Anda di halaman 1dari 10

Praktik Elektronika Daya

“PENYEARAH TERKONTROL SATU PHASA GELOMBANG PENUH


(SINGLE PHASE CONTROLLED FULL-WAVE RECTIFIER)”

Nama : Rafli Maulana Abdullah


Kelas : 2 LB D3 Elektro Industri
NRP : 2321500037
Dosen : Prof. Novie Ayub Windarko S.T., M.T, Ph.D.

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
TAHUN 2022
PERCOBAAN 6

PENYEARAH TERKONTROL SATU PHASA GELOMBANG PENUH


(SINGLE PHASE CONTROLLED FULL-WAVE RECTIFIER)

I. TUJUAN
1. Praktikan dapat memahami prinsip dasar penyearah terkontrol satu phasa gelombang
penuh.
2. Praktikan dapat memahami karakteristik penyearah terkontrol satu phasa gelombang
penuh untuk beberapa beban.

I.2 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Praktikan dapat menganalisa dan menyimpulkan hasil percobaan.
2. Praktikan dapat mengetahui karakteristik dan performasi rangkaian.

II. TEORI DASAR


Rangkaian penyearah terkontrol satu phasa gelombang penuh dengan beban resistor
dapat dilihat pada Gambar 32. Rangkaian ini dapat mengatur tegangan output dengan mengatur
sudut penyalaan SCR.
Untuk rangkaian penyearah jembatan terkontrol satu phasa gelombang penuh, Ketika
setengah siklus positif dari tegangan sumber, pasangan SCR T1 dan T2 jika diberikan sinyal
trigger dengan sudut α akan on, sehingga arus akan mengalilr ke beban dan tegangan output
pada beban seperti ditunjukkan pada Gambar 33.

Gambar 32. Rangkaian penyearah terkontrol satu phasa gelombang penuh dengan beban
resistor

Untuk setengah siklus negatif dari tegangan sumber, pasangan SCR T3 dan T4 jika
diberikan sinyal trigger dengan sudut α juga akan on, sehingga arus positif akan mengalir ke
beban dan tegangan output pada beban seperti ditunjukkan pada Gambar 33.

Tegangan output dc adalah :


V V s(max )
Vo (dc) = m [ 1+cosα ] = [1+cosα ] (27)
π π

Dan tegangan output rms adalah :


√ α sin 2 α
Vo (rms) = V s (rms) 1− +
π 2π
(28)

Gambar 33. Bentuk gelombang rangkaian penyearah terkontrol satu phasa gelombang penuh
dengan beban resistor.

III. RANGKAIAN PERCOBAAN

Rangkaian percobaan penyearah terkontrol satu phasa gelombang penuh dapat dilihat
pada Gambar 34.

Gambar 34. Rangkaian penyearah terkontrol satu phasa gelombang penuh dengan beban
resistor
IV. ALAT DAN KOMPONEN
1. Modul Single Phase Controlled Full-Wave Rectifier 1 buah
2. Lampu pijar 100 V-120 V; 100 Watt 1 buah
3. Voltmeter AC/DC (Digital) 1 buah
4. Ammeter DC (Analog) 1 buah
5. Ammeter AC (Digital) 1 buah
6. Harmonics Analyzer Fluke 41B/43B 1 buah
7. Osiloskop 1 buah
8. Kabel secukupnya

V. LANGKAH PERCOBAAN
1. Siapkan alat dan komponen yang dibutuhkan
2. Buat rangkaian seperti pada Gambar 34.
3. Hitung konversi sudut α ke dalam div, kemudian atur potensiometer pengatur sudut α
untuk mendapatkan nilai yang diinginkan.
4. Ukur tegangan input rms, arus input rms, tegangan output dc, arus output dc, tegangan
output rms, dan arus output rms.
5. Amati bentuk tegangan input dan tegangan output dengan osiloskop. Gambar di kertas
milimeter.
6. Bandingkan hasil pengukuran untuk beberapa data.
7. Tentukan prosentase perbedaan hasil pengukuran dengan teir.
8. Hitung parameter karakteristik rangkaian, buat Analisa dan kesimpulan.

VI. DATA PENGUKURAN

α Vs(rms) Vo(dc)prak Vo(dc)teori Vo(rms)prak Vo(rms)teori FF RF η


(Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (% )
45o 30,88 23,72 22,82 29,44 28,30 1,24 0,73 64,9
60o 31,07 20,35 21,008 27,86 27,9 1,36 0,92 53,3
75o 31,33 17,01 18,43 25,508 26,47 1,49 1,1 44,4
90o 31,59 12,44 15,27 22,33 23,59 1,79 1,48 31,03

Gambar Gelombang Osiloskop


 Data ke-1
Vo(dc)prak
Vs (rms)

 Data ke-2
Vo(dc)prak

Vs (rms)
 Data ke-3
Vo(dc)prak

Vs (rms)

 Data ke-4
Vo(dc)prak
Vs (rms)

VII. ANALISA PERHITUNGAN


V s (max )
 Perhitungan Vo(dc) teori dengan rumus : Vo (dc) = (1+ cos α )
π
42
1. Vo (dc) = ( 1+cos 45o ) =22,82 Volt
π

44
2. Vo (dc) = ( 1+cos 60 o )=21,008 Volt
π

46
3. Vo (dc) = ( 1+cos 75o ) =18,43 Volt
π

48
4. Vo (dc) = ( 1+ cos 90o ) =15,27 Volt
π
Osciloscope :
√ α sin 2 α
 Perhitungan Vo(rms) prak dengan rumus : V s (rms) 1− +
π 2π

Probe = 10
Vmax = jumlah div vertikal x probe x volt/div
1. Vmax = 2,1÷× 2Volt /¿ × 10=42V


o o
Vo (rms) = 30,88 1− 45 + sin 90 =29,44 V
π 2π

2. Vmax = 2,2÷× 2Volt /¿ × 10=44 V


o o
Vo (rms) = 31,07 1− 60 + sin 120 =27,86V
π 2π

3. Vmax = 2,3÷×2 Volt /¿× 10=46 V


o o
Vo (rms) = 31,33 1− 75 + sin 150 =25,508 V
π 2π

4. Vmax = 2,4÷×2 Volt /¿ ×10=48 V


o o
Vo (rms) = 31,59 1− 90 + sin 180 =22,33 V
π 2π

√ α sin 2 α
 Perhitungan Vo (rms) teori dengan rumus : Vo (rms) teori = V s (rms) 1− +
π 2π


o o
1. Vo(rms) teori = 29,69 1− 45 + sin 90 =28,30 V
π 2π


o o
2. Vo(rms) teori = 31,11 1− 60 + sin 120 =27,9 V
π 2π


o o
3. Vo(rms) teori = 32,52 1− 75 + sin 150 =26,47 V
π 2π


o o
4. Vo(rms) teori = 33,94 1− 90 + sin180 =23,59 V
π 2π

V o(rms)
 Perhitungan FF dengan rumus :
V o(dc)
29,44
1. FF = = 1,24
23,72

27,86
2. FF = = 1,36
20,35

25,508
3. FF = = 1,49
17,01
22,33
4. FF = = 1,79
12,44

 Perhitungan RF dengan rumus : √ ( FF)2−1


1. RF = √ (1,24)2 −1=0,73
2. RF = √ (1,36)2−1=0,92
3. RF = √ ( 1,49 )2−1=1,1
4. RF = √ (1,79)2−1=1,48

2
V 0 ( dc )
 Perhitungan efisiensi (η ¿ dengan rumus : 2
V 0 (rms )
(23,72)2
1. η= 2
×100 %=64,9 %
(29,44)
(20,35)2
2. η= ×100 %=53,3 %
(27,86)2

(17,01)2
3. η= ×100 %=44,4 %
(25,508)2

2
(12,44)
4. η= ×100 %=31,03 %
(22,33)2

VIII. ANALISA NON PERHITUNGAN


Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari rangkaian penyearah terkontrol
satu phasa gelombang penuh. Dalam rangkaian ini, sudut α memiliki pengaruh terhadap
tegangan output. Untuk rangkaian penyearah jembatan terkontrol satu phasa gelombang
penuh, ketika setengah siklus positif dari tegangan sumber, pasangan SCR T1 dan T2 jika
diberikan sinyal trigger dengan sudut α akan on, sehingga arus akan mengalir ke beban dan
tegangan output pada beban.

Praktikum dilakukan menggunakan modul penyearah terkontrol satu phasa yang


dihubungkan ke kotak kontak. Sebelum melakukan percobaan diharapkan untuk melakukan
kalibrasi terhadap osiloskop yang akan digunakan. Setelah dikalibrasi, osiloskop
dihubungkan ke modul penyearah terkontrol satu phasa. Lalu untuk mengatur besar sudut α
dapat dengan memutar potensio pada modul.

Dengan catatan, diketahui frekuensi 50 Hz, maka periodenya 20 ms. Jika ditampilkan pada
osiloskop dengan menggunakan time/div = 5 ms, maka periode terdiri dari 4 Division. Lalu
untuk memudahkan dalam mengatur sudut α (alpha), dapat dengan menggunakan cursor
mode yang ada pada osiloskop. Sehingga setelah menggunakan rumus konversi sudut ke
dalam division, nilai yang dihasilkan dikalikan dengan time/div pada osiloskop lalu kita
sesuaikan dengan cursor mode (penggaris) pada osiloskop. Setelah melakukan percobaan
dapat kita ketahui bahwa Sudut α (alpha) mempengaruhi nilai tegangan output, semakin
besar sudut alpha yang digunakan maka semakin kecil nilai tegangan output yang
dihasilkan atau semakin kecil sudut alpha yang digunakan maka akann semakin besar
tegangan output yang dihasilkan.

IX. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan penyearah terkontrol satu phasa setengah gelombang dapat
disimpulkan bahwa:
1. SCR atau thyristor digunakan sebagai saklar elektronik yang mengalirkan arus hanya
satu arah saja. Tidak seperti dioda, SCR tidak akan on, jika tidak diberi arus gate, yang
menjadi dasar SCR bisa dikontrol kapan mulai konduksi.
2. Ketika setengah siklus positif dari tegangan sumber dan pada terminal gate SCR
diberikan pulsa trigger dengan sudut penyalaan α (firing angle/delay angle) , SCR akan
on atau forward biased (bias maju), sehingga arus akan mengalir dan tegangan output
pada beban.
3. Untuk setengah siklus negatif dari tegangan sumber, SCR akan off secara alamiah,
sehingga arus menjadi nol (tidak mengalir) dan tegangan output pada beban sama
dengan nol.
4. Efisiensi dari alat-alat praktikum cukup baik menurut perhitungan menggunakan rumus
efisiensi.

Anda mungkin juga menyukai