Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

DIMMER LAMPU AC

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

NOPRIYANDI
FIRDAUS
IRMA
VANNANI ALVIN SYAHRI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH ACEH


PRODI TEKNIK ELEKTROMEDIK
2018/2019
1.1 Dasar Teori
Lampu dimmer dengan TRIAC merupakan rangkaian sederhana yang
dapat kita gunakan untuk mengatur tingkat kecerahan lampu. Rangkaian
dimmer ini dapat langsung dihubungkan ke jaringan listrik AC. Dan rangkaian
ini sangat sederhana dan mudah untuk dibuat. Rangkaian dimmer dengan
TRIAC ini memiliki kpasitas daya maksimal tergantung dari tipe TRIAC yang
digunakan. Untuk mengatur tingkat kecrahan lampu dengan dimmer ini dapat
dikendalikan melaului potensiometer. TRIAC merupakan komponen 3
elektroda: MT1, MT2, dan gate. Triac biasanya digunakan pada rangkaian
pengendali, penyakelaran, dan rangkian pemicu/trigger. Oleh karena aplikasi
triac yang demikian luas maka komponen triac biasanya mempunyai dimensi
yang besar dan mampu diaplikasikan pada tegangan 100V sampai 800V dengan
arus beban dari 0.5A sampai 40A.

Gambar 1.1 Stuktur dam symbol TRIAC

Jika terminal MT1 dan MT2 diberi tegangan jala-jala PLN dan gate
dalam kondisi mengambang maka tidak ada arus yang dilewatkan oleh triac
(kondisi idel) sampai pada tegangan ‘break over’ triac tercapai. Kondisi ini
dinamakan kondisi off triac. Apabila gate diberi arus positif atau negatif maka
tegangan ‘break over’ ini akan turun. Semakin besar nilai arus yang masuk ke
gate maka semakin rendah pula tegangan ‘break over’nya. Kondisi ini
dinamakan sebagai kondisi on triac. Apabila triac sudah ‘on’ maka triac akan
dalam kondisi on selama tegangan pada MT1 dan MT2 di atas nol volt. Apabila
tegangan pada MT1 dan MT2 sudah mencapai nol volt maka kondisi kerja triac
akan berubah dari on ke off. Apabila triac sudah menjadi off kembali, triac akan
selamanya off sampai ada arus trigger ke gate dan tegangan MT1 dan MT2
melebihi tegangan ‘break over’nya.
Triac digunakan untuk mengontrol tenaga di konsumen dengan
menggerakkan fase dengan rangkaian berikut (sirkuit ini dinamakan dimmer)

Gambar 1.2 Aplikasi TRIAC pada dimmer lampu

Sebelum menghidupkan Triac, sebuah arus yang sangat kecil mengalir pada
beban dan semua sumber tegangan turun ke RC filter dobel. Tegangan ini dibagi
dan bergerak di fase VC. Ketika VG melewati penghidupan tegangan, triac hidup
dan terhubung sampai ke input tegangan setengah lingkaran dan berhenti.
Ketika input tegangan turun menjadi 0V, triac mati dan prosedur
penghidupannya berulang di tegangan yang terbalik.
Pembatasan dari potensiometer mengurangi kekuatan gelombang dalam
gerbang dan sudut penghidupan,dengan demikian mengurangi rata-rata arus di
konsumen. Penggunaan double filter memungkinkan lebih dari 10 0 . Ketika
power di konsumen diaktifkan oleh pokok di control, ini sangat sulit untuk
mencapai sudut penghidupan yang yang lebar. Alasan mengapa penghidupan
tegangan triac adalah rendah(kurang dari 1 V) adalah tegangan pokok sangat
tinggi.

DIAC
DIAC merupakan salah satu anggota dari thyristor dan termasuk dalam
jenis “Bidirectional Thyristor” yang juga dikenal sebagai “Bilateral Trigger
Diode”. Istilah DIAC diambil dari “ Dioda AC”. DIAC mempunyai dua buah
terminal dan dapat menghantar dari kedua arah jika tegangan breakovernya
(VBB) terlampaui. Tidak seperti halnya transistor, DIAC mempunyai tingkatan
doping sekitar junctionnya yang sebanding.
(a) (b) (c)
Gambar 1.3 (a)Ekivalen DIAC, (b) DIAC sebagai susunan pengancing (Latch),
(c) Simbol DIAC

DIAC mempunyai impedansi yang tinggi bagi arus dalam dua arah,
hingga bias DIAC melewati breakover arah mundurnya. Biasanya bias untuk
DIAC agar mencapai breakover ini adalah antara 28 sampai 36 volt,namun
demikian tergantung dari pada tipenya. Agar kita mengetahui prinsip kerja
DIAC, maka kita nggap pemberian catu dayanya seperti terlihat pada gambar
diatas. Jika tegangan yang diberikan pada DIAC menyamai atau melebihi
tegangan breakover, maka salah satu Latch akan menutup juga. DIAC adalah
suatu komponen yang berkelakuan seperti dua buah thyristor yang dihubungkan
saling bertolak belakang. Oleh karena itu DIAC mempunyai dua buah tegangan
penyalaan. Tegangan penyalaan pertama berada pada tegangan maju (+Vbo)
sedangkan yang kedua ada pada tegangan baliknya (-Vbo).
DIAC banyak digunakan sebagai pemicu rangkaian pengendali daya yang
menggunakan TRIAC. Gambar dibawah memperlihatkan salah satu contoh
rangkaian yang memperlihatkan peran DIAC dalam rangkaian pengendali daya.

Gambar 1.4. Aplikasi DIAC dalam rangkaian pengendali daya.

Jika tegangan pengisian kapasitor telah mencapai breakover DIAC, maka


DIAC akan menghantar sehingga kapasitor akan menggosongkan muatannya
melalui DIAC dan gate-TRIAC. Arus penggosongan kapasitor merupakan pulsa
penyulut yang digunakan oleh TRIAC sebagai pengendali. Jika beban
sebenarnya bersifat induktif, maka perlu dipasang rangkaian R dan C secara
parallel terhadap TRIAC untuk mengatur komutasi TRIAC.

Gambar 1.5. Karakteristik DIAC


Dari kurva diatas kita dapat melihat bahwa DIAC selalu mempunyai
karakteristik tahanan negatif yang secara terus menerus pada saat arus lebih
besar daripada arus breakovernya.

1.2 Prinsip Kerja Alat


Rangkaian dimmer dengan TRIAC merupakan rangkaian yang sudah
umum digunakan, antara lain untuk mengatur terang-redup lampu bolam.
Rangkaian dimmer ini mampu mengatur beban pada tegangan 220VAC dengan
daya sampai 900W tiap kanal dengan beban dari lampu bola yang diatur tingkat
kecerahan lampunya dengani potensiometer. Untuk lebih jelsnya dapat dilihat
langsung di gambar berikut.

Gambar 1.6 Rangkaian lampu dimmer


1.3 Analisis Rangkaian Lampu Dimmer
Lampu dimmer diatas menggunakan TRIAC BT 136, pada dasarnya
TRIAC merupakan penggabungan 2 SCR, tetapi TRIAC dapat mengalirkan arus
secara bolak-balik sedangkan SCR untuk arus searah. Pada gate TRIAC
dihubungkan pada DIAC DB 32 yang mempunyai tegangan ambang sebesar
70V. Jika melebihi tegangan tersebut maka gate pada TRIAC akan terancam
jebol, dan sebagai pengatur tegangan menuju gate TRIAC digunakan
potensiometer 250K. Pada rangkaian lampu dimmer diatas juga menggunakan 2
buah resistor 56K dan 2 buah capasitor 154µf serta 1 buah capasitor 224µf.
Sebagai pengaman rangkaian dipasangkan FUSE / sakring 2Ampere agar bila
terjadi short tidak menyerang komponen lain pada rangkaian. Agar TRIAC tidak
cepat panas, dipasangkan sebuah heat-shink yang berguna sebagai pendingin.
Untuk beban lampu yang digunakan adalah bohlam lampu 5 watt, karena jika
menggunakan lampu jenis TL, maka tidak bisa mengatur terang redup lampu
tersebut.

1.4 Pemasangan Komponen, dan Penyolderan


Menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan antara lain:
a. Obeng (+) (-)
b. Tang potong, lancip
c. Solder dan timah
d. Sedotan Timah
e. PCB bolong
Setelah semua peralatan lengkap, pertama-tama yang dilakukan adalah
pemasangan alat/komponen sesuai perencanaan. Pemasangan dilakukan secara
hati-hati agar tidak terjadi kerusakan alat/komponen. Kemudian pasang semua
komponen pada tempatnya dengan cara menyoldernya dengan hati-hati,
terutama saat pemasangan jumper agar tidak terjadi short. Setelah semua
komponen terpasang dengan baik, kemudian dilakukan percobaan alat agar
sesuai dengan keinginan. Setelah semua selesai, maka dilakukan finishing.
Peralatan yang digunakan:

No Nama Alat Spesifikasi Satuan Jumlah Pemilik


1. Tang Lancip buah 1 pribadi
Potong buah 1 pribadi
2. Obeng Plus (+) buah 1 pribadi
Min (-) buah 1 Pribadi
3. Solder 40 watt buah 1 Pribadi
4. Penyedot buah 1 Pribadi
-
timah
AVO buah 1 Pribadi
5 Sanwa
Meter
Tabel 1.3 Alat yang dipakai
DAFTAR PUSTAKA

http://iddhien.com/index.php?
option=com_content&task=view&id=34&Itemid=105 diakses tgl 16
Desember 2011

http://fauzan.smkdarunnajah.sch.id/2011/04/220v-light-dimmer-
circuit.htmla diakses tgl 16 Desember 2011

http://trensains.com/dimmer.htm diaskes pada tgl 17 Desember 2011

http://www.google.com/elka.htm diaskes pada tgl 17 Desember 2011

Anda mungkin juga menyukai