Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“PENGENDALI TEGANGAN AC ”

Mata kuliah : ELEKTRONIKA DAYA


Dosen : Dr. H. RUSLAN, M.Pd.

OLEH :

MUH. ARJUND ARNOLD


( 200204501013 )

FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat mengerjakan dan menyelesaikan penyusunan makalah ini,
meskipun disadari sepenuhnya makalah ini masih banyak kekurangannya.
Penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah elektronika daya dan
untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengendali tegangan AC.
Dalam penulisan makalah pengendali tegangan AC ini banyak yang telah membantu
penyusun, baik saat membahas materi makalah, sebelum penyusunan, maupun selama
penyusunan, sehingga makalah pengendali tegangan AC ini dapat terealisasikan.
Tidak ada kalimat yang pantas kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu penyusun dalam menyelesaikan tugas makalah pengendali tegangan AC ini selain
ucapan terima kasih.
Tiada yang sempurna di dunia ini selain Allah SWT, dan penyusun menyadari bahwa
masih banyak kesalahan-kesalahan dalam penulisan makalah pengendali tegangan AC. Untuk
itu penyusun mohon kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Penyusun
berharap tugas makalah pengendali tegangan AC ini dapat bermanfaat bagi penyusun pribadi
dan pembaca pada umumnya.

Makassar, 03 September 2021


Penulis

Muh. Arjund Arnold


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................


KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...........................................................................
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengendali Tegangan AC .........................................................................
2.2 Kendali Kontrol On-Off ...........................................................................
2.3 Pengendali Tegangan AC Satu Fasa..........................................................
2.4 Pengontrol setengah gelombag dengan tiga fasa .......................................
2.5 Pengontrol Semi Terkendali Dengan Tiga Fasa ........................................

BAB III EVALUASI


1. Pilihan Ganda .............................................................................................
2. Essay ..........................................................................................................

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah. Penyearah
digunakan untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolak-balik. Arus atau
tegangan tersebut harus benar-benar rata tidak boleh berdenyut-denyut agar tidak
menimbulkan gangguan bagi peralatan yang dicatu.
Kontrol kendali tegangan ac berfungsi sebagai pengatur keluaran daya sesuia
dengan harga harga tang diinginkan, Pengontrol tegangan ac dapat diklasifikasikan
menjadi 2 jenis: (I) Pengontrol satu fasa dan (2) Pengontrol tiga fasa. Tiap jenis dapat
dibagi lagi menjadi (a) kontrol setengah gelombang atau banyak arah dan (b) kontrol
gelombang penuh atau dua arah. Ada bermacam konfigurasi dari pengontrol tiga fasa
tergantung pada hubungan saklar ilryristor.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlunya dilakukan peercobaan guna
mengetahui dan memahami prinsip kerja thyristor dalam rangkaian penyearah
terkendali, mempelajari arus masukan dan keluaran dari penyearah terkendali serta
mampu menentukan karakteristik dan pengaruh arus gate thyristor pada penyearah
terkendali.

1.2 Rumusan masalah

1. Pengendali Tegangan AC
2. Kendali Kontrol On-Off
3. Pengendali Tegangan AC Satu Fasa
4. Pengontrol Semi Terkendali Dengan Tiga Fasa
5. Pengontrol Terkendali Penuh Tiga Fasa
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengendali Tegangan AC


Teknik pengontrolan fasa memberikan kemudahan dalam sistem pengendalian AC.
Pengendali tegangan saluran AC digunakan untuk mengubah-ubah harga rms tegangan
AC yang dicatukan ke beban dengan menggunakan Thyristor sebagai sakelar.
Penggunaan alat ini antara lain, meliputi: – Kontrol penerangan 290 Gambar 10.47
Rangkaian Dimmer dengan TRIAC – Kontrol alat-alat pemanas – Kontrol kecepatan
motor induksi Rangkaian pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan dua-
Thyristor yang dirangkai antiparalel lihat Gambar 10.46 a atau menggunakan Triac
lihat Gambar 10.46 b. Penggunaan dua Thyristor antiparalel memberikan pendalian
tegangan AC secara simetris pada kedua setengah gelombang pertama dan setengah
gelombang berikutnya.
Penggunaan Triac merupakan cara yang paling simpel, efisien, dan handal. Triac
merupakan komponen dua-arah sehingga untuk mengendalikan tegangan AC pada
kedua setengah gelombang cukup dengan satu pulsa trigger. Barangkali inilah yang
membuat rangkaian pengendalian jenis ini sangat populer di masyarakat.
Keterbatasannya terletak pada kapasitasnya yang masih terbatas dibandingkan bila
menggunakan Thyristor.

2.2 Kendali Kontrol On-Off


Prinsip dari kontrol on-off dapat dijelaskan dengan sebuah Pengontrol gelombang
penuh satu fasa seperti yang ditunjukkan pada Gambar dibawah. Saklar thyristor
menghuhungkan sumber ac dengan beban untuk waktu tn; saklar ditutup dengan sebuah
gerbang penghambat pulsa untuk waktu to. Waktu on, tn, biasanya terdiri dari sejumlah
integral siklus. Thyristor akan on pada tegangan nol melalui tegangan masukan ac.
Pulsa-pulsa gerbang untuk thyristor T1 dan T2 dan bentuk gelombang untuk masukan
dan keluaran ditunjukkan pada Gambar 6-1b.
Gambar 2.1 Kontrol on-off

Jenis kontrol ini diterapkan pada aplikasi yang memiliki inersia mekanis yang
tinggi dan konstanta waktu termal yang tinggi (contohnya industri pemanas dan
kontrol kecepatan motor). Karena tegangan nol dan arus nol, harmonik yang
ditimbulkan oleh saklar dikurangi.

Untuk sebuah tegangan masukan sinusiodal, vs = Vm sin t =( Vs) sin t.


Jika tegangan masukan dihubungkan pada beban untuk siklus n dan diputus untuk
siklus m, tegangan keluaran rms (atau beban) dapat ditemukan melalui

 2 
 2 n  m 0 2Vs sin t d t 
n 2 2

V0 =  

n
Vs  Vs k
V0 = mn

dengan k = n/(m + n) dan k disebut duty, cicle. Vs adalah tegangan fasa rms.
Konfigurasi rangkaian untuk kontrol on-off mirip dengan yang ada pada kogtrol fasa
dan demikian pula dengan analisis kinerjanya. Dengan alasan ini, teknik kontrol fasa
hanya dibicarakan dan dianalisis pada bab ini.
2.3 Pengendali Tegangan AC Satu Fasa

Penyearahan merupakan prosesmengubah arus atau tegangan bolak- balik


menjadi arus atau tegangansearah. Menurut Moorthy (2005),Lander (1993) maupun
Sigh danKanchanadhani (2007), untai penyearahdapat diklasifikasikan menjadi
tigakategori, yakni tak berkendali(uncontrolled), berkendali setengah(half-controlled)
dan berkendali penuh(fully-controlled). Pada penyearah yang berkendali, tegangan
searah yangdiperoleh merupakan fungsi daritegangan catu atau tegangansumbernya dan
titik lokasi pada periodegelombang ketika thyristor atau SCR dipicu (disebut dengan
sudut picu α). Di lain pihak, pengaturan tegangan bolak- balik yang diperoleh dari hasil
pengaturan titik sudut picu pada Triacatau dapat juga mengunakan SCRyang dihubung
antiparalel disebutdengan pengaturan tegangan bolak- balik (a.c. regulator).

Dari sini, baik penyearah berkendali maupun pengaturan tegangan bolak-balik


yangmenggunakan teknik pengaturan sudut picu untuk menghidupkan SCR maupun
Triac disebut dengan penggunaan teknik pengendalian fasa(phase controlled), artinya
pada sudut berapa ujung depan gelombang akandisalurkan ke keluaran dihitung
darititik awal (titik nol) ujung depangelombang tegangan sumbernya,sementara ujung
belakang gelombangtegangan sumber atau masukan tetapsama dengan ujung
belakanggelombang keluarannya. Jadi di sinitidak ada pergeseran fasa antaragelombang
masukan dengan gelombangkeluaran, yang ada adalah pemendekanfasa sikus aktif
(duty cycle) gelombang.Philips semiconductors (tth.)menggunakan istilah kendali
daya(power control) bukan kendali fasa(phase control) seperti yang dipakaioleh Singh
(2007) dan LittelfuseInc.,(2008).Sementara itu, Moorthymenggunakan istilah
controlled rectifieruntuk penggunaan thyristor dan ac linecontrol untuk pengunaan
Triac. Untaikendali daya dari Philips semiconductoryang menggunakan kendali
tegangansearah seperti halnya dengan TCA pengaturan sudut fasanya tidaksempurna
bisa diatur dari 0o sampai180o. Namun di sini argumentasinya

 Prinsip Kontrol Fasa

Prinsip dari kontrol fasa dapat dijelaskan berdasarkan pada Gambar. Energi
mengalir ke beban dikontrol dengan menunda sudut tembak thyristor T1. Gambar
mengilustrasikan pulsa-pulsa gerbang thyristor T1 dan bentuk gelombang tegangan
masukan dan keluaran. Dengan adanya diode D1, daerah kontrol terbatas dan rms
efektif tegangan keluaran hanya dapat bervariasi antara 70.7 dan 100%. Tegangan
keluaran dan arus masuk tidak simetris dab megnandung komponen dc. Jika ada
sebuah trafo masukan akan dapat menyebabkan problem kejenuhan. Rangkai ini
adalah Pengontrol setengah gelombang satu fasa dan cocok hanya untuk beban
resistif berdaya rendah, seperti pemanasan pencahayaan. Karena aliran daya
dikontrol oleh setengah gelombang positif tegangan masukan, jenis Pengontrol tipe
ini disebut juga dengan Pengontrol banyak arah (unidirectional)

Jika vs = Vm Sin t = sin t adalah tegangan masukan dan sudut tunda


thyristor T1 adalah t= , tegangan keluaran rms ditentukan melalui

Gambar 2.2 Kontrol sudut satu fasa

2.4 Pengontrol Semi Terkendali Dengan Tiga Fasa

Diagram rangkaian pengontrol setengah gelombang (atau unidirectional) tiga fasa


ditunjukkan pada Gambar dibawah dengan beban resistif terhubung wye. Arus mengalir
ke beban dikontrol oleh thyristor T1, T3, dan T5: Dan diode menyediakan jalur arus
balik. Urutan firing thyristor adalah T1, T3, T5. Untuk arus mengalir melalui
Pengonlrol daya minimal satu thyristor harus dihuhungkan. Bila semua divaisnya
diode, tiga diode akan terhubung pada saat yang bersamaan dan sudut konduksi tiap
diode adalah 1800. Kita menyebutnya bahwa thyristor akan terhubung bila tegangan
anodenya lebih tinggi daripada katodenya dan terjadi firing. Pada saat thyristor mulai
terhubung, ia akan off hanya bila arusnya nienjadi nol.

Jika Vs adalah nilai rms untuk tegangan fasa masukan dan kita mendefinisikan
tegangan fasa masukan berturutan adalah

vAN = 2 VS sin t
 2 
vBN = 2 VS sin  t  
 3 
 4 
vCN = 2 VS sin  t  
 3 
kemudian tegangan line masukan adalah

 
vAB = 6 VS sin  t  
 6
 
vBC = 6 VS sin  t  
 2
 7 
vCA = 6 VS sin  t  
 6 

Gambar 2.3 Pengontral unidirectional tiga fasa

Bentuk gelombang untuk tegangan masukan, sudut konduksi divais, dan tegangan
keluaran ditunjukkan pada Gambar 6-2 untuk = 60° dan = 150°. Perlu diketahui
bahwa interval konduksi yang ditunjukkan pada Gambar 6-8 oleh garis putus-putus
tidak berskala, tetapi memiliki lebar yang sama yaitu 30°. Untuk 0 60°, baik dua
atau tiga divais dapat dihubungkan pada waktu bersamaan dan kombinasi yang
mungkin adalah (1) dua thyristor dan satu diode, (2) satu thyristor dan satu diode, dan
(3) satu thyristor dan dua diode. Jika tiga divais dihubungkan, operasi tiga fasa yang
normal terjadi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6-9a dan tegangan keluaran
fasanya sama dengan tegangan masukan fasa, misalnya,

van = vAN = vBC = VS sin

Di samping itu, jika dua divais dihubungkan pada waktu bersamaan, arus yang
mengalir hanya melalui dua jalur sedangkan jalur ke tiga dianggap sebagai rangkaian
terhuka. Tegangan jalur ke jalur akan muncul melalui dua terminal dari beban seperti
ditunjukkan pada Gambar 6-9b. dan tegangan fasa keluaran adalah satu setengah
tegangan jalur (misalnya bila terminal c dibuka)

Bentuk gelombang untuk tegangan fasa keluaran (misalnya van) dapat


digambarkan langsung dari fasa masukan dan tegangan jalur dengan memperhatikan
bahwa van akan berhubungan dengan vAN jika tiga divais dihubungkan, menjadi
vAB/2 (atau v4C/2) bila kedua divais dihubungkan, dan nol jika terminal dibuka.
Untuk 60° 120°, pada suatu waktu hanya satu thyristor dihubungkan dan jalur
balik dibagi untuk satu atau dua diode. Untuk 120° 210°, hanya thyristor dan
satu diode terhubung pada waktu bersamaan.

Sudut extinction (3 thyristor dapat ditunda melebihi 180° (misal untuk T1


adalah 210° untuk = 30° seperti ditunjukkan pada Gambar 6-2b). Untuk = 60°,
sudut extinction ditunda menjadi 180° seperti pada Gambar 6-2a. disebahkan oleh
fakta bahwa tegangan fasa keluaran dapat bergantung pada tegangan masukan jalur ke
jalur. Pada saat vAB menjadi nol pada t = 150°, arus thyristor T1 dapat terus mengalir
sampai vCA menjadi nol pada saat t 2100 dan sudut tunda = 210° memberikan
tegangan (dan daya) keluaran nol.

Pulsa-pulsa gerbang thyristor kontinyu, dan misalnya, pulsa T1 berakhir pada t


= 210°. Pada prakteknya, pulsa gerbang terdiri dari dua bagian. Pulsa pertama T1
bermula dari manapun yang memiliki sudut antara 0 dan 150° dan berakhir pada t=
210°, pulsa kedua, bermula pada t = 150°, selalu berakhir pada t = 210°. Hal ini
menyebabkan arus dapat mengalir melalui thyristor T1 selama periode 150° t
2100 dan meningkatkan interval kontrol tegangan ke keluaran interval penundaan
adalah 2100

2.5 Pengontrol Terkendali Penuh Tiga Fasa

Pengontrol unidirectional yang mengandung arus masukan dc dan harmonik yang


lehih tinggi yang disebabkan bentuk gelombang tegangan keluaran natural yang tidak
simetris, tidak biasa digunakan untuk menjalankan motor ac; kontrol dua arah fasa yang
lehih sering digunakan. Diagram rangkaian pengontrol gelombang, penuh tiga fasa
(atau dua arah) ditunjukkan pada Gambar dengan beban resistif yang terhubung wye.
Operasi pengontrol ini sama dengan pengontrol setengah gelombang, kecuali arus balik
disediakan oleh thyristor T2, T4, dan T6 bukan oleh diode-diode. Urutan firing dari
thyristor adalah T1, T2, T3, T4, T5, T6.

Bila kita mendefinisikan tegangan fasa masukan beraturan adalah

vAN = VS sin

vBN = VS sin

vCN = VS sin

Tegangan jalur masukan instantaneous adalah

vAB = VS sin

vBC = VS sin

vCA = VS sin

Bentuk gelombang untuk tegangan masukan sudut konduksi thyristor dan


tegangan fasa keluaran.ditunjukkan pada Gnmbar untuk = 60° dan = 20°. Untuk 0
60°, sebelum firing T1, dua resistor terhubung. Bila T1 firing tiga resistor
terhubung. Thyristor menjadi off bila arusnya membalik. Kondisi demikian terjadi
antara dua dan tiga thyristor terhubung.

Untuk 600 90°, hanya dua resistor terhubung pada suatu waktu. Untuk
90° 1500, meskipun dua thyris¬tor terhubung suatu waktu, terdapat periode
ketika tidak ada thyristor yang on. Untuk 1500, tidak ada periode untuk dua thyristor
terhubung dan tegangan keluaran naenjadi nol untuk = 1500. Interval untuk sudut
tunda adalah
BAB III
EVALUASI

3.1 Pilihan Ganda


1. Sebuah sumber tegangan AC memiliki tegangan maksimum 12 V. Besar tegangan
sesaat ketika fasenya 1/12 adalah . . .
A. 6 V
B. 6 akar(3) V
C. 12 V
D. 12 akar(3) V
E. 0

2. Perhatikan gambar di bawah ini!

Jika diketahui tegangan pada titik ab sebesar 40 V dan tegangan pada titik bc
sebesar 30 V, maka tegangan total pada rangkaian tertutup di atas adalah . . .
A. 10 V
B. 30 V
C. 50 V
D. 70 V

3. Tegangan pada suatu induktor dinyatakan dalam fungsi waktu v= 50 sin 100t volt,
dengan t dalam sekon. Fungsi arus listrik terhadap waktu yang mengalir pada
induktor dengan induktansi dirinya sebesar 10 mH adalah . . .

A. i= 50 sin (100t - π) A D. i= 50 cos (100t – π/2) A


B. i = 50 cos (100t - π) A E. i= 25 sin (100t - π) A
C. i= 50 sin (100t – π/2) A
4. Kapasitor murni dengan kapasitas 250 μF dihubungkan seri dengan sumber tegangan
bolak-balik yang menghasilkan fungsi v = 80 sin 200πt (t dalam sekon). Arus listrik
yang mengalir pada kapasitor adalah. . .
A. i= 4π sin (200πt) A
B. i= 4π cos (200πt) A
C. i= 4π sin (200πt – π/2) A
D. i= 4π cos (200πt + π/2) A
E. i= 6π sin (200πt – π/2) A

5. Perhatikan diagram rangkaian RLC berikut ini!

Nilai impedansi dari rangkaian di atas adalah . . .


A. 200 Ω
B. 500 Ω
C. 625 Ω
D. 425 Ω
E. 650 Ω

6. Perhatikan diagram rangkaian RLC berikut ini!

Kuat arus maksimum dari rangkaian di atas adalah . . .


A. 1,3 A
B. 1,5 A
C. 2,0 A
D. 2,4 A
E. 2,8 A
7. Hambatan total impedansi rangkaian RLC di bawah ini adalah 250 Ω.

Jika potensial antara titik a dan b adalah 80 volt, maka tegangan sumber yang
digunakan adalah . . .
A. 100 V
B. 120 V
C. 140 V
D. 160 V
E. 180 V

8. Gambar di bawah ini menunjukkan diagram fasor rangkaian arus bolak-balik. Jika
frekuensi arus bolak-balik tersebut 50 Hz, maka . . .

A. Hambatannya (240/π) H
B. Induktansinya (240/π) mH
C. Kapasitansinya (240/π) mH
D. Induktansinya (240/π) H
E. Kapasitansinya (240/π) H

9. Perhatikan gambar rangkaian listrik berikut!

Jika tegangan maksimum sumber arus bolak-balik sebesar 200 volt, maka besar kuat
arus maksimum yang mengalir pada rangkaian adalah . . .
A. 1,5 A
B. 2,0 A
C. 3,5 A
D. 4,0 A
E. 5,0 A

10. Suatu rangkaian seri RLC dihubungkan dengan tegangan bolak-balik. Apabila
induktansi diri sebesar (1/25π2) H dan kapasitansi kapasitor 25 μF. maka resonansi
rangkaian terjadi pada frekuensi . . .
A. 0,5 kHz
B. 1,0 kHz
C. 2,0 kHz
D. 2,5 kHz
E. 7,5 kHz

11. Rangkaian seri RLC disusun seperti gambar di bawah ini!

Bila saklar S ditutup, beda potensial antara titik M dan N adalah . . .


A. 25 V
B. 55 V
C. 96 V
D. 110 V
E. 130 V

12. Sumber arus listrik bolak-balik memiliki amplitudo tegangan 200 volt dan frekuensi
arus listriknya 25 Hz. Arus mengalir melalui hambatan R = 200 Ω dan kapasitor C =
100/π μF yang disusun seri. Kuat arus yang mengalir melalui kapasitor tersebut
adalah . . .
A. Akar(2)/4
B. Akar(2)/4
C. Akar(2)
D. 2akar(2)
E. 5akar(2)

13. Kapasitor C dirangkai dengan sebuah hambatan 40 Ω, kemudian dihubungkan pada


sumber tegangan bolak-balik 160 volt. Jika faktor daya rangkaian 0,5, maka besar
kuat arus listrik yang mengalir adalah . . .
A. 0,67 A
B. 1,50 A
C. 1,67 A
D. 2,00 A
E. 3,00 A

14. Suatu kumparan jika dihubungkan dengan sumber arus 32 V menghasilkan arus 2 A.
Jika dihubungkan dengan sumber tegangan arus bolak-balik 100 V, menghasilkan
arus 5 A. Jika frekuensi angulernya 100 rad/s, maka induktansi diri kumparan adalah
...
A. 0,2 H
B. 0,4 H
C. 0,8 H
D. 0,12 H
E. 0,16 H

15. Sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi V = 120
cos 20πt (t dalam detik). Besar tegangan efektif dan frekuensi sumber tegangan
bolak-balik akar(2) = 1,41 adalah . . .
A. 85 volt dan 10 Hz
B. 89 volt dan 10 Hz
C. 90 volt dan 20 Hz
D. 94 volt dan 20 Hz
E. 99 volt dan 15 Hz
16. Besar daya listrik dalam suatu kumparan pemanas yang dialiri arus searah 6 A
adalah P. Jika sekarang digunakan arus bolak-balik dengan nilai puncak 6 A, maka
daya listrik yang mengalir adalah . . .
A. 0,25 P
B. 0,50 P
C. 1,00 P
D. 2,00 P
E. 4,00 P

17. Lampu pijar yang dihubungkan dengan tegangan DC 12 V akan dialiri arus 0,2 A.
Jika lampu dihubungkan dengan tegangan AC yang efektifnya 12 V, maka dialiri
arus 0,2 A. Reaktansi induksi tersebut adalah . . .
A. 30 Ω
B. 40 Ω
C. 60 Ω
D. 80 Ω
E. 100 Ω

18. Sumber tegangan AC dengan persamaan v = 20 akar 2 Sin 1000t V dihubungkan


dengan rangkaian RLC. Jika diketahui nilai R = 400 Ω, L = 0,5 H, dan C = 5 μF,
maka besar daya disipasi rangkaian adalah . . .
A. 0,28 W
B. 0,45 W
C. 0,60 W
D. 0,64 W
E. 0,75 W

19. Rangkaian RLC seri yang dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik yang
mempunyai harga efektif 100 V. Jika diketahui hambatan murni sebesar 10 Ω dan
tegangan efektif ujung-ujung resistornya 60 V, maka faktor daya rangkaian tersebut
adalah . . .
A. 0,40
B. 0,50
C. 0,60
D. 0,70
E. 0,80

20. Sumber arus PLN adalah arus bolak-balik (AC), tetapi lampu pijar di rumah tidak
kelihatan berkedip-kedip (bergetar). Hal ini karena . . .
A. Tekanan lampu pijar relatif besar
B. Tekanan lampu pijar relatif kecil
C. Frekuensi arus bolak-balik relatif besar
D. Frekuensi arus bolak-balik relatif kecil
E. Semua jawaban salah

3.2 Essay
1. Bandingkan besar tegangan output hasil percobaan dengan hasil perhitungan secara
teori ?
Jawaban ;
Hasil akan berbeda karena pada saat percobaan untuk menentukan nilai yang di
multimeter kurang ketelitian dalam pembacaannya. Sedangkan pada perhitungan
dengan cara teori itu sangat akurat karena tidak ada factor lainnya.

2. Jelaskan cara kerja trigger dalam percobaan yang telah dilakukan ?


Jawaban ;
Cara kerja trigger pada transistor unijunction yaitu ketika tegangan sumber dc Vs
diberikan, kapasitor C akan diisi melalui resistor R karena rangkaian emiter dari UJT
berada pada kondisi terbuka.

3. Apa perbedaan antara thyristor dan Triac?


Jawaban ;
TRIAC dapat bersifat konduktif dalam dua arah dan biasanya digunakan untuk
pengendalian fasa ac (contohnya: controller tegangan ac). Hal tersebut dapat dianggap
sebagai dua buah SCR tersambung secara antiparalel. Karena TRIAC merupakan
devais bidirectional, terminalnya tidak dapat ditentukan sebagai ande / katode.
Sedangkan pada thyristor hanya satu arah.
4. Apakah yang dimaksud dengan converter?
Jawaban ;
Converter adalah suatu alat untuk mengkonversikan daya listrik dari satu bentuk ke
bentuk daya listrik lainnya.

5. Sebutkan 5 Jenis-jenis Converter!


1. Konverter AC – DC (Rectifier)
2. Konverter AC – AC (Cycloconverter)
3. Converter DC – DC (DC Chopper)
4. Konverter DC – AC (Inverter)
5. Penyearah: rangkaian penyearah diode mengubah tegangan ac ke tegangan dc
tetap.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kendali tegangan AC berfungsi sebagai pengatur tegangan keluaran dengan nilai
yang bisa divariasikan.
Semakin kecil sudut penyalaan maka semakin besar daya yang di hasilkan, hal ini
mengakibatkan lampu menyala terang namun sebaliknya jika rangkaian diberi sudut
penyalaan besar maka lampu akan redup karena nilai daya yang ada kecil.
Teknik pengontrolan tegangan fasa memberikan kemudahan dalam sistem
pengendalian AC. Pengendali tegangan saluran AC digunakan untuk mengubah-ubah
harga rms tegangan AC yang dicatukan ke beban dengan menggunakan Thyristor
sebagai sakelar.
Rangkaian daya Pengendali tegangan ac 2 arah menggunakan 2 buah komponen
pensakelaran thyristor dengan konfigurasi anti paralel, atau menggunakan 1 buah
Triacs. Arus bolak-balik dari sumber akan mengalir pada sisi beban setiap ½ siklus dari
periode tegangan sumber. Nilai rms dari tegangan beban dapat divariasikan dengan cara
menvariasikan besarnya sudut perlambatan penyalaan thyristor α. Oleh karena tegangan
dan arus suplai merupakan arus bolak-balik dengan gelombang simetris, maka tidak
terdapat komponen dc dari arus masukan, berarti juga arus suplai rata rata adalah nol.
Konfigurasi pengendali tegangan ac 1 fasa dengan beban resistif diperlihatkan
pada gambar 1. Pengaturan besarnya daya yang mengalir/ yang diserap pada sisi beban
dapat dilakukan dengan cara mengatur besarnya sudut perlambatan penyalaan α dari ke
dua thyrostor. Pengendali tegangan ac seperti pada gambar dapat disebut juga dengan
pengendalian tegangan 2 arah.
Dalam percobaan kita merangkai thyristor sebagai kendali tegangan ac Untuk
membuat thyristor menjadi ON kita harus memberi arus trigger lapisan P yang dekat
dengan katoda.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Ruslan, M. (2016). Buku Ajar Elektronika Daya. Makassar: JPTE-FT UNM

Modul praktikum. 2014, Elektronika Daya. Bandung : ITENAS Bandung.


www.duniaelektro.co.id (diakses pada tanggal 3 september 2021)

Nestria, Aisyah. 2019 "Soal Pembahasan Listrik Arus Bolak-balik",


https://www.aisyahnestria.com/2020/11/10-soal-pembahasan-arus-bolak-balik-
ac.html?m=1, diakses pada 3 September 2021 pukul 17.25

Anda mungkin juga menyukai