PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Percobaan
A. Tinjauan Pustaka
Alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu
perubahan atau reaksi kimia disebut kalorimeter. Kalorimeter yang biasa
digunakan di laboraturium fisika sekolah berbentuk bejana biasanya silinder
dan terbuat dari logam misalnya tembaga atau aluminium dengan ukuran 75
mm x 50 mm (garis tengah). Bejana ini dilengkapi dengan alat pengaduk dan
diletakkan di dalam bejana yang lebih besar yang disebut mantel. Mantel
tersebut berguna untuk mengurangi hilangnya kalor karena konveksi dan
konduksi.
memanaskan iar dalam teko listrik hingga mendidih dan mengukur suhu air
panas tersebut kemudian setelah mendidih dan telah diukur suhunya, air
panas tersebut dicampur dengan air yang berda dalam kalorimeter. Air yang
tercampur di aduk hingga merata kemudian di ukur kembali suhunya yang
disebut dengan suhu campuran. Setelah di ukur suhu campuran kami
menimbang kembali air campuran tersebut beserta kalorimeternya juga guna
untuk mengetahi massa air panasnya, karena kami memanaskan air dengan
tekolistrik dan tidak mengukur massa air yang dipanaskan sebelum
dipanaskan. Massa air panas dapat di cari dengan cara mengurangkan jumlah
masa air dingin di tambah dengan massa kalorimeter dengan jumlah total
campuran serta kalorimeter. Dari percobaan memperoleh data-data yang
dicari. Dengan data yang kami peroleh kami menggunakan asaz black untuk
menentukan kapasitas kalor pada kalorimeter aluminium. Untuk menentukan
kapasitas kalor dapat digunakan persamaan :
Q Lepas = Q Terima
map cap Tap = Ckal Tkal+ mad cad Tad`
Dengan memasukan data yang kami dapat kedalam persamaan diatas kami
memperoleh besar dari kapasitas kalor 29,323 kal/molK sedangkan untuk
kapasitas kalor aluminium yang terdapat di literatur sebesar 24,3 kal/mol K,
ketidak tepatan ini merupakan hal biasa dalam percobaan karena didalam
percobaan masih banyak kesalahan yang terjadi. Kesalahan yang biasanya
terjadi yakni kesalahan dari praktikan yang kurang bisa dalam membaca skala
alat ukur. Selain itu masih ada kesalahan yang kami alami yakni kalibrasi
neraca yang tidak tepat. Dari kesalahan yang kami lakuakn mungkin juga
adaa factor lingkungan yang mempengaruhi sehingga kurang tepaynya hasil
percobaan kami.
(Salim, 2010).
a. Dasar Teori
Berbicara masalah kalor, tidak terlepas dari kapasitas kalor. Kapasitas kalor
diartikan sebagai banyaknya kalor yang diserap oleh suatu benda bermassa
5
tertentu untuk menaikkan suhu sebesar 1C. Satuan kapasitas kalor dalam
sistem International yaitu J/K. Untuk mengetahui banyaknya kalor yang
dilepas atau diterima oleh suatu zat digunakan persamaan :
Q = m.c.T
dimana :
Q = banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu benda (Joule)
m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
c = kalor jenis zat (J/KgC)
T = perubahan suhu (C)
(Informasi Pendidikan, 2015).
Menurut Robert Mayor kalor merupakan salah satu bentuk energi, hal ini
dibuktikan ketika mngguncang guncang botol yang berisikan air setelah
diguncangkan naik. Pada tahun 1818-1889 James Joule yang namanya
digunakan sebagai satuan SI menentukan bahwa munculnya atau hilangnya
sejumlah energi termis diikuti dengan munculnya atau hilangnya energi
mekanik yang ekiuvalen. Menurut James Joule kalor adalah salah satu bentuk
energi dan dibuktikan melalui percobaan air dalam kalorimeter ternyata
kalornya sama dengan usaha yang dilakukan. Satuan kalor yang timbul
dinyatakan dalam satuan kalor dan usaha yang dilakukan oleh beban dan
dinyatakan dalam satuan joule.
Bila energi panas ditambahkan suatu zat maka temperature zat itu biasanya
naik, jumlah energi panas Q yang dibutuhkan untuk menaikan temperature
suatu zat sebanding dengan perubahan temperatur, sesuai dengan persamaan
berikut:
Q = C T = mc T
dengan C adalah kapasitas panas zat yang didefinisikan sebagai energi panas
yang bibutuhkan untuk menaikan temperature suatu zat dengan satu derajat. C
adalah kapasitas panas zat (joule/k), c adalah panas jenis (J/kg ), m
adalah massa (kg). Berdasarkan asas black jumlah kalor yang dilepas sama
dengan jumlah kalor yang diterima.
6
Qterima=Qlepas
Telah dibuktikan oleh banyak ilmuwan dan eksperimen bahwa ketika 1 kalori
kalor dikonversikan ke kerja mekanik atau kerja listrik maka 4,186 Joule
kerja akan dihasilkan. 1 cal = 4,18 J. Elemen panas dalam sebuah kalorimeter
yang dihubungkan dengan sumber daya untuk tenggang waktu tertentu
selama itu kerja listrik meningkatkan suhu zat cair. Untuk menghitung energi
yang diberikan pada kalorimeter, persamaan daya digunakan:
P = W / t atau W = P . t
Sedangkan daya listrik dinyatakan P = V . I, maka persamaan di atas yang
memberikan konsumsi energi listrik menjadi
W=V.I.t
Pada lain hal, dengan mengukur tegangan yang diberikan V, arus efektif I dan
waktu t, energi listrik yang diberikan pada kalorimeter dapat dihitung dengan
persamaan di atas. Dengan mengukur suhu awal dan akhir kalorimeter, yaitu
air, bejana aluminium dan elemen pemanas, maka energi yang dihasilkan
dapat dihitung. Tentu saja kapasitas kalor spesifik air, aluminium serta elemen
pemanas harus ditentukan dari literature fisika. Panas yang diserap
kalorimeter:
Q total = Q air + Q bejana + Q pengaduk + Q elemen
Sebagai catatan elemen pemanas sendiri memiliki massa yang kecil dan
massa tersebut dapat ditambahkan pada massa kaki logam elemen tersebut.
Asumsikan elemen dan kaki logamnya memiliki jenis yang sama (umumnya
adalah brass).
Q total = Q air + Q bejana + Q pengaduk + Q elemen
(Nurfauziawati, 2010:1).
dengan C adalah kapasitas kalor; Q adalah jumlah kalor yang diberikan atau
ditarik dari benda tersebut; T adalah perumabahn suhu benda. Satuan Q
7
adalah kalori atau joule. Satuan T adalah oC atau K. Jadi satuan kapasitas
kalor dapat berupa kal/oC atau J/oC, atau kal/K, atau J/K.
Persamaan persamaan di atas mengatakan bahwa:
a. Jika kapasitas kalor sebuah benda bernilai besar maka diperlukan kalor
yang banyak untuk mengubah suhu benda.
b. Sebaliknya, jika kapasitas kalor sebuah benda bernilai kecil maka cukup
diperlukan kalor sedikit untuk mengubah suhu benda.
Untuk menaikkan suhu sebesar 1oC, air yang lebih banyak memerlukan kalor
lebih banyak. Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu air sebesar 1 oC
merupakan definisi kapasitas kalor. Jadi dapat simpulkan bahwa:
a. Kapasitas kalor suatu zat makin besar jika massa zat makin besar.
b. Kapasaitas kalor suatu zat bukan merupakan besaran yang khas.
c. Zat yang sama memiliki kapasitas kalor yang berbeda jika massanya
berbeda
d. Zat yang berbeda dapat memiliki kapasitas kalor yang sama jika memiliki
perbandingan massa tertentu. Contohnya, kapasitas kalor 1 kg tembaga
sama dengan kapasitas kalor 3 kg emas sama dengan kapasitas kalor 0,43
kg aluminium = kapasitas kalor 0,83 kg baja.
(Abdullah, 2016: 840-843)
III. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Termometer 2
Tabung erlenmeyer
2. 2
250ml
3. Neraca Ohaus 1
9
4. Gelas beker 1
5. Kaki tiga 1
6. Kasa 1
7. Kalorimeter 1
8. Penjepit 1
10
9. Lilin 4
B. Langkah Percobaan
6. menimbang massa kalorimeter yang telah diisi air dingin dan air panas,
dan
7. mengulangi langkah yang sama untuk poin 4 sampai dengan 6 dengan
mengubah suhu air panas menjadi 80oC dan 90oC.
A. Hasil Percobaan
Hasil percobaan yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Hasil Percobaan Kapasitas Kalor Kalorimeter
Besaran fisis yang Percobaan Ke-
diukur 1 2 3
Massa Kalorimeter 0,135 Kg 0,135 kg 0,135 kg
Volume air 40 ml 40 ml 40 ml
Massa kalorimeter + air 0,1702 kg 0,1702 kg 0,1702 kg
Suhu air dingin 29,5oC 29,5oC 29,5oC
Suhu kalorimeter + air
29oC 29oC 29oC
dingin
Suhu air panas 70oC 80oC 84oC
Suhu campuran 46oC 48oC 46oC
Massa kalorimeter
0,1995 kg 0,210 kg 0,2015 kg
campuran
B. Pembahasan
Kapasitas kalor diartikan sebagai banyaknya kalor yang diserap oleh suatu
benda bermassa tertentu untuk menaikkan suhu sebesar 1C. Satuan kapasitas
kalor dalam sistem International yaitu J/K. Kapasitas kalor didefinisikan
sebagai perbandingan antara jumlah panas yang diberikan kepada suatu benda
dengan kenaikan temperatur benda. Definisi ini dapat diformulasikan secara
matematis sebagai berikut.
C = dQ / dT
lama dan bahan bakar yang cukup banyak sehingga suhu air yang digunakan
pada percobaan ketiga pada kondisi konstannya yaitu 84oC, diperoleh suhu
campuran sebesar 46oC dengan massa kalorimeter campuran yaitu sebesar
0,2015 kg. Dari data hasil percobaan yang diperoleh maka dilakukan
perhitungan untuk menentukan besarnya kapastas kalor kalorimeter (Ck).
Nilai kapasitas kalor kalorimeter (Ck) pada percobaan pertama adalah sebesar
0,068 kkal/ dengan perubahan suhu (T) sebesar 16,5oC, nilai kapasitas
kalor kalorimeter (Ck) pada percobaan kedua adalah sebesar 0,13 kkal/
dengan perubahan suhu (T) sebesar 18,5oC, dan nilai kapasitas kalor
kalorimeter (Ck) pada percobaan ketiga adalah sebesar 0,23 kkal/ dengan
perubahan suhu (T) sebesar 16,5oC,
Data hasil perhitungan nilai kapasitas kalor kalorimeter (Ck) tersebut jika
disajikan dalam bentuk grafik hubungan antara kapasitas kalor kalorimeter
(Ck) dengan perubahan suhu (T), maka akan menghasilkan bentuk grafik
seperti yang ditunjukkan oleh grafik di bawah ini.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil percobaan dan pembahasan adalah sebagai
berikut:
1. sistem merupakan kumpulan dari benda-benda atau apa saja yang diteliti atau
diamati. Sedangkan lingkungan merupakan segala bentuk benda diluar objek
yang diamati,
2. kapasitas kalor merupakan banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius. Persamaan matematis:
Informasi Pendidikan. 2015. Pengertian Kalor, Kapasitas Kalor, dan Kalor Jenis.
Diunduh dari : http://www.informasi-pendidikan.com/2015/03/pengertian-
kalor-kapasitas-kalor-dan.html. Diakses pada 22 Mei 2017 pukul 20.50
WIB.