I. TUJUAN
1. Praktikan dapat memahami prinsip dasar penyearah terkontrol satu phasa gelombang
penuh.
2. Praktikan dapat memahami karakteristik penyearah terkontrol satu phasa gelombang
penuh untuk beberapa beban.
Gambar 32. Rangkaian penyearah terkontrol satu phasa gelombang penuh dengan beban
resistor
Untuk setengah siklus negatif dari tegangan sumber, pasangan SCR T3 dan T4 jika
diberikan sinyal trigger dengan sudut α juga akan on, sehingga arus positif akan mengalir ke
beban dan tegangan output pada beban seperti ditunjukkan pada Gambar 33.
Gambar 33. Bentuk gelombang rangkaian penyearah terkontrol satu phasa gelombang penuh
dengan beban resistor.
Rangkaian percobaan penyearah terkontrol satu phasa gelombang penuh dapat dilihat
pada Gambar 34.
Gambar 34. Rangkaian penyearah terkontrol satu phasa gelombang penuh dengan beban
resistor
IV. ALAT DAN KOMPONEN
1. Modul Single Phase Controlled Full-Wave Rectifier 1 buah
2. Lampu pijar 100 V-120 V; 100 Watt 1 buah
3. Voltmeter AC/DC (Digital) 1 buah
4. Ammeter DC (Analog) 1 buah
5. Ammeter AC (Digital) 1 buah
6. Harmonics Analyzer Fluke 41B/43B 1 buah
7. Osiloskop 1 buah
8. Kabel secukupnya
V. LANGKAH PERCOBAAN
1. Siapkan alat dan komponen yang dibutuhkan
2. Buat rangkaian seperti pada Gambar 34.
3. Hitung konversi sudut α ke dalam div, kemudian atur potensiometer pengatur sudut α
untuk mendapatkan nilai yang diinginkan.
4. Ukur tegangan input rms, arus input rms, tegangan output dc, arus output dc, tegangan
output rms, dan arus output rms.
5. Amati bentuk tegangan input dan tegangan output dengan osiloskop. Gambar di kertas
milimeter.
6. Bandingkan hasil pengukuran untuk beberapa data.
7. Tentukan prosentase perbedaan hasil pengukuran dengan teir.
8. Hitung parameter karakteristik rangkaian, buat Analisa dan kesimpulan.
Data ke-2
Vo(dc)prak
Vs (rms)
Data ke-3
Vo(dc)prak
Vs (rms)
Data ke-4
Vo(dc)prak
Vs (rms)
44
2. Vo (dc) = ( 1+cos 60 o )=21,008 Volt
π
46
3. Vo (dc) = ( 1+cos 75o ) =18,43 Volt
π
48
4. Vo (dc) = ( 1+ cos 90o ) =15,27 Volt
π
Osciloscope :
√ α sin 2 α
Perhitungan Vo(rms) prak dengan rumus : V s (rms) 1− +
π 2π
Probe = 10
Vmax = jumlah div vertikal x probe x volt/div
1. Vmax = 2,1÷× 2Volt /¿ × 10=42V
√
o o
Vo (rms) = 30,88 1− 45 + sin 90 =29,44 V
π 2π
√
o o
Vo (rms) = 31,07 1− 60 + sin 120 =27,86V
π 2π
√
o o
Vo (rms) = 31,33 1− 75 + sin 150 =25,508 V
π 2π
√
o o
Vo (rms) = 31,59 1− 90 + sin 180 =22,33 V
π 2π
√ α sin 2 α
Perhitungan Vo (rms) teori dengan rumus : Vo (rms) teori = V s (rms) 1− +
π 2π
√
o o
1. Vo(rms) teori = 29,69 1− 45 + sin 90 =28,30 V
π 2π
√
o o
2. Vo(rms) teori = 31,11 1− 60 + sin 120 =27,9 V
π 2π
√
o o
3. Vo(rms) teori = 32,52 1− 75 + sin 150 =26,47 V
π 2π
√
o o
4. Vo(rms) teori = 33,94 1− 90 + sin180 =23,59 V
π 2π
V o(rms)
Perhitungan FF dengan rumus :
V o(dc)
29,44
1. FF = = 1,24
23,72
27,86
2. FF = = 1,36
20,35
25,508
3. FF = = 1,49
17,01
22,33
4. FF = = 1,79
12,44
2
V 0 ( dc )
Perhitungan efisiensi (η ¿ dengan rumus : 2
V 0 (rms )
(23,72)2
1. η= 2
×100 %=64,9 %
(29,44)
(20,35)2
2. η= ×100 %=53,3 %
(27,86)2
(17,01)2
3. η= ×100 %=44,4 %
(25,508)2
2
(12,44)
4. η= ×100 %=31,03 %
(22,33)2
Dengan catatan, diketahui frekuensi 50 Hz, maka periodenya 20 ms. Jika ditampilkan pada
osiloskop dengan menggunakan time/div = 5 ms, maka periode terdiri dari 4 Division. Lalu
untuk memudahkan dalam mengatur sudut α (alpha), dapat dengan menggunakan cursor
mode yang ada pada osiloskop. Sehingga setelah menggunakan rumus konversi sudut ke
dalam division, nilai yang dihasilkan dikalikan dengan time/div pada osiloskop lalu kita
sesuaikan dengan cursor mode (penggaris) pada osiloskop. Setelah melakukan percobaan
dapat kita ketahui bahwa Sudut α (alpha) mempengaruhi nilai tegangan output, semakin
besar sudut alpha yang digunakan maka semakin kecil nilai tegangan output yang
dihasilkan atau semakin kecil sudut alpha yang digunakan maka akann semakin besar
tegangan output yang dihasilkan.
IX. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan penyearah terkontrol satu phasa setengah gelombang dapat
disimpulkan bahwa:
1. SCR atau thyristor digunakan sebagai saklar elektronik yang mengalirkan arus hanya
satu arah saja. Tidak seperti dioda, SCR tidak akan on, jika tidak diberi arus gate, yang
menjadi dasar SCR bisa dikontrol kapan mulai konduksi.
2. Ketika setengah siklus positif dari tegangan sumber dan pada terminal gate SCR
diberikan pulsa trigger dengan sudut penyalaan α (firing angle/delay angle) , SCR akan
on atau forward biased (bias maju), sehingga arus akan mengalir dan tegangan output
pada beban.
3. Untuk setengah siklus negatif dari tegangan sumber, SCR akan off secara alamiah,
sehingga arus menjadi nol (tidak mengalir) dan tegangan output pada beban sama
dengan nol.
4. Efisiensi dari alat-alat praktikum cukup baik menurut perhitungan menggunakan rumus
efisiensi.