Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisika sering disebut sebagai ilmu yang paling mendasar karena setiap ilmu

alam lainnya seperti biologi, kimia, geologi, dan lain-lain mempelajari jenis

sistem materi tertentu yang mematuhi hukum fisika. Para ilmuan fisika

tentunya banyak melakukan pengamatan atau penelitian terhadap materi

tertentu, dan untuk mendapatkan suatu data yang benar dalam fisika banyak

melakukan pengukuran. Mengukur pada hakekatnya membandingkan suatu

besaran yang belum diketahui besarannya dengan besaran lain yang diketahui

besarnya. Oleh karena itu, untuk keperluan tersebut diperlukan sebuah alat

ukur. Dalam ilmu fisika dan dalam kehidupan banyak sekali ditemukan

berbagai macam alat ukur sesuai dengan kebutuhannya, khususnya alat ukur

pada pengukuran listrik. Proses pengukuran listrik merupakan prosedur yang

selalu menyertai kehidupan sehari-hari pada zaman yang sudah modern ini.

Dalam melakukan pengukuran listrik sangat diperlukan piranti untuk

membantu kegiatan tersebut. Piranti untuk membantu kegiatan pengukuran

listrik disebut alat ukur listrik. Alat ukur listrik memiliki banyak jenis, dan

diantaranya memiiki perbedaan prinsip kerja, bagian-bagian penyusun dan

kegunaannya, salah satunya adalah alat ukur sistem kumparan putar. Oleh
2

karena itu, maka makalah Teoritis Alat Ukur Sistem Kumparan Putar ini

dibuat.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini, yaitu:


1. Apa yang dimaksud alat ukur sistem kumparan putar?
2. Apa kegunaan alat ukur sistem kumparan putar?
3. Bagaimana konsep dasar alat ukur sistem kumparan putar?
4. Bagaimana prinsip kerja alat ukur sistem kumparan putar?
5. Bagaimana cara menentukan besar skala ?
6. Bagaimana cara peredaman alat ukur sistem kumparan putar ?
7. Apa saja yang menyebabkan kesalahan dari alat ukur sistem kumparan

putar?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang didapat dari makalah ini, yaitu:


1. Mengetahui alat ukur sistem kumparan putar.
2. Mengetahui kegunaan alat ukur sistem kumparan putar.
3. Mengetahui konsep dasar alat ukur sistem kumparan putar.
4. Mengetahui prinsip kerja alat ukur sistem kumparan putar.
5. Mengetahui cara menetukan besar skala.
6. Mengetahui cara peredaman alat ukur sistem kumparan putar.
7. Mengetahui sebab-sebab kesalahan dari alat ukur sistem kumparan putar.
3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Alat Ukur Sistem Kumparan Putar

Yang dimaksud dengan alat ukur kumparan putar ialah alat pengukur yang

berkerja atas dasar prinsip dasri adanya suatu kumparan listrik, yang

ditempatkan pada medan magnit, yang berasal dari suatu magnet


4

permanen. Arus yang di alirkan melalui kumparan akan menyebabkan

kumparan tersebut berputar. Alat ukur kumparan putar adalah alat ukur

penting yang dipakai untuk bermacam arus. Tidak hanya untuk arus searah

tapi dengan pertolongan alat-alat lainnya dapat digunakan untuk mengukur

arus bolak-balik. Alat ukur kumparan putar terdiri dari bagian-bagian seperti

ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Keterangan gambar:
1. Magnet tetap
2. Kutub sepatu
3. Inti besi lunak
4. Kumparan putar
5. Pegas sriral
6. Jarum penunjuk
7. Rangka kumparan putar
8. Tiang poros
5

2.2 Kegunaan Alat Ukur Sistem Kumparan Putar

Alat ukur kumparan putar adalah alat ukur penting yang dipakai untuk

bermacam arus, tidak hanya untuk arus searah, akan tapi dengan

pertolongan alat-alat lainnya dapat digunakan untuk mengukur arus bolak-

balik (AC).

2.3 Konsep Dasar Alat Ukur Sistem Kumparan Putar

Sebuah kumparan (coil) kawat halus digantung dalam medan magnet yang

dihasilkan oleh sebuah magnit permanen. Menurut hukum dasar gaya

elektromagnetik; kumparan tersebut akan berputar di dalam medan magnit

bila dialiri arus listrik. Fungsi kawat halus (serabut) sebagai pembawa arus

dari dan ke kumparan, keelastisan serabut halus tersebut membangkitkan

suatu torsi (gaya rotasional) yang melawan perputaran kumparan.

Kumparan akan terus berdefleksi (penyimpangan) sampai gaya

elektromagnetiknya menyeimbangi torsi mekanis lawan gantungan.

Dengan demikian penyimpangan kumparan merupakan ukuran bagi arus

yang dibawa oleh kumparan tersebut.

2.4 Prinsip Kerja Alat Ukur Sistem Kumparan Putar

Alat ukur kumparan putar adalah alat ukur yang bekerja berdasarkan

prinsip kerja kumparan listrik yang digunakan ditempat medan magnet

yang berasal dari magnet permanen. Alat ukur kumparan putar sudah tidak

terpengaruh oleh medan magnet dari luar karena telah memiliki medan

magnet yang kuat terbuat dari logam alniko yang berbentuk U. Prinsip

kerja alat ukur kumparan putar menggunakan dasar berdasarkan percobaan

hukum Lorentz. Hukum Lorentz dikatakan, jika sebatang penghantar dialiri


6

arus listrik berada dalam medan magnet, maka pada kawat penghantar

tersebut menghasilkan suatu gaya, gaya yang dihasilkan adalah gaya

lorentz. Arah nya ditentukan dengan kaidah tangan kanan.

Gambar hukum tangan kanan

Hukum tangan kanan menjelaskan bahwa magnet permanen yang

berbentuk tapal kuda yang dilengkapi sepatu kutub. Di antara sepatu kutub

ditempatkan sebuah inti dengan lilitan kawat yang dapat bergerak

(berputar pada poros). Pada saat melakukan pengukuran, arus listrik yang

mengalir pada kumparan dan menyebabkan adanya magnet. magnet

tersebut ditolak oleh medan magnet tetap. Berdasarkan hukum tangan

kanan fleming, kumparan tersebut akan berputar sehingga jarum penunjuk

akan bergerak atau menyimpang dari angka nol. semakin besar arus yang

mengalir dalam kumparan, maka akan semakin besar pula arus yang

mengenai kumparan dan menyebabkan penyimpangan jarum bergerak

semakin jauh. Kedua pegas tersebut memiliki arah yang berlawanan, oleh

sebab itu jika salah satu pegas mengencang maka pegas yang lain akan

mengendur. Hal inilah yang mengatur keseimbangan pada jarum penunjuk


7

dan menunjukan pada titik nol (0) apabila tidak ada arus yang mengalir

pada suatu alat ukur yang bekerja berdasarkan prinsip kumparan putar.

Ketika kumparan dialiri arus listrik maka akan timbul gaya pada kedua sisi

pegas dan akan menghasilkan momen penyimpangan.

Gambar 5 - Gerakan Jarum Penunjuk

Bila pemutus arus K ditutup yang memungkinkan arus searah yang

konstan melalui alat ukur ampermeter maka jarum penunjuk akan bergerak

melalui posisi 1, 2, 3, dan berhenti pada 4.persamaan untuk :

Tp = Bnab I

Dengan,

B = Medan magnet

a = Panjang kumparan

n = Banyak lilitan

I = arus yang mengalir (A)

b = Lebar kumparan

Tp = Momen putar (N-m)

Karena B, A dan N adalah tetap maka torsi yang dibangkitkan adalah

merupakan indikasi langsung (linier/proporsional) dari arus ( I ) yang

mengaliri
8

kumparan. Torsi ini yang menyebabkan defleksi (penyimpangan) jarum ke

keadaan mantap ( steady state ) pada arus besar tertentu yang diimbangi

oleh

torsi pegas pengontrol.

Bila n di nyatakan banyaknya lilitan dari kumparan putar. Pada setiap

ujung dari pada sumbu, di tempatkan pegas yang salah satu ujungnya

melekat padanya, sedangkan ujung yang lain pada dasar yang tetap. Setiap

pegas akan memberikan gaya reaksinya yang berbanding lurus dengan

besar sudut rotasi dari sumbu, dan berusaha untuk menahan perputaran.

Jadi dengan kata lain pegas memberikan pada sumbu moment Tc yang

berlawanan arahnya dengan arah Tp. Bila konstanta pegas dinyatakan

sebagai , maka besar Tc dapat dinyataka sebagai :

Tc =

Bila sumbu dan kumparan kumpar, berputar melalui sudut akhir sebesar

0
, maka dalam keadaan seimbang ini Tp = Tc, sehingga terdapat

persamaan sebagai berikut:

0
= Bnab I

dan dari sini

Bnab
0
= I
9

0
Dengan demikian sudut akhir dari putaran sumbu yang menjadi

tempat melekat penunjuk, di tentukan oleh persamaan di atas. Kebesaran-

kebesaran (Bnab/ ) disebut sebagai konstanta alat ukur.

Pada umumnya, momen seperti Tp, disebut momen penggerak, dan alat

yang menyebabkan dikenal sebagai alat penggerak. Sedangkan momen T c

disebut momen pengontrol.

Dengan berpegang kepada pengertian-pengertian ini, maka harga sudut

rotasi akhir dari penunjuk, pada alat pengukur kumparan putar, di tentukan

oleh hubungan antara momen penggerak dan momen pengontrol, dan

dinyatakan dalam persamaan di atas.

2.5 Cara Menentukan Skala

Cara penentuan skala dari alat ukur kumparan putar akan dijelaskan

melalui grafik yang menghubungkan persamaan antara sudut putar dan

momen penggerak T. Sumbu horizontal menyatakan sudut putar , dan

sumbu vertikal momen.


10

3.5
Gambar 8 - Penentuan Dari Penunjukkan Alat Ukur Jenis Kumparan Putar

Gambar 9 - Skala Dari Alat Ukur Jenis Kumparan Putar

Misalkan suatu alat pengukur kumparan putar berputar melalui sudut

sebesar 1,2 radial bila arus searah yang melaluinya adalah sebesar 1, 2, 3,

4 dan 5 mA dinyatakan sebagai Tp1, Tp2, Tp3, Tp4 dan Tp5, maka momen-

momen tersebut dapat digambarkan sebagai garis-garis dan berjarak sama

satu dan lainnya. Ingat bahwa momen penggerak tersebut hanya ditentukan

oleh besarnya arus, dan tidak tergantung dari sudut putar dari penunjuk.

Momen pengontrol berbanding lurus dengan besar sudut putar, dan

digambarkan dalam grafik sebagai garis lurus yang menghubungkan titik

mula dengan A. Bila sudut perputaran dari penunjuk dalam keadaan

keseimbangan antara momen penggerak dan momen pengontrol, pada

masing-masing momen penggerak dinyatakan sebagai 1, 2, 3, 4, 5,


11

maka di dapat 2 = 21, 3 = 31, 4 = 41 dan 5 = 51. Dengan demikian

jika skala dibentuk dengan membagi busur lingkaran sebesar 1,2 rad ke

dalam lima bagian-bagian yang sama, dan memberikan angka-angka pada

lima bagian dari skala tersebut 0, 1, 2, 3, 4 dan 5, maka arus yang melalui

alat ukur ini dapat segera dinyatakan pada harga skala dimana penunjuk

berhenti.

2.6 Pergerakan dan Peredaman

Pada Gambar 6 - memperlihatkan suatu pegas dimana salah satu ujungnya

mati, sedangkan ujung yang lain bebas. Pada ujung yang bebas ini

ditempatkan suatu pemberat, dan dalam keadaan seimbang dimana gaya

gravitas dilawan oleh gaya pegas, terdapat keadaan stasioner (a). Bila

pemberat ditarik ke bawah, dan dari posisi ini dilepaskan (b), maka

pemberat akan berosilasi antara (b) dan (c), di sekitar titik stasionernya (a).

Bila tidak ada gaya yang meredamnya, maka pemberat akan berosilasi

selamanya.
12

Gambar 6 - Osilasi Dari Suatu Massa Yang Digantungkan Pada Suatu

Pegas Cylindrical Helical

Gambar 7 - Peredaman Dalam Alat Ukur Jenis Kumparan Putar

Momen penggerak dan momen pengontrol pada alat ukur kumparan putar

mempunyai kesamaannya dengan gravitas yang bekerja pada pada

pemberat dan gaya tarik dari pegas. Jadi bagian yang berputar yaitu

0
kumparan, sumbu dan alat penunjuk, akan berisolasi pada , bila tidak

ada momen lain yang meredamnya, yang menyebabkan penunjuk berhenti


13

0
pada . Dalam keadaan tidak diberikannya peredam khusus, maka

momen redaman akan terdiri dari tahanan-tahanan udara dan tahanan-

tahanan mekanis pada kedudukan kumparan, sedangkan besar redaman ini

akan kecil sehingga alat penunjuk akan berisolasi untuk waktu yang lama.

Alat ukur yang seperti ini sulit dipakai, dan dalam banyak hal sama sekali

tidak dapat digunakan. Dengan demikian, diperlukan adanya peredam,

disamping momen-momen penggerak dan pengontrol, maka penunjuk

akan dapat sampai pada harga akhirnya dengan cepat. Momen peredam

yang dimaksudkan dihasilkan oleh alat peredam.

2.7 Peredaman Pada Alat Ukur Kumparan Putar

Dalam alat ukur kumparan putar, pada umumnya kumparan putarnya

dibentuk kerangka berbahan aluminium. Secara listrik kerangka tersebut

merupakan jaringan hubung pendek, dan memberikan pada kumparan

momen peredam. Bila kumparan putar berputar yang disebabkan oleh arus

yang melaluinya, maka dalam kerangkanya akan timbul arus induksi. Ini

disebabkan karena putaran kerangka aluminium ini terjadi dalam medan

magnet pada celah udara, sehingga tegangan yang berbanding lurus pada

kecepatan perputaran akan diinduksikan dalam kerangka tersebut. Arah

dari tegangan dapat ditentukan melalui hukum tangan kanan Fleming.

Tegangan ini yang menyebabkan arus induksi mengalir ke dalam kerangka

kumparan. Sebaliknya arah arus induksi ini akan memotong fluks magnet
14

dalam celah udara bila kumaran berputar, dan akan dibangkitkan momen

yang berbanding lurus dengan kecepatan putar. Akan tetapi arah dari

momen ini adalah berlawanan dengan arah perputaran, menyebabkan

perputaran terhambat. Dengan demikian, terjadilah redaman yang berusaha

melawan perputaran.

Bila sesuatu keadaan dihadapi dimana penampang dari pada kerangka

adalah kecil sedangkan tahanannya (secara listrik) besar, maka Id yang

terjadi akan kecil. Dalam hal ini maka momen redam yang dihasilkan akan

0
lemah dan penunjuk akan berosilasi disekitar , dan secara gradual

akan menunjukan ke titik akhir tersebut, seperti diperlihatkan pada gambar

8 (a). Bila tahanan listrik pada kerangka kecil maka I d akan dapat besar,

yang menghasilkan momen peredam yang kuat pula. Dalam hal ini maka

perlawanan terhadap perputaran akan besar , dan pergerakan penunjuk

tidak lagi bebas. Penunjuk akan mendekati harga akhir secara monotonis

lambat, seperti dinyatakan pada gambar 8 (b).

Gambar 8 Gerakan Jarum Penunjuk Dari Suatu Alat Ukur


15

Aksi peredaman yang mempergunakan prinsip-prinsip elektromaknetis ini

dikenal sebagai redaman elektromagnetis. Kurva A menyatakan peredaman

kurang (under damp), sedangkan kurva B menyatakan peredaman lebih

(over damp). Waktu untuk sampai pada harga akhir untuk kedua keadaan

tersebut adalah lama. Suatu keadaan khusus terdapat di antara keduanya,

seperti dinyatakan oleh kurva C (critical damp), keadaan ini dinyatakan

sebagai peredam kritis.

Waktu yang diperlukan untuk satu perioda dalam keadaan peredaman

kurang disebut perioda dari osilasi. Untuk alat-alat ukur yang biasanya

dipergunakan, diperlukan untuk sampai pada harga akhir yang hendak

dibaca dalam batas-batas yang secepat mungkin. Sehingga pengukuran

yang benar dapat diperoleh dengan cepat. Oleh sebab itu, alat-alat ukur

yang lazim dipergunakan dibuat dengan peredaman sedikit kurang, seperti

dinyatakan pada kurva D.

2.8 Sebab-sebab Kesalahan Alat Ukur Sistem Kumparan Putar

Setiap alat ukur dari type kumparan putar yang dipergunakan untuk alat

ukur amper maupun alat ukur volt yang terdapat di pasaran telah

direncanakan, sehingga batas kesalahan terdapat batas-batas yang

diperkenankan sesuai dengan kelas alat ukur tersebut. Akan tetapi, dalam

pemakaian ada banyak hal yang perlu diperhatikan seperti hal-hal di

bawah ini:
1. Medan magnit luar
Bila suatu alat ukur dipergunakan di sekitar suatu pengantar yang

dialiri arus besar atau di sekitar suatu magnit yang sangat kuat maka
16

medan magnit yang terdapat dalam celah udara pada sirkit magnit

daripada alat ukur bisa terpengaruh.


2. Temperatur keliling
Seperti telah dinyatakan, suatu alat ukur telah dibuat untuk tidak

terpengaruh oleh keadaan temperatur keliling. Akan tetapi, bila

keadaan temperatur keliling tersebut adalah jauh berbeda dari pada

temperatur 20oC, maka kesalahan-kesalahannya mungkin tidak dapat

lagi diabaikan.
3. Pemanasan sendiri
Bila satu arus mengalir ke dalam alat ukur, maka pada permulaan

temperatur dari pada komponen alat ukur tersebut akan menaik, dan

menyebabkan penunjukkan berubah. Jadi, penunjukkan tidak akan

menjadi stabil sebelum temperatur dari alat ukur tersebut menjadi

konstan.
4. Pergeseran dari titik nol
Posisi dari pada alat penunjuk dari alat ukur tanpa kebesaran listrik

yang masuk, disebut titik nol. Setelah digunakan untuk beberapa lama,

kemungkinan titik nol tersebut berubah dan bergerak yang disebabkan

oleh fatik dari pada pegas-pegas pengontrol. Pergeseran titik nol dapat

dikoreksikan dengan pergeseran-pergeseran secara mekanis, dengan

cara-cara pengaturan titik nol dari luar.


5. Gesekan-gesekan
Pada alat ukur yang dibuat dengan konstruksi sumbu dan bantalan,

maka pengukuran yang pengukurannya dilakukan berulang kali

mungkin menyebabkan harga-harga yang berbeda, meskipun arus yang

diukurnya adalah tetap. Hal ini mungkin terjadi bila gesekan antara

sumbu dan bantalan besar.


6. Umur alat ukur
17

Setelah jangka waktu dari mulai alat ukur ini dibuat berlalu, maka

berbagai komponen dan elemen alat ukur ini mungkin berubah di

dalam kebaikan kerjanya, dan akan menghasilkan kesalahan

penunjukan dari alat ukur. Agar alat ukur ini tetap siap untuk

pengukuran-pengukuran yang teliti, maka sebaiknya dilakukan

kalibrasi secara berkala, dalam interval waktu setengah tahun sampai

dengan setahun.
7. Letak dari alat ukur
Bagian yang bergerak dari alat ukur telah dibuat sedemikian rupa,

sehingga memungkinkan pengaturan-pengaturan yang terbatas.

Dengan demikian, bila alat ukur tersebut dipakai dengan letak yang

tidak ditentukan, maka posisi yang dari pada bagian yang bergerak,

sehingga alat penunjuknya mungkin berbeda dan menghasilkan

kesalahan.
18

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diambil setelah membuat makalah ini adalah

sebagai berikut:
1. Alat ukur kumparan putar adalah alat pengukur yang berkerja atas

dasar prinsip dari adanya suatu kumparan listrik, yang ditempatkan

pada medan magnit, yang berasal dari suatu magnet permanen.

Bagian-bagian alat ukur kumparan putar, yaitu magnit tetap, kutub

sepatu, inti besi lunak, kumparan putar, pegas spiral, jarum penunjuk,

rangka kumparan putar, tiang poros.


2. Alat ukur kumparan putar adalah alat ukur penting yang dipakai untuk

bermacam arus, tidak hanya untuk arus searah, akan tapi dengan

pertolongan alat-alat lainnya dapat digunakan untuk mengukur arus

bolak-balik (AC).
3. Konsep dasar alat ukur sistem kumparan putar adalah sebuah

kumparan (coil) kawat halus digantung dalam medan magnet yang

dihasilkan oleh sebuah magnit permanen.


4. Prinsip kerja alat ukur kumparan putar menggunakan dasar percobaan

Lorentz, jika sebatang penghantar dialiri arus listrik berada dalam

medan magnet, maka pada kawat penghantar tersebut akan timbul

gaya.
5. Momen penggerak hanya ditentukan oleh besarnya arus, dan tidak

tergantung dari sudut putar dari penunjuk.


6. Momen penggerak dan momen pengontrol pada alat ukur kumparan

putar mempunyai kesamaannya dengan gravitas yang bekerja pada

pada pemberat dan gaya tarik dari pegas.


7. Macam-macam redaman, yaitu under damp, over damp, dan critical

damp.
19

8. Sebab-sebab kesalahan dari alat ukur, yaitu medan magnit luar,

temperatur keliling, pemanasan sendiri, pergeseran dari titik nol,

gesekan-gesekan, umur, dan letak dari alat ukur.

DAFTAR PUSTAKA

http://itsmerista.blogspot.com/2011/05/alat-ukur-kumparan-putar.html.

diunduh pada tanggal 10 Maret 2016 pukul 13.06 WIB

http://elektronika-dasar.web.id/artikel-elektronika/faktor-daya-dan-alat-ukur-

faktor-daya/

di unduh pada tanggal 12 Maret 2016 pukul 19.31 WIB


20

http://itsmerista.blogspot.com/2011/05/alat-ukur-kumparan-putar.html

di unduh pada tanggal 12 Maret 2016 pukul 19.00 WIB

http://infokitabersama123.blogspot.com/2013/03/prinsip-kerja-alat-ukur-

kumparan-putar.html

di unduh pada tanggal 12 Maret 2016 pukul 19.40 WIB

Sapiie, Soedjana dan Osamu Nishino. 1979. Pengukuran Dan Alat-Alat Ukur

Listrik. Jakarta:P.T Pradnya Paramita

Anda mungkin juga menyukai