Anda di halaman 1dari 19

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari tiap individu tentunya sering melakukan


aktivitas yang berkaitan dengan ilmu fisika, contohnya ketika sedang
memanaskan berbagai macam benda di atas kompor yang sama selama selang
waktu yang sama maka akan menemukan bahwa kenaikan suhu benda
tersebut secara umum tidak sama. Ada benda yang mengalami kenaikan suhu
sangat cepat. Contoh benda ini adalah aluminium, besi, atau logam lainnya.
Ada benda yang mengalami kenaikan suhu lambat. Contoh benda ini adalah
air. Karena dipanaskan selama selang waktu yang sama maka semua benda
tersebut sebenarnya menyerap energi kalor dalam jumlah yang sama, tetapi
kenaikan suhu dapat berbeda-beda. Berdasarkan fenomena tersebut tentunya
sangat perlu untuk diketahui penyebabnya. Untuk membedakan benda satu
dengan benda lain berdasarkan berapa besar perubahan suhu apabila
diberikan energi kalor maka diperlukan adanya suatu besaran yang biasa
disebut dengan kapasitas kalor. Untuk memahami lebih dalam mengenai
kapasitas kalor yang bereaksi dalam suatu sistem serta untuk menentukan
kapasitas kalor suatu logam, maka dilakukanlah percobaan.

B. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah :


1. memahami pengertian kapasitas kalor yang bereaksi dalam sistem, dan
2. menentukan kapasitas kalor kalorimeter aluminium.
II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan


suhu benda sebesar 1 derajat celcius. Perkataan kapasitas dapat
memberikan pengertian yang menyesatkan karena perkataan tersebut
menyarankan pernyataan banyaknya kalor yang dapat dipegang oleh sebuah
benda yang merupakan pernyataan yang pada pokoknya tidak berarti,
sedangkan yang artinya sebenarnya dengan perkataan tersebut hanyalah
tenaga yang harus ditambahkan sebagai kalor untuk menaikkan temperatur
benda sebanyak satu derajat.

Alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu
perubahan atau reaksi kimia disebut kalorimeter. Kalorimeter yang biasa
digunakan di laboraturium fisika sekolah berbentuk bejana biasanya silinder
dan terbuat dari logam misalnya tembaga atau aluminium dengan ukuran 75
mm x 50 mm (garis tengah). Bejana ini dilengkapi dengan alat pengaduk dan
diletakkan di dalam bejana yang lebih besar yang disebut mantel. Mantel
tersebut berguna untuk mengurangi hilangnya kalor karena konveksi dan
konduksi.

Praktikum ini adalah praktikum yang dilakukan untuk mengetahui besarnya


kapasitas kalor dari kalorimeter aluminium. Kalorimeter sendiri berguna
untuk membatasi lingkungan dengan system. Kalorimeter yang digunakan
berupa kalorimeter aluminium yang memiliki besar kapasitas kalor sebesar
24.4 kal/mol0C yang sesuia dengan literatur.
3

Gambar 2.1. Rangkaian Percobaan

Berikut ini adalah tabel hasil percobaan kapasitas kalor


Tabel 2.1. Hasil Percobaan
1 Massa kalorimeter kosong (mk) 57 gram
2 Massa air + massa kalorimeter (mk + 125,5 gram
a)
3 Massa air panas (mk+a mk ) 68,5 gram
4 Kalor jenis air ( cair ) 1 kal / g 0c
5 Suhu air + kalorimeter Tdingin= 270 C = 300K
6 Suhu air panas Tpanas= 92 0 C = 365 K
7 Suhu campuran Tcampuran = 590 C = 332K
8 Massa kalorimeter + air campuran 205,4 gram

Setelah kami melakuakan eksperimen kami memperoleh data sebagai berikut:


Massa kalorimeter kosong 57 g, Massa air + massa kalorimeter 125.5 g,
Kalor jenis air 1 kal / g oc, Suhu air + kalorimeter 27oC, Suhu air panas 92 oC,
Suhu campuran 59oC, Massa kalorimeter + air campuran 205.4 g.

Dari data tersebut kami memperoleh besar nilai kapasitas kalorimeter


aluminium sebesar Ckal = 29,323 kal/molK yang berbeda jauh dari hasil dai
buku panduan.sebesar 24.3 kal/molK. Dalam melakukan percobaan ini kami
memulai dengan langkah-langkah yang ada pada buku penuntun. Pertama
sekali kami memulai dengan menimbang breaker aluminium kemudian
menimbang iar yang di masukkan dalam kalorimeter sebanyak serta
kalorimeternya serta mengukur temperature air tesebut. Setelah itu
4

memanaskan iar dalam teko listrik hingga mendidih dan mengukur suhu air
panas tersebut kemudian setelah mendidih dan telah diukur suhunya, air
panas tersebut dicampur dengan air yang berda dalam kalorimeter. Air yang
tercampur di aduk hingga merata kemudian di ukur kembali suhunya yang
disebut dengan suhu campuran. Setelah di ukur suhu campuran kami
menimbang kembali air campuran tersebut beserta kalorimeternya juga guna
untuk mengetahi massa air panasnya, karena kami memanaskan air dengan
tekolistrik dan tidak mengukur massa air yang dipanaskan sebelum
dipanaskan. Massa air panas dapat di cari dengan cara mengurangkan jumlah
masa air dingin di tambah dengan massa kalorimeter dengan jumlah total
campuran serta kalorimeter. Dari percobaan memperoleh data-data yang
dicari. Dengan data yang kami peroleh kami menggunakan asaz black untuk
menentukan kapasitas kalor pada kalorimeter aluminium. Untuk menentukan
kapasitas kalor dapat digunakan persamaan :

Q Lepas = Q Terima
map cap Tap = Ckal Tkal+ mad cad Tad`
Dengan memasukan data yang kami dapat kedalam persamaan diatas kami
memperoleh besar dari kapasitas kalor 29,323 kal/molK sedangkan untuk
kapasitas kalor aluminium yang terdapat di literatur sebesar 24,3 kal/mol K,
ketidak tepatan ini merupakan hal biasa dalam percobaan karena didalam
percobaan masih banyak kesalahan yang terjadi. Kesalahan yang biasanya
terjadi yakni kesalahan dari praktikan yang kurang bisa dalam membaca skala
alat ukur. Selain itu masih ada kesalahan yang kami alami yakni kalibrasi
neraca yang tidak tepat. Dari kesalahan yang kami lakuakn mungkin juga
adaa factor lingkungan yang mempengaruhi sehingga kurang tepaynya hasil
percobaan kami.
(Salim, 2010).
a. Dasar Teori

Berbicara masalah kalor, tidak terlepas dari kapasitas kalor. Kapasitas kalor
diartikan sebagai banyaknya kalor yang diserap oleh suatu benda bermassa
5

tertentu untuk menaikkan suhu sebesar 1C. Satuan kapasitas kalor dalam
sistem International yaitu J/K. Untuk mengetahui banyaknya kalor yang
dilepas atau diterima oleh suatu zat digunakan persamaan :
Q = m.c.T
dimana :
Q = banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu benda (Joule)
m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
c = kalor jenis zat (J/KgC)
T = perubahan suhu (C)
(Informasi Pendidikan, 2015).

Menurut Robert Mayor kalor merupakan salah satu bentuk energi, hal ini
dibuktikan ketika mngguncang guncang botol yang berisikan air setelah
diguncangkan naik. Pada tahun 1818-1889 James Joule yang namanya
digunakan sebagai satuan SI menentukan bahwa munculnya atau hilangnya
sejumlah energi termis diikuti dengan munculnya atau hilangnya energi
mekanik yang ekiuvalen. Menurut James Joule kalor adalah salah satu bentuk
energi dan dibuktikan melalui percobaan air dalam kalorimeter ternyata
kalornya sama dengan usaha yang dilakukan. Satuan kalor yang timbul
dinyatakan dalam satuan kalor dan usaha yang dilakukan oleh beban dan
dinyatakan dalam satuan joule.

Bila energi panas ditambahkan suatu zat maka temperature zat itu biasanya
naik, jumlah energi panas Q yang dibutuhkan untuk menaikan temperature
suatu zat sebanding dengan perubahan temperatur, sesuai dengan persamaan
berikut:
Q = C T = mc T
dengan C adalah kapasitas panas zat yang didefinisikan sebagai energi panas
yang bibutuhkan untuk menaikan temperature suatu zat dengan satu derajat. C
adalah kapasitas panas zat (joule/k), c adalah panas jenis (J/kg ), m
adalah massa (kg). Berdasarkan asas black jumlah kalor yang dilepas sama
dengan jumlah kalor yang diterima.
6

Qterima=Qlepas

Telah dibuktikan oleh banyak ilmuwan dan eksperimen bahwa ketika 1 kalori
kalor dikonversikan ke kerja mekanik atau kerja listrik maka 4,186 Joule
kerja akan dihasilkan. 1 cal = 4,18 J. Elemen panas dalam sebuah kalorimeter
yang dihubungkan dengan sumber daya untuk tenggang waktu tertentu
selama itu kerja listrik meningkatkan suhu zat cair. Untuk menghitung energi
yang diberikan pada kalorimeter, persamaan daya digunakan:
P = W / t atau W = P . t
Sedangkan daya listrik dinyatakan P = V . I, maka persamaan di atas yang
memberikan konsumsi energi listrik menjadi
W=V.I.t

Pada lain hal, dengan mengukur tegangan yang diberikan V, arus efektif I dan
waktu t, energi listrik yang diberikan pada kalorimeter dapat dihitung dengan
persamaan di atas. Dengan mengukur suhu awal dan akhir kalorimeter, yaitu
air, bejana aluminium dan elemen pemanas, maka energi yang dihasilkan
dapat dihitung. Tentu saja kapasitas kalor spesifik air, aluminium serta elemen
pemanas harus ditentukan dari literature fisika. Panas yang diserap
kalorimeter:
Q total = Q air + Q bejana + Q pengaduk + Q elemen
Sebagai catatan elemen pemanas sendiri memiliki massa yang kecil dan
massa tersebut dapat ditambahkan pada massa kaki logam elemen tersebut.
Asumsikan elemen dan kaki logamnya memiliki jenis yang sama (umumnya
adalah brass).
Q total = Q air + Q bejana + Q pengaduk + Q elemen
(Nurfauziawati, 2010:1).

Besaran tersebut memiliki rumus

dengan C adalah kapasitas kalor; Q adalah jumlah kalor yang diberikan atau
ditarik dari benda tersebut; T adalah perumabahn suhu benda. Satuan Q
7

adalah kalori atau joule. Satuan T adalah oC atau K. Jadi satuan kapasitas
kalor dapat berupa kal/oC atau J/oC, atau kal/K, atau J/K.
Persamaan persamaan di atas mengatakan bahwa:
a. Jika kapasitas kalor sebuah benda bernilai besar maka diperlukan kalor
yang banyak untuk mengubah suhu benda.
b. Sebaliknya, jika kapasitas kalor sebuah benda bernilai kecil maka cukup
diperlukan kalor sedikit untuk mengubah suhu benda.

Untuk menaikkan suhu sebesar 1oC, air yang lebih banyak memerlukan kalor
lebih banyak. Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu air sebesar 1 oC
merupakan definisi kapasitas kalor. Jadi dapat simpulkan bahwa:
a. Kapasitas kalor suatu zat makin besar jika massa zat makin besar.
b. Kapasaitas kalor suatu zat bukan merupakan besaran yang khas.
c. Zat yang sama memiliki kapasitas kalor yang berbeda jika massanya
berbeda
d. Zat yang berbeda dapat memiliki kapasitas kalor yang sama jika memiliki
perbandingan massa tertentu. Contohnya, kapasitas kalor 1 kg tembaga
sama dengan kapasitas kalor 3 kg emas sama dengan kapasitas kalor 0,43
kg aluminium = kapasitas kalor 0,83 kg baja.
(Abdullah, 2016: 840-843)
III. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :


Tabel 3.1. Alat dan Bahan Percobaan
Nama Alat dan
No. Jumlah Gambar Alat dan Bahan
Bahan

1. Termometer 2

Tabung erlenmeyer
2. 2
250ml

3. Neraca Ohaus 1
9

4. Gelas beker 1

5. Kaki tiga 1

6. Kasa 1

7. Kalorimeter 1

8. Penjepit 1
10

9. Lilin 4

10. Korek api 1

11. Air 200ml

B. Langkah Percobaan

Langkah-langkah percobaan yang dilakukan pada percobaan ini adalah :


1. menimbang massa kalorimeter dengan menggunakan neraca ohaus,
2. mengukur air dingin sebanyak 40ml di dalam gelas ukur kemudian
mengukur suhunya,
3. memasukkan air yang telah diukur suhunya ke dalam kalorimeter
kemudian menimbang massa air dan massa kalorimeter tersebut,
selanjutnya mengukur suhu air yang ada di dalam kalorimeter,
4. memanaskan air sebanyak 40ml di dalam gelas ukur hingga air mencapai
suhu 70oC,
5. memasukkan air yang telah dipanaskan ke dalam kalorimeter yang berisi
air dingin, kemudian mengukur suhu campuran air yang ada di dalam
kalorimeter,
11

6. menimbang massa kalorimeter yang telah diisi air dingin dan air panas,
dan
7. mengulangi langkah yang sama untuk poin 4 sampai dengan 6 dengan
mengubah suhu air panas menjadi 80oC dan 90oC.

Gambar 3.1. Desain Percobaan


IV. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

Hasil percobaan yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Hasil Percobaan Kapasitas Kalor Kalorimeter
Besaran fisis yang Percobaan Ke-
diukur 1 2 3
Massa Kalorimeter 0,135 Kg 0,135 kg 0,135 kg
Volume air 40 ml 40 ml 40 ml
Massa kalorimeter + air 0,1702 kg 0,1702 kg 0,1702 kg
Suhu air dingin 29,5oC 29,5oC 29,5oC
Suhu kalorimeter + air
29oC 29oC 29oC
dingin
Suhu air panas 70oC 80oC 84oC
Suhu campuran 46oC 48oC 46oC
Massa kalorimeter
0,1995 kg 0,210 kg 0,2015 kg
campuran

B. Pembahasan

Percobaan mengenai kapasitas kalo kalorimeter ini bertujuan untuk


memahami pengertian kapasitas kalor yang bereaksi dalam sistem, dan
menetukan kapasitas kalo kalometer aluminium. Pada percobaan ini
kalorimeter yang digunakan adalah kalorimeter aluminium. Pada percobaan
ini tentunya ada sistem dan lingkungan yang turut menyertai serta
berpengaruh dalam percobaan. Sistem adalah segala sesuatu yang menjadi
pusat perhatian dalam mempelajari perubahan energi, dalam percobaan ini
yang menjadi sistem adalah kalorimeter dan air yang ada di dalamnya.
Sedangkan lingkungan adalah hal-hal diluar sistem yang membatasi sistem
dan dapat memengaruhi sistem, dalam percobaan ini yang menjadi
lingkungan adalah udara yang ada di luar kalorimeter.
13

Kapasitas kalor diartikan sebagai banyaknya kalor yang diserap oleh suatu
benda bermassa tertentu untuk menaikkan suhu sebesar 1C. Satuan kapasitas
kalor dalam sistem International yaitu J/K. Kapasitas kalor didefinisikan
sebagai perbandingan antara jumlah panas yang diberikan kepada suatu benda
dengan kenaikan temperatur benda. Definisi ini dapat diformulasikan secara
matematis sebagai berikut.
C = dQ / dT

Prosedur percobaan yang dilakukan pada percobaan ini adalah pertama


menimbang massa kalorimeter dengan menggunakan neraca ohaus, setelah itu
mengukur air dingin sebanyak 40ml di dalam gelas ukur dan mengukur
suhunya, kemudian memasukkan air yang telah diukur suhunya ke dalam
kalorimeter dan menimbang massa air dan massa kalorimeter tersebut,
selanjutnya mengukur suhu air yang ada di dalam kalorimeter. Setelah itu
memanaskan air sebanyak 40ml di dalam gelas ukur hingga air mencapai
suhu 70oC, air yang telah dipanaskan tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam kalorimeter yang berisi air dingin, selanjutnya mengukur suhu
campuran air yang ada di dalam kalorimeter, kemudian menimbang massa
kalorimeter yang telah diisi air dingin dan air panas, dan mengulangi langkah
yang sama dengan mengubah suhu air panas menjadi 80oC dan 90oC.

berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka diperoleh massa


kalorimeter sebesar 0,135 kg dengan volume air sama pada tiga kali
percobaan yaitu sebesar 40ml dan besar suhu air dinginnya yaitu 29,5oC.
Diperoleh pula massa kalorimeter + air sebesar 0,1702 kg dan suhu
kalorimeter + air dingin yaitu 29oC. Pada percobaan pertama suhu air panas
yang digunakan yaitu 70oC, diperoleh suhu campuran sebesar 46oC dan massa
kalorimeter campuran yaitu sebesar 0,1995 kg. Pada percobaan kedua suhu
air panas yang digunakan yaitu 80oC, diperoleh suhu campuran sebesar 48oC
dengan massa kalorimeter campuran yaitu sebesar 0,210 kg. Sedangkan pada
percobaan ketiga suhu air panas yang digunakan tidak tepat berada pada suhu
90oC, karena untuk mencapai suhu air 90oC membutuhkan waktu yang sangat
14

lama dan bahan bakar yang cukup banyak sehingga suhu air yang digunakan
pada percobaan ketiga pada kondisi konstannya yaitu 84oC, diperoleh suhu
campuran sebesar 46oC dengan massa kalorimeter campuran yaitu sebesar
0,2015 kg. Dari data hasil percobaan yang diperoleh maka dilakukan
perhitungan untuk menentukan besarnya kapastas kalor kalorimeter (Ck).
Nilai kapasitas kalor kalorimeter (Ck) pada percobaan pertama adalah sebesar
0,068 kkal/ dengan perubahan suhu (T) sebesar 16,5oC, nilai kapasitas
kalor kalorimeter (Ck) pada percobaan kedua adalah sebesar 0,13 kkal/
dengan perubahan suhu (T) sebesar 18,5oC, dan nilai kapasitas kalor
kalorimeter (Ck) pada percobaan ketiga adalah sebesar 0,23 kkal/ dengan
perubahan suhu (T) sebesar 16,5oC,

Data hasil perhitungan nilai kapasitas kalor kalorimeter (Ck) tersebut jika
disajikan dalam bentuk grafik hubungan antara kapasitas kalor kalorimeter
(Ck) dengan perubahan suhu (T), maka akan menghasilkan bentuk grafik
seperti yang ditunjukkan oleh grafik di bawah ini.

Grafik 4.1. Grafik Hubungan antara Ck dengan T

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa nilai kapasitas kalor


kalorimeter (Ck) berbanding lurus dengan perubahan suhu (T). Artinya,
semakin besar perubahan suhunya maka kapasitas kalor kalorimeter juga akan
semakin besar. Hal ini tidak sesuai dengan teori persamaan kalor yang
menyatakan bahwa kapasitas kalor berbanding terbalik dengan perubahan
suhu.
15

Dalam menentukan kapasitas kalor kalorimeter juga berhubungan dengan


asas black. Untuk menghitung kapasitas kalor kalorimeter (Ck) menggunakan
persamaan kalor. Dalam percobaan, terdapat zat yang menerima sebagian
kalor dan zat yang melepaskan kalor, seperti saat mencampurkan air panas ke
dalam kalorimeter yang telah terisi dengan air dingin. Dalam hal ini, air
dingin sebagai penerima kalor dan air panas yang melepas kalor. Sehingga
untuk menentukan kapasitas kalor kalorimeter perlu digunakan persamaan
asas black (persamaan kalor setara, kalor yang dilepaskan sama dengan kalor
yang diterima).

Pada percobaan yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa percobaan


sesuai dengan tinjauan pustaka, karena pada tinjauan pustaka juga
menggunakan persamaan asas Black untuk menghitung nilai kapasitas kalor
calorimeter, namun berdasarkan percobaan yang telah dilakukan hubungan
antara Ck dengan perubahan suhu (T) tidak sesuai dengan referensi yang
seharusnya berbanding terbalik, tetapi dalam percobaan diperoleh hubungan
yang berbanding lurus.

Percobaan yang dilakukan telah menjawab tujuan percobaan, yaitu


memahami pengertian kapasitas kalor yang bereaksi dalam sistem dan
menentukan kapasitas kalor kalorimeter alumunium. Setelah melakukan
percobaan, praktikan telah mengetahui bahwa kapasitas kalor merupakan
banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1
derajat celcius. Sedangkan tujuan percobaan yang kedua juga telah terjawab
bahwasanya untuk menentukan kapasitas kalor kalorimeter alumunium
digunakan persamaan asas black.

Beberapa faktor hambatan dalam percobaan yang mengakibatkan adanya


kesalahan sehingga tidak sesuai dengan referensi yaitu pengukuran suhu awal
air pada kalorimeter yang kurang akurat, ketika mencampurkan air panas ada
kalor yang terlepas, pengukuran massa air dan kalorimeter menggunakan
neraca ohaus yang sudah tidak berfungsi dengan baik yaitu tidak tepat pada
16

skala nol dalam pengkalibrasiannya, sehingga mengakibatkan data yang


diperoleh kurang akurat dan saat menutup kalorimeter kurang rapat sehingga
memungkinkan adanya kalor yang terlepas. Percobaan ini juga membutuhkan
waktu yang cukup lama dan bahan bakar yang cukup banyakuntuk
memanaskan air.
V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil percobaan dan pembahasan adalah sebagai
berikut:
1. sistem merupakan kumpulan dari benda-benda atau apa saja yang diteliti atau
diamati. Sedangkan lingkungan merupakan segala bentuk benda diluar objek
yang diamati,
2. kapasitas kalor merupakan banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius. Persamaan matematis:

3. nilai kapasitas kalor kalorimeter dapat dihitung dengan menggunakan


persamaan asas black yaitu jumlah kalor yang dilepas sama dengan jumlah
kalor yang diterima.
Qterima=Qlepas
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar 1. Bandung : Institut Teknologi


Bandung (ITB).

Informasi Pendidikan. 2015. Pengertian Kalor, Kapasitas Kalor, dan Kalor Jenis.
Diunduh dari : http://www.informasi-pendidikan.com/2015/03/pengertian-
kalor-kapasitas-kalor-dan.html. Diakses pada 22 Mei 2017 pukul 20.50
WIB.

Nurfauziawati, Nova. 2010. Paper Fisika Dasar Modul 8 Kalorimeter.


Jatinangor : Universitas Padjajaran.

Salim, Abdul. 2010. Laporan Praktikum Fisika Sekolah I. Bengkulu : Universitas


Bengkulu.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai