Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

MESIN LISTRIK

“GENERATOR DC SHUNT”

OLEH:
AZHAR L GUMANTI

15063030

DOSEN PEMBINA

Hansi Effendi, ST, M.Kom.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
Fakultas Teknik-UNP Job Sheet 3
Jurusan : Teknik Elektro Mata Kuliah : Praktikum Mesin Listrik

Program : S1 Pendidikan Teknik Elektro


Waktu : Selasa/ 08:50 – 12:20 Judul : Generator DC Penguat

Shunt
I. Tujuan
Mampu merangkai, menjalankan dan menganalisa beberapa karakteristik

generator dc penguat shunt

II. Teori Singkat


Generator dc penguat shunt yaitu suatu generator arus searah yang sumber

arus kumparan medannya diambil dari generator sendiri. Kumparan medannya

dipasang pararel dengan kumparan jangkar

Pada generator DC shunt berlaku hubungan sebagai berikut :


Vt = Ea –Ia . Ra = If . Rf, Volt
Vt = Vsh
Ish = Vsh / Rsh Ampere
Ia = IL + Ish

Dimana :
Ea = Tegangan jangkar (Volt)
Ia = Arus jangkar (Ampere)
Ra = Tahanan jangkar (Ω) Vf = Tegangan medan
Vt = Tegangan terminal (Volt)
If = Arus medan (Ampere) (Volt)
RL = Tahanan beban (Ω) IL = Arus beban (Ampere)
Rf = Tahanan medan (Ω)
C = rumus-rumus
Pada generator DC shunt juga berlaku Konstanta sebagai berikut :
Φ = Fluks/kutub
2× π × n
Daya masukan pada generator adalah : nP = in Putaran
= . T (Watt).
60 (rpm)
Pout VNL−VFL
Efesien generator = ×100 , Voltage regulation (Vr) = ×100
Pin VFL
Dimana; VNL = Tegangan tanpa beban, VFL = tegangan beban penuh.

III. Alat dan Bahan 6. IB = Ammeter 12 A


7. Im = ammeter 1 A
8. V = Voltmeter 300 V
9. S = Switch TO 30
1. M = Torsi meter listrik MV 100
2. G = Mesin DC MV 120
3. TG = Tachometer generator MV 153
4. Rmy = Shunt rheostat TS 500/440
5. RB = Resistor beban TB 40

IV. Prosedur
1. Pengukuran karakteristik tanpa beban E = f(I f), sebagai contoh tegangan induksi

tanpa beban sebagai fungsi dari arus penguatan.


a. Atur torsi meter hingga kecepatannya 1400 rpm. Kecepatan ini harus

dikontrol konstan selama percobaan dan harus dicek secara terus menerus.

Switch S harus pada posisi off. Variasikan tegangan penguatan I f dengan

variasi 0.1 A mulai dari nol ke maksimum dan pada setiap variasi tegangan

catat If dan tegangan indusi yang terbaca pada voltmeter V. masukkan

nilainnya pada table .


b. Selanjutnya variasikan arus penguatan dari maksimum ke nol dan untuk

setiap nilai catat If dan V. amati bahwa dengan perubahan arus penguatan

dari minimum ke maksimum kemudian dari maksimum ke minimum akan

terdapat perbedaan akibat dari histerisis magetik dalam bagian besi esin.

Amati kecepatannya.
c. Ulangi pengukuran a dan b diatas untuk kecepatan 1200 rpm.
2. Pengukuran karakteristik teganagan luar U=f(IL) dengan penguatan shunt
Pada percobaan sebelumnya generator diberi penguat terpisah. Pada percobaan

penguatan shunt, rangkaian penguatan dipindahkan dari tegangan konstan DC

220 V konstan ke tegangan generator


a. Pastikan bahwa switch S pada posisi off, jalankan torsi meter dan atur

kecepatannya 1400 rpm. Kecepatan ini harus dikontrol konstan selama

percobaan dan harus dicek dari waktu ke waktu.


b. Atur shunt rheostat Rmy dari generator DC sehingga teganagan generator

mencapai 220 V. Setting dari shunt rheostat harus tetap selama pelaksanaan

percobaan (jika generator tidak menghasilkan tegangan, geser shunt rheostat

Rmy)
c. Hidupkan switch S dan dengan resisitor beban RB variasikan arus beban IL

dengan variasi 1A sampai arus rating. Untuk masing-masing nilai baca arus

dan tegangan V. Cek kecepatan dan jangan ubah shunt rheostat R my

V. Diagram Rangkaian

Catatan IB = IL = Arus beban (Ampere), RB = RL = Tahanan beban (Ohm), I m = IL = Arus

medan (Ampere), Rmy = Rf = Tahanan medan (Ampere).

VI. Table Percobaan


1) Rating generator DC MV153
Likstromsgenerator 1,2 Kw 1400 r/min
Likstromsmotor 1,0 Kw 1400 r/min
Seriemotor 1,0 kw 1150 r/min
Rating kumparan jangkar : V = 220 V, I = 6,0 A
Rating kumparan medan : V = 220 V, I = 0,55 A
Tempklass : 130 °C 30 min kont
IEC34-1 IP 23 No 5645
2) Table 1. Karakteristik tanpa beban (V = f(If), n= konstan)

n = 1400 rpm n = 1200 rpm


Penambahan If Pengurangan If Penambahan If Pengurangan If
If (A) V (V) If (A) V (V) If (A) V (V) If (A) V (V)
0.0 20 0.5 235 0.0 21 0.5 205
0.1 100 0.4 225 0.1 85 0.4 195
0.2 150 0.3 205 0.2 125 0.3 175
0.3 190 0.2 167 0.3 170 0.2 145
0.4 215 0.1 110 0.4 190 0.1 90
0.5 235 0.0 28 0.5 205 0.0 21

Table 2. Karakteristik tanpa beban (V = f(n),If = konstan)

If = 0.4 A If = 0.2 A
Penambahan n Pengurangan n Penambahan n Pengurangan n
n (rpm) V (V) n (rpm) V (V) n (rpm) V (V) n (rpm) V (V)
1000 161 1400 225 1000 135 1400 169
1100 178 1300 210 1100 138 1300 155
1200 192 1200 195 1200 148 1200 142
1300 210 1100 182 1300 159 1100 135
1400 225 1000 178 1400 169 1000 132

3) Table 1. Karakteristik berbeban (V = f(IL), I konstan (mls : 0.4 A), n = 1400 rpm)

Pengukuran Perhitungan
IL (A)
V (volt) Pout T (Nm) Pin η (%) VR (%)
62.395803 10513.207
1.5 2.12 320 3.5 512.855
9 5
69.870301 6.1320754
2 212 430 4.2 615.426
2 7
77.723939 9.7560975
3 205 615 5.4 791.262
7 6
81.487057
4 200 800 6.7 981.751
3
12.5
83.510831 18.421052
5 190 930 7.6 1113.628
3 6

1) Table 2. Karakteristik berbeban (V = f(If), I konstan (mls : 2 A), n = 1400 rpm)

Pengukuran Perhitungan
If (A)
V (volt) Pout T (Nm) Pin η (%) VR (%)
85.306763
0.05 58 100 0.8 117.224
1
77.994754 17.647058
0.1 85 160 1.4 205.142
9 8
83.411057
0.15 115 220 1.8 263.754
3
79.619645 3.4482758
0.2 145 280 2.4 351.672
6 6
75.069951
0.25 170 330 3 439.59
5
72.145148
0.3 190 370 3.5 512.855 0
2
71.934351
0.35 205 390 3.7 542.161
6
71.574454
0.4 215 430 4.1 600.773 0
9
68.245410
0.45 225 440 4.4 644.732
5
66.823631
0.5 235 470 4.8 703.344 0
1

VII. Analisa
1. Karakteristik tanpa beban
a. n = 1400 rpm dan n = 1200 rpm
Pada karakteristik tanpa beban ini dapat dilihat bahwa setiap

peningkatan nilai arus maka nilai tegangan yang dihasilkan meningkat. Seperti

pada n = 1400 rpm, ketika arus dinaikkan dari 0,0 - 0,5 A, dari percobaan nilai

tegangan terus meningkat yakni dari 20 – 235 V, begitu juga pada kecepatan n =

1200 rpm yakni dari 21 – 205 V. pada kondisi arus medan sama dengan nol pada

voltmeter sudah terbaca nilai tegangan ini disebabkan adanya magnet sisa,

sehingga ketika diputar tanpa ada arus pada medan yang mengalir, kumparan

medan sudah menghasilkan fluks. Dan juga mengapa ketika kecepatan 1200 dan

1400 rpm memiliki nilai tegangan yang berbeda ini dapat dijelaskan dari rumus

berikut :
Ea = K’ Φ nVT = Ea - IaRa
Dari rumus diatas dapat diliat antara tegangan induksi (E a) dan kecepatan

(n) berbanding lurus, sehingga semakan naik kecepatan putaran generator maka

nilai tegangan induksi menigkat yang dihasilkan semakin besar. Dengan naiknya
nilai tegangan induksi maka nilai teganagan total yang dihasilkan juga akan

meningkat.
Dan sebab mengapa dengan naiknya nilai arus medan maka nilai

tegangan yang dihasilkan juga meningkat ini dikarenakan, jika nilai tahanan

medan berkurang menyebabkan nilai arus medan menigkat, sehingga flux yang

dihasilkan mesin juga menigkat akibatnya nilai tegangan induksi yang dihasilkan

(Ea) juga menigkat. Dengan naiknya nilai Ea maka nilai VT juga akan meningkat.

Ini dapat dilihat dari rumus berikut :


If = Vf/Rf Ea = K Φ ω , sehingga Vt = Ea - IaRa
b. If = 0.4 A dan If = 0.2 A
Sama halnya dengan penjelasan diatas, namun pada percobaan ini

nilai arus medannya yang dijaga konstan yakni pada nilai 0.4 dan 0.5 A dan

kecepatan putaran generator yang divariabelkan. Dari percobaan diketahui

semakin meningkatnya kecepatan maka nilai tegangan akan meningkat,

seperti pada nilai arus medan 0.4 A, dengan kecepatan putaran dari 1000 –

1400 rpm nilai tegangan terus naik yakni dari 161 – 225 V, begitu juga

dengan If = 0.2 A, dari nilai tegangan 135 – 169 A.


Ini dapat dibuktikan dari rumus berikut :
Ea = K’ Φ nVT = Ea - IaRa
Dari rumus diatas dapat diketahui semakin tingginya nilai putaran (n)

maka nilai tegangan induksi juga meningkat dan dengan naiknya nilai

tegangan induksi maka nilai tegangan total (Vt) juga akan meningkat.
Dan juga dengan nilai arus medan yang dinaikkan maka nilai tegangan

yang dihasilkan juga akan meningkat. Ini bisa dibukikan dengan rumus

berikut :
If = Vf/Rf Ea = K Φ ω , sehingga Vt = Ea - IaRa.
Dengan naiknya nilai arus medan maka nilai tegangan yang dihasilkan

juga meningkat ini dikarenakan, jika nilai tahanan medan berkurang


menyebabkan nilai arus medan menigkat, sehingga flux yang dihasilkan mesin

juga menigkat akibatnya nilai tegangan induksi yang dihasilkan (E a) juga

menigkat. Dengan naiknya nilai Ea maka nilai VT juga akan meningkat

2. Berbeban
a. If = 0.4 dan n = 1400 rpm
Dengan semakin naiknya nilai pada beban maka nilai tahanan juga

akan semakin naik, sehingga tegangan V t akan meurun. Yang mana ini sudah

dijelaskna pada pembahasan diatas.


b. IL = 2 A dan n = 1400 rpm
Pada percobaan didapati semakin naiknya arus medan dengan nilai arus

beban yang konstan maka nilai tegangan terus naik, yakni dari arus medan yang

bernilai 0.05 A – 0.5 A nilai tegangannya terus naik yakni dari 58 -235 V (seperti

terlihat pada grafik diabawah). Ini disebabkan dengan naiknya nilai arus medan

maka nilai tegangan yang dihasilkan juga meningkat ini dikarenakan, jika nilai

tahanan medan berkurang menyebabkan nilai arus medan menigkat, sehingga

flux yang dihasilkan mesin juga menigkat akibatnya nilai tegangan induksi yang

dihasilkan (Ea) juga menigkat. Dengan naiknya nilai Ea maka nilai VT juga akan

meningkat.

VIII. Tugas
Soal :
1. Gambarkan karakteristik tanpa beban untuk penaikan atau penurunan I f pada

kecepatan n = 1400 rpm dan n = 1200 rpm secara berurutan pada diagram yang

sama dengan If sebagai axisnya.


2. Gambarkan karakteristik tegangan luar untuk penguatan shunt dengan I L sebagai

axisnya
3. Pada percobaan penguatan terpisah tegangan menurun dengan kenaikan I L,

kenapa tegangan menurun lebih banyak pada penguatan shunt dibandingkan

pada penguatan terpisah ?


4. Kenapa generator tidakmenghasilkan tegangan jika arus medannya terkoneksi

secara salah ?

Jawab :
1. Karakteristik tanpa beban
Ket :
a. Penaikan dan penurunan If, dengan n = 1400 rpm
250
V1 = kenaikan If
200
V2 = penurunan If
Tegangan (V)

150

100

50

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
If (A)

V1 (V) V2 (V)

b. Penaikan dan penurunan If, dengan n = 1200 rpm


250

200
Tegangan (V)

150

100

50

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
If (A)

V1 (V) V2 (V)

Ket :

V1 = kenaikan n

V2 = penurunan n
a. Penaikan dan penurunan n pada If = 0.4 A
180
160
140
120
Tegangan (V)

100
80
60
40
20
0
1000 1100 1200 1300 1400
n (rpm)

V1 (V) V2 (V)

b. Penaikan dan penurunan n pada If = 0.2 A


180 Ket :
160
140 V1 = kenaikan n
120
V2 = penurunan n
Tegangan (V)
100
80
60
40
20
0
1000 1100 1200 1300 1400
n (rpm)

V1 (V) V2 (V)

c. Karakteristik berbeban
If = 0.4 A dan n = 1400 rpm
1. Tegangan

212 205 200


190
V (Volt)

2.12
1.5 2 3 4 5
IL (A)

V (vol t)
2. Daya Output
330

280

220
Pout

160

100

0.05 0.1 0.15 0.2 0.25


IL (A)

Pout

7.6
6.7

5.4

4.2
T (Nm)

3.5

1.5 2 3 4 5
IL (A)

T (Nm)
3. Tor

ka
IL = 2 A dan n = 1400 rpm
170

145

115
V (volt)

85

58

0.05 0.1 0.15 0.2 0.25


If (A)

V (vol t)
1. Teg

angan
330
280

220

Pout
160

100

0.05 0.1 0.15 0.2 0.25


If (A)

Pout
2. Da

ya output

2.4

1.8
T (Nm)

1.4

0.8

0.05 0.1 0.15 0.2 0.25


If (A)

T (Nm)
3. Tor

ka
d. Berdasarkan percobaan didapati bahwa pada percobban dengan penguat

terpisah dan penguat shunt, ternyata nilai tegangan yang dihasilkan

ketika berbeban lebih besar dibanding dalam kondisi penguat terpisah.

Ini bisa dilihat dari dua table berikut.

Tabel Nilai V ketika generator berbeban pada penguat shunt dan penguat terpisah

IL (A) V (volt)
1 128
V 2 123
IL (A)
(volt) 3 118
1.5 2.12 4 115
2 212 5 108
3 205
4 200
e. 5 190 Kondisi ini tidak ditemukan ketika percobaan, karna

pada saat percobaan ketika arus medan mengalir sudah menghasilkan

tegangan yakni pada posisi nilai If = 0.0 A sudah memiliki nilai tegangan

20 V, ketika arus medannya sama dengan 0.1 A nilai tegangan yang

dihasilkan adalah 100 V. ini mengindikasikan bahwa koneksi arus

medannya benar.

IX. Kesimpulan
1. Dengan kecepata putaran yang konstan,dengan dinaikkannya nilai arus medan

maka nilai tegangan yang dihasilkan generator DC penguat shnt semakin

meningkat.
2. Dengan nilai tahanan medan yang konstan,dan nilai putaran semakin meningkat

maka nilai tegangan yang dihasilkan generator juga meningkat.


3. Semakin naiknya nilai arus beban / tahanan beban, maka nilai tegangan yang

dihasilkan juga akan berkurang


4. Dengan nilai arus beban yang konstan,dan nilai arus medan semakin meningkat

maka nilai tegangan yang dihasilkan generator juga meningkat.

X. Daftar Pustaka
Stephen, J. Chapman. 2005. Electric Machinery Fundamental. American : Mc Graw

Hils

Anda mungkin juga menyukai