Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ALAT UKUR MULTIMETER (AVO)

DOSEN PEMBIMBING
Ir. Kasijanto, M.T.

Di Susun Oleh

1. Abe Panotogomo (1941220021)


2. Maulana Luky W (1941220019)

KELAS 1A
TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah Teknik Otomotif
Elektronik dengan judul “Alat Ukur Multimeter (AVO)”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada Dosen Teknik Listrik Otomotif, Bapak Ir. Kasijanto, M.T. yang telah
membimbing kami dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Malang, 26 Agustus 2019.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3Tujuan Penulisan....................................................................................... 1
1.4. Metode Penulisan .................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
2.1. Multimeter Analog ............................................................................... 2
2.1.1. Cara Menggunakan Multimeter Analog : ......................................... 2
2.1.2. Bagian-bagian multimeter : ............................................................. 3
2.1.3. Mengukur Arus Listrik (I) ................................................................. 4
2.1.4. Mengukur Tegangan Listrik (V) ....................................................... 6
2.1.5. Mengukur Hambatan Listrik atau Resistansi (R) ............................. 7
2.2. Multimeter Digital ................................................................................ 9
2.2.1. Cara Menggunakan Multimeter Digital : ........................................ 10
2.3. Cara Mengukur dan Membaca Skala pada Multimeter .................... 10
2.3.1. Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage) ................................ 11
2.3.2. Cara Mengukur Tegangan AC (AC Voltage) ................................. 11
2.3.3. Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere) ........................................... 12
2.3.4. Cara Mengukur Resistor (Ohm) .................................................... 13
2.3.5. Cara Membaca Nilai Tegangan yang terukur : .............................. 13
2.3.6. MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (VOLT / VOLTAGE) AC ....... 17
2.3.7. MENGUKUR ARUS LISTRIK (Ampere) DC .................................. 17
2.3.8. MENGUKUR NILAI TAHANAN / RESISTANSI RESISTOR (OHM)
17
2.3.9. Cara membaca OHM METER ...................................................... 18
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 20
3.1. KESIMPULAN ........................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 21

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah


terpengaruh dalam segala aspek kehidupan baik di bidang ekonomi, politik,
kebudayaan, seni dan bahkan di dunia pendidikan. Kemajuan teknologi
adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena
kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu
pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif
bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai
cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang Teknik
Otomotif Elektronik sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh
inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun
demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat
positif, di sisi lain juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif.

1.2. Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang penulis angkat, dapat dirumuskan masalah


sebagai berikut.
1.2.1.Bagaimana cara menggunakan multimeter?
1.2.2.Berapakah jenis multimeter?

1.2.3.Bagaimana cara kita membandingkan multimeter analog dan


digital?

1.3Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah


Teknik Listrik Otomotif dan untuk meningkatkatkan pengetahuan penulis
dalam memahami pengukuran listrik.

1.4. Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode


penjabaran materi, adapun teknik yang digunakan yaitu studi pustaka
dengan mempelajari buku-buku, browsing internet dan sumber lain untuk
mendapatkan data untuk pembuatan makalah ini

1
BAB II PEMBAHASAN

Multimeter atau biasanya disebut juga AVOmeter adalah alat ukur yang
dapat digunakan untuk mengukur arus listrik dan tegangan listrik DC atau
pun AC, selain itu juga dapat digunakan untuk menentukan nilai hambatan
(resitansi).
Multimeter juga digunakan sebagai alat untuk memeriksa kebenaran suatu
rangkaian listrik, juga untuk memeriksa kelayakan suatu komponen listrik
atau elektronika.

2.1. Multimeter Analog

Multimeter analog merupakan jenis multimeter / multitester yang


menggunakan display ukur (meter) dengan tipe jarum penunjuk. Sehingga
untuk membaca hasil ukur harus dilakukan dengan cara melihat posisi
jarum penunjuk pada meter dan melihat posisi saklar selektor pada posisi
batas ukur kemudian melakukan perhitungan secara manual untuk
mendapatkan hasil ukurnya. Kondisi atau proses pembacaan hasil ukur
yang masih manual inilah yang menyebabkan multimeter / multitester janis
ini dinamakan sebagai multimeter analog. Multimeter analog lebih banyak
dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis TV atau
komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini. Kelebihannya
adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple.
Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk
pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan
multimeter digital.

2.1.1. Cara Menggunakan Multimeter Analog :


Multimeter analog dapat digunakan dengan cara-cara berikut ini:

2.1.1.1. Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum


menunjukkan angka nol apabila kedua penjoloknya

2
dihubungkan. Putarlah penala mekanik apabila jarum belum
tepat pada angka nol (0).
2.1.1.2. Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur,
misalnya ke arah DC mA apabila akan mengukur arus DC, ke
arah AC V untuk mengukur tegangan AC, dan ke arah DC V untuk
mengukur tegangan DC.
2.1.1.3. Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih
diarahkan ke sekala ohm dan nolkan dahulu dengan
menggabungkan probe positif dan negatif. Apabila belum
menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm.
2.1.1.4. Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan
penjolok warna hitam ke jolok negatif.
2.1.1.5. Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik
kutub positif dan negatifnya karena bisa menyebabkan alat
ukurnya rusak.

2.1.2. Bagian-bagian multimeter :

3
2.1.3. Mengukur Arus Listrik (I)

Langkah langkah menggunakan multimeter untuk mengukur arus


listrik :
2.1.3.1. Memeriksa jarum penunjuk menunjukkan pada angka 0, jika
jarum penunjuk tidak menunjuk pada jarum di angka 0 maka
putar sedikit degan obeng (-).

2.1.3.2. Memasang kabel pemeriksa (probe) merah dan hitam pada


multimeter.
2.1.3.3. Jika digunakan untuk mengukur arus DC maka putar
selector ke ampermeter DC pada batas ukur yang kira- kira
lebih tinggi dari yang akan diukur.
2.1.3.4. Jika digunakan untuk mengukur arus AC maka putar selector
ke ampermeter AC pada batas ukur yang kira-kira lebih tinggi
dari arus listrik yang akan diukur.
2.1.3.5. Menghubungkan secara seri antara sember, multimeter, dan
beban yang akan diukur.

4
Rangkaian pengukuran arus listrik pada suatu beban berupa
lampu dengan sumber AC

Rangkaian pengukuran arus listrik suatu beban berupa lampu


dengan sumber DC

Melakukan pembacaan nilai arus listrik pada alat ukur.

Cara membaca multimeter ketika digunakan untuk mengukur arus listrik


yang mengalir pada suatu rangkaian :
I (Arus listrik) = Nilai yang terbaca pada alat ukur

Untuk membaca nilai arus listrik DC pada multi meter sekala yang
dibaca pada alat ukur adalah sekala yang berada di posisi tengah ( DCV.A),
selain digunakan untuk mengukur arus sekala tersebut juga digunakan
untuk membaca tegangan DC. Biasanya sekala yang digunakan untuk
mengukur arus dan tegangan DC terdapat lebih dari satu, sehingga masing-
masing sekala tersebut diwakili oleh selector, sehingga tidak diperlukan
menghitung atau mengalikan kembali nilai yang terbaca pada alat ukur.
Contoh pembacaan arus listrik pada multimeter :

Berapakah nilai Arus listrik yang terbaca pada multimeter jika selector
menunjukan pada DC 10A?
Jawab :

5
Maka sekala yang dibaca adalah 0 - 10A, sehingga arus yang terbaca
adalah 2A
I = 2A

2.1.4. Mengukur Tegangan Listrik (V)

Langkah-langkah menggunakan multimeter untuk mengukur


tegangan listrik :
2.1.4.1. Memeriksa jarum penunjuk menunjukan pada angka 0, jika
jarum penunjuk tidak menunjuk pada angka 0 maka putar
sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk hingga jarum
penunjuk menunjukkan pada angka 0.

2.1.4.2. Memasang kabel pemeriksa (probe) merah dan hitam pada


multi meter
2.1.4.3. Mengatur sakelar pemilih jangkauan alat ukur (selector). Jika
akan digunakan untuk mengukur tegangan DC, putar selector
ke voltmeter DC pada batas ukur yang kira-kira lebih tinggi
dari tegangan listrik yang akan diukur.
2.1.4.4. Jika akan digunakan untuk mengukur tegangan AC, putar
selector ke voltmeter AC pada batas ukur yang kira-kira lebih
tinggi dari tegangan yang akan diukur.
2.1.4.5. Menghubungkan secara paralel dengan beban dengan
sumber tegangan.

6
Rangkaian pengukuran tegangan suatu lampu dengan sumber

tegangan DC.

Rangkaian pengukuran tegangan suatu lampu dengan sumber


tegangan AC.

Melakukan pembacaan tegangan listrik pada alat ukur.

Cara membaca multimeter ketika digunakan untuk nilai tegangan listrik


yang terukur :
V = Nilai tegangan yang terbaca pada multimeter

Sekala yang dibaca untuk tegangan AC adalah sekala yang letaknya


berada bagian paling bawah, biasanya memiliki nilai lebih dari satu nilai
sekala, oleh karena itu dibagi pada selector (seperti pada sekala
pengukuran DC Vdan DCA).
Contoh pembacaan :

Berapakah nilai tegangan yang terbaca pada multimeter jika selector


menunjukan pada AC 250V?
Jawab :
Maka sekala yang dibaca adalah 0 - 250V sehingga nilai tegangan yang
terukur pada multimeter adalah 210V.
V = 210V
2.1.5. Mengukur Hambatan Listrik atau Resistansi (R)

7
Langkah-langkah menggunakan multimeter untuk mengukur
nilai hambatan (resistansi) :
2.1.5.1. Memeriksa jarum penunjuk menunjukan pada angka 0, jika
jarum petunjuk tidak menunjukan pada angka 0 maka putar
sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk hingga
menunjukan angka 0.
2.1.5.2. Memasang kabel pemeriksa (probe) merah dan hitam pada
multi meter
2.1.5.3. Mengatur selector untuk mengukur hambatan maka memutar
selector ke ohm meter kemudian pilih batas ukur yang kira kira
lebih dari nilai hambatan yang akan diukur.
2.1.5.4. Melakukan pengkalibrasi alat ukur Ohmmeter dengan cara
menghubungkan ujung kabel pemeriksa (probe) merah dan
hitam, jarum penunjuk akan mengarah ke titik 0, jika belum
menunjuk ke titik 0 maka putar knop pengatur hingga jarum
penunjuk menunjukan pada angka 0.

2.1.5.5. Menghubungkan beban yang akan diukur dengan ohmmeter


pastikan telah melepas sumber tegangan atau pun arus
sebelum mengukur hambatan.

8
Rangkaian pengukuran hambatan suatu lampu dengan
menggunakan multimeter.

2.1.5.6. Lakukan pembacaan nilai hambatan (resitansi) pada alat


ukur.

Cara membaca multimeter ketika digunakan untuk mengukur hambatan :


R (nilai hambatan) = nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur × nilai yang pada
selector

Sekala yang dibaca jika mengukur hambatan adalah sekala yang berada
di bagian paling atas (Ω), nilai terkecil dimulai dari kanan.

Contoh pembacaan :

Berapakah nilai hambatan jika selector menunjukan X 10 Ω ?


Jawab :
R = 70 × 10 Ω = 700 Ω
Nilai hambatan yang terbaca pada alat ukur adalah 700 Ω.

2.2. Multimeter Digital

Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang


lebih banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki
tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran

9
yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja.
Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja
mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak
juga bengkel-bengkel komputer dan service center yang memakai
multimeter digital.

Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak


stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun,
sebaiknya menggunakan multimeter analog.

2.2.1. Cara Menggunakan Multimeter Digital :


Cara menggunakannya sama dengan multimeter analog, hanya lebih
sederhana dan lebih cermat dalam penunjukan hasil ukurannya karena
menggunakan display 4 digit sehingga mudah membaca dan memakainya.

2.2.1.1. Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan
setelah alat ukur siap dipakai.
2.2.1.2. Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur
setelah disambungkan dengan alat ukur.
2.2.1.3. Catat angka yang tertera pada multimeter digital.
2.2.1.4. Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun
probenya terpasang terbalik karena display dapat memberitahu.

2.3. Cara Mengukur dan Membaca Skala pada Multimeter


Berikut ini cara menggunakan Multimeter untuk mengukur
beberapa fungsi dasar Multimeter seperti Volt Meter (mengukur

10
tegangan), Ampere Meter (mengukur Arus listrik) dan Ohm Meter
(mengukur Resistansi atau Hambatan)

2.3.1. Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage)


2.3.1.1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV
2.3.1.2. Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan
diukur. Jika ingin mengukur 6 Volt, putar saklar selector ke 12
Volt (khusus Analog Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka
disarankan untuk memilih skala tegangan yang lebih tinggi untuk
menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
2.3.1.3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur.
Probe Merah pada terminal Positif (+) dan Probe Hitam ke
terminal Negatif (-). Hati-hati agar jangan sampai terbalik.
2.3.1.4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

2.3.2. Cara Mengukur Tegangan AC (AC Voltage)


2.3.2.1. Atur Posisi Saklar Selektor ke ACV
2.3.2.2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan
diukur. Jika ingin mengukur 220 Volt, putar saklar selector ke 300
Volt (khusus Analog Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka
disarankan untuk memilih skala tegangan yang tertinggi untuk
menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
2.3.2.3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur.
Untuk Tegangan AC, tidak ada polaritas Negatif (-) dan Positif (+)
2.3.2.4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

11
2.3.3. Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere)
2.3.3.1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCA
2.3.3.2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur.
Jika Arus yang akan diukur adalah 100mA maka putarlah saklar
selector ke 300mA (0.3A). Jika Arus yang diukur melebihi skala
yang dipilih, maka sekering (fuse) dalam Multimeter akan putus.
Kita harus menggantinya sebelum kita dapat memakainya lagi.
2.3.3.3. Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke
beban,
2.3.3.4. Kemudian hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur
yang kita putuskan tersebut. Probe Merah ke Output Tegangan
Positif (+) dan Probe Hitam ke Input Tegangan (+) Beban ataupun
Rangkaian yang akan kita ukur. Untuk lebih jelas, silakan lihat
gambar berikut ini.
2.3.3.5. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter

12
2.3.4. Cara Mengukur Resistor (Ohm)
2.3.4.1. Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω)
2.3.4.2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur.
Biasanya diawali ke tanda “X” yang artinya adalah “Kali”. (khusus
Multimeter Analog)
2.3.4.3. Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas,
jadi boleh terbalik.
2.3.4.4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter. (Khusus untuk
Analog Multimeter, diperlukan pengalian dengan setting di
langkah ke-2)

2.3.5. Cara Membaca Nilai Tegangan yang terukur :

2.3.5.1. Misalkan Nilai tegangan yang akan diukur adalah 15 VOLT


DC (Belum kita ketahui sebelumnya, itulah saya katakan
Misalnya).
2.3.5.2. Kemudian Kita memposisikan saklar pemilih pada posisi DCV
dan memilih skala paling besar yang tertera yaitu 1000. Nilai
1000 artinya Nilai tegangan yang akan diukur bisa mencapai
1000Volt.
2.3.5.3. Saat memperhatikan Alat ukur maka Dalam Layar penunjuk
jarum tidak terdapat skala terbesar 1000 yang ada hanya 0-10,
0-50, dan 0-250. Maka Untuk memudahkan membaca
perhatikan skala 0-10 saja.
2.3.5.4. Skala penunjukan 0-10 berarti saat jarum penunjuk tepat
berada pada angka 10 artinya nilai tegangan yang terukur adalah
1000 Volt, jika yang di tunjuk jarum adalah angka 5 maka nilai
tegangan sebenarnya yang terukur adalah 500 Volt, begitu
seterusnya.
2.3.5.5. Kembali Pada Kasus no. 1 dimana nilai tegangan yang akan
diukur adalah hanya 15 Volt sementara kita menempatkan saklar
pemilih pada Posisi 1000, maka jarum pada alat ukur hanya akan

13
bergerak sedikit sekali sehingga sulit bagi kita untuk
memperkirakan berapa nilai tegangan sebenarnya yang terukur.
Untuk itu Pindahkan Saklar Pemilih ke Nilai Skala yang dapat
membuat Jarum bergerak lebih banyak agar nilai pengukuran
lebih akurat.
2.3.5.6. Misalkan kita menggeser saklar pemilih ke Posisi 10 pada
skala DCV. Yang terjadi adalah, jarum akan bergerak dengan
cepat ke paling ujung kanan. Hal ini disebabkan nilai tegangan
yang akan di ukur LEBIH BESAR dari nilai Skala maksimal yang
dipilih. Jika Hal ini di biarkan terus menerus maka alat ukur
DAPAT RUSAK, Jika jarum alat ukur bergerak sangat cepat ke
kanan, segera pisahkan alat ukur dari rangkaian dan ganti Skala
SAKLAR PEMILIH ke posisi yang lebih Besar. Saat saklar
Pemilih diletakkan pada angka 10 maka yang di perhatikan dalam
layar penunjukan jarum adalah range skala 0-10, dan BUKAN 0-
50 atau 0-250.

2.3.5.7. Telah saya jelaskan bahwa saat memilih skala 10 untuk


mengukur nilai tegangan yang lebih besar dari 10 maka nilai
tegangan sebenarnya tidak akan terukur / diketahui. Solusinya
adalah Saklar Pemilih di posisikan pada skala yang lebih besar
dari 10 yaitu 50. Saat memilih Skala 50 pada skala tegangan DC
(tertera DCV), maka dalam Layar Penunjukan Jarum yang mesti
di perhatikan adalah range skala 0-50 dan BUKAN lagi 0-10
ataupun 0-250.
2.3.5.8. Saat Saklar pemilih berada pada posisi 50 maka Jarum
Penunjuk akan bergerak Tepat di tengah antara Nilai 10 dan 20
pada range skala 0-50 yang artinya Nilai yang ditunjukkan oleh
alat ukur bernilai 15 Volt.
Perhatikan gambar berikut:

14
Nilai tegangan Terlihat Benar
2.3.5.9. Untuk mengetahui berapa nilai tegangan yang terukur dapat
pula menggunakan RUMUS:

Jadi misalnya, tegangan yang akan di ukur 15 Volt maka:


Tegangan Terukur = (50 / 50) x 15
Nilai Tegangan Terukur = 15

Berikut saya akan berikan Contoh agar kita lebih mudah dalam
memahaminya:
Contoh I.
Saat melakukan pengukuran ternyata Jarum Alat Ukur berada pada posisi
seperti yang terlihat pada gambar:

15
Berapakah Nilai tegangan DCV yang terukur saat Saklar Pemilih berada
pada Posisi:

1. 250
2. 10
3. 50
4. 1000
Jawab:

1. Skala saklar pemilih = 250


Skala terbesar yang dipilih = 250
Nilai yang ditunjuk jarum = 110 (perhatikan skala 0-250)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (250/250)x 110 = 110 Volt
2. Skala saklar pemilih = 10
Skala terbesar yang dipilih = 10
Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0-10)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (10/10)x 4.4 = 4.4 Volt
3. Skala saklar pemilih = 50
Skala terbesar yang dipilih = 50
Nilai yang ditunjuk jarum = 22 (perhatikan skala 0-50)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (50/50)x 22 = 22 Volt
4. Skala saklar pemilih = 1000
Skala terbesar yang dipilih = 10
Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0-10)

16
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (1000/10)x 4.4 = 440 Volt

2.3.6. MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (VOLT / VOLTAGE) AC

2.3.6.1. Untuk mengukur Nilai tegangan AC anda hanya perlu


memperhatikan Posisi Sakelar Pemilih berada pada SKALA
TEGANGAN AC (Tertera ACV) dan kemudian memperhatikan
Baris skala yang berwarna Merah pada Layar Penunjuk Jarum.
2.3.6.2. Selebihnya sama dengan melakukan pengukuran Tegangan
DC di atas.

2.3.7. MENGUKUR ARUS LISTRIK (Ampere) DC

Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:

2.3.7.1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
2.3.7.2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka
NOL (0)
2.3.7.3. Lakukan Kalibrasi alat ukur
2.3.7.4. Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Arus DCA
2.3.7.5. Pilih SKALA PENGUKURAN yang diinginkan seperti 50
Mikro, 2.5m , 25m , atau 0.25A.
2.3.7.6. Pasangkan alat ukur SERI terhadap beban/
sumber/komponen yang akan di ukur.
2.3.7.7. Baca Alat ukur (Pembacaan Alat ukur sama dengan
Pembacaan Tegangan DC diatas)
2.3.8. MENGUKUR NILAI TAHANAN / RESISTANSI RESISTOR
(OHM)

17
Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:

2.3.8.1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
2.3.8.2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka
NOL (0), bila menurut anda angka yang ditunjuk sudah NOL
maka tidak perlu dilakukan Pengaturan Sekrup.
2.3.8.3. Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada
point 2 mengenai Tombol Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar
Pemilih pada SKALA OHM pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k
selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif (hitam) dan
positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada angka nol sebelah
kanan dengan menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.
2.3.8.4. Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala
OHM yang diinginkan yaitu pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k,
Maksud tanda x (kali /perkalian) disini adalah setiap nilai yang
terukur atau yang terbaca pada alat ukur nntinya akan di KALI
kan dengan nilai Skala OHM yang dipilih oleh saklar Pemilih.
2.3.8.5. Pasangkan alat ukur pada komponen yang akan di Ukur.
(INGAT JANGAN PASANG ALAT UKUR OHM SAAT
KOMPONEN MASIH BERTEGANGAN)
2.3.8.6. Baca Alat ukur.

2.3.9. Cara membaca OHM METER

2.3.9.1. Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur
Ohmmeter sangatlah mudah.
2.3.9.2. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di
tunjukkan oleh Jarum Penunjuk dan kemudian mengalikan
dengan nilai perkalian Skala yang di pilih dengan sakelar pemilih.
2.3.9.3. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala
pengali yang anda pilih sebelumnya dengan sakelar pemilih
adalah x100, maka nilai tahanan tersebut adalah 2000 ohm atau
setara dengan 2 Kohm.

18
Misalkan pada gambar berikut terbaca nilai tahanan suatu Resistor:

Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka


nilai resistansi tahanan / resistor tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk jarum = 26
Skala pengali = 10 k
Maka nilai resitansinya = 26 x 10 k = 260 k = 260.000 Ohm.

19
BAB III PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa Multimeter/Multitester adalah alat pengukur listrik yang juga sering
disebut sebagai AVO (Volt-Ohm Meter).Pada kehidupan sehari-hari
multitester dapat digunakan untuk mengukur tegangan (Volt meter),
hambatan (Ohm meter) maupun arus (Ampere meter). Multitester memiliki
2 jenis yaitu multitester analog dan digital. Multitester digital dalam hasil
pengukuranya lebih baik dari multitester analog, karena hasil pengukuran
dari multitester digital lebih akurat dari pada multitester analog.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://kusumandarutp.blogspot.com/2015/05/penggunaan-multimeter-
avometer-analog.html
https://www.academia.edu/19642219/MAKALAH_ALAT_UKUR

21

Anda mungkin juga menyukai