Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH VEKTOR DAN GEOMETRI RUANG

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


dalam Mata Kuliah Matematika Fisika

Dosen Pengampu:
Dr. Nurdin Siregar, M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 5

Bintama Sihotang (4192421023)

Harris Siburian (4192421026)

Nurjana (4191121002)

Wuri Cahyaningrum (4193121007)

Prapti Ningsih (4173321041)

PENDIDIKAN FISIKA A-2019

PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Vektor dan Geometri Ruang”
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Matematika Fisika. Kami berterima kasih
Bapak Dr. Nurdin Siregar, M.Si selaku dosen pengampu yang telah memberikan banyak
bimbingan kepada kami selama proses pembelajaran mata kuliah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan
dan kekurangan oleh karena itu kami meminta maaf jika memiliki kesalahan dalam
penulisan. Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan
tugas ini, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Medan, 09 September 2020

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 2
2.1 Vektor dan Skalar ................................................................................................................... 2
2.2 Alajabar Vektor ...................................................................................................................... 6
2.3 Vektor dan Sistem Koordinat ................................................................................................. 8
2.4 Perkalian Vektor dan Hasil Kali Triple ................................................................................ 15
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 26
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 26
3.2 Saran ..................................................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 27

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bicara tentang vektor, ada baiknya jika kita tahu terlebih dahulu apa itu vektor.
Dalam fisika kita mengenal vektor sebagai sebuah besaran yang memiliki nilai dan arah.
Sedangkan dalam matematika, vektor adalah anggota dari ruang vektor. Secara geometris,
vektor dapat disajikan dengan ruas garis berarah. Panjang ruas garis menyatakan besar
vektor dan anak panah menyatakan arah vektor. Pada dasarnya, setiap bagian dari
matematika memiliki fungsi masing-masing. Baik fungsi matematisnya dan penerapannya
dalam kehidupan. Tidak terkecuali dengan vektor. Secara matematis, kita kadang-kadang
menyatakan bahwa sebuah fungsi vektor A (x,y,z) mendefinisikan suatu medan vektor
karena mengaitkan suatu vektor dengan setiap titik di suatu daerah.

Kadang kala, muncul sebuah pertanyaan dari kalangan peserta didik, dimana mereka
menanyakan apa tujuannya, atau apa pentingnya kita mempelajari perihal bidang
pembelajaran seperti ini? Vektor, aljabar vektor dan perkalian vektor, bukankah dalam
kehidupan sehari-hari kita tidak akan ditanyai orang-orang tentang apa itu vektor? Atau
mereka tidak akan bertanya, berapa hasil dari aljabar vektor berikut ini. Namun akan lebih
baik jika kita bisa menjelaskan sedikit bagaimana konsep vektor dalam matematika.
Sehingga mempelajarinya bukanlah sebuah kesia-siaan. Maka dari itu, akhirnya penulis
memutuskan untuk membahas tentang vektor dan geometri ruang dari segi
matematikanya.
B. Rumusan Masalah
 Apa itu vektor dan skalar?
 Apa itu aljabar vektor?
 Apa itu vektor dan sistem koordinat?
 Bagaimana perkalian vektor dan hasil kali triple?
C. Tujuan
 Untuk mengetahui vektor dan skalar
 Untuk mengetahui aljabar vektor
 Untuk mengetahui vektor dan sistem koordinat
 Untuk mengetahui perkalian vektor dan hasil kali triple

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Vektor Dan Skalar

Besaran vektor adalah besaran fisika yang memiliki nilai dan arah. Dalam hal ini nilai
dan arah menjadi informasi yang saling melengkapi. Contoh besaran vektor adalah
perpindahan, kecepatan, gaya, momentum, medan listrikBesaran yang memiliki besar,
tetapi tidak memiliki arah disebut besaran skalar. Contohnya waktu, volume, massa jenis
dan suhu. Besaran Skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai, dan tidak memiliki
arah, Besaran skalar sepenuhnya dapat digambarkan sebagai nilai numerik saja.Besaran
Vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan juga memiliki arah, nilai dan arah harus
dinyatakan untuk mendeskripsikan besaran ini.Contohnya, jarak adalah besaran skalar,
karena jarak dapat

2.1.1 Vektor

Vektor merupakan sebuah besaran yang selalu mempunyai nilai dan arah. Dengan
operasi memiliki tanda – tanda dan vektor satuan pada tiap – tiap koordinat.

Vektor biasanya dituliskan dengan huruf kapital yang di tebalkan atau diberi tanda panah
diatasnya ⃗

Panjang panah menyatakan besar vektor ⃗ dan arah panah menunjukkan arah vektor ⃗

Jika sebuah vektor ⃗ dibagi dengan besarnya | ⃗ |, diperoleh sebuah vektor yang searah
dengan vektor ⃗ dan besarnya satu, yang disebut dengan vektor satuan.

⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗
̂= ⃗⃗⃗
=

Vektor satuan ̂ mempunyai besar satu dan arah yang sama dengan arah vektor ⃗
Komponen vektor ⃗ dalam sistem koordinat kartesian adalah Vektor
satuan ̂ ̂ ̂ adalah vektor satuan yang searah dengan sumbu dan yang positif.

2
⃗= ̂ ̂ ̂

Contoh soal

Sehingga untuk setiap vektor a pada ruang memiliki tiga komponen, yaitu
a = a1i + a2j + a3k
dengan i, j, dan k masing-masing vektor yang panjangnya satu. Arah i searah sumbu x
positif, arah j searah sumbu y positif, dan arah k searah sumbu z positif.
Hasil kali skalar vektor pada ruang adalah
a . b = abcos , dengan (a , b)

3
= a1b1 + a2b2 + a3b3

Contoh 1
Diketahui vektor a = 3i + 5j – k dan b = i – 4j + 2k .

a. Hitung perkalian skalar vektor a dan b.


b. Hitung kosinus sudut vektor a dan b
Jawab.
a. a . b = 3.1 + 5.(-4) + (-1).2 = 3 – 20 – 2 = - 19
b. = =-

Contoh 2

penulisan vektor dapat di tulis a = 〈 〉 .nyatakan a = 〈 〉 sebagai jumlah satuan


vektor m yang sejajar b = 〈 〉 dan suatu vektor n yang tegak lurus b .cari vektor m
dan n tersebut

jawab.

m b
Gambar diatas memberi gambaran bahwa a = m + n, vektor m memiliki panjang sama
dengan komponen a dalam arah b. Maka
m= = =

n =a–m=

2.1.2 SKALAR

Selain dibagi berdasarkan satuannya, besaran juga dapat dibagi berdasarkan nilai dan
arahnya, yaitu besaran vektor dan besaran skalar.

4
Jarak adalah besaran skalar dan perpindahan adalah besaran vector

Contohnya Kecepatan. Apakah “kecepatan” tersebut mempunyai arah ? Tentunya


kecepatan mempunyai sebuah arah . Seseorang yang bergerak pada kecepatan tertentu,
pasti mempunyai arah gerak.Mobil yang bergerak dengan kecepatan 80 km per jam ke arah
Utara. Contohnya. Atau kamu berlari dengan kecepatan 100 km/jam ke arah gawang untuk
menggiring bola.Bandingkan sebuah besaran “jarak”. Jadi ketika melakukan pengukuran
jarak, pasti tidak ada “arah” yang di sana. Contohnya dengan panjang. Panjang pensil yaitu
20 cm. Dan juga tidak mungkin jika ada orang yang menyebut “Pensil punya panjang 20
cm ke Selatan.”

5
Karena tidak ada arahnya, maka “jarak” dan “panjang” adalah masuk ke dalam besaran
skalar.

Volume – Dapat mengacu pada volume medium, contohnya misal berapa banyak media
yang hadir. Jadi segala sesuatu dari ton ke ons sampai gram, mililiter dan mikrogram
semua itu adalah besaran skalar. Namun selama mereka diterapkan pada sebuah media
yang diukur dan bukan gerakan medium.

Waktu – Sering merujuk kepada waktu, pengukuran tahun, bulan, minggu, hari, jam,
menit, detik, dan juga milidetik.

Kelajuan dan suhu – Keduanya umum dipakai dalam perhitungan besaran skalar fisik
kelajuan dan suhu. Namun selama mereka tak terkait dengan arah gerakan, mereka tetap
besaran skalar.

Contohnya, pengukuran kelajuan pada mil atau kilometer per jam. Atau pengukuran suhu
sebuah media keduanya tetap besaran skalar selama mereka tak terkait dengan arah
perjalanan dalam media ini.

2.2 Aljabar Vektor

Vektor merupakan kajian aljabar yang biasanya digunakan untuk memecahkan


permasalahan fisika seperti gerak, gaya, dan sebagainya. Vektor yang akan dibahas di sini
adalah vektor sebagai kajian aljabar. Secara geometri, vektor adalah ruas garis berarah.
Karena vektor merupakan ruas garis maka vektor memiliki ukuran panjang dan karena
vektor memiliki arah maka vektor memiliki sudut terhadap sumbu x positif. Sebuah vektor
bisa dinyatakan dalam bentuk geometri yang digambarkan sebagai sebuah ruas garis
dengan arah tertentu dimana salah satunya merupakan pangkal dan satunya lagi merupakan
ujung. Vektor juga dapat dinyatakan dalam bentuk aljabar. Mari kita simak pembahasan
mengenai vektor berikut ini.

2.2.1 Komponen Vektor

Vektor dibentuk dari dua buah titik dimana satu titik sebagai pangkal dan satu titik lainnya
sebagai ujung. Vektor yang berpangkal di titik A(a1,a2) dan berujung di titik B(b1,b2)
memiliki komponen sebagai berikut.

Jika suatu vektor berpangkal di titik pusat O(0,0) dan berujung di titik A(a1,a2) maka
vektor tersebut cukup dituliskan dalam satu huruf sesuai huruf titiknya dan ditulis huruf
kecilnya. Vektor yang berpangkal di titik pusat O dan berujung di suatu titik disebut vektor
posisi. Vektor OA dapat dituliskan sebagai berikut.

6
Perhatikan bahwa komponen vektor a sama dengan komponen titik A.

2.2.2 Notasi Vektor


Sebuah vektor dapat dituliskan dalam beberapa bentuk notasi. Berikut ini adalah penulisan
notasi vektor.

Ketiganya memiliki arti yang sama, yaitu vektor dengan komponen v1 dan v2.

2.2.3 Panjang Vektor

Seperti dijelaskan di awal, vektor adalah ruas garis. Oleh karena itu, sebuah vektor
memiliki ukuran panjang. Panjang vektor dinotasikan dengan nama vektor tersebut diapit
oleh tanda |...| dan didefinisikan sebagai akar pangkat dua dari jumlah kuadrat masing-
masing komponennya. Panjang dari sebuah vektor yang diperoleh dari komponen-
komponennya adalah sebagai berikut.

2.2.4 Vektor Satuan


Vektor satuan adalah vektor yang memiliki panjang satu satuan. Didefinisikan sebagai
vektor dibagi dengan panjangnya. Vektor satuan dari vektor dinotasikan dengan .

Jika maka vektor satuannya adalah sebagai berikut.

7
2.3 Vektor dan sistem Koordinat
Vektor adalah besaran yang ditentukan oleh besar dan arahnya. Dalam aplikasinya
vector selalu menempati ruang. Untuk menjelaskan fenomena vector di dalam ruang dapat
digunakan bantuan system koordinat untuk menjelaskan besar dan arah vector. Sistem
koordinat yang umum digunakan adalah koordinat kartesius, koordinat silinder dan bola.
2.3.1 Koordinat kartesius atau tegak lurus
Koordinat kartesian digunakan untuk menyatakan suatu benda yang
memiliki bentuk siku seperti garis lurus, bidang datar siku dan ruang siku-siku.
Bentuk-bentuk siku akan mudah digambarkan dalam koordinat kartesius baik 2
dimensi maupun 3 dimensi.
Dalam koordinat kartesius 2 dimensi terdiri dari 2 sumbu yaitu sumbu
horizontal (mendatar) yaitu sumbu x dan sumbu tegak (vertical) yaitu sumbu y.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini

Koordinat kartesius 2 dimensi digunakan untuk menggambarkan objek 1


dimensi dan 2 dimensi. Contoh objek satu dimensi yaitu garis baik garis lurus
maupun garis lengkung. Sedangkan contoh objek 2 dimensi yaitu bidang datar.
Objek 1 dimensi dan 2 dimensi dapat digambarkan pada koordinat 3 dimensi
dengan baik, sedangkan untuk objek 3 dimensi harus digambarkan pada koordinat 3
dimensi.
Koordinat kartesius 3 dimensi digunakan untuk menggambarkan suatu
objek baik 1 dimensi, 2 dimensi maupun 3 dimensi. Koordinat kartesius 3 dimensi
mempunyai 3 sumbu koordinat yaitu sumbu x, y, dan z. Untuk lebih jelasnya
silahkan perhatikan gambar berikut :

8
Sudut yang dibentuk antar sumbu koordinat adalah 90º atau dengan kata lain
sumbu x tegak lurus dengan sumbu y dan sumbu z, demikian juga sumbu y tegak
lurus dengan sumbu x dan z dan juga sumbu z tegak lurus dengan sumbu x dan
sumbu y.
2.3.2 Koordinat silinder
Tidak semua benda mempunyai bentuk siku-siku seperti balok, kubus, bujur
sangkar, dan bentuk-bentuk siku lainnya. Benda-benda seperti tabung, botol, pipa,
tampat sampah, kerucut memiliki bentuk lingkaran dengan simetri yang khas.
Bentuk-bentuk seperti ini akan susah untuk digambarkan pada koordinat kartesius
karena simetri lingkaran sulit untuk digambarkan.
Atas dasar inilah muncullah ide untuk mengembangkan system koordinat
untuk benda-benda seperti ini yaitu dengan membuat koordinat silinder. Koordinat
silinder terdiri dari 3 sumbu koordinat yaitu koordinat r, f, dan z.

Konversi dari koordinat silinder ke koordinat kartesius adalah


sebagai berikut :
x = r cos ɸ,

9
y = r sin ɸ,
z=z
Konversi dari koordinat kartesius ke silinder adalah sebagai berikut :
r=√
Z=Z

Contoh visualisi penggambaran objek dalam koordinat silinder untuk kasus,


r konstan, Dari gambar ini dapat dibayangkan kirakira suatu objek yang menempati
koordinat silinder akan seperti pada gambar di bawah ini

2.3.3 Sistem koordinat bola


Koordinat bola digunakan untuk menyatakan suatu objek yang mempunyai
bentuk simetri bola. Sebagai contoh adalah bumi yang kita tempati. Posisi atau
kedudukan objek-objek yang berada dibumi akan sulit dijelaskan dengan koordinat
kartesius maupun tabung karena bentuk bumi yang bundar. Oleh karena itu
digunakan system koordinat bola agar mudah dibayangkan. Untuk menyatakan
besaran vektor, koordinat bola menggunakan 3 sumbu koordinat yaitu r,θ , dan .

Vektor pada koordinat bola dapat dinyatakan dengan


A = aR AR + aθAθ +aɸAɸ
Konversi koordinat bola ke koordinat kartesian:
X = R sin θ cos ɸ
Y = R sin θ sin ɸ

10
Z = R cos θ

Maka,

Koordinat bola ini akan sangat berguna dalam membahas gerak dalam tiga dimensi

Contoh Soal
1. (3,3,5) menyatakan letak titik P pada ruang dalam koordinat kartesius. Ubah dan
Nyatakan letak titik P dalam koordinat silinder.
Jawab
Koordinat kartesius dan koordinat silinder dinyatakan dalam hubungan
y
x  r cos  , y  r cos  , z  z , x 2  y 2  r 2 dan tan   sehingga:
x

r  32  32  18  3 2
3 
tan    1 atau   arctan1 
3 4

Jadi koordinat silinder dari (3,3,5) adalah  3 2 , ,5 
 4 

  
2.  6, ,2  menyatakan letak titik Q pada ruang dalam koordinat silinder. Ubah dan
 6 
Nyatakan letak titik Q dalam koordinat kartesius.
Jawab

11
Koordinat kartesius dan koordinat silinder dinyatakan dalam hubungan
y
x  r cos  , y  r cos  , z  z , x 2  y 2  r 2 dan tan   sehingga:
x
 3
x  6 cos  6. 3 3
6 2
 1
y  6 sin  6.  3
6 2
 
Jadi koordinat kartesius  6,
 6


,2  adalah 3 3,3,2

  2 
3.  8, ,  menyatakan letak titik W dalam koordinat bola. Ubah dan nyatakan letak
 3 3 
titik W dalam koordinat kartesius dan koordinat silinder.
Jawab
Koordinat kartesius, koordinat silinder dan koordinat bola mempunyai hubungan
sebagai berikut:

r   sin  atau r  x 2  y 2
 
z   cos
x   sin  cos
y   sin  sin 
  x2  y2  z2
  2   2
sehingga dari titik  8, ,  diketahui   8,  dan  
 3 3  3 3
dan diperoleh
2   3  1 
x  8 sin cos  8.    2 3

3 3  2  2 
2   3  3 
y  8 sin sin  8.  
 2   6
3 3  2  
2  1
z  8 cos  8    4
3  2

r   sin
2
3
 3
 8   4 3 atau r  x 2  y 2 
 2 3   6
2 2
 48  4 3
 2 

12
  2 
Jadi koordinat kartesius  8, ,
 3 3 
 adalah 2 
3,6,4) , dan koordinat silinder

  2    
 8, ,  adalah  4 3 , ,4  .
 3 3   3 
4. 4 
3,4,6 menyatakan letak titik M dalam koordinat kartesius. Ubah dan nyatakan
letak titik W dalam koordinat silinder dan koordinat bola.
Jawab
Koordinat kartesius, koordinat silinder dan koordinat bola mempunyai hubungan
sebagai berikut:

r   sin  atau r  x 2  y 2

 
z   cos
x   sin  cos
y   sin  sin 
z   cos

  x2  y2  z2

 
sehingga dari titik  4,4 3,6 diketahui x  4, y  4 3 dan z  6
dan diperoleh

r  x2  y2   42  (4 3 ) 2  64  8
y 4 1 3
tan    
x 4 3 3
5

6
  x 2  y 2  z 2  (4) 2  (4 3 ) 2  (6) 2  10
z   cos  6  10 cos
6
  arccos
10

Jadi koordinat silinder  4,4 3,6  adalah


 5 
 8,
 6 
,6  , dan koordinat bola

 4,4   5 6
3,6 adalah 10, , arccos  .
 6 10 

13
 4 
5.  4, ,8  menyatakan letak titik T dalam koordinat silinder. Ubah dan nyatakan
 3 
letak titik T dalam koordinat kartesius dan koordinat bola.
Jawab
Koordinat kartesius, koordinat silinder dan koordinat bola mempunyai hubungan
sebagai berikut:

r   sin  atau r  x 2  y 2

 
z   cos
x   sin  cos
y   sin  sin 
z   cos

  x2  y2  z2

 4  4
sehingga dari titik  4, ,8  diketahui r  4,  , z  8 dan diperoleh
 3  3
4

3
4
x  r cos  x  4 cos  2 3
3
4
y  r sin   y  4 sin  2
3

  (2 3 ) 2  (2) 2  (8) 2  4 5

2 5
z   cos  8  4 5 cos    arccos
5
 4
Jadi koordinat kartesius  4,
 3

,8  adalah

 2 
3,2,8 , dan koordinat bola

 4   4 2 5
 4, ,8  adalah  4 5, , arccos .
 3   3 5 

14
2.4. Perkalian Vektor dan Hasil Kali Triple

2.4.1 Perkalian Vektor

Macam-Macam Perkalian Vektor


Operasi vektor tidak hanya terbatas pada penjumlahan dan pengurangan vektor saja operasi
perkalian juga berlaku untuk vektor. Lalu apa saja jenis-jenis perkalian vektor itu? Dalam
fisika, perkalian vektor dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1. Perkalian Vektor dengan Skalar
2. Perkalian Titik (Dot Product)
3. Perkalian Silang (Cross Product)
Ketiga jenis perkalian tersebut memiliki aturan, rumus serta sifat yang berbeda-beda.
Untuk memahami mengenai tiga macam perkalian vektor tersebut, pahami penjelasan
dibawah ini.
1. Perkalian Vektor dengan Skalar
Untuk memahami mengenai perkalian vektor, kita ambil contoh seperti berikut
Seorang anak sedang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan 50 km/jam ke arah
utara. Maka setelah beberapa waktu, anak dan motor tersebut telah
mengalami perpindahan. Kita tahu bahwa kecepatan adalah perpindahan per selang
waktu. Dari pengertian ini maka besar perpindahan yang dialami si anak dapat dihitung
dengan rumus atau persamaan sebagai berikut:

s = vt Keterangan:
s = perpindahan (m)
v = kecepatan (m/s)
t = selang waktu (s)

Kita tahu bahwa kecepatan adalah besaran vektor sedangkan waktu adalah besaran skalar.
Berdasarkan persamaan di atas, perkalian kecepatan dengan waktu menghasilkan
perpindahan yang termasuk besarn vektor. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa:

Hasil perkalian antara vektor dan skalar adalah vektor.

Secara matematis, perkalian vektor dengan skalar memiliki arti yang sederhana. Misalkan
hasil kali antara skalar k dengan sebuah vektor A menghasilkan vektor B, maka aturan
perkalian tersebut dituliskan sebagai berikut:
B = kA

15
Dari persamaan tersebut, maka besar vektor B besarnya adalah besar k dikalikan dengan
besar A. Dan arah vektor B searah dengan vektor A jika k positif dan berlawanan arah
dengan A jika k negatif.
1.1 Perkalian Vektor Satuan dengan Skalar
Aturan di atas juga berlaku untuk perkalian vektor satuan dengan skalar baik secara dua
dimensi maupun tiga dimensi. Aturannya adalah sebagai berikut:

2 Dimensi 3 Dimensi
r = xi + yj r = xi + yj + zk
kr = kxi + kyj kr = kxi + kyj + kzk

1.2 Sifat Perkalian Vektor dan Skalar


Perkalian antara vektor dengan skalar mempunyai sifat distributif yaitu:
k(A + B) = kA + kB
1.3 Contoh Soal Perkalian Vektor dan Skalar dan Pembahasannya
Diketahui suatu vektor A digambarkan sebagai berikut

Gambarlah vektor B, jika:


B = 2A; B = -2A; B = ½A; B = -½A
Jawab

B = 2A, berarti panjang vektor B = - 2A, berarti panjang vektor menjadi dua
menjadi dua kali panjang semula dan kali panjang semula tetapi arahnya berlawanan
arahnya sama dengan arah vektor A dengan arah vektor A

16
B = ½A, berarti panjang vektor menjadi B = - ½A, berarti panjang vektor menjadi
setengah kali panjang semula dan arahnya setengah kali panjang semula tetapi arahnya
sama dengan arah vektor A berlawanan dengan arah vektor A

2. Perkalian Titik (Dot Product)


Untuk memahami tentang perkalian titik, perhatikan gambar di bawah ini

Perkalian titik dua buah vektor antara A dan B atau dituliskan A . B didefinisikan sebagai
perkalian antara vektor A dengan komponen vektor B yang searah vektor A. Pada gambar
di atas, komponen vektor B yang searah vektor A adalah B cos α. Dari definisi tersebut,
secara matematis perkalian titik antara vektor A dan B dapat dituliskan dengan rumus atau
persamaan sebagai berikut:

A . B = AB cos α = |A||B| cos α


Keterangan:
Α = sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B dengan 0o ≤ α ≤ 180o
A = |A| besar vektor A
B = |B| besar vektor B

Dari definisi perkalian titik tersebut dapat disimpulkan bahwa:

Hasil perkalian titik dua buah vektor adalah skalar.

17
Simbol dari perkalian titik adalah (.) yang sering disebut perkalian titik (dot product).
Karena hasil perkalian adalah skalar maka perkalian titik disebut juga dengan scalar
product.
Dalam perkalian titik, ada 3 poin penting yang perlu diingat, yaitu:

1. Jika kedua vektor A dan B saling tegak lurus (α = 90o) maka


A . B = 0 → cos 90o = 0
2. Jika kedua vektor A dan B searah (α = 0o) maka
A . B = AB → cos 0o = 1
3. Jika kedua vektor A dan B berlawanan searah (α = 180o) maka
A . B = - AB → cos 180o = -1

2.1 Perkalian Titik Pada Vektor Satuan

Perhatikan gambar di atas, vektor satuan i, j, dan k merupakan vektor yang saling tegak
lurus satu sama lain dengan kata lain besar α = 90o dan nilai ketiga vektor tersebut adalah
1. Maka hasil perkalian titik pada vektor satuan tersebut adalah sebagai berikut:

i . i = j . j = k . k = 1.1 cos 0o = 1 (berhimpit)


i . j = i . k = j . k = 1.1 cos 90o = 0 (tegak lurus)

Dengan menggunakan hasil perkalian titik pada vektor satuan di atas, kita dapat mencari
hasil perkalian titik suatu vektor yang dinyatakan dalam vektor satuan. misalkan terdapat
dua vektor berikut ini:
A = Axi + Ayj + Azk
B = Bxi + Byj + Bzk
Hasil perkalian titik antara vektor A dan B adalah sebagai berikut:

A . B = (Axi + Ayj + Azk) . (Bxi + Byj + Bzk)


A . B = Axi . Bxi + Axi .Byj + Axi . Bzk + Ayj . Bxi + Ayj .Byj + Ayj . Bzk + Azk . Bxi
+ Azk .Byj + Azk . Bzk

18
→ karena i . j = i . k = j . k = 1.1 cos 90o = 0 maka
A . B = Axi . Bxi + 0 + 0 + 0 + Ayj .Byj + 0 + 0 + 0 + Azk . Bzk
A . B = Axi . Bxi + Ayj . Byj + Azk . Bzk
→ karena i . i = j . j = k . k = 1.1 cos 0o = 1 maka
A . B = AxBx + AyBy + AzBz

2.2 Sifat Perkalian Titik


Perkalian titik memiliki sifat distributif, yaitu:
A.(B + C) = A.B + A.C
Dan juga memiliki sifat komutatif, yaitu:
A.B = B.A
2.3 Contoh Soal Perkalian Titik dan Pembahasannya
Sebuah vektor gaya dan perpindahan mempunya persamaan F = (2i + 3j + 5k) N dan s =
(4i + 2j – k) m. tentukan usaha yang dilakukan oleh gaya!
Jawab:
Diketahui:
F = (2i + 3j + 5k)
s = (4i + 2j – k)
Ditanya: usaha (W)
Usaha merupakan hasil perkalian titik antara gaya dengan perpindahan, jadi
W=F.s
W = (2i + 3j + 5k) . (4i + 2j – k)
W = (2)(4) + (3)(2) + (5)(-1)
W=8+6–5
W=9
Jadi usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut adalah 9 joule.

19
3. Perkalian Silang (Cross Product)
Untuk memahami tentang perkalian silang, perhatikan gambar di bawah ini

Perkalian silang dua buah vektor antara A dan B atau dituliskan A x B didefinisikan
sebagai perkalian antara vektor A dengan komponen vektor B yang tegak lurus vektor A.
pada gambar di atas, komponen vektor B yang tegak lurus vektor A adalah B sin α. Dari
definisi tersebut, secara matematis perkalian silang antara vektor A dan B dapat dituliskan
dengan rumus atau persamaan sebagai berikut:

AxB =C
|A x B| = AB sin α
Keterangan:
α = sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B dengan 0o ≤ α ≤ 180o
C = vektor lain hasil perkalian silang antara vektor A dan B
|A x B| = besar vektor hasil perkalian silang antara vektor A dan B
Dari definisi perkalian silang tersebut dapat disimpulkan bahwa:

Hasil perkalian silang dua buah vektor adalah sebuah vektor yang arahnya tegak
lurus pada bidang yang dibentuk oleh A dan B.

Untuk lebih memahami tentang arah vektor hasil perkalian silang perhatikan tabel
penjelasan di bawah ini

20
Arah Hasil Perkalian Silang A x B Arah Hasil Perkalian Silang B x A

Arah dari vektor C tegak lurus dengan Sama halnya dengan arah hasil perkalian
bidang yang dibentuk oleh vektor A dan B. silang A x B. Kita juga bisa
Untuk menunjukkan arah vektor C, kita menggunakan kaidah tangan kanan,
gunakan kaidah tangan kanan dimana namun bedanya genggaman tangan
ujung vektor A menuju ujung vektor B dibalik, dimana ujung vektor B menuju
searah dengan lipatan empat jari ujung vektor A searah dengan lipatan
sedangkan jempol menunjukkan arah empat jari sedangkan jempol
vektor C. Pada gambar di atas, vektor C menunjukkan arah vektor C. Pada
hasil perkalian silang A x B arahnya gambar di atas, vektor C hasil perkalian
menuju ke atas tidak menembus bidang. silang B x A arahnya menuju ke bawah
menembus bidang.

Dalam perkalian silang, ada 5 poin penting yang perlu diingat, yaitu:

1. Pada perkalian silang tidak berlaku sifat komutatif sehingga


AxB≠BxA
2. Pada perkalian silang berlaku sifat anti komutatif yaitu
AxB=-B xA
3. Jika kedua vektor A dan B saling tegak lurus (α = 90o) maka
|A x B| = AB → sin 90o = 1
4. Jika kedua vektor A dan B searah (α = 0o) maka
|A x B| = 0 → sin 0o = 0
5. Jika kedua vektor A dan B berlawanan searah (α= 180o) maka
|A x B| = 0 → sin 180o = 0

3.1 Perkalian Silang Pada Vektor Satuan


Vektor satuan i, j, dan k masing-masing bernilai 1. Hasil perkalian silang pada vektor
satuan yang sama adalah sebagai berikut:

i x i = 1.1 sin 0o = 0

21
j x j = 1.1 sin 0o = 0
k x k = 1.1 sin 0o = 0

Untuk hasil perkalian silang pada vektor satuan yang berbeda kita gunakan siklus berikut:

Dengan menggunakan hasil perkalian silang pada vektor satuan dan juga siklus di atas, kita
dapat mencari hasil perkalian silang suatu vektor yang dinyatakan dalam vektor satuan.
misalkan terdapat dua vektor berikut ini:
A = Axi + Ayj + Azk
B = Bxi + Byj + Bzk
Hasil perkalian silang antara vektor A dan B adalah sebagai berikut:

AxB = (Axi + Ayj + Azk) x (Bxi + Byj + Bzk)


AxB = Axi x Bxi + Axi x Byj + Axi x Bzk + Ayj x Bxi + Ayj x Byj + Ayj x Bzk
+ Azk x Bxi + Azk x Byj + Azk x Bzk
→ karena i x i = j x j = j x k = 1x1 sin 0o = 0 maka
AxB = 0 + Axi x Byj + Axi x Bzk + Ayj x Bxi + 0 + Ayj x Bzk + Azk x Bxi +Azk x Byj
+0
AxB = Axi x Byj + Axi x Bzk + Ayj x Bxi + Ayj x Bzk + Azk x Bxi + Azk x Byj
→ dengan menggunakan siklus perkalian silang maka
AxB = AxByk – AxBzj – AyBxk + AyBzi + AzBxj – AzByi
AxB = (AyBz - AzBy)i + (AzBx - AxBz)j + (AxBy - AyBx)k

Selain menggunakan siklus perkalian silang di atas, untuk mempermudah mengingat rumus
kita dapat menggunakan metode determinan seperti berikut ini:

22
AxB = i AyBz + j AzBx + k AxBy – k AyBx – i AzBy – j AxBz
A x B = (AyBz - AzBy)i + (AzBx - AxBz)j + (AxBy - AyBx)k

3.2 Sifat Perkalian Silang


Perkalian silang memiliki sifat antikomutatif, yaitu
A×B≠B×A
Perkalian silang memiliki sifat asosiatif, yaitu
k(A × B) = (kA) × B = A × (kB)
Dan terakhir, perkalian silang memiliki sifat distributif, yaiut
A × (B + C) = (A × B) + (A × C)
(A + B) × C = (A × C) + (B × C)

3.3 Contoh Soal Perkalian Silang dan Pembahasannya


Sebuah gaya dengan persamaan F = (i + 2j – k) N bekerja pada daun pintu. Jika dilihat dari
sebuah engsel, gaya tersebut bekerja pada vektor posisi r = (0,8i + 0,2j) m. Tentukan
persamaan momen gaya yang ditimbulkan gaya tersebut.
Jawab:
Diketahui:
F = (i + 2j – k) N
r = (0,8i + 0,2j) m
Ditanyakan : momen gaya (τ)
Momen gaya merupakan hasil perkalian silang antara vektor posisi dengan gaya. Jadi:
τ=rxF
τ = (0,8i + 0,2j) x (i + 2j – k)
τ = (0,8)(1)(i x i) + (0,8)(2)(i x j) + (0,8)(-1)(i x k) + (0,2)(1)(j x i) + (0,2)(2)(j x j) + (0,2)(-
1) (j x k)
τ = 0 + 1,6k – 0,8(-j) + 0,2(-k) + 0 – 0,2i
τ = -0,2i + 0,8j + 1,4k
jadi, persamaan momen gaya yang ditimbulkan gaya tersebut adalah τ = (-0,2i + 0,8j+ 1,4k)
Nm.

23
2.4.2 Hasil Kali Triple (Triple Product)

 Hasil Kali Tripel Skalar (Scalar Triple Product)


Hasil kali tripel skalar, vektor-vektor A, B dan C didefinisikan sebagai
A.(B C)
Hasil kali persamaan diatas adalah hasil kali tripel skalar, karena hasil
perkalian vektor ini adalah skalar, sebagai catatan bahwa vektor-vektor
dalam hasil kali skalar adalah permutasi siklus satu sama lain. Merubah
urutan posisi vektor dalam hasil kali tripel skalar hasilnya sama dengan
tanda negatif karena sifat hasil kali vektor.
A.(B C) = -A.(C B)
= -B.(A C)
= -C.(B A)

Pada sisi yang lain, dari sifat-sifat hasil kali skalar diperoleh :
A.(B C) = (B C).A
Hal yang perlu diingat bahwa hasil kali vektor menggambarkan luas yang
dibentuk dua vektor B dan C, dan hasil kali kali skalar menggambarkan
proyeksi vektor A pada hasil kali vektor, maka hasil kali tripel skalar sama
dengan volume parallel epipedum dengan sisi-sisi A, B dan C seperti pada
gambar. Luas dasarnya sama dengan dan tingginya
sama dengan , maka volumenya sama dengan
dan selanjutnya diperoleh dengan menyelesaikan
determinan matrik 3 3 yang dibentuk oleh A, B dan C.
Jika A = ( ) B= ( ) dan C = ( ) maka

A.(B C) =| |

= + +

Ilustrasi Hasil Kali Skalar A.(B C)

Contoh Soal
Diketahui vektor , dan
Hitunglah hasil kali tripel skalar A.(B C)

A.(B C) = | | | |

= 2(4-0) + 2(0+4) = 16

24
 Hasil Kali Tripel Vektor (Vector Triple Product)
Hasil kali triple vektor, vektor-vektor A, B dan C didefinisikan sebagai:
A (B C) = B(A C) - C(A B)
Diperoleh menggunakan aturan “abc-bac-cab”. Perlu diperhatikan bahwa :

Vektor-vektor A, B dan C membentuk kotak sebagai interpretasi volume

Contoh Soal :
Tentukan hasil kali tripel vektor bila diketahui
, dan
Misalkan :
B (A C) = A(B C) - C(B A)
, dan
Hasil kali skalar B.C dan B.A adalah
( )
( ) ( )
Hasil kali tripel vektor menghasilkan
B (A C) = A(B C) - C(B A) = A(-2) – 0 =

25
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Vektor adalah besaran dalam fisika yang memiliki besar (magnitude)dan arah
(direction).skalar adalah besaran yang cukup dinyatakan dengan besarnya saja (magnitude)
tanmpa memperdulikan arahnya,scalar adalah besarab yang sepenuhnya dijelaskan oleh
besarnya (atau nilai numeric) saja .Vektor dalah besaran yang sepenuhnya dijelaskan oleh
besarnya dan arah.

3.2 Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca, dan semoga pembaca dapat
menambah wawasan pengetahuannya tentang “Vektor”. Penulis menyadari banyak kesalahan
yang tidak disengaja dalam makalah ini, sehingga dengan itu penulis sangat menerima kritik
dan saran yang membangun dari pembaca.

26
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Muhammad. 2010. Matematika Untuk Fisika. Bogor: IPB Press.


Ari. 2009. Fisika untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

Achmad, Erfan. 2017. Elektromagnetika Analisis Vektor dan Elektrostatika.


Malang: UB Press.
Edwin J. Purcell. 2003. Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid I, Jakarta: Erlangga.

Fanani, Z. (2014, 05 1). Zainul Fanami. Retrieved 09 14, 2020, from


https://zenosoft.wordpress.com/2014/05/01/vektor-dan-sistem-koordinat-cartesian/

Lailatin dan Juwono. 2017. Elektromagnetisme. Malang: UB Press.


Hasyim, B. 2005. Kalkulus, Jakarta: UI-Press.
Kanginan, M. 2007. Matematika Integral, Bandung : PT Grafindi Media Pratama.
Sulasim, K. 2007. Kompetensi Matematika 3, Bandung : Yudhistira.
Sri,Asturi. 2012. Teori Fisika Matematis. Jember: Jember University Press.

27

Anda mungkin juga menyukai