Anda di halaman 1dari 7

Generator Berpenguat Terpisah

Generator DC dengan penguat terpisah yaitu bila arus kemagnetan diperoleh dari sumber
tenaga listrik arussearah di luar generator.Generator DC dengan penguat terpisah hanya
dipakaidalam keadaan tertentu. Dengan terpisahnya sumber aruskemagnetan dari generator,
berarti besar kecilnya aruskemagnetan tidak terpengaruh oleh nilai-nilai arus
ataupuntegangan generator.Dibawah ini adalah rangkaian dari generatorberpenguatan bebas.

Jika generator dihubungkan dengan beban, dan Raadalah tahanan dalam generator, maka
hubungan yangdapat dinyatakan adalah

Vf = If.Rf

EA= VT + IA.RA

Rangkaian Ekivalen

IA = I B

VT = EA – IA.RA

Vf
If =
Rf
Karakteristik Tanpa Beban

Pada generator penguat terpisah, belitan eksitasi (penguat eksitasi) tidak terhubung menjadi
satu dengan rotor. Terdapat dua jenis generator penguat terpisah, yaitu:
1. Penguat elektromagnetik gambar a
2. Magnet permanent / magnet tetap gambar b
Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat diatur melalui
pengaturan tegangan eksitasi. Pengaturan dapat dilakukan secara elektronik atau magnetik.
Generator ini bekerja dengan catu daya DC dari luar yang dimasukkan melalui belitan F1-F2.

Penguat dengan magnet permanen menghasilkan tegangan output generator yang konstan dari
terminal rotor A1-A2. Karakteristik tegangan V relatif konstan dan tegangan akan menurun
sedikit ketika arus beban I dinaikkan mendekati harga nominalnya.

Pada Gambar menunjukkan:

a. karakteristik generator penguat terpisah saat eksitasi penuh (Ie 100%) dan saat eksitasi
setengah penuh (Ie 50%). Ie adalah arus eksitasi, I adalah arus beban.Tegangan output
generator akan sedikit turun jika arus beban semakin besar.
b. Kerugian tegangan akibat reaksi jangkar.
c. Perurunan tegangan akibat resistansi jangkar dan reaksi jangkar, selanjutnya
mengakibatkan turunnya pasokan arus penguat ke medan magnet, sehingga tegangan
induksi menjadi kecil.

Karakteristik Berbeban
Karakteristik ini di gambarkan sebagai kurva yang menunjukan antara tegangan terminal V T
dan arus medan IP ketika generator di bebani, dan kurva ini disebut dengan kurva kejenuhan
beban.

Kurva ini sebenarnya diturunkan dari kurva kejenuhan tanpa beban yang dilengkapi dengan
nilai reaksi jangkar dan resistansi jangkarnya,karena kurva ini memperhitungkan efek
demagnetisasi dari reaksi jangkar dan jatuh dari tegangan pada jangkar yang secara praktis
tidak terdapat pada kondisi beban.

Pada keadaan berbeban, tegangan akan berkurang akibat efek demegnetasi dari reaksi
jangkar.Pengurangan ini dapat di atasi dengan peningkatan ampere lilitan medan yang sesuai.
Garis ac mewakili demagnetasi ampere lilitan per kutub yang ekivalen.Kemudian untuk
membangkitkan ggl yang sama, pada keadaan berbeban saat tidak berbeban, ampere lilitan
medan per kutub harus di naikan sebesar ac = bd

 Titik d pada kurva LS yang menunjukan antara hubungan ggl E yang dibangkitkan pada
keadaan berbeban dan Ampere lilitan medan.
 Kurva LS secara praktis paralel terhadap kurva ob.
 Tegangan terminal VT akan daripada ggl E yang dibangkitkan sebesar IA.RA, dimana RA
adalah resistransi rangkaian jangkar. Dari titik D, sebuah garis vertikal do = IA.RA
 Titik e terletak pada kurva kejenuhan beban penuh untuk generator. Dengan cara yang
sama titik-titik lainnya dilengkapi dan kurva kejenuhan beban penuh MP.

Karakteristik Internal dan Eksternal


untuk mengatur tegangan VT dapat di lakukan dengan 2 cara yaitu :

1. Dengan mengubah kecepatan putar generator


2. Dengan mengubah arus medan penguat

GENERATOR SHUNT

Rangkaian Ekivalen

Kumparan medan yang terhubung paralel terdiri atas resistor (Rfp) dan induktor (Lfp).

IA = Ifp + Ib

VT = EA-IA.RA

VT
If =
R fp
Karakteristik

Sama halnya dengan mesin arus searah jenis lain, tegangan yang dibangkitkan oleh generator
jenis inni tergantung dari keberadaan fluks sisa (residual flux) dikutub-kutubnya. Ketika
generator pertama kali di start, tegangan internal akan dibangkitkan sebesar:

EA = K. ɸsisa. ɷ

Tegangan ini muncul pada terminal generator (Kira-kira 1 atau 2 Volt). Tetapi ketika tegangan
timbul di terminal tersebut, hal ini menyebabkan arus mengalir pada kumparan medan
generator, di mana VF= VT. Arus medan ini menghasilkan ggm pada kutub-kutubnya, yang
akan meningkatkan fluksnya. Peningkatan fluks ini juga meningkatkan ggl-nya EA ↑ dan juga
meningkatkan besarnya tegangan terminal VT. Ketika VT↑ menyebabkan If↑ meningkatkan
fluksnya. Proses ini terjadi berulang-ulang hingga steady state terpenuhi.
Pada saat beban generator meningkat Ib↑, maka dari persamaan (IA = Ifp + Ib ) IA↑. Peningkatan
IA, menyebabkan jatuh tegangan IA.RA↑ dari persamaan (VT = EA-IA.RA) VT↓. Hal ini sama
seperti yang terjadi pada generator berpenguatan terpisah. Namun ketika VT↓, If↓, hal ini
menyebabkan fluks mesin juga menurun, sehingga EA↓. Penurunan EA menyebabkan VT↓ lebih
jauh lagi.

Anda mungkin juga menyukai