Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ALJABAR VEKTOR

DOSEN PENGAMPU : DR.NURDIN SIREGAR, M.Si

KELOMPOK : V (LIMA)

KELAS : FISIKA DIK B 2018

MATA KULIAH : MATEMATIKA FISIKA

NAMA ANGGOTA : ANGELINE SEPTIANA SINAGA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

1
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan YME atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan tugas rutin berupa makalah mengenai aljabar vector.

Penulis tentu menyadari bahwa pada tugas ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca, supaya kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan lebih baik lagi. Kemudian kami juga meminta maaf jika terdapat banyak kesalahan
dalam penulisan tugas ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Bapak
selaku dosen mata kuliah mekanika yang telah membimbing kami dalam menulis tugas ini.

Demikian tugas ini saya buat, semoga tugas ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Penulis

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI…........................................................................................................................3

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang.........................................................................................................................4
Rumusan Masalah....................................................................................................................4
Tujuan......................................................................................................................................4

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Vektor Dan Scalar .............................................................................................................5
Aljabar Vektor .................................................................................................................5
Vektor Dan Sistem Koordinat..........................................................................................11
Perkalian Vector Dan Hasil Kali Tripel............................................................................16
Persamaan Garis Dan Persamaan Bidang ........................................................................18

BAB III
Kesimpulan Dan Saran ...................................................................................................22

Daftar Pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Dalam fisika kita mengenal vektor sebagai sebuah besaran yang memiliki nilai dan arah.
Sedangkan dalam matematika, vektor adalah anggota dari ruang vektor. Secara geometris,
vektor dapat disajikan dengan ruas garis berarah. Panjang ruas garis menyatakan besar vektor
dan anak panah menyatakan arah vektor.
Secara matematis, kita kadang-kadang menyatakan bahwa sebuah fungsi vektor A (x,y,z)
mendefinisikan suatu medan vektor karena mengaitkan suatu vektor dengan setiap titik di
suatu daerah. Sementara dari segi kehidupan manusianya, vektor berfungsi misalnya dalam
hal teknologi GPS. Vektor, Fungsi vektor, turunan fungsi vektor, bukankah dalam kehidupan
sehari-hari kita tidak akan ditanyai orang-orang tentang apa itu vektor? Atau mereka tidak
akan bertanya, berapa hasil dari turunan vektor berikut ini. terdengar lucu memang, namun
akan lebih baik jika kita bisa menjelaskan sedikit bagaimana aplikasi dari vektor ini dalam
kehidupan manusia. Sehingga mempelajarinya bukanlah sebuah kesia-siaan. Maka dari itu,
akhirnya penulis memutuskan untuk membahas tentang Vektor ditilik dari segi
matematikanya, dalam penerapan sehari hari .
2. RUMUSAN MASALAH

Beberapa yang menjadi topik sentral permasalahan dalam makalah ini yang akan dibahas
adalah:

1.Mengetahui pengertian dari vector dan skalar

2.Mengetahui aljabar vector dan system koordinat

3.Mengetahui perkalian vector dan hasil kali tripel

4.Mengetahui persamaan garis dan persamaan bidang

3. TUJUAN

Setiap kegiatan yang dilakukan scara sistematis pasti mempunyai tujuan yang diharapkan,
begitu pula makalah ini. Tujuan pembahasan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian vector dan skalar

2. Untuk mengetahui aljabar vector dan system koordinat

3. Untuk mengetahui perkalian vector dan hasil kali tripel

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 VEKTOR DAN SKALAR

1.Vektor
Vektor di defenisikan secara lengkap apabila kita mengetahui bukan saja nilainya (dengan
satuan) tetapi juga arah kemana vector itu beroperasi. Vector juga dapat diartikan sebagai
bilangan yang memiliki nilai satuan dan memiliki arah.
Seperti yang telah dikemukakan dalam paragraf pertama tulisan ini, vektor adalah sebuah
besaran yang memiliki nilai sekaligus arah. Contohnya adalah kecepatan, percepatan,
perpindahan, gaya, dan sebagainya. Semua besaran-besaran yang telah disebutkan tadi selain
memiliki nilai juga harus dinyatakan arahnya.
Misalnya, kecepatan harus dinyatakan dengan 45 km/jam ke arah utara. Jika Anda hanya
mengatakan 45 km/jam saja (Anda hanya menyatakan besar kecepatannya saja) berarti yang
Anda maksudkan itu adalah kelajuan bukan kecepatan karena kelajuan adalah besaran skalar.
2.Skalar
Skalar dapat di defenisikan secara lengkap oleh bilangan tunggal dengan satuan yang sesuai.
Skalar juga dapat diartikan sebagai bilangan yang memiliki nilai satuan tanpa arah.
Besaran skalar adalah besaran yang cukup dinyatakan nilainya saja. Misalnya kelajuan,
volume, temperatur, massa, dan sebagainya. Ketika Anda menyatakan massa, maka Anda
tinggal mengatakan bahwa massanya adalah 30 kg, tanpa perlu diperjelas apakah arahnya ke
atas, ke bawah, ke kiri, atau ke kanan bukan? Demikian pula ketika Anda akan mengatakan
tentang kelajuan benda, Anda tinggal mengatakan bahwa kelajuannya adalah 50 km/jam
tanpa perlu menyatakan kemana arahnya. Hal itu karena baik massa maupun kelajuan adalah
besaran skalar.

2.2 ALJABAR VEKTOR

Operasi Vektor di R^2


Penjumlahan dan pengurangan vektor di R^2
Dua vektor atau lebih dapat dijumlahkan dan hasilnya disebut resultan. Penjumlahan vektor
secara aljabar dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan komponen yang seletak.

Jika dan maka:

Penjumlahan secara grafis dapat dilihat pada gambar dibawah:

5
Dalam pengurangan vektor, berlaku sama dengan penjumlahan yaitu:

Sifat-sifat dalam penjumlahan vektor sebagai berikut:

Perkalian vektor di R^2 dengan skalar


Suatu vektor dapat dikalikan dengan suatu skalar (bilangan real) dan akan menghasilkan
suatu vektor baru. Jika adalah vektor dan k adalah skalar. Maka perkalian vektor:

Dengan ketentuan:
Jika k > 0, maka vektor searah dengan vektor
Jika k < 0, maka vektor berlawanan arah dengan vektor

Jika k = 0, maka vektor adalah vektor identitas


Secara grafis perkalian ini dapat merubah panjang vektor dan dapat dilihat pada tabel
dibawah:

Secara aljabar perkalian vektor dengan skalar k dapat dirumuskan:

6
Perkalian Skalar Dua Vektor di R^2
Perkalian skalar dua vektor disebut juga sebagai hasil kali titik dua vektor dan ditulis sebagai:
(dibaca : a dot b)
Perkalaian skalar vektor dan dilakukan dengan mengalikan panjang vektor dan
panjang vektor dengan cosinus . Sudut yang merupakan sudut antara vektor dan
vektor .
Sehingga:

Dimana:

Perhatikan bahwa:
Hasil kali titik dua vektor menghasilkan suatu skalar

Vektor di R^3
Vektor yang berada pada ruang tiga dimensi (x, y, z).jarak antara dua titik vektor
dalam dapat diketahui dengan pengembangan rumus phytagoras. Jika
titik dan titik maka jarak AB adalah:
Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com

Atau jika , maka

Vektor dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu dalam

kolom atau dalam baris . Vektor juga


dapat disajikan sebagai kombinasi linier dari vektor
basis dan dan berikut:

7
Operasi Vektor di R^3
Operasi vektor di secara umum, memiliki konsep yang sama dengan operasi vektor
di dalam penjumlahan, pengurangan, maupun perkalian.
Penjumlahan dan pengurangan vektor di R^3
Penjumlahan dan pengurangan vektor di sama dengan vektor di yaitu:

Dan

Perkalian vektor di R^3 dengan skalar


Jika adalah vektor dan k adalah skalar. Maka perkalian vektor:

Hasil kali skalar dua vektor


Selain rumus di , ada rumus lain dalam hasil kali skalar dua vektor.
Jika dan maka adalah:

Proyeksi Orthogonal vektor


Jika vektor diproyeksikan ke vektor dan diberi nama seperti gambar dibawah:

8
Diketahui:

Sehingga:

atau
Untuk mendapat vektornya:

Contoh Soal Vektor dan Pembahasan


Contoh Soal 1
Diketahui titik A(2,4,6), titik B(6,6,2), dan titik C(p,q,-6). Jika titik A, B, dan C segaris maka
tentukan nilai p+q.
Pembahasan 1:
Jika titik-titik A, B, dan C segaris maka vektor dan vektor bisa searah atau
berlainan arah. Sehingga akan ada bilangan m yang merupakan sebuah kelipatan dan
membentuk persamaan

Jika B berada diantara titik A dan C, diperoleh:

sehingga:

Maka kelipatan m dalam persamaan:

Diperoleh:

9
disimpulkan:
p+q=10+14=24
Contoh Soal 2
Jika diketahui vektor pada titik A dan titik B dan vektor pada titik C yang berada diantara
garis Ab seperti gambar dibawah. Tentukan persamaan vektor C.

Pembahasan 2:
Dari gambar dapat diketahui bahwa:

sehingga

Sehingga:

Contoh Soal 3

Misalkan vektor dan vektor . Jika panjang proyeksi vektor a ̅


pada adalah 4. Maka tentukan nilai y.
Pembahasan 3:
Diketahui:

Maka:

12=8+2y
y=2

10
2.3 VEKTOR DAN SISTEM KOORDINAT

1. VEKTOR

a.Pengertian Besaran Vektor dan Besaran Skalar

Besaran dibagi menjadi 2 yaitu besaran skalar dan besaran vektor.

 Skalar adalah besaran yang dicirikan sepenuhnya oleh besarnya (magnitude)

Contoh : masssa, panjang, waktu, suhu, intensitas cahaya, energi, muatan listri dsb.

 Vektor adalah besaran yang dicirikan oleh besar (magnitude) dan arah

Contoh : berat, gaya, kecepatan, medan listrik, medan magnet, kuat medan listrik, percepatan
gravitasi, dsb.

b. Notasi dan Aljabar Vektor

Besaran vektor dinotasikan dengan memakai simbol huruf tebal/huruf besar/huruf besar atau
kecil yang di garis atasnya, sedangkan untuk vektor satuan (vektor dengan harga
absolut/magnitude) dinyatakan dengan huruf kecil yang di tebalkan.

v Simbol vektor : A atau A atau A atau a

v Simbol vektor satuan : aA atau a atau ax

** note : permisalan vektor A

Secara grafis vector digambarkan dengan segmen garis berarah (anak panah). Panjang
segmen garis (pada skala yang sesuai) menyatakan besar vector dan anak panah menunjukkan
arah vector. Berikut ini merupakan contoh penggambaran vector A danB. Hasil penjumlahan
Vektor A dan B atau A + B ditunjukkan dengan hukum jajaran genjang.

Gambar 1.

Penggambaran vector secara grafis

Vektor satuan dalam arah vektor A dapat ditentukan dengan membagi A dengan nilai
absolutnya

aA =A

11
|A|

dimana |A| = A = √Ax∙Ay

Pada Aljabar vektor, ada beberapa peraturan baik itu pada penjumlahan, pengurangann
maupun perkalian. Aturan operasi vektor direpresentasikan dalam hukum mataematis sebagai
berikut :

 Hukum komutatif A+B=B+A


 Hukum asosiatif A + (B+C) = (A+B) + C
 Hukum asosiatif distributif ( perkalian vektor dengan skalar):

(r + s)(A+B) = r(A+B) + s(A+B) = rA + rB + sA + sB

2.SISTEM KOORDINAT

Vektor adalah besaran yang ditentukan oleh besar dan arahnya. Dalam aplikasinya vector
selalu menempati ruang. Untuk menjelaskan fenomena vector di dalam ruang dapat
digunakan bantuan system koordinat untuk menjelaskan besar dan arah vector. Ada banyak
sistem koordinat yang dikembangkan tetapi dalam materi ini hanya 3 koordinat yang akan
dibahas.

1. Koordinat Cartesian

Koordinat kartesian digunakan untuk menyatakan suatu benda yang memiliki bentuk siku
seperti garis lurus, bidang datar siku dan ruang siku-siku. Bentuk-bentuk siku akan mudah
digambarkan dalam koordinat kartesius baik 2 dimensi maupun 3 dimensi.

Dalam koordinat kartesius 2 dimensi terdiri dari 2 sumbu yaitu sumbu horizontal (mendatar)
yaitu sumbu x dan sumbu tegak (vertical) yaitu sumbu y.

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini

Koordinat kartesius 2 dimensi digunakan untuk menggambarkan objek 1 dimensi dan 2


dimensi. Contoh objek satu dimensi yaitu garis baik garis lurus maupun garis lengkung.
Sedangkan contoh objek 2 dimensi yaitu bidang datar. Objek 1 dimensi dan 2 dimensi dapat
12
digambarkan pada koordinat 3 dimensi dengan baik, sedangkan untuk objek 3 dimensi harus
digambarkan pada koordinat 3 dimensi.

Koordinat Kartesius 3 Dimensi

Koordinat kartesius 3 dimensi digunakan untuk menggambarkan suatu objek baik 1 dimensi,
2 dimensi maupun 3 dimensi. Koordinat kartesius 3 dimensi mempunyai 3 sumbu koordinat
yaitu sumbu x, y, dan z. Untuk lebih jelasnya silahkan perhatikan gambar berikut :

Sudut yang dibentuk antar sumbu koordinat adalah 90º atau dengan kata lain sumbu x tegak
lurus dengan sumbu y dan sumbu z, demikian juga sumbu y tegak lurus dengan sumbu x dan
z dan juga sumbu z tegak lurus dengan sumbu x dan sumbu y.

2. Koordinat silindris

Tidak semua benda mempunyai bentuk siku-siku seperti balok, kubus, bujur sangkar, dan
bentuk-bentuk siku lainnya. Benda-benda seperti tabung, botol, pipa, tampat sampah, kerucut
memiliki bentuk lingkaran dengan simetri yang khas. Bentuk-bentuk seperti ini akan susah
untuk digambarkan pada koordinat kartesius karena simetri lingkaran sulit untuk
digambarkan.

Atas dasar inilah muncullah ide untuk mengembangkan system koordinat untuk benda-benda
seperti ini yaitu dengan membuat koordinat silinder. Koordinat silinder terdiri dari 3 sumbu
koordinat yaitu koordinat r, f, dan z.

13
Tiga Unit vektor satuan sumbu r,ɸ,dan z adalah sebagai berikut :

 Ar = r aɸ = ɸ az = z
 |ar|= 1 |aɸ| = 1 |az|= 1

Dengan operasi sebagai berikut :

 ar x aɸ = az aɸ x ar = -az
 aɸ x az = ar az x az = -ar

 az x ar = aɸ ar x az = -aɸ

Konversi dari koordinat silinder ke koordinat kartesius adalah sebagai berikut :


x=r cos ɸ, y = r sin ɸ, z = z

Konversi dari koordinat kartesius ke silinder adalah sebagai berikut :


r = √x2 + y2

3. Koordinat bola

Koordinat bola digunakan untuk menyatakan suatu objek yang mempunyai bentuk simetri
bola. Sebagai contoh adalah bumi yang kita tempati. Posisi atau kedudukan objek-objek yang
berada dibumi akan sulit dijelaskan dengan koordinat kartesius maupun tabung karena bentuk
bumi yang bundar. Oleh karena itu digunakan system koordinat bola agar mudah
dibayangkan. Untuk menyatakan besaran vektor, koordinat bola menggunakan 3 sumbu
koordinat yaitu r,θ , dan f.

14
Vektor satuan dalam arah r, θ, ɸ :

 aR = R aθ = θ aɸ = ɸ
 |aR|= 1 |aθ|= 1 |aɸ|= 1

Dengan opersi sebagai berikut :

 AR x aθ = aɸ aθ x aR = -aZ
 aθ x aɸ = aR aɸ x aθ = -aR
 aɸ x aR = aθ aR x aɸ = -aθ

 Vektor pada koordinat bola dapat dinyatakan dengan

A = aR AR + aθAθ +aɸAɸ

 Konversi koordinat bola ke koordinat kartesian:

X = R sin θ cos ɸ

Y = R sin θ sin ɸ

Z = R cos θ

15
2.4 PERKALIAN VEKTOR DAN HASIL KALI TRIPLE (triple product )
1. PERKALIAN VEKTOR
Perkalian vektor adalah operasi perkalian dengan dua operand (obyek yang dikalikan)
berupa vektor. Terdapat tiga macam perkalian vektor, yaitu perkalian titik (dot product),
perkalian silang (cross product) dan perkalian langsung (direct product).

Perkalian titik
Perkalian titik dua buah vektor akan menghasilkan sebuah skalar. Jenis perkalian ini bersifat
komutatif.

Untuk vektor satuan terdapat hubungan-hubungan yang khusus dalam operasi perkalian titik,
yang merupakan sifat-sifat yang digunakan dalam perkalian titik, yaitu

Dan

Atau dapat pula dituliskan dengan menggunakan notasi delta Kronecker , yaitu

16
Perkalian silang

Hasil suatu perkalian silang dua buah vektor adalah juga sebuah vektor. Perkalian silang
bersifat tidak komutatif.

Untuk vektor-vektor satuan terdapat pula hubungan yang mendasari operasi perkalian silang,
yaitu

dan

Perkalian langsung

Hasil perkalian langsung dua buah vektor adalah sebuah tensor atau matriks. Perkalian ini
tidak bersifat komutatif.

Perkalian langsung dua buah vektor satuan tidak memiliki hubungan yang khusus.

2.HASIL KALI TRIPLE (Triple Product )


1. Hasil Kali Vektor Triple
Hasil kali titik dan silang dari tiga buah vektor A, B dan C dapat menghasilkan
hasil-kali yg mempunyai arti dalam bentuk - bentuk sebagai berikut:
(A x B)C , A.(B x C)
Hukum-hukum yg berlaku pada hasil kali tripel :
1. (A x B)C ≠ A(B x C)

17
2. A(B x C) = B(C x A) = C(A x B). volume sebuah jajaran genjang ruang yang
memiliki sisi A,B,C atau negative dari volume ini,sesuai dengan apakah A,B dan
C membentuk sistem tangan kanan ataukah tidak. Jika:
A = 𝐴1 𝑖 + 𝐴2 𝑗 + 𝐴3 𝑘
B = 𝐵1 𝑖 + 𝐵2 𝑗 + 𝐵3 𝑘
C = 𝐶1 𝑖 + 𝐶2 𝑗 + 𝐶3 𝑘
𝐴1 𝐴2 𝐴3
A . (B x C) = | 𝐵1 𝐵2 𝐵3 |
𝐶1 𝐶2 𝐶3
3. A x ( B x C ) ≠ ( A x B ) X C
4. A x ( B x C ) = ( A ◦ C )B – ( A ◦ B )C
A x ( B x C ) = ( A ◦ C )B – ( B ◦ C )A
2.5 PERSAMAAN GARIS DAN PERSAMAAN BIDANG
1.PERSAMAAN GARIS
Pada bidang, gradien digunakan untuk menentukan persamaan suatu garis. Dalam ruang,
akan lebih mudah jika kita gunakan vektor untuk menentukan persamaan suatu garis.

Pada Gambar 1, perhatikan garis L yang melalui titik P(x1, y1, z1) dan sejajar terhadap vektor
v = <a, b, c>. Vektor v adalah vektor arah untuk garis L, dan a, b, dan c merupakan bilangan-
bilangan arah. Kita dapat mendeskripsikan bahwa garis L adalah himpunan semua titik Q(x,
y, z) sedemikian sehingga vektor PQ sejajar dengan v. Ini berarti bahwa PQ merupakan
perkalian skalar v dan kita dapat menuliskan PQ = tv, dimana t adalah suatu skalar (bilangan
real).

Dengan menyamakan komponen-komponen yang bersesuaian, kita mendapatkan persamaan-


persamaan parametris suatu garis dalam ruang.

18
a. Teorema 1 Persamaan-persamaan Parametris Suatu Garis dalam Ruang

Garis L yang sejajar dengan vektor v = <v1, v2, v3> dan melewati titik P(x1, y1, z1)
direpresentasikan dengan persamaan-persamaan parametris

Jika bilangan-bilangan arah a, b, dan c tidak nol, maka kita dapat mengeliminasi parameter t
untuk mendapatkan persamaan-persamaan simetris garis.

2.PERSAMAAN BIDANG
Misalkan L adalah sebuah garis lurus dan P sembarang titik yang terletak pada garis L. dari
geometri kita ketahui bahwa melalui titik P hanya ada satu bidang datar v yang memotong
tegak lurus garis L.

19
Jadi, sebuah bidang v tertentukan oleh sebuah titik 𝑃𝑂 (𝑥𝑂 , 𝑦𝑂 , 𝑧𝑂 ), yang dilewatinya, dan
sebuah vector N = Ai + Bj + Ck yang tegak lurus padanya. Jadi, jika P(x,y,z) adalah
sembarang titik pada bidang v , maka vector ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑂 𝑃 tegak lurus vector N, atau dalam rumusan
hasil kali titik:

⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑂 𝑃. 𝑁 = 0 …………………………………………………………………………(3.45)

Dalam komponen, persamaan adalah:

A(x-𝑥0 ) = 𝐵 (𝑦 − 𝑦𝑜 ) + 𝐶 (𝑧 − 𝑧0 ) = 0…………………………………………….(3.46)

Atau Ax + By + Cz =D………………………………………………………………(3.47)

Dengan D = A𝑥𝑜 + 𝐵𝑦𝑜 + 𝐶𝑧𝑜 adalah sebuah tetapan. Persamaan (3.46) dan (3.47) adalah
persamaan koordinat bidang datar v dalam ruang. Jadi, persamaan linier dalam koordinat
x,y,z menyatakan sebuah bidang datar v dalam ruang. Vector N = Ai + Bj + Ck yang tegak
lurus bidang v disebut vector normal bidang v

Jarak Titik Ke Bidang

Jika diberikan suatu titik P(x0, y0, z0) dan sebuah bidang yang mempunyai persamaan
AX, By, Cz = D , maka jika L menyatakan suatu jarak dari titik tertentu ke suatu bidang, maka
jarak itu dinyatakan dengan rumus :

Pandang sebuah bidang seperti gambar

Misalkan titik (x1, y1, z1) terletak pada bidang datar, andaikan m = (x0 – x1, y0 – y1, z0 – z1)
adalah vektor dari titik (x1, y1, z1) ke titik (x0,y0, z0). n = (A, B,C’) adalah vektor yang tegak
lurus terhadap bidang yang diberikan, maka bilanganLadalah proyeksi vektor mpada n, maka
diperoleh :

20
Dua Bidang Sejajar

Diketahui ada dua buah bidang yang masing-masing mempunyai persamaan A1x, B1y,
C1z = D1 dan A2x, B2y, C2z = D2 kedua bidang dikatakan sejajar jika :

A1 = A2 , B1 = B2 , C1 = C2 dan D1  D2

6.3.Dua Bidang Tegak Lurus

Jika diketahui dua bidang yaitu bidang I A1x + B1y + C1z = D1 dan bidang II A2x +
B2y + C2z = D2, dua bidang tersebut dikatakan tegak lurus seperti Gambar

Dari Gambar dapat diketahui, bahwa vector n = (A1, B2, C1) adalah vektor yang tegak lurus
bidang I A1x + B1y + C1z = D1, sedangkan vector m = (A2, B2, C2) adalah vektor yang tegak
lurus bidang II A2x + B2y + C2z = D2, bidang I dikatakan tegak lurus bidang II jika vector n =
(A1, B2, C1) tegak lurus vector m = (A2, B2, C2).

21
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Vektor di defenisikan secara lengkap apabila kita mengetahui bukan saja nilainya
(dengan satuan) tetapi juga arah kemana vector itu beroperasi. Vector juga dapat diartikan
sebagai bilangan yang memiliki nilai satuan dan memiliki arah. Sedangkan
Skalar dapat di defenisikan secara lengkap oleh bilangan tunggal dengan satuan yang
sesuai. Skalar juga dapat diartikan sebagai bilangan yang memiliki nilai satuan tanpa arah.
Besaran vektor dinotasikan dengan memakai simbol huruf tebal/huruf besar/huruf
besar atau kecil yang di garis atasnya, sedangkan untuk vektor satuan (vektor dengan harga
absolut/magnitude) dinyatakan dengan huruf kecil yang di tebalkan.

3.2 SARAN

Dengan adanya makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai
bahan referensi dalam memahami dunia fisika khususnya mengenai aljabar vektor. Makalah
ini juga dapat dijadikan sebagai bahan ajar. Dan mudah-mudahan dapat bermanfaat dalam
proses pembelajaran.

22
DAFTAR PUSTAKA

Siregar,N. Togi T .2017. Matematika Fisika, Unimed .MEDAN

https://rumusrumus.com/persamaan-garis-lurus/

23

Anda mungkin juga menyukai