“PENGENDALI TEGANGAN AC ”
OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat mengerjakan dan menyelesaikan penyusunan makalah ini,
meskipun disadari sepenuhnya makalah ini masih banyak kekurangannya.
Penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah elektronika daya dan
untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengendali tegangan AC.
Dalam penulisan makalah pengendali tegangan AC ini banyak yang telah membantu
penyusun, baik saat membahas materi makalah, sebelum penyusunan, maupun selama
penyusunan, sehingga makalah pengendali tegangan AC ini dapat terealisasikan.
Tidak ada kalimat yang pantas kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu penyusun dalam menyelesaikan tugas makalah pengendali tegangan AC ini selain
ucapan terima kasih.
Tiada yang sempurna di dunia ini selain Allah SWT, dan penyusun menyadari bahwa
masih banyak kesalahan-kesalahan dalam penulisan makalah pengendali tegangan AC. Untuk
itu penyusun mohon kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Penyusun
berharap tugas makalah pengendali tegangan AC ini dapat bermanfaat bagi penyusun pribadi
dan pembaca pada umumnya.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...........................................................................
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengendali Tegangan AC .........................................................................
2.2 Kendali Kontrol On-Off ...........................................................................
2.3 Pengendali Tegangan AC Satu Fasa..........................................................
2.4 Pengontrol setengah gelombag dengan tiga fasa .......................................
2.5 Pengontrol Semi Terkendali Dengan Tiga Fasa ........................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pengendali Tegangan AC
2. Kendali Kontrol On-Off
3. Pengendali Tegangan AC Satu Fasa
4. Pengontrol Semi Terkendali Dengan Tiga Fasa
5. Pengontrol Terkendali Penuh Tiga Fasa
BAB II
PEMBAHASAN
Jenis kontrol ini diterapkan pada aplikasi yang memiliki inersia mekanis yang
tinggi dan konstanta waktu termal yang tinggi (contohnya industri pemanas dan
kontrol kecepatan motor). Karena tegangan nol dan arus nol, harmonik yang
ditimbulkan oleh saklar dikurangi.
2
2 n m 0 2Vs sin t d t
n 2 2
V0 =
n
Vs Vs k
V0 = mn
dengan k = n/(m + n) dan k disebut duty, cicle. Vs adalah tegangan fasa rms.
Konfigurasi rangkaian untuk kontrol on-off mirip dengan yang ada pada kogtrol fasa
dan demikian pula dengan analisis kinerjanya. Dengan alasan ini, teknik kontrol fasa
hanya dibicarakan dan dianalisis pada bab ini.
2.3 Pengendali Tegangan AC Satu Fasa
Prinsip dari kontrol fasa dapat dijelaskan berdasarkan pada Gambar. Energi
mengalir ke beban dikontrol dengan menunda sudut tembak thyristor T1. Gambar
mengilustrasikan pulsa-pulsa gerbang thyristor T1 dan bentuk gelombang tegangan
masukan dan keluaran. Dengan adanya diode D1, daerah kontrol terbatas dan rms
efektif tegangan keluaran hanya dapat bervariasi antara 70.7 dan 100%. Tegangan
keluaran dan arus masuk tidak simetris dab megnandung komponen dc. Jika ada
sebuah trafo masukan akan dapat menyebabkan problem kejenuhan. Rangkai ini
adalah Pengontrol setengah gelombang satu fasa dan cocok hanya untuk beban
resistif berdaya rendah, seperti pemanasan pencahayaan. Karena aliran daya
dikontrol oleh setengah gelombang positif tegangan masukan, jenis Pengontrol tipe
ini disebut juga dengan Pengontrol banyak arah (unidirectional)
Jika Vs adalah nilai rms untuk tegangan fasa masukan dan kita mendefinisikan
tegangan fasa masukan berturutan adalah
vAN = 2 VS sin t
2
vBN = 2 VS sin t
3
4
vCN = 2 VS sin t
3
kemudian tegangan line masukan adalah
vAB = 6 VS sin t
6
vBC = 6 VS sin t
2
7
vCA = 6 VS sin t
6
Bentuk gelombang untuk tegangan masukan, sudut konduksi divais, dan tegangan
keluaran ditunjukkan pada Gambar 6-2 untuk = 60° dan = 150°. Perlu diketahui
bahwa interval konduksi yang ditunjukkan pada Gambar 6-8 oleh garis putus-putus
tidak berskala, tetapi memiliki lebar yang sama yaitu 30°. Untuk 0 60°, baik dua
atau tiga divais dapat dihubungkan pada waktu bersamaan dan kombinasi yang
mungkin adalah (1) dua thyristor dan satu diode, (2) satu thyristor dan satu diode, dan
(3) satu thyristor dan dua diode. Jika tiga divais dihubungkan, operasi tiga fasa yang
normal terjadi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6-9a dan tegangan keluaran
fasanya sama dengan tegangan masukan fasa, misalnya,
Di samping itu, jika dua divais dihubungkan pada waktu bersamaan, arus yang
mengalir hanya melalui dua jalur sedangkan jalur ke tiga dianggap sebagai rangkaian
terhuka. Tegangan jalur ke jalur akan muncul melalui dua terminal dari beban seperti
ditunjukkan pada Gambar 6-9b. dan tegangan fasa keluaran adalah satu setengah
tegangan jalur (misalnya bila terminal c dibuka)
vAN = VS sin
vBN = VS sin
vCN = VS sin
vAB = VS sin
vBC = VS sin
vCA = VS sin
Untuk 600 90°, hanya dua resistor terhubung pada suatu waktu. Untuk
90° 1500, meskipun dua thyris¬tor terhubung suatu waktu, terdapat periode
ketika tidak ada thyristor yang on. Untuk 1500, tidak ada periode untuk dua thyristor
terhubung dan tegangan keluaran naenjadi nol untuk = 1500. Interval untuk sudut
tunda adalah
BAB III
EVALUASI
Jika diketahui tegangan pada titik ab sebesar 40 V dan tegangan pada titik bc
sebesar 30 V, maka tegangan total pada rangkaian tertutup di atas adalah . . .
A. 10 V
B. 30 V
C. 50 V
D. 70 V
3. Tegangan pada suatu induktor dinyatakan dalam fungsi waktu v= 50 sin 100t volt,
dengan t dalam sekon. Fungsi arus listrik terhadap waktu yang mengalir pada
induktor dengan induktansi dirinya sebesar 10 mH adalah . . .
Jika potensial antara titik a dan b adalah 80 volt, maka tegangan sumber yang
digunakan adalah . . .
A. 100 V
B. 120 V
C. 140 V
D. 160 V
E. 180 V
8. Gambar di bawah ini menunjukkan diagram fasor rangkaian arus bolak-balik. Jika
frekuensi arus bolak-balik tersebut 50 Hz, maka . . .
A. Hambatannya (240/π) H
B. Induktansinya (240/π) mH
C. Kapasitansinya (240/π) mH
D. Induktansinya (240/π) H
E. Kapasitansinya (240/π) H
Jika tegangan maksimum sumber arus bolak-balik sebesar 200 volt, maka besar kuat
arus maksimum yang mengalir pada rangkaian adalah . . .
A. 1,5 A
B. 2,0 A
C. 3,5 A
D. 4,0 A
E. 5,0 A
10. Suatu rangkaian seri RLC dihubungkan dengan tegangan bolak-balik. Apabila
induktansi diri sebesar (1/25π2) H dan kapasitansi kapasitor 25 μF. maka resonansi
rangkaian terjadi pada frekuensi . . .
A. 0,5 kHz
B. 1,0 kHz
C. 2,0 kHz
D. 2,5 kHz
E. 7,5 kHz
12. Sumber arus listrik bolak-balik memiliki amplitudo tegangan 200 volt dan frekuensi
arus listriknya 25 Hz. Arus mengalir melalui hambatan R = 200 Ω dan kapasitor C =
100/π μF yang disusun seri. Kuat arus yang mengalir melalui kapasitor tersebut
adalah . . .
A. Akar(2)/4
B. Akar(2)/4
C. Akar(2)
D. 2akar(2)
E. 5akar(2)
14. Suatu kumparan jika dihubungkan dengan sumber arus 32 V menghasilkan arus 2 A.
Jika dihubungkan dengan sumber tegangan arus bolak-balik 100 V, menghasilkan
arus 5 A. Jika frekuensi angulernya 100 rad/s, maka induktansi diri kumparan adalah
...
A. 0,2 H
B. 0,4 H
C. 0,8 H
D. 0,12 H
E. 0,16 H
15. Sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi V = 120
cos 20πt (t dalam detik). Besar tegangan efektif dan frekuensi sumber tegangan
bolak-balik akar(2) = 1,41 adalah . . .
A. 85 volt dan 10 Hz
B. 89 volt dan 10 Hz
C. 90 volt dan 20 Hz
D. 94 volt dan 20 Hz
E. 99 volt dan 15 Hz
16. Besar daya listrik dalam suatu kumparan pemanas yang dialiri arus searah 6 A
adalah P. Jika sekarang digunakan arus bolak-balik dengan nilai puncak 6 A, maka
daya listrik yang mengalir adalah . . .
A. 0,25 P
B. 0,50 P
C. 1,00 P
D. 2,00 P
E. 4,00 P
17. Lampu pijar yang dihubungkan dengan tegangan DC 12 V akan dialiri arus 0,2 A.
Jika lampu dihubungkan dengan tegangan AC yang efektifnya 12 V, maka dialiri
arus 0,2 A. Reaktansi induksi tersebut adalah . . .
A. 30 Ω
B. 40 Ω
C. 60 Ω
D. 80 Ω
E. 100 Ω
19. Rangkaian RLC seri yang dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik yang
mempunyai harga efektif 100 V. Jika diketahui hambatan murni sebesar 10 Ω dan
tegangan efektif ujung-ujung resistornya 60 V, maka faktor daya rangkaian tersebut
adalah . . .
A. 0,40
B. 0,50
C. 0,60
D. 0,70
E. 0,80
20. Sumber arus PLN adalah arus bolak-balik (AC), tetapi lampu pijar di rumah tidak
kelihatan berkedip-kedip (bergetar). Hal ini karena . . .
A. Tekanan lampu pijar relatif besar
B. Tekanan lampu pijar relatif kecil
C. Frekuensi arus bolak-balik relatif besar
D. Frekuensi arus bolak-balik relatif kecil
E. Semua jawaban salah
3.2 Essay
1. Bandingkan besar tegangan output hasil percobaan dengan hasil perhitungan secara
teori ?
Jawaban ;
Hasil akan berbeda karena pada saat percobaan untuk menentukan nilai yang di
multimeter kurang ketelitian dalam pembacaannya. Sedangkan pada perhitungan
dengan cara teori itu sangat akurat karena tidak ada factor lainnya.
Drs. Ruslan, M. (2016). Buku Ajar Elektronika Daya. Makassar: JPTE-FT UNM