MESIN LISTRIK
“GENERATOR DC SHUNT”
OLEH:
AZHAR L GUMANTI
15063030
DOSEN PEMBINA
Shunt
I. Tujuan
Mampu merangkai, menjalankan dan menganalisa beberapa karakteristik
Dimana :
Ea = Tegangan jangkar (Volt)
Ia = Arus jangkar (Ampere)
Ra = Tahanan jangkar (Ω) Vf = Tegangan medan
Vt = Tegangan terminal (Volt)
If = Arus medan (Ampere) (Volt)
RL = Tahanan beban (Ω) IL = Arus beban (Ampere)
Rf = Tahanan medan (Ω)
C = rumus-rumus
Pada generator DC shunt juga berlaku Konstanta sebagai berikut :
Φ = Fluks/kutub
2× π × n
Daya masukan pada generator adalah : nP = in Putaran
= . T (Watt).
60 (rpm)
Pout VNL−VFL
Efesien generator = ×100 , Voltage regulation (Vr) = ×100
Pin VFL
Dimana; VNL = Tegangan tanpa beban, VFL = tegangan beban penuh.
IV. Prosedur
1. Pengukuran karakteristik tanpa beban E = f(I f), sebagai contoh tegangan induksi
dikontrol konstan selama percobaan dan harus dicek secara terus menerus.
variasi 0.1 A mulai dari nol ke maksimum dan pada setiap variasi tegangan
setiap nilai catat If dan V. amati bahwa dengan perubahan arus penguatan
terdapat perbedaan akibat dari histerisis magetik dalam bagian besi esin.
Amati kecepatannya.
c. Ulangi pengukuran a dan b diatas untuk kecepatan 1200 rpm.
2. Pengukuran karakteristik teganagan luar U=f(IL) dengan penguatan shunt
Pada percobaan sebelumnya generator diberi penguat terpisah. Pada percobaan
mencapai 220 V. Setting dari shunt rheostat harus tetap selama pelaksanaan
Rmy)
c. Hidupkan switch S dan dengan resisitor beban RB variasikan arus beban IL
dengan variasi 1A sampai arus rating. Untuk masing-masing nilai baca arus
V. Diagram Rangkaian
If = 0.4 A If = 0.2 A
Penambahan n Pengurangan n Penambahan n Pengurangan n
n (rpm) V (V) n (rpm) V (V) n (rpm) V (V) n (rpm) V (V)
1000 161 1400 225 1000 135 1400 169
1100 178 1300 210 1100 138 1300 155
1200 192 1200 195 1200 148 1200 142
1300 210 1100 182 1300 159 1100 135
1400 225 1000 178 1400 169 1000 132
3) Table 1. Karakteristik berbeban (V = f(IL), I konstan (mls : 0.4 A), n = 1400 rpm)
Pengukuran Perhitungan
IL (A)
V (volt) Pout T (Nm) Pin η (%) VR (%)
62.395803 10513.207
1.5 2.12 320 3.5 512.855
9 5
69.870301 6.1320754
2 212 430 4.2 615.426
2 7
77.723939 9.7560975
3 205 615 5.4 791.262
7 6
81.487057
4 200 800 6.7 981.751
3
12.5
83.510831 18.421052
5 190 930 7.6 1113.628
3 6
Pengukuran Perhitungan
If (A)
V (volt) Pout T (Nm) Pin η (%) VR (%)
85.306763
0.05 58 100 0.8 117.224
1
77.994754 17.647058
0.1 85 160 1.4 205.142
9 8
83.411057
0.15 115 220 1.8 263.754
3
79.619645 3.4482758
0.2 145 280 2.4 351.672
6 6
75.069951
0.25 170 330 3 439.59
5
72.145148
0.3 190 370 3.5 512.855 0
2
71.934351
0.35 205 390 3.7 542.161
6
71.574454
0.4 215 430 4.1 600.773 0
9
68.245410
0.45 225 440 4.4 644.732
5
66.823631
0.5 235 470 4.8 703.344 0
1
VII. Analisa
1. Karakteristik tanpa beban
a. n = 1400 rpm dan n = 1200 rpm
Pada karakteristik tanpa beban ini dapat dilihat bahwa setiap
peningkatan nilai arus maka nilai tegangan yang dihasilkan meningkat. Seperti
pada n = 1400 rpm, ketika arus dinaikkan dari 0,0 - 0,5 A, dari percobaan nilai
tegangan terus meningkat yakni dari 20 – 235 V, begitu juga pada kecepatan n =
1200 rpm yakni dari 21 – 205 V. pada kondisi arus medan sama dengan nol pada
voltmeter sudah terbaca nilai tegangan ini disebabkan adanya magnet sisa,
sehingga ketika diputar tanpa ada arus pada medan yang mengalir, kumparan
medan sudah menghasilkan fluks. Dan juga mengapa ketika kecepatan 1200 dan
1400 rpm memiliki nilai tegangan yang berbeda ini dapat dijelaskan dari rumus
berikut :
Ea = K’ Φ nVT = Ea - IaRa
Dari rumus diatas dapat diliat antara tegangan induksi (E a) dan kecepatan
(n) berbanding lurus, sehingga semakan naik kecepatan putaran generator maka
nilai tegangan induksi menigkat yang dihasilkan semakin besar. Dengan naiknya
nilai tegangan induksi maka nilai teganagan total yang dihasilkan juga akan
meningkat.
Dan sebab mengapa dengan naiknya nilai arus medan maka nilai
tegangan yang dihasilkan juga meningkat ini dikarenakan, jika nilai tahanan
medan berkurang menyebabkan nilai arus medan menigkat, sehingga flux yang
dihasilkan mesin juga menigkat akibatnya nilai tegangan induksi yang dihasilkan
(Ea) juga menigkat. Dengan naiknya nilai Ea maka nilai VT juga akan meningkat.
nilai arus medannya yang dijaga konstan yakni pada nilai 0.4 dan 0.5 A dan
seperti pada nilai arus medan 0.4 A, dengan kecepatan putaran dari 1000 –
1400 rpm nilai tegangan terus naik yakni dari 161 – 225 V, begitu juga
maka nilai tegangan induksi juga meningkat dan dengan naiknya nilai
tegangan induksi maka nilai tegangan total (Vt) juga akan meningkat.
Dan juga dengan nilai arus medan yang dinaikkan maka nilai tegangan
yang dihasilkan juga akan meningkat. Ini bisa dibukikan dengan rumus
berikut :
If = Vf/Rf Ea = K Φ ω , sehingga Vt = Ea - IaRa.
Dengan naiknya nilai arus medan maka nilai tegangan yang dihasilkan
2. Berbeban
a. If = 0.4 dan n = 1400 rpm
Dengan semakin naiknya nilai pada beban maka nilai tahanan juga
akan semakin naik, sehingga tegangan V t akan meurun. Yang mana ini sudah
beban yang konstan maka nilai tegangan terus naik, yakni dari arus medan yang
bernilai 0.05 A – 0.5 A nilai tegangannya terus naik yakni dari 58 -235 V (seperti
terlihat pada grafik diabawah). Ini disebabkan dengan naiknya nilai arus medan
maka nilai tegangan yang dihasilkan juga meningkat ini dikarenakan, jika nilai
flux yang dihasilkan mesin juga menigkat akibatnya nilai tegangan induksi yang
dihasilkan (Ea) juga menigkat. Dengan naiknya nilai Ea maka nilai VT juga akan
meningkat.
VIII. Tugas
Soal :
1. Gambarkan karakteristik tanpa beban untuk penaikan atau penurunan I f pada
kecepatan n = 1400 rpm dan n = 1200 rpm secara berurutan pada diagram yang
axisnya
3. Pada percobaan penguatan terpisah tegangan menurun dengan kenaikan I L,
secara salah ?
Jawab :
1. Karakteristik tanpa beban
Ket :
a. Penaikan dan penurunan If, dengan n = 1400 rpm
250
V1 = kenaikan If
200
V2 = penurunan If
Tegangan (V)
150
100
50
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
If (A)
V1 (V) V2 (V)
200
Tegangan (V)
150
100
50
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
If (A)
V1 (V) V2 (V)
Ket :
V1 = kenaikan n
V2 = penurunan n
a. Penaikan dan penurunan n pada If = 0.4 A
180
160
140
120
Tegangan (V)
100
80
60
40
20
0
1000 1100 1200 1300 1400
n (rpm)
V1 (V) V2 (V)
V1 (V) V2 (V)
c. Karakteristik berbeban
If = 0.4 A dan n = 1400 rpm
1. Tegangan
2.12
1.5 2 3 4 5
IL (A)
V (vol t)
2. Daya Output
330
280
220
Pout
160
100
Pout
7.6
6.7
5.4
4.2
T (Nm)
3.5
1.5 2 3 4 5
IL (A)
T (Nm)
3. Tor
ka
IL = 2 A dan n = 1400 rpm
170
145
115
V (volt)
85
58
V (vol t)
1. Teg
angan
330
280
220
Pout
160
100
Pout
2. Da
ya output
2.4
1.8
T (Nm)
1.4
0.8
T (Nm)
3. Tor
ka
d. Berdasarkan percobaan didapati bahwa pada percobban dengan penguat
Tabel Nilai V ketika generator berbeban pada penguat shunt dan penguat terpisah
IL (A) V (volt)
1 128
V 2 123
IL (A)
(volt) 3 118
1.5 2.12 4 115
2 212 5 108
3 205
4 200
e. 5 190 Kondisi ini tidak ditemukan ketika percobaan, karna
tegangan yakni pada posisi nilai If = 0.0 A sudah memiliki nilai tegangan
medannya benar.
IX. Kesimpulan
1. Dengan kecepata putaran yang konstan,dengan dinaikkannya nilai arus medan
meningkat.
2. Dengan nilai tahanan medan yang konstan,dan nilai putaran semakin meningkat
X. Daftar Pustaka
Stephen, J. Chapman. 2005. Electric Machinery Fundamental. American : Mc Graw
Hils