Anda di halaman 1dari 10

Rangkaian Elektronika

Komponen Elektronika
komponen-komponen dasar pembentuk sebuah peralatan Elektronika seperti
:

 Resistor
 Kapasitor
 Transistor
 Dioda
 Induktor
 IC
A. Resistor
Resistor atau dengan nama lain adalah hambatan yaitu suatu komponen yang
ada dalam rangkaian elektronika dan memiliki fungsi untuk mengatur dan
menghambat arus listrik dalam sebuah rangkaian. Nilai satuan pada resistor
yaitu Ohm (Ω). Pada sebuah resistor memiliki nilai yang berbeda-beda
tergantung warna yang terdapat pada resistor tersebut. Berikut nilai warna
yang terdapat dalam resistor:

– Pita pertama : untuk menunjukan nilai puluhan.


– Pita kedua : untuk menunjukan nilai satuan.

– Pita ketiga : faktor pengali.

– Pita keempat : nilai toleransi.

Contoh :
Cincin 1 (coklat) = digit pertama / nilai = 1

Cincin 2 (ungu) = digit kedua / nilai = 7

Cincin 3 (merah) = faktor pengali = x 102Ω

Cincin 4 (emas) = toleransi = ± 5%

Jadi nilai resistor tersebut adalah:

= 17 x 100Ω dengan toleransi ± 5%

= 1700Ω dengan toleransi ± 5%

Jenis-jenis Resistor diantaranya adalah :


 Resistor yang Nilainya Tetap

 Resistor yang Nilainya dapat diatur, Resistor Jenis ini sering disebut juga
dengan Variable Resistor ataupun Potensiometer.

 Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya,


Resistor jenis ini disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor
 Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu,
Resistor jenis ini disebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient) dan
NTC (Negative Temperature Coefficient)

B. Kapasitor (Capacitor)
Kapasitor adalah sebuah komponen yang berfungsi untuk menyimpan energy
atau muatan listrik untuk sementara. Fungsi Kapasitor yaitu dapat memilih
gelombang radio pada rangkaian Tuner, sebagai perata arus pada rectifier dan
juga sebagai Filter di dalam Rangkaian Power Supply. Satuan nilai untuk
Kapasitor adalah Farad (F).

Jenis-jenis Kapasitor:
 Kapasitor yang nilainya Tetap dan tidak ber-polaritas. Jika didasarkan pada
bahan pembuatannya maka Kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari
Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyster dan Kapasitor
Keramik.

 Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi memiliki Polaritas Positif dan Negatif,
Kapasitor tersebut adalah Kapasitor Elektrolit atau Electrolyte Condensator
(ELCO) dan Kapasitor Tantalum

 Kapasitor yang nilainya dapat diatur, Kapasitor jenis ini sering disebut
dengan Variable Capasitor.
C. Induktor (Inductor)
Induktor atau kumparan adalah sebuah komponen yang berfungsi untuk
mengatur frekuensi, filter dan sebagai alat penyambung. Biasanya alat ini
dipasang pada rangkaian radio karena inductor ini berkaitan dengan
frekuensi. Satuannya adalah Henry (H).

Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah :


 Induktor yang nilainya tetap

 Induktor yang nilainya dapat diatur atau sering disebut dengan Coil Variable.

D. Dioda (Diode)
Diode adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk
menghantarkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah
sebaliknya. Diode terdiri dari 2 Elektroda yaitu Anoda dan Katoda.
Berdasarkan Fungsi Dioda terdiri dari :

 Dioda Biasa atau Dioda Penyearah yang umumnya terbuat dari Silikon dan
berfungsi sebagai penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC).
 Dioda Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai pengamanan rangkaian
setelah tegangan yang ditentukan oleh Dioda Zener yang bersangkutan.
Tegangan tersebut sering disebut dengan Tegangan Zener.

 LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu Dioda yang
dapat memancarkan cahaya monokromatik.

 Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan cahaya sehingga
sering digunakan sebagai Sensor.

 Dioda Schottky (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah Dioda yang
berfungsi sebagai pengendali .

 Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser.
Dioda Laser sering disingkat dengan LD.

E. Transistor
Transistor merupakan Komponen yang berfungsi sebagai Penguat arus,
sebagai Switch (Pemutus dan penghubung), Stabilitasi Tegangan, Modulasi
Sinyal, Penyearah dan lain sebagainya. Transistor memiliki 3 kaki yaitu
Base/Basis (B), Emitor (E) dan Collector/Kolektor (K). Berdasarkan
strukturnya, Transistor terdiri dari 2 Tipe Struktur yaitu PNP dan NPN. UJT
(Uni Junction Transistor), FET (Field Effect Transistor) dan MOSFET
(Metal Oxide Semiconductor FET) juga merupakan keluarga dari Transistor.
F. IC (Integrated Circuit)
IC (Integrated Circuit) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari
gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen lainnya
yang diintegrasi menjadi sebuah Rangkaian Elektronika dalam sebuah
kemasan kecil. Bentuk IC (Integrated Circuit) juga bermacam-macam, mulai
dari yang berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal). Fungsi IC juga
beraneka ragam, mulai dari penguat, Switching, pengontrol hingga media
penyimpanan. Pada umumnya, IC adalah Komponen Elektronika
dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah Peralatan Elektronika. IC
merupakan komponen Semi konduktor yang sangat sensitif terhadap ESD
(Electro Static Discharge).

Sebagai Contoh, IC yang berfungsi sebagai Otak pada sebuah Komputer


yang disebut sebagai Microprocessor terdiri dari 16 juta Transistor dan
jumlah tersebut belum lagi termasuk komponen-komponen Elektronika
lainnya.

G. Saklar (Switch)
Saklar adalah Komponen yang digunakan untuk menghubungkan dan
memutuskan aliran listrik. Dalam Rangkaian Elektronika, Saklar sering
digunakan sebagai ON/OFF dalam peralatan Elektronika.

Rangkaian Listrik Sederhana


Rangkaian listrik merupakan suatu lintasan yang dapat diairi oleh muatan
listrik (arus). Suatu rangkaian listrik umumnya terdiri dari banyak komponen
listrik. Komponen-komponen listrik tersebut terdiri dari komponen pen-
supply energi listrik (seperti batterai) dan komponen pengguna energi listrik
(seperti bola lampu –resistor). Arus listrik akan mengalir dalam suatu
rangkaian yang setidaknya :

 memiliki sumber tegangan untuk membuat arus mengalir,


 memiliki komponen pengguna energi yang di-supply sumber tegangan, dan
 merupakan rangkaian tertutup.

Rangkaian Tertutup dan Terbuka


Bola lampu akan menyala jika saklar dalam keadaan tertutup. Rangkaian ini
disebut rangkaian tertutup. Sebaliknya, jika saklar terbuka, bola lampu tidak
akan menyala. Rangkaian ini disebut rangkaian terbuka.
Rangkaian Hambatan Seri
Komponen-komponen listrik dinyatakan dirangkai secara seri pada saat
komponen-komponen tersebut dihubungkan secara berturutan dalam satu
jalur rangkaian. Karakteristik dari rangkaian seri yaitu :

 Arus listrik hanya memiliki satu jalur untuk mengalir. Hal ini berarti arus
listrik yang mengalir pada tiap komponen listrik dalam rangkaian seri
memiliki besar yang sama.
 Arus listrik yang mengalir dihambat oleh hambatan pertama, setelah
melewati hambatan pertama, arus yang sama dihambat oleh hambatan kedua,
hambatan ketiga, dan seterusnya. Sehingga Hambatan total pada rangkaian
seri merupakan jumlah dari tiap hambatan sepanjang rangkaian listrik.
 Energi listrik yang diberikan sumber tegangan untuk membuat arus mengalir,
didisipasi oleh tiap hambatan pada rangkaian. Hal ini berarti jumlah tegangan
pada tiap komponen listrik pada rangkaian seri sama dengan tegangan pada
sumber tegangan.
 Karena hambatan total pada rangkaian seri merupakan jumlah dari tiap
hambatan pada rangkaian, maka rangkaian seri biasanya ditujukan untuk
memperbesar hambatan pada rangkaian.

Rangkaian Hambatan Paralel


Apabila komponen-komponen listrik dihubungkan pada dua titik yang sama
dalam rangkaian listrik, maka dapat dinyatakan bahwa komponen-komponen
listrik tersebut dirangkai secara paralel. Karakteristik dari rangkaian paralel
yaitu :

 Tiap komponen terhubung pada dua titik yang sama dalam rangkaian.
Sehingga tegangan tiap hambatan memiliki besar yang sama.
 Arus total dalam rangkaian terbagi pada cabang-cabang paralel dengan
jumlah arus yang mengalir pada tiap cabang sama dengan arus total pada
rangkaian.
 Tegangan pada hambatan dalam tiap cabang paralel besarnya sama, namun
arus yang mengalir pada tiap cabang berbeda. Sehingga besarnya arus pada
tiap cabang berbanding terbalik dengan besarnya hambatan pada cabang
tersebut.
 Penambahan jumlah cabang paralel menyebabkan hambatan total semakin
kecil, sehingga rangkaian paralel ditujukan untuk memperkecil hambatan.

Hukum Ohm

Pada dasarnya, bunyi dari Hukum Ohm adalah :

“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau
Konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V)
yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya
(R)”.
Secara Matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan
seperti dibawah ini :

V =IxR
I =V/R
R =V/I
Dimana :
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah
Volt (V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah
Ohm (Ω))

Sumber :
https://monochromerainbow21.wordpress.com/2013/05/08/listri-dinamis-3-
rangkaian-listrik-seri-paralel/
http://hikmah-d.blogspot.com/2013/09/bab-8-listrik-dinamis.html
www.geocities.ws/handounimed/medianerdi/tabel_kode_warna_resistor.html
http://teknikelektronika.com/jenis-jenis-komponen-elektronika-beserta-
fungsi-dan-simbolnya/
http://materibelajarinside.blogspot.com/2014/05/rangkaian-listrik-terbuka-
tertutup.html
fisikazone.com/arus-listrik/rangkaian-listrik-tertutup-dan-terbuka/
Posted onMarch 11, 2015AuthorAndrian Anugrah PutraCategorieseducation
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.

Anda mungkin juga menyukai