini sudah sesuai, karena senyawa alkana yang memiliki
ikatan tunggal masih mampu bereaksi dengan asam sulfat walaupun jumlahnya
sedikit dan juga terjadinya reaksi sulfonasi pada percobaan tersebut.
VI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R.J., & J.S. Fessenden. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Bina Aksara,
Jakarta.
Wilbraham, C.M., & M.S. Matta. 1992. Kimia Organik dan Hayati. ITB, Bandung.
LAMPIRAN
1. Gambar Pembuatan Alkana dari Aldehid (Reduksi Clemensen)